Upload
yuni-qurrota-ayun
View
454
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan biokimia pangan
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN
PROTEIN II UJI SALTING OUT
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Praktikum Biokimia Pangan
Oleh :
Nama : Yuni Qurrota Ayun NRP : 123020104 Kel/Meja : D / 8 Asisten : Ridha Syifayanti Tgl percobaan : 12 Mei 2014
LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2014
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dn (4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengendapkan protein dengan cara penambahan garam.
1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan penarikan mantel air oleh garam ammonium sulfat sehingga kestabilan protein akan terganggu dan mengendap.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
1.4. Reaksi Percobaan
Gambar 99. Reaksi Percobaan Uji Saltig Out
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan Yang Digunakan, (2) Pereaksi Yang Digunakan, (3) Alat Yang Digunakan, Dan (4) Metode Percobaan.
1.1. Bahan yang Digunakan
Sampel yang digunakan adalah sampel M (Apel), K (Teh Celup), E ( Smoke Beef), A (kornet) dan I (Keju)
1.2. Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi yang digunakan dalam percobaan ini adalah Ammonium Sulfat. 1.3. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan uji Konsentrasi substrat ini adalah tabung reaksi, kertas saring, erlenmeyer dan corong.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
1.4. Metode Percobaan
Gambar 99. Metode Percobaan Uji Salting Out
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
III HASIL PENGAMATAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan, (2) Pembahasan.
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 25. Hasil Pengamatan Uji Salting Out
Sampel Pereaksi
Warna
Hasil I
Hasil II Setelah disaring
Setelah + biuret
E
Ammonium Sulfat
Bening Keruh
Bening Keruh
- +
A Keruh Keruh - +
M Coklat Coklat - +
K Kuning Keruh
Kuning Keruh
- -
I Putih Ungu - +
Keterangan : (+) : Terdapat Ikatan Peptida (-) : Tidak Terdapat Ikatan Peptida
Sumber : Hasil I : M.Saeful dan Yuni, Kelompok D, Meja 8, 2014.
Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2014.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
Gambar 100. Hasil Pengamatan Uji Slating Out
3.2. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
pada semua sampel yang diuji, semua sampel menunjukan hasil negatif. Padahal seharusnya hanya sampel K yang menunjukan hasil negatif. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan pada saat praktikum dilakukan.
Pada percoban ini mula-mula 3 sampel dimasukan pada tiap tabung reaksi lalu tambahkan garam ammonium sulfat sampai jenuh, yaitu sampai garam tidak dapat larut lagi. Garam yang digunakan dalam percobaan ini haruslah garam netral, karena jika garam yang digunakan tidak netral ditakutkan pengendapan yang terjadi disebabkan oleh adanya muatan pada protein bukan karena perebutan kelarutan air antara protein dan garam tersebut. Kemudian saring dan residunya di tambahkan aquadest dan dimasukan pada tabung reaksi yang lain kemudian lakukan uji biuret pada residu tersebut. Uji Biuret dilakukan untuk memastikan
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
endapan yang terbentuk benar protein atau hanya garam yang jenuh.
Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut sebagai “salting out”. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap. Garam logam berat dan asam-asam mineral kuat ternyata baik digunakan untuk mengendapkan protein. Tiap jenis protein mempunyai titik isolistrik yang berlainan. Pengendapan paling cepat terjadi pada titik isolistrik ini.
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Pengendapan pada metode salting-out terjadi karena proses persaingan antara garam dan protein untuk mengikat air. Grup ion pada permukaan protein menarik banyak molekul air dan berikatan dengan sangat kuat. Contohnya Amonium sulfat yang ditambahkan ke dalam larutan protein akan menyebabkan tertariknya molekul air oleh ion garam. Hal tersebut disebabkan ion garam memiliki densitas muatan yang lebih besar dibandingkan protein. Kekuatan ionic garam pada konsentrasi tinggi semakin kuat sehingga garam dapat lebih mengikat molekul air. Menurunnya jumlah air yang terikat pada protein menyebabkan gaya tarik menarik antara molekul protein lebih kuat bila dibandingkan dengan gaya tarik menarik anatara molekul protein dan air (mempertinggi interaksi hidrofobik), sehingga protein akan mengendap dari larutan atau berikatan dengan kolom hidrofobik. Selama proses salting-out, konsentrasi garam harus tetap dijaga agar tidak menurun dalam larutan sehingga tidak terjadi pengendapan yang bersamaan antara protein yang ingin dimumikan dan protein yang tidak diinginkan.
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
Metode Salting-in dilakukan dengan menambahkan garam yang tidak jenuh atau pada konsentrasi rendah sehingga protein menjadi bermuatan dan larut dalam larutan garam. Kelarutan protein akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi garam, apabila konsentrasi garam ditingkatkan terus, maka kelarutan protein akan turun, pada konsentrasi garam yang lebih tinggi,protein akan mengendap. Protein mempunyai sifat-sifat yaitu : 1. Ionisasi yaitu apabila protein larut di dalam air akan
membentuk ion positif dab ion negative. 2. Denaturasi yaitu perubahan konformasi serta posisi
protein sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.
3. Viskositas yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat cair yang mengalir.
4. Kristalisasi yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik isoelektriknya.
5. Sistem koloid yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan mengurakan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada semua sampel yang diuji, semua sampel menunjukan hasil negatif. Padahal seharusnya hanya sampel K yang menunjukan hasil negatif. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan pada saat praktikum dilakukan.
4.2. Saran
Pada saat praktikum, praktikan diharapkan bisa lebih teliti saat elakukan uji biuret dan tidak boleh dikocok.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Presipitasi Protein, Salting In dan Salting Out. tokekbiru.blogspot.com. Diakses : 14 Mei 2014
Deman John, (1997), Kimia Makanan, Penerbit ITB :
Bandung. Hedianti, Rianty., Chandra Irawan . Laporan biokimia pangan
Protein I. Universitas Pasundan : Bandung. Poedjadi, Anna.,2005, Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein II (Uji Salting Out)
LAMPIRAN
A : Kornet
B : Kentang
C : Kaldu Bubuk
D : Baso Sapi
E : Smoke Beef
F : Nugget
G : Sirup Marjan
H : Tepung Maizena
I : Keju
J : Susu UHT
K : Teh Celup
L : Bubur Bayi Sun
M : Apel