Proses Sertifikasi Jaket Pelampung Pesawat Terbang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proses Sertifikasi Jaket Pelampung (Life Jacket) Pesawat Terbang dan cara mendapatkan Technical Standard Order (TSO) berdasarkan regulasi dan standard yang telah ditentukan oleh Federal Aviation AuthoritiesLampiran:https://www.dropbox.com/s/vhcm1tvoysqlgog/Lampiran.rar?dl=0

Citation preview

  • TUGAS BESAR SERTIFIKASI DAN KELAIKAN UDARA

    SERTIFIKASI JAKET PELAMPUNG PESAWAT TERBANG

    Oleh:

    Hendi Aji Pratama / 23613300

    James Siregar / 23614005

    AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA

    FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2014

  • 1. Latar Belakang

    Pada setiap penerbangan komersial pasti terdapat pemeragaan cara penggunaan

    dan kapan harus menggunakan jaket pelampung yang diperagakan oleh awak kabin. Hal ini

    menunjukkan betapa pentingnya keberadaan benda ini terhadap keselamatan suatu operasi

    penerbangan. Memang part ini tidak mengubah atau mempengaruhi secara langsung

    performa pesawat akan tetapi benda ini sangat penting keberadaannya ketika pesawat

    melakukan pendaratan darurat, terutama ketika pendaratan darurat dilakukan di daerah

    perairan seperti laut atau sungai.

    Karena jaket pelampung merupakan alat yang penting, tentu regulasi yang mengatur

    perancangan dan produksi jaket pelampung akan ketat. Persyaratan dan regulasi yang ketat

    tersebut dan ketidaktahuan dari produsen pembuat life vest di Indonesia menyebabkan

    sampai saat ini belum ada perusahaan di Indonesia yang sudah memproduksi life vest yang

    telah memiliki Technical Standard Order (TSO). Oleh karena itu melalui laporan ini akan

    dipelajari bagaimana proses untuk memperoleh TSO untuk produksi jaket pelampung, yang

    mungkin suatu saat dapat membantu perusahaan di Indonesia untuk memproduksi jaket

    pelampung yang telah memiliki TSO atau bahkan dapat digunakan sebagai OEM untuk

    pesawat komersial baik untuk penerbangan local maupun internasional.

    2. Deskripsi Produk.

    Jaket pelampung atau biasa disebut Life Vest / Life Preserver merupakan salah satu tipe dari

    Personal Floating Device (PFD) atau alat apung perorangan yang dirancang untuk membantu

    pemakai dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, untuk tetap terapung di dalam air. Life

    Vest merupakan tipe PFD yang dikhususkan untuk penumpang alat transportasi udara dan

    laut. Life Vest terdiri dari kain atau kanvas atau plastik yang memiliki satu atau dua ruang

    udara yang dapat dikembangkan secara otomatis dengan menarik tali pengembang maupun

    ditiup secara manual. Mengacu pada keterangan dari pabrik, biasanya jaket pelampung

    pesawat terbang memiliki interval inspeksi atau umur pakai selama 5 tahun. Tetapi maskapai

    penerbangan umumnya melakukan inspeksi atau penggantian dari jaket pelampung pesawat

    terbang setiap 1 tahun sekali. Gambar 1 berikut ini adalah tampilan Live Vest/Jacket yang

    biasa digunakan pada pesawat udara.

  • Gambar 1. Life Jacket Pesawat Terbang

    3. Contoh Produsen Jaket Pelampung

    3.1. Produsen Luar Negeri

    Untuk mempelajari proses sertifikasi TSO jaket pelampung,ada baiknya mengetahui

    produsen jaket pelampung yang telah memiliki TSO part tersebut. Berikut adalah

    beberapa contoh produsen tersebut:

    1. Hoover Industries

    Perusahaan ini terletak di Miami, Amerika Serikat dan khusus bergerak di bidang

    penjualan dan perawatan interior pesawat terbang dan survival kits/tools.

    Perusahaan ini telah memegang TSO c13 untuk produk jaket pelampung.

    2. Eastern Aero Marines

    Seperti Hoover Industries, Eastern Aero Marine (EAM) juga terletak di Miami,

    Amerika Serikat. EAM merupakan perusahaan spesialis survival tools, seperti live

    vest, life raft, makanan darurat, P3K dsb. EAM juga telah memegang TSO c13f

    untuk produksi jaket pelampung.

