26
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI PROSEDUR TETAP TENTANG KOORDINASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT No. Dokumen : Berlaku Efektif : April 2006 PROSEDUR TETAP TENTANG KOMUNIKASI DAN KOORDINASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT (PROTAP – KOP) No. PJB/PROS/……. MEI 2006 Edisi : 02 Revisi: 01 Halaman 1

Protap Koordinasi Operasi Dan Pemeliharaan 260406

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ophar

Citation preview

Protap Tata Komunikasi koord. op&har

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI

PROSEDUR TETAP TENTANG KOORDINASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT No. Dokumen:

Berlaku Efektif:April 2006

PROSEDUR TETAP

TENTANG

KOMUNIKASI DAN KOORDINASI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT

(PROTAP KOP)

No. PJB/PROS/.

MEI 2006

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI

KATA PENGANTAR

Prosedure tetap komunikasi dan koordinasi operasi dan pemeliharaan pembangkit sangat diperlukan dalam pengendalian kinerja pembangkit. Unit Pembangkitan, serta sub Direktorat terkait di PJB Kantor Pusat harus menggunakan protap ini sebagai media dalam pengambilan keputusan dan penyampaian informasi kondisi pembangkit. Kepatuhan dalam mengikuti protap ini diharapkan dapat memudahkan dalam pengendalian kinerja pembangkit.

Disamping itu, kebutuhan operasi sistem Jawa Bali saat ini juga menghendaki adanya komunikasi yang lebih baik antara pengelola operasi sistem (P3B), Unit Pembangkitan dan PJB Kantor Pusat. Informasi mengenai kesiapan pembangkit aktual menjadi salah satu parameter yang penting dalam menentukan perintah operasi sistem. Oleh karena itu Protap komunikasi dan koordinasi operasi dan pemeliharaan pembangkit perlu disusun agar semua pihak terkait dapat memperoleh informasi yang sama untuk keperluan operasi sistem maupun pembangkit.

Protap ini diharapkan dapat berfungsi sebagai referensi aktual dalam pelaksanaan mekanisme kerja dan koordinasi di internal PJB serta pada sistem tenaga listrik Jawa Bali sehingga operasi sistem dapat berjalan lebih baik dan lancar.

Dengan berlakunya Protap ini maka Protap versi sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

I. DAFTAR ISI

Halaman

2KATA PENGANTAR

I. DAFTAR ISI3II. LEMBAR PENGESAHAN4III. DAFTAR DISTRIBUSI5IV. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN5V. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN6VI.ISI PROSEDUR7

1. PENDAHULUAN7

1.1. UMUM .........................................................................................................................7

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN7

1.3. RUANG LINGKUP7

2 TATA CARA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI9

2.1 Koordinasi Operasi9

2.1.1 Periode Real Time9 2.1.2 Periode Harian.........................................................................................................9

