28
1 PENERAPAN MEDIA E-LEARNING DALAM PENDIDIKAN DI SMK Proposal ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah MKPE Di Susun Oleh : Jayani Achmad 5215072381 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010

Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

  • Upload
    adicepe

  • View
    254

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

1

PENERAPAN MEDIA E-LEARNING DALAM PENDIDIKAN DI SMK

Proposal ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah MKPE

Di Susun Oleh :

Jayani Achmad 5215072381

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2010

Page 2: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur sepatutnya kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua sebagai makhluk

ciptaan-Nya sehingga penulis dengan segala keterbatasanya hingga saat ini dapat

menyelesaikan tugas penyusunan proposal ini terselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada sang revolusioner sejati

Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya, semoga

kita termasuk kedalam umatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman nanti.

Proposal yang berjudul “Penerapan Metode E-Learning Dalam Dunia

Pendidikan” ini bertujuan untuk memenuhi satu tugas individu yang diberikan oleh

dosen mata kuliah Metodologi Khusus Pengajaran Elektronika (MKPE)..

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penyusunan

makalah individu ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini kurang sempurna, oleh

sebab itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan

peningkatan penyusunan pada proposal selanjutnya. Atas semua kekurangan yang

terdapat dalam penyusunan proposal ini, penyusun memohon maaf yang sebesar-

besarnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan khususnya untuk

penyusun sendiri.

Jakarta, Juni 2010

Penyusun

Page 3: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan teknologi informasi telah memberikan kontribusi yang

luar biasa dalam hal penyebaran materi informasi ke seluruh belahan dunia.

Teknologi informasi merupakan suatu alat globalisator dan salah satu instrumen vital

untuk memicu time-space compression (menyusutnya ruang dan waktu). Karena

kontaknya yang tidak bersifat fisik dan individual, maka ia bersifat massal dan

melibatkan ribuan orang. Hanya dengan berada di depan komputer yang terhubung

dengan internet, seseorang bisa terhubung ke dunia virtual global untuk bermain

informasi dengan ribuan komputer penyedia informasi yang dibutuhkan, yang juga

terhubung ke internet pada saat itu.

Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat tersebut

menciptakan kultur baru bagi semua orang di seluruh dunia. Dunia pendidikan pun

tak luput dari sentuhannya. Integrasi teknologi informasi ke dalam duina pendidikan

telah menciptakan pengaruh besar. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi

informasi, mutu dan efisiensi pendidikan dapat ditingkatkan.

Menurut Bates (1997) terdapat 4 alasan untuk menggunakan teknologi

informasi dalam pendidikan yaitu :

1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

2. Untuk meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan

3. Untuk mengurangi biaya pendidikan

4. Untuk meningkatkan efektifitas biaya pendidikan

Page 4: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

4

Di tengah kemelut dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai,

kehadiran teknologi informasi menjadi satu titik cerah yang diharapkan mampu

memberi sumbangan berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan. saat ini mutu

pendidikan Indonesia masih sangat rendah. Laporan tahunan Human Development

Index UNDP tahun 2004 menempatkan Indonesia pada posisi 111 dari 175 negara.

Adapun hasil survai tentang kualitas pendidikan di Asia yang dilakukan oleh PERC

(The Political and Economic Risk Country), Indonesia berada pada posisi 12 atau

yang terendah (Suara Karya, 18 desember 2004). Peringkat ini sepertinya tidak

mengalami pergeseran jauh pada saat sekarang ini mengingat problematika

pendidikan yang masih saja belum berubah.

Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia

pendidikan adalah e-learning. Saat ini e-learning mulai mengambil perhatian banyak

pihak, baik dari kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun industri. Di

institusi pendidikan misalnya, e-learning telah membuka cakrawala baru dalam

proses belajar mengajar. Sedangkan di lingkungan industri, e-learning dinilai mampu

membantu proses dalam meningkatkan kompetensi pegawai atau sumber daya

manusia.

