Upload
hendi-aji-pratama
View
99
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Proses Sertifikasi Jaket Pelampung (Life Jacket) Pesawat Terbang dan cara mendapatkan Technical Standard Order (TSO) berdasarkan regulasi dan standard yang telah ditentukan oleh Federal Aviation AuthoritiesLampiran:https://www.dropbox.com/s/vhcm1tvoysqlgog/Lampiran.rar?dl=0
Citation preview
TUGAS BESAR SERTIFIKASI DAN KELAIKAN UDARA
SERTIFIKASI JAKET PELAMPUNG PESAWAT TERBANG
Oleh:
Hendi Aji Pratama / 23613300
James Siregar / 23614005
AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
1. Latar Belakang
Pada setiap penerbangan komersial pasti terdapat pemeragaan cara penggunaan
dan kapan harus menggunakan jaket pelampung yang diperagakan oleh awak kabin. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya keberadaan benda ini terhadap keselamatan suatu operasi
penerbangan. Memang part ini tidak mengubah atau mempengaruhi secara langsung
performa pesawat akan tetapi benda ini sangat penting keberadaannya ketika pesawat
melakukan pendaratan darurat, terutama ketika pendaratan darurat dilakukan di daerah
perairan seperti laut atau sungai.
Karena jaket pelampung merupakan alat yang penting, tentu regulasi yang mengatur
perancangan dan produksi jaket pelampung akan ketat. Persyaratan dan regulasi yang ketat
tersebut dan ketidaktahuan dari produsen pembuat life vest di Indonesia menyebabkan
sampai saat ini belum ada perusahaan di Indonesia yang sudah memproduksi life vest yang
telah memiliki Technical Standard Order (TSO). Oleh karena itu melalui laporan ini akan
dipelajari bagaimana proses untuk memperoleh TSO untuk produksi jaket pelampung, yang
mungkin suatu saat dapat membantu perusahaan di Indonesia untuk memproduksi jaket
pelampung yang telah memiliki TSO atau bahkan dapat digunakan sebagai OEM untuk
pesawat komersial baik untuk penerbangan local maupun internasional.
2. Deskripsi Produk.
Jaket pelampung atau biasa disebut Life Vest / Life Preserver merupakan salah satu tipe dari
Personal Floating Device (PFD) atau alat apung perorangan yang dirancang untuk membantu
pemakai dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, untuk tetap terapung di dalam air. Life
Vest merupakan tipe PFD yang dikhususkan untuk penumpang alat transportasi udara dan
laut. Life Vest terdiri dari kain atau kanvas atau plastik yang memiliki satu atau dua ruang
udara yang dapat dikembangkan secara otomatis dengan menarik tali pengembang maupun
ditiup secara manual. Mengacu pada keterangan dari pabrik, biasanya jaket pelampung
pesawat terbang memiliki interval inspeksi atau umur pakai selama 5 tahun. Tetapi maskapai
penerbangan umumnya melakukan inspeksi atau penggantian dari jaket pelampung pesawat
terbang setiap 1 tahun sekali. Gambar 1 berikut ini adalah tampilan Live Vest/Jacket yang
biasa digunakan pada pesawat udara.
Gambar 1. Life Jacket Pesawat Terbang
3. Contoh Produsen Jaket Pelampung
3.1. Produsen Luar Negeri
Untuk mempelajari proses sertifikasi TSO jaket pelampung,ada baiknya mengetahui
produsen jaket pelampung yang telah memiliki TSO part tersebut. Berikut adalah
beberapa contoh produsen tersebut:
1. Hoover Industries
Perusahaan ini terletak di Miami, Amerika Serikat dan khusus bergerak di bidang
penjualan dan perawatan interior pesawat terbang dan survival kits/tools.
Perusahaan ini telah memegang TSO c13 untuk produk jaket pelampung.
2. Eastern Aero Marines
Seperti Hoover Industries, Eastern Aero Marine (EAM) juga terletak di Miami,
Amerika Serikat. EAM merupakan perusahaan spesialis survival tools, seperti live
vest, life raft, makanan darurat, P3K dsb. EAM juga telah memegang TSO c13f
untuk produksi jaket pelampung.
