PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    1/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

     

    Latar Belakang

    Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan

    dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

    kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan

     para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak

     positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan

    kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh

     para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.

    Kepala PT Jamsostek cabang Semarang I Ninuk Tri Hatmani mengatakan,

    sampai dengan Oktober 2015 jumlah kasus kecelakaan kerja di wilayah Kabupaten

    Grobogan, Kendal, dan Kota Semarang mencapai 1.525 kasus. Dibandingkan Oktober

    2014 yang tercatat sebanyak 1.063 kasus, ada kenaikan 462 kasus. (Ayudea, 2015)

    Bengkel Ahass 7158 Sahabat Sejati, yang terletak di daerah Tembalang, KotaSemarang merupakan salah satu bengkel resmi dari PT. Astra Honda Motor (AHM)

    sebegai layanan purna jual. Menurut penuturan manajer dari Bengkel Ahass 7158

    Sahabat Sejati pada tahun 2015 terdapat 4 kecelakaan kerja yang melibatkan mekanik

     bengkel. Dalam keseharianya terdapat kegiatan perawatan/perbaikan motor yang

    melibatkan berbagai macam peralatan sangatlah berpotensi menyebabkan kecelakaan

    kerja. Untuk meminimasi potensi bahaya yang ada di bengkel tersebut, maka diperlukan

    identifikasi dan analisis bahaya sebagai salah satu langkah untuk menjaga kesehatan dan

    keselamatan kerja (K3).

    Para ahli K3 belajar dari kecelakaan kerja setelah melakukan analisis mendalam

    tentang penyebab dasar kecelakaan tersebut. Kemudian mereka membuat terobosan-

    terobosan baru guna mencegah agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali.

    Maka analisis kecelakaan kerja menjadi penting agar kita bisa melakukan peningkatan

    keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kita. Salah satu metode analisis kecelakaan

    kerja adalah dengan metode Fault Tree analysis   (FTA) dimana Fault Tree analysis  

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    2/18

    merupakan teknik untuk menghubungkan beberapa rangkaian kejadian yang

    menghasilkan sebuah kejadian lain. Metode ini menggunakan pendekatan deduktif yang

    mencari penyebab dari sebuah kejadian dan melakukan investigasi kecelakaan kerja

     berdasarkan penyebab secara langsung dari kecelakaan tersebut. 

    (Pandey, 2005)

    1.2 Rumusan Masalah

    Terdapat 4 kecelakaan kerja yang melibatkan mekanik bengkel Ahass 7158

    Sahabat Sejati serta belum adanya identifikasi dan analisa potensi hazard sangatlah

    riskan untuk terjadi kecelakaan kerja pada kemudian hari. Sehingga sangat diperlukan

    identifikasi dan analisis potensi bahaya sehingga kedepanya bengkel Ahass 7158

    Sahabat Sejati dapat melakukan tindakan yang tepat dalam mengatasinya.

    1.3

     

    Batasan Masalah

    Berikut adalah batasan masalah dari penelitian ini :

    1.  Pekerjaan yang akan diidentifikasi adalah service sepeda motor oleh mekanik

    dan tidak termasuk pada bagian menejerial.

    2. 

    Metode yang digunakan untuk analisa kecelakaan kerja menggunakan Fault Tree

    Analysis (FTA) dan tidak menggunakan metode yang lain

    3. 

    Saran yang akan diberikan adalah solusi untuk pencegahan sebelum terjadi

    kecelakaan saja.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. 

    Untuk mengetahui faktor –  faktor apa saja yang menjadi kecelakaan kecelakaan

    kerja pada pekerjaan service sepeda motor di bengkel Ahass 7158 Sahabat Sejati

    Semarang.

    2.  Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk melakukan pencegahan terjadinya

    kecelakaan kerja di bengkel Ahass 7158 Sahabat Sejati Semarang.