    3.2. Prospek Produsen Dalam Negeri

    Untuk mempelajari kemungkinan jaket pelampung pesawat dapat diproduksi secara

    lokal di Indonesia, perlu diketahui perusahaan yang memiliki prospek dan kapabilitas

    untuk memproduksi jaket pelampung. Dengan pencarian melalui internet,

    didapatkan satu perusahaaan yang terbilang kemungkinan besar dapat

    memproduksi jaket pelampung untuk pesawat terbang, yaitu :

  • CV Terpal Cahaya Mas Abadi

    Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Pluit Selatan, Jakarta Utara dan telah

    berdiri sejak tahun 1975. CV Terpal Cahaya Mas Abadi bergerak di bidang

    produksi barang barang yang terbuat dari kanvas dan plastik seperti :

    - Aneka jenis Tenda

    - Terpal untuk cover mesin

    - Penutup bak mobil

    - Cover speed boat

    - Cover sepeda

    - Tas motor

    - Jas hujan

    - Kantong jenazah

    - Tas plastic

    - Aneka macam tali tambang untuk perindustrian, perkapalan, pertanian,

    perikanan, dll.

    Perusahaan ini juga memproduksi jaket pelampung, tetapi bukan jaket

    pelampung terstandarisadi dan dapat digunakan pada pesawat terbang.

    Jaket pelampung yang dibuat di perusahaan ini merupakan jaket pelampung

    berisi foam bukan udara dan tidak bisa dikempiskan dan dilipat. Gambar 2

    berikut adalah tampilan jaket pelampung yang diproduksi CV Terpal Cahaya

    Mas Abadi.

    Gambar 2. Jaket Pelampung Buatan CV Terpal Cahaya Mas Abadi

  • 4. Contoh Airworthiness Directive (AD), Service Bulletin(SB) dan Advisory Circular (AC).

    Agar dapat merancang produk jaket pelampung yang berkualitas, perlu dipelajari kesalahan

    kesalahan produksi jaket pelampung melalui studi AD, SB, dan AC yang berkaitan dengan

    penggunaan jaket pelampung. Berikut merupakan contoh dokumen dokumen tersebut:

    1. AD/EMY/35 - CASA

    Dokumen ini merupakan Airworthiness Directives yang diterbitkan Civil Aviation Safety

    Authority (CASA) pada tahun 2008. AD ini membahas retsleting dari jaket pelampung

    buatan perusahaan FOLA Airsafe dan memerintahkan untuk melakukan inspeksi bagian

    tersebut dalam kurun waktu 90 hari sejak AD tersebut diterbitkan. Contoh dokumen

    tersebut terdapat di Lampiran di bagian belakang dari laporan ini. Gambar 3 berikut

    merupakan contoh tampilan bagian atas dari dokumen tersebut.

    Gambar 3. Tampilan dokumen AD/EMY/35

    2. TSB-14-004 Tulmar

    Dokumen ini merupakan Technical Service Bulletin yang diterbitkan oleh perusahaan

    bernama Tulmar tahun 2010. Dokumen ini berisi pemberitahuan untuk melakukan

    inspeksi terhadap sistem inflator dari produk jaket pelampung Hammer Head yang

    berpotensi kehilangan tekanan sehingga tidak dapat mengembang dengan baik

    sebagaimana mestinya. Contoh dokumen tersebut terdapat di Lampiran di bagian

    belakang dari laporan ini. Gambar 4 Berikut merupakan tampilan dari dokumen

    tersebut.

  • Gambar 4. Tampilan dokumen TSB-14-004

    3. AC 25.759-8 CASA

    Dokumen ini merupakan Advisory Circular yang diterbitkan CASA tahun 2008 yang

    membahas desain interior pesawat yang mendukung proses pencarian ketika pesawat

    mengalami kecelakaaan. Dokumen ini tidak secara langsung membahas mengenai jaket

    pelampung, tetapi lebih ke pembahasan desain kotak penyimpanan jaket pelampung.

    Contoh dokumen ini terdapat di lampiran di bagian belakang dari laporan ini. Gambar 5

    berikut merupakan tampilan dari dokumen tersebut.