2.1.3 Periode Mingguan11

2.1.4 Periode Bulanan12

2.2 Koordinasi Pemeliharaan13

2.2.1. Periode Mingguan13

2.2.2 Periode Bulanan14

2.2.3. Periode Tahunan14

2.3 Koordinasi Bahan Bakar15

2.3.1 Periode Mingguan15

2.3.2 Periode Bulanan15

2.3.3 Periode TahunanError! Bookmark not defined.

2.4 Koordinasi Pelaporan Gangguan Unit16

2.4.1. Gangguan unit internal16

2.4.2. Gangguan unit eksternal16

2.4.2.1 Pemadaman Sistem Sebagian yang meluas17

2.4.2.2 Pemadaman Sistem Total17

3. PENUTUP18

II. LEMBAR PENGESAHAN

No. Pembuat ProtapJabatanTanda TanganTanggal

1. Edy hartonoAsmen ME

2. Retno handayaniSpesialis ME

3. Arif WahyuadiAsmen ROP

4. Tutur AsmorojoyoAsmen ROP

5.Bambang IswantoAsmen BBR

6.PuspohadiAsmen BBR

7.Sidik WiyonoDM Op. Gresik

8.Yossi NovalDM Op. Murakarang

9.RoestamDM Op.Paiton

10.MudjionoDM Op. Muaratawar

11.SyarifudinDM Op. Cirata

12.KototDM Op. Brantas

DIPERIKSA dan DISAHKAN

NamaJabatanTanda TanganTanggal

Djoko Susanto

Prawoko

Amin Rizaq

Paminto Adi B

Ishvandono Yunaini

A.Djati Prasetyo

Miftah

Kamal

SuhataManajer Manajemen Energi

Manajer ROP

Manajer BBR

Manajer UP Gresik

Manajer UP Muarakarang

Manajer UP Paiton

Manajer UP Muaratawar

Manajer UP Cirata

Manajer UP Brantas

III. DAFTAR DISTRIBUSI

No.Bidang / Unit / PelaksanaPersonil

1. SDMEManajer Manajemen Energi

2. SDROPManajer Perencana dan Pengendali Operasi dan Pemeliharaan

3. SDBBRManajer Bahan Bakar

4. Unit Pembangkit

5.

IV. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN

V. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN

Revisi keTanggalHal.ParagrafAlasanDisahkan OlehFungsi/ JabatanTanda Tangan

1

VI.ISI PROSEDUR

1. PENDAHULUAN

1.1 UMUM

Protap Koordinasi Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit ini dibuat sebagai tindak lanjut dari Action Plan Rapat Koordinasi Operasi & Niaga Bulanan PT Pembangkitan Jawa Bali tanggal 21 Desember 2005. Protap ini menetapkan aturan komunikasi dan koordinasi yang harus digunakan oleh pihak-pihak terkait baik dilingkungan internal PT PJB maupun dilingkungan eksternal PT PJB.

Dalam Protap ini Pihak Pihak yang terkait adalah :

Sub Direktorat Manajemen Energi PT PJB (SDME);

Sub Direktorat Perencanaan Operasi & Pemeliharaan PT PJB (SDROP);

Sub Direktorat Bahan Bakar PT PJB (SDBBR);

Unit Pembangkitan PT PJB (UP);

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Protap ini dibuat dengan maksud untuk menjadi acuan tetap komunikasi koordinasi operasi dan pemeliharaan pembangkit di lingkungan PJB.

1.3 RUANG LINGKUP

Protap ini meliputi proses komunikasi dan koordinasi operasi dan pemeliharaan pembangkit untuk periode dan kondisi berikut :

A. Koordinasi Operasi

1. Periode Real Time

2. Periode Harian

3. Periode Mingguan

4. Periode Bulanan

B. Koordinasi Pemeliharaan

1. Periode Mingguan

2. Periode Bulanan

3. Periode Tahunan

C. Koordinasi Bahan Bakar

1. Periode Harian

2. Periode Mingguan

3. Periode Bulanan

D. Koordinasi Pelaporan Gangguan Unit

1. Gangguan unit sebab internal

2. Gangguan unit sebab eksternal

i. Pemadaman sistem sebagian

ii. Pemadaman sistem meluas

E. Prosedure Pelaporan

1. Real time

2. Harian

3. Mingguan

4. Bulanan

1.4 Definisi :

FO- Force Outage

keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi emergensi pada pembangkit atau adanya gangguan yang tidak diantisipasi sebelumnya serta yang tidak digolongkan ke dalam MO atau PO.

MO - Maintenance Outage

Outage yang dapat ditunda setelah periode operasi mingguan berakhir dan unit perlu keluar dari operasi, status lain, atau status RSH sebelum pelaksanaan PO. MO dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, mempunyai tanggal start yang fleksibel, bisa memiliki atau tidak memiliki suatu periode yang ditentukan.

PO - Planned Outage

Suatu outage yang telah dijadwalkan sebelumnya dan dengan periode tertentu sesuai rekomendasi pabrikan, dan terjadi satu atau dua kali dalam satu tahun. Overhauls atau inspeksi dan pengujian turbin dan boiler adalah contoh tipikal dari PO.

