28
Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia Dalam rangka memasuki era industrialisasi maka kebutuhan energi terus meningkat dan untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi alternatif yang ramah terhadap lingkungan. Salah satu energi altematif tersebut adalah pemanfaatan energi panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia. Tulisan ini akan menguraikan secara garis besar tentang kebutuhan energi dan peranan energi panas bumi dalam rangka memenuhi kebutuhan energi serta prospeknya di Indonesia. Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air. Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Sebagai gambaran sedikitnya atau terbatasnya energi tersebut adalah berdasarkan data pada Tabel I. Tabel 1 Cadangan energi primer dunia. cadangan Minyak Bumi Indonesia 1,1 % Timur Tengah 70 % Cadangan Gas Bumi Indonesia 1-2 % Rusia 25 % Cadangan Batubara Indonesia 3,1 % Amaerika Utara 25 % Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:

Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

Prospek Energi Panas Bumi di IndonesiaDalam rangka memasuki era industrialisasi maka kebutuhan energi terus meningkat dan

untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi

alternatif yang ramah terhadap lingkungan. Salah satu energi altematif tersebut adalah

pemanfaatan energi panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia. Tulisan ini akan

menguraikan secara garis besar tentang kebutuhan energi dan peranan energi panas bumi

dalam rangka memenuhi kebutuhan energi serta prospeknya di Indonesia.

Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang diberikan oleh alam

seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air. Energi primer ini di Indonesia

tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia.

Sebagai gambaran sedikitnya atau terbatasnya energi tersebut adalah berdasarkan data pada

Tabel I.

Tabel 1 Cadangan energi primer dunia.

cadangan Minyak Bumi Indonesia 1,1 % Timur Tengah 70 %

Cadangan Gas Bumi Indonesia 1-2 % Rusia 25 %

Cadangan Batubara Indonesia 3,1 % Amaerika Utara 25 %

Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:

1. Energi panas bumi "uap basah"

Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut

bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin

generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di

Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung

sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk

menggerakkan turbin.

1. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap basah".

Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi

yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 %

air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan

separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air

Page 2: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan

kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.

2. Energi panas bumi "air panas"

Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut

"brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini,

maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan

pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas

bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas

sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat

exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin.

3. Energi panas bumi "batuan panas"

Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat

berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil

sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap

panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk

menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut

bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang

memerlukan biaya cukup tinggi.

Kebutuhan Energi di Indonesia

Sudah dikemukakan bahwa keberhasilan pembangunan terlebih lagi dalam rangka

menggerakkan perindustrian di Indonesia, maka kebutuhan energi akan terus meningkat

dengan pesat. Masalah kebutuhan energi dan usaha untuk mencukupinya merupakan masalah

serius yang harus dipikirkan, agar energi primer khususnya energi fosil yang ada tidak

terkuras habis hanya "sekedar dibakar "untuk menghasilkan tenaga listrik. Padahal sumber

daya alam energi fosil merupakan sumber kekayaan yang sangat berharga bila digunakan

sebagai bahan dasar industri petrokimia. Dalam bidang industri petrokimia ini Indonesia

sudah cukup berpengalaman mulai dari mendesain, membangunnya sampai dengan

mengoperasikannya, sehingga pemanfaatan bahan bakar fosil melalui industri petrokimia

jelas akan mendatangkan devisa yang sangat besar.. Atas dasar pemikiran ini maka sebaiknya

sumber daya alam energi fosil difokuskan untuk industri petrokimia, sedangkan kebutuhan

energi dipikirkan dari sumber energi primer lainnya misalnya energi panas bumi.

Page 3: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

Sebagai gambaran kebutuhan atau konsumsi energi di Indonesia berdasarkan sektor

kebutuhan untuk industri, transportasi dan rumah tangga pada Pelita Vl adalah seperti yang

tampak pada grafik 1.

