Upload
dangcong
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PROSEDUR PEMBIAYAAN ISLAMIC BANKING (iB) PRODUK GADAI
EMAS SYARIAH PADA PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG
SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli
Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
OLEH :
EKA MAYA IRLA YULIFA
F3608088
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
MOTTO
“Hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda tanya, tanpa
kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah.”
(Penulis)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka bila telah
selesai suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain. Dan hanyalah
kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap.
( Q.S. Al Insyirah : 6-8 )
“ Percayalah hidup layak dijalani dan keyakinanmu akan membantu
mewujudkannya”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan untuk:
• Allah SWT yang menempatkanku disini dengan sebuah tujuan dan tanggungjawab yang besar dan kelak akan aku dapatkan, atas semua yang hilang dan aku temukan, teka-teki dan rahasia yang belum terpecahkan semuannya, dan segala kasih sayang dan benci yang membuatku kuat dan tetap berdiri tegak menyambut masa depan dan mimpi yang membahagiakan.
• Ayah, Ibu, adik, dan seluruh keluarga besarku terimakasih karena selalu percaya kepadaku dan atas cinta serta dukungan kalian selama ini.
• Sahabat-sahabatku Exsixst Cee terimakasih atas canda tawa
dan kebersamaan yang telah kalian berikan selama ini dan sampai kapanpun, semoga kita semua sukses.
• Sahabat-sahabatku Peceren yang selalu saling mengingatkan, memberikan semangat, dan indahnya kebersamaan selama kita kuliah.
• Teman-teman Rarebel yang selalu memberikan warna lebih indah dan pengalaman yang lebih berwarna dalam hidup, bahwa ada sisi yang lebih menyenangkan dari alam.
• Seseorang yang berada di beranda taman hati yang selalu membuatku tegar dan memberiku semangat untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai Tugas Akhir di Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “PROSEDUR PEMBIAYAAN
ISLAMIC BANKING (iB) PRODUK GADAI EMAS SYARIAH PADA PT.
BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURAKARTA”. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan.
Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Walaupun demikian, dalam menyususn Tugas Akhir ini penulis telah berusaha
semaksimal mungkin agar inti dari pembahasan dalam Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan dari berbagai pihak yang telah diberikan kepada penulis baik secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh
karena itu, dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas penulis haturkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, MSi, selaku Ketua Program Studi D3 Keuangan
dan Perbankan, Fakultas Ekonomi UNS dan pembimbing akademik yang telah
membantu dalam kelancaran studi.
3. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani selaku dosen pembimbing Tugas Akhir, yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing
penulis sejak awal hingga akhir penulisan Tugas Akhir dengan penuh
perhatian, kesabaran, serta berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan
yang sangat berharga bagi penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan
Fakultas Ekonomi UNS Surakarta yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan selama penulis duduk dibangku kuliah dan memberikan petunjuk
hingga selesainnya Tugas Akhir ini.
5. Bapak Arief Mursidi selaku Pimpinan Cabang PT. Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Surakarta yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan
kegiatan magang mahasiswa.
6. Ibu Fitri Juariyah selaku pembimbing Kegiatan Magang Mahasiswa di PT.
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
7. Ibu Titik Subiyanti, Bapak M.Hambali Edi, dan Bapak Yuan Faisal yang
berkenan untuk berbagi pengalaman mengenai nasabah dilapangan dan
membantu memberikan data tentang pembiayaan produk gadai emas.
8. Seluruh pegawai PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta yang
banyak membantu selama penulis melakukan magang kerja.
9. Ayah, Ibu, dan Adik tercinta dan seluruh keluarga besar yang telah
memberikan dukungan secara materiil, moril dan spirituil.
10. Sahabat dan teman – teman tersayang yang telah membantu dan mendukung
penyelesaian Tugas Akhir ini.
11. Teman-teman D-3 Keuangan dan Perbankan angkatan 2008.
12. Serta semua pihak yang membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
pemahaman dan juga bermanfaat bagi pihak pengelola PT. BANK BNI
SYARIAH KANTOR CABANG SURAKARTA dalam meningkatkan perannya
terhadap pembiayaan Gadai Emas Syariah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ................................................................................... ...... i
HALAMAN ABSTRAKSI ..... ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Metode Penelitian ...................................................................... 5
F. Obyek Penelitian ....................................................................... 5
G. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 5
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 6
I. Teknik Pembahasan ................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank ........................................................................ 8
B. Fungsi Bank Syariah ................................................................. 9
C. Tujuan Bank Syariah ................................................................. 10
D. Pengertian Pembiayaa ............................................................... 11
E. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah .............. 13
F. Karakteristik Bank Syariah ....................................................... 14
G. Pembiayaan Gadai ..................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 25
2. Identitas Perusahaan ........................................................... 28
3. Visi dan Misi Perusahaan ................................................... 28
4. Sistem, Struktur dan DPS Perusahaan ................................ 29
5. Keunggulan dari Perusahaan .............................................. 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
6. Struktur Organisasi ............................................................. 31
7. Produk-Produk BNI Syariah ............................................... 40
B. Pembahasan Masalah
1. Prosedur Pembiayaan Produk Gadai Emas Syariah ........... 62
2. Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Gadai Emas
Bermasalah .......................................................................... 82
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 90
B. Saran ......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN GAMBAR
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Gambar 3.1
Susunan organisasi PT. BANK BNI Syariah KC SURAKARTA ........... 31
Gambar 3.2
Proses Pemberian Pembiayaan Rahn pada PT. Bank BNI Syariah KC
SURAKARTA ......................................................................................... 66
Gambar 3.3
Proses Pelunasan Pembiayaan Rahn pada PT. Bank BNI Syariah
KC SURAKARTA ................................................................................... 70
Gambar 3.4
Proses Perpanjangan Pembiayaan Rahn pada PT. Bank BNI Syariah
KC SURAKARTA ................................................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
ABSTRAKSI
PROSEDUR PEMBIAYAAN ISLAMIC BANKING (iB) PRODUK GADAI EMAS SYARIAH PADA PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG
SURAKARTA
EKA MAYA IRLA YULIFA
F3608088
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta merupakan salah satu bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip Syariah. Kegiatan operasional Bank BNI Syariah yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang berupa giro, tabungan, dan deposito, lalu menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Penelitian ini membahas permasalahan mengenai bagaimana prosedur pelaksanaan pembiayaan dan faktor yang membuat produk Gadai Emas Syariah bermasalah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya yang diperoleh langsung dari PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian ini.
Pembiayaan merupakan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan yang dimaksud dalam hal ini adalah pembiayaan Gadai Emas Syariah yaitu merupakan penyerahan hak penguasaan secara fisik atas harta atau barang berharga berupa emas (lantakan/perhiasan) dari nasabah kepada bank sebagai jaminan atas pembiayaan qardh yang diterima oleh nasabah.
Dalam pembahasan penulis menyimpulkan bahwa prosedur pelaksanaan pembiayaan produk Gadai Emas Syariah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta ada beberapa prosedur, yaitu prosedur pemberian pembiayaan Rahn, prosedur pelunasan Rahn, prosedur ulang gadai, dan prosedur penjualan barang jaminan (lelang). Dalam pembiayaan ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah. Sehingga penulis memberikan saran bahwa dalam pelaksanaan pembiayaan sebaiknya Bank tetap mempertahankan prinsip Syariah dan Bank harus lebih teliti dalam pemberian pembiayaan dan memutuskan layak tidaknya pembiayaan dan Bank dapat menjaga kepercayaan nasabah pembiayaan Gadai Emas Syariah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Kata kunci : prosedur dan syarat-syarat gadai emas Syariah,faktor yang memyebabkan pembiayaan gadai emas Syariah bermasalah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, di lakukan di
Indonesia setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang
Perbankan Syariah serta dikeluarkannya fatwa bunga haram dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) tahun 2003, banyak bank yang menjalankan prinsip
operasionalnya berdasarkan prinsip Syariah. Dengan diperkenalkannya jenis
bank dengan prinsip bagi hasil, maka dalam sistem perbankan Indonesia selain
bank umum yang kita kenal selama ini, bank dapat pula memilih kegiatan
usaha berdasarkan sistem bagi hasil.
Perbedaan prinsip perbankan umum dengan bank bagi hasil terletak
pada sistem bunga. Bank bagi hasil dalam menjalankan operasinya tidak
menggunakan sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yang
akan diterima atas jasa pembiayaan yang telah diberikan. Demikian pula
imbalan yang diberikan kepada nasabah atas dana yang dititipkan kepada
bank. Penentuan imbalan yang diinginkan dan yang akan diberikan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
didasarkan pada prinsip bagi hasil. Pada bank umum imbalan didalam
penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada
masyarakat dihitung dalam bentuk bunga yang dinyatakan dalam persentase
tertentu.
Berdasarkan hukum-hukum Syariah tersebut Bank Syariah lebih
mengutamakan unsur kepercayaan didalam pemberian pembiayaan yang
dilakukan. Salah satu bentuk pembiayaan Bank Syariah adalah pembiayaan
Rahn. Rahn merupakan perjanjian penyerahan harta yang oleh pemiliknya
dijadikan agunan hutang yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembayaran
hak piutang tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian. Penyerahan agunan
tersebut tidak harus bersifat berwujud, namun yang terlebih penting
penyerahan itu bersifat legal, berupa penyerahan sertifikat atau surat bukti
kepemilikan yang sah suatu harta agunan.
Secara teoritis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh Bank
Syariah tidak memiliki resiko kredit macet yang cukup tinggi karena
pembiayaan dilakukan atas hukum-hukum syariah, namun sering kali dalam
pelaksanaanya sistem ini masih juga mengandung resiko kredit macet, yang
disebabkan nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan ternyata tidak
layak diberikan pembiayaan. Banyak masyarakat yang belum mengetahui
tentang produk pembiayaan gadai emas Syariah, padahal gadai emas Syariah
yang ada di bank sangat membantu masyarakat apabila membutuhkan
pembiayaan. Dengan demikian diperlukannya informasi yang mendukung
pengawasan serta analisa didalam sistem pemberian pembiayaan. Bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sistem pemberian pembiayaan dilakukan oleh Bank Negara Indonesia Syariah
Cabang Surakarta, khususnya pemberian pembiayaan produk Rahn atau Gadai
Emas Syariah telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam menentukan
kriteria layak atau tidak layaknya Rahin menerima pembiayaan, agar resiko
kredit macet bisa diminimalisasi. Selain itu untuk memberikan pandangan
tentang Gadai Emas Syariah dimana merupakan salah satu produk pembiayaan
yang ada di Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Surakarta.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
sistem pembiayaan pada BNI Syariah Cabang Surakarta, khusnya sistem
pembiayaan Gadai Emas Syariah, maka penulis mengambil judul “Prosedur
Pembiayaan Islamic Banking (iB) Produk Gadai Emas Syariah Pada PT.
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,maka
dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana prosedur pembiayaan produk Gadai Emas Syariah yang
diterapkan oleh PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta ?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan produk Gadai
Emas Syariah bermasalah ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Untuk mengetahui mekanisme prosedur pembiayaan produk Gadai Emas
Syariah yang diterapkan oleh PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Surakarta.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab pembiayaan produk Gadai Emas
Syariah bermasalah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, diantaranya adalah :
1. Bagi Penulis
Bagi penulis, penulisan Tugas Akhir ini berguna untuk memenuhi
persyaratan Akademik dalam menyelesaikan studi dari Fakultas Ekonomi
Program Diploma III Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret
dan memberikan pengalaman tentang dunia perbankan Syariah serta
penerapannya di dalam teori ilmu akademis yang dipelajari dengan
praktek di lapangan.
2. Bagi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
Bagi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan maupun sumbangan pemikiran
kepada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta untuk melakukan
penyempurnaan bagi pengelolaan jasa pembiayaan produk Gadai Emas
Syariah yang nantinya dapat lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah.
3. Bagi Pembaca dan UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
perbankan Syariah khususnya dalam hal pembiayaan melalui produk
Gadai Emas Syariah dan penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan
bahan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian dengan
masalah yang serupa.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan tata kerja untuk lebih memahami suatu
penelitian. Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan data,
menganalisa, dan mengolah data untuk memperoleh kebenaran. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pembiayaan produk Gadai Emas Syariah yang
dilakukan pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
F. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan tempat yang menjadi sasaran penelitian.
Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan pada PT. Bank BNI Syariah Kantor
Cabang Surakarta Jl. Brigjen Slamet Riyadi No.318 Surakarta.