Gangguan internal

FO yang disebabkan gangguan peralatan dilingkungan pembangkit

Gangguan external

FO yang disebabkan gangguan oleh sistem interkoneksi (transmisi), gangguan pasokan bbm dan gas

Shut down normal

Keluarnya unit pembangkit dari sistem sesuai rencana RDM (rencana daya mampu) atau permintaan dari dispatcher P3B.

Real time

kondisi unit aktual dalam waktu ( dari 3 jam yang meliputi kesesuaian rencana pembebanan serta kondisi yang berpotensi mengganggu kelangsungan operasi dan perlu diputuskan segera dengan tujuan agar kesesuaian pembebanan tercapai dan kondisi gangguan dapat diatasi segera.

1.5 Referensi

1. Protap IKP

2 Protap HDKS

3 Aplikasi Cause Code dan Aplikasi Dispatch4 Protap Laporan Gangguan (tugas SDROP)2. TATA CARA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI

2.1 Koordinasi Operasi

2.1.1 Periode Real Time

Koordinasi Real Time ini mengatur tentang tata cara komunikasi operasi real time unit pembangkit PJB dengan dispatcher P3B.Yang berhubungan dengan operasi real time adalah :

Rutin

a. Kesesuaian ROH : Supervisor Produksi harus melakukan pengecekan kesesuaian ROH dengan realisasi pembebanan setiap jam, Apabila terdapat perintah pembebanan yang tidak sesuai dengan ROH yang merugikan pembangkit, Supervisor produksi di UP harus menanyakan ke dispatcher P3B

b. Beban maximum :Apabila unit diminta untuk beban maximum oleh dispatcer, maka:

1. Supervisor Produksi UP harus menyampaikan ke dispatcher P3B mengenai beban maksimum (sesuai DMN) yang telah dicapai

2. Bila beban maximum yang dicapai dibawah DMN (lebih dari 2%),maka Supervisor UP harus meng update status kinerja DBME dan mencatat log book informasi mengenai : jam mulai terjadi derating, MW derating, penyebab derating (cause code) dan jam kondisi derating dapat diatasi. Apabila dispatcher P3B menanyakan penyebab derating ,agar disampaikan Cause Code yang sesuai

c. Penormalan status unit : Apabila kondisi derating tersebut sudah bisa diatasi, operator UP harus segera menyampaikan kondisi tersebut ke dispatcher P3B untuk menormalkan status. (dalam hal ini dispatcher P3B dapat melakukan pengujian pembebanan terhadap unit tersebut).

d. Di akhir shift supervisor produksi atau yang diberi kewenangan melakukan entry data ke DBME meliputi realisasi beban,produksi,pemakaian sendiri, energi primer (sesuai format yang disepakati).

Non rutin

a. Gangguan Unit Pembangkit :Dalam hal terjadi gangguan di unit pembangkit, sehingga unit pembangkit mengalami Forced Outage (FO), Supervisor UP berkoordinasi langsung dengan dispatcher P3B .

b. Apabila unit mengalami Forced derating (FD) dan dispatcher P3B menanyakan penyebab derating ,maka Supervisor Produksi menyampaikan Cause Code yang sesuai

c. Penormalan status unit : Apabila kondisi gangguan dan derating tersebut sudah bisa diatasi, operator UP harus segera menyampaikan kondisi tersebut ke dispatcher P3B untuk menormalkan status. (dalam hal ini dispatcher P3B dapat melakukan pengujian pembebanan terhadap unit tersebut).

d. Dalam kondisi poin a,b dan c Supervisor produksi UP harus segera

i. mencatatkan kejadian tersebut dalam log book

ii. merubah status unit dalam Modul Kinerja DBME.

iii. Membuat laporan gangguan (sesuai protap laporan gangguan)

Semua komunikasi antara Supervisor produksi UP (yang diberi kewenangan) dan dispatcer P3B wajib dicatat di buku komunikasi.(selama belum ada aplikasi dispatch) format terlampir2.1.2 Periode Harian