Penyediaan Energi di Indonesia

Mengingat akan banyaknya kebutuhan energi yang diperlukan untuk menggerakkan

pembangunan khususnya dalam bidang industri seperti telah ditampilkan pada Grafik l di

atas, maka persoalan berikutnya adalah bagaimana mengenai penyediaan energi untuk

memenuhi kebutuhan energi tersebut. Mengenai penyediaan energi tersebut usaha

diversifikasi telah dilakukan agar kebutuhan energi tidak semata-mata tergantung pada

minyak bumi saja. Untuk itu dapat dilihat penyediaan energi primer berdasarkan jenis energi

yang ada di Indonesia seperti tampak pada grafik 2.

Selain dari pada itu, bila dikaji lebih cermat ternyata pemakaian energi panas bumi yang

selama ini sering terabaikan, temyata sudah mulai diperhatikan sebagai usaha mencukupi

kebutuhan energi di Indonesia.

Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai prospek energi panas bumi di Indonesia, ada

baiknya kalau melihat pemanfaatan energi panas bumi di negara lain sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan energinya. Berdasarkan beberapa acuan dapat dilihat pemanfaatan

energi panas bumi di beberapa negara seperti tampak pada Tabel 2.

Tabel 2 Pemanfaatan dan perkembangan energi panas bumi di berbagai negara

Negara 1976 (MW) 1980 (MW) 1985 (MW) 2000 (MW)

Amerika Serikat

Italia

Filipina

Jepang

Selandai Baru

Meksiko

Islandia

Rusia

Turki

China

522

421

-

68

192

78,5

2,5

3

0,5

1

908

455

443

218

203

218

64

5,7

0,5

3

3.500

800

1.726

6.900

282

1.000

150

-

400

50

30.000

-

4.000

48.000

352

10.000

500

-

1.000

200

Page 4: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

Indonesia

Argentina

Kanada

Spanyol

-

-

-

-

2,3

-

-

-

32,3

20

10

25

3.500

-

-

200

Jumlah 1.288,5 2.520,5 14.895,3 97.752

Apabila dilihat dari Tabel 2 tersebut di atas, tampak bahwa pemenuhan kebutuhan energi

listrik pada beberapa negara melalui pemanfaatan energi panas bumi terus meningkat.

Angka-angka untuk berbagai negara pada tahun 2000 masih merupakan perkiraan yang masih

terus dikaji ulang.

Indonesia sebagai negeri vulkanik memiliki 217 tempat yang diperkirakan potensial sebagai

sumber energi panas bumi. Berdasarkan perkiraan data tahun 1997 potensi energi panas bumi

di Indonesia adalah sebagai yang tertera pada Tabel 3.

Tabel 3 Potensi energi panas bumi di Indonesia

Daerah sumber energi panas bumi Potensi energi panas bumi (MW)

Sumatera

Jawa

Sulawesi

Nusa Tenggara

Maluku

Irian Jaya

9.562

5.331

1.300

200

100

165

Jumlah Kesuluruhannya 16.658

Apabila dilihat dari Tabel 2 tampak bahwa pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia pada

tahun 1985 baru 32,3 MW, sedangkan menurut data terakhir sampai dengan tahun 1997

energi panas bumi yang sudah dimanfaatkan mencapai 305 MW. Dalam waktu sekitar 10

tahun telah terjadi kenaikan kurang lebih 10 kali, suatu kenaikan yang cukup optimis dalam

hal pemanfaatan energi panas bumi. Padahal pemanfaatan yang mencapai 305 MW pada

tahun 1997 tersebut baru 1,83 % dari potensi energi panas bumi yang ada.