G. Jenis dan Sumber Data
1. Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data yang
berkaitan dengan prosedur pembiayaan Gadai Emas Syariah pada PT.
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
2. Jenis Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya dan diamati serta dicatat untuk pertama kalinya. Dalam
mengumpulkan data ini penulis mengadakan pengamatan secara
langsung di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta. Data
yang diperoleh penulis merupakan data yang berhubungan dengan
prosedur pelaksanaan pembiayaan produk Gadai Emas Syariah pada
PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumber kedua dan studi kepustakaann dari dokumentasi. Sumber
data tersebut terdiri dari :
1) Sejarah singkat dari perusahaan
2) Visi dan misi
3) Struktur organisasi
4) Syarat dan prosedur pemberian pembiayaan produk Gadai Emas
Syariah
H. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini menguunakan teknik pengumpulan data sebagai :
1. Interview
Interview merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab langsung dengan pihak terkait tentang segala sesuatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
berhubungan dengan masalah yang diteliti kepada karyawan PT. Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
2. Observasi
Obsevasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti yang dilakukan di
PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
3. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari
berbagai buku maupun bahan perkuliahan lainnya dengan cara membaca
dan mempelajari buku ataupun referensi tersebut yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
I. Teknik Pembahasan
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif, dimana metode pengumpulan data dengan cara
memberikan gambaran, penjelasan secara sistematis, faktual dan akurat
terhadap obyek yang menjadi pokok permasalahan yaitu mengenai penerapan
sistem pembiayaan produk Gadai Emas Syariah yang digunakan di PT. Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan, pengertian bank
adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak yang
memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Bank dalam menjalankan kegiatannya memiliki kegiatan pokok yaitu
menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan
deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan
dana. Oleh karena itu, bank memiliki peranan penting dalam memelihara
kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter melalui kedekatan
hubungannya dengan badan-badan pengatur dan instansi pemerintah.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
hidup rakyat banyak.
Bank Syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa
keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan nilai Islam, dimana kegiatannya
bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif
seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal tidak jelas dan meragukan
(gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang
halal.
B. Fungsi Bank Syariah
Bank Syariah dalam menjalankan kegiatannya memiliki dua peran
utama,yaitu :
1. Sebagai badan usaha (tanwil) dan badan sosial (maal).
Bank Syariah sebagai badan usaha mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. Sebagai manajer investasi
Bank Syariah sebagai manajer investasi melakukan kegiatan
penghimpunan dana dari para nasabahnya dengan prinsip wadi’ah
yadh dhamanah (titipan), mudharabah (bagi hasil), atau ijarah (sewa).
b. Sebagai investor
Bank Syariah sebagai investor melakukan kegiatan penyaluran dana
melalui kegiatan investasi dengan prinsip bagi hasil, jual beli atau
sewa.
c. Sebagai penyedia jasa perbankan
Bank Syariah sebagai penyedia jasa perbankan melakukan kegiatan
menyediakan jasa keuangan, jasa non keuangan, dan jasa keagenan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pelayanan jasa keuangan antara lain dapat dilakukan dengan prinsip
wakalah, kafalah (garansi), hiwalah (pengalihan utang), rahn (jaminan
utang/gadai), qardh (pinjaman kebajikan untuk dana talangan), sharf
(jual beli valuta asing), dan lain-lain.
Pelayanan jasa non keuangan dalam bentuk wadi’ah yad amanah (safe
deposit box).
Pelayanan jasa keagenan dengan prinsip mudharabah muqayyadah.
2. Sebagai badan sosial
Bank Syariah sebagai badan sosial mempunyai fungsi yaitu :
a. Sebagai pengelola dana sosial yang melakuakan kegiatan seperti
penghimpunan dana dan penyaluran zakat, infaq, dan sadaqah.
b. Sebagai tempat penyaluran qardhul hasan (pinjaman kebajikan).
C. Tujuan Bank Syariah
Tujuan Bank Syariah dan Bank Konvensional pada dasarnya tidak
jauh berbeda, yang membedakan adalah sasaran dan fungsinya. Dimana Bank
Syariah dalam menjalankan kegiatannya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari ideologi ke Islaman yang didasarkan kepada ajaran Islam
(Al-Qur’an dan Sunnah). Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam
merupakan kelaziman dan tuntutan kehidupan di samping juga ada dimensi
ibadah, sehingga dalam hal ini Bank Syariah sebagai lembaga keuangan
memiliki tujuan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1. Memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara cukup dan sederhana.
2. Memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Memenuhi kebutuhan jangka panjang.
4. Menyediakan kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.
5. Memberikan bantuan sosial dan sumbangan menurut jalan Allah SWT.
D. Pengertian Pembiayaan
Kegiatan utama sebuah bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito dan menyalurkan
kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana.
Penyaluran dana tersebut dapat di wujudkan dalam bentuk pinjaman atau
yang lebih dikenal dengan kredit atau pembiayaan. Penyaluran dana dapat
pula dilakukan dengan membelikan asset yang dianggap menguntungkan
bank.
Namun kegiatan penyaluran dana yang paling penting dalam
perbankan adalah pemberian pinjaman kepada nasabah atau yang dikenal
dengan istilah kredit pada Bank Konvensional dan pembiayaan bagi bank
yang menjalankan prinsip operasionalnya berdasarkan prinsip Syariah, bukan
pembiayaan yang biasanya dilakukan oleh lembaga pembiayaan non bank.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi pihak-pihak yang merupakan
defisit unit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pembiayaan Syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan
barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan dengan pembayaran secara
angsuran sesuai dengan prinsip Syariah. Perusahaan pembiayaan Syariah
dapat melakukan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan
pembayaran dengan menggunakan akad yang ditetapkan oleh Syariah.
Pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah adalah pembiayaan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan
tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut sifat dan penggunaanya pembiayaan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
Pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan ini merupakan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja para nasabah.
b. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan ini merupakan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
E. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Dilihat dari segi jasa atau penggunaan dana, baik simpanan maupun
pinjaman, bank dapat dibedakan menjadi :
1. Bank Konvensional, yaitu bank yang dalam aktivitasnnya, baik
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya,
memberikan dana mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah
imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.
Persentase tertentu ini biasanya diterapkan per tahun.
2. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan
dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip Syariah yaitu jual beli dan bagi
hasil.
Ada perbedaan yang mendasar dari Bank Syariah dan Bank
Konvensional, antara lain :
a. Bank Syariah berdasarkan bagi hasil dan margin keuntungan,
sedangkan Bank Konvensional memakai perangkat bunga.
b. Bank Syariah dalam menjalin hubungan berbentuk kemitraan,
sedangkan Bank Konvensional berbentuk kreditur dan debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Bank Syariah melakukan investasi yang halal saja, sedangkan Bank
Konvensional bisa halal, syubhat dan haram.
d. Bank Syariah berorientasi keuntungan duniawi dan ukhrawi, yakni
sebagai pengalaman Syariah. Sedangkan pada Bank Konvensional
semata keuntungan duniawi.
e. Bank Syariah tidak melakukan spekulasi mata uang asing dalam
operasionalnya untuk meraup keuntungan, sedangkan pada Bank
Konvensional masih banyak yang melakukan.
f. Bank Syariah tidak memandang uang sebagai komoditi, sedangkan
Bank Konvensional cenderung berpandangan demikian.
F. Karakteristik Bank Syariah
Bank Syariah merupakan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
Syariah atau prinsip agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang
sistem bunga atau riba yang memberatkan bagi nasabah, maka Bank Syariah
beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar
kesetaraan dan keadilan.
Bank Syariah mengelola dana nasabah dalam bentuk titipan maupun
investasi. Dana nasabah dalam bentuk titipan maupun investasi yang dikelola
Bank Syariah berupa titipan dapat diambil kapan saja oleh nasabah yang
membutuhkan. Selain itu, dana yang telah dititipkan atau diinvestasikan oleh
nasabah dimana yang telah terkumpul di bank dapat juga dimanfaatkan atau
disalurkan ke dalam transaksi perniagaan yang mana diperbolehkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sistem Syariah. Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang telah
disalurkan ke dalam berbagai usaha tersebut yang akan dibagikan kepada
nasabah.
Bank Syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat dimana disini
memiliki artian bahwa Bank Syariah wajib membayar zakat, menghimpun,
mengadministrasikan, dan mendistribusikan zakat tersebut.
G. Pembiayaan Gadai
1. Pengertian Gadai
Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150
adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu
barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau
oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada
orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya, dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah
dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan,
biaya-biaya mana harus didahulukan.
Gadai emas juga dapat diartikan perjanjian penyerahan harta yang
oleh pemiiknya dijadikan agunan hutang yang nantinya dapat dijadikan
sebagai pembayar hak piutang tersebut, baik seluruhya maupun sebagian.
Penyerahan agunan tersebut tidak harus bersifat aktual (berwujud), namun
yang terlebih penting penyerahan itu bersifat legal misalnya berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
penyerahan sertifikat atau surat bukti kepemilikan yang sah suatu harta
agunan.
Gadai emas adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas
harta tau barang berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan
aksesorisnya) dari nasabah kepada bank sebagai jaminan atas pembiayaan
qardh yang diterima oleh nasabah.
2. Karakteristik Gadai
Kegiatan gadai memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
a. Gadai sebagai tambahan
Gadai digunakan akad tambahan pada pembiayaan yang beresiko dan
memerlukan jaminan tambahan.
b. Gadai sebagai produk
Gadai sebagai alternatif dari pegadaian konvensional di mana dalam
gadai Syariah nasabah tidak dibebani bunga tetap, melainkan hanya
dikenakan biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, serta penaksiran.
3. Tujuan Gadai
a. Malaksanakan dan menunjang pelaksaan kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional yang pada
umumnya melalui penyaluran uang pembiayaan atau pinjaman atas
dasar hukum gadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai Syariah memiliki efek
pengaman sosial karena masyarakat yang butuh dana mendesak tidak
lagi dijerat pinjaman maupun pembiayaan yang bersistem bunga.
c. Membantu masyarakat yang membutuhkan pinjaman dengan syarat
mudah.
d. Mencegah adanya praktik ijon,pegadaian gelap dan pinjaman yang
tidak wajar lainnya.
4. Manfaat Gadai Emas Syariah
a. Bagi Nasabah
1) Nasabah mendapat manfaat penaksiran nilai suatu barang bergerak
secara profesional.
2) Nasabah mendapatkan fasilitas penitipan barang bergerak yang
aman dan dapat dipercaya.
3) Nasabah bisa mendapatkan pembiayaan dana dengan prosedur
yang lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat.
b. Bagi Bank
Bank mendapatkan keuntungan dari pembebanan biaya administrasi
dan biaya sewa tempat penyimpanan emas.
5. Sumber Hukum Akad Gadai Emas Syariah
a. Bersumber dari Al-Qur’an
b. Bersumber dari As-Sunnah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Bersumber dari Kitab-kitab Fikih
6. Rukun Gadai Emas Syariah
a. Orang yang ber-akad
1) Yang berhutang (Rahin).
2) Yang berpiutang/pemilik modal (Murtahin).
7. Syarat-Syarat UmumGadai Emas Syariah
a. Akad tidak mengandung syarat/bathil, seperti Murtahin (Pemilik
Modal) mensyaratkan barang agunan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
b. Marhuh Bih (Pinjaman)
1) Merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada Murtahin.
2) Pinjaman itu bisa dilunasi dengan barang yang diRahnkan tersebut.
3) Pinjaman itu jelas dan tentu.
c. Marhun (barang/harta yang diRahnkan) :
1) Bisa dijual dan nilainya seimbang dengan pinjaman.
2) Memiliki nilai.
3) Jelas ukuran, jumlah, dan sifatnya tertentu.
4) Milik sah dan penuh dari Rahin (nasabah).
5) Tidak berkait dengan orang lain.
6) Bisa diserahkan baik meteri maupun manfaatnya
(dipegang/dikuasaisecara hukum), farihanun maqbudhah.
d. Jumlah maksimum dana Rahn dan nilai likuidasi barang yang
diRahnkan, serta jangka waktu Rahn ditetapkan dalam prosedur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
e. Rahin (nasabah) setiap transaksi dibebani biaya administrasi oleh bank
yang akan dialokasikan untuk :
1) Biaya asuransi.
2) Biaya pemeliharaan agunan dan perawatan.
3) Biaya keamanan.
