17
PROPOSAL PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN : BELUM OPTIMALNYA SURPERVISI INFEKSI NASOKOMIAL RAWAT INAP VIP RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI Dosen Pembimbing Akademik: Dr. Yulastri Arif, M.Kep Pembimbing Lahan/Klinik: dr. H. Maulana, MKM DISUSUN OLEH : RINO 1421312037

Proposal Supervisi Nasokomial rino

  • Upload
    rino

  • View
    29

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rino

Citation preview

Page 1: Proposal Supervisi Nasokomial rino

PROPOSAL

PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN : BELUM OPTIMALNYA SURPERVISI INFEKSI NASOKOMIAL RAWAT INAP VIP

RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI

Dosen Pembimbing Akademik:

Dr. Yulastri Arif, M.Kep

Pembimbing Lahan/Klinik:

dr. H. Maulana, MKM

DISUSUN OLEH :RINO

1421312037

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

2015

Page 2: Proposal Supervisi Nasokomial rino

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral

dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan

paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit

(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

kesehatan dan pusat penelitian medik (WordPress, 2010)

Rumah sakit memiliki fungsi sangat banyak. Pertama adalah melaksanakan

pelayanan medis dan penunjan medis. Melaksanakan pelayanan medis tambahan serta

penunjang medis tambahan. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.

Melaksanakan pelayanan medis khusus. Melaksanakan pelayanan rawat inap.

Melaksanakan pelayanan administratif untuk semua pasien.

Selain fungsinya yang ditujukan untuk para pasien, rumah sakit juga memiliki

tujuan untuk kepentingan pendidikan calon-calon tenaga medis yakni mulai dari

melaksanakan pendidikan para medis. Selanjutnya membantu pendidikan tenaga medis

umum serta membantu pendidikan pula untuk tenaga medis spesialis. Selain pendidikan,

penelitian dan pengembangan kesehatan juga menjadi salah satu bidang yang dibantu.

Dan yang terakhir adalah membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi (peterparker,

2015)

Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen

serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen

keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen

dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau

sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan

evaluasi.Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi

manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah

Page 3: Proposal Supervisi Nasokomial rino

diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung

memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara

menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan

untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar seorang manajer keperawatan untuk

mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah

–masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh manajer

keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin

sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan. (Sukardjo, 2010)

Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan

dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial. Infeksi ini

menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosokomial itu

sendiri dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh seseorang selama di rumah sakit.

Selama 10-20 tahun belakangan ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk

mencari masalah utama meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial dan di

beberapa Negara, kondisinya justru sangat memprihatinkan. Keadaan ini justru

memperlama waktu perawatan dan perubahan pengobatan dengan obat-obatan mahal

akibat resistensi kuman, serta penggunaan jasa di luar rumah sakit. Karena itu di negara-

negara miskin dan berkembang, pencegahan infeksi nosokomial lebih diutamakan untuk

dapat meningkatkan kualitas pelayanan pasien dirumah sakit.

Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan

kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan

ditempatkan dalam jarak yang sangat. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada penderita,

tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang datang ke rumah sakit. Infeksi yang ada di

pusat pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau diperoleh melalui petugas kesehatan,

Page 4: Proposal Supervisi Nasokomial rino

orang sakit, pengunjung yang berstatus karier atau karena kodisi rumah sakit. Kerugian

yang ditimbulkan akibat infeksi ini adalah lamanya rawat inap yang tentunya akan

membutuhkan biaya yang lebih banyak dari perawatan normal bila tidak terkena infeksi

nosokomial. Infeksi ini dapat menyebabkan kematian bagi pasien. (Riana, 2012)

Total kunjungan pasien ruang rawat inap VIP RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

tahun 2014 adalah sebesar 516 pasien. Jumlah pasien meninggal sebanyak 8 orang dengan

pasien meninggal di > 48 jam. Pasien yang dirawat di ruang VIP paling banyak diderita

oleh pasien penyakit dalam sebanyak 328 pasien adalah pasien interne, 102 pasien adalah

pasien anak. Pasien obgin merupakan pasien terbesar ketiga yang paling banyak dirawat di

ruang perawatan VIP.

