Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014
Pontianak, 19 Juni 2014
261
ISSN: 2355-7524
PROSES MANUFAKTUR KOMPONEN BEJANA REAKTOR APR-1400
BELAJAR DARI PENGALAMAN DOOSAN HEAVY INDUSTRIES
Yohanes Dwi Anggoro, Sriyana
Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN)
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710
Telp./Fax.: 021-5204243, Email: [email protected]
ABSTRAK PROSES MANUFAKTUR KOMPONEN BEJANA REAKTOR APR-1400, BELAJAR DARI
PENGALAMAN DOOSAN HEAVY INDUSTRIES. Doosan Heavy Industries & Construction Co,
Ltd merupakan salah satu produsen komponen PLTN yang saat ini sedang meraih puncak
kejayaannya, terbukti dari kemampuannya untuk melakukan ekspor komponen PLTN APR-1400 ke
United Arab Emirates (UAE), oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan kunjungan belajar
(visit study) di Doosan Heavy Industries & Construction Co, Ltd. Tujuan makalah ini adalah
menjelaskan proses manufaktur komponen PLTN sebagai pembelajaran bagi Indonesia yang sampai
saat ini masih aktif mempersiapkan pembangunan PLTN pertamanya. Makalah ini hanya membahas
proses manufaktur komponen bejana reaktor di sisi Sistem Pendingin Reaktor (Reactor Coolant
System/RCS) sebagai komponen inti dari PLTN dan jenis PLTN yang digunakan dalam studi ini
adalah APR-1400. Metode kajian yang digunakan adalah dengan melakukan kajian komprehensif dan
pengamatan langsung di Doosan Heavy Industries & Construction Co, Ltd. Hasil kajian
menunjukkan bahwa terdapat beberapa proses manufaktur bejana reaktor APR-1400, diantaranya
adalah: pengecoran dan penempaan, pelapisan di dalam permukaan internal bejana reaktor,
pengelasan, Post Weld Heat Treatment (PWHT), penutup atas bejana reaktor, instalasi nozzle
CEDM, pengukuran, uji hidrostatik, pengujian setelah uji hidrostatik, pengangkutan, pengemasan
dan pengiriman.
Kata kunci: manufaktur, reaktor, doosan heavy industries.
ABSTRACT COMPONENT MANUFACTURING PROCESS OF APR-1400 REACTOR VESSEL, STUDY
FROM EXPERIENCE OF DOOSAN HEAVY INDUSTRIES. Doosan Heavy Industries &
Construction Co., Ltd. is one of the manufacturers of the components of nuclear power plants that are
currently reaching top of glory, as evidenced by its ability to export nuclear components APR-1400 to
the United Arab Emirates (UAE), therefore it is important to conduct study visits at Doosan Heavy
Industries & Construction Co., Ltd.. The purpose of this paper is to explain the component
manufacturing process of nuclear power plant as a learning for Indonesia that is still actively
preparing for its first nuclear power plant. This paper only discusses the manufacturing process of the
components of the reactor vessel at Reactor Coolant System/ RCS as a core component of the NPP and
the type of plant used in this study is the APR-1400. Methodology used is to conduct a comprehensive
review and direct observation at Doosan Heavy Industries & Construction Co., Ltd. The result
showed that there are some manufacturing processes APR-1400 reactor vessel, such as: casting and
forging, cladding on reactor vessel inside surface, welding, Post Weld Heat Treatment(PWHT),
reactor vessel closure head, CEDM nozzle installation, measurement, hydrostatic test, examination
after hydrostatic test, handling, packing and shipping.
Keywords: manufacturing, reactors, Doosan heavy industries.
Proses Manufaktur Komponen Bejana Raektor ...
Yohanes Dwi Anggoro, dkk.
262
ISSN: 2355-7524
1. PENDAHULUAN Menurut data dari IAEA, Korea Selatan saat ini mengoperasikan 23 unit Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan 4 unit PLTN masih dalam tahap pembangunan. Dari 23
unit PLTN yang beroperasi saat ini, 19 unit PLTN merupakan jenis reaktor air bertekanan
(Pressurized Water Reactor – PWR) dan 4 unit PLTN lainnya merupakan jenis reaktor air berat
bertekanan (Pressurized Heavy Water Reactor – PHWR)[1]. Dari data tersebut terlihat bahwa
reaktor jenis PWR merupakan jenis reaktor utama yang dominan di Korea Selatan. Korea
Selatan mencapai lokalisasi teknologi pada saat mengembangkan OPR – 1000 (Optimized
Power Reactor) dan telah diterapkan di enam unit PLTN di Ulchin-3 & 4, Shin-Kori 1 & 2; dan
Shin Wolsong 1&2. Untuk meningkatkan sistem keamanan dan keekonomian dari PLTN,
Korea Selatan telah mengembangkan reaktor daya maju dengan kapasitas 1.400 MWe yang
biasa disebut dengan APR-1400 sejak tahun 1995 berdasar pada teknologi swadaya (self-
reliance) OPR1000 tersebut.
