21

PROSIDING - repository.uksw.edu...Cetakan pertama, Maret 2019 . Hak cipta dilindungi Undang-undang . Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seijin

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    PROSIDING

    SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

    Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi

    Salatiga, 26 Januari 2019

    Penerbit:

    FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

  • ii SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    EDITOR Agna Sulis Krave, Ph.D

    Desy Fajar Priyayi, M.Pd Rully Adi Nugroho, Ph.D

    Dr.V. Irene Meitiniarti, M.P Dr. Sri Kasmiyati., M.Si

    Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si Drs. Sucahyo., M.Sc

    Risya Pramana Situmorang, M.Pd Slamet Basuki Ruth Gabriella

    ISBN: 978-602-61913-2-8 Penerbit: Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Redaksi: Gedung C Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Indonesia Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 323; (0298) 321433 Website: http://biologi.uksw.edu Cetakan pertama, Maret 2019 Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit

    http://biologi.uksw.edu/

  • iii SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    KATA PENGANTAR

    Salam damai sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan

    berkat dan karuniaNya sehingga Prosiding Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi UKSW 2019 dapat terbit sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Panitia. Seluruh makalah yang terdapat di dalam prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah lolos seleksi oleh tim reviewer dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019, yang diselenggarakan Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana.

    Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta seminar yang telah mempresentasikan hasil penelitian dan memberikan informasi tentang berbagai strategi inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran biologi di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.

    Seminar Nasional Biologi Dan Pendidikan Biologi 2019 ini mengangkat tema “Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi”. Panitia menghadirkan Prof. I Gusti Putu Suryadarma, Bapak Kilala Tilaar, dan Dr. Budi Setiadi Daryono sebagai pemakalah utama yang akan menyampaikan materi tentang pembelajaran kreatif, inovasi dalam pemanfaatan sumberdaya hayati asli indonesia untuk pengembangan produk jamu, kosmetika dan nutraseutika, serta discovery dan inovasi dalam teknik rekayasa genetika pada melon. Peserta seminar nasional yang mempresentasikan hasil penelitiannya ini berasal dari Salatiga, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Surabaya, Lubuklinggau, dan Kupang. Selain itu, seminar ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa yang berasal dari universitas dan lembaga pendidikan di pulau Jawa.

    Seminar nasional ini dapat terselenggara berkat kerjasama yang baik dari seluruh panitia seminar dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara seminar nasional ini. Oleh karena itu, perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan. Kami menyadari bahwa penyelenggaraan seminar ini mungkin masih ada kekurangan baik dalam penyajian acara, pelayanan administrasi dan keterbatasan fasilitas. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

    Akhir kata, sebagai bentuk akhir dari proses pertanggungjawaban seminar, maka prosiding ini diterbitkan. Semoga prosiding ini dapat ikut berperan dalam penyebaran hasil kajian dan penelitian di bidang biologi dan pendidikan biologi dan mendukung atmosfir penelitian yang baik dan budaya riset yang kuat, berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi biologi. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini sehingga masukan dan saran sangat kami harapkan. Terimakasih.

    Salatiga, 20 April 2019 Ketua Panitia,

    Rully Adi Nugroho, Ph.D.

  • iv SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI

    Puji syukur kepada Tuhan bahwa seminar nasional Biologi dan Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi yang ke dua tahun 2019 ini telah berlangsung dengan baik. Pada Seminar Nasional tahun 2019 ini bertema INOVASI DALAM PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI. Tema ini dibuat dengan sengaja untuk memotivasi bagi pemerhati, pengamat dan pemran dalam bidang Biologi serta Pendidikan Biologi untuk lebih berinovasi dan kreatif.

    Dalam menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yang dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), diperlukan perubahan yang mendasar dalam penelitian dan pembelajaran khususnya bidang Biologi. Persaingan yang ketat akan semakin tampak, oleh sebab itu dalam mempersiapkan peserta didik dibutuhkan kreatif dan inovatif.

    Bagaimana dunia pendidikan dan pembelajaran kita beradaptasi dengan kondisi tersebut? Ajang forum ilmiah seminar nasional ini dibutuhkan sebagai ajang komunikasi bersama, dengan saling tukar ilmu dan pengalaman untuk mengembangkan bidang Biologi dan Pendidikan Biologi bersama-sama. Semoga hasil dari forum ilmiah/diskusi ini dapat memantik ide-ide baru dan mengembangkan daya cipta. Semoga prosiding ini bermanfaat bagi kalangan akademis, pemerintah dan industri untuk melihat peluang-peluang kerjasama dengan berbagai pihak. Salam Inovasi. Salatiga, 20 April 2019 Dekan Fakultas Biologi, Dra. Lusiawati Dewi M.Sc

  • v SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    DAFTAR ISI

    Halaman Cover ………………………………………………………………………………………………………………………. i Editor ………………………………………….…………………………………………………………………………...……………. ii Kata Pengantar………………………………………………..……………………………………………………………………… iii Sambutan Dekan Fakultas Biologi ……………………………………..……………………………..……………………. iv Daftar Isi ………………………………………………….……………….……………………………………………………………. v Materi Pembicara Utama 1 ………………….…………………………………..……………………………………………. 1 Materi Pembicara Utama 2 ……………………………………………………………..………..…………………………… 12 BIOLOGI ERA CAHAYA Oleh Anggara Mahardika, AB Susanto, Bibin Bintang Andriana, Hidetoshi Sato ………………………

    25

    ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI TEKSTIL KOTA CIMAHI (STUDI KASUS AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN MELONG, KECAMATAN CIMAHI SELATAN, KOTA CIMAHI) Oleh Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi ………………………………………….…………………….

