Upload
nin-yasmine-lisasih
View
854
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sampel Proposal SkripsiDisusun Oleh : NIN YASMINE LISASIHA. Judul Penelitian PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN SURAKARTA). B. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga sekarang, manusia selalu dihadapkan dengan berbagai kebutuhan. Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun semakin beragam jenisnya. Salah satu kebutuhan yang sedang trend di masyarakat dewasa ini adalah kebutuhan akan sepeda motor, pada kenyataannya masyarakat Indonesia tidak terpeng
Citation preview
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 1/29
Sampel Proposal Skripsi
Disusun Oleh : NIN YASMINE LISASIH
A. Judul Penelitian
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA
PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS DI KOTA
SURAKARTA).
B. Latar Belakang Masalah
Sejak zaman dahulu hingga sekarang, manusia selalu dihadapkan
dengan berbagai kebutuhan. Sejalan dengan perkembangan zaman,
kebutuhan manusia pun semakin beragam jenisnya.
Salah satu kebutuhan yang sedang trend di masyarakat dewasa ini
adalah kebutuhan akan sepeda motor, pada kenyataannya masyarakatIndonesia tidak terpengaruh dengan krisis moneter yang melanda di
Indonesia hal tersebut terbukti berdasarkan data dari PT. Astra
Internasional, Tbk bahwa penjualan tahun 1999 tercatat sebesar 587.402
unit yang kemudian dalam satu tahun melonjak menjadi 979.422 unit.
Tahun berikutnya 2001, angka penjualannya sudah masuk pada angka
1.650.770 dan melonjak pesat pada angka dua juta di tahun 2002. pada
tahun itu jumlah motor yang terjual mencapai 2.317.991 unit. Tren kenaikanini tidak berubah pada tahun 2003 dengan angka jumlah penjulan bertahan
pada 2.810.000 unit, kemudian tahun 2004 mencapai 3.200.000 unit, yang
kemudian terjadi kenaikan secara signifikan pada produksi sepeda motor
tahun 2005 yang mencapai 5.100.000 unit, sempat sedikit menurun pada
tahun 2006 yaitu 4.460.000 unit sebagai dapat kenaikan harga bahan baker
minyak. Namun, tahun 2007 kembali meningkat dan mencapai 4.720.000
juta unit. Bahkan tahun 2008 meningkat pesat menjadi 6.000.000 unit. Hal
1
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 2/29
diatas membuktikan bahwa masyarakat Indonesia walaupun sedang
mengalami perekonomian yang tidak stabil masih tetap saja mampu dansemakin berminat dengan sepeda motor. Namun dari tingginya minat
masyarakat Indonesia dengan sepeda motor tersebut menimbulkan berbagai
masalah social karena sering kali masyarakat kita demi mengejar gensi
untuk memiliki motor walaupun memiliki uang yang cukup mereka memilih
untuk berspekulasi dengan cara mengambil sepeda motor dengan cara kredit
terhadap leasing padahal jika mereka tidak mampu membayar angsuran
maka motor mereka akan di tarik kembali oleh dealer dengan jasa dept
collector dan jika itu terjadi seringkali terjadi konflik antara konsumen
dengan dept collector tersebut karena masyarakat akan merasa malu jika
sepeda motornya di tarik sedang untuk membayar angsuran tidak memiliki
uang. Untuk itu dapat di tarik kesimpulan bahwa semakin meningkatnya
minat masyarakat Indonesia dengan sepeda motor dari tahun ke tahun tidak
lepas dari pengaruh Leasing yang semakin hari semakin banyak jumlahnya,
bahkan leasing-leasing tersebut bersaing menarik minat masyarakat untuk
dapat membeli sepeda motor dengan cara kredit salah satu contohnya adalah
iklan leasing yang menawarkan kredit salah satu sepeda motor adalah
“dengan DP 300 ribu bawa pulang motornya” dari iklan tersebut berarti kita
dapat membeli sepeda motor dengan cara kredit dengan uang muka sebesar
300 ribu coba bayangkan jika harga sepeda motor.
Pada kenyataannya lembaga keuangan yang disebut bank ini tidak
cukup ampuh untuk menanggulangi berbagai keperluan dana dalam
masyarakat, mengingat keterbatasan jangkauan penyebaran kredit dan
keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh bank. Hal ini semakin nyata
terlihat dari banyaknya bank-bank yang dilikuidasi. Kondisi demikan ini
berdampak pada lesunya perekonomian negara yang berbuntut pada
semakin sulitnya mendapatkan dana segar yang sangat dominan dan
dibutuhkan oleh dunia perekonomian.
Menyikapi berbagai kelemahan yang terdapat pada lembaga
keuangan bank dalam rangka menyalurkan kebutuhan dana yang diperlukan
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 3/29
masyarakat, maka muncul lembaga keuangan bukan bank yang merupakan
lembaga penyandang dana yang lebih fleksibel dan moderat daripada bank yang dalam hal-hal tertentu tingkat risikonya bahkan lebih tinggi. Lembaga
inilah yang kemudian dikenal sebagai lembaga pembiayaan yang
menawarkan model-model formulasi baru dalam hal penyaluran dana
terhadap pihak-pihak yang membutuhkannya seperti, leasing (sewa guna
usaha), factoring (anjak piutang), modal ventura, perdagangan surat
berharga, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen yang diatur
berdasarkan keppres No. 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
Pengertian lembaga pembiayaan keuangan bukan bank dapat dilihat
dalam pasal 1 angka (4) Keppres No. 61 tahun 1988 Tentang Lembaga
Pembiayaan, yaitu:
“Lembaga keuangan bukan bank adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan dibidang keuangan yang secara langsung atau
tidak langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat
berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat guna membiayai
investasi perusahaan-perusahaan”.