E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional

yang dituang dalam format digital dan disajikan melalui teknologi informasi. Secara

ringkas, Anwas (2005) menyatakan e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta

didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital

melalui internet. Keunggulan-keunggulan e-learning yang paling menonjol adalah

efisiensinya dalam penggunaan waktu dan ruang. Seperti telah disebutkan di atas,

pendidikan berbasis teknologi informasi cenderung tidak lagi tergantung pada ruang

Page 5: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

5

dan waktu. Tak ada halangan berarti untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar

lintas daerah, bahkan lintas negara melalui e-learning. Dengan e-learning pengajar

dan siswa tidak lagi selalu harus bertatap muka dalam ruang kelas pada waktu

bersamaan.

SMK bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya program

studi Teknik Komputer dan Jaringan memiliki potensi memberikan pembelajaran

komputer yang telah tersusun dalam suatu silabus yang siap dikembangkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satunya adalah pelajaran

merakit komputer yang tersusun dalam kompetensi Menginstalasi PC. Pelajaran ini

merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa untuk melanjutkan tingkat

pembelajaran selanjutnya. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan

sejumlah pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam beradaptasi dan menerapkan

teknologi perangkat keras komputer dalam dunia industri ataupun dunia usaha

dengan berbagai metode pembelajaran yang ada seperti e-learning.

Permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran ini adalah belum

tersedianya buku-buku sebagai bahan ajar yang tersusun secara sistematis sesuai

dengan tuntutan kurikulum yang dapat digunakan oleh siswa dalam proses

pembelajaran. Bila menggunakan e-learning yang telah ada, dukungan terhadap

proses pembelajaran yang disediakan e-learning tersebut masih bersifat umum dan

belum benar-benar mengarah pada tujuan yang diharapkan.

E-learning bidang komputer yang telah ada di internet dan menggunakan

bahasa indonesia dapat diakses di ilmukomputer.com, namun bila ditinjau dari segi

kebutuhan dalam pembelajaran, isinya belum membahas secara khusus materi yang

dibutuhkan siswa khususnya siswa SMK bidang Teknologi Informasi Komunikasi

Page 6: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

6

dan belum memiliki bentuk evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa.

E-learning lain yang dapat ditemui di internet adalah edukasi.net dan

pojokguru.com. E-learning ini sudah memiliki materi pembelajaran dan bentuk

evaluasi yang memadai untuk suatu topik pembelajaran, namun e-learning ini juga

belum membahas secara khusus materi yang dibutuhkan siswa khususnya siswa

SMK bidang Teknologi Informasi Komunikasi.

Dengan adanya dukungan infrastruktur teknologi informasi dari

pemerintah pusat dengan mulai berdirinya pusat-pusat Information and

Communication Technology (ICT) di setiap kabupaten dan kota di Indonesia, sudah

selayaknya dilakukan penelitian untuk membangun e-learning yang salah satunya

bidang perangkat keras untuk SMK berbasis web. Selanjutnya diharapkan e-learning

ini dapat dimanfaatkan oleh siswa SMK bidang Teknologi Informasi Komunikasi

pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, sehingga kualitas pembelajaran

dalam dunia pendidikan dapat meningkat menjadi lebih baik..

B. BATASAN MASALAH

Batasan masalah pada penelitian ini adalah studi tentang pembangunan e-

learning bidang perangkat keras untuk SMK bidang Teknologi Informasi

Komunikasi khususnya pada program studi Teknik Komputer dan Jaringan berbasis

web yang dibentuk dengan pemrograman PHP dan MySQL pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Merakit Komputer dengan kompetensi

Menginstalasi PC.

Page 7: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

7

C. RUMUSAN MASALAH

Untuk mendukung proses pembelajaran khususnya bidang perangkat

keras bagi siswa SMK menjadi lebih interaktif, dinamis dan menarik dibutuhkan

suatu teknologi seperti e-learning berbasis web yang sekaligus dapat digunakan

sebagai sarana pembelajaran mandiri yang dapat dilakukan dari jarak jauh dan

sebagai bahan ajar serta evaluasi yang dapat digunakan siswa dalam

mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan tujuan kurikulum

yang telah ditentukan.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah terwujudnya e-learning bidang perangkat

keras untuk SMK bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya pada

program studi Teknik Komputer dan Jaringan berbasis web mata pelajaran Merakit

Komputer dengan kompetensi Menginstalasi PC. sesuai dengan tujuan kurikulum

yang telah ditentukan

.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari pencapaian tujuan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pendukung proses pembelajaran siswa menjadi lebih interaktif, dinamis

dan menarik.