Pasien saraf menempati urutan ke empat terbesar yang di rawat di ruang perawatan

inap VIP, dan sebanyak 13 orang adalah dari pasien bedah. Sedangkan pasien jantung

diderita sebanyak 4 orang pasien, dan pasien mata sebanyak 3 orang.

Sepuluh penyakit terbesar dewasa di ruang rawat inap VIP RSUD H. Abdul Manap

Kota Jambi paling banyak adalah pada penyakti Diabetes Melitus Tipe II dengan jumlah

39 orang. Penyakit terbesar kedua adalah penyakit dispepsia dengan jumlah pasien

sebanyak 25 orang, pasien DHF sebanyak 19 orang. Penyakit terbesar yang juga banyak

diderita pasien dewasa di VIP adalah pasien Gastritis sebanyak 18 orang, GEA sebesar 17

orang. Sedangkan untuk pasien SC adalah sebesar 16 pasien, dan penyakit lain yang juga

diderita pasien dewasa VIP adalah penyakit Febris, Hipertensi, Hepatitis dan Vertigo.

Untuk penyakit terbesar VIP yang banyak di derita pasien anak-anak adalah pada

penyakit DHF sejumlah 30 orang, BBL 29 orang, GEA 17 orang, Febris 7 orang,

Dispepsia 4 orang, Asma B 4 orang, Typoid 3 orang, ISPA, KDS dan Bronco Pnemonia

masing-masing sebanyak 2 orang pasien.

Hasil pengkajian assement wawancara, kuesioner dan obsevasi pada bulan

September 2015 diruangan Vip di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi, di dapatkan

Angka kejadian infeksi nosokomial Ada flebitis 20 pasien di Laporan tahun 2014, hasil

wawancara supervisi waktu tahun lalu pernah melakukan sekarang udah jarang sekali di

lakukan diruangan hanya sosialisasi aja, hasil kuesioner terdapat 5 perawat (41,7 %)

Page 5: Proposal Supervisi Nasokomial rino

yang tidak memehami tentang SOP pencegahan infeksi nosokomial yang telah

disosialisasikan. hasil observasi terdapat 4 perawat (33,3 %) yang tidak melakukan

perawat cuci tangan dengan hands scrub menggunkan 6 langkah dan 5 perawat (41,7)

yang tidak melakukan perawat menggunakan APD saat melakukan tindakan pada pasien.

Berdasarakan hasil pengkajian wawancara, kuesioner dan observasi kejadian

infeksi nosokomial kami akan melakukan / melaksanakan kegiatan seminar sepervisi

infeksi nosokomial di RSD H. Abdul Manap Kota Jambi.

B. TujuanMeningkatkan pelaksanaan Surpervisi infeksi nasokomial di instalasi rawat inap vip dari

5 0 % - 75 %

C. Kegiatan

1. Pelakasanaan seminar tentang tentang Surpervisi infeksi nasokomial

2. Pembentukan Tim Pokja SOP Surpervisi infeksi nasokomial

3. Penyusunan SOP tentang Surpervisi infeksi nasokomial

4. Konsultasi pakar Surpervisi infeksi nasokomial terkait SPO

5. Role Play SOP Surpervisi infeksi nasokomial

6. Uji coba SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang telah dibuat dengan pendampingan

7. Sosialisasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial

8. Implementasi SOP yang telah dibuat (Mandiri)

9. Pengusulan SOP Surpervisi infeksi nasokomial ke Direktur RSUD H. Abdul Manap

Kota Jambi

Page 6: Proposal Supervisi Nasokomial rino

D. Sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebgai alat dan bahan untuk mencapai

maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi

Adapun sarana dan prasarana dalam pencapaian tujuan dalam proposal ini adalah :

1. Sumber Daya Informasi

a. SOP Surpervisi infeksi nasokomial

b. Buku tentang Surpervisi infeksi nasokomial

2. Sumber Daya Material

a. Ruang Instalasi rawat inap Vip

b. Ruang Komite Keperawatan.

c. Aula RSUD H.Abdul Manap Kota Jambi.

d. Laptop.

e. LCD/Infokus.

f. Handout.