Prosedur ini mengatur tentang koordinasi rencana operasi harian unit pembangkit PJB dengan dispatcher P3B:

a. SDME bertanggung jawab down load dari server P3B dan upload ROH ke web-me.pjb2.com file Rencana Operasi Harian (ROH) paling lambat jam 15.30 serta melakukan entry ROH ke aplikasi DBME untuk dapat diakses oleh operator UP.bila tidak tersedia ,UP bisa langsung mengakses ke alamat : ftp://10.6.0.80 (P3B) menggunakan internet explorer b. Evaluasi ROH :UP (Supervisor Rendal Op) memeriksa kesesuaian ROH dan RDM, apabila terjadi ketidaksesuaian maka disampaikan ke SDME .c. Evaluasi status unit /derating : UP (Supervisor Rendal Op) memeriksa 1. Terhadap kesesuaian status DBME ,apabila data yang diisikan Supervisor Produksi tidak sesuai kondisi aktual maka supervisor rendal Op melakukan koreksi data2. Terhadap kesesuaian status aktual unit terhadap Harian Deklarasi Ketidaksiapan (HDKS) dengan alamat hdks.pln-jawa-bali.co.id dengan user dan password masing-masing, apabila terjadi ketidaksesuaian ( status unit, besar derating, tanggal dan jam awal-akhir gangguan) disampaikan ke SDME melalui email [email protected] cc [email protected]. SDME akan menindaklanjuti ketidaksesuaian tersebut.c. Semua kegiatan yang telah disepakati di ROM maka pada hari H-1 pelaksanaan agar Supervisor Rendal Op mengkonfirmasi ke P3B (UBOS cc dispatcher) melalui telpon dan fax .

2.1.3 Periode Mingguan

Prosedur ini mengatur tentang koordinasi operasi mingguan antara UP dengan PJB Kantor Pusat untuk satu minggu kedepan :

a. Rencana :

i. Setiap selasa jam 10.00 UP mengirim rencana kesiapan unit mingguan / RDM (periode jumat jam 00.00 s/d kamis jam 23.59) melalui DBME, bila ada kendala pengisian dapat di email ke SDME cc SDROP menggunakan format file excel

ii. Rencana pelaksanaan test performance unit agar di informasikan di RDM

iii. SDROP mengevaluasi RDM untuk kinerja unit, bila ada masukan dikirimkan ke SDME cc UP yang bersangkutan sebelum jam 13.00 pada hari selasa

iv. SDME melakukan kompilasi RDM dari semua unit dan mengevaluasi data tersebut terhadap kebutuhan sistem Jawa Bali ,dan bila tidak ada perubahan SDME mengirim ke P3B jam 14.00

v. Strategi beban maximum:bila terjadi potensi derating yang sifatnya fluktuatif unit agar menginformasikan dalam RDM (kolom keterangan ) untuk dievaluasi SDME.

b. Revisi Rencana

i. Unit pembangkit masih diijinkan melakukan perubahan RDM sebelum hari kamis jam 10.00 (sesuai poin a.i)

c. Final

i. SDME bertanggung jawab upload data final RDM dari P3B ke web-me.pjb2.com file Rencana Operasi Mingguan (ROM) hari Kamis paling lambat jam 15.30 .

d. Evaluasi realisasi

i. Supervisor Rendal Operasi UP mengevaluasi kesesuaian MDKS dengan alamat hdks.pln-jawa-bali.co.id untuk minggu berjalan dan menginformasikan ke SDME ke [email protected]

ii. SDME melakukan klarifikasi MDKS (Mingguan Deklarasi Ketidaksiapan) dengan P3B untuk penghitungan EAF bulanan.