3.2. Prospek Produsen Dalam Negeri
Untuk mempelajari kemungkinan jaket pelampung pesawat dapat diproduksi secara
lokal di Indonesia, perlu diketahui perusahaan yang memiliki prospek dan kapabilitas
untuk memproduksi jaket pelampung. Dengan pencarian melalui internet,
didapatkan satu perusahaaan yang terbilang kemungkinan besar dapat
memproduksi jaket pelampung untuk pesawat terbang, yaitu :
CV Terpal Cahaya Mas Abadi
Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Pluit Selatan, Jakarta Utara dan telah
berdiri sejak tahun 1975. CV Terpal Cahaya Mas Abadi bergerak di bidang
produksi barang barang yang terbuat dari kanvas dan plastik seperti :
- Aneka jenis Tenda
- Terpal untuk cover mesin
- Penutup bak mobil
- Cover speed boat
- Cover sepeda
- Tas motor
- Jas hujan
- Kantong jenazah
- Tas plastic
- Aneka macam tali tambang untuk perindustrian, perkapalan, pertanian,
perikanan, dll.
Perusahaan ini juga memproduksi jaket pelampung, tetapi bukan jaket
pelampung terstandarisadi dan dapat digunakan pada pesawat terbang.
Jaket pelampung yang dibuat di perusahaan ini merupakan jaket pelampung
berisi foam bukan udara dan tidak bisa dikempiskan dan dilipat. Gambar 2
berikut adalah tampilan jaket pelampung yang diproduksi CV Terpal Cahaya
Mas Abadi.
Gambar 2. Jaket Pelampung Buatan CV Terpal Cahaya Mas Abadi
4. Contoh Airworthiness Directive (AD), Service Bulletin(SB) dan Advisory Circular (AC).
Agar dapat merancang produk jaket pelampung yang berkualitas, perlu dipelajari kesalahan
kesalahan produksi jaket pelampung melalui studi AD, SB, dan AC yang berkaitan dengan
penggunaan jaket pelampung. Berikut merupakan contoh dokumen dokumen tersebut:
1. AD/EMY/35 - CASA
Dokumen ini merupakan Airworthiness Directives yang diterbitkan Civil Aviation Safety
Authority (CASA) pada tahun 2008. AD ini membahas retsleting dari jaket pelampung
buatan perusahaan FOLA Airsafe dan memerintahkan untuk melakukan inspeksi bagian
tersebut dalam kurun waktu 90 hari sejak AD tersebut diterbitkan. Contoh dokumen
tersebut terdapat di Lampiran di bagian belakang dari laporan ini. Gambar 3 berikut
merupakan contoh tampilan bagian atas dari dokumen tersebut.
Gambar 3. Tampilan dokumen AD/EMY/35
2. TSB-14-004 Tulmar
Dokumen ini merupakan Technical Service Bulletin yang diterbitkan oleh perusahaan
bernama Tulmar tahun 2010. Dokumen ini berisi pemberitahuan untuk melakukan
inspeksi terhadap sistem inflator dari produk jaket pelampung Hammer Head yang
berpotensi kehilangan tekanan sehingga tidak dapat mengembang dengan baik
sebagaimana mestinya. Contoh dokumen tersebut terdapat di Lampiran di bagian
belakang dari laporan ini. Gambar 4 Berikut merupakan tampilan dari dokumen
tersebut.
Gambar 4. Tampilan dokumen TSB-14-004
3. AC 25.759-8 CASA
Dokumen ini merupakan Advisory Circular yang diterbitkan CASA tahun 2008 yang
membahas desain interior pesawat yang mendukung proses pencarian ketika pesawat
mengalami kecelakaaan. Dokumen ini tidak secara langsung membahas mengenai jaket
pelampung, tetapi lebih ke pembahasan desain kotak penyimpanan jaket pelampung.
Contoh dokumen ini terdapat di lampiran di bagian belakang dari laporan ini. Gambar 5
berikut merupakan tampilan dari dokumen tersebut.
