28
PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur, Kalimantan Tengah PROPOSAL TUGAS AKHIR (TA-400) I. JUDUL Pelaksanaan tugas akhir merupakan salah satu studi lapangan dalam perkuliahan pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung. Penulis berencana akan melaksanakan tugas akhir yang berlokasi di Kecamatan Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dimana dalam pelaksanaan Tugas akhir ini, penulis berencana mengambil judul: “Batas Striping Ratio (SR Limit) Terhadap Model Geologinya Pada Kegiatan Eksplorasi Pendahuluan Batubara Di PT. Indo Besi Energi Utama, Kecamatan Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah”. Adapun judul yang penulis ajukan diatas pada saat tugas akhir yang akan dilaksanakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan. II. LATAR BELAKANG Laju perkembangan pembangunan dari sektor ekonomi serta teknologi pemanfaatan sumberdaya alam semakin meningkat, hal ini sejalan dengan semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk serta tingkat permintaan dan pemenuhan kebutuhan pasar baik domestik maupun internasional. Sumberdaya alam bahan galian berupa batubara menjadi salah satu jenis produk yang paling tinggi tingkat penggunaan dan permintaannya, sebagai salah satu energi alternatife

PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

  • Upload
    kendot

  • View
    1.516

  • Download
    17

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

PROPOSAL TUGAS AKHIR (TA-400)

I. JUDUL

Pelaksanaan tugas akhir merupakan salah satu studi lapangan dalam

perkuliahan pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung.

Penulis berencana akan melaksanakan tugas akhir yang berlokasi di Kecamatan

Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dimana

dalam pelaksanaan Tugas akhir ini, penulis berencana mengambil judul:

“Batas Striping Ratio (SR Limit) Terhadap Model Geologinya Pada

Kegiatan Eksplorasi Pendahuluan Batubara Di PT. Indo Besi Energi Utama,

Kecamatan Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan

Tengah”.

Adapun judul yang penulis ajukan diatas pada saat tugas akhir yang akan

dilaksanakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di

lapangan.

II. LATAR BELAKANG

Laju perkembangan pembangunan dari sektor ekonomi serta teknologi

pemanfaatan sumberdaya alam semakin meningkat, hal ini sejalan dengan

semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk serta tingkat permintaan dan

pemenuhan kebutuhan pasar baik domestik maupun internasional. Sumberdaya

alam bahan galian berupa batubara menjadi salah satu jenis produk yang paling

tinggi tingkat penggunaan dan permintaannya, sebagai salah satu energi

alternatife pengganti sumberdaya alam hidrocarbon (minyak dan gas), yang

semakin menipis cadangannya di Indonesia.

Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi batubara saat ini mencapai titik

tertinggi kegiatannya, hal ini dilakukan guna mencukupi kebutuhan konsumen

yang terus meningkat serta inventarisasi bahan galian untuk mengetahui bentuk

sebaran maupun jumlah kandungan cadangannya.

Batubara merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (Non-

Renewable Resources), namun potensi batubara saat ini mampu menyaingi

peranan minyak bumi. Melihat hal tersebut kegiatan eksplorasi sebagai langkah

awal dalam suatu tahapan penambangan dirasa perlu dilakukan yang nantinya

Page 2: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

dari data – data yang ada dan setelah pengkajian yang matang kegiatan

selanjutnya diharapkan dapat dilakukan sampai proses produksi atau

penambagan.

III. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui batas striping

ratio dengan menggunakan model geologi pada eksplorasi pendahuluan

batubara di PT. Indo Besi Energi Utama, Kecamatan Tamiang Layang,

Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan penelitian ini

yaitu :

1. Mengetahui jumlah sumber daya batubara dari data hasil eksplorasi

dengan menggunakan pemodelan geologi.

2. Mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dari pemodelan

tersebut untuk mengetahui batas striping rationya.