    Gambar 5. Tampilan dokumen AC 25.759-8

  • 5. Technical Standard Order (TSO) dan Regulasi Untuk Jaket Pelampung

    5.1. Technical Standard Order

    Untuk lebih memahami proses pengajuan TSO untuk jaket pelampung, dilakukan studi

    terhadap TSO yang telah diterbitkan terkait jaket pelampung. TSO untuk jaket pelampung

    adalah TSO C13f mengenai Life Preserver. TSO ini berisi penjelasan mengenai produk Life

    Preserver, standard kualitas yang harus dipenuhi untuk dapat dioperasikan di pesawat

    terbang. TSO ini juga berisi daftar pengujian yang harus dilakukan agar jaket pelampung

    dikatakan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Federal Aviation Authority (FAA).

    5.2. Regulasi Terkait

    Selain TSO terdapat beberapa regulasi yang mengatur standar kualitas dan pengoperasian

    jaket pelampung pada pesawat terbang. Berikut ini adalah beberapa regulasi tersebut:

    - Federal Aviation Administration Standard for Life Perserver

    Dokumen ini berisi standar kekuatan dan kualitas yang harus dipenuhi oleh jaket

    pelampung pesawat terbang.

    - FAR Part 25.853 mengenai Compartment Interior

    Dokumen ini membahas mengenai kelaikan dan standar interior dari pesawat

    terbang tipe transport. Bagian yang berkaitan dengan jaket pelampung adalah

    bagian yang membahas standar ketahanan api interior, yang juga digunakan

    sebagai standar ketahanan api dari jaket pelampung pesawat terbang.

    - CASR 91.855 , 91.860, 91.865 dan 91.870

    Dokumen ini membahas standar pengoperasian dan letak penyimpanan jaket

    pelampung pada pesawat terbang.

    - Civil Aviation Order (CAO) 103-13

    Dokumen ini berisi kewajiban untuk seluruh pengoperasian pesawat terbang

    untuk memiliki jaket pelampung.

    6. Daftar Pengujian Yang Ditetapkan Oleh Regulasi

    Pada TSO c13f di bagian lampiran Federal Aviation Administration Standard for Life Perserver

    telah disebutkan daftar pengujian yang harus dilakukan pada life jacket sebelum ditetapkan

    sebagai produk yang memenuhi standard dan regulasi. Berikut ini adalah daftar pengujian

    yang harus dilakukan:

  • a. Material Test

    Material Test memiliki tujuan untuk memastikan material yang digunakan pada

    jaket pelampung dapat memenuhi fungsi dan standar kualitas yang ditetapkan

    oleh regulasi. Material Test terdiri atas beberapa tes yang sebagian besar

    merupakan standar tes untuk bahan tekstil. Berikut ini adalah beberapa tes yang

    termasuk dalam lingkup material test:

    - Accelerated Age

    Pengujian untuk memastikan ketahanan atau umur dari jaket

    pelampung. Pengujian dilakukan dengan menempatkan sample pada

    kondisi temperature 158 derajat Fahrenheit selama tidak kurang dari

    168 jam. Kemudian sampel tersebut didinginkan menuju suhu 70

    derajat Fahrenheit dalam waktu tidak kurang dari 16 jam dan tidak

    lebih dari 96 jam, sebelum kemudian sifat fisik dari sample tersebut

    diperiksa.

    - Tensile Strength/ Grab Test

    Grab Test merupakan pengujian untuk memastikan kekuatan tarik dari

    bahan tekstil. Gambar 6 menunjukkan alat yang biasa digunakan pada

    Grab Test.

    Gambar 6. Alat Grab Test

    (Ref: http://www.instron.us/wa/solutions)

  • - Tear Strength - Trapezoid Test

    Trapezoid Test merupakan pengujian untuk memastikan kekuatan

    sobek dari material tekstil. Gambar 7 berikut merupakan contoh

    pengujian Trapezoid Test

    Gambar 7 . Trapezoid Test

    (Ref: http://www.trl.com/services/materialstesting)

    a. Tear Strength Tongue Test (Alternatif pengganti Trapezoid test)

    Tongue Test sama seperti trapezoid test, yaitu berfungsi memastikan

    kekuatan sobek dari material tekstil. Gambar 8 menunjukkan alat yang

    biasa digunakan pada Tongue Test.