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    3/18

    1.5

     

    Sitematika Penulisan

    Sistemnatika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

     penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Berisi tentang landasan teori mengenai Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja (K3) dan metode Fault Tree Analysis (FTA) .

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini akan membahas mengenai langkah-langkah dalam melakukan

     penelitian ini berupa metode-metode yang digunakan dalam

    menyelesaikan masalah, dan metode pengumpulan data

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan membahas mengenai analisis dan pembahasan dari data-

    data yang yang ada pada bab pengumpulan dan pengolahan data.

    BAB V KESIMPULAN

    Bab ini akan membahas hasil dari penelitian ini dengan menjawab tujuan

     penelitian sebagai kesimpulan. 

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    4/18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

     

    Pengertian Dengan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    2.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja

    Secara umum, keselamatan kerja merupakan segala upaya untuk mengurangi

    kemungkinan terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan. Sedangkan pendapat

     para ahli untuk keselamatan kerja yaitu:

    1. 

    Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko

    kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi

     bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.

    (Simanjuntak, 1994)

    2.  Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik

    seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah

    merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

    2.1.2 Tujuan Keselamatan Kerja

    Menurut undang  – undang no. 1 tahun 1970 pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan

    keselamatan kerja yaitu:

    1.  Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja

    2.  Mencegah dan mengurangi dan memadamkan bahaya kebakaran

    3.  Mencegah dan mengurangi bahaya –   bahaya peledakkan

    Sehingga tujuan dari keselamatan kerja yaitu:

    1.  Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk

    kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.

    2.  Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

    3.  Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

    2.1.3 Pengertian Kesehatan Kerja

    Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang

     bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan

    setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    5/18

    terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan

    lingkungan serta terhadap penyakit umum. (Suma’mur, 1996)

    Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan

    mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23, menyebutkan bahwa kesehatan kerja

    dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik

    tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat

    mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan

    tenaga kerja.

    2.1.4. Tujuan Kesehatan Kerja 

    Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk memperoleh derajat kesehatan yang

    setinggi  –   tingginya baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan

    masyarakat lingkungan tempat kerja, melalui usaha preventif terhadap gangguan

    kesehatan akibat kerja dan lingkungan kerja. (Notoatmodjo, 2003)

    2.2 Unsur Keselamatan Kerja

    Unsur keselamatan kerja adalah bagian yang terdiri dari manusia dan sumber  –  

    sumber tenaga manusia serta material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang

    ditetapkan. (Rumondang, 1996)

    Unsur keselamatan kerja merupakan bagian dari ilmu manajemen yang terdiri

    dari berbagai sumber dalam melangsungkan berbagai kegiatan dengan tujuan yang

    hendak dicapai. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka unsur  –   unsur

    keselamatan kerja harus memenuhi syarat  –  syarat yang ditetapkan agar sesuai dengan

    fungsi manajemen yang ada,

    Secara garis besar ada tiga unsur keselamatan kerja yang ditetapkan menurut

    Depnaker (1996) yaitu :

    1.  Unsur manusia

    Manusia merupakan unsure produksi yang digunakan secara aman dan

    efisien, kelelahan kerja merupakan hal lazim dialami oleh manusia selaku

    makhluk hidup. Dalam hal ini diperlukan penanganan dari tingkat kesehatan

    dalam mencegah timbulnya masalah dalam produktivitas dalam pekerjaan.

    Manusia atau tenaga kerja haras mempunyai pengetahuan dan keteratnpilan

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    6/18

    yang cukup didalam melaksanakan pekerjaan serta jumlah tenaga kerja yang

    menangani pekerjaan harus tepat. (Rumondang,1995)

    Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusia harus bermula

     pada hari pertama ketika semua karyawan mulai bekerja. Setiap karyawan harus

    diberitahu secara tertulis uraian mengenai jabatannya yang mencakup fungsi,

    hubungan kerja,wewenang, tugas dan tanggung jawab serta syarat-syarat

    kerjanya. (Rumondang,1995)

    Segi aspek manusia, gejala penyebab kecelakaan biasanya disebabkan

    kurang trampil, kurang bergairah, terganggu emosinya. Hal-hal yang bisa

    mencegah terjadinya kecelakaan kerja:

    a.  Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang

    diberikan.

     b. 

    Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja haras

    dilaksanakan semaksimal mungkin.

    c.  Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan

    kepada

    d. 

    atasan.

    e.  Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan atas

     perbutan yang dapat menimbulkan bahaya.

    f.  Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja harus

    dipakai atau digunakan.

    Manusia adalah tenaga kerja merupakan "alat produksi" yang sangat

    tidak efisien ditinjau dari aspek tenaga, keluaran, ketahanan fisik dan mental.

    Seorang tenaga kerja tidak mampu dibebani lebih dari 30% dari tenaga

    maksimumnya selama 8 (delapan) jam sehari. Beban yang berlebihan atau

    lingkungan kerja yang kurang nyaman bagi manusia normal harus diimbangi

    dengan pengurangan jam kerja dan istirahat lebih lama untuk mengembalikan

    tenaganya.

    2.  Unsur peralatan

    Keselamatan berawal pada perencanaan terutama dalam mendesain

     peralatan atau lokasi yang dapat menimbulkan atau mencegah kecelakaan kerja.

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    7/18

    Unsur peralatan merupakan salah satu factor penting dalam perencanaan agar

    dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Peralatan berdasarkan

    kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua peralatan guna mendeteksi

    sedini mungkin bagian-bagian tersebut dan bukan menurut waktu pemakaian.

    Peralatan berdasarkan kondisi harus dijadikan azas pemeliharaan semua

     peralatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat

    menimbulkan bahaya. Tanpa peralatan yang teratur, keadaan mesin berubah

    menjadi salah satu factor bahaya yang tersebut diatas, maka peralatan yang tidak

    teratur adalah perbuatan yang berbahaya karena dapat menimbulkan keadaan

     berbahaya. (Sumakmiir, 1994)

    Alat yang digunakan untuk pekerja untuk menjaga kesehatan dan

    keselamatan kerja diriya adalah Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri

    adalah alat yang digunakan untuk melindungi seseorang dalam bekerja dan

     berfungsi untuk mengisolasi diri tubuh pekerja dari bahaya tempat kerja. Jenis  –  

     jenis alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja untuk mencegah

    terjadinya kecelakaan kerja antara lain :

    a. 

    Alat pelindung kepala

     b.  Alat pelindung mata

    c. 

    Alat pelindung telinga

    d.  Alat pelindung pernapasan (masker(

    e.  Alat pelindung tangan

    f.  Alat pelindung kaki

    3.  Unsur metoda.

    Keselamatan kerja juga dipengaruhi oleh metode seorang pekerja

    melakukan pekerjaannya. Setiap pekerja bertujuan agar dapat melakukan

     pekerjaan sebaik mungkin dan secepat mungkin agar dapat mencapai target yang

    telah di tetapkan perusahaan. Untuk mencapai ttarget tersebut seorang pekerja

    membutuhkan teknik dan taktik yang tepat sesuai dengan pekerjaannya.

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    8/18

    2.3

     

    Pengertian Keselamatan Kerja dan Macam Keselamatan Kerja

    Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak

    terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan. Tidak

    diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun

     penderitaan dari yang paling ringan sampai ke yang paling berat. (Suma’mur, 1995) 

    Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

    seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta

     benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam proses kerja industri atau

    yang berkaitan dengannya. (Tarwaka, 2008) 

    Dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja adalah kejadian merugikan yang

    tidak terduga yang terjadi dalam proses kerja. Terdapat 8 jenis kecelakaan kerja utama

    yaitu: 

    1. 