Salah satu sistem pembiayaan alternatif yang cukup berperan aktif
dalam menunjang dunia usaha akhir-akhir ini yaitu pembiayaan konsumen
atau dikenal dengan istilah consumer service. Berdasarkan pasal 1 angka (6)
Keppres No. 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, perusahaan
pembiayaan konsumen adalah, “Badan usaha yang melakukan pembiayaan
pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistim pembayaran
berkala”.
Dewasa ini, jenis pembiayaan konsumen meskipun masih terbilang
muda usianya tetapi sudah cukup populer dalam dunia bisnis di Indonesia,
mengingat sifat dari transaksi pembiayaan konsumen tersebut mampu
menampung masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan jenis
pembiayaan yang bisa a di bank-bank. Di samping itu besarnya biaya yang
diberikan per konsumen relatif kecil, mengingat barang yang dibidik untuk
dibiayai secara pembiayaan konsumen adalah barang-barang keperluan
konsumen yang akan dipakai oleh konsumen untuk keperluan hidupnya.
3
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 4/29
C. Pembatasan MasalahHal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini, analisis dampak yang
dapat timbul karena adanya perjanjian leasing pada saat pembelian sepeda
motor antara konsumen atau pembeli sebagai debitur dengan pihak
pembiayaan (kreditur). Pada penelitian ini hanya akan memberikan
penyelesaian perselisihan antara pihak kreditur (perusahaan pembiayaan) dan
debitur (konsumen) dalam pembiayaan konsumen sepeda motor roda.
Terutama jika pihak debitur atau konsumen yang tidak bisa memenuhi
kewajibannya dalam membayar angsuran yang ditentukan oleh lembaga
pembiayaan sebagai kreditur yang terjadi di Kota Surakarta.
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 5/29
D. Perumusan Masalah
Agar permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan skripsi mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu disusun
perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang dan pembatasan
masalah dimana perumusan tersebut antara lain :
1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian pembelian antara konsumen
sebagai debitur dengan lembaga pembiayaan sebagai kreditur ?
2. Apakah dampak yang timbul pada pelaksanaan perjanjian leasing bagi
konsumen Kota Surakarta ?
E. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan dari penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Obyektif
a. Pelaksanaan perjanjian pembelian antara konsumen sebagai debitur
dengan lembaga pembiayaan sebagai kreditur.
b. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif yang timbul pada
pelaksanaan leasing bagi konsumen.
2. Tujuan Subyektif.
a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan guna penulisan
penelitian, sebagai salah referensi pada penelitian selanjutnya.
b. Menambah pengetahuan penulis dalam penulisan karya ilmiah dalam
ilmu hukum.
5
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 6/29
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritisa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi ilmu social.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa mendiskripsikan proses
pelaksanaan perjanjian antara konsomen dan lembaga
pembiayaan dan untuk mengetahui dampak yang akan
terjadi pada saat konsumen tidak dapat melaksanakan
perjanjiannya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi
masyarakat agar mengetahui keuntungan maupun kelemahan
sistem leasing yang telah berkembang dimasyarakat.
G. Kerangka Teori
H. Tinjauan tentang Perjanjian
a. Pengertian Perjanjian
Pengertian perjanjian menurut ketentuan pasal 1313 KUH
Perdata adalah sebagai berikut : “suatu perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
pada satu orang lain atau lebih”. Mengenai batasan tersebut para
sarjana hukum perdata umumnya berpendapat bahwa definisi atau
batasan atau yang terdapat didalam ketentuan pasal 1313 KUH
Perdata kurang lengkap dan bahkan dikatakan terlalu luas banyak
mengandung kelemahan-kelemahan.
Para ahli hukum memberikan suatu pengertian perjanjian yang
berbeda-beda. Perjanjian adalah:”Suatu persetujuan dengan mana dua
orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanankan suatu
hal dalam lapangan harta kekayaan” (Abdul Kadir
Muhammad,1992:78).
Persetujuan ini merupakan arti yang pokok dalam dunia usaha
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 7/29
dan menjadi dasar dari kebanyakan transaksi dagang. Sedangkan
Subekti memberikan pengertian perjanjian adalah “suatu peristiwadimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang
itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal” (Subekti, 1991 : 1).
Dari peristiwa itulah, timbul hubungan antara dua orang tersebut yang
dinamakan perikatan. Dalam bentuknya perjanjian ini berupa
rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan
yang diucapkan atau ditulis Suatu perikatan adalah suatu perhubungan
hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan yang mana pihak
yang satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak
yang lain berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan itu. Pihak yang
berhak menuntut sesuatu dinamakan kreditur sedangkan pihak yang
berkewajiban untuk memenuhi dinamakan debitur atau si berhutang.
b. Macam-macam Perjanjian
1) Perjanjian jual beli.
Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu
menyanggupi akan menyerahkan hak milik atas suatu barang,
sedangkan pihak lainnya menyanggupi akan membayar sejumlah
uang sebagai harganya (Subekti, 1985:161-162). Terjadinya
perjanjian ini jika kedua belah pihak mencapai persetujuan tentang
barang dan harganya.
2) Perjanjian sewa menyewa.
