18
BAB II ISI GANGGUAN PSIKOLOGI MENSTRUASI A. PENGERTIAN Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali (kamus istilah kebidanan, hal 116) Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri. GANGGUAN PSIKOLOGI MENSTRUASI Pada masa menstruasi banyak sekali terdapat gangguan- gangguan baik dari segi fisik maupun dasi segi psikologis. Gangguan-gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas-aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut. Gangguan-gangguan psikologi pada saat menstruasi yaitu : 1. kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga menimbulkan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika ketegangan dan kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi.

Psikologi Kelp

  • Upload
    ulliya

  • View
    19

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Psikologi Kelp

BAB II

ISI

GANGGUAN PSIKOLOGI MENSTRUASI

A. PENGERTIAN

Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan

hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali

(kamus istilah kebidanan, hal 116)

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang

disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya

kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche

paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia

8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui

kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri.

GANGGUAN PSIKOLOGI MENSTRUASI

Pada masa menstruasi banyak sekali terdapat gangguan-gangguan

baik dari segi fisik maupun dasi segi psikologis. Gangguan-gangguan

menstruasi ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas-aktivitas

dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut. Gangguan-

gangguan psikologi pada saat menstruasi yaitu :

1. kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga

menimbulkan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika

ketegangan dan kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan

serta tidak segera diatasi maka akan menimbulkan fobia pada

menstruasi.

2. Merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh

datangnya menstruasi. Wanita akan merasa kebebasannya terbatas

akibat datangnya menstruasi ini misalnya saja wanita akan terbatas

dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari contohnya ia tidak dapat

melaksanakan ibadah, aktivitas olahraga dan aktivitas-aktivitas lainnya.

Page 2: Psikologi Kelp

3. Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan

akibat dari perubahan cara kerja hormone-hormon serta karena

pengaruh rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi.

4. Perubahan pola makan pola makan cenderung meningkat terutama

pada makan yang manis

5. Merasa gelisah dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang

wanita akan mengalami gangguan atau masalah susah tidur atau

insomnia.

Keluhan psikologis pada menstruasi (menarche)

masalah psikologi wanita terutama pada saat pertama menstruasi:

1. Trauma genital yaitu kecemasan yang tidak riil disertai perasaan bersalah

atau berdosa. Keinginan untuk menolak psikologis menstruasi dan gejala

yang sering terjadi dan sangat mencolok pada haid pertama yaitu

kecemasan dan ketakutan. Kadang-kadang pada saat itu timbul pula sikap

mennyalahkan ibu melahirkan dirinya sebagai seorang wanota yang

“bergelimangan dosa”yang harus ditebunya dengan menstruasi setiap

bulan. Maka banyak peristiwa, menstruasi pertama itu dihayati oleh

seorang anak gadis sebgai traumatis (kartono 2006).

2. Menstruasi dianggap kotor, najis dan menjijikkan serta menandakan noda

dan tidak suci.atas dasar yang keliru ini timbul rasa malu dan tidak bersih

atau tidak suci, merasa diri kotor dan bernoda dan diliputi rasa negatif

lainnya.

Faktor pendukung gangguan psikologis pada menarche:

1. Usia anak gadis

Apabila ank gadis mendapatkan menstruasi terlalu awal dalam artian

terlalu muda, dan kuarang disiplin dalam hal kebersihan badan sehingg

mengakibatkan anak tersebut tidak siap dengan keadaan dirinya,

menyebabkan menstrausi yang didapatana itusebgai suatu beban baru

Page 3: Psikologi Kelp

ata tugas baru yang tidak menyenangkan.demikain juga menarche yang

terlambat menyebabkan kecemasan dalam menunggu hainya.

2. Tingkat perkembangan pikiran

Apabila peristiwa menarche diikuti dengan infoyang salah, maka akan

menimbulkan bermacam-macam kecemasan dan gangguan pada diri dan

timbul gejala tidak enak, pusing,mual dan ingin muntah,serta cepat lelah

disertai rasa depresi dan tertekan, dismenoche, amenorche, dan perasaan

negatif tersebut menimbulkan rasa lemah dan kehilangan darah, atau

sakait-sakitan sehingga tidak berani keluar rumah.