2. Sebagai sarana pembelajaran mandiri yang dapat dilakukan dari jarak jauh

3. Dapat dijadikan acuan dan pembanding dalam mengembangkan e-learning

berbasis web untuk bidang ilmu pengetahuan lain

Page 8: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Kurikulum dan Kompetensi Pembelajaran Bidang Perangkat Keras untuk

SMK

Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang

kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

22 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan

dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah

menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,

dan silabus.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK sebagai perwujudan dari

kurikulum pendidikan menengah kejuruan dikembangkan sesuai dengan

relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di

bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan, mengacu pada standar isi dan

Page 9: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

9

standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan

kurikulum yang disusun oleh BSNP.

SMK bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya program

studi Teknik Komputer dan Jaringan memiliki potensi memberikan pembelajaran

komputer yang telah tersusun dalam suatu kurikulum, salah satunya adalah

merakit komputer yang tersusun dalam kompetensi Menginstalasi PC. Pelajaran

ini merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa untuk melanjutkan

tingkat pembelajaran selanjutnya. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk

mengembangkan sejumlah ketrampilan teknis dalam beradaptasi dan menerapkan

teknologi perangkat keras komputer dalam dunia industri ataupun dunia usaha.

2. Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Bidang Perangkat Keras

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah

“proses belajar mengajar” dan “pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan

terjemahan dari kata “instruction”. Menurut gagne, Briggs dan Wager (1992),

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses belajar pada siswa. Ciri-ciri pembelajaran adalah :

- Meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa

- Adanya komponen-komponen yang berkaitan yaitu : tujuan, materi, kegiatan

dan evaluasi pembelajaran

Dalam teori pembelajaran inti dari teori kontruktivisme adalah

pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dri pikiran guru ke pikiran

siswa. Artinya siswa bukanlah bejana kosong yang siap diisi apa saja sesuai

dengan kehendak guru. Siswa harus aktif membangun struktur pengetahuan

Page 10: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

10

berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Wheatley (1991:12)[6] dengan mengajukan dua prinsip utama dalam

pembelajaran dengan teori konstruktivisme. Pertama pengetahuan tidak dapat

diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua,

fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui

pengalaman nyata yang dimiliki anak. Pandangan ini secara nyata didukung oleh

Tasker (1992:30)[6] dengan tiga penekanan utama dalam teori belajar

kontruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua adalah pentingnya

membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna.

Ketiga adalah mengkaitkan antara gagasan dengan informasi yang baru diterima.

Dengan demikian seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila

belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui oleh orang lain.Oleh karena

itu, untuk mempelajari bidang perangkat keras komputer yang baru, pengalaman

belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar

bidang perangkat keras tersebut.

Pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme harus memiliki ciri-ciri

sebagai berikut : Hudojo(1998:7-8)[7]

1. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang

telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses

pembentukan pengetahuan.

2. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua

mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan

dengan berbagai cara.

Page 11: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

11

3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan

dengan melibatkan pengalaman kongkrit, misalnya memahami konsep

pernagkat keras komputer dalam aktivitas sehari-hari.

4. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya

transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan

orang lain atau lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara guru

dengan para siswa.

5. Memanfaatkan berbagai media termasuk multimedia sehingga pembelajaran

menjadi lebih interaktif.

6. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga pelajaran menjadi

menarik dan siswa mau belajar.

3. E-Learning

E-learning merupakan penyatuan waktu pendidikan dengan rangkaian

percepatan waktu yang tinggi. Hal ini berupa penyerahan dari sistem individu,

menyeluruh,isi pembelajaran yang dinamis dalam suatu waktu, yang membantu

pengembangan pengetahuan masyarakat, menghubungkan pelajar dan praktisi

dengan tenaga ahli. (Drucker 2000).