IV. RUANG LINGKUP MASALAH

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup

permasalahan yang terdiri atas :

a. Survey permukaan dengan cara mengamati singkapan batubara

yang terdapat pada lokasi KP dan memprediksi arah sebaran

batubaranya dengan pengamatan jurus dan kemiringan batubara

tersebut.

b. Dilakukan juga pengambilan contoh batubara pada singkapan yang

ditemui serta dilakukan deskripsi pada lapisan sebelum dan setelah

lapisan batubara.

c. Selanjutnya pemboran dan pengambilan sample serta perhitungan

cadangan.

d. Mengidentifikasi kondisi di bawah permukaan dari hasil pemboran

dengan menganalisa Coring dari hasil pemboran.

Page 3: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

V. ANGGAPAN DASAR

Anggapan dasar pada penelitian ini adalah:

1. Pengambilan conto batubara pada hasil kegiatan pemboran yang

dilakukan serta pendeskripsian hasil pemboran inti (Coring) merupakan

kegiatan yang dianggap penting karena validasi data dari hasil pemboran

inti untuk dikorelasikan sebagai acuan untuk estimasi sumberdaya.

2. Suatu kegiatan eksplorasi dianggap baik apabila sasaran yang di

rencanakan oleh seorang geologist dapat di laksanakan dengan sebaik-

baiknya.

3. Kegiatan pemboran dianggap baik apabila adanya pemantauan dan

kordinasi dari seorang master bor di lapangan.

VI. METODA PENELITIAN

Metodelogi penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode

pendekatan analisis deskriptif, dimana penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang dilakukan pada taraf atau kajian dan analisis semata – mata ingin

mengungkapkan suatu gejala/pertanda keadaan sebagaimana adanya

(Drs.Supardi, MM, 2005). Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan

prosedur sebagai berikut :

1. Studi Literatur yaitu , Melakukan studi di perpustakaan dengan membaca

literatur yang berkaitan seperti mengumpulkan data yang tidak terdapat di

lapangan dan data-data lain yang bisa menjadi nilai tambah terhadap topik

yang dibahas

2. Melakukan studi lapangan

a. Observasi yaitu, melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap

kegiatan pemboran inti di PT. Indo Besi Energi Utama.

b. Wawancara yaitu, melakukan pencatatan hasil tanya jawab (interview) di

lapangan dengan pihak-pihak terkait di PT. Indo Besi Energi Utama.

3. Pengolahan Data

4. Pembahasan

5. Kesimpulan dan Saran

Page 4: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

VII. DASAR TEORI

7.1 Pengertian Batubara

Menurut Standar Nasional Indonesia (1998), batubara adalah akumulasi

material organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah melalui proses

kompaksi, ubahan kimia dan proses metamorfosis oleh peningkatan panas dan

tekanan selama perioda geologis. Definisi batubara menurut buku Coal Geology

and Coal Technology karangan Colin R. Ward tahun 1984, batubara adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang

telah terkonsolidasi di bawah tekanan dan suhu tinggi dalam waktu yang lama

sekali.

Unsur inherent terdiri batubara terdiri dari macerals dan mineral matter.

Komposisi dan perbandingan keduanya mencerminkan susunan dari material

asal, dan mengindikasikan tipe batubara. Derajat diagenesa dari coalification

yang dialami batubara akibat tektonik dan burial menentukan tingkat batubara.

7.1.1 Kelas dan Jenis Batubara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh

tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit,

bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut (Diessel 1981).

Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan

(luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan

kadar air kurang dari 8%.

Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10%

dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.

Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh

karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan

bituminus.

Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang

mengandung air 35-75% dari beratnya.

Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang

paling rendah.

7.1.2 Lingkungan Pengendapan Batubara

Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi

lingkungan pengendapan tertentu. Akumulasi tersebut telah dikenai pengaruh-

pengaruh synsedimentary dan post-sedimentary. Akibat pengaruh-pengaruh

Page 5: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

tersebut dihasilkanlah batubara dengan tingkat (rank) dan kerumitan struktur

yang bervariasi.