3. Lingkungan

4. Pendidikan

a. Teori Cloaca

Menstruasi (Haid) Pada masa puberitas ada hal yang paling penting yaitu

menstruasi atau haid yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual.

Timbullah kini bermacam-macam peristiwa yaitu:

– Reaksi hormonal

– Reaksi biologis

– Reaksi Psikis Psikis yang berlangsung secara siklus loyalis, dan terjadi

pengulangan secara periodik peristiwa menstruasi.

Semua isi bisa berproses dalam suasana hati yang normal pada anak gadis. Tapi

kadang kala juga bisa berjalan tidak normal pada anak gadis. Tapi kadang kala

juga bisa berjalan tidak lancar atau tidak normal (oleh banyak hambatan) dan

bisa menimbulkan macam-macam masalah psikosomatis. Secara normal

menstruasi berlangsung kurang lebih pada usia 11 – 16 tahun cepat lambatnya

kematangan seksual (menstruasi kematangan fisik) ditentukan oleh konstitusi

fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras atau suku bangsa, faktor iklim,

cara hidup dan lingkungan. Selain itu penyakit juga bisa memperlambat

menstruasi. Faktor luar seperti blue film, buku-buku porno, godaan dari cowok.

Godaan sexual selain merangsang juga mempercepat kematangan sexual yang

cepat pada diri anak. Pengamatan secara psikoanalitis bahwa ada reaksi-reaksi

psikis tertentu saat haid pertama: lalu timbul proses yang disebut oleh dr.

Helena Deutsch sebagai kompleks kastrasi atau trauma genetalia. Sewaktu haid

pertama itu kadang-kadang muncul pula anggapan yag keliru yaitu anggapan

Page 4: Psikologi Kelp

tentang teori “Cloaca” (Ricool, saluan buang kanal atau membuang kotoran,

ujung dari liang usus tempat bermuaranya saluran kencing dan poros usus) yang

mengatakan; segala sesuatu yang keluar dari rongga tubuh itu adalah kotoran

najis menjijikkan serta merupakan tanda noda dan tidak suci. Pada anak-anak

yang mempunyai kecenderungan neurotis dalam usia pra pubertas dan banyak

mengalami konflik batin. Pada umumnya mereka diliputi kecemasan-kecemasan

berupa fobia. Fobia adalah rasa takut yang menimbulkan rasa emosi yang tidak

nyaman, cemas, kuatir, pucat, berkeringat, pupil menjadi membelalak, rambut-

rambut menjadi berdiri, jantung berdebar, tekanan darah meninggi, aliran darah

meningkat kedalam otot, pernapasan memburuk, frekuensi dari buang air seni

dan air besar meningkat. Selain Fobia anak-anak juga emngalami hypochoondria

yaitu wujud”, minat yang sangat berlebihan terhadap badan sendiri dalam wujud

rasa-rasa bersalah atau berdosa yang sangat ekstrim kemudian menjelma jadi

raksi-reaksi paranoid yaitu reaksi berlebih-lebihan terhadap sesuatu. Pada yang

lebih tua penolakan tersebut bisa menimbulkan penyakit psychogene

amenorrhae berupa gangguan fisik dan psikis yang komplek sekali, biasanya

sulit disembuhkan dengan pengobatan fisis atau organis hanya bisa dengan

terapi psikologisiah orang mampu menyembuhkan dengan cepat.

B. Perkawinan

Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa dan raga dua manusia

berlawanan jenis dalam satu ikatan yang suci dan mulia di bawah

lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa. Macam-macam bentuk

perkawinan antara lain:

1. Perkawinan poligami Yaitu suatu perkawinan dimana seorang

suami mempunyai lebih dari 1 istri.

2. Perkawinan Eugenis Suatu bentuk perkawinan untuk

memperbaiki / memuliakan ras.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi penyesuaian seksual dalam

perkawinan

a. periaku terhadap seks

b. pengalaman seks masa lalu

c. dorongan seksual

d. pengalaman seks marital awal

e. sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi.

f. efek vasektomi

Page 5: Psikologi Kelp

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak

keluarga, pasangan dalam perkawinan

a. Stereotipe tradisional

b. keinginan untuk mandiri

c. keluargaisme

d. mobilitas sosial

e. Angota keluarga berusia lanjut

f. bantuan keuangna untuk pasangan

Kesulitan-Kesulitan dalam penyesuaian perkawinan antara lain;

a. Persiapan yang terbatas untuk perkawinan.

b. Peran dalam perkawinan

c. Kawin muda

d. Komsep yang tidak realistik tentang perkawinan

e. Perkawinan campuran

f. Pacaran yang dipersingkat.

g. Konsep perkawinan yang romantis

h. Kurangnya identitas.