3. Sumber Daya Manusia

a. Direktur

b. Koordinator Instalasi rawat inap

c. Kepala ruangan Vip

d. Perawat Pelaksana Vip

c. Pakar Surpervisi infeksi nasokomial

Page 7: Proposal Supervisi Nasokomial rino

E. Sasaran

1. Direktur

2. Koordinator Instalasi rawat inap

3. Kepala ruangan Vip

4. Perawat Pelaksana Instalasi rawat inap Vip

F. Lokasi

Instalasi Instalasi rawat inap VIP RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

G. Waktu

Waktu dan kegiatan Ghanchart terlampir

H. Cara Evaluasi

No Kegiatan Cara evaluasi Waktu / tanggal1 Pelakasanaan seminar

tentang tentang Surpervisi infeksi nasokomial

Kuesioner tentang Surpervisi infeksi nasokomial pre test dan post test

22-10-2015

2 Pembentukan Tim Pokja SOP Surpervisi infeksi nasokomial

SK Direktur tentang Tim Pokja pembuatan SOP Surpervisi infeksi nasokomial

23-10-2015

3 Penyusunan SOP tentang Surpervisi infeksi nasokomial

Draf SOP tentang Surpervisi infeksi nasokomial yang terlah susun

24-10-2015 s/d 25-10-2015

4 Konsultasi pakar Surpervisi infeksi nasokomial terkait SPO

Masukan dan saran dari pakar Surpervisi infeksi nasokomial

26/10/2015

5 Role Play SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Lembar checklist Role Play SOP 27-10-2015

6 Uji coba SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang telah dibuat dengan

Lembar checklist Uji coba SOP 28-10-2015

Page 8: Proposal Supervisi Nasokomial rino

pendampingan

7 Sosialisasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Lembar absensi serta Kuesioner pre dan post

29-10-2015

8 Implementasi SOP yang telah dibuat (Mandiri)

Lembar Checklist Implementasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial dan kuesioner Implementasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial

30-10-2015 s/d 13/11/2015

9 Pengusulan SOP Surpervisi infeksi nasokomial ke Direktur RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

SK Direktur 14-11-2015

Page 9: Proposal Supervisi Nasokomial rino

DAFTAR PUSTAKA

WordPress 2010, Definisi Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Menurut Who, https://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/24/definisi-tugas-dan-fungsi-rumah-sakit-menurut-who/, di akses tanggal 6-10-2015

Peterparker, 2015,fungsi dan tipe rumah akit indonesia , www.peterparkerblog.com

di akses tanggal 6-10-2015

Sukardjo, 2010, Supervisi dalam Keperawatan, http://sukardjoskmmkes.blogspot.co.id/2010/10/supervisi-dalam-menejemen-keperawatan.html, di akses tanggal 6-10-2015

Riana, 2012, infeksi Nosokomial dirumah sakit, http://riana-a-h-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-41324-ADMINISTRASI%20RUMAH%20SAKIT%20DAN%20PUSKESMAS-Infeksi%20Nosokomial%20RumahSakit.html, diakses tanggal 6-10-2015

Page 10: Proposal Supervisi Nasokomial rino

TABEL 2 PLAN OF ACTION (POA) BELUM OPTIMALNYA SURPERVISI INFEKSI NASOKOMIAL RAWAT INAP VIP RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI 2015

NoKegiatan Tujuan

Cara Evaluasi Indikator Sasaran Metode

Waktu/Tempat

PJ

1 Pelakasanaan seminar tentang tentang Surpervisi infeksi nasokomial

Meningkatankan pengetahuan perawat tentang Surpervisi infeksi nasokomial

Kuesioner tentang Surpervisi infeksi nasokomial pre test dan post test

100% perawat RSUD H. Abdul Manap kota Jambi mengerti dengan maksud Surpervisi infeksi nasokomial

koordinator rawat inap

karuperawat pelaksana

ceramah 22-10-2015

Aula RSUD

Koordinator Rawat inap, Karu dan Mahasiswa Residensi

2 Pembentukan Tim Pokja SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Membentuk Tim Pokja pembuatan SOP Surpervisi infeksi nasokomial