2.1.4 Periode Bulanan

Rencana

a. Unit Pembangkit mengirim rencana daya mampu bulanan dan kesiapan unit setiap tanggal 5 ke SDME (prosedure sesuai poin 2.1.3.a)

b. P3B mengirim Informasi Sistem Jawa Bali ke SDME setelah tanggal 5

c. SDME mengajukan penawaran ke P3B setiap tanggal 10-15

d. Sebelum rapat alokasi dengan P3B akan dilaksanakan Rakor Operasi & Niaga Bulanan yang diikuti oleh VP, SDME, SDAGA, SDROP, SDBBR, SDPAP, dan UP

e. Setiap minggu ke 3, SDME mengikuti penentuan alokasi energi bulanan dengan P3B, IP, PMT dan PKP.

f. Hasil alokasi energi sistem Jawa bali dan informasi Sistem Jawa Bali akan di up load sebagai ROB (Rencana operasi Bulanan) di Web-me.pjb2.com

Realisasi

a. Setiap tanggal 1 jam 10:00 dilakukan perhitungan transaksi penjualan tenaga listrik di masing masing unit pembangkit dengan P3B dan pembuatan berita acara sementara.

b. Paling lambat tanggal 2 jam 10:00 unit supervisor rendal operasi menghitung hasil perhitungan EAF sementara dengan data bersumber dari MDKS hingga minggu ke 3 dilengkapi dengan data minggu terakhir masing-masing UP. Data EAF sementara dikirimkan via email ke SDAGA kecuali unit dibawah 15 MW.

c. Hasil download transaksi meter elektronik (untuk unit thermal), data konfigurasi unit (khusus untuk PLTGU) dan BA sementara dikirim ke SDAGA paling lambat tanggal 2 jam 10:00

d. SDAGA memasukkan hasil perhitungan JTS (Jumlah Tagihan Sementara) dan EAF sementara ke ftp .pjb2.com /download/niaga/tahun/bulan paling lambat tanggal 2 jam 13:00

e. Berita Acara Transaksi ditandatangani manajer unit dengan manajer UPT/APD, soft copy BA dikirim ke SDAGA

f. SDME dan P3B memfinalisasi EAF unit pembangkit PJB paling lambat tanggal 8 dan membuat Berita Acara final EAF di upload ke web-me.pjb2.com dan dikirim resmi ke P3B cc SDAGA

g. Untuk loading data EAF dan produksi kedalam SIT ELLIPSE dilakukan paling lambat tanggal 2 oleh akuntansi unit dengan bersumber pada EAF sementara dan produksi. Setelah data final didapat ,maka SDAGA akan memberi data tersebut ke SDTAN untuk melakukan jurnal penyesuaian.

2.2 Koordinasi Pemeliharaan

2.2.1 Periode Mingguan

Prosedur ini mengatur tentang penetapan jadwal kegiatan pemeliharaan unit pembangkit PJB untuk satu minggu kedepan :

a. Rapat koordinasi mingguan antara bidang operasi dan pemeliharaan unit untuk menetapkan kegiatan pemeliharaan periode satu minggu kedepan terutama yang membutuhkan unit stop.

b. Rencana kegiatan pemeliharaan mingguan dituangkan dalam RDM mingguan sesuai prosedure 2.1.3.a

c. Dalam periode minggu berjalan, apabila ada pemeliharaan tidak terjadwal dalam RDM , maka unit akan berstatus FO.

2.2.3 Periode Bulanan

Prosedur ini mengatur tentang penetapan jadwal dan kesiapan pelaksanaan Planned Outage (PO dan MO) pembangkit PJB untuk 2 bulan kedepan :

a. Updating jadwal pemeliharaan 2 bulan kedepan serta kesiapan sumber daya (spare parts ,SDM, tools ) dilakukan pada Rakor Operasi & Niaga Bulanan

b. Pengiriman RDM Bulanan pembangkit PJB oleh SDME ke P3B pada tanggal 5 setiap bulan dengan tembusan ke SDROP

c. UP dapat melakukan revisi RDM bulan depan dan mengirimkan ke SDME sebelum tanggal 15 untuk dikoordinasikan dengan SDROP dan selanjutnya disampaikan ke P3B2.2.4 Periode Tahunan

