Upload
teddy-kris
View
63
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL PRAKTIKUM
MATA KULIAH PILIHAN BIOENERGI
I. JUDUL PENELITIAN
Pembuatan bioetanol dari Jerami Padi
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai
negara di dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam.
Tidak hanya pada negara - negara maju, tetapi juga di negara berkembang
seperti Indonesia.
Untuk mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar minyak bumi
(BBM) pada masa yang akan datang. Saat ini telah dikembangkan
pemanfaatan etanol sebagai sumber energi terbarukan, contohnya untuk
pembuatan bioetanol dan gasohol.
Bioetanol merupakan etanol yang berasal dari sumber hayati, misalnya
tebu: nira sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, jagung, jerami, bonggol
jagung dan kayu. Bahan baku pembuatan bioetanol terdiri dari bahan -
bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa dan selulosa.
Jerami merupakan salah satu bahan baku pembuatan bioetanol yang
mengandung selulosa. Disamping itu pemanfaatan limbah jerami belum
optimal, biasanya jerami digunakan untuk pakan ternak dan sisanya
dibiarkan membusuk atau dibakar. Dengan demikian jerami dapat diolah
menjadi bioetanol.
Jerami tersebut dapat diolah menjadi bioetanol dengan cara hidrolisa
dan fermentasi dengan menarnbahkan yeast.
III. PERUMUSAN MASALAH
Jerami padi yang jumlahnya melimpah dan pemanfaatannya yang
kurang baik menjadikan jerami sebagai limbah pertanian terbesar di
Indonesia. Sejauh ini, pemanfaatan jerami padi sebagian besar hanya untuk
pakan ternak dan pembuatan pupuk. . Penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan produksi bioetanol dari berbagai biomassa terus dikembangkan,
baik penelitian yang berkaitan dengan enzim yang digunakan maupun
1
penelitian yang berkaitan dengan sumber bahan baku. Hingga kini belum
ada penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan jerami padi sebagai
bahan baku pembuatan bioetanol sehingga variabel berpengaruh pada
proses hidrolisa serta kondisi optimum proses hidrolisa jerami padi belum
dapat ditentukan.
IV. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
a) Berusaaha meneliti energi alternatif yang berasal dari bahan-bahan
yang sekiranya tidak bernilai ekonomis. Seperti pada jeraami yang
menjadi objek penelitin kami.
b) Secara tak langsung, usaha kami juga turut mendukung
pengembangan biofuel (bahan bakar bio) sebagaai bahan bakar
biomassa yangt daapat terbarukan.
c) Mamahami langkah-langkah pembuatan bioetanol itu sendiri sehingga
kelak suatu saat bisa dimaanfaaatkan baik diri sendiri maupun orang
lain.
d) Mempraktikkan serta dapat menganalisis segala proses yang terjadi
dalam pembuatan bioetanol sesuai dengan ilmu-ilmu yang telah
didapat dalam bangku perkuliahan.
V. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Bioenergi
Bioenergi adalah bahan bakar alternatif yang prospektif untuk
dikembangkan, tidak hanya karena harga minyak bumi dunia melonjak
naik seperti sekarang ini, tetapi juga karena terbatasnya produksi
minyak bumi Indonesia. Ketersediaan energi fosil yang diramalkan
tidak akan berlangsung lama lagi memerlukan solusi yang tepat, yakni
dengan mencari sumber energi alternatif. Sekarang ini tersedia beberapa
jenis energi pengganti minyak bumi yang ditawarkan, antara lain tenaga
baterai (fuel cells), panas bumi (geo-thermal), tenaga laut (ocean
power), tenaga matahari (solar power), tenaga angin (wind power), batu
2
bara, nuklir, gas, fusi dan biofuel. Di antara jenis-jenis energi alternatif
tersebut, bioenergi dirasa cocok untuk mengatasi masalah energi.
5.2 Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan
umumnya menggunakan proses farmentasi. Etanol atau ethyl alkohol
C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis
(biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara
yang besar bila bocor.
Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar minyak mempunyai
banyak kelebihan dibandingkan dengan energi alternatif lain. Etanol
merupakan bahan bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan
timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin. Selain itu etanol
memilki kandungan oksigen yang tinggi sehingga proses pembakaran
yang terjadi lebih sempurna yang menyebabkan emisi akibat
karbonmonoksida pun berkurang.
Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen
dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai derivat senyawa
hidrokarbon yang mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH.
Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah
terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala
perbandingan..
a. Sifat - sifat fisik etanol
Rumus molekul : C2H5OH
BM : 46,07 gram/mol
Titik didih pada 760 mmHg : 78,4°C
Titik beku : - 112°C
Densitas : 0, 789 gr/ml pada 20°C
Kelarutan dalam 100 bagian
air : sangat larut
eter : sangat larut
(Perry, 1984)
3
b. Sifat kimia
- dihasilkan dari fermentasi glukosa
C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2
Glukosa etanol karbondioksida
- untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat, ada dua
tipe yaitu tipe pertama mengubah karbohidratnya menjadi
glukosa kemudian menjadi etanol, tipe yang lain
menghasilkan cuka (asam asetat)
- Pembentukan etanol
C6H12O6 ENZIM
2CH3CH2OH + 2CO2
glukosa etanol karbondioksida
- Pembakaran etanol
CH3CH2OH + 3O2 2CO2 + 3H2O + energi
(Fessenden,1982)
5.3 Jerami Padi
Jerami padi mengandung kurang lebih 39% sellulosa dan 27,5%
hemiselullosa. Kedua bahan polysakarida ini dapat dihidrolisis menjadi
gula sederhana yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi ethanol.
Potensi produksi jerami padi per ha kurang lebih 10 – 15 ton, jerami
basah dengan kadar air kurang lebih 60%. Jika seluruh jerami per ha
ini diolah menjadi ethanol (fuel grade ethanol). Dengan asumsi harga
ethanol fuel grade sekarang adalah Rp. 5500,- (harga dari pertamina),
maka nilai ekonominya kurang lebih Rp. 4.210.765 hingga
6.316.148 /ha.
Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di Indonesia adalah 11.9
juta ha. Artinya, potensi jerami padinya kurang lebih adalah 119 juta
ton. Apabila seluruh jerami ini diolah menjadi ethanol maka akan
diperoleh sekitar 9,1 milyar liter ethanol (FGE) dengan nilai ekonomi
Rp. 50,1 trilyun. Jika dihitung-hitung ethanol dari jerami sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan bensin nasional.
4
Secara umum jerami dan bahan lignoselulosa lainnya tersusun dari
selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa tersusun
dari monomer-monomer gula sama seperti gula yang menyusun pati
(glukosa). Selulosa ini berbentuk serat-serat yang terpilin dan diikat
oleh hemiselulosa, kemudian dilindungi oleh lignin yang sangat kuat.
Akibat dari perlindungan lignin dan hemiselulosa ini, selulosa menjadi
sulit untuk dipotong-potong menjadi gula (proses hidrolisis). Salah
satu langkah penting untuk biokonversi jerami menjadi ethanol adalah
memecah perlindungan lignin ini.
Tabel 1 Komponen jerami padi
Komponen Kandungan (%)
Hemiselulosa 27(+/- 0.5)
Selulosa 39(+/- 1)
Lignin 12(+/- 0.5)
Abu 11(+/- 0.5)
Sumber : Karimi (2006)
Potensi etanol dari jerami padi menurut Kim and Dale (2004)
adalah sebesar 0.28 L/kg jerami. Sedangkan kalau dihitung dengan
cara Badger (2002) adalah sebesar 0.20L/kg jerami. Nah, dari data ini
bisa diperkirakan berapa potensi etanol dari jerami padi di Indonesia.