Perjanjian sewa menyewa adalah suatu perjanjian dimana pihak
yang satu menyanggupi akan menyerahkan suatu benda untuk
dipakai selama suatu jangka waktu tertentu, sedangkan pihak
lainnya menyanggupi akan membayar harga yang telah ditetapkan
untuk pemakaian itu pada waktu-waktu yang ditentukan (Subekti,
1985:164). Tujuan dari perjanjian ini untuk memberikan hak
pemakaian saja, bukan hak milik atas suatu benda.
3) Pemberian atau hibah.
7
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 8/29
Pemberian ialah suatu perjanjian (obligatoir ), dimana pihak yang
satu menyanggupi dengan cuma-cuma (Om Niet ) dengan secaramutlak (onherroepelijk ) memberikan suatu benda pada pihak yang
lainnya, pihak mana menerima pemberian itu (Subekti, 1985:165).
Perjanjian tersebut tidak dapat dicabut menurut kehendak satu
pihak saja.
4) Perjanjian perdamaian.
Perjanjian perdamaian adalah suatu perjanjian di mana dua pihak
membuat suatu perdamaian untuk menyingkiri atau mengakhiri
suatu perkara, dalam perjanjian mana masing-masing melepaskan
sementara hak-hak atau tuntutannya (Subekti, 1985:172).
Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan tidak boleh secara
lisan.
c. Akibat-akibat Perjanjian.
Akibat–akibat yang ditimbulkan karena adanya perjanjian diatur
dalam pasal-pasal KUH Perdata yaitu :
1) Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak
dapat ditarik kembali selain dengan sepakat
kedua belah pihak atau karena alasan-alasan
yang oleh undang-undang dinyatakan untuk
itu dan perjanjian itu dilaksanakan dengan
itikad baik. Sesuai dengan pasal 1338 KUH
Perdata.
2) Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk
hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di
dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu
yang menurut sifat perjanjian, diharuskan
oleh kepatutan, kebisa aan dan undang-
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 9/29
undang. Sesuai dengan pasal 1339 KUH
Perdata.3) Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-
pihak yang membuatnya. Suatu perjanjian
tidak dapat membawa rugi dan manfaat bagi
pihak ketiga (selain dalam hal yang diatur
dalam pasal 1317 KUH Perdata). Sesuai pasal
1340 KUH Perdata.
4) Tiap orang yang berpiutang boleh
mengajukan batalnya segala perbuatan yang
tidak diwajibkan yang dilakukan oleh orang
yang berpiutang, asalkan dapat dibuktikan.
Sesuai dengan pasal 1341 KUH Perdata.
d. Hapusnya Perjanjian
1) Pembayaran
Pembayaran ialah pelaksanaan atau pemenuhan tiap perjanjian
secara suka rela, artinya tidak dengan paksaan atau eksekusi
(R.Subekti:152). Pada dasarnya hanya orang yang berkepentingan
saja yang dapat melakukan pembayaran secara sah.
2) Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan.
Suatu cara pembayaran untuk menolong si berhutang dalam hal si
berpiutang tidak suka menerima pembayaran.
3) Pembaharuan hutang.
Pembaharuan hutang adalah suatu pembuatan perjanjian baru yang
menghapuskan suatu perikatan lama, sambil meletakkan suatu
perikatan baru (R.Subekti:156). Dengan adanya suatu
pembaharuan hutang, dianggap hutang yang lama telah hapus.
4) Kompensasi atau perhitungan hutang timbal balik.
Jika seseorang yang berhutang, mempunyai suatu piutang pada si
berpiutang, sehingga dua orang itu sama-sama berhak untuk
9
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 10/29
menagih piutang satu kepada yang lainnya, maka hutang piutang
antara kedua orang itu dapat diperhitungkan untuk suatu jumlahyang sama (R. Subekti157). Menurut pasal 1462 KUH Perdata
perhitungan itu terjadi dengan sendirinya. Artinya, tidak perlu para
pihak menuntut diadakannya perhitungan itu.
5) Percampuran hutang.
Percampuran hutang terjadi misalnya, jika siberhutang kawin
dalam percampuran kekayaan dengan si berpiutang atau jika si
berhutang menggantikan hak-hak si berpiutang karena menjadi
warisnya ataupun sebaliknya (R. Subekti158)
6) Pembebasan hutang.
Pembebasan hutang ialah suatu perjanjian baru dimana si
berpiutang derngan sukarela membebaskan si berhutang dari
segala kewajibannya (R. Subekti159).
7) Hapusnya barang yang dimaksudkan dalam perjanjian.
Menurut pasal 1444 KUH Perdata, jika suatu barang tertentu yang
dimaksudkan dalam perjanjian hapus atau karena suatu larangan
yang dikeluarkan oleh pemerintah, tidak boleh diperdagangkan
atau hilang hingga tidak terang keadaannya, maka perikatan
menjadi hapus, asal saja hapus atau hilangnya barang itu sama
sekali diluar kesalahan si berhutang dan sebelumnya ia lalai
menyerahkannya.
8) Pembatalan perjanjian.
Perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang menurut
undang-undang tidak cakap untuk bertindak sendiri, begitu pula
yang dibuat karena paksaan, kekhilafan atau penipuan ataupun
mempunyai sebab yang bertentangan dengan undang-undang,
kesusilaan atau ketertiban umum, dapat dibatalkan. Pada
umumnya pembatalan ini berakibat bahwa keadaan antara kedua
belah pihak dikembalikan seperti pada waktu perjanjian belum
dibuat.