Gambar 5. Tampilan dokumen AC 25.759-8
5. Technical Standard Order (TSO) dan Regulasi Untuk Jaket Pelampung
5.1. Technical Standard Order
Untuk lebih memahami proses pengajuan TSO untuk jaket pelampung, dilakukan studi
terhadap TSO yang telah diterbitkan terkait jaket pelampung. TSO untuk jaket pelampung
adalah TSO C13f mengenai Life Preserver. TSO ini berisi penjelasan mengenai produk Life
Preserver, standard kualitas yang harus dipenuhi untuk dapat dioperasikan di pesawat
terbang. TSO ini juga berisi daftar pengujian yang harus dilakukan agar jaket pelampung
dikatakan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Federal Aviation Authority (FAA).
5.2. Regulasi Terkait
Selain TSO terdapat beberapa regulasi yang mengatur standar kualitas dan pengoperasian
jaket pelampung pada pesawat terbang. Berikut ini adalah beberapa regulasi tersebut:
- Federal Aviation Administration Standard for Life Perserver
Dokumen ini berisi standar kekuatan dan kualitas yang harus dipenuhi oleh jaket
pelampung pesawat terbang.
- FAR Part 25.853 mengenai Compartment Interior
Dokumen ini membahas mengenai kelaikan dan standar interior dari pesawat
terbang tipe transport. Bagian yang berkaitan dengan jaket pelampung adalah
bagian yang membahas standar ketahanan api interior, yang juga digunakan
sebagai standar ketahanan api dari jaket pelampung pesawat terbang.
- CASR 91.855 , 91.860, 91.865 dan 91.870
Dokumen ini membahas standar pengoperasian dan letak penyimpanan jaket
pelampung pada pesawat terbang.
- Civil Aviation Order (CAO) 103-13
Dokumen ini berisi kewajiban untuk seluruh pengoperasian pesawat terbang
untuk memiliki jaket pelampung.
6. Daftar Pengujian Yang Ditetapkan Oleh Regulasi
Pada TSO c13f di bagian lampiran Federal Aviation Administration Standard for Life Perserver
telah disebutkan daftar pengujian yang harus dilakukan pada life jacket sebelum ditetapkan
sebagai produk yang memenuhi standard dan regulasi. Berikut ini adalah daftar pengujian
yang harus dilakukan:
a. Material Test
Material Test memiliki tujuan untuk memastikan material yang digunakan pada
jaket pelampung dapat memenuhi fungsi dan standar kualitas yang ditetapkan
oleh regulasi. Material Test terdiri atas beberapa tes yang sebagian besar
merupakan standar tes untuk bahan tekstil. Berikut ini adalah beberapa tes yang
termasuk dalam lingkup material test:
- Accelerated Age
Pengujian untuk memastikan ketahanan atau umur dari jaket
pelampung. Pengujian dilakukan dengan menempatkan sample pada
kondisi temperature 158 derajat Fahrenheit selama tidak kurang dari
168 jam. Kemudian sampel tersebut didinginkan menuju suhu 70
derajat Fahrenheit dalam waktu tidak kurang dari 16 jam dan tidak
lebih dari 96 jam, sebelum kemudian sifat fisik dari sample tersebut
diperiksa.
- Tensile Strength/ Grab Test
Grab Test merupakan pengujian untuk memastikan kekuatan tarik dari
bahan tekstil. Gambar 6 menunjukkan alat yang biasa digunakan pada
Grab Test.
Gambar 6. Alat Grab Test
(Ref: http://www.instron.us/wa/solutions)
- Tear Strength - Trapezoid Test
Trapezoid Test merupakan pengujian untuk memastikan kekuatan
sobek dari material tekstil. Gambar 7 berikut merupakan contoh
pengujian Trapezoid Test
Gambar 7 . Trapezoid Test
(Ref: http://www.trl.com/services/materialstesting)
a. Tear Strength Tongue Test (Alternatif pengganti Trapezoid test)
Tongue Test sama seperti trapezoid test, yaitu berfungsi memastikan
kekuatan sobek dari material tekstil. Gambar 8 menunjukkan alat yang
biasa digunakan pada Tongue Test.
