14
Psikologi Umum Kompetensi : memahami dinamika psikologis dalam diri manusia Bahan Kajian : 1. Memahami proses persepsi 2. Memahami proses berpikir Di susun oleh: Fikri Aulia ( I31112073 ) Intan Debora Sitorus (I31112072) Nurhasanah (I31112070) Nurul Hamiyah ( I31112083 ) Reza Finaldiansyah (I31112038) Santi Chairoti (I31112020)

Psikologi Umum Kelompok 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mnbghj

Citation preview

Page 1: Psikologi Umum Kelompok 5

Psikologi UmumKompetensi : memahami dinamika psikologis dalam diri manusia

Bahan Kajian : 1. Memahami proses persepsi

2. Memahami proses berpikir

Di susun oleh:

Fikri Aulia ( I31112073 )

Intan Debora Sitorus (I31112072)

Nurhasanah (I31112070)

Nurul Hamiyah ( I31112083 )

Reza Finaldiansyah (I31112038)

Santi Chairoti (I31112020)

Universitas TanjungpuraTahun ajaran 2012/2013

Page 2: Psikologi Umum Kelompok 5

Peran perawat adalah untuk membantu individu, sakit atau sehat, dalam kinerja aktivitas yang menunjang pada kesehatan dan pemulihannya, atau pada kematian yang tenang. Ketika diberi tanggung jawab untuk membantu individu dalam mencapai kembali atau meningkatkan kesehatannya, perawat harus mampu untuk berpikir secara kritis dalam upaya memecahkan masalah dan menemukan jalan keluar yang terbaik untuk kebutuhan klien. Berpikir tantangan bagi seorang perawat untuk mengintrepetasi dan mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian terhadap klien dengan berbagai macam persoalan. Kemampuan untuk berpikir kritis, menerapkan pengetahuan dan pengalaman, pemecahan masalah, dan membuat keputusan adalah inti dari praktik keperawatan. Dalam setiap lingkup perawatan kesehatan perawat harus mampu menggunakan pengetahuan dari keperawatn dan disiplin lain, berpikir secara cepat dan kreatif, dan membuat keputusan yang masuk akal untuk memestikan kesejahteraan klien.

1. Persepsi

Sejak individu di lahirkan , sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Individu mengenal dunia luarnya dengan dengan menggunakan alat inderanya. Bagaimana individu mengenali dirinya sendiri maupun keadaan sekitarnya. Pada topik ini dipelajari bagaimana seseorang mengartikan informasi dari inderanya untuk membuat dunianya berarti. Perolehan informasi didapatkan karena seseorang beraksi dan tentunya aksinya tersebut akan memengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya.

Didalam psikologi , dikenal dua istilah pemprosesan informasi yang diterima dari pengamatan , yaitu sensasi dan persepsi. Dalam pengertian yang sempit kedua istilah ini tidak dibedakan karena kedua fungsi ini merupakan dua proses yang melibatkan pengamatan. Sensasi didefinisikan sebagai sistem yang mengkoordinasi sejumlah peralatan untuk mengamati yang dirancang secara khusus. Dalam proses kerjanya sistem sensasi ini dikerjakan dalam sebuah proses mendeteksi sejumlah rangsang sebagai bahan informasi yang diubah menjadi impuls syaraf dan dikirim ke otak melalui benang-benang syaraf. Sedangkan persepsi merupakan fungsi psikis yang dimulai dari proses sensasi , tetapi diteruskan dengan proses pengelompokkan , menggolongkan , mengartikan dan mengaitkan beberapa rangsang sekaligus. Rangsang yang telah di terima dan di kelompokkan ini kemudian diinterpretasikan sedimikian rupa menjadi sebuah arti yang subjektif individual. Untuk menggambarkan perbedaan antara sensasi dan persepsi, kita bandingkan potret sebuah pemandangan dengan lukisan pemandangan. Potret berupa pemandangan sebagaimana yang di terima alat indera. Sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada interpretasi pelukis. Dengan kata lain mata menerima sedangakan pikiran mempresepsi.