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 11/29
i.Tinjauan LembagaPembiayaan Konsumen
(Consumer Finance).
e. Pengertian Pembiayaan
Konsumen.
Kegiatan pembiayaan konsumen mulai diperkenalkan dalam
usaha perusahaan pembiayaan dimulai pada waktu dikeluarkannya
keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga
Pembiayaan yang diikuti dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No.1251/KMK.013/1988 Tentang
Ketentuan Dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan,
terakhir diubah, dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No.448/KMK.017/2000 Tentang Perusahaan Pembiayaan.
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model
pembiyaan yang dilakukan oleh perusahaan finansial, disamping
kegiatan seperti leasing , factoring , kartu kredit dan sebagainya.
Target pasar dari model pembiayaan konsumen ini sedah jelas yaitu
konsumen.suatu istilah yang dipakai sebagai lawan produsen. Di
samping itu besarnya biaya yang diberikan per konsumen relatif
kecil mengingat barang yang dibidik untuk dibiayai secara
pembiayaan konsumen adalah barang-barang keperluan yang akan
dipakai oleh konsumen untuk keperluan hidupnya, misalnya barang-
barang keperluan rumah tangga seperti televisi, lemari es, mobil dan
sebagainya. Karena itu, risiko dari pembiayaan ini juga menyebar,
berhubung akan terlibat banyak konsumen dengan pemberian biaya
yang relatif kecil, ini lebih aman bagi pihak pemberi biaya.
Pranata hukum pembiayaan konsumen dipakai sebagai
terjemahan dari istilah Consumer finance. Pembiayaan konsumen ini
tidak lain dari sejenis kredit konsumsi (consumer credit ), hanya saja
jika pembiayaan konsumen dilakukan oleh perusahaan pembiayaan,
11
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 12/29
sementara kredit konsumsi diberikan oleh bank. Namun demikian
pengertian kredit konsumsi secara substantif sama saja dengan pembiayaan konsumen.
Definisi pembiayaan konsumen (consumer finance)
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.448/KMK.017/2000 Tentang Perusahaan Pembiayaan,
pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah “kegiatan yang
dilakukan dalam bentuk dana bagi konsumen untuk pembelian
barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala
oleh konsumen”. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat beberapa
hal yang perlu digarisbawahi dan merupakan dasar dari kegiatan
pembiayaan konsumen, yaitu :
1) Pembiayaan konsumen dalah merupakan salah satu alternative
pembiayaan yang dapat diberikan kepada konsumen.
2) Obyek pembiayaan usaha jasa pembiayaan konsumen adalah
barang kebutuhan konsumen, bisa anya kendaraan bermotor, alat
kebutuhan rumah tangga, komputer, barang-barang elektronika,
dan lain sebagainya.
3) Sistem pembayaran angsuran dilakukan secara berkala, bisa anya
dilakukan secara bulanan dan ditagih langsung kepada
konsumen.
4) Jangka waktu pengembalian, bersifat fleksibel tidak terikat
dengan ketentuan seperti financial lease.
Berdasarkan pengertian di atas, kegiatan pembiayaan
konsumen hampir sama dengan sewa guna usaha dengan hak opsi
( financial lease), namun ada beberapa hal yang membedakan
keduanya yaitu :
1) Kepemilikan barang atau objek pembiayan yang dilakukan
berbeda, dalam transaksi sewa guna usaha (leasing) berada pada
lessor sedangkan pada pembiayaan konsumen berada pada
konsumen yang kemudian diserahkan secara fidusia kepada
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 13/29
perusahaan pembiayaan.
2) Tidak ada batasan jangka waktu pembiayaan, seperti dalamfinancial lease jangka waktu pembiayaan diatur sesuai dengan
obyek barang modal yang dibiayai oleh lessor .
3) Pembiayaan konsumen tidak membatasi pembiayaan kepada
calon konsumen yang telah mempunyai NPWP, mempunyai
kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas, seperti ketentuan sewa
guna usaha (leasing ).
4) Perlakuan perpajakan antara transaksi sewa guna usaha (leasing )
dan transaksi pembiayaan konsumen, berbeda baik dari sisi
perusahaan pembiayaan maupun dari sisi konsumen.
5) Kegiatan sales anda lease back dimungkinkan dalam transaksi
sewa guna usaha (leasing ), sedangkan dalam transaksi
pembiayaan konsumen ketentuan ini belum diatur.
Pelaksanaan kegiatan pembiayaan konsumen sehari-hari, sama
dengan kegiatan pembiayaan sewa guna usaha (leasing ) dengan hak
opsi untuk perorangan, sehingga dalam prakteknya produk
pembiayaan konsumen dijadikan pengganti sewa guna usaha
(leasing ) dengan hak opsi.
f. Kedudukan Para Pihak dalam
Pembiayaan Konsumen
(Consumer Finance).
Para pihak yang terkait dalam suatu transaksi pembiayaan
konsumen yaitu ;
1) Pihak perusahaan pembiayaan (kreditur) adalah perusahaan
pembiayaan konsumen atau perusahaan yang telah mendapatkan
izin usaha dari Menteri Keuangan.
2) Pihak konsumen (debitur) adalah perorangan atau individu yang
mendapatkan fasilitas pembiayaan konsumen dari kreditur.
