8
Prosedur Vaksinasi - Vaksinasi Hewan Peliharaan Vaksin melindungi hewan peliharaan kita dari berbagai penyakit akibat virus dan bakteri. Hewan baru lahir memperoleh kekebalan pasif dari antibodi yang terdapat dalam air susu induknya. Saat usianya mencapai 6 - 8 minggu, imunitas yang diperoleh dari sang induk akan berkurang, saat inilah anakan (pet) anda mulai divaksin. a. Vaksinasi Anjing Canine Parvovirus Virus ini mudah menular, apabila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal dan berakhir dengan kematian. Perlindungan terhadap virus ini terdapat pada Vaksin VP CPV, VP 5/L dan VP 5/CV-L. Canine Distemper Virus mudah menular dan fatal. Gejala anjing yang terkena distemper antara lain hilang nafsu makan, mata dan hidung berair, batuk maupun gejala syaraf. Anjing yang mampu berahan dari serangan virus ini umumnya mengalami kerusakan syaraf. Perlindungannya didapat dari vaksin VP 5/L dan VP 5/CV-L. Canine Hepatitis Virus ini menyerang hati dan mudah menular terutama pada anjing yang masih muda. Bisa menyebabkan muntah, hilang nafsu makan dan kekuningan. Perlindungannya terdapat pada vaksin VP 5/L dan VP 5/CV-L.

Prosedur Vaksinasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

membahas tentang prosedur vaksinasi satwa liar dan hewan aqutik

Citation preview

Prosedur Vaksinasi Vaksinasi Hewan PeliharaanVaksin melindungi hewan peliharaan kita dari berbagai penyakit akibat virus dan bakteri. Hewan baru lahir memperoleh kekebalan pasif dari antibodi yang terdapat dalam air susu induknya. Saat usianya mencapai 6 - 8 minggu, imunitas yang diperoleh dari sang induk akan berkurang, saat inilah anakan (pet) anda mulai divaksin.a. Vaksinasi AnjingCanine ParvovirusVirus ini mudah menular, apabila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal dan berakhir dengan kematian. Perlindungan terhadap virus ini terdapat pada Vaksin VP CPV, VP 5/L dan VP 5/CV-L.Canine DistemperVirus mudah menular dan fatal. Gejala anjing yang terkena distemper antara lain hilang nafsu makan, mata dan hidung berair, batuk maupun gejala syaraf. Anjing yang mampu berahan dari serangan virus ini umumnya mengalami kerusakan syaraf. Perlindungannya didapat dari vaksin VP 5/L dan VP 5/CV-L.Canine HepatitisVirus ini menyerang hati dan mudah menular terutama pada anjing yang masih muda. Bisa menyebabkan muntah, hilang nafsu makan dan kekuningan. Perlindungannya terdapat pada vaksinVP 5/L dan VP 5/CV-L.Vaksin CoronavirusVirus yang mudah menular, menyebabkan diare ringan. Apabila terjadi infeksi berbarengan dengan parvovirus, akibatnya sangat fatal, diare berdarah yang bisa berakhir dengan kematian.Perlindungannya bisa didapat dari vaksinVP 5/CV-LVaksin LeptospirosisPenyakit ini menyerang fungsi hati dan ginjal. Anjing yang terserang leptospirosis menunjukkan gejala demam, kekuningan dan nyeri otot. Setengah dari anjing yang terserang penyakit ini berakibat fatal. Perlindungan terhadap penyakit ini didapat dari vaksinVP 5/L dan VP 5/CV-L.RabiesPenyakit ini menyerang sistem saraf dan mengakibatkan kematian. Dapat menular ke manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi.Untuk program imunisasi rabies intradermal di Indonesia, direkomendasikan metode pemberian sebagai berikut:1. Metode pemberian VAR di Indonesia mengacu kepada standar WHO dengan metode Zangreb yaitu dengan cara 2 - 1 - 1 (2 dosis @ 0,5 cc pada hari 0; 1 dosis @ 0,5 cc pada hari ke 7 dan 1 dosis @ 0,5 cc pada hari ke-21) yang diinjeksikan secara intramuskular.2. Dalam rangka memenuhi kebutuhan VAR yang sangat terbatas, mengacu kepada standard WHO dan pengalaman di negara lain dan pengalaman studi di Indonesia, maka pemberian vaksinasi rabies intradermal dapat diberikan dengan cara : two-side intradermal regimen (2-2-2-0-2).3. Pemberian VAR secara intradermal disesuaikan dengan jumlah kunjungan (kasus rabies). Pada jumlah kunjungan gigitan anjing tinggi, yaitu >50 kasus, pemberian vaksin rabies dapat dibeikan secara lntradermal.