Gangguan Psikologi pada masa perkawinan Pola baru dalam tingkah laku

seksuan antara lain:

a. Term Marriage Term Marriage atau perkawinan periodik yaitu

dengan merencanakan suatu kontrak tahap pertama selama 3 – 5

tahun sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka 10 tahun.

Perpanjangan kontrak bisa dilaksanakan untuk mencapai tahap

ketiga yang memberikan hak kepada kedua partner untuk saling

memiliki secara permanen.

b. Trial Marriage Trial marriage atau kawin percobaan dengan ide

melandaskan argumentasinya pada pertimbangan sebagai

berikut: jangan hendaknya dua orang saling melibatkan diri

dalam satu relasi sangat intim dan kompleks dalam bentuk ikatan

perkawinan itu tidak mencobanya terlebih dahulu, selama satu

periode tertentu umpamanya saja selama beberapa bulan atau

beberapa tahun. Jika dalam periode yang ditentukan kedua belah

pihak saling bersesuaian, barulah dilaksanakan ikatan

perkawinan yang permanen.

c. Companionate marriage Companionate marriage, pola

perkawinan ini menganjurkan dilaksanakan perkawinan tanpa

Page 6: Psikologi Kelp

anak, dengan melegalisir keluarga berencana dan pengendalian

kelahiran juga melegalisir perceraian atas dasar persetujuan

bersama.

5. Akibat Negatif Perkawinan Periodik a. Dampak menurunkan derajat nilai

wanita yang sangat dimuliakan, wanita cenderung dianggap sebagai

pemuas nafsu belaka. b. Tidak membawa akibat hukum waris-mewarisi c.

Tidak ada ketentuan mengenai wajib nafkah terhadap anaknya setelah

berpisah dengan istri. d. Tidak ada ketentuan perwalian, dapat

mengakibatkan perlakuan semena-mena. e. Mengarah pada bentuk

perzinaan.

D. Faktor Penyebab Infertilitas dari Segi Psikologis

Kesuburan wanita secara mutlak dipengaruhi oleh proses-proses fisiologis dan

anatomis, di mana proses fisiologis tersebut berasal dari sekresi internal yang

mempengaruhi kesuburan. Dalam hal ini kesuburan wanita itu merupakan satu

unit psikosomatis yang selalu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor psikis

dan factor organis atau fisis. Kesulitan- kesulitan psikologis ini berkaitan dengan

koitus dan kehamilan, yang biasanya mengakibatkan ketidakmampuan wanita

menjadi hamil.

Pengalaman-pengalaman membuktikan, bahwa unsur ketakutan serta

kecemasan berkaitan dengan fungsi reproduksi yang menimbulkan dampak yang

merintangi tercapainya orgasme pada koitus. Pada umumnya dinyatakan bahwa

sebab yang paling banyak dari kemandulan adalah ketakutan-ketakutan yang

tidak disadari atau yang ada dibawah sadar, yang infantile atau kekanak-

kanakan sifatnya. (Kartono, 2007:74 ).

Penelitian kedokteran juga menemukan bahwa peningkatan kadar prolaktin dan

kadar Lutheinizing Hormon (LH) berhubungan erat dengan masalah psikis.

Kecemasan dan ketegangan cenderung mengacaukan kadar LH, serta kesedihan

dan murung cenderung meningkatkan prolaktin. Kadar prolaktin yang tinggi

dapat mengganggu pengeluaran LH dan menekan hormon gonadotropin yang

mempengaruhi terjadinya ovulasi ( Kasdu, 2001 : 70 ).