Proses pembelajaran tradisional dapat dikarakteristikan sebagai autoritas

yang terpusat (yang mana isinya dipilih oleh pendidik), permintaan tuntutan yang

besar (instruktur memberikan pengetahuan kepada siswa), kekurangan personalitas

(isi harus memuaskan dengan kebutuhan yang banyak) dan proses pembelajaran

yang statis (isi yang tidak mengalami perubahan). Tabel berikut menunjukkan

karakteristik standar skenario pembelajaran yang dikembangkan menggunakan

pendekatan e-learning

Page 12: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

12

DIMENSI PELATIHAN E-LEARNING

Penyerahan Memberi - Instruktur

menentukan agenda

pembelajaran

Meminta- Siswa menentukan

agenda pembelajaran

Kemampuan

Reaksi

Mengantisipasi –

Mengasumsikan untuk

mengetahui masalah

Bereaksi – bereaksi terhadap

masalah yang ada

Simetrisitas Tidak simetris – Pelatihan

terjadi sebagai suatu aktivitas

yang berbeda

Simetris – Pembelajaran

terjadi sebagai suatu aktivitas

yang terintegrasi

Pelaksanaan Terpisah – Pelatihan

berlangsung serempak dengan

mendefinisikan awal dan akhir

Berkelanjutan –

Pembelajaran secara paralel

untuk tugas yang tidak

pernah berhenti

Otoritas Terpusat – Isi dipilih dari suatu

referensi dari materi yang

dikembangkan oleh pendidik

Terdistribusi – Isi berasal dari

interaksi antara peserta

danpendidik

Personalisasi Produksi massal – Isi harus

memuaskan banyak kebutuhan

Personalitas – Isi ditentukan

oleh pengguna individu yang

membutuhkan dan diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan

setiap pemakai

Page 13: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

13

Adaptivitas Statis – Isi dan pengaturan

dibentuk tanpa memperhatikan

perubahan lingkungan

Dinamis – Isi berubah secara

teratur berdasarkan masukan

pengguna, pengalaman,

praktek baru, dan aturan

bisnis

Tabel 1. Perbedaaan antara pelatihan dan e-leraning(Drucker 2000)

Sumber : Ljiljana Stojanovic et al (2002)

E-learning berasal dari computer-based training (CBT) yang merupakan

otomatisasi pendidikan yang menggantikan fungsi instruktur dan mengembangkan

sistem pembelajaran mandiri.Tetapi e-learning difokuskan pada

pengembanganskenario CBT dengan suatu pendekatan pembelajaran dengan

menghilangkan permasalahan waktu dan jarak serta pemilihan pembelajaran sesuai

kebutuhan pengguna (Barker 2000). Kunci suksesnya adalah kemampuan untuk

mengurangi perputaran waktu untuk pembelajaran dan menyesuaikan isi, ukuran

dan gaya dari pembelajaran untuk pengguna dilingkungannya

Pada saat ini teknologi web dapat di eksploitasi sebagai sebuat platform

yang sangat cocok untuk mengimplementasikan sistem e-learning karena

menyediakan fasilitas pengembangan materi e-learning yang cukup luas.E-learning

yang dikembangkan menggunakan teknologi web memiliki keuntungan sebagai

berikut :