Pangsa pemanfaatan energi panas bumi 1,83 % dari total potensi yang tersedia sudah barang

tentu masih sangat kecil. Oleh karena itu kemungkinan untuk menaikkan pangsa pemanfaatan

energi panas bumi masih sangat terbuka lebar, dengan kata lain bahwa prospek pemanfaatan

Page 5: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

energi panas bumi di Indonesia masih sangat menguntungkan bagi para penanam modal yang

akan bergerak dalam bidang energi panas bumi. Hal ini terbukti dengan akan dibangunnya

lagi 4 unit berkekuatan 55 MW di Gunung Salak Jawa Barat, suatu proyek patungan antara

Pertamina dan PT Unocoal Geotherrnal Indonesia. Proyek-proyek berikutnya sudah barang

akan segera disusul oleh penanam modal lainnya, mengingat bahwa kebutuhan energi di

Indonesia yang terus meningkat.

Kesimpulan

bahwa prospek pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia cukup menjanjikan. Apalagi

kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik

adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu

hal yang dewasa ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan

teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat

manusia. Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-

kota di sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah

pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi.

Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat

disalurkan ke daerah lain sehingga ikut mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh

pusat listrik tenaga uap, baik yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel

yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.

Page 6: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

DEFINISI, RUANG LINGKUP, KONSEP DASAR, DAN

PERISTILAHAN DALAM GEOMORFOLOGI

Pendahuluan

Sebagai awal dari kegiatan perkuliahan Geomorfologi memberikan materi yang,

berkenaan dengan pengertian, ruang lingkup dan kaitannya dengan ilmu-ilmu lain,

konsep dasar yang perlu diketahui dalam mempelajari geomorfologi, dan istilah

dalam geomorfologi. Oleh karena itu, pada bagian Bab I akan membicarakan

mengenai hal yang berkaitan dengan materi tersebut, dengan tujuan agar mahasiswa

sebelum

mempelajari lebih lanjut terlebih dahulu memahami dan mengerti tentang definisi

Geomorfologi, ruang lingkup, hubungannya dengan ilmu-ilmu lain, konsep dasar,

serta peristilahan dalam Geomorfologi. Melalui pemahaman terhadap meteri yang

telah diberikan, mahasiswa diharapkan dapat:

a. menjelaskan kembali dengan benar mengenai definisi dan ruang lingkup

Geomorfologi;

b. menjelaskan kembali secara benar tentang hubungannya dengan ilmu-ilmun lain;

c. menyebutkan dan menjelaskan 10 konsep dasar Geomorfologi;

d. menggunakan peristilahan dalam Geomorfologi baik istilah empiris (empirical

terms) maupun istilah deskriptif (descriptive terms) dengan memberikan contoh-

contohnya.Agar dapat memahami materi dengan baik, mahasiswa disarankan untuk

membacatentang materi yang disajikan. Kemudian untuk mengukur kemampuan

dalam memahamimateri, pada bagian akhir dari bab ini diberikan soal-soal untuk

dijawab. Jika sudah paham, maka akan membatu dalam memahami materi-materi

berikutnya.

Definisi Geomorfologi

Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga

kata yaitu: Geos (erath/bumi), morphos (shape/bentuk), logos (knowledge atau ilmu

Page 7: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

pengetahuan). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian gomorfologi

merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Namun,

Geomorfologi bukan hanya mempelajari bentuk-bentuk muka bumi, tetapi lebih dari

itu mempelajari material dan proses, seperti yang dikemukakan oleh Hooke (1988)

dalam

Sukmantalya (1995: 1), bahwa: Geomorphologist are concerned with the form and 2

processes of the earth’s surface so any activity which modifies the shape of the land,

induces movement of material or alters the quantity or quality of water and drainage,

is interest to them.

Berdasarkan pada pengertian Geomorfologi yang telah disitir, secara singkat

dapatdijelaskan bahwa Geomorfologi membicarakan tentang bentuklahan dan proses

yang terjadi di permukaan bumi termasuk pergerakan materilal, air dan drainase serta

faktor lain yang memicu terjadinya proses geomorfik. Secara singkat berikut ini

disajikan mengenai beberapa definisi geomorfologi yang dikemukakan oleh para ahli

yaitu:

1) Lobeck (1939: 3) menyatakan bahwa Geomorfologi adalah studi tentang

bentuklahan.