Pasangan suami istri yang mengalami infertilitas sering kali mengalami perasaan

tertekan terutama pihak wanita yang pada akhirnya dapat jatuh pada keadaan

depresi, cemas dan lelah yang berkepanjangan. Perasaan yang dialami para

Page 7: Psikologi Kelp

wanita tersebut timbul sebagai akibat dari hasil pemeriksaan, pengobatan dan

penanganan yang terus menerus tidak membuahkan hasil. Hal inilah yang

mengakibatkan wanita merasa kehilangan kepercayaan diri serta perasaan tidak

enak terhadap diri sendiri, suami dan keluarga ataupun lingkungan dimana

wanita itu berada.

Keadaan wanita yang lebih rileks ternyata lebih mudah hamil dibandingkan

dengan wanita yang selalu dalam keadaan stres. Adapun perasaan tertekan atau

tegang yang dialami wanita tersebut berpengaruh terhadap fungsi hipotalamus

yang merupakan kelenjar otak yang mengirimkan sejumlah sinyal untuk

mengeluarkan hormon stres keseluruh tubuh. Hormon stress yang terlalu banyak

keluar dan lama akan mengakibatkan rangsangan yang berlebihan pada jantung

dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kelebihan hormon stres juga dapat

mengganggu keseimbangan hormon, sistem reproduksi ataupun kesuburan.

Pernyataan ini seperti dikemukakan oleh Mark Saver pada penelitiannya tahun

1995, mengenai Psychomatic Medicine yang

menjelaskan bahwa wanita dengan riwayat tekanan jiwa kecil kemungkinan

untuk hamil dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalaminya. Hal ini

terjadi karena wanita tersebut mengalami ketidakseimbangan hormon (hormon

estrogen). Kelebihan hormon estrogen akan memberikan sinyal kepada hormon

progesteron untuk tidak berproduksi lagi karena kebutuhannya sudah

mencukupi. Akibatnya akan terjadi kekurangan hormon progesteron yang

berpengaruh terhadap proses terjadinya ovulasi (Kasdu, 2001 : 72).

Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial

(tekanan mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara

bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas

berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku dan

subjektif terhadap stresor, konteks yang menjembatani pertemuan

antara individu dengan stimulus yang membuat stres, semua sebagai

suatu sistem (WHO;2003).

c. Tahapan Stres

Hawari 2001dalam Sriati mengatakan bahwa Dr. Robert J. an

Amberg dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stres sebagai

berikut :

1). Stres tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan

Page 8: Psikologi Kelp

biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:

1)Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting) 2)Penglihatan

“tajam” tidak sebagaimana biasanya 3)Merasa mampu menyelesaikan

pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari

cadangan energi semakin menipis.

2). Stres tahap II

Dalam tahapan ini dampak/respon terhadap stresor yang

semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas

mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan

karena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari,

karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang

dimaksud antara lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk

mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit.

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang

berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut: 1) Merasa letih

sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar 2) Merasa

mudah lelah sesudah makan siang 3) Lekas merasa lelah menjelang

sore hari 4) Sering mengeluh lambung/perut tidak nyaman (bowel

discomfort) 5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebardebar)

6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang 7) Tidak

bisa santai.

3). Stres Tahap III

Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam

pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres

tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin

nyata dan mengganggu, yaitu: 1) Gangguan lambung dan usus

semakin nyata; misalnya keluhan maag, buang air besar tidak

teratur (diare) 2) Ketegangan otot-otot semakin terasa 3) Perasaan

ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat 4)

Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai

masuk tidur (early insomnia) atau terbangun tengah malam dan

sukar kembali tidur (middle insomnia) atau bangun terlalu pagi atau

dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia) 5)

Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa akan jatuh dan serasa

mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi

pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga

Page 9: Psikologi Kelp

beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh

kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang

mengalami defisit.

4). Stres Tahap IV

Gejala stres tahap IV, akan muncul: 1) Untuk bertahan

sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit 2) Aktivitas pekerjaan

yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi

membosankan dan terasa lebih sulit 3) Yang semula tanggap

terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons

secara memadai (adequate) 4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan

kegiatan rutin sehari-hari 5) Gangguan pola tidur

disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan. Seringkali

menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan

6) Daya konsentrasi daya ingat menurun 7) Timbul perasaan

ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa

penyebabnya.

5). Stres Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam

stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1)

Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan

psychological exhaustion) 2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan

pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana 3)

Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal

disorder) 4) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin

meningkat, mudah bingung dan panik.