APR-1400 adalah reaktor air ringan generasi ketiga, teknologi dan sistem pada APR-
1400 ini diharapkan akan sepuluh kali lebih aman daripada OPR1000, dan dalam aspek
keekonomian APR-1400 diharapkan akan menjadi lebih kompetitif dibanding dengan unit
tenaga nuklir yang sudah ada atau dengan pembangkit listrik konvensional lainnya. Desain
standar APR-1400 telah disertifikasi melalui tinjauan keamanan yang ketat oleh badan
pengawas nuklir (Korea Institute of Nuclear Safety – KINS) pada bulan Mei 2002 dan dinilai
sebagai konsep desain baru yang dapat meningkatkan keselamatan dan daya saing ekonomi.
Pembangunan PLTN jenis APR-1400 saat ini berada di Shin Kori-3 & 4 dan dijadwalkan
untuk memulai operasi komersial pada bulan September 2013 dan 2014, selain itu
pembangunan APR-1400 juga akan dilakukan di United Arab Emirates (UAE) sebanyak 4 unit
sesuai dengan perjanjian antara Korea Selatan dan UAE.
Tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan proses manufaktur komponen PLTN
sebagai pembelajaran bagi bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih aktif
mempersiapkan pembangunan PLTN pertamanya, dan ruang lingkup pembahasan makalah
ini hanya membahas proses manufaktur komponen Bejana Reaktor di sisi Sistem Pendingin
Reaktor (Reactor Coolant System/RCS) sebagai komponen inti dari PLTN dan jenis PLTN yang
digunakan pada studi ini adalah APR-1400 sebagai reaktor daya maju yang sudah teruji.
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan melalui kajian komprehensif yang
mengacu pada berbagai studi terkait dengan melihat pengalaman dari Doosan Heavy
Industries – Korea Selatan dan merupakan hasil kunjungan langsung ke Doosan Heavy
Industries & Construction Co, Ltd pada bulan November 2012.
1.1. SISTEM NUKLIR REAKTOR APR-1400
Gambar 1 dibawah menunjukkan struktur umum komponen reaktor APR-1400,
beberapa komponen yang terdapat pada sistem pendingin reaktor adalah bejana reaktor
(Reactor Vessel / RV), generator uap (Steam GeneratorI / SG), bejana tekan (Pressurizer/PZR),
pompa pendingin reaktor (Reactor Coolant Pump / RCP).
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014
Pontianak, 19 Juni 2014
263
ISSN: 2355-7524
Gambar 1. Struktur Umum Komponen Reaktor APR-1400[2].
Bejana Reaktor / Reactor Vessel
Bejana reaktor adalah merupakan tempat energi dihasilkan oleh fisi nuklir dari bahan
bakar nuklir. Bejana reaktor tersusun atas beberapa bagian, yaitu kepala yang berbentuk
hemispherical dilas di bagian bawah bejana silinder dan kepala penutup atas dijepit ke bejana
reaktor dengan 54 kancing (studs). Pembuatan bejana reaktor dibuat secara terpisah, hal ini
untuk memudahkan perakitan batang kendali (control rod) dan batang bahan bakar nuklir.
Bejana reaktor terbuat dari bahan baja karbon dan dilapisi dengan stainless steel untuk
mencegah korosi.
Generator Uap / Steam Generator
Generator uap pada PLTN jenis PWR (Pressurized Water Reactor) terletak pada
perbatasan antara sistem pendingin reaktor dan turbin atau generator dan berfungsi untuk
menghasilkan uap jenuh dengan tekanan 75,2 kg/cm3 dan mengalirkan uap tersebut untuk
memutar turbin dan menghasilkan energi listrik. Generator uap dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu evaporator dan drum uap. Bagian evaporator terdiri dari tabung penukar
panas (heat exchanger) dan uap yang mengalir melalui tabung penukar panas. Bagian drum
uap terdiri dari pemisah kelembaban, pengering dan lain-lain yang terletak di bagian atas
generator uap dan menyediakan uap kering yang memiliki tingkat kelembaban 99,75 %.