2) Cooke dan Doornkamp dalam Sutikno (1987: 3) dinyatakan bahwa geomorfologi

adalah studi mengenai  bentuklahan dan terutama tentang sifat alami, asal mula,

proses perkembangan, dan komposisi material penyusunnya.

3) Thornbury dalam Sutikno (1990: 2) disebutkan bahwa geomorfologi adalah ilmu

pengetahuan tentang bentuklahan.

4) Zuidam dan Concelado (1979: 3) juga menyatakan bahwa Geomorfologi adalah

studi yang menguraikan bentuklahan dan proses yang mempengaruhi

pembentukannya serta mengkaji hubungan timbal balik antara bentuklahan dengan

proses dalam tatanan keruangannya.

5) Verstappen (1983: 3) bentuklahan adalah menjadi sasaran Geomorfologi bukan

hanya daratan tetapi juga yang terdapat di dasar laut (lautan).

Page 8: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

Dengan demikian obyek kajian dari Geomorfologi berdasarkan definisi-definis

tersebut adalah bentuklahan, bukan hanya sekedar mempelajari bentuk-bentuk yang

tampak saja, tetapi juga mentafsirkan bagaimana bentuk-bentuk tersebut bisa terjadi,

proses apa yang mengakibatkan pembentukan dan perubahan muka bumi. Misalnya,

dalam mempelajari pegunungan, lembah-lembah atau bentukan-bentukan lain yang

ada di

permukaan bumi, bukan hanya mempelajari dalam arti mengamati serta mengukur

bentukan-bentukan tersebut, tetapi juga mnedeskripsikan dan menganalisa bagaimana

bentukan itu terjadi. Dalam hal ini kita harus berhati-hati, karena pada bentukan yang

tampak sama, ada kemungkinan latar belakang pembentukan dan kejadiannya tidak

sama, bahkan sangat berbeda sekali. Umpamanya suatu deretan pegunungan,

mungkin terjadi karena pelipatan kulit bumi, patahan, mungkin juga karena hasil

pengerjaan erosi yang demikian hebat, sehingga menimbulkan relief permukaan bumi

yang bervariasi, dan penyebab lainnya.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

Geomorfologi adalah mempelajari bentuklahan (landform), proses-proses yang

menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuklahan

yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera

serta mencari hubungan antara bentuklahan dengan proses-proses dalam tatanan

keruangan dan kaitannya dengan lingkungan. Di samping itu, juga menelaah dan

mengkaji bentuklahan secara deskriptif, mempelajari cara pembentukannya, proses

alamiah dan ulah manusia yang berlangsung, pengkelasan dari bentuklahan serta cara

pemanfaatannya secara tepat sesuai dengan kondisi lingkungannya.

Ruang Lingkup dan Hubungannya dengan Ilmu-Ilmu Lain

Page 9: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

Atas dasar definisi dan pengertian Geomorfologi seperti yang dikemukakan pada

bagian terdahulu, maka beriktut ini disajikan tentang ruang lingkup geomorfologi

serta hubungannya dengan ilmu-ilmu lain seperti dalam Gambar 1-1 pada halaman 4.

Gambar 1. Geomorfologi hubungannya dengan ilmu-ilmu lain (Lobeck, 1939 : 2).

Fisiografi

Bidang Fisiografi

A. Daratan Geomorfologi

B. Atmosfir Meteorologi, Klimatologi

C. Laut/Lautan Oseanografi

Geologi

Geomorfologi

Geomorfologi meliputi Fisiografi dan Geologi

Keterangan:

1. Klimatologi

2.Oseanografi

3. Paleontologi Stratigrafi

Dari Gambar 1, nampak jelas bahwa fisiografi merupakan studi tentang daratan,

lautan, dan atmosfir. Lautan dipelajari dalam Oseanografi, atmosfir menjadi studi

Meteorologi, sedangkan daratan merupakan obyek kajian Geomorfologi. Dengan

demikian jelaslahstudi Geomorfologi merupakan salah satu cabang dari Fisiografi

yaitu tentang daratan yang menitik beratkan pada bentuklahan penyusun konfigurasi

permukaan bumi.