    35

    DEKOLORISASI PEWARNA TOSCA MENGGUNAKAN KOAGULAN FERRO SULFAT DAN LUMPUR AKTIF DARI PABRIK TEKSIL DI SALATIGA PADA KONDISI AEROB Oleh Agustien Sri Noerwahju, V. Irene Meitiniarti, Sri Kasmiyati ……………………………………………..

    48

    EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN KARDUS TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh Suparti dan Agustina Ratnaningrum ………………………………………….……………………………………

    59

    KONSENTRASI KLOROFIL PADA BERBAGAI VARIASI SUHU PENGERINGAN DENGAN VACUUM DRYING PADA SUP KRIM DARI RUMPUT LAUT (Caulerpa sp.) Oleh Dhanang Puspita, Windu Merdekawati, Arisia Putri Sandy Mahendra…………………………….

    66

    EFEKTIVITAS MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SABUT KELAPA TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Oleh Suparti dan Utami Anggriyatno ………………………………………….…………………………………………..

    72

    PENGARUH GENOTIPE TERHADAP PEMBENTUKAN SPOROFIT DADI MASSA PROTALUS PAKIS EMAS (Cibotium barometz (L.) J. Sm.) SECARA IN VITRO Oleh Yupi Isnaini dan Titien Ngatinem Praptosuwiryo ………………………………………….…………………

    79

    ISOLASI DAN KARAKTERISASI DUA ISOLAT BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI TANAH PERTANIAN DI KABUPATEN SEMARANG, INDONESIA Oleh Chrisseptina Damayanti, V. Irene Meitiniarti, Rully Adi Nugroho …………………………………….

    86

    ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS AMILOLITIK PADA UMBI TALAS (Colocasia esculenta L.) Oleh Destik Wulandari, Desi Purwaningsih ………………………………………….……………..…………………..

    93 ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENGHASIL SELULASE DAN XILANASE DARI TAMAN NASIONAL LORE LINDU Oleh Luciasih Agustini dan Lisna Efiyanti ………………………………………….……………………………………..

    97

    BIODIVERSITAS MIKROORGANISME YANG DIISOLASI DARI PROSES PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL ‘CIU’ DI JAWA TENGAH Oleh Luciasih Agustini ………………………………………….………………………………………………………………….

    109

    INTROGRESI SEKUENS DNA PENYANDI CRISPR: Cas9:sgRNA KE DALAM GENOM PADI (Oryza sativa Linn.) DENGAN GEN TARGET OsSWEET11 Oleh Ivan Tjahja Pranata ………………………………………….………………………………………….………………….

    118

    POTENSI PENGEMBANGAN KEANEKARAGAMAN ANGGREK SPESIES GUNUNG API PURBA NGLANGGERAN, YOGYAKARTA SERTA USAHA KONSERVASINYA Oleh Amru Rizal Basri, Alim El Hakim, Fauzana Putri, Nureni Dhuha Mustika, Endang Semiarti …………….

    128

    KINERJA RUMAH KACA KONTRUKSI BAMBU PADA PENGERINGAN TEMBAKAU MOLE SUMEDANG (Nicotiana tobaccum L.) Oleh Lala Romlah ………………………………………….………………………………………….…………………………….

    136

  • vi SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    KONSERVASI EX-SITU Artocarpus spp. DI KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI SARANA EDUKASI BUAH KHAS INDONESIA Oleh Popi Aprilianti ………………………………………….………………………………………….………………………….

    145

    STRUKTUR KOMUNITAS MAKROFAUNA BENTIK DI PANTAI PRAPAT AGUNG, PANTAI KARANG SEWU GILIMANUK, DAN PANTAI CEKIK, BALI BARAT Oleh Putri Afin Nurhayati, Jordan Oktavio Marcelino, Aulia Umi Rohmatika, Moch. Affandi ………………..

    154

    PEMODELAN MATEMATIKA PENGOLAHAN LEACHATE Oleh William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmodjo ……………………………………………………

    162

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) EDUECOTOURISM BERBASIS POTENSI LOKAL Oleh Hafidhah Hasanah , I.G.P. Suryadarma ……………………………………………………………………………

    170

    PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS KEARIFAN LOKAL DATARAN TINGGI DIENG DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP Oleh Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma ……………………………………………………………………

    179

    MEMPROMOSIKAN KONSERVASI MANGROVE MELALUI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP TEMATIK, DI KABUPATEN INDRAMAYU Oleh Hendra Gunawan, Sugiarti, Diah Zuhriana, Suherna ……………………………………………………….