Pompa Pendingin Reaktor / Reactor Coolant Pump
Pompa pendingin reaktor berfungsi untuk menghilangkan panas dari produk fisi
pada teras reaktor setelah bejana reaktor dalam kondisi mati (shutdown). Pompa pendingin
reaktor terdiri dari tiga komponen, diantaranya adalah pompa (untuk memainkan fungsi
hidrolik), segel poros (untuk mencegah kebocoran pendingin yang melalui poros), dan
motor (untuk memberikan tenaga).
Bejana Tekan / Pressurizer
Di dalam bejana tekan (pressurizer) terdapat uap dan air yang memiliki suhu dan
tekanan lebih tinggi dari sistem pendingin dan mempertahankan suhu dan tekanan tersebut
pada level yang konstan. Untuk mencegah perubahan pada sistem tekanan dan untuk
mengontrol tekanan sistem pendingin reaktor, pada bagian atas bejana tekan memiliki nosel
penyemprot
2. KONDISI YANG DIPERLUKAN SEBELUM PROSES MANUFAKTUR PLTN menggunakan bahan nuklir sebagai bahan bakar dan memerlukan tingkat
kualitas yang lebih tinggi untuk desain dan teknologi manufaktur seperti contohnya desain
dan teknologi manufaktur peralatan yang dioperasikan pada suhu tinggi dan tekanan tinggi,
Proses Manufaktur Komponen Bejana Raektor ...
Yohanes Dwi Anggoro, dkk.
264
ISSN: 2355-7524
maka semua jenis konstruksi dan manufaktur peralatan harus dirancang dan diproduksi
untuk memenuhi peraturan nuklir yang ketat dan standar teknologi yang dibutuhkan untuk
memastikan tingkat keselamatan dan kehandalan yang tinggi dibandingkan dengan
peralatan industri umum lainnya. Untuk memenuhi kondisi tersebut, diperlukan sistem
jaminan mutu dan sertifikat ASME (American Society of Mechanical Engineers).
Persyaratan manufaktur secara umum ditunjukan pada gambar 2, terdapat lima
persyaratan manufaktur yaitu: program jaminan mutu, sertifikat ASME, fasilitas
manufaktur/ fasilitas pengujian, SDM berkualitas dan mitra lokal. Sistem jaminan mutu
yang sistematis harus ditetapkan untuk manufaktur komponan PLTN dan rantai
pasokannya, sehingga jaminan kinerja, kualitas dan kepuasan dapat terpenuhi.
Gambar 2. Persyaratan Manufaktur secara Umum[3].
Untuk memproduksi dan memasok komponen PLTN, seluruh persyaratan
manufaktur diatas seperti: program jaminan mutu, sertifikat ASME (American Society of
Mechanical Engineers), fasilitas manufaktur/pengujian, SDM (Sumber Daya Manusia)
berkualitas dan mitra lokal harus dipenuhi. Program jaminan mutu sangat diperlukan di
seluruh rangkaian manufaktur komponen PLTN, untuk memantau dan mengontrol seluruh
proses manufaktur sesuai dengan prosedur yang berlaku. Beberapa sertifikat ASME yang
berkaitan dengan komponen nuklir, diantaranya adalah[4]:
- ASME N (Section III) : Manufaktur komponen nuklir.
- ASME NA (Section III) : Perakitan komponen nuklir dan suku cadang.
- ASME NPT (Section III) : Manufaktur bagian komponen nuklir.
- ASME NS : Manufaktur komponen pendukung nuklir.
- ASME N3 : Pengungkung untuk transportasi dan penyimpanan limbah bahan bakar.
- ASME Site NA (Section III) : Instalasi komponen nuklir dan suku cadang.
- ASME Site NPT (Section III) : Instalasi suku cadang nuklir.