Berbicara mengenai hubungan antara Geomorfologi dengan Geologi W.M. Davis

dalam Sudardja (1977: 4) menggunakan istilah geomorphogeny dan

geomorphography, karena adanya perbedaan penekanan dalam mempelajarinya.

Dimana, geomorphogeny tekanan dalam mempelajarinya mengutamakan bentuk-

Page 10: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

bentuk muka bumi masa lampau, yang erat hubungannya dengan geologi, sedangkan

geomorphography lebih menekankan mempelajari bentuk-bentuk muka bumi yada

ada pada masa sekarang, sehingga hubunganya dengan geografi sangat erat. Obyek

kajian Geomorfologi seperti yang tersurat dalam definisi-definisi yang dikemukakan

pada bagian terdahulu adalah bentuklahan. Zakrezewska dalam Sutikno (1990: 2),

mengatakan bahwa Geomorfologi itu mencakaup aspek lingkungan dan aspek

spasial/keruangan termasuk ke dalam aliran geomorfologi-geografis. Aliran

Geomorfologi yang lain adalah geomorfologi-geologis.

Geomorfologi-geografis cakupannya terletak pada penterapan konsep trilogi proses,

meterial, dan morfologi, sedangkan dalam aliran geomorfologi-geologis

menggunakancakupannya terletak pada penterapan konsep bahwa aspek dari semua

bentuklahanditentukan oleh struktur, proses, dan stadium (Sutikno, 1990: 4). Dengan

demikian aspekdari bentuklahan yang mendapat sorotan meliputi morfografi,

morfometri, proses-proses geomorfologi, morfogenesis, morfokronologi serta

mempelajari ekologi bentang lahannya yang tersusun atas batuan, bentuklahan, tanah,

vegetasi, penggunaan lahan, dan lainlain.

Dengan demikian bahwa dalam mempelajari Geomorfologi terkait pada geologi,

fisiografi, dan proses geomorfologi yang menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan

dalam perubahan bentuklahan.

Atas dasar keterangan yang telah diuraikan di atas, maka berikut ini disajikan

mengenai hubungan antara geologi, fisiografi, dan proses geomorfologi. Adapun

hubunga tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 pada halaman berikut.

Konsep Dasar Geomorfologi

Dalam mempelajari geomorfologi secara baik diperlukan secara baik dasar

pengetahuan yang baik dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta sebagian

ilmu fisika dan kimia yang mana berkaitan erat dengan proses dan pembentukan

Page 11: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

muka bumi. Secara garis besar proses pembentukan muka bumi menganut azas

berkelanjutan dalam bentuk daur geomorfik (geomorphic cycles), yang meliputi

pembentukan daratan oleh tenaga dari dalam bumi (endogen), proses

penghancuran/pelapukan karena pengaruh luar atau tenaga eksogen, proses

pengendapan dari hasil pengahncuran muka bumi (agradasi), dan kembali terangkat

karena tenaga endogen, demikian seterusnya merupakan siklus geomorfologi yang

ada dalam sekala waktu sangat lama.

Gambar 2. Hubungan antara geologi, fisiografi, dan proses geomorfologi (Suparpto,

1997: 3)

Sehubungan dengan gambar/diagram di atas, maka dalam mempelajari proses

geomorfologi yang terjadi di permukaan bumi perlu memperhatikan beberapa

konsepdasar. Secara garis besar dikenal beberapa konsep dasar dalam studi

geomorfologi yang dikemukakan oleh Thornbury (1958) dalam Suprapto (1997: 17)

dan Suwijanto (tanpa tahun : 2) adalah sebagai berikut:

GEOLOGI FISIOGRAFI

1. MINERALOGI/PETROGRAFI

2. TRATIGRAFI/PALEONTOLOGI

3. GEOMORFOLOGI

1. METEOROLOGI/KLIMATOLOGI

2. HIDROLOGI/OSEANOGRAFI

3. GEOMORFOLOGI

G E O M O R F O L O G I

UNIT GEOMORFOLOGI

1. VOLKAN

2. DATARAN

3. PLATEAU

4. KUBAH/DOME

Page 12: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

5. LIPATAN

6. PATAHAN/BLOK

7. KOMPLEKS

TENAGA GEOMORFOLOGI

1. AIR MENGALIR

2. AIR TANAH

3. GELOMBANG, ARUS,

TSUNAMI

4. GLETSER

5. ANGIN

PROSES GEOMORFOLOGI

PELAPUKAN

FISIS, KIMIA, dan

BIOLOGI

GERAK MASSA BATUAN

RAYAPAN, ALIRAN, LONGSORAN

LAHAN, TERBAN/AMBLESAN

EROSI

FLUVIAL,ABRASI

ABLASI, GLASIASI

PEMBENTUKAN TANAH DENUDASI

1. Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja sekarang, bekerja pula pada

waktu geologi yang, walaupun intensitasnya tidak sama seperti sekarang.

2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi

bentuklahan dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuklahannya.

3. Perbedaan muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lain disebabkan

karena derajat pembentukannya berbeda pula.

Page 13: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

4. Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nayata pada

bentuklahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu karakteristik

tertentu pada bentuklahannya (meninggalkan jejak yang spesifik dan dapat dibedakan

dengan proses lain secara jelas).

5. Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka

dihasilkan suatu urutan bentuklahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada

masingmasing tahap perkembangannya.

6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan

evolusi geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi umumnya

sangat kompleks/rumit, jarang yang disebabkan oleh proses yang sederhana).

7. Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman

Tersier, dan kebanyakan daripadanya tidak lebih dari zaman Pleistosen.

8. Interpretasi secara tepat terhadap bentanglahan sekarang tidak mungkin dilakukan

tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi selama masa

Pleistosen (Pengenalan bentanglahan saat sekarang harus memperhatikan proses yang

berlangsung pada zaman Pleistosen)

9. Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari

berbagai kepentingan di dalam proses-proses geomorfologi yang berbeda (dalam

mempelajari bentanglahan secara global/skala dunia, pengetahuan tentang iklim

global perlu diperhatikan)

10. Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentanglahan sekarang,

namun untuk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah

perkembangannya

Di samping konsep dasar tersebut di atas, dalam mempelajari geomorfologi cara dan

metode pengamatan perlu pula diperhatikan. Apabila pengamatan dilakukan dari

pengamatan lapangan saja, maka informasi yang diperoleh hanya mencakup

pengamatan yang sempit (hanya sebatas kemampuan mata memandang), sehingga

Page 14: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

tidak akan diperoleh gambaran yang luas terhadap bentanglahan yang diamati. Untuk

mengatasi hal tersebut perlu dikakukan beberapa hal:

a. Pengamatan bentanglahan dilakukan dari tempat yang tinggi sehingga diperoleh

pandangan yang lebih luas. Namun demikian, cara ini belum banyak membantu

dalam mengamati bentanglahan, karena walaupun kita berada pada ketinggian

tertentu, kadangkala pandangan tertutup oleh hutan lebat sehingga pandangan

terhalang. Kecuali, tempat kita berdiri pada saat pengamatan bentang alam

merupakan tempat tertinggi dan tidak ada benda satupun yang menghalangi. Itupun

hanya terbatas kepada kemampuan mata memandang.

b. Pengamatan dilakukan secara tidak langsung di lapangan dengan menggunakan

citra pengideraan jauh baik citra foto maupun citra non foto, cara ini dapat melakukan

pengamatan yang luas dan cepat.