    187

    Lampiran Notulensi ……………………………………………………………………………………………………………….. 203

  • 179 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS KEARIFAN LOKAL DATARAN TINGGI DIENG DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK

    MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

    Laras Auliantika Hapsari1and I.G.P. Suryadarma2 1) Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta

    2) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis kearifan lokal dataran tinggi Dieng dengan model Discovery Learning materi ekosistem yang layak untuk peserta didik, (2) mengetahui efektivitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis kearifan lokal dataran tinggi Dieng dengan model Discovery Learning terhadap pemahaman konsep. Penelitian pengembangan ini mengacu langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Uji coba produk diambil berdasarkan lokasi sekolah yaitu SMA Negeri 1 Batur letak sekolah di desa dan SMA Negeri 1 Banjarnegara letak lokasi di kota. Subjek uji coba luas pada kelas eksperimen terdiri dari 60 peserta didik dan kelas kontrol terdiri dari 60 peserta didik. Instrumen pengumpulan data menggunakan, (1) lembar kelayakan LKPD, (2) lembar penilaian kelayakan silabus dan RPP, (3) angket respon peserta didik terhadap LKPD, (4) lembar soal pretest dan posttest pemahaman konsep. Hasil penilaian produk oleh ahli materi dan ahli pembelajaran menunjukkan kriteria baik. Hasil analisis uji Mann-Whitney terhadap pemahaman konsep menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 (p

  • 180 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    bahasan dalam mata pelajaran Biologi yang dipelajari pada jenjang kelas X SMA semester 2, dengan lingkup materi mengacu pada Kompetensi Dasar 3.10. Objek yang dipelajari dalam materi ini merupakan objek belajar yang dapat diamati secara langsung oleh peserta didik. Pembelajaran Biologi memuat pengetahuan yang disajikan dalam konsep abstrak, sehingga terkadang peserta didik merasa kesulitan memahami konsep tersebut jika tidak dijelaskan dengan objek yang nyata. Hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 1 Batur dan SMA Negeri 1 Banjarnegara, masih dijumpai permasalahan dalam pembelajaran biologi di kelas terkait materi ekosistem. Proses pembelajaran yang masih menerapkan model konvensional dengan guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered). Peserta didik berperan pasif dalam pembelajaran. Mereka hanya duduk mendengarkan, mencatat apa yang disampaikan guru dan kemudian mengerjakan yang diperintahkan tanpa memahami seluk beluk materi tersebut. Guru perlu mengubah proses pembelajaran dari pendekatan verbalistik menjadi pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik. Peserta didik diharapkan aktif mencari informasi dalam menemukan konsep. Selain itu informasi yang diperoleh dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum memaksimalkan sumber daya sekitar yang bersifat kontekstual. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan tepat, serta menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013. Dalam LKPD peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan dan tugas yang terkait dengan materi ajar. LKPD dapat membantu guru dalam mengarahkan peserta didik menemukan konsep-konsep melalui aktivitas-aktivitas yang disusun. LKPD dalam penelitian ini berbasis kearifan lokal dataran tinggi Dieng, spesifik topik materi ekosistem yaitu pada ekosistem pegunungan Dieng. LKPD ini dikembangkan dengan model discovery learning. Model pembelajaran yang direkomendasikan untuk diterapkan di kelas sesuai dengan tuntutan dalam Kurikulum 2013 salah satunya adalah model pembelajaran discovery learning. Svinicki (1998: 4) menjelaskan bagaimana teori pembelajaran kognitif mendukung Komponen model discovery learning. Tiga karakteristik utama dari discovery learning yang mengaitkannya dengan teori kognitif adalah 1) penekanan pada pembelajaran aktif, 2) pengembangan pembelajaran bermakna, dan 3) kemampuan untuk mengubah sikap dan nilai menuju subjek diri sebagai pemecah masalah. Implementasi model discovery learning pada LKPD dapat meningkatkan kemampuan penemuan dari individu yang bersangkutan. Penggunaan model discovery learning, dengan tujuan merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented jadi peserta didik tidak hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru melainkan peserta didik menemukan informasi sendiri. Menurut penelitian Hanafi (2016: 291) yang berjudul “The Effect of Discovery Learning Method Application on Increasing Students’ Listening Outcome and Social Attitude” dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa implementasi model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan sikap sosial peserta didik. Terkait dengan penelitian ini , model discovery learning merupakan model yang sesuai untuk diterapkan dalam kurikulum 2013, dengan harapan bahwa model discovery learning juga dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep. Terkait dengan kearifan lokal, Kabupaten Banjarnegara memiliki potensi alam yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif.

  • 181 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    Melalui pembelajaran di kelas peserta didik dapat menginternalisasi bahwa kearifan lokal penting untuk dikaji dan dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dan sekaligus dapat melestarikan lingkungannya. Tentunya kearifan lokal erat kaitannya dengan meteri ekosistem pada pembelajaran Biologi di kelas. LKPD berbasis kearifan lokal menekankan pada kemampuan peserta didik untuk lebih memahami konsep science melalui model discovery learning dengan cara mencari solusi atas masalah-masalah yang berada di sekitar lingkungan. Berdasarkan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan sumber belajar peserta didik maka penyusunan media pembelajaran dengan mengangkat kearifan lokal di dataran tinggi Dieng dipandang sebagai solusi yang tepat. Media pembelajaran yang akan dikembangkan berupa LKPD pembelajaran biologi berbasis kearifan lokal di dataran tinggi Dieng yang diintegrasikan dengan model discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) berdasarkan teori Brog&Gall (2002: 783-795) yang dibatasi sampai langkah ke 9. Langkah-langkah tersebut antara lain 1) studi pendahuluan (research and information collecting), 2) merencanakan penelitian (planning), 3) pengembangan desain, 4) validasi ahli dan praktisi, 5) revisi hasil validasi ahli dan praktisi, 6) uji lapangan terbatas (preliminary field testing), 7) revisi hasil uji lapangan terbatas (main field test), 8) uji lapangan secara luas (main field test), 9) revisi hasil uji lapangan lebih luas (operasional product revision). Rancangan penelitian yang digunakan dalam uji coba lapangan adalah nonequivalent pretest-posttest control group design. Tujuan penggunaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian yang didahului oleh pretest dan diakhiri dengan posttest. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Batur dan SMA Negeri 1 Banjarnegara yang terletak di Kabupaten Banjarnegara. Waktu yang digunakan adalah 5 bulan, yaitu bulan Januari 2018 sampai bulan Mei 2018. Target/subjek Penelitian Populasi sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri yang terletak di kabupaten Banjarnegara. Penentuan sampel diambil berdasarkan lokasi sekolah yaitu SMA Negeri 1 Batur letak sekolah di desa dan SMA Negeri 1 Banjarnegara letak lokasi di kota. Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah pembelajaran menggunakan pengembangan LKPD berbasis kearifan lokal dataran tinggi Dieng dengan model Discovery Learning, dan variabel terikat adalah pemahaman konsep. Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, teknik tes dan teknik angket. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pemahaman konsep materi ekosistem peserta didik. Instrumen tersebut telah memenuhi validitas serta reliabilitas.