3) Pihak supplier/dealer/developer adalah perusahaan atau pihak-
13
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 14/29
pihak yang menjual atau menyediakan barang kebutuhan
konsumen dalam rangka pembiayaan konsumen (Budi Rachmat,2002:138)
Para pihak dalam pembiayaan konsumen mempunyai
hubungan yang dapat dilihat pada tabel sebagaimana tersebut
dibawah ini :
1) Pembuatan perjanjian kerja sama pembiayaan konsumen.
2) pembayaran tunai kepada supplier.
3) penyerahan barang kepada konsumen.
4) pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama
jangka waktu tertentu.
Hubungan para pihak dalam pembiayaan konsumen
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut;
1) Hubungan pihak kreditur dengan konsumen.
Hubungan antara pihak kreditur dengan konsumen adalah
hubungan kontraktual dalam hal ini kontrak pembiayaan
konsumen. Dimana pihak pemberi biaya sebagai kreditur dan
pihak penerima biaya (konsumen) sebagai pihak debitur. Pihak
pemberi biaya berkewajiban utama untuk memberi sejumlah
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 15/29
uang untuk pembelian suatu barang konsumsi, semenatara pihak
penerima biaya (konsumen) berkewajiban utama untuk membayar kembali uang tersebut secara Perusahaan konsumen
(kreditur) Supplier Konsumen (debitur) cicilan kepada pihak
pemberi biaya. Jadi hubungan kontraktual antara penyedia dana
dengan pihak konsumen adalah sejenis perjanjian kredit.
Sehingga ketentuan-ketentuan tentang perjanjian kredit (dalam
KUHPerdata) berlaku, sementara ketentuan perkreditan yang
diatur dalam peraturan perbankan secara yuridis formal tidak
berlaku berhubung pihak pemberi biaya bukan pihak bank
sehingga tidak tunduk pada peraturan perbankan. Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa seluruh kontrak ditandatangani
dan dana sudah dapat dicairkan serta barang sudah diserahkan
pada supplier kepada konsumen, maka barang yang
bersangkutan sudah langsung menjadi milik konsumen.
Walaupun kemudian bisa anya barang tersebut dijadikan jaminan
hutang lewat perjanjian fidusia.dalam hal ini berbeda dengan
kontrak leasing , dimana secara yuridis barang leasing tetap
menjadi milik pihak kreditur (lessor ) untuk selama-lamanya atau
sampai hak opsi dijalankan oleh pihak lessee.
2) Hubungan pihak konsumen dengan supplier.
Hubungan antara pihak konsumen dengan pihak supplier
terdapat hubungan jual beli, dimana supplier selaku penjual
menjual barang kepada konsumen selaku pembeli dengan syarat
bahwa harga akan dibayar oleh pihak ketiga yaitu pihak pemberi
biaya (kreditur).
Syarat tersebut memiliki arti bahwa apabila karena alasan
apapun pihak pemberi biaya tidak dapat menyediakan dananya
maka jual beli antara supplier dengan konsumen sebagai pembeli
akan batal.
3) Hubungan penyedia dana (kreditur) dengan supplier. Hubungan
15
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 16/29
antara penyedia dana (kreditur) dengan supplier (penyedia
barang) tidak mempunyai suatu hubungan hukum yang khusus,kecuali pihak penyedia dana hanya pihak ketiga yang
disyaratkan, yaitu disyaratkan untuk menyediakan dana untuk
digunakan dalam perjanjian jual beli antara pihak supplier
dengan pihak konsumen. Oleh karena itu, jika penyedia dana
wanprestasi dalam menyediakan dananya, sementara kontrak
jual beli maupun kontrak pembiayaan konsumen telah selesai
dilakukan, jual beli bersyarat antara pihak supplier dengan
konsumen akan batal, sementara pihak konsumen dpat
menggugat pihak pemberi dana (kreditur) karena wanprestasi
tersebut.
2. Tinjauan Tentang Konsumsi Masyarakat
Dalam buku The mirror of production, Baudrillard dalam
(Ritzer, George, 2009 : 677), gagasan tentang pertukaran simbolik
sebgaai gagasan negasi radikal dalam pertukaran ekonomi. Pertukaran
simbolik meliputi siklus tiada putus dari “mengambil dan
mengembalikan, memberi dan menerima,” suatu siklus memberi dan
memberikan kembali. Gagasan ini mengalihkan perhatiannya pada
analisis masyarakat kontemporer, yang sebagaimana dilihatnya, tidak
lagi didominasi oleh produksi, namun oleh media, model sibernetika dan
sistem pengendali, computer, proses informasi, hiburan, dan industri
pengetahuan, dan lain sebagainya.
Kecantikan homo economicus menurut A.N. Whitehead dalam
Baudrillard (2009 : 73), adalah bahwa kita tahu apa yang dia cari. “Fosil
manusia zaman keemasan yang lahir pada masa modern dalam
pertemuan yang menguntungkan pertumbuhan alam insani dan hak-hak
asasi manusia, memiliki prinsip yang kuat tentang rasionalitas bentuk
yang membawanya : a. untuk mencari kebahagiaannya sendiri tanpa
bayangan keraguan; b. untuk memberikan kesenangannya pada obyek
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 17/29
yang akan memberinya kepuasan maksimal.”
Semua pembicaraan baik oleh orang awan maupun ilmuwantentang konsumsi diartikulasikan dalam rangkaian yang merupakan
urutan mitologi dari sebuah cerita : manusia yang memiliki kebutuhan-
kebutuhan yang membewanya menuju obyek yang memberikannya
kepuasan. Karena bagaimana juga manusia itu tidak pernah merasa
puas, cerita yang sama berulang terus dengan kenyataan yang sudah
hilang dari cerita kuno.
