Upload
dionysiac-symphonies
View
365
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin luasnya daerah lingkup perusahaan di dalam banyak hal dapat
mengakibatkan manajemen tidak dapat melakukan pengendalian dan pengawasan
secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya kegiatan operasional
perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian internal yang efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Salah satu inti tujuan dari auditor internal adalah mengatur secara sistematis
serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Pelaksanaan pengendalian
dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan (auditor internal) dan dapat
dilakukan melalui suatu sistem yang disebut dengan sistem pengendalian intern.
Struktur pengendalian intern perusahaan bertujuan untuk mengamankan harta benda
perusahaan dengan cara meniadakan pemborosan, penyelewengan, dan menjamin
ketelitian maupun kebenaran data akuntansi, untuk meningkatkan efisiensi kerja dan
mendorong kepatuhan terhadap pelaksanaan kebijakan pimpinan perusahaan melalui
rencana organisasi dan metode yang tepat.
Namun pada kenyataanya, pengendalian intern tidak berjalan sesuai dengan
konsepnya, dikarenakan kurangnya tanggung jawab dalam perusahaan dan banyaknya
penyimpangan-penyimpangan maupun kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut biasanya dalam bentuk kinerja manajemen,
karena kinerja manajemen tidak sesuai dengan adanya prosedur-prosedur perusahaan
1
yang berlaku di perusahaan atau adanya penugasan-penugasan yang dirangkap.
Sehingga menyebabkan pengendalian intern perusahaan tidak efisien.
Di dalam pengendalian, kinerja manajemen sangatlah penting, karena
merupakan inti dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja manajemen
yang baik dapat meningkatkan pengendalian dalam perusahaan. Tetapi pada
pelaksanaannya, prosedur yang diterapkan sering kali tidak sesuai dengan prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta pembagian/pendelegasian
tanggung jawab yang tidak efektif dan sering kali tidak sesuai dengan tugas dan
wewenangnya.
Kegiatan audit internal adalah menguji dan menilai efektifitas serta
kecukupan sistem pengendalian intern yang ada dalam perusahaan. Tanpa fungsi
audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi
intern yang bebas mengenai kinerja perusahaan.
Fungsi audit internal harus membantu perusahaan dalam memelihara
pengendalian internal yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi,
dan efektifitas pengendalian tersebut. Berdasarkan hasil penilaian resiko, fungsi audit
internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian intern
yang mencakup good corporate governace, efektifitas dan efisiensi kegiatan
operasional, keandalan dan integritas informasi, serta kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan pengamanan harta/asset perusahaan.
Auditor internal yang dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat
memberikan hasil kerja yang optimal adalah auditor menggunakan sistem audit yang
2
berkualitas serta mempunyai kebebasan atau independensi yang memadai terhadap
bagian yang diaudit, namun syarat yang pertama dan utama adalah kualitas auditor
internal itu sendiri dalam pengevaluasian sistem pengendalian intern perusahaan.
Bank merupakan suatu lembaga yang menjalankan kegiatan usaha yang
memiliki karakter yang unik dibanding usaha lainnnya. Bank adalah lembaga
intermediasi yang mempertemukan pemilik dana dan pengusaha dana, bergantung
kepada kepercayaan dan dana masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri
sehingga bank harus memberi prioritas utama dalam pengamanan dana masyarakat
karena dana yang dititipkan masyarakat lebih besar dari modal yang disetor oleh
pemilik bank (Tjukria, 2007). Menurut Bank Indonesia (1999), peran audit intern
dalam industri perbankan dan perusahaan terbuka, yang keduanya berkaitan dengan
dana masyarakat sangat diandalkan oleh para stakeholder yaitu pemegang saham,
komisaris, nasabah, manajemen, dan pemerintah. Audit intern oleh stakeholder
dituntut membantu mereka antara lain menjaga keamanan dana para investor,
memastikan keandalan laporan keuangan, meningkatkan efektivitas pengendalian
internal, dan membantu komisaris (komite audit) dalam melakukan pengawasan
(oversight) serta mendorong organisasi mematuhi peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Hal ini sejalan dengan Basel Committee (2001) yang menyatakan
bahwa bank harus mempunyai fungsi internal audit yang permanen disesuaikan
dengan volume dan sifat dari aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, penting bagi bank
untuk memiliki auditor internal.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa manfaat audit internal pada badan usaha berbentuk bank.
2. Bagaimana penerapan kepatuhan pada badan usaha berbentuk bank.
3. Seberapa besar peranan audit internal terhadap kepatuhan badan usaha berbentuk
bank.