8. Bentuk Gadai Emas Syariah
Gadai emas Syariah ini dapat berbentuk emas perhiasan dan emas
batangan atau lantakan bersertifikat.
Emas perhiasan tidak harus dilengkapi kuitansi pembelian.
Sedangkan emas batangan atau lantakan harus dilengkapi sertifikat resmi
aneka tambang atau logam mulia atau perusahaan terkait.
9. Jenis Akad Gadai Emas Syariah
Akad adalah perjanjian, yaitu perjanjian ijab dengan qobul menurut
cara-cara yang diisyaratkan yang berpengaruh terhadap obyek yang
diakadkan dan yang menimbulkan hak dan kewajiban dari masing-masing
pihak yang melaksanakan.
Jenis Akad gadai emas Syariah :
a. Akad Qardh
adalah suatu akad pembiayaan dari Murtahin (pihak yang berpiutang)
kepada Rahin (pihak yang berhutang) dengan ketentuan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Rahinwajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada Murtahin
pada waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
b. Akad Ijarah
adalah suatu akad pemindahan manfaat atas suatu barang atau jasa
dalam jangka waktu tertentu melalui pembayaran sewa tempat,tanpa
diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
c. Akad Rahn
adalah akad penyerahan barang/harta (Marhun) dari nasabah kepada
bank sebagai jaminan.
10. Rukun Gadai Emas Syariah
a. Orang yang ber-akad
1) Yang berhutang (Rahin)
Rahin adalah pihak yang berhutang atau menerima pinjaman
dengan menyerahkan barang miliknya sebagai agunan pelunasan
hutangnya.
2) Yang berpiutang atau pemilik modal (Murtahin)
Murtahin adalah pemilik dana yang memberikan pinjaman kepada
Rahin dengan menerima barang sebagai agunan pelunasan
pinjaman yang diberikan kepada Rahin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Sighat (Ijab Qabul)
Sighat adalah ijab qabul antara pihak yang berhutang (Rahin) dan
pihak pemilik modal (Murtahin) yang dituangkan dalam suatu
perjanjian atau akad.
c. Harta yang diRahnkan (Marhun)
Marhun adalah harta atau barang yang dijadikan sebagai Rahn/agunan
dimana barang tersebut berharga atau mempunyai nilai ekonomis serta
dapat disimpad dan bertahan lama seperti emas perhiasan atau emas
batangan.
d. Pinjaman (Marhun Bih)
Marhun Bih adalah pembiayaan atau hutang, merupakan hak yang
wajib dikembalikan kepada penerima barang (Murtahin).
11. Syarat-syarat Permohonan Gadai Emas Syariah
a. Kepemilikan barang milik sendiri (KUH Perdata 1977).
b. Fotocopy identitas nasabah (Rahin).
c. Barang agunan (Marhun) yang memenuhi persyaratan.
d. Mengisi formulir permohonan gadai emas Syariah.
e. Menandatangani Akad Rahn, qardh, dan ijarah.
12. Barang-barang yang Diterima Sebagai Agunan
Barang yang dapat diterima sebagai agunan adalah emas perhiasan dan
emas batangan/lantakan bersertifikat, emas perhiasan tidak ada keharusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dilengkapi kuitansi pembelian sedangkan emas batangan/lantakan harus
dilengkapi sertifikat resmi aneka tambang/logam mulia atau perusahaan
terkait.
13. Barang yang Tidak Boleh Diterima Sebagai Agunan
a. Barang yang diperoleh dari hasil tindak kejahatan.
b. Barang yang diperoleh dari hasil tindak kecurangan.
c. Barang-barang yang bersifat maisir, gharar, dan riba.
d. Barang yang disewa belikan.
e. Barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas.
f. Barang-barang bermasalah (barang curian, penggelapan, penipuan,
barang yang diperoleh secara tidak sah, dll)
14. Penyimpanan Barang Agunan (Marhun)
a. Tempat penyimpanan barang agunan (marhun)
Barang agunan (marhun) emas perhiasan disimpan di dalam kamar
emas (kluis/khasanah).
b. Cara menyimpan barang agunan (marhun) :
1) Barang agunan (marhun) disimpan secara berkelompok menurut
tanggal dan bulan menurut nomornya.
2) Selama tersimpan di dalam kluis, barang agunan (marhun) harus
selalu terjaga, oleh karena itu harus dibungkus dengan kantong
plastik tebal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3) Alat pembungkus tidak dapat digunakan berulang-ulang.
4) Apabila tidak ada keperluan, gudang harus selalu tertutup dan
terkunci.
5) Tempat penyimpanan barang agunan (marhun) tidak boleh
digunakan untuk menyimpan uang atau barang lain selain barang
agunan (marhun) rahn.
15. Ketentuan Umum Gadai Emas Syariah
a. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan Marhun
(barang) sampai semua hutang Rahin (yang menyerahkan barang)
dilunasi.
b. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya,
Marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh Murtahin kecuali seizin Rahin,
dengan tidak mengurangi nilai Marhun dan pemanfaatannya itu
sekedar pengganti biaya pemeliharaan perawatannya.
16. Berakhirnya Akad Gadai Emas Syariah
a. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Pengadilan Agama setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan jika
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
Bank Syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan
usaha dengan memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai
dengan prinsip syariat Islam. Sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
perbankan, prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atas
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan Syariah antara lain pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (
mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah)
atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa
pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Bank dengan prinsip Syariah yaitu bank yang mengikuti aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk
penyampaian dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang sesuai dengan Syariah.
Sejak berlakunya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang secara
tegasmenjelaskan bahwa pelaksanaan, pengaturan dan pengembangan
perbankan Syariah yang diselenggarakan Bank Indonesia. Bank Indonesia
berperan dalam mendorong agar bank memenuhi aturan-aturan perbankan
dan beroperasi dengan prinsip-prinsip operasional perbankan yang sehat,
sedangkan pengawasan pemenuhan prinsip Syariah, kehalalan akad,
transaksi dan produk perbankan Syariah merupakan tanggungjawab dan
kewenangan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia bersama
dengan Dewan Pengawas Syariah yang ada pada masing-masing Bank
Syariah. Oleh karena adanya Undang-Undang tersebut dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan Syariah, maka
BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah
dengan konsep Dual Banking System, yaitu menyediakan layanan
perbankan umum dan Syariah sekaligus. Pada tahun 1999 diawali dengan
pembentukan tim Bank Syariah, Bank Indonesia mengeluarkan ijin prinsip
dan usaha untuk beroperasinya unit usaha Syariah BNI. Kemudian Bank
BNI Syariah menerapkan strategi pengembangan jaringan cabang Syariah.
Bank BNI Syariah sejak tanggal 29 April 2000 membuka 5 (lima)
kantor cabang Syariah di kota-kota yang memiliki potensi bagi
pengembangan usaha syariah, yakni di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara dan Banjarmasin. Pada tahun 2001 Bank BNI Syariah kembali
membuka 5 (lima) kantor cabang Syariah , yang difokuskan di kota-kota
besar di Indonesia, yaitu Jakarta terdiri dari dua cabang, Bandung,
Makassar dan Padang. Seiring dengan berkembangnya bisnis dan
banyaknya permintaaan masyarakat untuk layanan perbankan Syariah,
maka pada tahun 2002 Bank BNI Syariah membuka dua kantor cabang
Syariah baru di Medan dan Palembang.
Bank BNI Syariah didirikan dengan alasan-alasan sebagai berikut :
a. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap (mewujudkan Bank
BNI sebagai Universal Banking).
b. Tiga puluh persen dari masyarakat di Indonesia menolak sistem bunga
(data MUI).
c. Masih terbatasnya kompetitor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
d. Landasan operasional perbankan Syariah sudah kuat.
e. Respon dan kepercayaan masyarakatyang besar atas kehadiran Bank
Syariah.
Di awal tahun 2003, dengan pertimbangan load bisnis yang
semakin meningkat sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, Bank BNI Syariah melakukan relokasi kantor cabang Syariah
dari Jepara ke Semarang. Sedangkan untuk melayani masyarakat kota
Jepara, Bank BNI Syariah membuka kantor pembantu Syariah di Jepara.
Kemudian pada bulan Agustus dan September 2004, Bank BNI Syariah
membuka layanan Bank BNI Syariah prima di Jakarta dan Surabaya.
Layanan tersebut ditujukan untuk individu yang menbutuhkan layanan
perbankan yang lebih personaldalam suasana yang nyaman. Sedangkan
cabang Syariah Surakarta merupakan cabang ke 17 dari 24 cabang yang
memulai beroperasi sejak tanggal 16 November 2005. Kemudian pada
tahun 2006 Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta mulai melakukan
pelemparan dana kepada masyarakat sehingga mampu mengungguli dua
Bank Syariah, yang semula berada pada rangking ke-5 naik menjadi
rangking ke-3.
2. Identitas Perusahaan
Nama : PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
Website : http://www.bnisyariah.co.id
Berdiri : 19 Juni 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Jenis usaha : Bank Umum Syariah
Status : Swasta
Kantor Cabang Surakarta :
Alamat : Jl. Brigjend Slamet Riyadi No. 318 Surakarta
Telepon : (0271) 725222 , (0271) 742555
Faxsimile : (0271) 736718
Jumlah kantor : 1 Kantor Cabang
3. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan
dan kinerja.
b. Misi Perusahaan
1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
2) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan Syariah.
3) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
c. Motto Layanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Memegang teguh kepercayaan nasabah adalah janji kami.
2) Menjaga mutu layanan adalah modal utama kami.
3) Menempatkan kepuasan nasabah di atas segala-galanya adalah
budaya kami.
4. Sistem, Struktur dan DPS
a. Sistem yang digunakan di Bank BNI Syariah adalah Dual Banking
System yaitu dua sistem berjalan bersama dan berdampingan antara
Bank BNI Syariah dan BNI Konvensional.
b. Struktur Bank BNI Syariah tidak dapat terpisah dari BNI
Konvensional, tetapi sistem akuntansi yang digunakan secara terpisah
sehingga perhitungan keuangan tidak tercampur.
c. Bank BNI Syariah dalam kegiatannya diawasi oleh Dewan Pengawas
Syariah yang terdiri dari Bpk. KH. Ma’aruf Amin dan Bpk. Drs.
Hasanuddin, M.Ag., sehingga Insya Allah produk dan jasa BNI Syariah
telah sesuai dengan kaidah Islam.
5. Keunggulan dari Bank BNI Syariah
a. Pembukaan rekening dan transaksi dpat dilakukan di seluruh cabang
BNI, baik di Bank BNI Syariah maupun BNI Konvensional (Syariah
Channeling Outlet, Cabang atau Capem BNI yang bisa memberikan
layanan Syariah (Tabungan, Deposito, dan Giro) untuk dan atas nama
Bank BNI Syariah dalam satu wilayah kerja Kantor Bank Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Fasilitas On Line di seluruh Cabang Bank BNI Syariah dan Cabang
BNI Konvensional.
c. BNI Syariah Card dapat digunakan di semua mesin ATM BNI, ATM
Bersama, ATM Link, Jaringan Cirrus dan Master Card.
d. Layanan 24 jam melalui E-Banking (SMS Banking, Phone Banking dan
Internet Banking).
6. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. BNI Syariah KantorCabang
Surakarta
Pemimpin Cabang
Quality Assurance Pemimpin
Bidang
Unit Pemasaran Bisnis
Unit Keuangan dan Umum
Unit Pelayanan Nasabah
Unit Operasional
Unit SCO
‐ Ast Pemasaran
‐ Pengelola Pemasaran
-Ast Administrasi Umum -Ast Keuangan
-Ast Pemegang Rekening -Ast Uang Tunai
-Ast Administrasi Kredit
Assisten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Sumber : PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
a. Keterangan :
Pemimpin Cabang : Arief Mursidi
Pemimpin Bidang Operasional : Zulfahmi AR
Unit Pemasaran : Nur Sa’adah, Nanda Sita P, Bachtiar
Arifin, Bambang, Aswino Hadi P,
M. Hambali Edi W, Ayu Detia
Yasmin.