Prosedur ini mengatur tentang penetapan jadwal pemeliharaan pembangkit PJB serta kesiapan pembangkit PJB (EAF) untuk 2 tahun kedepan :

a. Updating jadwal pemeliharaan tahun berjalan serta kesiapan spare parts dilakukan pada saat Rakor Operasi & Niaga Bulanan (SDROP/ SDPAP/ UP)

b. Pembuatan/ upating jadwal pemeliharaan 2 tahun kedepan oleh UP pada bulan Juli yang dikoordinir oleh SDROP

c. Finalisasi jadwal pemeliharaan 2 tahun kedepan oleh UP pada bulan Oktober yang dikoordinir oleh SDROP

d. Penyampaian jadwal pemeliharaan 2 tahun kedepan oleh SDROP ke SDME untuk disampaikan ke P3B pada bulan Oktober2.3 Koordinasi Bahan Bakar

2.3.1 Periode Harian dan Mingguan

a. Unit Pembangkit menginformasikan kondisi stock dan pemakaian harian (n-1) ke SDBBR paling lambat jam 09.00

b. SDBBR menyampaikan Laporan Harian mengenai pemakaian dan stock bahan bakar masing-masing unit ke SDME, SDROP dan DirProd setiap jam 10.00 via email

c. SDBBR setiap selasa menyampaikan informasi kondisi stock, ketersediaan ruang kosong tanki, jadwal kedatangan kapal yang diharapkan (ETA = Estimate Time Arrival) dari masing-masing unit UP PT PJB kepada PT Pertamina dan ditembuskan ke SDME dan SDROP serta Unit Pembangkit

d. Bila terjadi stock bahan bakar hanya cukup untuk operasional pemakaian : * 7 hari maka unit pembangkit wajib menginformasikan ke SDBBR dan tembusan ke SDME , SDROP dan Dirprod.

* 3 hari operasi maka Unit Pembangkit mengirim surat ke SDME tembusan SDBBR dan SDROP. Isi surat mencantumkan jumlah life stock ,hari mampu operasi, mampu produksi. Hasil koordinasi antara SDME,SDBBR dan SDROP diinformasikan ke UP

* Krisis bahan bakar diluar jam kerja ,supervisor produksi langsung berkoordinasi dengan dispatcher P3BSelanjutnya SDME berkoordinasi dengan SDROP ,SDBBR dan UP untuk membahas langkah-langkah yang dilaksanakan . bila kondisi tidak memungkinkan SDME akan memberi surat berupa Fax ke P3B perihal kondisi volume bahan bakar yang tersedia dengan rencana mampu produksi untuk pengaturan pembebanan menurut sistem Jawa Bali.

2.3.2 Periode Bulanan

a. Hasil alokasi energi akan dipakai sebagai pertimbangan oleh SDBBR untuk menentukan volume nominasi bahan bakar bulanan kepada pemasok bahan bakar (BBM,Gas,Batubara)

b. Hasil kesepakatan nominasi antara Pemasok bahan bakar dan PT PJB akan diinformasikan ke UP, SDROP dan SDME

c. SDBBR akan menginformasikan kendala-kendala yang akan terjadi untuk rencana kedepan saat rapat Koordinasi Operasi dan Niaga

2.4 Koordinasi Pelaporan Gangguan Unit2.4.1 Gangguan unit internal

a. Apabila unit mengalami gangguan internal sehingga menyebabkan unit Trip atau harus dimatikan, maka setelah penormalan kondisi unit baik unit bisa segera di start kembali atau perlu analisa lebih lanjut, maka operator unit selain harus mencatat pada log book, juga harus memasukkan data status unit pada Modul Kinerja DBME serta perlu segera menginformasikan kondisi unit secara singkat kepada manajemen terkait melalui Menu SMS Gateway di web-me.

b. Informasi kondisi status unit yang dimasukkan melalui Menu SMS Gateway di web-me akan segera diteruskan oleh SMS Gateway ke Deputy Manajer Operasi, Manajer Unit dan PIOP.

c. Direksi terkait dan Sekper akan memperoleh informasi kondisi status unit dari PIOP.