  • 182 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pada analisis statistik inferensial diawali dengan melakukan uji prasyarat yang terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKPD. Uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney pada taraf signifikansi 0.05. HASIL DAN PEMBAHASAN Prosedur pengembangan LKPD pada penelitian ini meliputi tahap (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop preliminary of product, (4) validasi ahli dan praktisi, (5) revisi hasil validasi ahli dan prektisi, (6) preliminary field testing, (7) revisi hasil uji lapangan terbatas, (8) uji lapangan secara luas, (9) revisi hasil uji lapangan lebih luas. Sebelum produk dan instrumen penelitian diujicobakan, maka produk yang dikembangkan dalam penelitian ini harus melalui proses validasi. Validasi yang digunakan melibatkan Face validity. Validasi oleh ahli materi, ahli pembelajaran, peer reviewer, dan guru biologi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam merevisi LKPD yang disusun sebelum dilakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Hasil penilaian validasi menggunakan skala likert dengan 5 alternatif pilihan yang dikonversikan menjadi 5 kriteria yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif Skala 5Menjadi Data Kualitatif

    Interval skor Interval skor Kriteria

    x> Mi+1.8Sbi x>4.2 Sangat baik Mi+0.6Sbi

  • 183 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    Tabel 3. Hasil Penilaian Peer Reviewer

    Aspek Penilaian Skor Kriteria

    Aspek Materi/Substansi

    3.85 Baik

    Aspek Konstruksi 4.08 Baik Aspek Bahasa 3.90 Baik Rata-rata 4 Baik

    Berdasarkan Tabel 3. diperoleh skor 3.85 pada aspek materi/substansi dengan

    kriteria baik. Skor 4.08 pada aspek konstruksi dengan skor baik. Skor 3.90 pada aspek bahasa dengan kriteria baik. Hasil penilaian dari 5 peer reviewer menunjukkan bahwa LKPD berbasis kearifan lokal dataran tinggi Dieng mendapat skor rata-rata 3.94 menunjukkan kriteria baik.

    Tabel 4. Hasil Penilaian Uji Terbatas

    Aspek Penilaian Guru Biologi Peserta Didik

    Aspek Materi/substansi 4.25 4.53

    Aspek Konstruksi 4.60 4.34

    Aspek Bahasa 5.00 4.34

    Rata-rata 4.62 4.39

    Kriteria Sangat Baik Sangat Baik

    Berdasarkan analisis data yang diperoleh, dapat diketahui kualitas LKPD yang dikembangkan menurut guru biologi dilihat dari aspek materi/substansi diperoleh nilai 4.25, dilihat dari aspek konstruksi diperoleh nilai 4.60, dan dari aspek bahasa diperoleha nilai 5.00. Nilai rata-rata dari ketiga aspek tersebut menunjukkan kriteria sangat baik dengan nilai rat-rata 4.62. Sedangkan analisis data yang diperoleh berdasarkan penilaian peserta didik dilihat dari aspek materi/substansi diperolehan nilai rata-rata 4.53, dilihat dari aspek konstruksi diperolehan nilai rata-rata 4.34, dan bila dilihat dari aspek bahasa diperoleh nilai rata-rata 4.34. Nilai rata-rata dari ketiga aspek yang diperoleh yaitu 4.39 menunjukkan kriteria sangat baik. Tabel 5. Hasil Uji Luas

    Aspek Penilaian Guru Biologi Peserta Didik

    Aspek Materi/substansi 3.75 4.10

    Aspek Konstruksi 3.90 3.95

    Aspek Bahasa 3.75 4.12

    Rata-rata 3.81 4.03

    Kriteria Baik Baik

    Berdasarkan analisis data yang diperoleh, dapat diketahui kualitas LKPD yang dikembangkan menurut guru biologi dilihat dari aspek materi/substansi diperoleh nilai 3.75, dilihat dari aspek konstruksi diperoleh nilai 3.90, dan dari aspek bahasa diperolehan nilai 3.75. Nilai rata-rata dari ketiga aspek tersebut menunjukkan kriteria baik dengan perolehan nilai rata-rata 3.81. Sedangkan analisis data yang diperoleh berdasarkan penilaian peserta didik dilihat dari aspek materi/substansi diperolehan nilai rata-rata 4.10, dilihat dari aspek konstruksi diperolehan nilai rata-rata 3.95, dan bila dilihat dari aspek bahasa diperoleh nilai