    Gambar 8. Electromechanical Universal Test Machine

    (Ref: http://www.testresources.net/)

  • - Ply Adhesion

    Ply Adhesion Test bertujuan menguji Bond Strength dari material

    tekstil. Gambar 9 berikut menunjukkan contoh metode Ply Adhesion

    Test.

    Gambar 9. Ply Adhesion Test

    (Ref: http://info.admet.com/)

    - Coat Adhesion

    Coat Adhesion Test bertujuan menguji Bond Strength dari pelapis

    (coating/cat) pada komponen jaket pelampung. Gambar 10 berikut

    merupakan contoh alat untuk menguji Coat Adhesion.

    Gambar 10. Portable Pull-Off Adhesion Tester

    (Ref: http://www.defelsko.com/technotes/)

  • - Permeability

    Permeability test bertujuan menguji kemampuan tembus dari material

    tekstil terhadap air atau udara. Gambar 11 berikut menunjukkan

    contoh alat pengujian permeability.

    Gambar 11. Air Permeability Tester

    (Ref: http://www.worldoftest.com/frazierairpermeability.htm)

    - Seam Shear Strength

    Seam Shear Strength Test bertujuan menguji kekuatan terhadap

    tegangan geser dari sambungan material yang digunakan pada jaket

    pelampung. Gambar 12 berikut ini adalah contoh pengujian Sheam

    Shear Strength pada bahan tekstil.

    Gambar 12 Contoh Alat Pengujian Seam Shear Strength

    (ref: http://www.testresources.net/)

  • - Seam Peel Strength

    Seam Peel Strength bertujuan menguji kekuatan tarik kupas pada

    sambungan. Alat pengujian yang digunakan sama dengan Sheam

    Strength Test, hanya arah tariknya saja yang berbeda. Ilustrasi Seam

    Peel Test ditunjukkan pada Gambar 13.

    Gambar 13. Ilustrasi Seam Peel Test

    (Ref: http://www.backpackinglight.com)

    - Flammability

    Flammability Test bertujuan menguji ketahanan atau keterbakaran

    material terhadap api. Pada jaket pelampung pesawat, standar

    flammability mengacu pada FAR Part 25.835 mengenai Compartment

    Interior pesawat tipe transport.

    b. Leakage Test

    Leakage test merupakan uji kebocoran udara pada ruang udara jaket

    pelampung. Jaket pelampung dikembangkan dengan tekanan 2 psig kemudian

    digantung di rak selama 12 jam. Jaket pelampung tersebut tidak boleh

    kehilangan tekanan lebih dari 0.5 psig per ruang udara.

    c. Overpressure Test

    Melalui Overpressure test jaket pelampung diuji dengan diberi tekanan 10 psig

    selama 5 menit dan tidak boleh mengalami kegagalan atau kerusakan.

    d. Submersion Test

    Submersion Test menguji jaket pelampung dengan menenggelamkannya pada

    air dengan suhu 72 derajat Fahrenheit dan 24 inchi di bawah air. Kemudian

  • bouyancy atau kemampuan mengapungnya diukur dan harus memenuhi batas

    yang ditetapkan regulasi.

    e. Salt Spray Test

    Salt Spray Test menguji bagian jaket pelampung yang terbuat dari metal pada

    cairan garam yang teratomisasi selama periode tidak kurang dari 100 jam pada

    suhu 95 derajat Fahrenheit.

    f. Inflator Test

    Inflator Test bertujuan menguji kualitas sistem inflator atau pengembang ruang

    udara dari jaket pelampung. Pengujian meliputi uji Operating Force, atau besar

    gaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan inflator, uji kekuatan tali penarik

    inflator, uji ketahanan terhadap inflator terhadap tekanan hidrostatik dan uji

    kualitas valve mekanik inflator.

    g. Jump Test

    Jump Test atau uji lompat bertujuan menguji pengoperasian jaket pelampung

    pada kasus pemakai melompat ke dalam air. Pemakai yang diwakili oleh boneka

    yang sudah memakai jaket pelampung yang sudah dikembangkan pengapungnya

    disimulasikan melompat ke air. Jaket pelampung tidak boleh rusak setelah

    melompat ke air dan pemakai tidak boleh mengalami luka.

    h. Fire Protection Test

    Fire Protection Test berfungsi menguji ketahanan jaket pelampung terhadap api.