    Terbentur (struck by)

    Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak

    (pasif) atau ditampar sesuatu yang bergerak. Contoh : terkena pukulan palu,

    ditabrak kendaraan.

    2. 

    Membentur (struck against)

    Kecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak (aktif)

    terkena atau bersentuhan dengan beberapa objek. Contoh: terkena sudut atau

     bagian yang tajam, menabrak pipa –  pipa.

    3.  Terperangkap (caught in, caught on, caught between)

    Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki

     pekerja tersangkut di antara papan –  papan yang patah di lantai. Contoh dari

    caught on adalah kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja terkena pagar

    kawat Contoh dari caught between adalah kecelakaan yang terjadi bila lengan

    atau kaki dari pekerja tersangkut dalam bagian mesin yang bergerak.

    4.  Jatuh dari ketinggian (fall from above)  

    Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggi

    ke tingkat yang lebih rendah. Contoh jatuh dari tangga atau atap.

    5. 

    Jatuh pada ketinggian yang sama (fall at ground level)  

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    9/18

    Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa

    tergelincir, tersandung, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.

    6.  Pekerjaan yang terlalu berat (over-exertion or strain)  

    Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan

     pekerja seperti mengangkat, menaikkan, menarik benda atau material yang

    dilakukan di luar batas kemampuan.

    7. 

    Terkena aliran listrik (electrical contact)  

    Luka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhan

    anggota badan dengan alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.

    8. 

    Terbakar (burn)

    Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak

    dengan percikan, bunga api, atau dengan zat kima yang panas.

    (Anton, 1989)

    2.4 Sebab-Sebab Kecelakaan Pencegahan Kecelakaan Kerja

    Menurut Teori Domino Heinrich menjelaskan bahwa terdapat lima penyebab

    kecelakaan kerja, yaitu :

    1.  Hereditas

    Hereditas merupakan latar belakang seseorang pekerja, seperti

     pengetahuan yang kurang atau mencakup sifat seseorang, seperti keras kepala.

    2.  Kesalahan manusia

    Kelalaian manusia meliputi, motivasi rendah, stres, konflik, masalah

    yang berkaitan dengan fisik pekerja, keahlian yang tidak sesuai, dan lain-lain.

    3. 

    Sikap dan kondisi tidak aman

    Sikap/ tindakan tidak aman, seperti kecerobohan, tidak mematuhi

     prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi

    rambu-rambu di tempat kerja, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum

    memulai pekerjaan dengan risiko tinggi, dan sebagainya. Sedangkan, kondisi

    tidak aman, meliputi pencahayaan yang kurang, alat kerja kurang layak pakai,

    tidak ada rambu-rambu keselamatan kerja, atau tidak tersedianya APD yang

    lengkap.

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    10/18

    4. 

    Kecelakaan kerja

    Kecelakaan kerja, seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat

    kerja terjadi karena adanya kontak dengan sumber bahaya.

    5. 

    Cedera

    Dampak kerugian bisa berupa:

    a.  Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia

     b. 

    Pengusaha: biaya langsung dan tidak langsung

    c.  Konsumen: ketersediaan produk

    Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu

    kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh

    secara bersama. Kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan

    robohnya bangunan lain.

    Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan

    menghilangkan sikap dan kondisi ptidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor

     penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak aman ini

    menyumbang 98% penyebab kecelakaan.

    Pencegahan kecelakaan kerja pada umumnya adalah upaya untuk mencari

     penyebab kecelakaan bukan mencari siapa yang salah. Dengan mengetahui dan

    mengenal penyebab kecelakaan maka dapat disusun suatu rencana pencegahannya, hal

    ini merupakan program K3. Untuk membuat program K3 dalam rangka pencegahan

    kecelakaan kerja, beberapa tahap yang harus dipahami dan dilalui yaitu :

    1.  Identifikasi masalah dan kondisi tidak aman.

    2.  Model kecelakaan

    3. 