DIMENSI E-LEARNING KEUNTUNGAN

Penyerahan Meminta- Siswa

menentukan agenda

Materi pembelajaran

diditribusikan pada web namun

Page 14: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

14

pembelajaran mereka dihubungkan secara

langsung dan sistematis .Ini

memungkinkan dari sebuah topik

yang dipilih pengguna

dihubungkan dengan topik lain

yang menarik

Kemampuan

Reaksi

Bereaksi – bereaksi

terhadap masalah yang

ada

Agen perangkat lunak pada

teknologi web boleh

menggunakan pelayanan bahasa

yang disetujui secara langsung

yang membolehkan koordinasi

diantara agen dan materi

pembelajaran yang diserahkan

secara proaktif dalam kontek

permasalahan yang nyata. Visinya

adalah bahwa setiap pengguna

memiliki agen personal yang

berkomunikasi dengan agen

lainnya

Simetrisitas Simetris – Pembelajaran

terjadi sebagai suatu

aktivitas yang terintegrasi

Teknologi web menawarkan

kemampuan untuk menjadi sebuah

platform yang terintegrasi untuk

proses bisnis dalam organisasi

termasuk aktivitas pembelajaran

Page 15: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

15

Pelaksanaan Berkelanjutan –

Pembelajaran secara

paralel untuk tugas yang

tidak pernah berhenti

Aktif memberikan informasi

(berdasarkan agen personal) yang

membuat suatu lingkungan

pembelajaran yang dinamis yang

terintegrasi dalam proses bisnis

Otoritas Terdistribusi – Isi berasal

dari interaksi antara

peserta dan pendidik

Teknologi web akan

memungkinkan menjadi

terdesentralisasi.Hal ini

menjadikan sebuah kerjasama

yang efektif dalam konten

manajemen

Personalisasi Personalitas – Isi

ditentukan oleh pengguna

individu yang

membutuhkan dan

diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan

setiap pemakai

Seorang pengguna mencari materi

pembelajaran dengan memilih

seuai dengan kebutuhannya.

Teknologi ini menghubungkan

antara pengguna yang

membutuhkan dengan

karakteristik dari materi

pembelajaran

Adaptivitas Dinamis – Isi berubah

secara teratur berdasarkan

masukan pengguna,

pengalaman, praktek

baru, dan aturan bisnis

Teknologi web mendistribusikan

pengetahuan dalam berbagai

bentuk. Distribusi materi

pembelajaran dapat dikembangkan

secara berkelanjutan

Page 16: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

16

Tabel 2. Keuntungan teknologi web dalam mengembangkan e-learning

(Drucker 2000)

Sumber : Ljiljana Stojanovic et al (2002)

4. Desain Pembelajaran

Model desain pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan

pembelajaran ini adalah Dick and Carey Systems Approach Model. Menurut

Prof. Atwi Suparman (Rektor UT), model ini diciptakan selain cocok untuk

pembelajaran formal di sekolah, juga untuk sistem pembelajaran yang

melibatkan komputer dalam proses pembelajaran. Analisis tentang media dan

metode tidak bersifat argumentatif guna mencapai berbagai alternatif media dan

metode yang akan dipakai karena media yang digunakan sudah tertentu, yakni

komputer dan perlengkapannya, dan metodenya adalah metode pembelajaran

berbasis komputer.

Secara rinci tahapan-tahapan desain pembelajaran yang digunakan

untuk memodifikasi dari desain pembelajaran Dick and Carey System sebagai

berikut :

a. Identifikasi Tujuan. Tujuan dalam pembelajaran akan memberi arah dalam

merancang program, implementasi program dan evaluasi.

b. Analisis Instruksional. Pada tahap ini, diterapkan konsep-konsep dan prinsip

perangkat keras komputer yang harus dikuasai siswa.

c. Identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa. identifikasi awal siswa

dilakukan melalui tes awal.

d. Penulisan Tujuan Kinerja. Penulisan tujuan kinerja dijabarkan dalam bentuk

rencana pelaksanaan pembelajaran.

Page 17: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

17

e. Evaluasi. Setelah berakhirnya kegiatan implementasi program pembelajaran,

maka dilakukan evaluasi terhadap efektivitas model belajar yang telah

diterapkan.

Gambar 1. Model Pengembangan Instruksional Dick and Carey

Sumber : Rusli Sofian M.(2005)

5. Learning Technology System Architecture (LTSA)

LTSA adalah standar yang dikembangkan berdasarkan IEEE 1484 guna

mendukung pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan dalam bentuk rancangan

sistem level tinggi beserta komponen - komponennya. Standar ini bukan hanya

milik dunia pendidikan formal saja tetapi juga diterapkan dalam dunia industri

dalam bentuk pelatihan–pelatihan.

