Upload
dian-kusuma-putri
View
216
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Keperawatan Jiwa
Citation preview
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
“MENGENAL DAN MENGHARDIK HALUSINASI”
RUANG BANGAU RS ERNALDI BAHAR PALEMBANG
Oleh:
PRATIWI ARUM SARI 04064891416023
SYOFWATUN NGULYA 04064891416025
RONITA SITANGGANG 04064891416027
DIAN KUSUMA PUTRI 04064891416029
RIZKA AMILIA HARYANI 04064891416031
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
Rencana Terapi Aktivitas Kelompok
A. Topik
Terapi aktifitas kelompok halusinasi : Mengenal dan menghardik halusinasi.
B. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori:
Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
untuk mengontrol halusinasi yang dialaminya.
C. Tujuan
1. TujuanUmum:
Klien dapat mengidentifikasi dan mengontrol halusinasi yang dialami.
2. TujuanKhusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal, waktu, situasi dan efek dari halusinasinya
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
D. Landasan Teoritis
1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (Keliat, 2004). Aktivitas digunakan sebagai terapi
sedangkan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif. TAK dirancang untuk meningkatkan kesehatan
psikologis dan emosional pasien dengan masalah keperawatan jiwa sehingga
diharapkan dapat membantu anggota dalam meningkatkan koping dalam mengatasi
stressor dalam kehidupan.
Halusinasi merupakan salah satu bentuk gangguan sensori persepsi.
Gangguan sensori persepsi merupakan keadaan di mana individu/ kelompok
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola, atau
interpretasi stimulus yang datang (Carpenito, 1999/2000). TAK halusinasi terdiri
dari 5 sesi, yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan menghardik,
mengontrol kegiatan dengan bercakap-cakap,mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan, dan mengontrol halusinasi dengan minum obat secara teratur.
2. Jenis-jenis Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya :
a) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang,
biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang
sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan
kompleks.Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c) Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau
harum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
e) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
f) Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
3. Tanda dan Gejala
a. Berbicara sendiri
b. Tersenyum atau tertawa sendiri
c. Disorientasi
d. Pikiran cepat berubah – ubah
e. Bersikap seperti mendengar
f. Konsentrasi rendah
g. Berhenti berbicara di tengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
h. Kekacauan alur piker
i. Respon tidak sesuai
E. Klien
1. Karakteristik:
Klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi, dapat diajak bekerjasama, tidak
disorientasi, bicara koheren, kooperatif, sehat fisik, tidak memiliki gangguan
pendengaran dan penglihatan, dan dapat memahami pesan yang diberikan.
2. Proses Seleksi:
Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa terkait kondisi umum klien (diagnosis saat
ini dan intervensi yang sudah didapat)
Mengadakan kontrak dengan klien
Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK yaitu :
1. Tn. A
2. Tn. H
3. Tn. R
4. Tn. P
5. Tn. S
F. Pengorganisasian
1. Waktu : Jumat, 12 Juni 2015 pukul 08.00 WIB (selama 15 menit)
2. Tempat : Ruang TAK Bangau RS. Ernaldi Bahar Palembang
3. Target : 5 orang pasien
4. Tim Terapis :
a. Leader : Ronita Sitanggang
Tugas:
Menyusun rencana TAK
Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
Sebagai role model
Menjelaskan permainan dan memberikan umpan balik
b. Co-Leader : Rizka Amilia Haryani
Tugas:
Membantu leader secara umum
Menyampaikan informasi dari fasilitator tentang aktivitas anggota
Membantu leader dalam menjelaskan aturan main kegiatan serta
dalam mendemonstrasikan kegiatan yang akan dilakukan
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
c. Fasilitator : Pratiwi Arum Sari dan Dian Kusuma Putri
Tugas:
Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
Memotivasi anggota untuk berperan aktif
Berperan sebagai role play bagi anggota selama kegiatan
d. Observer : Syofwatun Ngulya
Mengobservasi jalannya kegiatan
Mencatat dan mengamati semua proses yang terjadi dan semua
perubahan perilaku pasien ( jumlah anggota yang hadir, yang
terlambat, daftar hadir, dan pendapat topik diskusi respon verbal dan
non verbal)
Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape
recorder)
Semua tim terapis memiliki persyaratan diantaranya:
Mengalami pengalaman TAK
Memiliki pengetahuan tentang masalah anggota
Mengetahui metode yang tepat untuk TAK
Terampil berperan sebagai pemimpin
5. Media dan alat
a. Kursi
b. Bola
c. Name-tag untuk tiap klien
d. Name-tag untuk tim terapis
e. Speaker
f. Spidol
g. Lembar observasi
6. Setting tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
Keterangan:
: Leader : Fasilitator : Co Leader
: Observer : Pasien
G. Metode dan Strategi
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
H. Proses pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama (name-tag).
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengidentifikasi halusinasi dan
menghardik.
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada
terapis
b) Lamanya kegiatan 15 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien memperkenalkan diri satu persatu
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang
ada di sebelah kanan secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
Hasilnya di tulis di whiteboard.
c. Beri pujian setiap klien selesai bercerita.
d. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
e. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: “Pergi pergi jangan
ganggu saya, kamu suara/bayangan palsu, kamu tidak nyata”
f. Terapis meminta masing-masing klien untuk memperagakan cara menghardik
halusianasi dengan cara memutar music lalu mengoper bola plastik keteman
disampingnya sesuai arah jarum jam lalu musiknya di matikan, pasien yang
memegang bolanya akan mendapatkan giliran pertama, setelah itu kemudian
memutar musiknya lagi untuk mengundi giliran selanjutnya dan seterusnya sampai
semuanya mendapatkan giliran.
g. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap
klien selesai menghardik halusinasi.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
3) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b.Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan yang telah dilatih kedalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati TAK yang akan datang, yaitu bercakap-cakap
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat yaitu TAK halusinasi kedua
akan dilakukan pada hari Sabtu di ruang TAK Bangau pukul 08.00 WIB.
I. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal dan
menghardik halusinasi lalu masukkan ke dalam formulir evaluasi.
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi.
Klien mampu mengenal dan menghardik halusinasi lalu anjurkan klien menggunakan
cara tersebut, jika halusinasi muncul, lalu masukkan kedalam jadwal harian.
J. Format Evaluasi
FORMULIR EVALUASI
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
MENGENAL DAN MENGHARDIK HALUSINASI
NO Nama
Klien
Memper
kenalkan
diri
Menyebut isi
Halusinasi
Menyebut
waktu
terjadi
Halusinasi
Menyebut
situasi
terjadi
Halusinasi
Menyebut
perasaan saat
Halusinasi
Mampu
mempraktek
kan cara
menghardik
halusinasi
Mengikuti
kegiatan
sampai
selesai
1
2
3
4
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan:
a. Jika klien mampu beri tanda
b. Jika klien tidak mampu beri tanda
√
X