Tabel 2 Perkiraan Produksi Ethanol dari Jerami Padi
Jerami Kim dan Dale (2004) Badger (2002)
54,700 15,316 juta liter 10,940 juta liter
82,050 22,974 juta liter 16,410 juta liter
Sumber : Kim and Dale (2004)
Padi merupakan tumbuhan monocotyl yang tumbuh di daerah
tropis. Tanaman padi yang lelah siap panen akan diambil butiran -
butirannya dan batang serta daunnya akan dibuang. Batang dan daun
inilah yang disebut dengan jerami. Jerami merupakan salah satu
limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal. Selama ini
jerami padi digunakan untuk pakan ternak dan media tumbuh jamur.
5
Meskipun demikian jerami masih berlimpah dan terkadang harus
dibakar.Sebatang jerami yang telah dirontokkan gabahnya terdiri atas :
1. Batang (lidi jerami)
Bagian batang jerami kurang lebih sebesar lidi kelapa dengan
rongga udara memanjang di dalamnya.
2. Ranting jerami
Ranting jerami merupakan tempat dimana butiran butiran
menempel. Ranting jerami ini lebih kecil, seperti rambut yang
bercabang – cabang meskipun demikian ranting jerami mempunyai
tekstur yang kasar dan kuat.
3. Selongsong jerami
Selongsong jerami adalah pangkal daun pada jerami yang
membungkus batang atau lidi jerami.
Jerami merupakan golongan kayu lunak yang mempunyai
komponen utama selulosa. Selulosa adalah serat polisakarida yang
berwarna putih yang merupakan hasil dari fotosintesa tumbuh -
tumbuhan. Jumlah kandungan selulosa dalam jerami antara 35 - 40 %.
Kandungan lain pada jerami adalah lignin dan komponen lain yang
terdapat pada kayu dalam jumlah sedikit.
Tabel 3 Komposisi kimia jerami
Komposisi Jerami KeringSenyawa
12
6,8
Air (%)
Protein (%)
2,3Lemak (%)
74Karbohidrat(%)
0,32Kalsium (mg/100gr)
0,17Phospor (mg/l00gr)
Sumber : (Anggorodi, 1979)
V.4Mikroorganisme pada fermentasi
Alkohol dapat diproduksi dari beberapa bahan secara fermentasi
dengan bantuan mikroorganisme,sebagai penghasil enzim zimosa yang
6
mengkatalis reaksi biokimia pada perubahan substrat organik.
Mikroorganisme yang dapat digunakan untuk fermentasi terdiri dari
yeast (ragi),khamir,jamur,dan bakteri.
Saccharomyces cereviseae lebih banyak digunakan untuk
memproduksi alcohol secara komersial dibandingkan dengan bakteri
dan jamur.Kadar alcohol yang dihasilkan sebesar 8-20% pada kondisi
optimum. Saccharomyces cereviseae yang bersifat stabil,tidak
berbahaya atau menimbulkan racun,mudah didapat dan mudah dalam
pemeliharaan.
V.5Delignifikasi
Lignin merupakan salah satu bagian yang mengayu dari tanaman
seperti janggel, kulit keras, biji, bagian serabut kasar, akar, batang dan
daun. Lignin mengandung substansi yang kompleks dan merupakan
suatu gabungan beberapa senyawa yaitu karbon, hidrogen dan oksigen.
Selain lignin, bagian yang lain dari jerami adalah selulosa. Selulosa
merupakan polisakarida yang didalamnya mengandung zat - zat gula
(Hari Hartadi, 1983).
Dalam pembuatan etanol dari kayu (jerami) yang digunakan adalah
selulosanya sehingga lignin dalam kayu harus dihilangkan. Proses
pemisahan atau penghilangan lignin dari serat — serat selulosa disebut
delignifikasi atau pulping.