    Jaket pelampung harus memenuhi standar ketahanan api yang dibahas pada

    FAR Part 25. 853

    i. Donning Test

    Donning Test adalah tes untuk menguji kemudahan pemakaian jaket pelampung.

    Pengujian dilakukan dengan simulasi pemakaian jaket pelampung pada area

    kursi pesawat. Tes bertujuan mengukur lama waktu yang dibutuhkan dari sejak

    penumpang membuka tempat penyimpanan jaket pelampung hingga

    penumpang selesai memakai jaket pelampung dengan benar.

    7. Daftar Lembaga Pengujian di Indonesia

    Untuk melengkapi pemahaman tentang proses sertifikasi TSO jaket pelampung buatan lokal,

    perlu diketahui beberapa lembaga dan institusi di Indonesia yang memungkinkan untuk

    memfasilitasi pengujian jaket pelampung sesuai dengan daftar pengujian yang telah dibahas

    pada bab sebelumnya. Berikut ini adalah daftar lembaga tersebut:

  • a. Balai Besar Tekstil Kementrian Perindustrian

    Lembaga ini terletak di Jalan Ahmad Yani Bandung dan bergerak khusus

    dalam pengujian bahan tekstil di Indonesia. Daftar pengujian jaket

    pelampung yang mungkin dapat dilakukan di lembaga ini:

    - Grab Test

    - Trapezoid Test

    - Tongue Test

    - Seam Peel Strength

    - Seam Shear Strength

    - Permeability

    b. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

    Lembaga ini merupakan pusat pengembangan dan pengujian teknologi di

    Indonesia dan memiliki berbagai macam laboraturium dan alat pengujian.

    Daftar pengujian jaket pelampung yang mungkin dilakukan di lembaga ini:

    - Ply Adhesion

    - Coat Adhesion

    - Flammability

    - Leakage Test

    - Overpressure Test

    - Submersion Test

    - Inflator Test

    - Jump Test

    - Fire Protection Test

    c. Laboratorium Teknik Kimia ITB

    Laboratorium milik Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung ini terletak di

    Jalan Ganesa Bandung. Laboratorium ini memiliki berbagai instrumen

    pengujian kimia yang dapat digunakan untuk berbagai pengujian material

    secara kimiawi. Daftar pengujian jaket pelampung yang mungkin dilakukan

    di lembaga ini:

    - Accelerated Age Test

    - Salt Spray Test

    d. Hanggar PT. Dirgantara Indonesia

    Lembaga ini merupakan perusahaan manufaktur pesawat udara milik

    Indonesia yang terletak di jalan Pajajaran Bandung. PTDI memiliki banyak

  • pesawat yang dapat digunakan sebagai berbagai uji simulasi. Pengujian jaket

    pelampung yang dapat dilakukan di lembaga ini adalah Donning Test.

    8. Jadwal / Timeline Sertifikasi

    Untuk memastikan proses sertifikasi berjalan lancar sebagaimana mestinya, perlu dilakukan

    penjadwalan daftar hal yang harus dilakukan selama proses sertifikasi. Pada laporan ini

    sertifikasi ditargetkan selesai dalam waktu 11 bulan. Proses sertifikasi dimulai dengan

    pendaftaran jaket pelampung ke DKUPPU, yang dialokasikan selama 2 bulan, termasuk

    dengan menunggu konfirmasi tanggal pengujian dimulai. Lama pengujian untuk keseluruhan

    rangkaian pengujian adalah 6 bulan. Kemudian dilanjutkan pembuatan laporan pengujian

    dan menyerahkan ke DKUPPU untuk diperiksa. TSO ditargetkan telah berhasil didapat pada

    bulan ke-11.

    Gambar 14. Timeline Proses Sertifikasi TSO Jaket Pelampung

    9. Diskusi

    Ketika seminar mengenai laporan ini diadakan, terdapat beberapa pertanyaaan yang dapat

    dijadikan topik diskusi yang mendukung penyempurnaan dari laporan ini. Berikut ini daftar

    pertanyaan dan jawaban dari diskusi tersebut:

    a. Apakah jaket pelampung hanya dibawa oleh pesawat di perairan luas?