Diessel, 1992 mengemukakan terdapat 6 lingkungan pengendapan utama

pembentuk batubara yaitu gravelly braid plain, sandy braid plain, alluvial valley

and upper delta plain, lower delta plain, backbarrier strand plain, dan estuary,

sedangkan Galloway mengemukakan 4 sistem lingkungan pengendapan

batubara yaitu sistem alluvial fan, fluvial, shore-zone dan sistem delta. Tiap

lingkungan pengendapan mempunyai asosiasi dan menghasilkan karakter

batubara yang berbeda.

Tabel 7.1Environment Coal Characteristics, Gordon et.al, 1983

Environment Subenvironment Coal CharacteristicsGravelly braid plain

Bars, channel, overbank plains, swamps, raised bogs

mainly dull coals, medium to low TPI, low GI, low sulphur

Sandy braid plainBars, channel, overbank plains, swamp, raised bogs,

mainly dull coals, medium to high TPI, low to medium GI, low sulphur

Alluvial valley and upper delta plain

Channels, point bars, floodplains and basins, swamp, fens, raised bogs

mainly bright coals, high TPI, medium to high GI, low sulphur

Lower deltaplainDelta front, mouth bar, splays, channel, swamps, fens and marshes

mainly bright coals, low to medium TPI, high to very high GI, high sulphur

Backbarrier strand plain

Off-, near-, and backshore, tidal inlets, lagoons, fens, swamp, and marshes

transgressive : mainly bright coals, medium TPI, high GI, high sulphurregressive : mainly dull coals, low TPI and GI, low sulphur

EstuaryChannels, tidal flats, fens and marshes

mainly bright coal with high GI and medium TPI

Page 6: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

Gambar 7.1Lingkungan Pengendapan Batubara (Imam Budi Raharjo, 2006)

7.2 Sumberdaya

7.2.1 Klasifikasi Sumberdaya dan Sumberdaya Batubara

Menurut kamus istilah Teknik Pertambangan Umum (DJPU, 1994)

Sumberdaya Mineral / Batubara adalah endapan mineral berharga yang

terdapat disuatu wilayah, baik yang sudah diketahui maupun yang masih

bersifat potensi.

Sumberdaya adalah kumpulan cebakan bahan galian yang mempunyai

nilai ekonomis untuk ditambang.

7.2.2 Penghitungan Sumber Daya

Berbagai metode penaksiran atau penghitungan sumberdaya telah

dikembangkan dari metode konvensional (klasik) yang manual sampai metode

geostatistik dengan komputer. Tingkat ketelitian dari metode geostatistik lebih

tinggi ketelitiannya dan kesalahannya lebih kecil jika dibandingkan dengan

metode konvensional. Walaupun demikian metode klasik masih digunakan pada

beberapa jenis sumberdaya terutama pada tahap awal eksplorasi.

Hasil akhir dari kegiatan eksplorasi sumberdaya bahan galian dalam

penentuan ekonomis atau tidak suatu bahan galian dapat ditambang salah

satunya adalah menentukan besarnya sumberdaya sampai dengan sumberdaya

bahan galian. Dalam perhitungan sumberdaya dan sumberdaya tersebut dapat

dilakukan dengan berbagai macam metoda yang ada. Dalam suatu penaksiran

data lapangan dari hasil eksplorasi harus merupakan cerminan kondisi geologi

dan karakter/sifat dari batuannya sesuai dengan tujuan evaluasinya.

Page 7: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

Selain hal tersebut, suatu penaksiran harus didasarkan kepada data

faktual yang diolah / diperlakukan secara objektif. Metoda penaksiran yang

digunakan harus dapat memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi.

Kemajuan dalam teknologi perangkat keras dan lunak komputer saat ini

menjadikan media digital sebagai media pilihan untuk penggambaran dan

pemetaan. Bila gambar dan peta tersimpan dan tersajikan secara digital

menggunakan paket-paket program terapan kelompok CAD ataupun GIS, maka

hitungan panjang, luas dan volume dari suatu gambar ataupun peta bisa

diperoleh dengan mudah menggunakan program-program yang disediakan.