SK Direktur tentang Tim Pokja pembuatan SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Terbentuknya satu Tim Pokja pembuatan SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Direktur RSKoordinator Instalasi

rawat inapPerawat Pelaksana

Diskusi Konsultasi

23-10-2015Ruang

Komite Keperawatan

koordinator rawat inapmahasiswa residensi

3 Penyusunan SOP tentang Surpervisi infeksi nasokomial

Menyusun SPO tentang Surpervisi infeksi nasokomial

Draf SOP tentang Surpervisi infeksi nasokomial yang terlah susun

Tersedia nya Draf SOP tentang Surpervisi infeksi nasokomial sesuai standar depkes RI

koordinator instalasi rawat inap

karu

diskusi konsultasibimbingan

24-10-2015 sd 25-10-2015

Ruang Komite Keperawatan

Koordinator Rawat inap, Karu dan Mahasiswa Residensi

4 Konsultasi pakar Surpervisi infeksi nasokomial terkait SPO

Mengkonsultasikan draf SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Masukan dan saran dari pakar Surpervisi infeksi nasokomial

Adanya masukan dan saran dari pakar Surpervisi infeksi nasokomial tentang SPO yang telah dibuat

Pakar Surpervisi infeksi nasokomial

Diskusi Konsultasi

26-10-2015Ruang

Komite Keperawatan

Mahasiswa Residensi

Page 11: Proposal Supervisi Nasokomial rino

5 Role Play SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Melaksanakan role play SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Lembar checklist Role Play SOP

Terlaksananya role play SPO Surpervisi infeksi nasokomial

Koordinator Instalasi Inap

KaruPerawat Pelaksana

Demonstarsi

Bimbingan

27-10-2015

Ruang Komite Keperawatan

Koordinator Rawat inap, Karu dan Mahasiswa Residensi

6 Uji coba SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang telah dibuat dengan pendampingan

Melaksanakan uji coba SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang telah dibuat dengan pendampingan

Lembar checklist Uji coba SOP

Terlaksananya uji coba SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang telah dibuat dengan pendampingan sesuai standar

Koordinator Instalasi Rawat Inap

KaruPerawat pelaksana

Demonstarsi

Bimbingan

28-10-2015

Ruang Instalasi rawat inap

Koordinator Rawat inap, Karu dan Mahasiswa Residensi

7 Sosialisasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Melaksanakan sosialisasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang telah dibuat

Lembar absensi

Kuesioner pre dan post

100 % undangan hadir dan memahami SOP yang telah dibuat

Koordinator Instalasi Rawat Inap

Karu perawat pelaksana

Diskusi Tanya

Jawab

29-10-2015

Ruang Komite Keperawatan

Koordinator Rawat inap, Karu dan Mahasiswa Residensi

8 Implementasi SOP yang telah dibuat (Mandiri)

Melaksanakan Surpervisi infeksi nasokomial suai SOP yang telah dibuat

Lembar Checklist Implementasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial

kuesioner Implementasi SOP Surpervisi infeksi nasokomial

Terlaksananya kegiatan pelayanan sesuai dengan SOP Surpervisi infeksi nasokomial dan dan 75 % perawat merasa dimudahkan serta terbantu dalam melakukan Surpervisi infeksi nasokomial dengan SPO yang telah dibuat

Koordinator Instalasi Rawat Inap

Karu perawat pelaksana

Praktek nyata sehari-hari

Penyebaran kuesioner

30-10-2015 s/d 13/11/2015

Ruang Instalasi rawat inap

Koordinator Rawat inap, Karu dan Mahasiswa Residensi

Page 12: Proposal Supervisi Nasokomial rino

9 Pengusulan SOP Surpervisi infeksi nasokomial ke Direktur RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

Mengusulkan SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang berkekuatan hukum berdasarkan SK Direktur RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

SK Direktur Adanya SK Direktur RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi pada SOP Surpervisi infeksi nasokomial yang telah dibuat

Direktur RSKoordinator Instalasi

rawat inap

Usulan Diskusi Konsultasi Bimbingan

14-11-2015

Ruangan Direktur RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi

Mahasiswa Residensi

Koordinator Instalasi rawat inap