  • 184 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    rata-rata 4.12. Nilai rata-rata yang diperoleh berdasarkan ketiga aspek yaitu 4.03 menunjukkan kriteria baik. Tabel 6. Rekapitulasi Penilaian Pemahaman Konsep

    Eksperimen Kontrol

    Pretest Posttest Pretest Posttest

    Rata-rata 59.35 94.60 52.80 70.13 Std Deviasi 10.359 7.386 15.044 12.568 Nilai Maks 82 100 82 94 Nilai Min 34 70 16 34 Jumlah siswa 60 60

    Berdasarkan Tabel 6. dapat diketahui nilai rata-rata pretest kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen sebesar 59.35 , sedangkan nilai rata-rata pretest kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada kelas kontrol sebesar 52.80. Tabel tersebut memaparkan nilai rata-rata postest kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen sebesar 94.60 dan nilai posttest kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas kontrol sebesar 70.13. Hasil yang diperoleh dari uji Mann-whitney berkaitan dengan penggunaan LKPD menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 lebih kecil dari < nilai probabilitas 0.05. Maka “Ha diterima” artinya ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara kelas eksperimen (menggunakan LKPD) dengan kelas kontrol (tanpa LKPD), sehingga dapat disimpulkan bahwa produk LKPD yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Peserta didik kelas eksperimen memiliki aktivitas pembelajaran yang tinggi dibandingkan peserta didik kelas kontrol karena keterlibatan langsung dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat berdasarkan sintak pembelajaran model discovery learning yang tertuang dalam LKPD yang dikembangkan. Dimulai dari stimulation sampai generalization. Setiap sintak dalam model discovery learning mengarahkan peserta didik menemukan fakta yang ada di lapangan berdasarkan hasil pengamatan. Fakta tersebut kemudian diubah menjadi suatu konsep melalui proses asimilasi pengalaman ke dalam pikiran, akomodasi pikiran terhadap pengalaman baru, dan keseimbangan adaptasi yang apabila berkembang secara progresif akan lebih stabil. Pada kelas kontrol, tidak menerapkan model discovery learning. Dalam prosesnya, guru menyampaikan materi ekosistem secara verbal tanpa menggunakan LKPD berbasis kearifan lokal dataran tinggi Dieng. Hal ini berdampak pada hasil nilai posttest kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen. Menurut Edgar Dale dalam Indriana (2011: 47), pengetahuan akan semakin abstrak jika pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Dampaknya, peserta didik hanya akan memahami suatu pengetahuan dalam bentuk kata, tanpa mengerti dan memahami makna yang terkandung dalam pengetahuan tersebut. Pembelajaran pada materi ekosistem dengan menghadirkan objek kajian secara langsung dapat memberikan pengalaman belajar pada peserta didik sehingga konsep materi yang dipelajari akan mudah dipahami dan diingat peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang menyatakan bahwa, belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung, dan bertanggung jawab terhadap proses dan hasilnya (Uno dan Muhammad, 2011: 196). Kearifan lokal Siwa Nandisa-wahanamurti perlu diimplementasikan pada budidaya kentang di Dieng melalui integrasi konsep wana tani (agroforesty), dengan melibatkan

  • 185 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    tumbuhan setempat yaitu carica serta tetap memelihara teras untuk menekan laju erosi. Teknik bertani masyarakat Dieng melalui penguatan teras bangku dengan batu dapat meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi secara teknis (Kusmantoro, 2010: 115-127). Hasil kajian Sumarsih dan Virgawati (2013: 182-186) menunjukkan bahwa penanaman kentang dengan pemeliharaan bahan organik bisa mempertahankan kualitas tanah dengan indikator total mikrobia. Hal yang perlu diperhatiakan dalam pengelolaan bahan organik tanah sebagai setrategi pemberian nutrisi untuk aktivitas mikrobiologis tanah. Strategi ini diwujudkan di lahan kentang dalam rupa penanaman hijauan di teras lereng. Konsep kearifan lokal bersendikan aspek religi Siwa Nandisawahanamurti mengandung muatan integrasi ternak-sayuran, penanaman hijauan lokal sebagai penguat teras. Pupuk kandang dari lembu menyuburkan lahan dan mendatangkan kemakmuran. Dalam konteks Dieng, integrasi ternak akan menyuburkan lahan kentang, meningkatkan daya pegang tanah akan air, serta mengurangi pompanisasi sumber air tanah. Praktik budidaya bersendikan kearifan lokal tersebut diharapkan dapat mempertahankan keberlanjutan produksi kentang di Dataran Tinggi Dieng serta mendukung kehidupan lokal yang berkelanjutan. KESIMPULAN

    LKPD berbasis kearifan lokal dataran tinggi Dieng dengan model discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep memiliki kualitas baik ditinjau dari komponen aspek materi/substansi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa sehingga layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar biologi kelas X SMA pada materi ekosistem. 2) Penerapan LKPD yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Hal ini dapat terjadi karena peserta didik mengkonstruksi pemahaman berdasarkan pengalaman yang diperoleh saat proses pembelajaran menggunakan produk LKPD. Adanya model discovery learning yang terimplementasi di dalam LKPD membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep materi dari fakta-fakta yang diperoleh di lapangan. Sehingga penggunaan LKPD yang dikembangkan tepat guna. DAFTAR PUSTAKA Borg, W.R. dan Gall M.D. (2003). Educational Rresearch:An Introduction. United States:

    Pearson Education, Inc. Hadzigeorgiou & Skoumios. (2013). The Development of Environmental Awwarness Thourgh

    School Science: Problem and Possibilities. Hanafi. (2016). The Effect of Discovery Learning Method Application on Increasing Students’

    Listening Outcome and Social Attitude. Dinamika Ilmu,16 (2). Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Yogyakarta: Diva Perss. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.