Oleh karena jaminan mutu komponen PLTN selalu menjadi prioritas utama, maka
fasilitas pengujian sangat berkaitan erat dengan fasilitas manufaktur komponen PLTN,
kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Selain itu juga, perlu
adanya dukungan SDM yang berkualitas (sesuai dengan kompetensinya) dan dukungan
dari beberapa mitra lokal (pemangku kepentingan) untuk menjamin proses keberlanjutan
seluruh rangkaian manufaktur komponen PLTN.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014
Pontianak, 19 Juni 2014
265
ISSN: 2355-7524
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Doosan Heavy Industries & Construction Co, Ltd adalah anak perusahaan dari Doosan
Group, dan merupakan salah satu perusahaan industri berat terbesar di Korea Selatan dan
memiliki banyak pengalaman di bidang PLTN, pembangkit listrik termal, turbin dan
generator, desalinasi, konstruksi dan lain-lain. Doosan Heavy Industries didirikan pada tahun
1962, terletak di selatan kota Changwon dengan luas 4,5 juta m². Dalam rangka mencapai
tingkat kemandirian teknologi PLTN di Korea Selatan, Doosan Heavy Industries telah
berperan penting dan mengambil bagian untuk memasok peralatan konstruksi industri
berat dan menyediakan kebutuhan komponen Nuclear Steam Supply System (NSSS) dan
Turbin / Generator.
Gambar 3 menunjukkan serangkaian tahapan manufaktur bejana reaktor APR-1400
secara umum, tahapan manufaktur mulai dari desain sampai dengan perakitan seluruh
komponen bejana reaktor dilakukan sepenuhnya oleh Doosan Heavy Industries & Construction
Co, Ltd. Adapun parameter desain dari bejana reaktor APR-1400 diperlihatkan pada tabel 1.
Tabel 1. Parameter Desain Bejana Reaktor APR-1400[5]
Daya reaktor 1.400 MWe (4.261 MWt)
Umur guna 60 tahun
Tekanan 2.500 psia (17,24 MPa)
Tekanan saat operasi normal 2.250 psia (15,51 MPa)
Temperatur 650 ⁰F (343 ⁰C)
Berat 1.158.529 lbs (525,5 Ton)
Tinggi 582,7 in (14,8 m)
Gambar 3. Tahapan Manufaktur Bejana Reaktor APR-1400[3].
Gambar 3 memperlihatkan proses manufaktur bejana reaktor APR-1400 secara rinci,
proses tersebut dibagi menjadi 11 (sebelas) proses/kegiatan, sebagai berikut:
3.1. Pengecoran dan Penempaan / Casting & Forging
Bejana reaktor terbuat dari material tempa SA-508 Gr.3 CL 1 atau SA-508 Gr.3 CL 2,
material tersebut kemudian masuk dalam proses pengecoran dan penempaan untuk
mendapatkan bentuk sebuah bejana. Serangkaian proses manufaktur utama untuk material
tempa tersebut adalah sebagai berikut: pelarutan – pembuatan baja – pemanasan –
Proses Manufaktur Komponen Bejana Raektor ...
Yohanes Dwi Anggoro, dkk.
266
ISSN: 2355-7524
penempaan – pengolahan kasar – pengolahan halus – pengambilan sampel – simulasi
PWHT (Post Weld Heat Treatment) – uji fisika – uji struktur dan kimia – pengolahan akhir –
pemeriksaan dimensi – uji tidak merusak (non-destructive test) – uji sertifikasi (Certified
Material Test Report / CMTR).
PWHT merupakan salah satu proses heat treatment yang tujuan utamanya untuk
menghilangkan tegangan sisa pada hasil pengelasan. Material (terutama carbon steel) akan
mengalami perubahan struktur karena proses pemanasan dan pendinginan. Struktur yang
tidak homogen inilah yang menyebabkan tegangan sisa pada material paska pengelasan
(welding). Dampak dari tegangan sisa ini material akan menjadi lebih keras akan tetapi
ketangguhannya kecil. Ini tentu sifat yang tidak diharapkan. Oleh sebab itu, material harus
dikembalikan ke sifat semula dengan cara pemanasan dengan suhu dan tempo waktu
(holding time) tertentu. Gambar 4 memperlihatkan proses pengecoran dan hasil dari proses
penempaan bejana reaktor yang masih dalam bentuk integrated upper shell.
Gambar 4. Proses Pengecoran dan Penempaan Bejana Reaktor APR-1400[3].
3.2. Pelapisan di dalam Permukaan Internal Bejana Reaktor
Proses manufaktur di tahapan ini adalah: temperatur awal bejana reaktor minimal
121⁰C – pelapisan – pengukuran delta ferrite - PWHT (Post Weld Heat Treatment) - uji tidak
merusak (Non-Destructive Exam / NDE).