    Jaket pelampung diwajibkan untuk dibawa pada pesawat terbang pada penerbangan

    yang melalui perairan luas maupun daratan, jika jarak dari keberangkatan dan tujuan

    lebih dari 50 mil. Pemakaian jaket pada penerbangan di atas daratan tetap dianjurkan

    karena masih terdapat kemungkinan harus melakukan diversi atau pendaratan darurat

    di atas air karena tidak terdapatnya bandara.

    b. Apakah prosedur pemakaian jaket pelampung yang dijelaskan di pesawat berlaku

    untuk di setiap kasus darurat?

    Tidak. Prosedur yang dijelaskan oleh kru kabin sebelum penerbangan adalah untuk

    kasus normal emergency landing. Pada kasus khusus kadang penumpang tidak boleh

  • menjalankan prosedur tersebut dan harus melakukan improvisasi dalam

    menyelamatkan diri.

    c. Berapakah umur atau interval inspeksi jaket pelampung pesawat terbang?

    Umur atau interval inspeksi yang ditetapkan oleh pabrik biasanya 5-10 tahun. Tetapi

    maskapai umumnya melakukan inspeksi atau penggantian jaket pelampung yang

    dipakai pada pesawat terbang setiap 1 tahun sekali.

    d. Mengapa lampu dan peluit pada jaket pelampung pesawat terbang tidak dibahas pada

    laporan ini atau TSO yang dilampirkan?

    Lampu dan peluit tidak termasuk dalam pokok bahasan dari laporan ini karena

    termasuk pada kategori komponen pendukung dan memiliki jenis TSO yang berbeda.

    Pada laporan ini yang dibahas adalah komponen-komponen utama dari jaket

    pelampung, yaitu jaket dan inflator-nya. Bagaimanapun, untuk dapat dipraktekkan

    langsung pada industri terkait, laporan ini masih harus dilengkapi penjelasan mengenai

    proses sertifikasi dari lampu dan peluit dari jaket pelampung itu sendiri. Untuk dapat

    dijual, produk jaket pelampung itu sendiri harus termasuk dengan peluit dan

    lampunya.

    10. Kesimpulan dan Saran

    Dari keseluruhan proses studi yang dilakukan untuk menyusun laporan ini dapat

    disumpulkan bahwa jaket pelampung pesawat terbang mungkin diproduksi secara lokal di

    Indonesia. Daftar pengujian yang disebutkan pada regulasi terbilang tidak terlalu rumit,

    sehingga mungkin dilakukan di lembaga-lembaga pengujian di Indonesia. Adanya

    perusahaan yang telah memproduksi alat yang terkait atau mirip dengan jaket pelampung

    juga memastikan bahwa Indonesia memiliki kapabilitas untuk memproduksi jaket

    pelampungnya sendiri. Diharapkan melalui laporan ini dapat digunakan sebagai referensi

    oleh perusahaan atau lembaga yang berencana melakukan sertifikasi TSO untuk produk

    jaket pelampung pesawat maupun komponen pesawat terbang yang lain.

    Untuk pengembangan ke depan dari laporan ini perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai

    jaket pelampung pesawat terbang. Pada laporan ini pembahasan dibatasi pada jaket

    pelampung dan inflator-nya saja, sedangkan pada aplikasi di pesawat terbang sesungguhnya,

    terdapat komponen pendukung jaket pelampung, seperti peluit dan dan lampu indikator.

    Perlu dilakukan studi pada TSO dari komponen-komponen tersebut, sehingga di waktu

    mendatang, perancangan dan manufaktur dari keseluruhan sistem jaket pelampung pesawat

    terbang di Indonesia dapat terwujud dengan baik.

  • 11. Daftar Referensi

    [1] www.wikipedia.com

    [2] http://www.faa.gov

    [3] http://www.casa.gov.au

    [4] http://www.instron.us/wa/solutions

    [5] http://www.trl.com/services/materialstesting

    [6] http://www.testresources.net/

    [7] http://info.admet.com/

    [8] http://www.defelsko.com/technotes/

    [9] http://www.worldoftest.com/frazierairpermeability.htm

    [10] http://www.testresources.net/

    [11] http://www.backpackinglight.com

  • LAMPIRAN

  • KONTAK PENULIS

    Hendi Aji Pratama : [email protected]

    James Siregar : [email protected]

    Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

    Intitut Teknologi Bandung