5.6 Hidrolisis
Ada dua cara umum untuk hidrolisis, yaitu: hidrolisis dengan asam
dan hidrolisis dengan enzyme. Hidrolisis asam biasanya
menggunakan asam sulfat encer. Jerami dimasak dengan asam dalam
kondisi suhu dan tekanan tinggi. Dalam kondisi ini waktu
hidrolisisnya singkat. Hidrolisis bisa juga dilakukan dalam suhu dan
tekanan rendah, tetapi waktunya menjadi lebih lama. Hidrolisis
dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama sebagian besar
hemiselulosa dan sedikit selulosa akan terpecah-pecah menjadi gula
penyusunnya. Hidrolisis tahap kedua bertujuan untuk memecah sisa
7
selulosa yang belum terhidrolisis. Dengan dua tahap hidrolisis ini
diharapkan akan diperoleh gula dalam jumlah yang banyak.
Reaksi hidrolisis yaitu :
(C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6
Selulosa Air Glukosa
5.7 Fermentasi
Fermentasi adalah suatu kegiatan penguraian bahan - bahan
karbohidrat yang tidak menimbulkan bau busuk dan menghasilkan
gas karbondioksida. Suatu fermentasi yang busuk merupakan
fermentasi yang mengalami kontaminasi.
Fermentasi pembentukan alkohol dari gula dilakukan oleh
mikroba. Mikroba yamg biasa digunakan adalah Saccharomyces
cereviseae. Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan dalarn
persamaan berikut:
C6H12O6 + Saccharomyces cereviseae 2 C2H5OH + 2 CO2
Gula sederhana + ragi (yeast) alkohol + karbondioksida
Yeast tersebut dapat berbentuk bahan murni pada media agar - agar
atau dalam bentuk yeast yang diawetkan (dried yeast). Misalnya ragi
roti dengan dasar pertimbangan teknik dan ekonomis, maka biasanya
sebelum digunakan untuk meragikan gula menjadi alkohol, yeast
terlebih dahulu dibuat starter.
Tujuan pembuatan starter adalah :
a. Memperbanyak jumlah yeast, sehingga yang dihasilkan lebih
banyak, reaksi biokimianya akan berjalan dengan baik.
b. Melatih ketahanan yeast lerhadap kondisi must.
Untuk tujuan tersebut yang perlu diperhatikan adalah zat asam
yang terlarut. Karena itu botol pembuatan starter cukup ditutup
dengan kapas atau kertas saring, dikocok untuk memberi aerasi.
Aerasi ini penting karena pada pembuatan starter tidak diinginkan
terjadinya peragian alkohol.
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energy
8
5.8 Pemurnian / Destilasi
Untuk memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat dilakukan
dengan destilasi. Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan
perbedaan titik didih. Proses ini dilakukan untuk mengambil alkohol
dari hasil fermentasi. Destilasi dapat dilakukan pada suhu 80°C,
karena titik alkohol 78°C. sedangkan titik didih air 100CC.
Destilasi adalah memisahkan komponen - komponen yang mudah
menguap suatu campuran cair dengan cara menguapkannya
(separating agentnya panas), yang diikuti dengan kondensasi uap yang
terbentuk dan menampung kondensat yang dihasilkan. Uap yang
dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas, kondensat yang
jatuh sebagai destilat dan bagian campuran yang tidak menguap
disebut residu.(Warren L. Mc Cabe, 1993)
Bioetanol yang dihasilkan dari destilasi pertama biasanya
memiliki kadar sebesar 95 %. Menurut Musanif (2008), Bioetanol
dengan konsentrasi 95 % belum dapat dijadikan sebagai bahan bakar.