Gambar yang akan dihitung luasnya bisa berupa gambar potongan, gambar

kawasan yang dibatasi oleh poligon atau kawasan yang dibatasi oleh garis

kontur.

Bila penyimpanan dan penyajian menggunakan media konvensional

maka bisa dilakukan hitungan luas cara numeris, grafis, mekanikal-grafis,

mekanikal-grafis-digital. Hitungan luas cara grafis sangat dipengaruhi oleh

kestabilan media dan ketelitian Gambar Meskipun dalam teknik perhitungan

dapat menggunakan penggaris, kertas milimeter block atau planimeter, tetapi

untuk pemakaian praktis sekarang ini dianjurkan hitungan panjang, luas dan

volume dilakukan secara numeris menggunakan kalkulator berprogram ataupun

komputer berprogram.

7.3 Permodelan Sumberdaya

7.3.1 Penaksiran Sumberdaya

Penaksiran sumberdaya merupakan salah satu tugas terpenting dan

berat tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan

karena semua keputusan-keputusan teknis amat tergantung padanya. Model

sumberdaya yang dibuat adalah pendekatan dari keadaan sumberdaya nyata

berdasarkan data/informasi yang tersedia dan masih mengandung

ketidakpastian.

Ada beberapa hal yang mendasari sehingga penaksiran sumberdaya

dianggap penting, antara lain :

1) Penaksiran sumberdaya merupakan taksiran dari kuantitas (tonase)

dan kualitas dari suatu sumberdaya.

Page 8: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

2) Penaksiran sumberdaya memberikan perkiraan bentuk 3 dimensi

dari sumberdaya serta distribusi ruang (spatial) dari nilainya. Hal ini penting

untuk menentukan urutan atau tahapan penambangan yang pada gilirannya

akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan Net Present Value (NPV) dari

tambang.

3) Jumlah sumberdaya menentukan umur tambang. Hal ini penting

dalam perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.

4) Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan

taksiran sumberdaya. Faktor ini harus diperhatikan dalam menentukan lokasi

penambangan tanah atau batuan penutup dan tailing (waste dump & tailing

impoundment), pabrik pengolahan bijih, bengkel dan fasilitas lainnnya.

Syarat – syarat untuk dapat melaksanakan penaksiran sumberdaya suatu

daerah sumberdaya penambangan antara lain:

a) Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan kondisi

geologis dan karakter atau sifat dari mineralisasi.

b) Penaksiran sumberdaya harus sesuai dengan tujuan dari

evaluasi suatu model sumberdaya yang akan digunakan untuk perancangan

tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik

perencanaan tambang yang akan diterapkan.

c) Taksiran yang baik harus didasarkan pada data faktual yang

diolah atau diperlakukan secara obyektif. Keputusan dipakai tidaknya suatu

data dalam penaksiran harus diambil dengan padanan yang jelas dan

konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang semena-mena.

Pembobotan yang berbeda harus dilakukan dengan dasar yang kuat.

d) Metode penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil

yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah penaksiran

sumberdaya selesai dilakukan adalah memeriksa atau mengecek taksiran

kadar blok (untuk penambangan kecil). Hal ini dilakukan dengan

menggunakan data pemboran (komposit atau assay) yang ada disekitarnya.

Setelah penambangan dimulai, taksiran kadar dari model sumberdaya harus

diperiksa ulang dengan kadar dan tonase hasil penambangan yang

sesungguhnya.

Page 9: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

7.3.2 Metode Penaksiran Sumberdaya

Prinsip umum dalam penaksiran sumberdaya adalah bagaimana

mendapatkan suatu nilai pengganti terbaik dari sejumlah perconto yang diambil

dari suatu badan mineral. Secara lebih spesifik kita ingin menaksir kadar pada

suartu lokasi dimana kita tidak memiliki data dengan menggunakan sejumlah

perconto yang letaknya dekat dengan lokasi terbentuk.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain metode

konvensional dan geostatistik. Metode konvensional dapat dibagi menjadi empat

kelompok, yaitu metode luas dan faktor rata-rata, metode blok-blok

penambangan, metode penampang, dan metode analitik.