    ____.(2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.

    Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Kusmantoro, E.S. (2010). Usaha tani kentang dengan teknik konservasi teras bangku di

    dataran tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah (Potato farming using

  • 186 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    bench terrace technique at Dieng highland Wonosobo regency Central Java). Jurnal Pembangunan Pedesaan, 10(2), 115-127.

    Sumarsih, S. dan S. Virgawati. (2013). The assessment of land exploitation by enumerating microbial population: Case study in several locations at Dieng Plateau. The Journal of Tropical Life Science, 3(3), 182-186.

    Svinicki, Marilla D. (1998). A Theoretical Foundation For Discovery Learning. The American Journal Of Physiology, 20, S4-S7.

    Uno, Hamzah B. dan Muhammad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

    Widoyoko, E. P. (2009). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

  • 203 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    LAMPIRAN NOTULENSI

    A. SIDANG UTAMA Narasumber: Kilala Tilaar

    1. Staff Ilmu Kelautan UNDIP Pertanyaan - Jarang bahan alam yang digunakan dari laut, produk Martha Tilaar yang

    menggunakan sumber daya laut yang digunakan apa? - Apa ada potensi dari mikroba laut untuk produk kosmetik? Jawaban - Laut itu kaya, baru pakai ganggang merah dan ganggang coklat, baru mulai

    bekerjasama dengan Menteri Susi untuk menggunakan sea cucumber untuk sabun dan sumber collagen. Martha Tilaar di NTB ada pembudidayaan ganggang coklat dan sea cucumber untuk penggunaan bahan dari laut

    - Kemungkinan bisa untuk packaging, untuk penggunaan mikroba masih memikirkan bagaimana penggunaannya untuk ke kulit, distribusinya ke konsumen dan ijin dari BPOM

    2. Isnaeni (Pusat Penelitian dan Konservasi Tumbuhan) Pertanyaan - Mohon deskripsikan pemanfaatan dari tanaman anggrek, bagian apa dan untuk

    apa kegunaannya? - No animal tested, lalu bagaimana testnya supaya tahu itu aman? Jawaban - Masih menunggu hasil penelitian tentang pemanfaatan tanaman anggrek, tetapi

    jika dilihat hasil-hasil penelitian dari luar negeri menunjukan bagian yang dapat digunakan untuk bahan kosmetik yaitu dari akarnya, pemanfaatan bisa dilihat dari kandungan bioaktifnya dari akar, bunga, batang. Belum ada produknya dari Martha Tilaar

    - Menggunakan relawan , apakah ada reaksi alergi, menggunakan telur umur 9 hari, menggunakan telur khusus, apakah ada pendarahan di telur atau tidak, artificial kulit manusia dengan uji sel kanker.

    3. Anwar (Biologi UNDIP) Pertanyaan - Side effect dari bahan yang digunakan? Jawaban - Ada uji toxic, uji logam berat, menggunakan artificial kulit manusia apakah ada

    reaksi dengan sel-sel kanker atau tidak 4. Dr. Budi Setiadi (UGM)

    Pertanyaan - Saran untuk mahasiswa meskipun banyak hasil riset supaya tidak useless? Jawaban - Mencari celah di market, dosen bisa bantu untuk mencari celah market dan

    penggunaannya, bias ditanamkan ke mahasiswa, supaya karya bias digunakan ke masyarakat, mencari solusi dari permasalahan disekitar

  • 204 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    Narasumber: Prof. I Gusti Putu Suryadarma 1. Andreas (UKSW)

    Pertanyaan - Bagaimana cara yang tepat supaya masyarakat paham dengan biodiversity dan

    supaya tahu manfaatnya? Jawaban - Biodiversitas disesuaikan dengan jaman sekarang, contohnya dengan metode

    pendekatan terbalik, pikirkan hilirnya dulu seperti manfaat dan fungsinya, baru ke hulunya. Pemahaman akan lebih mudah dengan adanya “kasus” dan kombinasi dengan semua objek biologi serta penerapan dengan teknologi. Guru hanya mengarahkan bukan lagi mengajarkan informasi dan murid yang akan membuka “web” dan menyelesaikan sendiri. Produk disesuaikan dengan objek biologi, objek psikologi dan objek spiritual. Edukasi bisa dilakukan dengan media seperti sosial media dan ecowisata

    Narasumber: Dr. Budi Setiadi

    1. Peserta dari FMIPA UNNES Pertanyaan - Apakah diawali dengan menyediakan bibit unggul dulu, dipilih dulu, pemilihan

    secara fenotif untuk mengawinkan sampai berapa generasi? Sampai dapat melon dengan ukuran kecil?