Jadwal Vaksinasi Anjing6 minggu: Parvo --> Vanguard Plus CPV / Vanguard Plus 5/L / Vanguard Plus 5/CV-L9 minggu:Parvo, Distemper, Parainfluenza, Hepatitis, Adenovirus tipe 2 dan Leptospirosis -->Vanguard Plus 5/L / Vanguard Plus 5/CV-L12 minggu:Parvo, Distemper, Parainfluenza, Hepatitis, Adenovirus tipe 2 dan Leptospirosis -->Vanguard Plus 5/L / Vanguard Plus 5/CV-L16 minggu: Rabies --> DefensorAnnual (umur 1 tahun dan diulang setiap tahun):Parvo, Distemper, Parainfluenza, Hepatitis, Adenovirus tipe 2, Leptospirosis dan rabies -->Vanguard Plus 5/L / Vanguard Plus 5/CV-L + Defensor 3b. Vaksinasi kucingIdealnya, kucing sudah layak divaksin mulai umur 6 minggu. Vaksinasi ulangan dapat dilakukan dalam interval 4 minggu setelahnya. Selanjutnya, ketika usia kucing menginjak 3 bulan penuh, vaksinasi rabies dapat dilakukan. Ini adalah program vaksinasi dasar pada kucing. Apabila karena suatu hal vaksinasi tidak dapat dilakukan pada masa tersebut, vaksinasi tetap dapat dilaksanakan dengan urutan dan jeda waktu empat minggu (untuk vaksin Panleukopenia, Calici dan Rhinotracheitis). Misal, umur kucing sudah 3 bulan dan belum dilakukan vaksinasi, maka vaksinasi tetap dilakukan sesuai dengan urutannya (lihat tabel 1). Pada vaksinasi pertama, vaksin rabies dapat disertakan sekaligus ataupun terpisah, tergantung pertimbangan dokter hewan. Kemudian, dalam waktu 4 minggu selanjutnya, vaksinasi ulangan dapat dilakukan lagi. Secara umum, program vaksinasi yang telah dipaparkan ini berlaku untuk kucing berumur kurang dari setahun.vaksin kucing anda sesuai anjuran dokter hewanUntuk kucing berumur lebih dari setahun, menurut Ida, vaksinasi ulangan tidak perlu dilakukan. Pertimbangannya, karena besar kemungkinan kucing telah mendapatkan kekebalan alami dari infeksi alam. Vaksinasi untuk Panleukopenia, Calici dan Rhinotracheitis cukup dilakukan sekali. Kemudian program vaksinasi selanjutnya adalah vaksinasi tahunan.Tabel 1. Program vaksinasi kucingNo. Umur Jenis Vaksin1 6-8 minggu Panleukopenia, Calici Virus, Rhinotracheitis2 10-12 minggu Panleukopenia, Calici Virus, Rhinotracheitis3 Minimal 3 bulan Rabies4 Diulang setiap tahun Panleukopenia, Calici Virus, Rhinotracheitis, Rabies Vaksinasi Hewan EksotikCara yang paling murah dan efisien dalam pengendalian penyakit adalah dengan pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dengan pengelolaan lingkungan, penggunaan pakan yang tepat mutu, tepat jumlah,dan tepat pemberiannya. Salahsatu cara pencegahan yang sekarang sudah mulai diaplikasikan adalah dengan cara menimbulkan kekebalan tubuh.Kekebalan pada ikan dapat ditimbulkan baik dengan menggunakan vaksin maupun dengan menggunakan imunostimulator lain. Prinsip dasar vaksinasi yaitu memasukkan vaksin/antigen kedalam tubuh ikan sehingga antigen tersebut merangsang system imun tubuh ikan untuk memproduksi antibodi(kekebalan specifik).Dengan hanya 1 atau dua kali pemberian vaksin biasanya daya tahan tubuh/kekebalan akan bertahan sampai akhir masa pemeliharaan ikan. Vaksinasi memiliki beberapa keunggulan, yaitumampu menggantikan antibiotik, tidak ada dampak negatifpada ikan, tanpa residu berbahaya, tidak membuat patogen resisten, serta bisa diterima pasar (ekspor).Salah satu penentu keberhasilan program vaksinasi yaitu bagaimana dan kapan sebaiknya vaksin itu diberikan. Karena itu ada beberapa persyaratan yang sebaiknya diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi terhadap ikan, yaitu :(1) Sebaiknya ikan telah berumur 3 minggu atau lebih, karena pada umur kurang dari 3 minggu, organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibodi belum sempurna.(2) Ikan yang akan divaksin harus dalam kondisi optimal. Ikan yang sedang sakit/stres sebaiknya jangan divaksinasi terlebih dahulu sampai ikan sehat lagi.