Dikalangan sebagian orang muncul kebingungan : “kebutuhan-
kebutuhan adalah apa-apa yang tidak dikenal dia antara yang tidak
dikenal yang dibahas oleh ilmu ekonomi (knight). Tapi keraguan ini
tidak menghalangi litany (pengulangan) kebutuhan-kebutuhan manusia
yang dengan tepat.” Inilah “utilitas” keinginan memperoleh satu
kebaikan tertentu yang khusus di akhir konsumsi. Maka kebutuhan telah
dipenuhioleh barang-barang yang tersedia, hobi yang diarahkan oleh
potongan produk yang tersedia di pasar : inilah hakekat permintaan yang
sanggup dipenuhi. Para sosiolog menyebutnya motivasi yang mendalam,
tetapi diatas dalil para idealisme kita menerima bahwa terdapat
dinamika social kebutuhan-kebutuhan. Orang memainkan model-model
kesesuaian dan persaingan (keep up with the Jones) yang diambil dari
konteks kelompok atau model budaya yang paling besar yang
dihubungkan kembali dalam masyarakat global atau pada sejarah.
Sistem kebutuhan adalah produk dari sistem produksi. Hal ini
adalah sungguh berbeda, melalui sistem kebutuhan-kebutuhan, kita
mengerti kebutuhan tidak dibuat satu per satu dalam hubungan dengan
obyek-obyek lain tetapi dibuat produksi sebgaai kekuatan konsumtif,
sebagai kesediaan secara global dalam lingkup yang lebih umum dari
kekuatan-kekuatan produktif. Dalam pengertian ini dapat dikatakan
bahwa teknostruktur melebarkan kekuasaannya. Tatanan produksi tidak
berusaha mendapatkan keuntungan pada aturan pemakaian. Tatanan
produksi mengingkari tatanan pemakaian dan menggantinya dengan
17
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 18/29
cara mengatur kembali semuanya dalam sebuah kekuatan produktif.
Menurut Galbraith dalam Baudrillard (2009 : 82) konsumsimenunjukkan bahwa hubungan manusia dengan obyek-obyek hubungan
manusia dengan dirinya sendiri yang dipalsukan, dikelabuhi,
dimanipulasi yang mamakai mitos ini sekaligus obyek-obyek karena
meraka hanya bisa memaksakan disfungsi yang mereka hubungkan
dengan kekuatan-kekuatan setan, disini teknostruktur bersenjatakan
iklan, hubungan masyarakat, dan studi-studi motivasi. Pikiran magis jika
ada. Mereka hanya melihat kebutuhan bukanlah apa-apa yang diambil
satu per satu, yang hanya ada satu sistem kebutuhan atau lebih tepat
bahwa kebutuhan-kebutuhan sama sekali bukan bentuk yang lebih maju
dari sistematisasi rasional kekuatan produktif pada tingkat individu,
dimana konsumsi menggantikan logika dan keperluan dengan produksi.
3. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2000) terdapat empat jenis perilaku pembelian
konsumen, yaitu:
a. Perilaku pembelian yang rumit:
perilaku ini lazim terjadi bila
produknya mahal, jarang dibeli,
berisiko, dan sangat
mengekspresikan pribadi;
b. Perilaku pembelian pengurang
ketidaknyamanan/ ketidakcocokan:
perilaku ini terjadi bila konsumen
melihat sedikit perbedaan di antara
merek dan tidak ada yang
menonjol, didasarkan kenyataan
bahwa pembelian itu mahal dan
berisiko, pembeli akan memilih
sambil mempelajari apa yang
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 19/29
Perilaku Pasca Pembelian
Kepu
tusan PembelianEvaluasi Alternatif Penc
arian InformasiPengenalanKebutuhan
tersedia namun akan membeli
dengan cepat;c. Perilaku pembelian karena kebisa
aan: konsumen tidak membentuk
sikap terhadap sebuah merek tetapi
memilihnya karena itu sudah bisa a
dikenalnya, tidak dilakukan
pencarian informasi tentang
merek;
d. Perilaku pembelian yang mencari
variasi: kondisi keterlibatan
konsumen rendah tetapi ditandai
oleh perbedaan merek yang nyata.
Perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen
pada semua tingkat dalam proses pembelian.
Gambar 2. Tahapan Proses Keputusan Pembelian
Untuk dapat menjelaskan hubungan antara tahapan berdasarkan
Gambar 2 di atas dapat dilihat pada perincian yang dikemukakan oleh
Setiadi (2003 : 56) sebagai berikut:
a. Proses pengenalan kebutuhan,
yaitu ketika konsumen
mengenali adanya masalah
atau kebutuhan. Kebutuhan itu
akan digerakkan oleh
19
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 20/29
rangsangan dari dalam
maupun dari luar dirinya; b. Proses pencarian informasi.
Tahap ini merupakan tahapan
yang merangsang konsumen
untuk mencari informasi lebih
banyak mengenai suatu
produk;
c. Evaluasi berbagai alternatif
merek. Pada tahapan ini
konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi
merek alternatif dalam
menentukan peringkat produk
untuk dipilih;
d. Pilihan atas merek produk
untuk dibeli, dimana terjadi
pembelian produk atas merek
yang disukai berdasarkan
peringkat dari tahapan 3,
tetapi faktor situasi dan
pendapat orang lain juga
menentukan dalam tahapan
ini.
e. Perilaku pasca pembelian.