Sisa air yang masih ada dihilangkan dengan proses dehidrasi hingga
kandungan ethanol mencapai 99.5%. Ethanol siap digunakan
VI. METODOLOGI PRAKTIKUM
6.1 Alat yang digunakan
9
1. Gelas Ukur
2. Termometer
3. Pipet
4. Piknometer
5. Spektrofotometer
6. Corong Pemisah
7. Selang
8. Botol Kemasan
9. Pengaduk
10. Kompor Listrik
11.Timbangan Elektrik
12.Erlenmeyer
13. Kertas PH
14. Labu Takar
15. Labu Destilasi
16. Klem dan Statif
17. Pendingin Balik
18. Kertas Saring
19. Fermentor
20. Blender
10
Gambar 3. Alat hidrolisa
6.2 Bahan yang digunakan
1. Jerami Padi
2. Aquadest
3. NaOH
4. H2SO4 O,5 N
5. Saccharomyces cereviseae (yeast)
6. Sukrosa
7. Sarter
8. ZA dan NPK
6.3 Variable yang digunakan
a. Variabel Tetap
b. Variabel bebas
6.4 Prosedur Kerja
11
Diagram alir proses kerja pembuatan bioetanol dari jerami padi
melalui beberapa tahap ,yaitu : Pulping,Hidrolisis,fermentasi,destilasi
dan dehidrasi
VI.4.1 Penyiapan,Pulping atau Delignifikasi
VI.4.2 Hidrolisis Jerami Padi
VI.4.3 Fermentasi,destilasi,dehidrasi
12
Larutan NaOH
H2SO4 O,5 N Aquadest
VI.4.4 Proses Penyiapan,Pulping atau Delignifikasi
a) Jerami padi di hancurkan dengan menggunakan blender
b) Jerami padi yang telah hancur di ayak
c) Delignifikasi dengan menggunakan larutan NaOH
d) Hasil Delignifikasi disaring kemudian didapatkan selulosa dari
filtrat
e) Selulosa kemudian diuji analisa kadar glukosa
6.4.5 Proses Hidrolisis
a) Merangkai peralatan hidrolisis
b) Memasukkan bahan baku yang berupa serbuk masukkan kedalam
labu leher tiga
c) Pengenceran asam sulfat dengan menggunakan rumus C1V1= C2V2
d) Memasukkan aquadest
e) Memasukkan larutan asam sulfat 0,5N
f) Menghidupkan kompor dengan menjaga suhu hidrolisis pada 100 oC selama 90 menit kemudian didinginkan sampai pada suhu
ruangan
13
Analisa kadar Glukosa
Uji kemurnian
Sifat Fisik
Uji Kadar Air
Saccharomyces c Sukrosa NPK dan ZA
g) Hasil hidrolisis disaring kemudian didapatkan filtrat dan kemudian
filtrat akan dianalisa kadar gula reduksinya.
6.4.6 Analisa gula reduksi dengan metode spektrofotometri
a) Buat larutan glukosa standar (10 mg glukosa anhidrat/100 ml)
b) Dari larutan glukosa standar tersebut dilakukan 6 pengenceran
sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi tertentu.
c) Masing – masing 0,5 ml larutan baku tersebut ditambah 0,5 ml
fenol 5% dan 2,5 ml asam sulfat 5 N dalam tabung reaksi, dikocok
homogen, didiamkan 10 menit,
d) Kemudian dipanasakan selama 15 menit pada suhu 100oC. Serapan
masing masing konsentrasi larutan baku glukosa diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm.
e) Larutan blanko adalah 0,5 ml aquadest dicampur dengan 0,5 ml
fenol 5% dan 2,5 ml asam sulfat 5 N dan dibuat kurva baku
pembanding dengan persamaan garis regresinya (Chapline, 1986;
Nielsen, 1994; Haime et al, 1993)
6.4.7 Proses Fermentasi
a) Merangkai alat seperti pada gambar 1.
b) Memasukkan bahan yang telah dihidrolisis kedalam botol A
(Fermentor) dan air kedalam botol B
c) Masukkan ZA dan NPK masing masing sebanyak 1,5 % b/b. ZA
dan NPK merupakan sumber Nutrisi untuk pertumbuhan yeast.
d) Tambahkan sukrosa sebanyak (10, 15, 20) % b/b. Sukrosa
digunakan untuk merangsang pertumbuhan yeast.
e) Tambahkan inokulum yeast sebanyak 5% b/b
f) Tutup rapat fermentor. Proses fermentasi dilakukan selama 7 hari
6.4.8 Proses Destilasi
a) Merangkai alat destilasi seperti pada gambar 2
b) Memasukkan bioetanol yang masih berkadar 60% kedalam labu
destilasi
14
c) Menghidupkan kompor dengan menjaga suhu proses pada 80 oC
selama 1 jam
6.4.9 Proses Dehidrasi
a) Etanol 95 % yang didapat dari proses destilasi kemudian
didehidrasi dalam bejana tertutup selama 12 jam.