Untuk memilih salah satu diantara metode itu diperlukan beberapa

pertimbangan, yaitu analisis sumberdaya, tujuan perhitungan sumberdaya,

system penambangan dan prinsip-prinsip dari interpretasi dan eksplorasi yang

dipakai.

Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung volume, tonase, faktor

rata-rata merupakan suatu pendekatan. Hal ini disebabkan bentuk dan ukuran

badan bijih yang tidak teratur, penyederhanaan geometris, interpretasi geologi,

dan asumsi dari variable-variabel yang tidak konsisten (Popoff,1966).

Hasil dari permodelan dan penghitungan sumberdaya ini juga sangat

berperan untuk memberikan analisis tentang apa yang akan kita lakukan

terhadap tambang baik itu tentang metoda penambangan yang akan digunakan,

batasan lokasi penambangannya (pit limit) atau bahkan perkiraan tentang umur

dari penambangan tersebut. Hasil tersebut dimungkinkan karena perkiraan umur

suatu penambangan akan dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya yang ada.

Hal yang sedikit berbeda diberikan dalam pemodelan sumberdaya dan

penghitungan sumberdaya untuk batubara, langkah yang dilakukan akan lebih

kompleks dan spesiifik lagi. Hal ini disebabkan karena sumberdaya batubara itu

berbentuk lapisan-lapisan sehingga pemodelan dan perhitungan

sumberdayannya juga akan saling berhubungan yang berarti perkiraan

penambangannya tidak bisa hanya untuk satu seam lapisan batubara saja. Kita

dapat mengambil contoh, bahwa untuk permodelan dan perhitungan sumberdaya

batubara maka keadaan antar lapisan itu sangat diperhitungkan yang berarti bila

memungkinkan untuk pengambilan batubara pada satu seam apakah itu juga

memungkinkan untuk pengambilan seam selanjutnya. Hal ini kembali lagi pada

Page 10: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

nilai ekonomis pada batubara tersebut yaitu apakah dengan batubara yang kita

ambil itu maka hasil penjualannya dapat mengganti biaya yang dikeluarkan untuk

pengambilanya. Inilah alasan yang membuat permodelan dan perhitungan

sumberdaya batubara menjadi sangat penting khusunya pada penambangan

batubara.

Secara umum permodelan sumberdaya dan perhitungan sumberdaya

batubara memerlukan data-data dasar sebagai berikut :

Peta Topografi (skala 1 : 1.000)

Data penyebaran singkapan batubara (skala 1 : 5.000)

Data sebaran titik bor (skala 1 : 1.000)

Peta Geologi (skala 1 : 5.000)

Keterkaitan antar seam sangat diperhatikan dalam pemodelan dan

perhitungan sumberdaya batubara maka data yang diperlukan pada permodelan

dan perhitungan sumberdaya batubara juga menjadi sangat kompleks.

Penggambaran persebaran batubara tidak hanya untuk satu lapisan saja

melainkan juga keseluruhan lapisan sehingga pada analisa akhir dapat

ditetapkan nilai sumberdaya yang potensial baik secara teknis maupun secara

ekonomis.

Pengolahan data yang harus kita lakukan juga sangat beragam,

tergantung mana yang dapat memberikan nilai yang lebih tepat. Tetapi tetap saja

pada permodelannya haruslah dapat menunjukkan semua segi dengan lengkap

dan tepat khususnya secara visual, baik itu tentang topografinya, gambaran tiap

seamnya baik roof atau floornya, dan gambaran ketebalan tiap lapisan serta data

tentang overburdennya.

Aplikasi penggunaan komputer untuk pengolahan datanya juga akan

sangat membantu dibanding dengan menggunakan pengolahan secara manual,

selain dari segi keakuratan yang jauh lebih teliti dengan menggunakan komputer.