(3) Suhu air relatif hangat (diatas 26oC). Vaksinasi dan pemeliharaan ikan pada suhu air 28oC menyebabkan respon antibodi yang terbentuk akan lebih cepat dibandingkan dengan suhu air yang lebih rendah.(4) Air yang digunakan untuk melakukan vaksinasi dan pemeliharaan ikan harus bebas dari unsur polutan. Air yang mengandung unsur polutan akan menghambat proses pembentukan antibodi dalam tubuh ikan.Teknik aplikasi vaksin pada ikan ada beberapa cara yaitu:(1) Aplikasi vaksin melalui perendamanTeknik perendaman biasanya diaplikasikan untuk ikan yang ukurannya kecil dan dalam jumlah banyak. Ikan yang akan divaksinasi dimasukkan/direndam kedalam larutan yang telah diberi vaksin selama 15 30 menit. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasi dan kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 200 gram/L air).(2)Aplikasi vaksin melalui pakanTeknik ini lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara dalam kolam pemeliharaan ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Dosis vaksin yang digunakan untuk teknik ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan (sebagai contoh untuk vaksin HydroVac adalah 3-5 ml/kg bobot tubuh ikan) dan pemberian vaksin melalui pakan sebaiknya dilakukan selama 5 7 hari berturut-turut.(3) Aplikasi vaksin melalui suntikanCara pemberian vaksin dengan melalui suntikan lebih tepat untuk ikan-ikan yang berukuran relatif besar, jumlahnya tidak terlalu banyak dan berharga, misalnya induk ikan. Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin dapat masuk ke dalam tubuh ikan. Cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut (intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular) dengan sudut kemiringan jarum suntik (needle) kira-kira 30o. Vaksinasi Satwa liarvirus yang dinamakan Simian Immunodeficiency Virus (SIV) yang menginfeksi monyet bisa disembuhkan pada monyet yang diberikan vaksinasi. irus pada monyet yang agresif dan disebut SIVmac239 ini 100 kali lebih mematikan daripada HIV pada manusia.Monyet yang terinfeksi biasanya meninggal dalam waktu dua tahun, tetapi dalam beberapa primata masa terjangkit virus ini tidak berlangsung lama. Vaksin ini dibuat dari virus lain yang disebut cytomegalovirus (CMV), yang termasuk dari keluarga herpes.Cara kerjanya menggunakan kekuatan menular CMV yang menyapu seluruh tubuh. Tapi alih-alih menyebabkan penyakit, virus ini telah dimodifikasi untuk memacu sistem kekebalan tubuh untuk melawan molekul SIV. Dosis ResponIntensitas efek obat pada makhluk hidup lazimnya meningkat jika dosis obat yang diberikan juga ditingkatkan. Penyelidikan hubungan antara dosis atau konsentrasi dan kerja suatu bahan kimia dapat dilakukan dengan dua cara: (1) menguji frekuensi efek yang timbul pada satu kelompok objek percobaan dengan mengubah-ubah dosis (hubungan dosis-reaksi=dose-respons relationship) atau (2) mengubah-ubah dosis, kemudian mengukur intensitas kerja pada satu objek percobaan (hubungan dosis-kerja=dose-effect relationship). Pada cara yang pertama, jumlah objek percobaan yang menunjukkan efek tertentu akan bertambah sampai maksimum, sedangkan pada cara yang kedua, intensitas efek yang bertambah.Perilaku efek suatu bahan kimia digambarkan sebagai peningkatan dosis akan meningkatkan efek sampai efek maksimal tercapai. Hubungan dosis-respon biasanya berciri kuantitatif dan hal tersebut yang membedakan dengan paparan di alam dimana kita hanya mendapatkan kemungkinan perkiraan dosis. Suatu respon dari adanya paparan dapat berupa respon respon yang mematikan (lethal response) dan respon yang tidak mematikan (non-lethal response). Bahan kimia dengan tingkat toksisitas rendah memerluikan dosis besar untuk menghasilkan efek keracunan dan bahan kimia yang sangat toksik biasanya memerlukan dosis kecil untuk menghasilkan efek keracunan.