6.4.10 Analisa produk
a) Berat jenis. Menguji berat jenis bioetanol yang dihasilkan dengan
menggunakan piknometer
b) Viskositas. Dihitung dengan menggunakan rumus
c) pH. Diukur dengan menggunakan kertas pH selama dan sesudah
fermentasi berlangsung.
d) Sifat fisik lainya. Dalam hal ini adalah gelembung udara yang
terbantuk pada Botol yang berisi air dan endapan yang terbentuk,
diamati selama proses fernentasi berlangsung.
VII. RENCANA KEGIATAN
a. Waktu pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada bulan Desember 2013 pada semester 5
b. Lokasi Pelaksanaan
Praktikum Mata Kuliah Pilihan Bioenergi akan dilaksanakan di :
Laboratorium PSD III Teknik Kimia Universitas Diponegoro
VIII.RENCANA ANGGARAN
1. Biaya praktikum = Rp. 100.000,00
2. Pembuatan laporan = Rp. 15.000,00 +
= Rp. 115.000,00
IX. ORGANISASI PENELITIAN
Praktikum Mata Kuliah Pilihan Bioenergi akan dilaksanakan oleh
mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Semarang, yaitu sebagai berikut :
1. Shinta Rizki Hutami 21030111060010
15
2. Pundhi Trionggo Jati 21030111060087
3. M.Afif Deny Reza 21030111060099
Demikian usulan kegiatan ini dibuat agar dapat disetujui dan dapat
dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.
Semarang, Maret 2013
Praktikan I Praktikan II Praktikan III
Shinta Rizki Hutami Pundhi Trionggo Jati Mukhamad Afif Deni Reza21030111060010 21030111060087 21030111060099 Menyetujui,
Ka. Laboratorium MKP( Dosen Pembimbing)
Ir. Wahyuningsih, M.SiNIP. 131 601 418
X. DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi,1979,limit Makanan Ternak Umum,PT.Gramedia,Jakarta
Fessenden & Fessenden, 1982, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta
http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan
terbarukan/bioenergy/pengembangan-bioethanol-berbahan-singkong-
sebagai-bahan-bakar
(http://investorbio.blogspot.com/2008/06/bioethanol-sebagai-energi-
alternatif.html)
(http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CC0QFjAA&url=http
%3A%2F%2Fbagasvanirawan.files.wordpress.com
%2F2010%2F08%2Fbiomass-wes-
ringkes.doc&ei=HqtKUa3VIonprAfdk4CACQ&usg=AFQjCNELfqti0Ri1
of8LFPtdv0XJsVy-aA&bvm=bv.44158598,d.bmk)
16
(http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDMQFjA
B&url=http%3A%2F%2Fpublikasiilmiah.ums.ac.id%2Fbitstream
%2Fhandle%2F123456789%2F1912%2F10.%2520Paper_K012.pdf
%3Fsequence
%3D1&ei=9KtKUd02y6ysB6LxgIAH&usg=AFQjCNFHzs2k-
wATnCft3dk3gWswe0dmVQ&bvm=bv.44158598,d.bmk)
(http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/proposal-pembuatan-bioetanol-
dari.html)
(http://blog.ub.ac.id/azizsholeh/2012/03/19/pemanfaatan-jarak-pagar-
sebagai-bioenergi-alternatif-dalam-upaya-mencegah-terjadinya-global-
warming/)
Mc Cabe, W. L, Smith, J. C., and Harriot, P., 1993, Operasi Teknik Kimia,
Erlangga,Jakarta
Perry,R.H., 1999, Perry's Chemical Engineering Handbooks, Me. Graw
Hill, New York
17