Beberapa program aplikasi yang sering digunakan mampu memberikan

permodelan dan perhitungan secara langsung akan tetapi sering pula harus

memadukan kemampuan antara dua atau lebih program aplikasi.

Dalam menaksir suatu sumberdaya mineral, diperlukan suatu persyaratan

penaksiran data lapangan melihat pentingnya bahwa semua keputusan teknis

sangat tergantung pada data lapangan merupakan salah satu tugas penting dan

Page 11: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

mempunyai tanggungjawab yang berat dalam evaluasi sumberdaya (resource).

Model data yang kita buat adalah pendekatan dari realitas, berdasarkan

data/informasi yang kita dapatkan di lapangan. Beberapa faktor yang

menentukan dalam perhitungan sumberdaya yaitu ;

1. Luas dan Ketebalan

2. Kadar dari pada Bahan Galian (bijih)

3. Berat jenis

4. Sebaran Bahan Galian (Endapan Mineral), dll

Validitas data berkaitan dengan tingkat keyakinan dari data geologi

terhadap suatu model akan tergantung dari ;

1. Jarak antar titik informasi

2. Konsep dalam pengkorelasian data

3. Tingkat ketelitian dalam mengidentifikasi struktur geologi

7.4 Metoda Penghitungan Sumberdaya Batubara

Kegiatan evaluasi data ini merupakan rangkuman antara studi awal dan

interpretasi lapangan dengan hasil analisis laboratorium sehingga diperoleh data

dan informasi yang lebih akurat, untuk selanjutnya diolah menurut rumusan-

rumusan pemetaan bahan galian golongan “A” dengan meliputi beberapa aspek

7.4.1 Penghitungan Potensi Sumberdaya Bahan Galian

Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan pembakuan

mengenai klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Sumberdaya SNI No. 13-4726-

1998. Dalam pembakuan ini didefinisikan bahwa Sumber Mineral (mineral

resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara

nyata. Sumberdaya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah

menjadi sumberdaya setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan

memenuhi kriteria layak tambang. Keyakinan geologi diperoleh berdasarkan

tahap penyelidikan sebagai berikut :

1. Survei Tinjau (reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk

mengidentifikasi daerah berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala

regional berdasarkan hasil studi geologi regional, diantaranya pemetaan

geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan

inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan

ekstrapolasi.

Page 12: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

2. Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi pemetaan geologi untuk

mengidentifikasi singkapan, dan metoda yang tidak langsung seperti studi

geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan

mungkin juga dilaksanakan. Penghitungan kuantitas dihitung berdasarkan

interpretasi data geologi,geokimia dan geofisika.

3. Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang

merupakan delineasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda

yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak

yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan

kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara

terbatas berdasarkan metoda penyelidikan tak langsung.

4. Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk

mendeliniasi secara rinci dalam 3 dimensi terhadap endapan mineral yang

telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan

terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk,

sebaran, kemenerusan, kuantitas dan kualitas serta ciri-ciri yang lain dari

endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang

tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling) mungkin

diperlukan.

Berdasarkan tahap penyelidikannya, Sumberdaya Mineral dikelompokkan

menjadi empat kategori, yaitu:

a) Sumberdaya Mineral Hipotetik (hypothetical mineral

resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya

diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau.

b) Sumberdaya Mineral Tereka (inferred mineral resource)

adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh

berdasarkan hasil tahap Prospeksi.

c) Sumberdaya Mineral Terunjuk (indicated mineral resource)

adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh

berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum.

d) Sumberdaya Mineral Terukur (measured mineral resource)

adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh

berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Terinci.

Page 13: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

Sedangkan yang dimaksud dengan cadangan (reserve) adalah endapan

mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan, kuantitas

dan kualitasnya dan yang secara ekonomi, pemasaran, teknologi

(penambangan, pengolahan), kebijaksanaan pemerintah, hukum, lingkungan dan

sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan. Sumberdaya

dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:

1. Cadangan Terkira (probable reserve) adalah sumberdaya mineral terunjuk

dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya

masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor

yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara

ekonomis.