Gambar 8. Electromechanical Universal Test Machine
(Ref: http://www.testresources.net/)
- Ply Adhesion
Ply Adhesion Test bertujuan menguji Bond Strength dari material
tekstil. Gambar 9 berikut menunjukkan contoh metode Ply Adhesion
Test.
Gambar 9. Ply Adhesion Test
(Ref: http://info.admet.com/)
- Coat Adhesion
Coat Adhesion Test bertujuan menguji Bond Strength dari pelapis
(coating/cat) pada komponen jaket pelampung. Gambar 10 berikut
merupakan contoh alat untuk menguji Coat Adhesion.
Gambar 10. Portable Pull-Off Adhesion Tester
(Ref: http://www.defelsko.com/technotes/)
- Permeability
Permeability test bertujuan menguji kemampuan tembus dari material
tekstil terhadap air atau udara. Gambar 11 berikut menunjukkan
contoh alat pengujian permeability.
Gambar 11. Air Permeability Tester
(Ref: http://www.worldoftest.com/frazierairpermeability.htm)
- Seam Shear Strength
Seam Shear Strength Test bertujuan menguji kekuatan terhadap
tegangan geser dari sambungan material yang digunakan pada jaket
pelampung. Gambar 12 berikut ini adalah contoh pengujian Sheam
Shear Strength pada bahan tekstil.
Gambar 12 Contoh Alat Pengujian Seam Shear Strength
(ref: http://www.testresources.net/)
- Seam Peel Strength
Seam Peel Strength bertujuan menguji kekuatan tarik kupas pada
sambungan. Alat pengujian yang digunakan sama dengan Sheam
Strength Test, hanya arah tariknya saja yang berbeda. Ilustrasi Seam
Peel Test ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 13. Ilustrasi Seam Peel Test
(Ref: http://www.backpackinglight.com)
- Flammability
Flammability Test bertujuan menguji ketahanan atau keterbakaran
material terhadap api. Pada jaket pelampung pesawat, standar
flammability mengacu pada FAR Part 25.835 mengenai Compartment
Interior pesawat tipe transport.
b. Leakage Test
Leakage test merupakan uji kebocoran udara pada ruang udara jaket
pelampung. Jaket pelampung dikembangkan dengan tekanan 2 psig kemudian
digantung di rak selama 12 jam. Jaket pelampung tersebut tidak boleh
kehilangan tekanan lebih dari 0.5 psig per ruang udara.
c. Overpressure Test
Melalui Overpressure test jaket pelampung diuji dengan diberi tekanan 10 psig
selama 5 menit dan tidak boleh mengalami kegagalan atau kerusakan.
d. Submersion Test
Submersion Test menguji jaket pelampung dengan menenggelamkannya pada
air dengan suhu 72 derajat Fahrenheit dan 24 inchi di bawah air. Kemudian
bouyancy atau kemampuan mengapungnya diukur dan harus memenuhi batas
yang ditetapkan regulasi.
e. Salt Spray Test
Salt Spray Test menguji bagian jaket pelampung yang terbuat dari metal pada
cairan garam yang teratomisasi selama periode tidak kurang dari 100 jam pada
suhu 95 derajat Fahrenheit.
f. Inflator Test
Inflator Test bertujuan menguji kualitas sistem inflator atau pengembang ruang
udara dari jaket pelampung. Pengujian meliputi uji Operating Force, atau besar
gaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan inflator, uji kekuatan tali penarik
inflator, uji ketahanan terhadap inflator terhadap tekanan hidrostatik dan uji
kualitas valve mekanik inflator.
g. Jump Test
Jump Test atau uji lompat bertujuan menguji pengoperasian jaket pelampung
pada kasus pemakai melompat ke dalam air. Pemakai yang diwakili oleh boneka
yang sudah memakai jaket pelampung yang sudah dikembangkan pengapungnya
disimulasikan melompat ke air. Jaket pelampung tidak boleh rusak setelah
melompat ke air dan pemakai tidak boleh mengalami luka.
h. Fire Protection Test
Fire Protection Test berfungsi menguji ketahanan jaket pelampung terhadap api.