Istilah Empirik dan Deskriptif Dalam Geomorfologi

Pengetahuan Geomorfologi merupakan ilmu yang relatif muda, karena baru berdiri

sendiri pada akhir abad ke 19. Di Indonesia dilihat perkembangannya masih sangat

lamban, sehingga tidak lepas dari berbagai kesulitan; salah satu di antaranya adalah 

mengenai “penggunaan istilah” dalam bahasa Indonesia masih sangat minim lebih

banyak istilah-istilah dalam bahasa asing. Harus diakui bahwa hampir semua buku-

buku

yang digunakan mempelajari Geomorfologi tertulis dalam bahasa asing seperti

Belanda, Inggris, Jerman, dan sebagainya.

Istilah-istilah asing yang banyak dipergunakan adalah terutama dalam menguraikan

bentuklahan yang tidak terdapat di Indonesia misalnya bentuklahan hasil pengerjaan

gletser, bentuklahan di daerah arid dan sebagainya. Dilihat dari segi arti yang

terkandung dalam istilah-istilah yang dipergunakan dalam Geomorfologi, dapat

Page 15: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

digolongkan ke dalam dua jenis Sudarja dan Akub (1977: 11), yaitu:

a) Istilah empiris (empirical terms)

b) Istilah deskriptif (descriptive terms)

Istilah-istilah secara empiris dalam menyebutkan dan menjelaskan sesuatu bentukan

yang terdapat di alam tanpa memasukkan penjelasan mengenai sifat, ukuran, proses

terjadinya dan sebagainya. Sebagai contoh perkataan “dataran”, biasanya digunakan

untuk menyebutkan bentuklahan yang relatif lebih datar dari daerah sekitarnya,

namun perkataan dataran belum menunjukkan sifat-sifat dataran, bagaimana

terbentuknya, tersusun atas material apa dan sebagainya. Istilah dataran secara

empiris belum memberikan pengertian yang tuntas kepada yang mendengarnya,

karena masih mungkin untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan dataran

tersebut. Contoh lain, seperti perkataan “bukit” digunakan untuk menyebutkan

bentuklahan yang lebih tinggi dengan daerah yang lain dan tidak terlalu tinggi, namun

belum memberikan konsep yang

jelas, sehingga perlu pertanyaan lebih lanjut. Lain halnya dengan istilah deskriptif

seperti “plateau” yang juga merupakan dataran, tetapi bagi orang yang

mempelajarinya sudah mengenal bahwa yang dimaksud di sini adalah dataran tinggi.

Demikian juga istilah “sand dune”, “barchan”, sama-sama mempunyai pengertian

bukit, tatapi istilah yang diberikan telah lebih lengkap dibanding dengan bukit. Istilah

sand dune, barchan merupakan timbunan pasir (bukit pasir/sand dune, dan bukit pasir

berbentuk sabit/barchan).

Berdasarkan apa yang telah dikemuka bahwa dalam mempelajari geomorfologi lebih

banyak menggunakan istilah-istilah yang tergolong ke dalam istilah deskriptif yang

sering digunakan, namun demikian istilah empiris masih dipergunakan.

Arti Penting Geomorfologi

Pada dasawarsa terkahir ini sudah dimulai tampak arti penting geomorfologi sebagai

pendukung ilmu kebumian lainnya dan ilmu yang terkait dalam arti praktisnya.

Page 16: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

Geomorfologi sebagai ilmu mempunyai arti yang penting, seperti peranannya

dalamgeografi fisik dan terapannya dalam penelitian. Geomorfologi sudah mulai

dimasukkan dalam ke dalam kurikulum pada fakkultas-fakultas seperti Fakultas

Pertanian, Teknik, Arkeologi, dan sebagainya serta banyak penelitian-penelitian yang

menggunakan pendekatan geomorfologi. Sebagai contohnya adalah penggunaan

pendekatan geomorfologi untuk studi bencana alam, kerekayasaan, lingkungan,

pemetaan tanah, pemetaan air tanah dan sebagainnya. Namun demikian,

geomorfologi dalam pengajaran serta penelitian-penelitian yang bertema fisik yang

non geomorfologik, uraian geomorfologi hanya sekedar ilustrasi yang tradisional dan

belum dimanfaatkan untuk dasar pengambilan sampel daerah ataupun analisisnya.