1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih luas dalam bidang audit internal khususnya kepatuhan dalam suatu perusahaan.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui manfaat audit internal pada badan usaha berbentuk bank.
2. Untuk mengetahui penerapan kepatuhan pada badan usaha berbentuk bank.
3. Untuk mengetahui peranan audit internal terhadap kepatuhan badan usaha
berbentuk bank.
1.4 Manfaat Penelitian
Data dan informasi sebagai hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Kontribusi Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan
dalam mengelola kepatuhan manajemen bank di masa yang akan datang.
4
b. Kontribusi Teoretis
Hasil penelitian ini berguna bagi penulis dan masyarakat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai audit internal, khususnya mengenai
kepatuhan manajemen perusahaan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dengan melihat pokok masalah yang dihadapi dan untuk mempermudah
pembahasan selanjutnya, maka penulis membatasi masalah pada peranan audit
internal terhadap kepatuhan manajemen dalam badan usaha berbentuk bank, dan
peranan auditor manajemen yang dinilai sesuai dengan standar yang berlaku, dan
apakah manajemen sudah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku pada bank.
5
2. TINJAUAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Teoretis
2.1.1 Pengertian Audit
Arens, Elder, dan Beasley (2006:4) mengemukakan pengertian audit adalah:
“Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of corresspondence between the information and established criteria. Auditing should be don eby a competent, independent person.”
“Artinya bahwa auditing merupakan suatu proses penghimpuan dan pengevaluasian bukti-bukti mengenai informasi untuk meneliti dan melaporkan tingkat hubungan antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing ini harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen.”
2.1.2 Pengertian Audit Internal
Menurut The Institude of Internal Auditor (IIA) (1993:3) memberikan
definisi audit sebagai berikut:
“Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate it’s activities as a service to the organization”.
Pada bulan Juli tahun 1999 The Institude of Internal Auditor (IIA) telah
memberikan definisi baru tentang audit internal, sebagai berikut:
“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity design to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish it’s objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance proceces.”
“Artinya bahwa audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan
6
berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupamn kontrol, dan pengelolaan organisasi.”
2.1.3 Kedudukan Audit Internal dalam Suatu Organisasi
Terdapat tiga alternatif dalam penempatan auditor internal pada suatu
organisasi.Bagan tentang penggambaran singkat letak kedudukan audit internal pada
suatu organisasi disajikan pada gambar 1.
Gambar 1
Kedudukan Audit Internal
7
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
(2) Internal Audit
(1) Internal Audit
Personalia Keuangan Produksi lain-lain
(3) Internal Audit Pembukuan Akuntansi Pengangaran
Keterangan:
Dalam gambar di atas dapat dilihat mengenai posisi atau kedudukan intern
auditing.
(1) Internal Audit, berada di bawah Dewan Komisaris
(2) Internal Audit, berada di bawah Direktur Utama
(3) Internal Audit, berada di bawah Kepala Bagian Keuangan
Apabila salah satu sistem tersebut dipakai maka bentuk yang lain tidak
dipakai. Mana yang terbaik dari ketiga alternatif tersebut. Hal ini tergantung pada
tujuan yang hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada pengendalian
keuangan saja, maka pola penempatan pemeriksaan intern seperti pada alternatif
ketiga yang paling cocok. Namun kalau diingat betapa pentingnya peranan bagian
pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam
mengelola kegiatan serta sumbernya secara efektif dan efisien, maka pola
penempatan bagian pemeriksa intern sebagai star komisaris paling tepat.
Jadi yang paling indeal bagian pemeriksa intern menerima perintah
penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama dan hasil laporan
pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya.
2.1.4 Fungsi Audit Internal
Fungsi audit internal menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:202), yaitu:
“Fungsi audit internal adalah menyediakan jasa analisis dan evaluasi, serta memberikan keyakinan dan rekomendasi, serta informasi lain kepada manajemen dan dewan komisaris serta pihak lain yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang setara”.
8
Secara umum fungsi bagian audit internal di dalam perusahaan adalah untuk
mengawasi dan menjamin pelaksanaan kegiatan usaha agar sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dalam perusahaan. Penerapan fungsi bagian audit internal
di berbagai perusahaan adalah tidak sama, perbedaan ini dapat dilihat dari posisi yang
diberikan untuk bagian audit internal, sehingga terdapat perbedaan wewenang dan
tanggung jawab dai bagian audit internal.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:11), yang menyatakan
bahwa:
“Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi audit internal adalah
sebagai alat bantu bagi manajemen untu menilai efiusiensi dan keefektifan
pelaksanaan sturktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil
yang berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang
akan dijadikan landasan untuk mengambil keputusan atau tindakan selanjutnya.