Jaket pelampung harus memenuhi standar ketahanan api yang dibahas pada
FAR Part 25. 853
i. Donning Test
Donning Test adalah tes untuk menguji kemudahan pemakaian jaket pelampung.
Pengujian dilakukan dengan simulasi pemakaian jaket pelampung pada area
kursi pesawat. Tes bertujuan mengukur lama waktu yang dibutuhkan dari sejak
penumpang membuka tempat penyimpanan jaket pelampung hingga
penumpang selesai memakai jaket pelampung dengan benar.
7. Daftar Lembaga Pengujian di Indonesia
Untuk melengkapi pemahaman tentang proses sertifikasi TSO jaket pelampung buatan lokal,
perlu diketahui beberapa lembaga dan institusi di Indonesia yang memungkinkan untuk
memfasilitasi pengujian jaket pelampung sesuai dengan daftar pengujian yang telah dibahas
pada bab sebelumnya. Berikut ini adalah daftar lembaga tersebut:
a. Balai Besar Tekstil Kementrian Perindustrian
Lembaga ini terletak di Jalan Ahmad Yani Bandung dan bergerak khusus
dalam pengujian bahan tekstil di Indonesia. Daftar pengujian jaket
pelampung yang mungkin dapat dilakukan di lembaga ini:
- Grab Test
- Trapezoid Test
- Tongue Test
- Seam Peel Strength
- Seam Shear Strength
- Permeability
b. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Lembaga ini merupakan pusat pengembangan dan pengujian teknologi di
Indonesia dan memiliki berbagai macam laboraturium dan alat pengujian.
Daftar pengujian jaket pelampung yang mungkin dilakukan di lembaga ini:
- Ply Adhesion
- Coat Adhesion
- Flammability
- Leakage Test
- Overpressure Test
- Submersion Test
- Inflator Test
- Jump Test
- Fire Protection Test
c. Laboratorium Teknik Kimia ITB
Laboratorium milik Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung ini terletak di
Jalan Ganesa Bandung. Laboratorium ini memiliki berbagai instrumen
pengujian kimia yang dapat digunakan untuk berbagai pengujian material
secara kimiawi. Daftar pengujian jaket pelampung yang mungkin dilakukan
di lembaga ini:
- Accelerated Age Test
- Salt Spray Test
d. Hanggar PT. Dirgantara Indonesia
Lembaga ini merupakan perusahaan manufaktur pesawat udara milik
Indonesia yang terletak di jalan Pajajaran Bandung. PTDI memiliki banyak
pesawat yang dapat digunakan sebagai berbagai uji simulasi. Pengujian jaket
pelampung yang dapat dilakukan di lembaga ini adalah Donning Test.
8. Jadwal / Timeline Sertifikasi
Untuk memastikan proses sertifikasi berjalan lancar sebagaimana mestinya, perlu dilakukan
penjadwalan daftar hal yang harus dilakukan selama proses sertifikasi. Pada laporan ini
sertifikasi ditargetkan selesai dalam waktu 11 bulan. Proses sertifikasi dimulai dengan
pendaftaran jaket pelampung ke DKUPPU, yang dialokasikan selama 2 bulan, termasuk
dengan menunggu konfirmasi tanggal pengujian dimulai. Lama pengujian untuk keseluruhan
rangkaian pengujian adalah 6 bulan. Kemudian dilanjutkan pembuatan laporan pengujian
dan menyerahkan ke DKUPPU untuk diperiksa. TSO ditargetkan telah berhasil didapat pada
bulan ke-11.
Gambar 14. Timeline Proses Sertifikasi TSO Jaket Pelampung
9. Diskusi
Ketika seminar mengenai laporan ini diadakan, terdapat beberapa pertanyaaan yang dapat
dijadikan topik diskusi yang mendukung penyempurnaan dari laporan ini. Berikut ini daftar
pertanyaan dan jawaban dari diskusi tersebut:
a. Apakah jaket pelampung hanya dibawa oleh pesawat di perairan luas?