2. Cadangan Terbukti (proved reserve) adalah sumberdaya mineral terukur

yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah

terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.

Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis

sumberdaya sebagai berikut:

a. Sumberdaya geologi (geological reserve) adalah sejumlah sumberdaya yang

batas-batasnya ditentukan oleh suatu model geologi. Dalam sumberdaya ini

belum diperhitungkan faktor lain seperti prosentase perolehan penambangan

dan pengurang lainnya.

b. Sumberdaya dapat ditambang (mineable reserve) adalah sejumlah

sumberdaya yang secara teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti

cut-of grade dan stripping ratio telah diperhitungkan.

c. Sumberdaya terambil (recoverable reserve) adalah sejumlah sumberdaya

dari mineable reserve yang telah memperhitungkan faktor prosentase

perolehan penambangan.

Metoda Penghitungan Sumberdaya

Penghitungan sumberdaya secara konvensional dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu metoda plan (Planar Method) dan metoda penampang

(Sectional Method). Metoda plan meliputi metoda segi banyak (Poligonal

Method) atau metoda blok, metoda daerah pengaruh (Area Of Influence

Method), metoda segitiga (Trigonal Method).

Page 14: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

a. Metoda Blok

Pada dasarnya, sebelum dilakukan Penghitungan sumberdaya, tubuh bijih

dibagi menjadi blok-blok berdasarkan lubang eksplorasi yang dibuat

sebelumnya.

Penentuan blok sumberdaya menjadi

kelas sumberdaya

Biasanya dilakukan pada awal

eksplorasi, dimana ketelitian belum tinggi

Penghitungan parameter rata-rata

dengan arithmetic mean atau weighted mean

Keuntungan da kekurangan dari metoda blok antara lain :

Keuntungannya:

Sederhana dan cepat

Dapat dipisahkan menurut kualitas

Kekurangannya:

Untuk perencanaan eksploitasi harus

ada kalkulasi kembali dengan pembuatan lubang eksplorasi yang lebih

rapat.

b. Metoda Daerah Pengaruh

Pembuatan daerah pengaruh di sekitar

lubang eksplorasi.

Daerah pengaruh antara dua lubang

eksplorasi setengah jarak dua titik itu.

Penghitungan sumberdaya di sekitar

lubang eksplorasi.

Penghitungan sumberdaya berdasarkan

kontur dalam (included area) atau kontur luar (extended area).

Untuk lubang eksplorasi yang sudah

rapat.

Untuk jenis endapan yang

variabilitasnya besar.

Page 15: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

Gambar 7.2Daerah Pengaruh

c. Metoda Segitiga

Metoda ini digunakan untuk blok

sumberdaya yang didasarkan oleh desain eksplorasi dengan menggunakan

cara segitiga atau acak.

Penghitungan rata-rata (ketebalan,

kadar dls). Didasarkan dari setiap titik/ujung segitiga.

Inc lud e d Are a

Exte nd e d Are a

Daerah pengaruh dari titik 1 dengan Pola Bujur Sangkar

Page 16: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

Gambar 7.3Metoda Segitiga

LST = {s(s - a)(s - b)(s - c)}1/2

s = ½ (a + b + c)

dimana :

a, b, dan c = titik-titik lubang bor

Tebal batubara = Tebal semu batubara × cos dip

Ketebalan rata-rata = (a + b+ c) m / 3

V = Luas ∆ × ketebalan rata-rata

d. Metoda Penampang

Metoda penampang digunakan untuk menghitung sumberdaya tubuh bijih

yang diselidiki dengan pola/desain eksplorasi berbentuk segiempat panjang

atau mengikuti pola yang mengikuti lintasan tertentu. Pada dasarnya, lubang

eksplorasi yang mengikuti pola lintasan akan membentuk suatu penampang,

sehingga penghitungan volume bagian tubuh bijih berdasarkan luas

penampang dan jarak antara kedua penampang. Metoda penampang (cross-

section) masih sering dilakukan pada tahap awal. Penaksiran secara manual

ini dipakai sebagai pembanding untuk memeriksa hasil penaksiran

menggunakan komputer. Rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan

luas rata-rata (mean area) dipakai untuk endapan yang mempunyai

penampang yang uniform.