Standar ini dimaksudkan agar pengembangan berbagai sistem untuk teknologi

pembelajaran memiliki plat form yang sama, sistemik, dan sistematis sehingga

Mengidentifikasi Tujuan Instruksional Umum

Melakukan Analisis

Instruksional

Mengindentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa

Merevisi Kegiatan Instruksional

Menulis Tujuan Kinerja

Mengembangkan Butir Tes Acuan Patokan

Mengembangkan Strategi

Instruksional

Mengembangkan dan Memilih Bahan Instruksional

Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Formatif

Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif

Page 18: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

18

komunikasi, integrasi, dan kolaborasi antarsistem di seluruh dunia dapat

berlangsung dengan baik. Sebagai contoh bila

suatu produk Computer Assisted Learning dibangun tanpa memperhatikan plat

form yang ada, bisa terjadi produk ini tidak akan dapat dijalankan pada

komputer dengan sistem operasi Windows atau Linux.

LTSA mencakup sistem yang sangat luas yang umumnya dikenal

sebagai teknologi pembelajaran, teknologi pendidikan dan pelatihan, pelatihan

berbasis komputer (computer-based training), computer assisted instruction,

intelligent tutoring, metadata, dan sebagainya.

Arsitektur ini bersifat netral terhadap aspek pedagogi, isi, budaya, dan platform

sistem.

LTSA terdiri dari lima lapis arsitektur. Setiap layer menggambarkan

sebuah sistem pada level yang berbeda. Layer yang lebih tinggi memiliki

prioritas yang lebih besar dan berpengaruh dalam analisis dan perancangan

sistem. Dengan kata lain, layer yang lebih tinggi merupakan abstraksi dari layer

yang di bawahnya, sedangkan layer yang lebih rendah merupakan implementasi

dari layer yang di atasnya.

Page 19: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

19

Gambar 2. Lima Layer LTSA

Sumber : Stefanus Santosa (2007)

Kelima lapisan tersebut dari tertinggi hingga terendah adalah:

a. Lapis 1: Learner and Environment Interactions

Lapisan ini berfokus pada akuisisi, transfer, pertukaran, formulasi, dan

penemuan siswa terhadap pengetahuan dan/atau informasi melalui interaksi

dengan lingkungannya. Teori – teori belajar banyak berperan di sini.

b. Lapis 2: Learner-Related Design Features

Lapisan ini berfokus pada efek siswa pada perancangan sistem teknologi

pembelajaran. Teori – teori desain pembelajaran sangat berperan terutama yang

berorientasi siswa (student oriented).

c. Lapis 3: System Components

Lapisan ini mendeskripsikan komponen dasar arsitektur yang diidentifikasi pada

lapis ke-2 yang berfokus pada siswa.

Page 20: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

20

d. Lapis 4: Implementation Perspectives and Priorities

Lapisan ini mendeskripsikan sistem pembelajaran dari berbagai perspektif

dengan mengacu pada lapis ke-3. LTSA telah memformulasikan lebih dari 120

stakeholder perspective. Setiap stakeholder memiliki perspektif yang berbeda

terhadap sistem pembelajaran.

e. Lapis 5: Operational Components and Interoperability

Lapisan ini mendeskripsikan komponen dan antarmuka yang bersifat generik

dari arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti yang

diidentifikasi pada lapis ke-4. Dengan mengetahui standar interoperabilitas

(codings, APIs, protocols) yang digunakan maka dapat ditingkatkan pemahaman

terhadap sistem dan dapat diketahui interoperabilitas potensialnya.

Secara detil Lapis 3 terdiri dari komponen-komponen sistem LTSA,

seperti tampak pada gambar berikut :

Gambar 3. Komponen-komponen Sistem LTSA

Sumber : Stefanus Santosa (2007)

Page 21: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

21

Komponen – komponen tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian :

a. Proses, yang meliputi entitas siswa, evaluasi, pelatih, dan pengiriman.

Proses dideskripsikan dengan batasan, input, proses (fungsionalitas), dan

output.

b. Penyimpanan data, yang meliputi rapor siswa dan sumber pembelajaran.