    Penyelidikan kecelakaan

    4.  Azas-azas pencegahan kecelakaan

    5.  Perencanaan dan pelaksanaan

    (Manullang, et al, 2007)

    Berdasarkan teori penyebab kecelakaan kerja maka dapat dirancang berbagai

    upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain :

    1. 

    Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Di Tempat Kerja :

    a. 

    Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat k erja.

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    11/18

     b. 

    Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.

    2.  Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :

    a.  Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.

     b. 

    Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga

    kerja.

    c.  Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan

    dengan peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.

    3.  Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :

    a.  Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.

     b. 

    Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat

    kerja.Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja

    kepada tenaga kerja.

    2.5 Definisi Fault Tree nalysis  FTA)

    Perkembangan dunia keselamatan kerja kini semakin pesat. Begitu banyak ilmu,

    referensi, standard dan metode-metode yang baru guna terciptanya tempat kerja yang

    semakin selamat dan sehat. Hal-hal baru tersebut justru lahir dari sesuatu yang paling

    tidak diharapkan oleh para ahli K3, yaitu kecelakaan kerja.

    Para ahli K3 belajar dari kecelakaan kerja setelah melakukan analisis mendalam

    tentang penyebab dasar kecelakaan tersebut. Kemudian mereka membuat terobosan-

    terobosan baru guna mencegah agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali.

    Maka analisis kecelakaan kerja menjadi penting agar kita bisa melakukan peningkatan

    keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kita. Salah satu metode analisis kecelakaan

    kerja adalah dengan metode Fault Tree Analysis . (Pandey, 2005)

    Fault Tree analysis   (FTA) adalah Sebuah tekhnik untuk menghubungkan

     beberapa rangkaian kejadian yang menghasilkan sebuah kejadian lain. Metode ini

    menggunakan pendekatan deduktif yang mencari penyebab dari sebuah kejadian.

    Metode ini dipakai untuk investigasi kecelakaan kerja dengan cara menganalisis

     penyebab langsung hingga penyebab dasar dari kecelakaan kerja itu sendiri. Untuk

    memudahkannya kita harus paham teori domino sebagai berikut:

    http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-dan-elemen-sistem-manajemen.htmlhttp://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-dan-elemen-sistem-manajemen.html

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    12/18

     

    Gambar 2.1 Teori Domino Heinrich

    Dari teori di atas bisa disimpulkan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh

    kecelakaan kerja diawali oleh lemahnya kontrol sehingga memunuculkan sebab dasar

    kecelakaan lalu sebab langsung dari kecelakaan. Ini artinya apabila salah satu dari kartu

    domino sebelum kerugian diambil, maka tidak akan muncul kerugian.

    Fault Tree Analysis menggunakan prinsip ini untuk mengetahui penyebab dasar

    dari sebuah kecelakaan. Literatur FTA banyak menyebutkan tentang simbol-simbol

     penyebab serta gerbang penghubung (Gates) yang terdiri dari Gerbang “Dan” serta

    “Atau”. 

    Gambar 2.2 Simbol dalam

    Fault Tree nalysis

     

    Adapun hal-hal penting yang perlu diperhatikan dari Analisa Fault Tree

    Sederhana ini adalah:

    1. 

    Analisa dimulai dari kanan dan di akhiri di kotak paling kiri

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    13/18

    2.  Kotak paling kanan adalah kotak yang menggambarkan kerugian yang didapat

    3.  Setiap kotak dihubungkan oleh garis yang berarti “kotak di sebelah kanan

    disebabkan oleh kotak di sebelah kiri” 

    4.  Apabila ada 1 kotak di kanan yang disebabkan oleh lebih dari 1 kotak di kiri

    maka hubungan antara kotak-kotak itu adalah “dan”. Sebagai contoh: Kotak

    “Pekerja terpeleset di tangga” disebabkan 4 hal yaitu: 

    a. 