Jaket pelampung diwajibkan untuk dibawa pada pesawat terbang pada penerbangan
yang melalui perairan luas maupun daratan, jika jarak dari keberangkatan dan tujuan
lebih dari 50 mil. Pemakaian jaket pada penerbangan di atas daratan tetap dianjurkan
karena masih terdapat kemungkinan harus melakukan diversi atau pendaratan darurat
di atas air karena tidak terdapatnya bandara.
b. Apakah prosedur pemakaian jaket pelampung yang dijelaskan di pesawat berlaku
untuk di setiap kasus darurat?
Tidak. Prosedur yang dijelaskan oleh kru kabin sebelum penerbangan adalah untuk
kasus normal emergency landing. Pada kasus khusus kadang penumpang tidak boleh
menjalankan prosedur tersebut dan harus melakukan improvisasi dalam
menyelamatkan diri.
c. Berapakah umur atau interval inspeksi jaket pelampung pesawat terbang?
Umur atau interval inspeksi yang ditetapkan oleh pabrik biasanya 5-10 tahun. Tetapi
maskapai umumnya melakukan inspeksi atau penggantian jaket pelampung yang
dipakai pada pesawat terbang setiap 1 tahun sekali.
d. Mengapa lampu dan peluit pada jaket pelampung pesawat terbang tidak dibahas pada
laporan ini atau TSO yang dilampirkan?
Lampu dan peluit tidak termasuk dalam pokok bahasan dari laporan ini karena
termasuk pada kategori komponen pendukung dan memiliki jenis TSO yang berbeda.
Pada laporan ini yang dibahas adalah komponen-komponen utama dari jaket
pelampung, yaitu jaket dan inflator-nya. Bagaimanapun, untuk dapat dipraktekkan
langsung pada industri terkait, laporan ini masih harus dilengkapi penjelasan mengenai
proses sertifikasi dari lampu dan peluit dari jaket pelampung itu sendiri. Untuk dapat
dijual, produk jaket pelampung itu sendiri harus termasuk dengan peluit dan
lampunya.
10. Kesimpulan dan Saran
Dari keseluruhan proses studi yang dilakukan untuk menyusun laporan ini dapat
disumpulkan bahwa jaket pelampung pesawat terbang mungkin diproduksi secara lokal di
Indonesia. Daftar pengujian yang disebutkan pada regulasi terbilang tidak terlalu rumit,
sehingga mungkin dilakukan di lembaga-lembaga pengujian di Indonesia. Adanya
perusahaan yang telah memproduksi alat yang terkait atau mirip dengan jaket pelampung
juga memastikan bahwa Indonesia memiliki kapabilitas untuk memproduksi jaket
pelampungnya sendiri. Diharapkan melalui laporan ini dapat digunakan sebagai referensi
oleh perusahaan atau lembaga yang berencana melakukan sertifikasi TSO untuk produk
jaket pelampung pesawat maupun komponen pesawat terbang yang lain.
Untuk pengembangan ke depan dari laporan ini perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai
jaket pelampung pesawat terbang. Pada laporan ini pembahasan dibatasi pada jaket
pelampung dan inflator-nya saja, sedangkan pada aplikasi di pesawat terbang sesungguhnya,
terdapat komponen pendukung jaket pelampung, seperti peluit dan dan lampu indikator.
Perlu dilakukan studi pada TSO dari komponen-komponen tersebut, sehingga di waktu
mendatang, perancangan dan manufaktur dari keseluruhan sistem jaket pelampung pesawat
terbang di Indonesia dapat terwujud dengan baik.
11. Daftar Referensi
[1] www.wikipedia.com
[2] http://www.faa.gov
[3] http://www.casa.gov.au
[4] http://www.instron.us/wa/solutions
[5] http://www.trl.com/services/materialstesting
[6] http://www.testresources.net/
[7] http://info.admet.com/
[8] http://www.defelsko.com/technotes/
[9] http://www.worldoftest.com/frazierairpermeability.htm
[10] http://www.testresources.net/
[11] http://www.backpackinglight.com
LAMPIRAN
KONTAK PENULIS
Hendi Aji Pratama : [email protected]
James Siregar : [email protected]
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Intitut Teknologi Bandung