Penyimpanan data dideskripsikan berdasarkan tipe dari informasi yang

disimpan serta metode search, retrieval, dan update.

c. Aliran data, yang meliputi preferensi pembelajaran, perilaku, informasi

penilaian, informasi pembelajar, query, info katalog, lokator, konten

pembelajaran, multimedia, konteks interaksi. Aliran data dideskripsikan

berdasarkan konektivitas (one-way, two-way,static connections, dynamic

connections, dan sebagainya) dan tipe informasi yang dialirkan

Sebelum suatu sistem pembelajaran dibangun diperlukan tahapan

analisis dan desain terlebih dahulu. Tahapan analisis dan desain ini mengacu

pada Lapis 1: Learner and Environment Interactions dan Lapis 2: Learner-

Related Design Features. Tahapan berikutnya adalah pemetaan komponen –

komponen sistem sebagai kerangka sistem pembelajaran yang utuh. Sekalipun

sistem pembelajaran yang akan dibangun tidak banyak melibatkan teknologi,

misal sistem pembelajaran kelas tradisional, LTSA tetap dapat

mengakomodasikan.

Berikut ini adalah contoh pemetaan untuk sistem pembelajaran kelas

tradisional non-elektronik. Komponen – komponen sistem dipetakan dari

abstraksi yang berada pada lapis di atasnya.

Page 22: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

22

Gambar 4. Pemetaan Komponen Sistem Pembelajaran Kelas Tradisional

Sumber : Stefanus Santosa (2007)

Komponen – komponen sistem yang terbentuk adalah perpustakaan sekolah,

siswa, guru, dan laporan perkembangan. Komponen-komponen ini saling

berinteraksi melalui jalur – jalur aktivitas sesuai arah informasi yang akan terjadi

Page 23: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

23

F. KERANGKA PEMIKIRAN

PERMASALAHAN

- Belum tersedianya buku-buku sebagai bahan ajar yang tersusun secara sistematis sesuai dengan tuntutan kurikulum yang dapat digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran.

- E-learning yang ada belum memenuhi kebutuhan pembelajaran yang ada sesuai kurikulum SMK bidang Teknologi Informasi Komunikasi khususnya pada program studi Teknik Komputer dan Jaringan seperti ruang lingkup tujuan, materi dan evaluasi khususnya mata pelajaran merakit komputer dengan kompetensi menginstalasi PC

DESAIN INSTRUKSIONAL PEMBELAJARAN

TEORI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN

METODE PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN

MATERI PEMBELAJARAN

E-LEARNING

TEKNOLOGI WEB (APACHE,PHP,MYSQL)

TUJUAN

Terwujudnya e-learning bidang perangkat keras untuk SMK bidang Teknologi Informasi Komunikasi khususnya pada program studi Teknik Komputer dan Jaringan berbasis web yang memenuhi kebutuhan pembelajaran yang ada sesuai dengan kurikulum SMK bidang Teknologi Informasi Komunikasi khususnya pada program studi Teknik Komputer dan Jaringan seperti ruang lingkup tujuan, materi dan evaluasi khususnya mata pelajaran merakit komputer dengan kompetensi menginstalasi PC

DESAIN PEMBELAJARAN (Dick and Carey)

DESAIN ARSITEKTUR (LTSA)

MENDEFINISIKAN PERMASALAHAN PADA E-LEARNING YANG ADA

Page 24: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam membangun e-learning ini

menggunakan pendekatan penelitian rekayasa foward engineering yaitu rekayasa

yang dilakukan dari perencanaan, perancangan, pembangunan dan penerapan yang

merupakan bentuk tahapan untuk mencapai tujuan penelitian.

1. Perencanaan

Tahapan ini dilakukan dengan mendeskripsikan kebutuhan yang

diperlukan untuk membangun e-learning yang dilakukan dengan cara :

a. Metode Observasi

Metode ini merupakan metode dengan mengadakan pengamatan dan penelitian

secara langsung terhadap masalah yang akan diselesaikan, dengan cara ini

diharapkan mendapatkan informasi data yang benar dan lengkap serta dapat

mengetahui keadaan yang sebenarnya sehingga mempermudah dalam penulisan

permasalahan. Metode ini diwujudkan dalam bentuk analisa kurikulum,

pengumpulan bahan ajar dan pengkajian bentuk evaluasi yang akan digunakan.

b. Metode Perbandingan

Metode ini dilakukan dengan membandingkan beberapa produk e-learning yang telah

ada, kemudian mencari kekurangan dan kelebihan dari produk tersebut dan menarik

kesimpulan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dan pembanding dalam

membuat produk e-learning ini.