2.4.2 Gangguan unit eksternal

a. Apabila unit mengalami Trip (FO) akibat terjadinya gangguan di jaringan (eksternal), maka Operator unit harus segera melakukan koordinasi dengan Region P3B terkait, guna mengidentifikasi penyebab gangguan. Setelah penyebab gangguan diketahui dan disepakati untuk dilakukan penormalan kondisi unit, baik unit bisa segera di start kembali atau perlu analisa lebih lanjut, maka operator unit selain harus mencatat pada log book, juga harus memasukkan data status unit pada Modul Kinerja DBME serta perlu segera menginformasikan kondisi unit secara singkat kepada manajemen terkait melalui Menu SMS Gateway di web-me.

b. Informasi kondisi status unit yang dimasukkan melalui Menu SMS Gateway di web-me akan segera diteruskan oleh SMS Gateway ke Deputy Manajer Operasi, Manajer Unit dan PIOP.

c. Direksi terkait an Sekper akan memperoleh informasi kondisi status unit dari PIOP.

2.4.3 Pemadaman Sistem Sebagian yang meluas

a. Apabila frekuensi system mengalami perubahan (naik/ turun) yang cukup besar dalam waktu yang relative singkat, maka operator unit harus berupaya agar unit tidak mengalami Trip (FO), bisa beroparasi secara islanding atau beroperasi house load.

b. Dalam kondisi ini maka Operator unit harus segera melakukan koordinasi dengan Region P3B terkait, guna mengidentifikasi penyebab gangguan.

c. Apabila operator unit mengetahui bahwa telah terjadi pemadaman sistem sebagian yang cukup meluas, maka setelah penyebab gangguan diketahui dan sudah ada perintah dari dispatcher P3B untuk dilakukan penormalan kondisi unit, baik unit bisa segera di start kembali atau perlu analisa lebih lanjut, maka operator unit harus segera menginformasikan kondisi unit secara singkat kepada manajemen terkait melalui Menu SMS Gateway di web-me

d. Setelah kondisi system normal kembali, operator unit harus mencatat pada log book kejadian tersebut dan, juga harus memasukkan data status unit pada Modul Kinerja DBME.

e. Informasi kondisi status unit yang dimasukkan melalui Menu SMS Gateway di web-me akan segera diteruskan oleh SMS Gateway ke Deputy Manajer Operasi, Manajer Unit dan PIOP.

f. Direksi terkait dan Sekper akan memperoleh informasi kondisi status unit dari PIOP.

2.4.5 Pemadaman Sistem Total

a. Apabila frekuensi system mengalami perubahan (naik/ turun) yang cukup besar dalam waktu yang relative singkat, maka operator unit harus berupaya agar unit tidak mengalami Trip (FO), bisa beroparasi secara islanding atau beroperasi house load.

b. Dalam kondisi ini maka Operator unit harus segera melakukan koordinasi dengan Region P3B terkait, guna mengidentifikasi penyebab gangguan.

c. Apabila operator unit mengetahui bahwa telah terjadi pemadaman sistem Total se Jawa Bali, maka untuk unit yang mengalami Trip namun memiliki fasilitas black start, harus segera bias hidup kembali dengan fasilitas tersebut.

d. Selanjutnya guna membangun kembali sistem, operator unit harus mengikuti perintah dari dispatcher P3B.

e. Sambil menunggu proses penormalan system, maka operator unit harus segera menginformasikan kondisi unit secara singkat kepada manajemen terkait melalui Menu SMS Gateway di web-me atau telepon.

f. Setelah kondisi system nrmal kembali, operator unit harus mencatat pada log book kejadian tersebut dan, juga harus memasukkan data status unit pada Modul Kinerja DBME.

g. Informasi kondisi status unit yang dimasukkan melalui Menu SMS Gateway di web-me akan segera diteruskan oleh SMS Gateway ke Deputy Manajer Operasi, Manajer Unit dan PIOP.

h. Direksi terkait dan Sekper akan memperoleh informasi kondisi status unit dari PIOP.

VII. PENUTUP

Prosedur tetap ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Dengan pemberlakuan ketentuan ini maka prosedur lainnya diluar mekanisme pada ketentuan ini dan Protap versi sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

Demikian ketentuan ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Edisi : 02Revisi: 01 Halaman 1