Unit Keuangan dan Umum : Fitri Juariyah, Wirawan Hadi W
Unit Pelayanan Nasabah : Sri Darini R, Diah Kusuma, Titik
Subiyanti, Jayanti, Diniyah Safitri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Unit Operasional : M. Bondan Tawang Alun, Yuan
Faisal, Dian Hernita
Unit SCO : Arianto Wibisono, Mariantiningsih,
Yusnina Artanti
b. Deskripsi Jabatan
1) Unit Pemasaran Syariah
Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan :
a) Memasarkan produk dan jasa bank kepada nasabah atau calon
nasabah.
b) Memperbanyak tinjauan silang (cross selling) kepada nasabah
dan calon nasabah.
c) Mengelola permohonan kredit.
d) Melakukan pemantauan nasabah dan kolektibilitas pinjaman.
e) Membantu kantor besar, kantor wilayah maupun kantor cabang
lain di bidang pemasaran bisnis.
f) Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah
wholesale dan middle.
g) Melakukan penelitian potensi perekonomian daerah dan
menyusun peta bisnis.
h) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan temuan hasil audit.
i) Menerima penyelia dari atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Asisten Pemasaran
Dibawah penyelia pemasaran terdapat asisten pemasaran yang
berperan aktif dalam :
a) Memasarkan dan mengelola kartu standar (Customer Loan).
b) Membantu memasarkan produk dan jasa bank kepada nasabah
atau calon nasabah.
c) Membangun manusia dan memantau perkembangan aktifitas
nasabah wholesale dan midddle.
d) Melakukan penyempurnaan atau perbaikan temuan hasil audit.
e) Menerima penyelia dari atasan.
3) Pengelola Pemasaran
a) Memasarkan produk dan jasa bank kepada nasabah dan calon
nasabah.
b) Mengelola permohonan kredit ritel, pemantauan nasabah dan
kolektibilitas kredit.
c) Melakukan penelitian potensi perekonomian daerah dan
menyusun peta nasabah.
d) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan temuan hasil audit.
e) Menerima penyelia dari atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4) Unit Keuangan dan Umum Syariah
Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan :
a) Mengelola sistem otomasi di cabang dan cabang pembantu.
b) Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan.
c) Mengelola output atau laporan harian dari sistem.
d) Memantau atau mengendalikan transaksi pembukuan rekening
nasabah dan rekening keuangan cabang.
e) Mengelola data informasi dan kondisi dan posisi keuangan
cabang maupun rekening.
f) Mengendalikan likuiditas cabang.
g) Mengelola laporan cabang.
h) Menangani penyelesaian bunga atau jasa dan biaya administrasi
rekening nasabah.
i) Mengelola masalah kepegawaian.
j) Mengelola masalah logistik.
k) Menyelenggarakan administrasi umum.
l) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit.
m) Menerima penyelia dari atasan.
5) Asisten Administrasi Umum
Dibawah penyelia keuangan dan umum berperan aktif dalam
kegiatan :
a) Mengelola masalah kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b) Mengelola masalah logistik.
c) Menyelenggarakan administrasi umum.
d) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit.
e) Menerima penyelia dari atasan.
6) Asisten Administrasi Keuangan
Dibawah penyelia keuangan dan umum berperan aktif dalam
kegiatan :
a) Mengelola sistem otomasi di cabang dan cabang pembantu.
b) Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan.
c) Mengelola output atau laporan harian dari sistem.
d) Memantau atau mengendalikan pembukuan rekening nasabah
dan rekening keuangan cabang.
e) Mengelola data informasi tentang kondisi dan posisi keuangan
cabang maupun rekening.
f) Mengendalikan likuiditas cabang.
g) Mengelola laporan cabang.
h) Menangani penyelesaian bunga atau jasa dan biaya administrasi
rekening nasabah.
i) Mengelola masalah kepegawaian.
j) Mengelola masalah logistik.
k) Menyelenggarakan administrasi umum.
l) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
m) Menerima penyelia dari atasan.
7) Unit Pelayanan Nasabah Syariah
Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan :
a) Melayani informasi mengenai produk jasa dalam dan luar
negeri.
b) Mengelola kas besar dan kas ATM.
c) Melayani kegiatan eksternal : payment point, kantor kas, kas
mobil dan cabang pembantu.
d) Mengelola transaksi giro, tabungan, deposito dan DPLK.
e) Melayani transaksi jasa dalam negeri (tunai, pemindahan dan
kliring).
f) Melayani nasabah inti dan kustodian.
g) Mengelola kegiatan paying agent dan DPLK.
h) Melayani penerbitan card plus (kartu ATM), kredit card dan
lain-lain.
i) Membuat laporan ke Bank Indonesia dan KPKN.
j) Melaksanakn perbaikan dan penyempurnaan hasil temuan
audit.
k) Menerima penyelia dari atasan.
8) Asisten Pelayanan Pemegang Rekening
Dibawah penyelia pelayanan nasabah berperan aktif dalam
mengelola rekening dan melayani transaksi giro, tabungan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
deposito, DPLK, ONH, dan penerbitan Credit Card, Card Plus,
Phone Plus, dan lain-lain. Dengan tanggungjawab utama :
a) Melayani transaksi giro, tabungan, deposito, DPLK, dan ONH.
b) Melayani permintaan, menyerahkan, dan memantau
permasalahan Credit Card, Card Plus, Phone Plus, dan lain-
lain. Serta melaporkan kartu yang hilang ke unit pengelolanya.
c) Melayani permintaan pencairan bunga deposito, melakukan
verifikasi dan melakukan pembayaran.
d) Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan
audit.
e) Menerima penyeliaan dari atasan.
9) Asisten Pelayanan Uang Tunai atau Teller
Dibawah penyelia layanan nasabah berperan aktif dalam melayani
transaksi tunai atau kas , pemindahan dan kliring, serta pelayanan
kegiatan eksternal (payment point, kas mobil, kantor kas, dan
cabang pembantu) dengan tanggungjawab utama :
a) Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan
kliring.
b) Melayani kegiatan eksternal payment point, kas mobil, kantor
kas dan cabang pembantu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c) Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit.
d) Menerima penyeliaan dari atasan.
10) Unit Operasional Syariah
Menyelia langsung dan berpartisipasi dalam kegiatan :
a) Mengelola administrasi perkreditan.
b) Mengelola portabel kredit.
c) Memantau proses pemberian kredit.
d) Mengelola penerbitan jaminan bank.
e) Melakukan verifikasi data atau informasi mengenai debitur atau
calon debitur.
f) Melakukan analisis kredit.
g) Mengelola transaksi dan administrasi kliring (termasuk KU
atau kredit).
h) Melakukan entry transaksi keuangan kliring/ pemindahan
kedalam sistem.
i) Mengelola administrasi back office (transaksi valas dan
delegasi kredit).
j) Mengelola daftar hitam atau cek nasabah kosong.
k) Mengelola komunikasi cabang.
l) Mengelola daftar pos terbuka (DPT) transaksi rupiah dan valas.
m) Mengelola transaksi jasa luar negeri (LC, OTR, ITR).
n) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
o) Menerima penyeliaan dari atasan.
11) Asisten Administrasi Kredit
Dibawah penyelia operasional dan berperan aktif dalam kegiatan :
a) Mengelola administarsi perkreditan.
b) Mengelola portabel kredit.
c) Memantau proses pemberian kredit
d) Mengelola penerbitan jaminan bank.
e) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit.
f) Menerima penyeliaan dari atasan.
7. Produk-produk BNI Syariah
Produk-produk BNI Syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Produk Penghimpunan Dana
1) Tabungan iB Plus
Tabungan iB Plus adalah tabungan yang dikelola berdasarkan
prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini tabungan anda
akan diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal
sesuai dengan prinsip Syariah. Keuntungan dari investasi akan
dibagihasilkan antara Anda dan Bank sesuai dengan nisbah yang
disepakati di awal pembukaan rekening tabungan.
Manfaat yang dapat diperoleh adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a) Bagi hasil yang kompetitif.
b) Saldo dibawah saldo minimum tetap mendapat bagi hasil.
c) Kemudahan setor dan tarik on-line real time diseluruh kantor
cabang BNI.
d) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
e) Mendapatkan BNI Syariah Card yang dapat dimanfaatkan
sebagai : BNI Phone plus, merupakan layanan perbankan
(informasi dan transaksi) melalui telepon selama 24 jam sehari
7 hari seminggu.
f) Kartu ATM yang dapat digunakan melaui jaringan BNI ATM,
ATM Bersama dan ATM Link di Seluruh Indonesia serta
jaringan ATM Internasional Cirrus di seluruh dunia.
g) Mendapatkan fasilitas layanan : Kartu debit untuk berbelanja
di merchant maestro/mastercard diseluruh dunia, SMS
banking, yaitu layanan inquiry dan transaksi perbankan melalui
SMS secara cepat dan mudah, BNI Internet Banking, berupa
layanan informasi, transaksi transfer, pembayaran berbagai
tagihan rutin seperti telepon, handphone, zakat, kartu kredit,
listrik, maupun pembelian tiket dan pulsa, yang dapat
dilakukan dengan media internet, fasilitas Autodebet untuk
pembayaran telephone, handphone, setoran bulanan, THI,
pembayaran angsuran pembiayaan, dll, kemudahan mengakses
kantor yang dapat membuka rekening Syariah karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pembukaan rekening Syariah dilayani dilebih 600 kantor
cabang BNI melalui Office Chanelling.
2) BNI iB Giro
Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala
kemudahan bertransaksi Giro yang menggunakan prinsip Wadiah
Yadh Dhamanah. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan
kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia.
Wadiah Yadh Dhamanah merupakan titipan dana yang dengan
seizin dari pemilik dana dapat dioperasikan oleh Bank untuk
mendukung sektor riil, dengan jaminan bahwa dana dapat ditarik
sewaktu waktu oleh pemilik dana.
Keunggulan dari BNI iB Giro adalah :
a) Tersedia dalam IDR dan USD.
b) Meningkatkan citra perusahaan maupun perorangan.
c) Pembayaran dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
d) Mendapat bonus yang besarnya ditentukan oleh bank dan tidak
diperjanjikan dimuka.
e) Untuk giro perorangan dapat diberikan kartu ATM BNI
Syariah Card Silver dan atau kartu ATM BNI Syariah card
Gold untuk nasabah Syariah prima dan penarikannya dapat
dilakukan di ATM BNI, ATM Bersama serta ATM Cirrus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
f) Rekening fasilitas Phone Banking 24 jam : layanan informasi
dan mutasi rekening, layanan transaksi, layanan
pengaktifkan/perubahan PIN, Layanan Autodebet, bill
payment.
g) Fasilitas Giro On lineuntuk Giro IDR.
3) BNI iB Deposito
BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki
investasi berjangka yang menguntungkan dan menenangkan.
Dengan menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, BNI iB
Deposito mengelola dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk
pembiayaan usaha produktif maupun pembiayaan konsumtif yang
halal dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Keunggulan dari BNI iB Deposito :
a) Dapat diperpanjang secara otomatis.
b) Bagi hasil yang kompetitif setiap bulannya.
c) Investasi disalurkan untuk pembiyaan disektor yang halal.
d) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
4) BNI iB Haji
BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita
menunaikan ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji
dari BNI Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
untuk memenuhi Ongkos Naik Haji (ONH) yang dikelola secara
aman dan bersih sesuai Syariah. BNI iB Haji telah tergabung dalam
layanan SISKOHAT (sistem koordinasi haji terpadu) yang
memungkinkan jamaah haji memperoleh kepastian porsi dari
Departemen Agama pada saat jumlah tabungan telah memenuhi
persyaratan.
Manfaat yang dapata diperoleh :
a) Bebas biaya administrasi.
b) Calon haji ditutup asuransi kecelakaan diri dan kematian.
c) Dapat melakukan setoran diseluruh cabang BNI (on line).
d) Setoran ringan.
e) On-Line dengan Siskohat.
f) Memperoleh bagi hasil yang menarik.
g) Fasiltas autodebet untuk setoran bulanan.
h) Pembukaan rekening dapat dilakukan di lebih 600 kantor
cabang BNI (office chanelling).
5) BNI iB Tapenas
Merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sedini
mungkin untuk buah hati adalah sebuah tingkat bijaksana. Bank
BNI Syariah membantu masyarakat untuk menyiapkan pendidikan
melalui BNI iB Tapenas. Dengan setoran sesuai kemampuan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
perlindungan asuransi, BNI iB Tapenas dapat membantu
masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang baik.