Page 17: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

Gambar 7.4Metoda Penampang

Rumus Mean Area

dimana ;

S1 : luas penampang 1

S2 : luas penampang 2

L : jarak antar penampang

V : Volume Sumberdaya

Rumus Prismoidal

dimana ;

S1S2 : luas penampang 1 & 2

M : luas penampang tengah

L : jarak antar penampang S1 dan S2

V : Volume Sumberdaya

e. Metoda perhitungan USGS, (Wood 1983)

Dengan penggolongan sebagai berikut :

1. Sumberdaya Terukur, yaitu dihitung dengan jarak 0 – 400 meter

2. Sumberdaya Terunjuk, dihitung dengan jarak total 400 – 1200 meter

3. Sumberdaya Tereka, dihitung dengan jarak total 1200 – 4800 meter

Page 18: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

4. Sumberdaya Hipotetik, dihitung dengan jarak total dari 4800 meter hingga

batas wilayah kontrak sepanjang garis penyebaran endapan batubara

yang muncul ke permukaan hasil hipotesa.

VIII. WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN

Adapun waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini direncanakan

dilakukan selama satu bulan yaitu pada awal bulan Januari 2011 sampai

dengan akhir bulan Januari 2011. Perincian jadual rencana tugas akhir

dapat kami susun sebagai berikut :

IX. PERMOHONAN FASILITAS

Untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan tugas akhir maka kami

sebagai pemohon sangat mengharapkan bantuannya dalam penyediaan

fasilitas-fasilitas, berupa :

1. Penginapan selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.

2. Konsumsi selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.

3. Akomodasi peserta selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.

4. Perlengkapan APD peserta selama pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.

X. PENUTUP

Demikianlah proposal ini saya buat sebagai acuan dalam

melaksanakan Tugas Akhir ini. Besar harapan saya akan bantuan

segenap direksi dan karyawan PT. Indo Besi Energi Utama, Kecamatan

Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

demi kelancaran serta suksesnya pelaksanaan Tugas Akhir yang akan

penulis laksanakan.

Page 19: PROPOSAL TUGAS AKHIR ruto

PT. INDO BESI ENERGI UTAMA Jl. A. Yani No. 12 RT. 05 Tamiang Layang, Barito Timur,

Kalimantan Tengah

DAFTAR PUSTAKA

S. Gafoer, Tc . Amin dan (and) J. Purnomo., 2007; Peta Geologi Lembar Lahat,

Sumatera Selatan skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi.

Sub Direktorat Eksplorasi Batubara & Gambut, 1990 ; Peta Sumber Daya

Batubara & Gambut Indonesia skala 1 : 5000.000

De Coster G.L., 1974 ; The Geologi of the Central Sumatera Basins, Proseding

Indonesian Petroleum Assoc., 4th Annual Conventionn.

Geoservice Report No. 12-0174, 2009; Recent Development in Indonesia Coal

Geologi, (Unpublished).

Koesomadinata,R.P.,dan hardjono.,1977;Kerangka sedimenter endapan

batubara Tersier Indonesia. Pertemuan ilmiah tahunan ke VI, IAGI.

Hardjono, dan Syarifuddin, 1991 ; Sumber Daya Batubara dan Gambut di

Indonesia, Direktorat Jendal Geologi dan Sumber Daya Mineral.

Marangin Simatupang, Soetaryo Sigit, 1992 : Pengantar Pertambangan

Indonesia, Asosiasi Pertambangan Indonesia.

Surono dan Suwarna, 2001;Geologi Formasi Pembawa Batubara di Beberapa

Cekungan Tersier Indonesia. Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral.

R.W. VAN BEMMELEN, 1949; The Geologi Of Indonesia, Economic Indonesia.