27
PROSEDUR DALAM METODA RASIONAL 1. Mulai hitung dari titik terawal (hulu) dari lateral tertinggi dan diteruskan ke titik pertemuan 1. 2. Lanjutkan perhitungan untuk akhir cabang yang masuk ke pertemuan dalam cara yang sama, hitung debit yang masuk ke pertemuan 3. Hitung debit aliran yang menuju setiap pertemuan sebagai penjumlahan semua nilai AI daerah tangkapan yang masuk ke titik pertemuan dan debit runoff diperoleh dari debit dengan tc terpanjang pada saluran yang masuk ke pertemuan tc > belum tentu memberikan Q > 4. Teruskan ke daerah hilir dengan cara yang sama dan hitung maksimum debit banjir dari setiap titik.

PROSEDUR DALAM METODA RASIONAL - kuliah.ftsl.itb.ac.idkuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/Drainase_4.pdf · Berdasarkan fungsi layanan : a. Sistem Drainase Lokal Yang

Embed Size (px)

Citation preview

PROSEDUR DALAM METODA RASIONAL

1. Mulai hitung dari titik terawal (hulu) dari lateral tertinggi danditeruskan ke titik pertemuan 1.

2. Lanjutkan perhitungan untuk akhir cabang yang masuk kepertemuan dalam cara yang sama, hitung debit yang masuk kepertemuan

3. Hitung debit aliran yang menuju setiap pertemuan sebagaipenjumlahan semua nilai AI daerah tangkapan yang masuk ke titikpertemuan dan debit runoff diperoleh dari debit dengan tcterpanjang pada saluran yang masuk ke pertemuan

� tc > belum tentu memberikan Q >

4. Teruskan ke daerah hilir dengan cara yang sama dan hitungmaksimum debit banjir dari setiap titik.

Perencanaan Sistem Drainase

Sistem Drainase

1. Saluran Penerima (Interceptor Drain)

2. Saluran Pengumpul (Collector Drain)

3. Saluran Pembawa (Conveyor Drain)

4. Saluran Induk (Main Drain)

5. Badan Air Penerima (Receiving Water)

POLA JARINGAN DRAINASI

POLA SIKU � digunakan apabila secara topografis sungai terletakdi tengah, saluran utama ( conveyor ) berupa sungai alam.

saluran cabang ( collector drain )

saluran utama( conveyor drain )

POLA ALAMIAH � baik saluran pengumpul maupun saluran utamaadalah saluran alami

POLA JARING-JARING � digunakan agar satu blok lokasi tidakmempengaruhi blok lain

POLA PARALEL � dengan saluran-saluran pendek, mempermudahpenyesuaian dengan perkembangan

POLA GRID IRON � menggunakan interceptor yang meneruskan kecollector dan ke conveyor

POLA RADIAL � drainasi dari puncak yang menyebar keseluruh daerah sekitarnya

Desain Sistem Drainase memerlukan informasi:

1. Peta dan profil lokasi (daerah pelayanan)Slope permukaan:

� Datar (flat) : 2%

� Rata-rata : 2-7%

� Curam : 7%

2. Penentuan limpasan air hujan

3. Pemilihan dimensi saluran optimum � denganpertimbangan:� Slope yang tersedia

� Topografi dan kondisi fisik

Kriteria Disain

� Kapasitas

� Ukuran dan gradien� mengalirkan Qpuncak

� Saluran terisi penuh d/D = 1,0 (tidak surcharge)

� Self cleansing

� Kecepatan 1,0 m/detik

� Kekasaran

� Tergantung material pipa

� Ukuran minimum

� Sama dengan saluran air limbah (DN 100 dan DN 150)

Metode Disain

1. Asumsi T, kekasaran pipa, te, dan C

2. Siapkan layout awal saluran dan titik-titik inletnya

3. Beri nomor saluran pada tapak sesuai dengan aturan

4. Prediksi dan estimasi luas daerah kedap

5. Trial 1 : tentukan gradien dan diameter setiap pipa

6. Hitung kecepatan pipa saat penuh (vf) dan debit penuh (Qf)

7. Hitung waktu konsentrasi. Untuk pipa-pipa daerah hilir bandingkancabang-cabang yang masuk. Pilih cabang yang memiliki tcmaksimum

8. Baca intensitas hujan pada kurva IDF untuk t = tc dan T

9. Perkirakan akumulasi area yang berkontribusi

10. Hitung Qp� metoda rasional

11. Periksa apakah Qp < Qf dan vf > vmin

12. Sesuaikan dengan diameter dan gradien pipa kembali ke langkah 5

Berdasarkan fungsi layanan :

a. Sistem Drainase Lokal

� Yang termasuk sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti komplek permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial.