Keunggulan :
a) Bagi hasil kompetitif, lebih tinggi dibanding tabungan biasa.
b) Jangka waktu tabungan 1 sampai dengan 18 tahun.
c) Manfaat asuransi hingga Rp.750.000.000
d) Asuransi bebas premi untuk program otomatis.
e) Perlindungan asuransi jiwa plus asuransi kesehatan.
f) Jika terjadi risiko kematian atau cacat tetap dan/ atau total pada
penabung, maka setoran bulanan akan dilanjutkan oleh
perusahaan asuransi hingga jatuh tempo.
g) Setoran bulanan sesuai dengan kemampuan anda, mulai dari
Rp.100.000 (seratus ribu rupiah) sampai Rp. 5.000.000 (lima
juta rupiah) per bulan.
h) Setoran bulanan dapat didebet langsung dari rekening
tabungan iB Plus, Tabungan iB Prima, BNI iB Giro, BNI
Taplus, BNI Taplus Utama atau BNI Giro anda.
i) Pelayanan dilebih dari 900 kantor cabang BNI.
6) BNI Syariah Money Changer
Produk ini merupakan layanan Bank BNI Syariah untuk transaksi
jual beli valas atau Money Changer, seperti USD, SGD, dan SAR.
Transaksi jual beli valas ini menggunakan akad Al-Sharf, yakni jual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
beli mata uang dengan menggunakan kurs yang berlaku saat
transaksi (kurs spot).
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Personal
Dalam kehidupan banyak hal-hal yang harus dipilih dan dipilah
secara bijak. Kita harus membedakan antara “needs” dan “wants”.
Kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk melengkapi hidup dan prasarana hidup.
Keinginan adalah segala sesuatu yang dapat memuaskan selera,
gaya dan level kepuasan tertentu.
Untuk itu Bank BNI Syariah menyajikan rangkaian jenis
pembiayaan yang dikelola secara Syariah diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan personal anda.
a) BNI iB Griya
Melalui pembiayaan BNI iB Griya nasabah dapat mewujudkan
kebutuhan perumahan, kavling siap bangun ataupun renovasi
rumah. Pembayaran dengan cara diangsur dalam periode waktu
sampai dengan 15 tahun. Bentuk pembiayaan adalah jual beli
ataupun ijarah.
1. Keunggulan :
a. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
Syariah terhindar dari transaksi yang ribawi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Selama masa pembiayaan besarnya angsuran tetap dan
tidak berubah sampai lunas.
c. Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relatif
cepat.
d. Uang muka ringan, minimum 10 % khusus untuk
pembelian rumah
e. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis dan dapat dilakukan di seluruh kantor cabang
BNI.
f. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun
g. Maksimum pembiayaan sampai Rp 5 miliar.
h. Tarif bersaing.
2. Persyaratan Umum
a. Permohonan minimal berusia 21 tahun, pada saat
pembiayaan lunas berusia maksimal 55 tahun untuk
pegawai atau 60 tahun untuk pengusaha.
b. Karyawan/wiraswasta/profesional dengan masa kerja
minimal 2 tahun.
c. Mempunyai penghasilan tetap dan mampu mengansur.
d. Memenuhi persyaratan dan kelayakan berdasarkan
penilaian bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b) BNI iB Oto
BNI iB Oto merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan
dengan proses yang mudah dan cepat berdasarkan Syariah.
Uang muka relatif ringan dan pembayaran dapat dilakukan
secara debet otomatis.
1. Keunggulan :
a. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
Syariah terhindar dari transaksi yang ribawi.
b. Selama masa pembiayaan besarnya angsuran tetap dan
tidak berubah sampai lunas.
c. Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relatif
cepat.
d. Uang muka ringan, minimum 20 % dari harga
kendaraan.
e. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis dan dapat dilakukan di seluruh kantor cabang
BNI.
f. Khusus mobil buatan Jepang jangka waktu pembiayaan
sampai dengan 8 tahun.
g. Maksimum pembiayaan sampai Rp 1 miliar.
2. Persyaratan Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
a. Pemohon minimal berusia 21 tahun, pada saat
pembiayaan lunas berusia maksimum 55 tahun untuk
pegawai atau 60 tahun untuk pengusaha.
b. Karyawan/wiraswasta/profesional dengan masa kerja
minimal 2 tahun.
c. Mempunyai penghasilan tetap dan mampu mengansur.
d. Memenuhi persyaratan dan kelayakan berdasarkan
penilaian bank.
c) BNI iB Gadai Emas
BNI iB Gadai Emas atau juga disebut Rahn merupakan
pembiayaan dengan jaminan berupa emas (lantakan atau
perhiasan) yang secara fisik dikuasai oleh Bank. Proses
pembiayaan cepat dan sangat membantu bagi mereka yang
membutuhkan dana jangka pendek untuk kebutuhan yang
mendesak.
1. Keunggulan dari produk ini adalah :
a. Cepat, karena seluruh proses hanya 30 menit.
b. Murah, tarif jasa dihitung secara harian.
c. Mudah, karena dengan prosedur yang sederhana dan
diperuntukkan untuk segenap lapisan masyarakat.
d. Berkah, karena dikelola secara Syariah.
e. Aman, karena barang jaminan ditutupi asuransi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
f. Tentram, karena pembiayaan dengan pola Islam akan
terhindar dari unsur ribawi.
g. Jasa dibayar di akhir, saat pelunasan.
2. Persyaratan Umum
a. Memiliki identitas diri (KTP/Paspor).
b. Memiliki rekening tabungan/giro Bank BNI Syariah
sebagai rekening penampung dana gadai.
c. Menyerahkan emas perhiasan/lantakan (khusus emas
lantakan harus disertai sertifikat).
d. Pembiayaan dapat diberikan maksimal 97% dari nilai
taksiran untuk emas lantakan atau 80% dari nilai emas
perhiasan dengan minimal Rp 1 juta.
d) BNI iB Multijasa
BNI iB Multijasa adalah pembiayaan jasa konsumtif yang
diberikan kepada masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu
jasa misalnya pembiayaan untuk jasa pernikahan, jasa
pendidikan, jasa kesehatan, wisata umroh/haji, dan jasa lainnya
yang tidak bertentangan dengan Syariah, dengan menggunakan
akad ijarah. Akad ijarah adalah sewa menyewa untuk
mendapatkan imbalan atas barang/jasa yang disewakan.
1. Keunggulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
Syariah terhindar dari transaksi yang ribawi.
b. Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relatif
cepat.
c. Uang muka ringan, minimum 20 % dari manfaat jasa
yang diinginkan.
d. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis, dan dapat dilakukan di seluruh kantor cabang
BNI.
e. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun.
f. Maksimum pembiayaan sampai Rp 500 juta.
g. Tarif bersaing.
2. Persyaratan Umum
a. Pemohon minimal berusia 21 tahun, pada saat
pembiayaan lunas berusia maksimal 55 tahun untuk
pegawai atau 60 tahun untuk pengusaha.
b. Karyawan/wiraswasta/profesional dengan masa kerja
minimal 2 tahun.
c. Mempunyai penghasilan tetap dan mampu mengansur.
d. Memenuhi persyaratan dan kelayakan berdasarkan
penilaian bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2) Pembiayaan Komersiil
Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi
tantangan yang membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan,
dimana keputusan tersebut membutuhkan dukungan modal. Untuk
menangkap peluang emas tersebut Bank BNI Syariah menyediakan
pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip Syariah dengan target
win-win solution.
a) BNI iB Wirausaha
BNI iB Wirausaha ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan usaha Anda, dengan besarnya pembiayaan dari Rp
50 juta sampai dengan Rp 500 juta yang diproses lebih cepat
dan fleksibel sesuai dengan prinsip Syariah.
1. Jenis akad yang digunakan adalah :
a. Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati antara bank sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli.
b. Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank
sebagai penyedia dana 100 % sedangkan nasabah
menjadi pengelola dana dengan keuntungan dibagi
menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c. Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal
antara pihak bank dan nasabah dengan keuntungan
dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
2. Keunggulan :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan mudah sesuai
dengan prinsip Syariah.
b. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 tahun.
c. Mendapatkan perlindungan asuransi jiwa gratis.
d. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis dan dapat dilakukan di seluruhkantor cabang
BNI.
3. Persyaratan Umum
a. Usaha telah berjalan minimal 1 tahun, dan usaha sesuai
Syariah.
b. Mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan
fotocopy :
a) KTP suami/istri dan kartu keluarga.
b) Surat Nikah.
c) NPWP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d) Pembiayaan sampai dengan Rp 150 juta dilengkapi
dengan surat keterangan kelurahan/kecamatan.
e) Untuk pembiayaan diatas Rp 150 juta dilengkapi
dengan legalitas usaha.
f) Bukti kepemilikan jaminan.
b) BNI iB Usaha Kecil
BNI iB Usaha Kecil adalah pembiayaan modal kerja atau
investasi kepada pengusaha kecil sampai dengan Rp 10 miliar
berdasarkan prinsip Murabahah, Musyarakah, Mudharabah
dan Ijarah.
1. Keunggulan dari BNI iB Usaha Kecil ini adalah :
a. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
Syariah terhindar dari transaksi ribawi.
b. Akad Murabahah akanmemudahkan anda mengelola
keuangan karena besar angsuran tetap selama masa
pembiayaan.
c. Dengan Akad Mudharabah dan Musyarakah akan
memberikan rasa keadilan.
d. Setoran angsuran dapat dilakukan di seluruh kantor
cabang BNI.
e. Variasi produk keuangan Syariah yang lengkap untuk
mendukung kegiatan usaha Anda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
f. Pembiayaan dapat diberikan dalam mata uang Rupiah
dan USD.
2. Persyaratan Umum
a. Melampirkan aktivitas usaha.
b. Identitas diri (KTP/SIM/Paspor).
c. NPWP.
d. Laporan aktivitas Keuangan Usaha.
e. Menyerahkan jaminan.
f. Kegiatan usaha telah berjalan minimal 2 tahun.
c) BNI iB Usaha Besar
Sesuai dengan falsafah dasar ekonomi Syariah yaitu
bertransaksi dengan penuh keberkahan dan saling
menguntungkan, maka produk-produk perbankan Syariah
didesain untuk melayani dunia usaha sehingga antara pemodal
dan pengusaha dapat bertumbuh bersama-sama dalam prinsip
keadilan.
Pembiayaan produktif dari Bank BNI Syariah mendukung
kemajuan usaha dengan cara mudah dan fleksibel berdasarkan
prinsip-prinsip Syariah. Cara kerja pembiayaan Syariah hampir
sama dengan cara kerja perbankan pada umumnya, sehingga
masyarakat akan mendapati prosedur yang umum berlaku dan
tidak rumit. Demikian pula dengan maksimum pembiayaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Bank BNI Syariah dapat membiayai korporasi yang
memerlukan dana diatas Rp.10 milyar melalui pembiayaan
besar Syariah.
Bank BNI Pembiayaan Besar Syariah adalah pembiayaan
modal kerja atau investasi kepada pengusaha menengah dan
korporasi diatas Rp. 10 milyar berdasarkan prinsip Murabahah,
Mudharabah, dan Ijarah.
1. Produk pembiayaan BNI iB Usaha Besar adalah :
a. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja dengan akad
Mudharabah/Musyarakah aplofend dapat diberikan s/d
5 tahun atau dapat diperpanjang setiap tahun.
b. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan Investasi memiliki jangka waktu maksimal
7 tahun dengan angsuran kewajiban tetap selama
periode pembiayaan sehingga terbebas dari fluktuasi
suku bunga pasar.
c. Pembiayaan Beragunan Tunai (Cash Collateral
Financing).
Pembiayaan Beragunan Tunai merupakan jenis
pembiayaan yang memungkinkan investor memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pembiayaan dengan menjaminkan agunan dalam
bentuk tunai yaitu deposito maupun giro.
d. Pembiayaan Pola Kerjasama
Bank BNI Syariah merupakan pembiayaan melalui pola
kerjasama dengan multifinance, sekuritasdan asuransi
Syariah.
d) BNI iB Trade Finance
BNI iB Trade Finance memiliki jaringan korespondensi yang
luas sehingga memudahkan nasabah untuk bertransaksi dengan
mitra usaha diseluruh dunia. BNI Trade Finance Syariah
meliputi L/C, SKBDN dan Bank Garansi. Dengan reputasi BNI
yang telah dikenal baik didunia usaha, BNI Garansi Bank
Syariah dapat meningkatkan kepercayaan mitra usaha nasabah
institusi. Bagi Perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi
umunya membutuhkan adanya Surat Keterangan Bank yang
diperlukan sebagai syarat dalam tender BNI Syariah
menerbitkan Surat Keterangan Bank yang dapat mendukung
kredibilitas perusahaan karena BNI Syariah sebagai bank
dengan mayoritas saham dimiliki oleh pemerintah akan
memberi kesan/image positifbagi pemilik proyek.