    Jawaban - Punya koleksi, mengumpulkannya dengan jalan-jalan atau bekerjasama dengan

    kolega - Seleksi, tergantung dengan keinginan diri sendiri, dan peluangnya “high risk, high

    cost, high profit” - Menggunakan tenaga molekuler - Skill, tahu arahnya kemana, belajar, mau menunggu dan tidak instan - Branding, berani untuk ekspos, publikasi, original

    B. SIDANG PARALEL Nama Pemakalah: Anggara Mahardika

    1. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta) Pertanyaan - Apa realisasi dan penggunaan pada masa mendatang dari Raman Spektroskopi?

    Apakah dapat digunakan pada bidang lain seperti di lingkungan? Jawaban - Bisa, seperti yang sudah dilakukan oleh rekan saya

    2. Emma Sharon A.K (UKSW, Salatiga) Pertanyaan - Mengapa Diatom dapat memproduksi asam lemak saat ada cekaman lingkungan,

    dan bukan kekurangan asam lemak? Jawaban - Diatom dapat menyimpan cadangan makanan sebagai bentuk usaha

    mempertahankan diri saat ada cekaman lingkungan

  • 205 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    Nama Pemakalah: Shinta Atilia Diatara, Chay Asdak, Edy Suryadi 1. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin University)

    Pertanyaan - Standar kualitas air yang baik dan buruk yang dimaksud untuk apa? - Apakah dilakukan penelitian mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan dari

    pengaruh air sumur dan air sungai di kawasan industri tekstil tersebut? Jawaban - Standar untuk air minum - Belum ada, penelitian yang dilakukan hanya mengenai kualitas air sumur dan air

    sungai di kawasan tersebut 2. Peni (IAIN, Salatiga)

    Pertanyaan - Mengapa melakukan penelitian ini di kawasan industri tekstil yang jelas

    tercemar? Jawaban - Penelitian dilakukan di kawasan tersebut karena pada daerah tersebut terdapat

    instalasi pengolahan air limbah, tetapi data terkesan ditutup-tutupi oleh pabrik atau industri tekstil disana

    3. Dhira Satwika (UKDW, Yogyakarta) Pertanyaan - Jarak antar lokasi sumur tidak terlalu jauh tetapi hasil nilai krom total antara

    sungai dan sumur hasilnya sama - Metode apa yang dilakukan dalam pengukuran krom total? Jawaban - Pada awalnya sampel direncanakan diambil pada saat kemarau tetapi pada saat

    penelitian ini berlangsung sudah musim penghujan sehingga dugaan awal berbeda dengan hasil yang didapatkan karena air hujan membuat kualitas air menjadi lebih baik karena terjadi pengenceran

    - Dengan metode kimiawi Saran - Untuk penelitian seperti ini metodologi lebih diperhatikan untuk

    memperhitungkan adanya faktor-faktor lain

    Nama Pemakalah : William Wijaya, Dhira Satwika, Suhardi Djojoatmojo 1. Abigayle Jenne (UKSW, Salatiga)

    Pertanyaan - Perbedaan permodelan penelitian ini dengan permodelan matematika biasa? Jawaban - Tidak ada perbedaan, ini hanya pengolahan biasa hanya dengan pengukuran

    permodelan matematika, dari hasil yang mengikuti pola tertentu, permodelan ini untuk membangun peramalan hasilnya sehingga mungkin dapat lebih baik

    2. Anggara Mahardika (Kwansei Gakuin Univesity) Pertanyaan - Jika di lapangan, misalnya pada fosfat. Apa yang menyebabkan terjadinya

    fluktuasi? Jawaban

  • 206 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    - Perbedaan valensi fosfat yang menyebabkan perbedaan kelarutannya dalam air. Oksidasi dan reduksi jufa mempengaruhi.

    3. Rully Adi Nugroho (UKSW, Salatiga) Pertanyaan - Penjelasan grafik BOD pada powerpoint dan model penyajiannya, lalu apa saja

    faktor yang diperhatikan dari pengukuran air lindi? Jawaban - Aktifitas lain yang belum teramati misalnya laju fotosintesis, pada penelitian ini

    hanya melakukan pengamatan pada pertumbuhan kana (Canna Sp.) selain itu agen biologi lain juga belum diperhatikan.

    - Nama Pemakalah : Suparti dan Agustina Padmaningrum

    1. Yupi (LIPI Kebun Raya Bogor). Pertanyaan - Apakah media yang digunakan ini mudah dicari sehingga diteliti? - Berapa efektifkah kita menggunakan media alternatif ini? Jawaban - Lahan pertanian sedikit dan merang juga jarang dijumpai, saya mencoba meneliti

    karna kardus merupakan salah satu limbah dan digunakan juga ampas tebu karena ampas tebu ini hanya dibuang begitu saja dan kedua media ini menjadi ramah lingkungan jika dimanfaatkan.

    - Belum ada pengaruh yang signifikan karena belum saya teliti, untuk lebih baik nanti saya akan teliti lebih lanjut.

    2. Kas (UKSW) Pertanyaan - Kontrol atau media pada merang ada atau tidak? - Kardus yang mana yang harus digunakan untuk membuatnya dan treatment apa

    yang dilakukan? Jawaban: - Tidak ada. - Kardus box yang besar yang tulisannya harus dihilangkan terlebih dahulu dengan

    cara merendam dan dikelupasi.