� Sistem ini melayani area kurang dari 10 ha.

� Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainnya.

b. Sistem drainase utama :

� Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan pelengkapnya yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat.

� Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.

c.Pengendalian banjir (flood control)� Sungai yang melalui wilayah kota yang berfungsi

mengendalikan air sungai, sehingga tidak mengganggu dan dapat memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat.

� Pengelolaan pengendalian menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal SDA ���� Balai Besar Wilayah Sungai

Berdasarkan fisiknya:

a. Sistem saluran primer :� Adalah saluran utama yang menerima masukan

aliran dari saluran sekunder.

� Dimensi saluran ini relatif besar.

� Akhir saluran primer adalah badan penerima air.

b. Sistem saluran sekunder :� Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi

menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya.

� Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.� Meneruskan air ke saluran primer.

c. Sistem saluran tersier :� Adalah saluran drainase yang menerima air dari

saluran drainase lokal.

Berdasarkan Wilayah Layanan

(Catchment Area)

1. Saluran Drainase Regional (SDR)

Adalah saluran drainase yang hulu atau awal dari salurannya berada diluar batas administrasi kota/wilayah ybs

1A. SDR Dalam Kota

1B SDR Luar Kota

1. Saluran Drainase Perkotaan

� Adalah saluran drainase yang bagian hulu/awalnyaberada dalam wilayah administrasi kota/wilayah ybs.

a. SD Induk Utama (DPS > 100 ha)

b. SD Induk Madya (DPS 50-100 ha)

c. SD Cabang Utama (DPS 25-50 ha)

d. SD Cabang Madya (DPS 5-25 ha)

e. SD Tersier (0-5 ha)

SD Mayor

SD Minor

HUJAN

1. Pada dasarnya aliran di saluran drainasi adalah alirangrafitasi.

2. Saluran paling kecil menjadi satu dengan lebih besarsampai ke saluran utama

3. Di saluran paling ujung, debit puncak dicapai dalamwaktu beberapa menit.

4. Intensitas tinggi dengan lama hujan pendek biasanyamerupakan faktor dominan penyebab aliran kritikal

5. Diperlukan grafik Intensity-Duration-Frequency (IDF)

BESARAN KUANTITATIF LIMPASAN

1. sistem drainasi yang dipilih(letak, fungsi, konstruksi, pola)

2. metode kuantitatif yang dipilih.( rasional, hidrograf satuan )

3. aspek hidrolika.(jenis saluran, sifat aliran, penampang)

SISTEM DRAINASI

1. LETAKdrainasi permukaan (surface drainage)drainasi bawah permukaan (subsurface drainage)

2. FUNGSIsingle purposemulti purpose

3. KONSTRUKSIsaluran terbukasaluran tertutup

4. POLAsiku, paralel, alamiah, grid, radial

METODE KUANTITATIF

1. karakteristik hidrologi

2. pada umumnya masih mendasarkan padapersamaan rasional Q = CIAdengan berbagai versi, koreksi dll.(koefisien limpasan, waktu konsentrasi,intensias hujan tetap)

3. hidrograf satuan (unit hydrograph)(observed, synthetic)

4. empirical routing.

ASPEK HIDROLIKA

1. JENIS SALURAN(segi empat, lingkaran penuh/tidak penuh,trapesium, setengah lingkaran, gabungan)

2. SIFAT ALIRAN(steady/unsteady, uniform/non uniform)

3. RUMUS HIDROLKA(debit, kehilangan tenaga, kecepaan dll)

KOEFISIEN LIMPASAN

1. pemilihannya crucial

2. sangat tergantung dari jenis tanah, tata guna lahan(vegetal cover), topografi.

3. (kadang-kadang) nilai C berubah, dikoreksi dengan waktusebelum soil wetting. Berarti nilai C berubah sampai tanah‘jenuh’ (constant C value)

4. cara lain dengan menerapkan zone principle.nilai C tergantung dari masing-masing zone.