Hal ini disebabkan oleh berbagai hal di antaranya adalah kurangnya atau langkanya

buku-buku geomorfologi.

Kajian geomorfologikal akan menghasilkan data/informasi yang utama dan pertama

dari bentanglahan fisikal yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu maupun terapan

praktisnya. Dalam penerapan geomorfologi pada dasarnya banyak diwarnai oleh

Verstappen dalam bukunya yang berjudul “Applied Geomorphology

(Geomorphological Surveys for Environmental Development)” tahun 1983. Dalam

buku tersebut memuat

berbagai terapan geomorfologi. Adapun terapan geomorfologi yang dikemukakan

oleh Verstappen tersebut adalah meliputi. Peran dan terapan geomorfologi dalam

survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan,

keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan,

banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.

Dari apa yang telah dikemukakan di atas, maka geomorfologi mempunyai peran dan

arti yang cukup penting. Karena dalam suatu perencanaan pengemabang wilayah,

memerlukan informasi dasar yang menyeluruh baik aspek fisik maupun aspek sosial.

Pada aspek fisik geomorfologi dapat memberikan informasi melalui kajian dengan

Page 17: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

pendekatan geomorfologi. Pendekatan geomorfologi digunakan dalam melakakukan

analisis dan klasifikasi medan (terrain analysis and classification) dengan beberapa

parameter seperti yang dikemukakan oleh Zuidam, et al (1978 : 9 – 22), dimana pada

intinya dalam analisis dan klasifikasi medan dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Relief/morfologi meliputi bagian lereng, ketinggian, kemiringan lereng, panjang

lereng, bentuk lereng, bentuk lembah, dan aspek relief yang lain.

b. Proses geomorfologi meliputi erosi dan tipe erosi, kecepatan dan daerah yang

terpengaruh; banjir yang meliputi tipe, frekuensi, durasi, kedalaman, dan daerah yang

terpengaruh; gerakan massa yang meliputi tipe, kecepatan, daerah yang

terpengaruh.

c. Tipe material batuan meliputi batuan induk, material permukaan, kedalaman

pelapukan.

d. Vegetasi dan penggunaan lahan meliputi tipe vegetasi, kepadatan, tipe penggunaan

lahan, periode, durasi, dan konservasi.

e. Air tanah mencakup kelembaban permukaan, kedalaman air tanah, fluktuasi air

tanah, dan kualitas air tanah.

f. Tanah mencakup kedalaman, kandungan humus, tekstur, drainase, dan daerah

berbatu.

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka geomorfologi memegang 

peranan yang cukup penting, sebab hasil analisis dan klasifikasinya medan ataupun

lahan dapat dimanfatkan untuk berbagai kepentingan. Seperti dalam bidang

keteknikan, ekonomi, hidrologi dan lain sebagainya. Berbagai bentuklahan yang ada

di permukaan bumi, merupakan bagian kajian dari geomorfologi terutama dan

terutama tentang sifat alami, asal mula, proses perkembangan, dan komposisi material

penyusunnya.

Kaitannya dengan hal tersebut Thornbury (1954) dalam Sutikno (1987: 12)

menyatakan bahwa ada lima kelompok terapan geomorfologi, yaitu:

Page 18: Prospek Energi Panas Bumi Di Indonesia

1. Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst

dan air tanah daerah glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan

baik apabila geomorfologinya diketahui secara mendalam. Air tanah di daerah glasial

tergatung pada tipe endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati

dengan geomorfologi.

2. Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan

geomorfologi untuk menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral epigenetik, dan

endapan bijih.

3. Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi

jalan raya, penentuan pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi

militer. Terapan geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek geomorfologi

dipertimbangkan

4. Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS

yang ditentukan dengan pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk

topografi, untuk mengenal struktur geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan

minyak.

5. Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah,

kajian pantai, dan erosi.