    Pekerja tidak menggunakan sepatu anti slip

     b.  Pekerja berjalan di tangga

    c.  Terdapat ceceran air di lantai

    d. 

    Pekerja tidak memegang handrail tangga

    Jika seperti di atas, maka itu berarti ke-4 penyebab harus ada untuk bisa

    menghasilkan “Pekerja terpeleset di tangga”. Ini juga berarti jika salah 1 dari ke -4

     penyebab itu hilang, maka “Pekerja terpeleset di tangga” tidak akan terjadi.

    Kelebihan dari analisa kecelakaan melalui metode fault tree analysis adalah:

    1.  Secara gamblang menjelaskan semua perbedaan interaksi penyebab untuk

    menghasilkan kerugian

    2. 

    Penyebab dasar dan logis dalam penyebab kerugian bisa dimengerti

    3.  Dapat membuat tindakan pencegahan yang tepat untuk mengeliminir penyebab

    dasar sehingga kerugian yang sama tidak akan muncul lagi

    4.  Dapat menghitung evaluasi kualitatif dan kuantitaif dari kerugian

    (Vesely, et al, 1981)

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    14/18

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1

     

    Kerangka Pikir

    Berikut adalah kerangka pikir dari penelitian ini agar penelitian dapat dilakukan

    secara sistematis dan terarah :

    Gambar 3. 1 Kerangka Pikir Penelitian

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    15/18

    3.2

     

    Diagram Akur Penelitian

    Berikut adalah diagram alur atau urutan dari penelitian yang akan dilakukan :

    Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    16/18

    3.3

     

    Pengumpulan Data

    Pengumpulan data penelitian ini terdiri dari 2 studi yaitu studi pustaka dan studi

    lapangan berikut penjelasanya :

    1. 

    Studi Pustaka

    Studi pustaka dapat menunjang dan memberikan pengetahuan kepada

     penulis mengenai permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan sehingga

     permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan sebaik-baiknya. Dalam studi

     pustaka ini, penulis membaca buku-buku referensi serta jurnal tentang topik-

    topik yang berkaitan dengan permasalahan. Selain itu. studi pustaka juga

    digunakan penulis sebagai landasan teori pemecahan masalah.

    2.  Studi Lapangan

    Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi riil dari perusahaan.

    Dengan mengamati project yang sedang berlangsung dapat memberikan

    gambaran kepada penulis mengenai permasalahan yang sedang dihadapi oleh

     perusahaan sehingga dapat membantu mempermudah penulis dalam memahami

     permasalahan tersebut dan diharapkan dapat memberikan solusi pemecahan

    masalah yang tepat.

    3.4  Pengolahan dan Analisis Data

    Dalam Melakukan pemecahan masalah berikut adalah tahapan pengolahan data

    dan analisa yang akan dilakukan

    1.  Identifikasi Proses Kerja 

    Merupakan langkah awal, menggambarkan kegiatan service sepeda motor yang

    ada di bengkel Ahass 7158 sahabat sejati semarang

    2. 

    Fault Tree Analysis (FTA) 

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk pembuatan FTA yaitu:

    a.  Mendefinisikan problem dengan menjelaskan variabel penyebab

    kecelakaan yang terjadi beserta penyebabnya. 

     b.  Penentuan top event, intermediate event , dan basic event . 

    c.  Pengkonstruksian pohon analisis setelah mendefinisikan kecelakaan

    kemudian mengembangkan pohon kesalahan yang nantinya dapat

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    17/18

    ditemukan penyebab dari kecelakaan dapat terjadi. Dan kemudian

    mencari solusi bagaiman kecelakaan yang terjadi dapat diantisipasi 

    3.  Analisis

    Analisis dilakukan setelah menjabarkan pohon kesalahan yang telah dilakukan

    agar nantinya bisa diberikan saran perbaikan

  • 8/17/2019 PROPOSAL SAFETY ENGINEERING

    18/18