2.1.5 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Audit internal bertujuan untuk membantu anggota organisasi dan
membentuk pertanggungjawaban yang efektif, dalam hal ini audit internal memberi
bantuan berupa aktivitas perencanaan audit dan mengevaluasi informasi, serta
mengkomunikasikan hasil aktivitas yang telah disertai tindak lanjut.
Menurut Hiro Tugiman (1997:11) tujuan dari audit internal adalah sebagai
berikut:
9
“Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota agar dapat melaksanakan tanggung-jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, audit internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian rekomendasi petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa”.
Ruang lingkup atau cakupan (scope) pekerjaan internal audit adalah
seluas fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang finansial dan
non finansial sebagai berikut:
1. Audit Finansial
Audit finansial merupakan jenis audit yang lebih berorientasi (focus) pada
masalah keuangan. Sasaran audit keuangan adalah kewajaran atas laporan
keuangan yang telah disajikan manajemen.
2. Audit Operasional
Istilah lain dari Audit Operasional adalah audit manajemen (management audit)
atau audit kinerja (performance auditing). Sasaran dari audit operasional adalah
penilaian masalah efisiensi, efektivitas dan ekonomis (3E).
3. Audit Kepatuhan
Audit ketaatan/kepatuhan (compliance audit) adalah suatu audit yang bertujuan
untuk menguji apakah pelaksanaan/kegiatan telah sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
2.1.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal
Mengenai wewenang dan tanggung jawab audit internal, Konsorsium
Organisasi Profesi Audit Internal (2004:8) menyebutkan bahwa:
“Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan
10
Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi”.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001:322.1) menyatakan secara terperinci
mengenai tanggung jawab audit internal sebagai berikut:
“Audit internal bertanggung-jawab untuk menyediakan data analisis dan evaluasi, memberi keyakinan dan rekomendasi, menginformasikan kepada manajemen satuan usaha dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara dengan wewenang dan tanggung-jawab tersebut. Audit internal mempertahankan objetivitasnya yang berkaitan dengan kegiatan yang diauditnya”.
2.1.7 Kode Etik Auditor Internal
Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh
auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam
menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib menjalankan
tanggungjawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat, dan kehormatan.
Dalam menerapkan Kode Etik ini auditor internal harus memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelanggaran terhadap standar perilaku
yang ditetapkan dalam kode etik ini dapat mengakibatkan dicabutnya keanggotaan
auditor internal dari organisasi profesinya.
2.1.8 Program Audit Internal
Untuk dapat melakukan audit yang sistematis dan terarah maka pada saat
audit dimulai, audit internal terlebih dahulu menyusun suatu perencanaan atau
program audit yang akan dilakukan. Program audit ini dapa digunkan sebagai alat
perencanaan dan perencanaan yang efektif ats pekerjaan audit secara keseluruhan.
11
Progam audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan
suatu kesatuan dengan supervisi audit dalam pengambilabn langkah-langkah audit
tertentu. Langkah-langkah audit dirancang untuk mengumpulkan bahan bukti audit
dan memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi,
keekonomisan, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Progarm tersebut berisi
arahan-arahan pemeriksaan dn evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.
2.1.9 Pengertian Pengendalian Intern
Committee of Sponsoring Organiztion of the Treadway Commission
(COSO) mengeluarkan definisi tentang pengendalian intern, definisi tersebut adalah
sebagai berikut:
“Internal control is a process, affected by entity’s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories:1. Effectiveness and efficieny of operations.2. Reliability of financial reporting.3. Compliance with applicable laws and regulaitions”.
“Suatu proses yang dijalankan oeh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:1. Efektivitas dan efisiensi operasi.2. Keandalan pelaporan keuangan.3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.
2.1.10 Unsur Pengendalian Intern
12
Pada SA Seksi 319, Pertimbangan atas Pengendalian Intern dlam Audit
Lapotab Keuangan, peragraf 7 menyebutkan 5 unsur pokok pengendalian intern,
yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Penaksiran Resiko
3. Informasi dan Komunikasi
4. Aktivitas Pengendalian
5. Pemantauan
2.11 Kepatuhan Manajemen
Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2003:5) yang diadaptasi
oleh Amif Abadi Yusuf yang mengemukakan kepatuhan manajemen sebagai berikut:
“Kepatuhan manajemen merupakan suatu prosedur yang dijalankan
manajemen untuk mengikuti prosedur atau peraturan yang telah ditetapkabn
oleh yang berwenang”.