Untuk pelapisan kelongsong (cladding) di dalam permukaan internal bejana reaktor
dilakukan dua jenis uji tidak merusak (Non-Destructive Exam / NDE), yaitu:
- Liquid Penetrant Testing, untuk menguji kualitas permukaan cladding.
- Ultrasonic Testing, untuk menguji kerapatan cladding dengan material dasar bejana
reaktor.
Gambar 5. Kelongsong Bejana Reaktor – Intermediate Shell Cladding[3].
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014
Pontianak, 19 Juni 2014
267
ISSN: 2355-7524
3.3. Pengelasan / Welding
Proses pengelasan beberapa komponen bejana reaktor dimulai dari pencocokan nozzle
dengan bejana – pengelasan (temperatur awal bahan minimal 121⁰C) – pemeriksaan visual
dan dimensional - PWHT (Post Weld Heat Treatment) - uji tidak merusak (Non-Destructive
Exam / NDE). Gambar 6 memperlihatkan proses pengelasan beberapa komponen bejana
reaktor dan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses pengelasan,
diantaranya adalah:
- Sebelum pengelasan, bahan yang digunakan harus dipanaskan minimal 121⁰C.
- Pada saat pengelasan satu titik yang akan dilas, harus terlebih dahulu memeriksa suhu
dan tidak boleh melebihi 260⁰C.
- Setelah pengelasan, harus tetap mempertahankan suhu antara 210⁰C - 300⁰C selama
paling sedikit 4 jam dan setelah itu akan dingin secara perlahan.
Gambar 6. Proses Pengelasan Komponen Bejana Reaktor APR-1400[3].
3.4. Post Weld Heat Treatment (PWHT)
PWHT dilakukan setelah dilakukan pengelasan, dengan tujuan untuk menghilangkan
tekanan di daerah sekitar titik pengelasan. Beberapa metode PWHT diantaranya adalah
dengan meletakkan seluruh bagian produk ke dalam tungku atau hanya sebagian produk
yang dimasukkan ke dalam tungku. Gambar 7 memperlihatkan sebuah tungku PWHT dan
spesifikasi tungku PWHT adalah sebagai berikut:
- Temperatur di dalam tungku tersebut sebesar 615⁰C.
- Kapasitas tungku sebesar 500 ton.
- Ukuran tungku: panjang = 16 m, tinggi = 10 m, dan lebar = 9,8 m.
- Sumber panas berasal dari gas.
Gambar 7. Tungku PWHT (Post Weld Heat Treatment)[3].
Proses Manufaktur Komponen Bejana Raektor ...
Yohanes Dwi Anggoro, dkk.
268
ISSN: 2355-7524
3.5. Penutup Atas Bejana Reaktor / Reactor Vessel Closure Head
Gambar 8 menunjukkan penutup atas bejana reaktor yang dirakit oleh beberapa
peralatan yang berbeda dan untuk dapat beroperasi dengan baik maka perlu adanya tingkat
akurasi perakitan yang tinggi. Terutama untuk peralatan manufaktur penutup atas bejana
reaktor yang dapat melakukan pekerjaan yang sangat sensitive, seperti mesin lubang tiga
dimensi yang diperlukan untuk menginstal nozzle CEDM (Control Element Drive Mechanism).
Gambar 8. Penutup Atas Bejana Reaktor (Reactor vessel closure head) [3].
3.6. Instalasi Nozzle CEDM (Control Element Drive Mechanism)
Gambar 9 memperlihatkan salah satu keterampilan utama manufaktur komponen
PLTN, dalam hal pemasangan nozzle CEDM yang dilakukan dengan dua teknik, yaitu shrink
fit dan J-groove welding. Shrink fit merupakan salah satu teknik yang menyesuaikan ukuran
nozzle sesuai dengan besar kecilnya lubang nozzle. Hal ini biasanya dicapai dengan
pemanasan atau pendinginan salah satu komponen sebelum perakitan dan memungkinkan
untuk kembali ke suhu lingkungan setelah perakitan, menggunakan fenomena ekspansi
termal untuk membuat sambungan. Sedangkan J-groove welding merupakan salah satu jenis
teknik pengelasan yang menyatukan dua atau lebih bahan/material (baja, plastik dan lain-
lain), hasil dari teknik pengelasan J-groove adalah terbentuknya pola huruf J. Sebuah pola J
dapat terbentuk baik dengan mesin pemotong khusus atau dengan menggiling tepi bersama
ke bentuk J.