Page 25: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

25

2. Perancangan

Tahapan ini dilakukan dengan menentukan bentuk sistem arsitektur,

desain dan metode pembelajaran yang memenuhi kebutuhan yang telah di

rencanakan dengan menganalisa konteks dan konten pembelajaran. Selanjutnya

dilakukan penentuan skenario dan storyboard dari produk e-learning yang akan

dibuat

3. Pembangunan

Tahapan ini dilakukan dengan menentukan teknologi yang akan

digunakan dalam membangun e-learning berbasis web yang dilanjutkan dengan

pengkodean program yang telah dirancang sebelumnya.

4. Penerapan

Pada tahapan ini kode program yang telah terbentuk menjadi e-learning

diimplementasikan sesuai dengan desain dan skenario yang telah

ditentukan.Selanjutnya menyempurnakan arsitektur dan mengintegrasikan pada

pengujian sistem.

5. Pengujian

Pada umumnya setelah dilakukan penerapan, maka terdapat sebuah

pengujian. Pengujian ini dilakukan pada setiap pembangunan yaitu :

a. phase inception yaitu pengujian pada perencanaan awal

b. phase elaboration yaitu pengujian pada dasar arsitektural

c. phase contruction yaitu pengujian pada setiap pembangunan

d. phase transition yaitu pengujian ulang perbaikan dan pengujian regresi.

Page 26: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

26

Pada pengujian regresi dalam pembangunan baru, maka dilakukan

pengujian ulang dari pembangunan yang lama untuk meyakinkan tidak ada kesalahan

dalam pembangunan baru.

G. JADWAL PENELITIAN

No

Kegiatan

Pelaksanaan (Minggu ke- )

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2 3 4

Penyusunan rencana Persiapan kebutuhan peralatan Pelaksanaan penelitian Penulisan laporan

v v

v

v

v v

v v

v v

v v

v

Page 27: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

27

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

E-learning merupakan penyatuan waktu pendidikan dengan rangkaian

percepatan waktu yang tinggi. Hal ini berupa penyerahan dari sistem

individu, menyeluruh,isi pembelajaran yang dinamis dalam suatu waktu, yang

membantu pengembangan pengetahuan masyarakat, menghubungkan pelajar

dan praktisi dengan tenaga ahli. (Drucker 2000).

Proses pembelajaran tradisional dapat dikarakteristikan sebagai autoritas

yang terpusat (yang mana isinya dipilih oleh pendidik), permintaan tuntutan yang

besar (instruktur memberikan pengetahuan kepada siswa), kekurangan

personalitas (isi harus memuaskan dengan kebutuhan yang banyak) dan proses

pembelajaran yang statis (isi yang tidak mengalami perubahan).

B. SARAN

Dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran pada saat ini perlu

adanya media bantu seperti media E- learning salah satunya seperti internet

pada penerapan pembelajaran. Bagi yang kurang mengerti dalam dunia

IPTEK dapat di pelajari dimana sajan dan kapan saja dapat mengetahui

pengetahuan tentang berbagai ilmu dengan menggunakan media

pembelajaran E-learning.

Page 28: Proposal Skripsi Mkpe - Jayani Achmad (5215072381)

28

DAFTAR PUSTAKA

Won Kim (2008). Using Technologies to Improve E-Learning. ETH Zurich,

Chair of Software Engineering ©JOT Vol. 7, No. 8. Korea : Sungkyunkwan

University, Suwon, S.

Ljiljana Stojanovic et al (2002). eLearning based on the SemanticWeb. 76131

Karlsruhe Germany: FZI Research Center for Information Technologies at the

University of Karlsruhe

Prof. Shirley Alexander (2001). E-Learning Developments and Experiences.

Technological Demands on Women in Higher Education, Bridging the Digital

Divide. Sydney : Director, Institute for Interactive Media and

Learning,University of Technology (UTS)

Stefanus Santosa (2007), Bahan Ajar (Learning Technology Systems

Architecture), Udinus Semarang :Dosen