Kepuasan konsumen harus
dipantau dari mulai pasca
pembelian, tindakan pasca
pembelian dan pemakaian
produk pasca pembelian.
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 21/29
I. Metode Penelitian
Tahap yang cukup penting dalam penelitian ilmiah adalah penentuanmetode penelitian yang akan dipakai dapat selaras dengan tujuan yang ingin
dicapai dengan efektif. Metode penelitian ini akan sangat berpengaruh dalam
penelitian data, teknik analisis data dan yang paling utama hasil penelitian
nantinya.
21
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 22/29
Sebuah penelitian yang dilakukan, tidak terlepas dari berbagai macam
metode yang digunakan. Metode ini merupakan cara untuk mendapatkan ataumencapai tujuan penelitian. Metode berasal dari dua kata yaitu : metode dan
logi. Metode berarti cara atau prosedur (langkah-langkah) yang ditempuh
untuk mencapai tujuan, sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti
ilmu. (Sumadi Suryabrata, 2000 : 12).
Jadi metodologi adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang cara
atau prosedur atau langkah-langah yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
Sedangkan penelitian diartikan “suatu cara untuk memahami sesuatu dengan
melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah-masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati
sekali sehingga diperoleh pemecahan” (Sumadi Suryabrata, 2000 : 13).
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan
metode adalah cara yang diatur dan terpikirkan baik-baik untuk mencapai
maksud tertentu (P dan K, 1987 : 14), sedangkan metodologi penelitian
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mepertimbangkan metode ilmiah.
(Sutrisno Hadi, 1987 : 44).
Berdasarkan pengertian metode dan penelitian oleh para ahli tersebut
di atas, maka yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah suatu ilmu
yang mempelajari atau membicarakan cara-cara yang digunakan dalam usaha
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu
pengetahuan dalam rangka mencapai suatu tujuan penelitian.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
empirik/sosiologis yaitu penelitian yang mengkaji permasalahan dalam
realitas atau kenyataan di dalam masyarakat.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, serta menurut tarafnya
termasuk penelitian deskripsi.
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 23/29
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitin ini adalah menggunakan pendekatanempirik/sosiologis yaitu pendekatan yang mengkaji hukum dari realita
atau kenyataan dalam masyarakat.
4. Jenis dan Sumber Data Penelitian
a. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.
Dalam hal ini penulis mendapatkan data primer dari responden
yang memiliki informasi langsung dengan masalah penelitian
yaitu konsumen yang melakukan pembelian dengan cara kredit
dengan sistem Leasing di Kota Surakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung yaitu dari dokumen atau arsip, bahan pustaka, laporan
dan sebagainya terutama yang berhubungan dengan penelitian ini.
b. Sumber Data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam hal ini adalah narasumber yaitu
konsumen yang melakukan pembelian dengan cara leasing.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sejumlah data yang diperoleh
melalui studi pustaka termasuk di dalamnya literatur, peraturan
perundang-undangan dan dokumen-dokumen berupa catatan.
5. Teknik Pengumpulan Data
23
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 24/29
Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah menggunakan studi
pustaka atau telaah buku, metode pustaka ini digunakan agar dalammenggunakan penelitian dari berbagai sumber dan terkait dengan
penelitian ini dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan. Cara
memperoleh data adalah dengan cara membaca dan mempelajari obyek
penelitian lalu mencatat hal-hal yang penting sehingga dapat terkumpul.
Dalam memperoleh data yang lengkap untuk penelitian ini menggunakan
data yang bersifat primer maupun sekunder dengan cara :
a. Data Primer
Data yang diperoleh melalui studi langsung ke lapangan dalam hal ini
di Kabupaten Boyolali. Adapun data yang diperoleh melalui :
1) Wawancara yaitu proses tanya jawab secara langsung dua orang
atau lebih berhadapan secara langsung (melalui media
komunikasi).
2) Interview
Dalam penelitian ini menggunakan interview yang bebas
terpimpin yaitu interview dalam pengumpulan data secara bebas
dengan pengumpulan data berupa catatan-catatan mengenai
pokok-pokok yang ditanyakan sehingga masih memungkinkan
variasi pertanyaan sesuai dengan kondisi saat melakukan
interview.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, catatan-catatan, buku-
buku yang berhubungan dengan materi kemudian diselaraskan dengan
bahan dari kepustakaan sebagai bahan acuan dari bahan referensi
penelitian.
Studi kepustakaan ini dilakukan dengan mempelajarai dan
mengidentifikasikan literatur-literatur yang berupa buku-buku,
peraturan-peraturan, dokumen, artikel-artikel serta hasil penelitian
yang dilakukan oleh para ahli.
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 25/29
6. Teknik Analisa Data
Dalam pemecahan masalah penarikan kesimpulan dari kasus yang
diteliti sangat tergantung dari analisis data, sehingga diperoleh penelitian
yang mempunyai kualitas yang baik. Pada analisa data, data dikerjakan
dan digunakan sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran
untuk menjawab persolaan-persoalan yang diteliti dengan kebenaran
analisa berdasarkan literatur dan dasar teori yang ada.
Dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif, yaitu
dengan mengumpulkan data yang diperoleh, mengidentifikasikan,
mengklarifikasikan, menghubungkan dengan teori literatur yang
mendukung masalah kemudian menarik kesimpulan dengan analisa
kualiatatif. Analisa kualitatif sesuai dengan definisi adalah : Suatu cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu yang
dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah
laku yang nyata, yang diteliti dengan mmepelajari sebagai suatu yang
utuh. ( Soerjono Soekamto, 1998 : 32).