Keunggulan produk ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1. Rasa tenteram dan tenang karena pembiayaan syariah
terhindar dari transaksi ribawi. Bagi pengusaha yang sangat
memperhatikan aspek Syariah dapat menggunakan
pembiayaan ini, karena setiap produk yang diluncurkan
akan melalui prosedur persetujuan. Dewan Pengawas
Syariah dan dalam aplikasinya akan secara periodik
dipanatau nilai syar’inya.
2. Akad Murabahah akan memudahkan dalam mengelola
keuangan karena jumlah yang diangsur tetap selama masa
pembiaayaan.
3. Dengan Akad Mudharabahah/Musyarakah akan
memberikan rasa keadilan.
4. Variasi produk keuangan Syariah yang lengkap untuk
mendukung kegiatan usaha.
5. Pembiayaan dapat diberikan dalam mata uang Rupiah dan
USD.
6. Mampu membiayai permohonan dengan nominal sama
dengan Bank koorporasi lainnya.
a. Produk BNI Trade Finance adalah :
1) Transaksi L/C Ekspor
BNI Syariah menangani L/C yang diterbitkan oleh
Bank Koresponden untuk kepentingan nasabah seperti
advising dan negotiating L/C. Transaksi akan diproses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
melalui TradeProcessing Center. Dalam transaksi L/C
ekspor, BNI Syariah dapat bertindak.
2) Advising L/C
BNI Syariah dapat bertindak sebagai advising atas
setiap L/C yang diterbitkan oleh Bank Koresponden
yang dikirimkan melalui telex, surat atau SWIFT. L/C
dapat dikirimkan langsung kepada cabang-cabang
Syariah dan akan diproses dengan cepat dan efisien,
administrasi yang akurat.
3) Negotiating L/C
Bank BNI Syariah selalu siap menegosiasi L/C yang
diterbitkan oleh Bank Koresponden untuk
kepentingan nasabah. Bank BNI Syariah memiliki staf
yang terlatih dan siap untuk menjawab kebutuhan
nasabah dengan nyaman, cepat dan aman. Nasabah
dapat mengkonversikan hasil ekspor ke dalam mata
uang lain.
4) Confirming L/C
Bank BNI Syariah siap untuk mengkonfirmasi L/C
yang diterbitkan oleh Bank Koresponden untuk
kepentingan nasabah.
Keuntungan transaksi ekspor melalui BNI Syariah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a) Bank BNI Syariah mmenggunakan SWIFT dalam
transaksi L/C ekspor sehingga proses menjadi tepat
dan akurat.
b) Bank BNI Syariah telah membina hubungan baik
dengan Bank Koresponden ternama di dunia.
5) Import Services
Bank BNI Syariah memberikan layanan transaksi
impor termasuk penanganan L/C seperti pembukaan
L/C dan pembayaran L/C. L/C yang diterbitkan oleh
Bank BNI Syariah, pembayaran tagihan kepada
negotiating Bank akan dilakukan melalui Bank
Koresponden utama Bank BNI Syariah.
Keuntungan impor melalui Bank BNI Syariah :
a) Bank BNI Syariah menggunakan SWIFT dalam
transaksi L/C ekspor sehingga proses menjadi tepat
dan akurat.
b) Bank BNI Syariah telah membina hubungan baik
enggan Bank Koresponden ternama diseluruh
dunia.
6) Bank Guarantee
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Untuk membantu nasabah dalam melakukan transaksi
dengan mitra usaha didalam maupun diluar negeri,
Bank BNI Syariah dapat menerbitkan garansi untuk
menjamin nasabah seperti : bid bonds, perfomance
bonds dan advance payment. Bank BNI Syariah dapat
membuka Bank Garansi dengan jaminan L/C
(Counter guarantee) yang diterbitkan oleh Bank
Koresponden.
7) SKBDN (Surat Kredit Berdokument Dalam Negeri)
Untuk mendukung bisnis nasabah di dalam negeri,
Bank BNI Syariah dapat menerbitkan maupun
menerima SKBDN dari Bank Koresponden di dalam
negeri. Dengan reputasi Bank BNI Syariah yang telah
dikenal di dalam negeri, SKBDN Bank BNI Syariah
dapat diterima oleh seluruh bank didalam negeri.
8) Transaksi Kiriman Uang (Remittance/Fund Transfer).
Bank BNI Syariah memberikan layanan kiriman uang
dari dan seluruh dunia melalui draft,SWIFT atau
Smart Remittance. Kiriman uang ke luar negeri
menggunakan mata uang yang tercatat di Bank
Indonesia.
a) Manfaat yang dapat diperoleh :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Cepat dan aman mengirimkan uang keluar negeri
dan menerima kiriman dari luar negeri.
b) Keunggulan :
1. Didukung oleh lebih dari 9000 cabang BNI
Online dengan lebih 2500 ATM di seluruh
Indonesia.
2. Didukung oleh tekhnologi yang tercepat
sehingga kiriman uang dapat diterima tepat
waktu.
3. Didukung oleh aplikasi berbasis internet yang
dinamakan “Smart Remittance”.
9) Clean Collection
Collection adalah pelayanan yang diberikan Bank
BNI Syariah untuk mendapatkan pembayaran atas
dokumen atau surat berharga dari pihak ketiga di luar
negeri.
B. Pembahasan Masalah
1. Prosedur Pembiayaan Produk Gadai Emas Syariah pada PT. Bank BNI
Syariah Kantor Cabang Surakarta.
Layanan gadai emas Syariah adalah penyerahan hak penguasaan
secara fisik atas harta atau barang berharga berupa emas (lantakan dan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
perhiasan beserta aksesorisnya) dari nasabah kepada bank sebagai jaminan
atas pembiayaan qardh yang diterima oleh nasabah.
Dalam prosedur pembiayaan produk gadai emas Syariah Bank BNI
Syariah memiliki langkah-langkah pengajuan pembiayaan sebagai berikut:
a. Prosedur Pemberian Pembiayaan Rahn
1) Sistem Transaksi Pembiayaan Rahn
a) Calon nasabah pembiayaan rahn melakukan pengisian
Permohonan Gadai Emas Syariah dengan menyerahkan barang
(emas) yang akan digadai.
b) Emas (perhiasan/lantakan) yang diterima diteliti dahulu fisiknya
dibandingkan dengan bukti kepemilikan (jika ada) demikian pula
dengan kartu identitas nasabah di cek masa berlaku dan
keabsahannya oleh petugas juru taksir.
c) Emas (perhiasan dan lantakan) selanjutnya diserahkan oleh juru
taksir untuk ditaksir.
d) Juru taksir mengisi data nasabah dan data agunan yang
dituangkan dalam Memorandum Pengusulan Pembiayaan Gadai
Emas Syariah, serta menetapkan/mengusulkan struktur fasilitas
pembiayaan kemudian diserahkan kepada Pemimpin Bidang
Operasional (PBO)/PC untuk mendapatkan persetujuan
pembiayaan.
e) Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya nasabah menuju
teller untuk mencairkan pembiayaan rahn.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
f) Setelah mencairkan pembiayaan rahn nasabah kembali ke juru
taksir untuk menerima Tanda Terima Barang dan Salinan Akad
Rahn.
g) Emas (barang agunan) dimasukkan ke dalam kantong khusus
agunan kemudian diserahkan kepada Pemimpin Bidang
Operasional untuk disimpan di dalam kluis.
h) Unit opersional selanjutnya melakukan maintenance pembiayaan
qardh pada sistem dan mengkreditkan dana qardh pada rekening
yang ditunjuk nasabah atau dibayar tunai.
2) Proses Pemberian Pembiayaan Rahn
a) Nasabah
1. Mengisi form permohonan rahn dan menyerahkan barang
agunan kepada juru taksir.
2. Menanda tangani tanda terima barang dan Akad Rahn.
3. Menerima asli tanda terima barang dan duplikat Akad Rahn.
4. Menerima uang pembiayaan rahn dari teller dan menyetor
biaya administrasi dan materi rahn.
b) Juru Taksir
1. Menerima form permohonan rahn serta lampiran KTP dan
barang agunan dari nasabah.
2. Melakukan penilaian barang untuk menentukan nilai taksiran,
jumlah pembiayaan dan biaya penyimpanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3. Menuangkan nilai taksiran dan pembiayaan dalam
memorandum pembiayaan rahn.
4. Mencetak memorandum, tanda terima barang dan Akad Rahn
yang telah disahkan oleh pemimpin bidang operasional.
5. Menyerahkan tanda terima barang asli dan duplikat Akad Rahn
kepada nasabah.
6. Membungkus barang agunan dalam kantong yang telah
disediakan.
7. Dalam membungkus barang agunan disertakan juga kertas
taksasi dan tanda terima barang duplikat.
8. Menyerahkan barang agunan kepada pemimpin bidang
operasional.
9. Mencatat transaksi gadai dalam buku register, buku gudang,
ihtisar pembiayaan dan pelunasan.
10.Memorandum dan berkas-berkas rahn diserahkan ke unit
operasional untuk dilakukan pembukaan rekening gadai.
c) Teller
1. Menerima tanda penerimaan uang dan slip setoran biaya
materai dan administrasi dari nasabah.
2. Membayar sejumlah pembiayaan gadai kepada nasabah.
d) Unit Operasional
1. Menerima Form Permintaan Rahn, Memorandum Pembiayaan
Rahn dan Akad Rahn dari juru taksir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Melakukan pembukaan rekening rahn.
3. Setiap akhir bulan membuat daftar rahn yang telah jatuh
tempo.
4. Berkas pembiayaan rahn di file.
e) Pemimpin Bidang Operasional
1. Menandatangani Memorandum, tanda terima barang.
2. Untuk pembiayaan sampai dengan Rp 100 Juta
menandatangani Akad Rahn yang sebelumnya harus ada Surat
Kuasa Khusus dari Pemimpin Cabang.
3. Menerima barang agunan dari juru taksir dan dicatat dalam
buku serah terima rahn.
4. Menyimpan dan bertanggungjawab penuh atas keamanan
barang agunan.
f) Pemimpin Cabang
Menanda tangani Memorandum, tanda terima barang dan Akad
Rahn untuk pembiayaan diatas Rp 100 Juta.
Gambar 3.2 Proses Pemberian Pembiayaan Rahn pada PT. Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
1
2
3
Nasabah Penaksir Bank
Teller Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Sumber : PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
Keterangan :
1. Nasabah datang ke penaksir bank mengisi Form Permintaan
Rahn dan menyerahkan emas perhiasan/batangan. Kemudian
penaksir bank menaksir barang yang ditaksir dan menentukan
nilai pembiayaan serta besarnya biaya penitipan harian.
2. Penaksir membuat memorandum pembiayaan, Akad Rahn, dan
tanda terima barang lalu memberikannya kepada nasabah.
3. Setelah menerima tanda terima barang, nasabah membawa slip
penarikan uang menuju teller.
4. Proses gadai selesai.
b. Prosedur Pelunasan Rahn
1) Sistem Transaksi Pelunasan Rahn
Jenis Pelunasan :
a) Pelunasan penuh adalah nasabah melunasi pembiayaan (qardh)
dengan membayar qardh sesuai dengan akad yang telah
disepakati. Pada dasarnya qardh harus dilunasi nasabah sebesar
jumlah yang tertera dalam akad.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b) Pelunasan sebagian dan atau angsuran pembiayaan (qardh)
diperlakukan sebagai pelunasan semua pembiayaan (qardh) dan
dilanjutkan dengan akad yang baru dengan pembiayaan baru yang
lebih kecil. Akad/transaksi ini diperlakukan sebagai
akad/transaksi baru, sehingga jangka waktu pembiayaan dimulai
sejak penandatanganan akad baru tersebut.
Pelunasan pembiayaan rahn adalah suatu kegiatan dimana
nasabah (Rahin) menyelesaikan pembiayaannya dalam masa akad
dengan cara :
1. Membayar seluruh kewajiban pembiayaan (qardh) di cabang
tempat nasabah melakukan transaksi.
2. Bersamaan dengan pelunasan pembiayaan (qardh), barang
agunan yang dikuasai oleh BNI Syariah dikembalikan kepada
nasabah dengan membayar jasa penyimpanan sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
3. Pelunasan pembiayaan dapat juga dilakukan dengan cara
menjual barang agunan (marhun) apabila nasabah tidak
memenuhi kewajibannya pada tanggal jatuh tempo. Hasil
penjualan barang agunan tersebut digunakan untuk melunasi
pembiayaan (qardh) dan membayar jasa simpanan serta biaya-
biaya yang timbul atas penjualan barang tersebut.