Gambar 9. Proses Instalasi Nozzle CEDM[3].
3.7. Pengukuran
Peralatan pengujian yang digunakan untuk melakukan pengukuran dibagi menjadi
dua, yaitu: peralatan pengujian rutin dan peralatan pengujian khusus. Berbagai peralatan
pengujian yang digunakan diantaranya adalah:
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014
Pontianak, 19 Juni 2014
269
ISSN: 2355-7524
- Peralatan pengujian tiga dimensi, digunakan untuk menyelaraskan beberapa sambungan
komponen bejana reaktor, contohnya adalah: Laser Tracker, Faro Arm atau peralatan optik
dan lain-lain.
- Endoskopi industri, digunakan sebagai peralatan pengendali jarak jauh (remote control)
untuk pengujian di area yang susah diakses.
- Positive Material Identification (PMI), digunakan untuk membandingkan sertifikasi dengan
komponen yang dianalisa.
Gambar 10 memperlihatkan contoh pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
keselarasan antar komponen bejana reaktor dengan menggunakan peralatan berupa laser
tracker.
Gambar 10. Contoh Pengukuran Keselarasan antar Komponen Bejana Reaktor APR-1400[3]
3.8. Uji Hidrostatik
Uji hidrostatik sangat diperlukan sebagai konfirmasi akhir setelah selesainya fabrikasi
sesuai dengan kebutuhan ASME Section III sebagai berikut:
- Kebutuhan ASME Section III NB-6221.
o Tekanan uji hidrolik melebihi 1,25 dari desain dan mempertahankannya minimal 10
menit.
o Uji kebocoran, setelah dekompresi terhadap tekanan desain, persendian dan
sambungan pengelasan harus diperiksa sebelum uji hidrolik dilakukan dengan saksi
dari pengguna dan badan pengawas nuklir.
- Uji hidrostatik bejana reaktor. Supaya bejana reaktor mampu bertahan dalam uji hidrolik,
bejana reaktor harus diletakkan secara vertikal.
3.9. Pengujian Setelah Uji Hidrostatik
Pengujian akhir dari bejana reaktor diatur dalam ASME Section III NB5400, setelah
dilakukan uji hidrostatik, semua persendian pengelasan dan zona yang terpengaruh oleh
panas harus dilakukan uji permukaan (Magnetic particle Test/MT atau Liquid penetration
Test/PT) dan perlu adanya pemeriksaan volumetrik. Sedangkan uji tidak merusak (Non-
Destructive Test/NDT) dilakukan oleh orang yang memiliki kualifikasi dan sertifikasi dari
pengawas nuklir. Seluruh pemeriksaan tersebut juga harus sesuai dengan ASME Section V,
Pasal 4 dan ASME Section XI. Gambar 11 menunjukkan kemajuan setelah dilakukan uji
hidrostatik.
Proses Manufaktur Komponen Bejana Raektor ...
Yohanes Dwi Anggoro, dkk.
270
ISSN: 2355-7524
Gambar 11. Beberapa Pemeriksaan Akhir setelah dilakukan Uji Hidrostatik[3]
3.10. Pengangkutan (Handling)
Gambar 12 menunjukkan contoh pengangkutan bejana reaktor pada saat sebelum dan
sesudah uji hidrostatik. Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk pengangkutan
komponen bejana reaktor dari satu tempat ke tempat perakitan yang lain diantaranya
adalah:
- Over head crane dengan kapasitas 1000 ton (500 ton x 2)
- Truk traktor dengan kapasitas yang besar
- Beberapa alat berat lainnya (kapal, truk dan lain-lain) untuk mengirimkan bejana reaktor
dari pabrik pembuatan ke lokasi PLTN.