Dalam penelitian kualitatif ada tiga kegiatan yang utama yaitu :
a. Conclusive drawing
Sebagi awal penelitian, peneliti memahami hal-hal yang ditemui di
lapangan, melakukan pencatatan hal-hal yang diperlukan dalam
penelitian ini, menyusun pola-pola dan kegiatan lain yang
mendukung.
b. Data reduksi
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan data
pada penelitian. Data yang telah teridentifikasikan tersebut lebih
memudahkan dalam penyusunan.
c. Data display
Pegorganisasian semua kegiatan yang dilakukan untuk mencari
kesimpulan dari data yang telah tersedia.
25
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 26/29
PENGUMPULAN DATA
REDUKSI DATA SAJIAN DATA
KESIMPULAN
Dari penelitian kualitatif ini penulis menggunakan model analisis
interaksi melalui tiga unsur utama yaitu reduksi data, sajan data dan penarikan kesimpulan. Dengan tiga kegiatan ini menjamin penelitian ini
mendapatkan hasil yang valid dari tambahan data-data yang terkumpul
dengan didukung teori yang ada sehingga penelitian ini tidak
menyimpang dari konsep yang telah ada.
Untuk lebih memudahkan mempelajari konsep analisis interaksi
penelitian ini dibuat sebagai berikut :
Bagan 3. Model Analissi Interaktif
Sumber data : Heribertus Sutopo dalam Arikunto (2004 : 34 - 37).
J. Sistematika Penelitian
Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan
sebagai gambaran tentang penulisan ilmiah ini secara keseluruhan, artinya
pada sub bab ini akan diuraikan secara sistematis keseluruhan isi yang
terkandung dalam skripsi ini. Sistematika penulisannya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan titik tolak dari penulisan skripsi dimana
dipaparkan tema dan permasalahan, pada bab ini terdiri dari dari
sub pokok yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penelitian.
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 27/29
BAB II TINJAUAN UMUM
Pada bab ini dikemukakan teori-teori yang mendasari masalah yangakan dibahas.
BAB III TINJAUAN UMUM
Diskripsi tentang tentang Kota Surakarta, mengguraikan tentang
struktur organisasi, diskripsi wilayah, data statistic dan data
pendukung lain.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisis data yang terdiri dari jawaban dari
permasalahan yang diungkapkan pada bab-bab sebelumnya, serta
pembahasan sesuai dengan kajian teori maupun dalam praktek
pelaksanaan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
K. Jadwal PenelitianTabel 1. Perincian Kegiatan Pokok Penelitian.
No Nama Kegiatan Bulan Pelaksanaan Kegiatan
Juni
2010
Juli
2010
Agustus
2010
September
2010
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 34
1
Persiapan dan Pra
Survey
x x x
2 Penyusunan dan
pengembangan
pedoman
pengumpulan data
x x
3
Pengumpulan
data, reduksi,
refleksi dan
verifikasi
x x x x x
4 Analisis dan
Interpretasi
X x x
5 Penulisan Laporan x x
27
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 28/29
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
David Chaney. 2009. Lifestyles. Yogyakarta : Jalasutra.
Fuady, Munir. 2002. Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
George Ritzer dan Dauglas J. Goodman. 2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta :
Kreasi Kencana
Jean P Baudrillard. 2009. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta : Kreasi Kencana.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi,
dan Pengendalian, Jilid Pertama Edisi Millenium. Jakarta : Penerbit PT
Prehallindo.
Muhammad, Abdul Kadir.1992. Hukum Perikatan. Bandung : PT Citra Aditya
Bakti.
R. Soesilo, 1998, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Bogor :
Politenia.
Rachmat, Budi.2002. Multi Finance Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang,
Pembiayaan Konsumen. Jakarta : CV Novindo Pustaka Mandiri.
Subekti. 1994. Praktek Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Samidjo. 1993. Pengantar Hukum Indonesia. Bandung : Armico.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Penerbit Prenada Media.
Soerjono Soekamto. 1994. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta :
Duta Karya.
Subekti, R.1979. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa.
Suharsimi Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian. Jakarta : Aneka Karya.
Sumadi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Rajawali Press.
Sutrisno Hadi. 2004. Metode Riset. Bansung : Armico.
Fuady, Munir. (1996). Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
5/7/2018 Proposal tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen - Nin Yasmine Lisasih - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tentang-pelaksanaan-perjanjian-pembiayaan-konsumen-nin-yasmine-lisasih 29/29
Mertokusumo, Sudikno. (1988). Mengenal Hukum. Jogjakarta: Liberty.
Muhammad, Abdulkadir. (1990).Hukum Perdata Indonesia. Bandung: CitraAditya Bakti.
Rahardjo, Satjipto. (1991). Ilmu Hukum. Jakarta: Citra Aditya Bakti
Satrio, J. (1992). Hukum Perjanjian. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Subekti. (1979). Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa
Achmad Anwari, 1987, Leasing di Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, 2003, Auditing dan Pelayanan
Verifikasi Terpadu ,
Edisi ke-9, Prentice Hall. Inc., New Jersey
Donald R. R. Cooper dan C. William Emory, 1996, Metodologi Penelitian Bisnis
Peraturan-Peraturan :
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga
Pembiayaan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1251/KMK.013/1988
Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan,
yang diperbaharui dengan, Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No.448/KMK.017/2000 Tentang Perusahaan Pembiayaan
29