Adapun tujuan kepatuhan yang dikemukakan oleh Alvin A. Arens dan
James K. Loebbecke (2003:1) yang diadaptasi oleh Amir Abadi Yusuf
adalah sebagai berikut:
“Tujuan kepatuhan adalah untuk mempertimbangkan apakah klien telah
mengikuti prosedur dan peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak
yang memiliki otoritas yang lebih tinggi
2.1.12 Pengujian Tingkat kepatuhan
13
Dihampir semua perusahaan swasta termasuk bank, selalu terdapat
kebijakan khusus, perjanjian, dan kewajiban hukum yang membutuhkan audit
kepatuhan. Terdapat dua macam pengujian kepatuhan, antara lain:
1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern.
a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi
tertentu.
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.
2. Pengujian tingkat keptuhan manajemen terhadap pengendalian intern.
Hasil audit kepatuhan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar,
tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi. Pimpinan organisasi
adalah pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan
aturan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, mereka sering
mempekerjakan auditor untuk melakukan tugas itu. Terdapat perbedaan
penting antara persyaratan-persyaratan dari praktisi untuk menilai
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan-peraturan dalam standar
auditing.
14
2.2 Rerangka Pemikiran
Jika dilihat dari rerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Auditor internal merupakan auditor yang dibentuk dari dalam perusahaan itu
sendiri untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas dalam perusahaan
sebagai jasa yang diberikan untuk perusahaan.
b. Standar audit internal adalah standar yang dibuat untuk memberikan kerangkan
dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja satuan auditor
internal.
15
Kriteria Kepatuhan
Kebijakan PerusahaanPerundang-UndanganPeraturan-peraturan yang berlaku
Evaluasi Tingkat Kepatuhanatau
Audit Kepatuhan
Memeriksa Tindakan Manajemen(Perorangan atau Organisasi)
Tidak Lanjut
Auditor Internal
Standar Audit Internal
c. Kriteria dari tingkat kepatuhan menajemen perusahaan dilihat dari seberapa taat
atau patuhnya mereka terhadap perundang-undangan, peraturan-peraturan atau
kebijakan-kebijakan yang berlaku di perusahaan.
d. Memeriksa tindakan manajemen adalah tidakan pemeriksaan yang dilakukan oleh
auditor internal terhadap kegiatan dan kinerja yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan.
e. Evaluasi tingkat kepatuhan merupakan perbadingan antara kriteria kepatuhan
yang telah ditetapkan perusahaan terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh
manajemen perusahaan, apakah sudah memenuhi kriteria kepatuhan tersebut atau
melanggarnya.
f. Tindak lanjut adalah tindakan yang bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang
berwenang untuk melaksanakan perbaikan sesuai dengan laporan audit yang
berisi pendapat dari auditor internal. Pekerjaan auditor internal belum berakhir
sampai dikeluarkannya laporan audit, tetapi terus berlanjut dengan menentukan
apakah tindakan yang harus diambil dan dilaksanakan sebagaimana diungkapkan
dalam temuan dan saran audit di dalam laporan akhir audit.
2.3 Perumusan Proposisi
Perumusan proposisi adalah pernyataan yang diterima secara sementara
sebagai suatau kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar serta kerja panduan dalam verifikasi. Perumusan proposisi
merupakan jawaban sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.
16
Pada prinsipnya audit internal merupakan alat bantu teknis bagi perusahaan
dalam meningkatkan efektivitas dari proses kegiatan yang dilakukan. Dalam
penulisan skripsi ini, penulis memilih menilai peranan audit internal terhadap
kepatuhan manajemen dengan alasan bahwa kepatuhan manajemen merupakan
sumber utama untuk menilai taat atau tidaknya manajemen terhadap peraturan
ataupun kebijakan yang telah dtetapkan oleh perusahaan maupun oleh pemerintah.
Audit kepatuhan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah yang
diaudit sesuai dengan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku di
dalam perusahaan. Tindakan ini dilakukan untuk menilai apakah manajemen
perusahaan tersebut telah melaksanakan kegiatan dengan mematuhi peraturan
sehingga meminimalkan adanya tindak-tindak kecurangan yang mungkin dilakukan
oleh pihak-pihak tertentu.
17
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (objek) Penelitian
Obyek penelitian ini adalah beberapa kegiatan manajemen pada PT Bank
Yudha Bakti dengan menitik beratkan pada peranan audit internal terhadap kepatuhan
manajemen perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif secara deskriptif dengan mencoba menggambarkan beberapa
fenomena yang ada dalam struktur organisasi. Penelitian ini diharapkan dapat
menjawab pertanyaan “Bagaimana peranan auditor internal terhadap fungsi
kepatuhan pada manajemen perusahaan?”.