4. Apabila harga jual dari barang agunan tersebut melebihi
kewajiban nasabah, maka sisanya dikembalikan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
nasabah. Tetapi apabila hasil penjualan barang agunan tersebut
tidak mencukupi jumlah pembiayaan dan biaya pemeliharaan
agunan serta biaya penjualan barang agunan, maka
kekurangannya tetap menjadi kewajiban nasabah.
2) Proses Pelunasan Pembiayaan Rahn
a) Nasabah
1. Membawa tanda terima barang ke Juru Taksir.
2. Setelah dihitung jumlah hari pelunasan dan jasa penyimpanan,
dibuatkan slip setoran pelunasan (form pemindahbukuan).
3. Menuju teller untuk melakukan pelunasan atau setoran tunai.
4. Tanda bukti lunas (copy form pemindahbukuan) diserahkan
kembali kepada Juru Taksir atau Pemimpin Bidang
Operasional untuk mengambik barang agunan /emas.
b) Juru Taksir
1. Menerima tanda terima barang adan agunan dari nasabah,
dihitung jumlah hari penyimpanan dan jumlah jasa
penyimpanan yang harus dibayar.
2. Dibuatkan tanda setoran (Qardh dan Ujrah).
3. Menerima tanda bukti lunas dari nasabah.
4. Bersama Pemimpin Bidang Operasional mengeluarkan barang
agunan kepada nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
5. Mencatat pelunasan pada buku register, buku gudang, ihtisar
pembiayaan, dan pelunasan serta mengahapus pada buku
agenda.
6. Tanda terima barang agunan dan bukti lunas diserahkan ke unit
operasional.
7. Bersama-sama Pemimpin Bidang Operasional menandatangani
buku serah terima barang agunan atas barang yang keluar.
c) Teller
1. Menerima tanda setoran Qardh dan Ujrah (jasa penyimpanan)
dari nasabah.
2. Cek ulang jumlah setoran.
3. Menerima uang pelunasan dan memberikan bukti lunas pada
nasabah.
d) Unit Operasional
1. Menerima tanda terima barang dan bukti lunas dari Juru
Taksir.
2. Melakukan penutupan rekening rahn atas nama nasabah yang
bersangkutan.
3. Berkas-berkas rahn di file.
e) Pemimpin Bidang Operasional
1. Menerima bukti voucher pelunasan nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2. Mencocokkan nomer barang dan nomer tanda terima barang.
3. Menyerahkan barang agunan kepada nasabah.
4. Bersama penaksir menandatangani buku serah terima barang
agunan.
5. Tanda terima barang dan tanda lunas diserahkan kembali ke
Juru Taksir.
Gambar 3.3 Proses Pelunasan Pembiayaan Rahn pada PT. Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
1
3
2
Sumber : PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
Keterangan :
1. Nasabah menuju penaksir membawa tanda terima barang.
Kemudian penaksir bank menghitung biaya perawatan dan
pemeliharaan maksimum yang harus dibayar, dan membuatkan
slip setoran biaya penitipan kepada nasabah.
2. Nasabah menuju teller bank dan melakukan pelunasan dengan
membawa slip setoran pelunasan.
Nasabah Penaksir Bank
Teller Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3. Setelah melunasi nasabah kembali ke penaksir/PBO mengambil
barang jaminan dengan menunjukkan tanda lunas dari teller.
4. Proses pelunasan selesai.
c. Prosedur Ulang Gadai
1) Sistem Ulang Gadai
Pelunasan ulang gadai meliputi transaksi pelunasan sebagai
berikut :
a) Ulang Gadai
Apabila nasabah pada saat jatuh tempo tidak dapat melunasi
pembiayaan rahn sebagaimana ditetapkan dalam akad. Namun
demikian nasabah masih diberi kesempatan untuk menunda
pembayaran pembiayaan dengan cara ulang gadai, yaitu
nasabah cukup membayar jasa simpan dan biaya administrasi.
Prosedur ulang gadai diperlakukan sama seperti menggadaikan
dengan melalui proses taksir ulang barang agunan. Dalam hal
terjadi kenaikan taksiran maka jasa simpan harian juga akan
berubah menyesuaikannya.
b) Minta Tambah
Apabila hasil taksiran baru lebih besar dari taksiran lama, dan
pembiayaannya yang baru lebih besar dari jumlah pembiayaan
yang lama maka jika dikehendaki nasabah dapat meminta
tambahan pembiayaan dari selisih kenaikan taksiran barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
agunan. Prosedur permintaan tambahan pembiayaan
diperlakukan sama seperti ulang gadai dengan melalui proses
taksir ulang barang agunan.
c) Angsuran
Angsuran adalah pembayaran sebagian pembiayaan oleh
nasabah untuk mengurangi jumlah pembiayaan yang
ditanggung. Prosedur untuk mengurangi jumlah
pembiayaan/angsuran pada prinsipnya sama dengan melunasi
pembiayaan, tetapi meminjam kembali dengan jumlah
pembiayaan yang lebih kecil.
Dengan demikian, saat melakukan angsuran nasabah harus
membayar sejumlah pembiayaan yang akan diangsur ditambah
biaya administrasi gadai dan jasa simpan sampai dengan tanggal
transaksi.
d) Pelunasan Sebagian
Pelunasan sebagian adalah membayar secara angsuran
pembiayaan sekaligus mengambil sebagian barang yang
disimpan/dirahnkan. Hal ini bisa dilakukan apabila barang
agunan terdiri dari beberapa barang. Prosedurnya sama dengan
mengangsur pembiayaan, tetapi nilai taksiran maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pembiayaannya berkurang, sehingga berkurang pula tarif jasa
simpan hariannya dalam Akad Rahn yang baru.
2) Proses Ulang Gadai/Perpanjangan Gadai/Tambahan Pembiayaan
a) Nasabah
1. Menyerahkan tanda terima barang ke penaksir untuk dilakukan
perpanjangan/tambahan pembiayaan.
2. Dibuatkan tanda setoran biaya penyimpanan dan administrasi.
3. Melakukan penyetoran ke teller.
4. Untuk yang minta tambah pembiayaan mendapatkan slip
penerimaan tambahan pembiayaan dan dicairkan di teller.
5. Untuk yang melakukan angsuran/pelunasan sebagian
pembiayaan dibuatkan slip setoran pembiayaaan sejumlah
angsuran/pelunasan sebagian.
6. Untuk transaksi pelunasan sebagian memperoleh bukti
pelunasan sebagian.
7. Bukti pelunasan sebagian sebagai bukti pengambilan barang
agunan sebagian ke Juru Taksir/Pemimpin Bidang
Operasional.
8. Menerima tanda terima barang dan Akad Rahn yang baru
sesuai transaksi.
b) Juru Taksir
1. Menerima tanda terima barang dari nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. Menghitung jumlah hari dan jumlah jasa penyimpanan.
3. Membuat tanda setoran jasa penyimpanan, biaya materai dan
biaya administrasi.
4. Mencetak tanda terima barang yang baru dan Akad Rahn yang
baru.
5. Khusus untuk transaksi minta tambah pembiayaan dan
pencicilan pembiayaan dibuatkan memorandum yang baru.
6. Menerima barang agunan dari Pemimpin Bidang Operasional
untuk dilakukan taksir ulang.
7. Menyerahkan kembali barang agunan kepada Pemimpin
Bidang Operasional dan dicatat dalam buku serah terima
barang agunan.
8. Membuat slip penarikan uang untuk transaksi minta tambah
pembiayaan.
9. Membuat slip setoran pelunasan pembiayaan untuk pencicilan
dan ambil sebagian.
c) Teller
1. Menerima tanda setoran biaya penyimpanan, biaya
administrasi dan biaya materai.
2. Khusus transaksi pengambilan sebagian/pencicilan, teller
menerima pelunasan sebagian maupun cicilan.
3. Untuk transaksi minta tambah teller membayarkan sejumlah
tambahan pembiayaan sebesar slip tanda penerimaan uang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4. Memberikan tanda lunas untuk pengambilan sebagian.
d) Pemimpin Bidang Operasional
1. Menandatangani memorandum, tanda terima barang dan Akad
Rahn.
2. Mengeluarkan barang agunan untuk dilakukan taksir ulang
dituangkan dalam buku serah terima.
3. Mengeluarkan barang agunan yang diambil sebagian kepada
penaksir.
4. Menerima kembali barng agunan dan dituangkan dalam buku
serah terima barang agunan.
e) Unit Operasional
1. Menerima berkas (memorandum, tanda terima barang dan
akad) dari juru taksir.
2. Melakukan penutupan maupun pembukaan rekening rahn.
3. Setiap akhir bulan membuat laporan jatuh tempo dan semua
berkas rahn di file.
Gambar 3.4 Proses Perpanjangan Pembiayaan Rahn pada PT. Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
1
3
2
Nasabah Penaksir Bank
Teller Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Sumber : PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta
Keterangan :
1. Nasabah datang ke penaksir membawa tanda terima barang
untuk melakukan perpanjangan gadai. Kemudian penaksir
menghitung jumlah biaya perawatan, pemeliharaan, dan
membuatkan tanda setoran kepada nasabah.
2. Nasabah membayar biaya perawatan dan pemeliharaan, biaya
administrasi gadai dan materai ke teller.
3. Nasabah membawa tanda lunas kepada penaksir untuk
mengambil tanda terima barang yang baru.
4. Proses perpanjangan selesai.
d. Prosedur Penjualan Barang Jaminan
1) Sistem Penjualan Barang Agunan (Lelang)
a) Pengertian
Penjualan barang agunan adalah upaya pengembalian pembiayaan
(pelunasan) beserta jasa simpanan, yang tidak dilunasi sampai
batas waktu yang ditentukan yaitu 3 bulan. Usaha ini dilakukan
dengan menjual barang agunan tersebut kepada umum dengan
harga yang di anggap wajar oleh cabang Bank BNI Syariah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b) Penjualan barang agunan (lelang) dilakukan jika sampai dengan
dua minggu atau 14 hari setelah jatuh tempo nasabah tidak
melunasi atau memperpanjang Akad Rahn maka barang agunan
akan dijual melalui mekanisme lelang secara terbuka maupun
dijual dibawah tangan.
c) Pemberitahuan kepada nasabah yang barang agunannya telah
jatuh tempo, wajib dilakukan oleh juru taksir. Pemberitahuan
dapat dilakukan melalui surat maupun dihubungi via telepon.
Pemberitahuan dilakukan paling lambat 5 hari sebelum tanggal
penjualan.
d) Persiapan penjualan paling lambat 3 hari sebelum penjualan
dibentuk panitia lelang yang terdiri dari pemimpin lelang
(Pimpinan Bidang Operasional) dengan anggota Juru Taksir.
Barang yang akan dijual dikeluarkan dan dilakukan taksir
ulang dan dicatat dalam form Barang Agunan yang akan
dilelang.
Fisik barang dicocokkan dengan keterangan yang ada di dalam
kantong barang agunan.
Jika pada waktu pemeriksaan (taksir ulang) terdapat barang
yang tidak cocok dengan keterangan barang yang
bersangkutan, terdapat beda taksiran yang besar karena
kesalahan pada saat taksiran awal maka barang tersebut tidak
boleh dilelang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Apabila terdapat kekurangan nilai taksir ulang dibawah
kewajiban nasabah maka kekurangan dimaksud tetap menjadi
kewajiban nasabah.
e) Waktu dan Tata Cara Penjualan
1. Lelang dengan cara penjualan barang agunan dilakukan dua
kali setiap bulannya.
2. Pelaksanaan lelang minggu pertama dan ketiga setiap bulan.
3. Lelang dilakukan dua tahap, lelang pertama untuk pembiayaan
antara tanggal 1 s/d 15 yang telah jatuh tempo dan lelang
kedua untuk pembiayaan tanggal 16 s/d 30 yang telah jatuh
tempo.
4. Penyelesaian kewajiban nasabah dapat dilakukan dengan cara
penjualan barang agunan maupun lelang dilakukan secara
terbuka dengan penawaran tertinggi sebagai pemenang.
5. Untuk barang agunan yang tidak terjual saat itu dapat
dilakukan penjualan dibawah tangan dihari berikutnya.
6. Peserta lelang adalah masyarakat umum baik perorangan
maupun kelompok.