6). Stres Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang

mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati.

Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang

dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada

akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ

tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut: 1)

Debaran jantung teramat keras 2) Susah bernapas (sesak dan

megap-megap) 3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan

keringat bercucuran 4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan

5) Pingsan atau kolaps (collapse). Bila dikaji maka keluhan atau

Page 10: Psikologi Kelp

gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh

keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal

(fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stresor psikososial yang

melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya (Sriati;2008).

TUGAS PSIKOLOGI

GANGGUAN PSIKOLOGI MENSTRUASI

Page 11: Psikologi Kelp

OLEH

KELOMPOK 3

Astri taslima anggraini

Debi eristantia

Dita rusti

Isra Rahmida

Nola wenita

Novella rahmi

Sari Andhika Putri

Yusrawati

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

PRODI KEBIDANAN BUKITTINGGI

TA 2011/2012

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula Shalawat dan salam sama-sama kita

kirimkan kepada nabi besar Muhammad SAW. Makalah ini membahas tentang

gangguan psikologi menstruasi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu memberimotivasi

kepada penulis.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

Page 12: Psikologi Kelp

mahasiswa prodi kebidanan bukittinggi yang membantu penulis dalam

menyelesaikan makalah ini.

Demi kesempurnaan makalah ini,penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca. Terima kasih.

Bukittinggi,desember 2011

Penulis

SUMBER

http://akbidmanna.blogspot.com/2010/03/makalah-gangguan-psikologi-

menstruasi.html

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan08/204312047/bab2.pdf

http://sirun-nisa.blogspot.com/2011/11/teori-cloaca.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27266/4/Chapter%20II.pdf

http://eprints.uns.ac.id/192/1/165240109201010581.pdf

Page 13: Psikologi Kelp

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang

disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya

kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche

paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia

8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui

kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri.

b. Saran

Pada masa menstruasi banyak sekali terdapat gangguan-gangguan baik

dari segi fisik maupun dasi segi psikologis. Gangguan-gangguan

menstruasi ini dapat menyebabkan tergangguanya aktivitas-aktivitasdari

wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut,

Page 14: Psikologi Kelp

Jadi kita harus mengerti dengan kondisi kt dan dapat mengontrol

gangguan-gangguan pada saat menstruasi sehingga aktivitas kita tidak

terganggu hanya karena menstruasi.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menstruasi (Haid) Pada masa puberitas ada hal yang paling penting

yaitu menstruasi atau haid yang menjadi pertanda biologis dari

kematangan seksual. Timbullah kini bermacam-macam peristiwa yaitu: –

Reaksi hormonal – Reaksi biologis – Reaksi Psikis Psikis yang berlangsung

secara siklus loyalis, dan terjadi pengulangan secara periodik peristiwa

menstruasi. Semua isi bisa berproses dalam suasana hati yang normal

pada anak gadis. Tapi kadang kala juga bisa berjalan tidak normal pada

anak gadis. Tapi kadang kala juga bisa berjalan tidak lancar atau tidak

normal (oleh banyak hambatan) dan bisa menimbulkan macam-macam

masalah psikosomatis. Secara normal menstruasi berlangsung kurang

lebih pada usia 11 – 16 tahun cepat lambatnya kematangan seksual

(menstruasi kematangan fisik) ditentukan oleh konstitusi fisik individual,

juga dipengaruhi oleh faktor ras atau suku bangsa, faktor iklim, cara hidup

dan lingkungan. Selain itu penyakit juga bisa memperlambat menstruasi.

Faktor luar seperti blue film, buku-buku porno, godaan dari cowok. Godaan

sexual selain merangsang juga mempercepat kematangan sexual yang

cepat pada diri anak.

Page 15: Psikologi Kelp

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang

disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya

kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche

paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia

8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui

kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri.

B. Tujuan

1. untuk mengetahui apa itu menstruasi.

2. Untuk mengetahui apa saja gangguan pada saat menstruasi

3. Untuk mengetahui faktor infertilitas.

c. Masalah

1. Apa itu menstruasi ?

2. Apa saja gangguan pada saat menstruasi ?

3. Apa saja faktor infertilitas ?