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang
bersifat kualitatif (metode studi kasus) sehingga dalam hal ini penyelesaian atas
masalah yang diamati, yaitu berupa pengamatan atas peranan auditor internal
terhadap tingkat kepatuhan manajemen perusahaan terhadap peraturan atau kebijakan
yang diberlakukan oleh perusahaan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
a.Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung oleh pihak peneliti dari pihak yang
bersangkutan. Data primer dari penelitian ini adalah data gambaran umum
tentang perusahaan yang diteliti, antara lain data tentang audit internal sebagai
alat bantu manajemen dan data tentang unsur-unsur pengendalian intern dalam
18
menilai kepatuhan manajemen perusahaan yang dapat diperoleh dengan metode
pendekatan langsung ke bagian auditor internal dan bagian personalia
perusahaan. Data tersebut bisa berupa fenomena, perilaku, peristiwa-peristiwa,
atau objek studi dari perusahaan yang bersangkutan.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk melaksanakan studi ini penulis menggunakan
cara-cara sebagai berikut:
1) Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan
langsung terhadap aktivitas dalam perusahaan yang berkaitan dengan
prosedur yang diterapkan pada PT Bank Yudha Bakti serta melakukan
pemeriksaan terhadap rencana tersebut dengan cara melakukan wawancara
dengan kepala bagian audit internal dan bagian personalia, dan menggali
informasi tentang kebijakan dan peraturan yang diberlakukan di perusahaan
serta pengendalian intern melalui dokumen dan arsip yang dimiliki.
2)Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan bertanya secara logis dengan pihak-
pihak dalam perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteilti,
dengan melakukan wawancara dengan kepala bagian audit internal dan
bagian personalia, dan menggali informasi tentang kebijakan dan peraturan
yang diberlakukan di perusahaan serta pengendalian intern melalui dokumen
19
dan arsip yang dimiliki, sehingga didapatkan informasi tentang masalah
yang diteliti.
3) Kuisioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengajuan pertanyaan tertulis
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti pada pihak terkait.
3.4 Satuan Kajian
Adapun definisi satuan kajian yang diamati dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Peranan Audit Internal
Adalah menilai peranan audit internal perusahaan apakah sesuai dengan
standar tujuan pelaksanaan, wewenang, dan tanggung-jawab audit internal.
Sedangkan tujuan audit internal itu sendiri adalah membantu para anggota
organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara
efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai
analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan
dengan kegiatan yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
b. Audit Kepatuhan (Compliance Test)
Dalam melaksanakan kegiatan pemantauannya, Satuan Pengawas Intern
(Internal Control Unit) atau auditor internal perusahaan akan melakukan
kegiatan-kegiatan utama pemeriksaan yang terbagi dalam beberapa
kegiatan, namun dalam penelitian ini hanya mengkhususkan peran audit
20
internal dalam menguji kepatuhan manajemen. Audit kepatuhan adalah
pemeriksaan tentang sejauh mana kebijakan, rencana, dan prosedur-
prosedur telah dilaksanakan dan ditaati oleh para manajer dan anggota
organisasi yang berkepentingan, meliputi:
1. Ketaatan terhadap prosedur akuntansi.
2. Ketaatan terhadap prosedur operasional.
3. Ketaatan terhadap peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Ketaatan terhadap perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah proses pengumpulan data dari laporan selesai dilakukan, maka tahap
berikutnya adalah menganalisis. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan
memakai metode kualitatif.
Analisis data kualitatif dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan standar-standar serta
peraturan-peraturan yang digunakan oleh audit internal perusahaan.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari kegiatan observasi.
b. Mengumpulkan informasi mengenai peraturan-peraturan dan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memenuhi standar fungsi
21
kepatuhan perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari kegiatan
observasi.
c. Mengidentifikasi permasalahan yang potensial timbul dengan cara menelaah
hasil pengamatan langsung pada kegiatan yang telah dilaksanakan auditor
internal terhadap fungsi kepatuhan perusahaan.
d. Menganalisis efektivitas standar pelaksanaan audit kepatuhan, dengan
pertimbangan atas data-data yang terkumpul, melalui wawancara dan
pengamatan langsung.
e. Menyimpulkan kinerja auditor internal, apakah mempunyai peran yang
penting terhadap fungsi kepatuhan perusahaan.
22