    Nama Pemakalah: Dhanang P, Windu Merdeka Wati, Arisia Putri S.M 1. Intan

    Pertanyaan - Cara untuk mengkonsumsinya kan dengan diseduh dengan air panas, apakah

    nantinya klorofil yang ada akan berkurang dengan ditambahnya air panas dan proses pengeringan?

    Jawaban - Tidak, mungkin akan berangsur-angsur hilang tapi dalam kurun waktu yang lama

    karena dari bahan sintetis. - Untuk tahan lamanya sendiri belum diteliti , karna saya meneliti hanya sampai

    tahap akhir saja. 2. Dewi (Mahasiswa UKSW)

    Pertanyaan - Perbandingan dapat mempengaruhi atau tidak?

  • 207 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    - Berapa nilai absorbansinya ? Jawaban: - Perbandingannya dengan 2 sendok teh dan untuk perbandingan airnya sendiri

    belum di uji. - Semakin tinggi suhu nilai absorbansinya menurun sehingga paling tepat pada

    suhu 600C. 3. Kas (UKSW)

    Pertanyaan - Pada proses pengeringannya itu sebelum dicampur atau sesudah dicampur? Jawaban - Karena rumput laut ini memiliki potensi, dan dimasukan kedalam vakum

    sehingga didapatkan bubuk. Nama Pemakalah: Suparti dan Utami Anggriyatno

    1. Yupi(LIPI kebun Raya Bogor). Pertanyaan - Kira-kira jamur yang dihasilkan ini memiliki perbandingan tidak atau dari segi

    positifnya dengan hasil dari petani yang lain? Jawaban: - Hal positifnya ada dengan menggunakan plastik 1 kg sedangkan para petani

    menggunakan plastik yang agak besar, dan lebih cepat miseliumnya tumbuh memenuhi baclog. Untuk diameter jamurnya sendiri dibandingkan dengan petani jamur badan buahnya lebih lebar tetapi sedikit jumlah jamurnya dibandingkan dengan petani jamur lainnya.=

    Nama Pemakalah : Yupi Isnaini(LIPI Kebun Raya Bogor) 1. Agustina(UNS)

    Pertanyaan: - Mengapa dengan kondisi yang sedikit sporofitnya malah banyak? Jawaban: - Awalnya dilihat dari kondisi nutrisi yang dihutan, saat mengkulturkan banyak

    studi literatur dan mencari tau media apa yang dipakai dan yang bagus adalah ¼ MS dari ½, ¼. Setelah itu dicari kelebihan dan kekurangan dariunsur haranya.

    2. Intan Pertanyaan: - Waktu panen yang dihasilkan sampai tumbuh bulu-bulu pada tubuhan paku itu

    berapa lama? - Tekstur tanahnya seperti apa? Jawaban: - Belum tahu, karena belum mencoba menanam di hutan dan yang jelas ini

    tahunan. - Untuk tanahnya sendiri agak basah dan ternaungi tidak terlalu pasir tetapi tanah.

    3. Kas (UKSW) Pertanyaan: - Sejauh mana yang sudah dieksplor ke LIPI? Jawaban:

  • 208 SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2019

    - Mencoba penyebaran sporofit secara alami tetapi memang lebih enak dikontrol di lab.

    Nama Pemakalah: Hafidhah Hasanah, I.G.P. Suryadarma 1. Agus (UKSW)

    Pertanyaan - masalah apa yang dihadapi selama penelitian? Jawaban - Menuju lokasi belum ada akses jalan, belum mendapat perhatian dari

    pemerintah untuk mengelolah sekolah. 2. Ita (UKSW)

    Pertanyaan - LKPD itu kegiaatannya seperti apa? Berapa lama pengembangannya? - Materi apa yang dikembangkan? Jawaban - LKPD berisi kegiatan aktivitas di luar ruangan dengan memanfaatkan obyek

    wisata Batu Ondo. Pengembangan 1 tahun. Penerapan 1-4 kali dalam satu kelas. - Materi Ekosistem biotik abiotic.

    3. Desy (UKSW) Pertanyaan - Bagaimana cara mengukur berpikir kritis? - Potensi lokal apa saja yag termuat di obyek wisata? Jawaban - Pretest, posttest, jenis soal pilihan gandaa 10 soal beralasan - Indikator dari mengobservasi jenis-jenis biota dana biota yang ada disana.

    Nama Pemakalah: Laras Auliantika Hapsari, I.G.P. Suryadarma

    1. Desy (UKSW) Pertanyaan: - Apa batasan dari kearifan lokal?Apa saja kearifan lokal yang ada di Dieng? Jawaban: - Pola perilaku yang ada di lingkungan. Dieng merupakan dataran tinggi yang

    kebanyakan bertani. Teknik bertani agroforestry, tanaman yang dibudidayakan kentang dan karika. Petani memanfaatkan kotoran ternak yang dijadikan pupuk dan sisa sisa dari tumbuhan yang digunakan bahan pakan ternak.

    PROS_Agna Krave_et al_Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi_Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi_judulPROS_Agna Krave_et al_Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi_Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi_coverPROS_Agna Krave_et al_Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi_Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi_judul

    PROS_Laras Hapsari_IGP Suryadarma_Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal Dataran Tinggi Dieng dengan Model Discovery LearningPROS_Agna Krave_et al_Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi_Inovasi dalam Penelitian dan Pembelajaran Biologi_Lampiran Notulensi