7. Keluarga besar Bank BNI Syariah dilarang turut serta membeli
lelang.
f) Harga Minimum Penjualan
1. Sehari sebelum pelaksanaan penjualan barang agunan, barang
agunan harus ditaksir ulang menurut peraturan taksiran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
berlaku pada saat itu. Taksiran baru dicatat dibalik tanda
terima yang ada di dalam kantong barang agunan.
2. Apabila taksiran baru lebih rendah dari Pembiayaan ditambah
Jasa Simpan Penuh, maka barang ini harus dijual minimal
sebesar jumlah Pembiayaan ditambah Jasa Simpan Penuh
ditambah Biaya Lelang.
3. Apabila taksiran baru lebih tinggi dari taksiran lama, maka
barang ini harus dijual minimal sesuai dengan harga
pasaran/taksiran saat itu dan menutup kewajiban nasabah.
g) Administrasi Penjualan Barang Agunan
1. Hasil pelaksanaan penjualan barang aguanan harus dilaporkan
ke USY.
2. Hasil penjualan barang agunan dimasukkan dalam daftar
rincian penjualan lelang.
3. Dibuatkan berita acara pelaksanaan lelang.
2) Proses Penjualan Barang Agunan
a) Panitia Penjualan
1. Menyiapkan berita acara barang agunan yang akan dijual
dengan dilampiri daftar barang agunan yang akan dijual,
formulir penjualanserta barang agunannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2. Cocokkan barang agunan yang akan dijual dengan daftar
barang agunan yang akan dijual.
3. Menetapkan harga penjualan.
4. Setelah penjualan dibuatkan berita acara penjualan barang
agunan (lelang).
5. Melakukan pelunasan administrasi terhadap barang agunan
yang tidak laku.
6. Melakukan administrasi penjualan barang agunan yang tidak
laku.
7. Menyerahkan setoran hasil penjualan barang agunan ke teller.
8. Melaporkan hasil pelaksanaan penjualan barang agunan ke unit
operasional cabang dan laporan ke USY.
b) Teller
1. Menerima berita acara penjualan barang agunan dan uang hasil
penjualan barang agunan (lelang).
2. Menerima uang tunai hasil penjualan barang agunan.
c) Unit Operasional
1. Menerima berita acara penjualan barang agunan.
2. Melakukan penutupan rekening rahn dan administrasi
penjualan barang agunan.
Contoh Prosedur Gadai Emas Syariah di PT. Bank BNI Syariah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Nasabah menggadai perhiasan emas 23 karat, sebesar 100 gram, misal
harga per gram Rp 395.000,- . Berapa jumlah uang pembiayaan yang akan
diterima nasabah ?
Penyelesaian :
Nilai taksiran emas perhiasan yang digadai adalah
= 100 gram x Rp 395.000 = Rp 39.500.000,-
Nilai pembiayaan (qardh) yang akan diterima nasabah sebesar
= 80% (emas perhiasan) x Rp 39.500.000,- = Rp 31.600.000,-
Dengan demikian pembiayaan yang diterima nasabah sebesar Rp
31.600.000,-
Biaya administrasi = Rp 50.000,- karena nilai taksir barang diatas lebih
dari Rp 25 juta ditambah biaya materai Rp 6.000 = Rp 56.000,- dimana
biaya materai dan biaya administrasi dibayar dimuka.
Setelah 10 hari nasabah datang melunasi, maka perhitungan kewajiban
yang harus dilunasi nasabah :
Biaya penitipan = Rp 533,-/hari x 39,5 = Rp 21.054/harix 10 hari = Rp
210.540,-
Sehingga total pelunasannya adalah Rp 31.600.000 + Rp 210.540,- = Rp
31.810.540,-
2. Faktor-faktor penyebab pembiayaan produk Gadai Emas Syariah
bermasalah di PT. Bank BNI Syariah Cabang Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Pembiayaan gadai emas dapat bermasalah karena disebabkan beberapa
faktor, yaitu :
a. Faktor Internal Bank
1) Kelemahan dalam analisis pembiayaan
a) Analisis pembiayaan tidak berdasarkan data yang akurat atau
kualitas data yang rendah.
b) Informasi pembiayaan tidak lengkap atau kuantitas data yang
rendah.
c) Pembiayaan terlalu sedikit.
d) Pembiayaan terlalu banyak.
e) Analisis tidak cermat.
f) Jangka waktu pembiayaan terlalu lama.
g) Jangka waktu pembiayaan terlalu pendek.
h) Kurangnya akuntabilitas putusan pembiayaan.
2) Kelemahan dalam dokumen pembiayaan
a) Data mengenai pembiayaan nasabah tidak didokumentasikan
dengan baik.
b) Pengawasan atas fisik dokumen tidak dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan.
3) Kelemahan dalam supervisi pembiayaan
a) Bank kurang pengawasan dan pemantauan atas performance
nasabah secara kontinyu dan teratur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
b) Terbatasnya data dan informasi yang berkaitan dengan
penyelamatan dan penyelesaian pembiayaan.
c) Tindakan perbaikan tidak diterapkan secara dini dan tepat
waktu.
d) Jumlah nasabah terlalu banyak.
e) Nasabah terpencar.
f) Konsentrasi portofolio pembiayaan yang berlebihan.
4) Kecerobohan petugas bank
a) Bank terlalu berambisi memperoleh laba.
b) Bank terlalu kompromi.
c) Bank tidak mempunyai kebijakan pembiayaan yang sehat.
d) Petugas dan pejabat bank terlalu menggampangkan masalah.
e) Bank tidak mampu menyaring resiko bisnis.
f) Adanya persaingan antar bank.
g) Pengambilan keputusan yang tidak tepat waktu.
h) Penilaian resiko yang reaktif dan bukan proaktif.
i) Menetapkan standar resiko yang terlalu rendah.
j) Bank tidak mengansurasikan resiko pembiayaan.
k) Ekspansi pembiayaan.
l) Bank latah dalam persaingan.
5) Kelemahan bidang agunan
a) Jaminan tidak dipantau dan diawasi secara baik.
b) Nilai agunan tidak sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
c) Agunan fiktif.
d) Agunan sudah dijual.
e) Pengikatan agunan lemah.
f) Barang agunan bermasalah.
g) Barang agunan palsu.
6) Kelemahan kebijakan pembiayaan
a) Prosedur pembiayaan terlalu panjang.
b) Wewenang memutus pembiayaan sangat terbatas.
7) Kelemahan sumber daya manusia
a) Kurangnya insentif yang jelas atas keberhasilan pembinaan atau
penyelesaian pembiayaan.
b) Terbatasnya tenaga ahli di bidang sentrasi penyelamatan dan
penyelesaian pembiayaan.
c) Pendidikan dan pengalaman pegawai pembiayaan sangat
terbatas.
d) Kurangnya tenaga ahli hukum untuk mendukung pelaksanaan
penyelesaian dan penyelamatan pembiayaan.
e) Terbatasnya tenaga ahli untuk recovery pembiayaan yang
potensil.
8) Kelemahan teknologi
a) Bank tidak mampu secara teknis.
b) Terbatasnya sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
pekerjaan teknis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
9) Kecurangan petugas bank
a) Petugas bank terlibat kepentingan pribadi.
b) Disiplin pejabat pembiayaan dalam menerapkan sistem dan
prosedur pembiayaan rendah.
b. Faktor Internal Nasabah
1) Kelemahan karakter nasabah
a) Nasabah tidak mau tahu atau memang beritikad tidak baik.
b) Nasabah menghilang.
2) Kecerobohan nasabah
a) Penyimpangan penggunaan pembiayaan.
b) Pembiayaan dikelola oleh nasabah yang tidak profesional.
3) Kelemahan kemampuan nasabah
a) Tidak mampu mengembalikan pembiayaan karena terganggunya
kelancaran usaha.
b) Kemampuan manajemen yang kurang.
c) Teknik produksi yang sudah ketinggalan zaman.
d) Kemampuan pemasaran yang tidak memadai.
e) Pengalaman terbatas.
f) Informasi terbatas atau kurang memadai.
4) Musibah yang dialami nasabah
a) Musibah penipuan.
b) Musibah kecelakaan.
c) Musibah tindak pidana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
d) Musibah tindak perdata.
e) Musibah rumah tangga.
f) Musibah penyakit.
g) Musibah kematian.
5) Kelemahan manajemen nasabah
a) Sengketa antar pengurus.
b) Tingkat efisiensi rendah.
c) Pelayanan kurang kompetitif.
d) Persaingan sangat tajam.
e) Produksi kurang promosi.
c. Faktor Eksternal
1) Situasi ekonomi yang negatif
2) Situasi politik dalam negeri yang merugikan.
3) Situasi alam yang merugikan.
4) Peraturan pemerintah yang merugikan.
d. Faktor Kegagalan Bisnis
1) Aspek hubungan
a) Kehilangan relasi.
b) Hubungan memburuk dengan pelanggan.
c) Hubungan memburuk dengan pekerja.
2) Aspek yuridis
Kerusakan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
3) Aspek manajemen
a) Kesulitan sumber daya manusia.
b) Perselisihan antar pengurus.
c) Tidak mampu mengelola usaha.
4) Aspek pemasaran
a) Kehilangan fasilitas.
b) Pengaruh musim.
c) Terjadi inflasi dalam negeri.
d) Adanya perubahan kurs.
e) Adanya persaingan dengan produk luar negeri.
f) Pasar jenuh.
5) Aspek teknik produksi
a) Ketinggalan teknologi.
b) Lokasi tidak tepat.
c) Proyek bersifat percobaan.
d) Mesin tidak lengkap.
e) Perubahan selera masyarakat.
f) Kualitas barang produksi rendah.
g) Produksi gagal.
6) Aspek keuangan
a) Kenaikan harga barang baku.
b) Kenaikan harga bahan bakar.
c) Keterlambatan pembayaran dari pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
d) Laporan tidak benar.
e) Pembukuan tidak teratur.
e. Faktor Ketidakmampuan Manajemen
1) Pencatatan tidak memadai.
2) Informasi biaya tidak memadai.
3) Modal jangka panjang tidak cukup.
4) Gagal mengendalikan biaya.
5) Overhead cost yang berlebihan.
6) Kurangnya pengawasan.
7) Gagal melakukan penjualan.
8) Investasi berlebihan.
9) Kurang menguasai teknis.
10) Perselisihan antar pengurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB IV
PENUTUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
A. Kesimpulan
Prosedur pembiayaan yang mudah dan teliti dengan tidak terlalu memberikan
persyaratan yang sulit sangat membantu bank dalam meningkatkan keberhasilan dari
kegiatan pembiayaan di produk tersebut. PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah
Surakarta telah menerapkan prosedur tersebut, dimana prosedur pembiayaannya mudah
dan sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah sehingga membedakan dengan pegadaian pada
umumnya.
Setelah penulis melakukan penelitian pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Surakarta maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan sistem pembiayaan produk gadai emas Syariah pada PT. Bank BNI
Syariah Kantor Cabang Surakarta terdiri dari beberapa tahapan, yaitu prosedur
pemberian pembiayaan Rahn, prosedur pelunasan Rahn, prosedur ulang gadai, dan
prosedur penjualan barang jaminan telah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.
2. Permasalahan yang ada dalam pembiayaan produk gadai emas Syariah di PT. Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta terdiri dari beberapa faktor, namun diantara
faktor-faktor tersebut faktor kelemahan nasabah dengan beritikad tidak baik dan tidak
mau tahu atas pengajuan pembiayaan yang harus dilunasi merupakan faktor yang
paling sering dialami bank. Terkadang ada nasabah yang susah dihubungi apabila
pembiayaan telah jatuh tempo.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada
PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta untuk kebaikan, antara lain :
1. Prosedur pelaksanaan pembiayaan produk gadai emas Syariah yang telah ada di PT.
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta yang sesuai dengan prinsip-prinsip
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Syariah sebaiknya dipertahankan untuk tetap dijadikan acuan dalam melaksanakan
kegiatan pembiayaan. Dan diharapkan bank dapat memberikan kerja sama yang baik
kepada nasabah serta memberikan persyaratan pengajuan pembiayaan yang mudah
sehingga mempercepat dalam proses pembiayaan.
2. Bank diharapkan lebih teliti dalam pemberian pembiayaan, sehingga mengurangi
tingkat resiko yang ada dengan memperketat pengawasan dan pemantauan atas data
dan informasi nasabah secara kontinyu dan teratur agar dapat melakukan
penyelamatan sedini mungkin apabila terjadi suatu masalah yang dapat merugikan
pihak bank.