Gambar 12. Pengangkutan Bejana Reaktor Sebelum dan Sesudah Uji Hidrostatik[3]
3.11. Pengemasan dan Pengiriman (Packing & Shipping)
Proses pengemasan dan pengiriman bejana reaktor terlihat pada gambar 13, proses
pengemasan dan pengangkutan bejana reaktor dilakukan dengan sangat hati-hati dan
melibatkan beberapa alat berat untuk memindahkan bejana reaktor dari dalam pabrik
sampai ke pelabuhan tempat kapal siap mengirimkan bejana reaktor ke lokasi PLTN.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014
Pontianak, 19 Juni 2014
271
ISSN: 2355-7524
Gambar 13. Pengemasan dan Pengiriman Bejana Reaktor[3]
4. KESIMPULAN Doosan Heavy Industries & Construction Co, Ltd merupakan perusahaan industri berat
terbesar di Korea Selatan dan memiliki banyak pengalaman di bidang PLTN, terutama
untuk pembuatan beberapa komponen PLTN seperti Bejana Reaktor, Pressurizer dan Turbin
Generator. Pengalaman dari Doosan Heavy Industries & Construction Co, Ltd tersebut dapat
dijadikan pembelajaran yang baik sebagai persiapan pembangunan PLTN pertama di
Indonesia.
Beberapa proses manufaktur bejana reaktor APR-1400 diantaranya adalah:
pengecoran dan penempaan, pelapisan di dalam permukaan internal bejana reaktor,
pengelasan, Post Weld Heat Treatment (PWHT), penutup atas bejana reaktor, instalasi nozzle
CEDM, pengukuran, uji hidrostatik, pengujian setelah uji hidrostatik, pengangkutan,
pengemasan dan pengiriman.
DAFTAR PUSTAKA [1]. _______; Korea, Republic of; http://www.iaea.org/pris/CountryStatistics/
CountryDetails.aspx?current =KR; diakses tanggal 15 Mei 2013
[2]. IAEA, “Status of Advanced Light Water Reactor Designs 2004”, IAEA-TECDOC-1391,
International Atomic Energy Agency, Vienna, 2004.
[3]. KIM TAE WOO, “Pre-Required Conditions for Manuacturfing”, Korea Nuclear
Association, Korea, 2012.
[4]. US NRC, “Design, Fabrication, and Materials Code Case Acceptability, ASME Section
III”, Regulatory Guide 1.84 Revision 34, U.S. Nuclear Regulatory Commission,
October 2007
[5]. KIM H G, “GEN III/GEN III+: Korean Perspective, Advanced Power Reactor 1400”,
Korea Hydro & Nuclear Power Co, Korea, 2012.
DISKUSI/TANYA JAWAB:
1. PERTANYAAN: Sidiq Permana (UNTAN)
Apa perbedaan teknik Shrink-fit dengan J-groove pada instalasi nozzle CEDM
JAWABAN: Yohanes Dwi Anggoro (PKSEN-BATAN)
Shrink-fit dan J-groove adalah merupakan teknik pemasangan nozzle CEDM (Control Element
Drive Mechanism), dimana Shrink fit merupakan salah satu teknik yang menyesuaikan ukuran
nozzle sesuai dengan besar kecilnya lubang nozzle. Hal ini biasanya dicapai dengan pemanasan
atau pendinginan salah satu komponen sebelum perakitan dan memungkinkan untuk kembali ke
suhu lingkungan setelah perakitan, menggunakan fenomena ekspansi termal untuk membuat
Proses Manufaktur Komponen Bejana Raektor ...
Yohanes Dwi Anggoro, dkk.
272
ISSN: 2355-7524
sambungan. Sedangkan J-groove welding merupakan salah satu jenis teknik pengelasan yang
menyatukan dua atau lebih bahan/material (baja, plastik dan lain-lain), hasil dari teknik
pengelasan J-groove adalah terbentuknya pola huruf J. Sebuah pola J dapat terbentuk baik
dengan mesin pemotong khusus atau dengan menggiling tepi bersama ke bentuk J.
2. PERTANYAAN: Moch Djoko Birmano (PKSEN-BATAN)
Jenis material apa yang digunakan sebagai bahan dasar bejana reaktor APR-1400?
Apa yang dimaksud dengan PWHT (Post Weld Heat Treatment)?
JAWABAN: Yohanes Dwi Anggoro (PKSEN-BATAN)
Jenis material yang digunakan sebagai bahan dasar bejana reactor APR-1400 adalah SA-508
Gr.3 CL 1 atau SA-508 Gr.3 CL 2 yang kemudian masuk dalam proses pengecoran dan
penempaan untuk mendapatkan bentuk sebuah bejana reactor.
PWHT adalah merupakan salah satu proses heat treatment yang tujuan utamanya untuk
menghilangkan tegangan sisa pada hasil pengelasan.