Menurut De Vito (1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Gulo (1982:207) mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Rakhmat (1994:51) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

Page 3: Psikologi Umum Kelompok 5

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dan menurut Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah integrasi sensasi, integrasi dari pengalaman yang ditimbulkan oleh stimulus sederhana. Bila dikaitkan dengan proses sensorik khususnya pada tingkat biologis, proses persepsi adalah proses perseptual, proses yang berkaitan dengan sistem saraf pusat, dimana terjadi pengolahan informasi terhadap stimulus yang terseleksi dengan sadar yang masuk melalui proses sensorik.

Stimulus yang di indera itu oleh individu di organisasikan, kemudian di interpretasikan , sehingga individu menyadari , mengerti tentang apa yang di indera itu, inilah yang di sebut persepsi (davidoff, 1981). Agar individu dapat menyadari , dapat mengadakan persepsi ada beberapa syarat yang harus di penuhi yaitu:

a. Adanya objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera , dapat datang dari dalam langsug mengenai syaraf penerima (sensori) yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor Yaitu alat untuk menerima stimulus . di samping itu harus ada pula syaraf syaraf sensoris sbg alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak

c. Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan pula adanya perhatian , yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi

Faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi

a. Perhatian yang selektifDalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya dan memusatkan perhatiannya pada rangsang tertentu saja.

b. Ciri-ciri rangsangRangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian, rangsang yang lebih besar diantara rangsang yang kecil.

c. Nilai dan kebutuhan individuSeorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang bukan seniman.

d. Pengalaman dahuluPengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

Organisasi dalam persepsi meliputi beberapa prinsip, yaitu:

Page 4: Psikologi Umum Kelompok 5

1. Wujud dan latar : objek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sbg wujud (figure) sedangakan hal-hal lainnya sebagai latar (ground). Contoh : kalaunkita mendengarkan lagu , maka suara penyanyi tampil sebagai wujud dan iringan musik sbg latar.

2. Pola pengelompokkan : hal-hal tertentu cenderung kita kelompokkan dalam persepsi kita. Bagaimana cara kita mengelompokkan dapat menentukan bagaimana kita mengamati hal tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

Page 5: Psikologi Umum Kelompok 5

Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

Perbedaan persepsi dapat di sebabkan oleh hal-hal dibawah ini:

1. Perhatian : biasanyakta tidak menangkap seluruh rangsangan di sekitar kita sekaligus tapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek saja. Perbedaab fokus itulah yang menyebabkan perbedaan persepsi.

2. Set : harapan seseorang tentang rangsang yang akan timbul.perbedaan set dapat menimbulkan perbedaan persepsi. Misalnya : A membeli telur dengan harga Rp. 15,- sebutir, seangakan B membeli Rp. 10,- sebutir. Kalau A dan B sama-sama membeli telur di nsuatu tempat dan harga telur itu Rp. 12,50,- maka bagi A harga telur itu murah dan bagi B terlalu mahal.

3. Kebutuhan : kebutuhan sesaat atau kebutuhan menetap pada diri seseorang dapat mempengaruhi persepsi orang tersebuat. Dengan demikian kebutuhan yang berbeda dapat menyebabakan persepsi yang berbeda . misal : A dan B berjalan di pusat pertokoan, A yang sedang kelaparan mempersepsikan pusat toko itu sbg tempat makanan lezat, sedangkan B yang ingin membeli arloji mempersepsikan sbg deretan toko yang menjual arloji.

4. Sistem nilai : sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh pada persepsi. Suatu eksperimen di amerika serikat (bruner dan godman, 1947, carter dan schooler, 1949) menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluatga miskin mempersepsikan mata uang lgam lebih besar dari ukuran sebenarnya.

5. Ciri kepribadian : ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi. Misal A dan B bekerja di perusahaan yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakaut akan mempersepsiakn atasannya sbg tokoh yang menakutkan dan harus di jauhi, sedangkan B yang mempunyai kepercayaan tinggi menganggap atsannya sbg org yang dapat diajak ngobrol sbg teman.

6. Gangguan kejiwaan : gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang di sebut halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat individual jadi hanya di alami oeh penderita yang bersangakutan saja.

1. Berpikir

Page 6: Psikologi Umum Kelompok 5

Berpikir melibatkan manipulasi mental terhadap informasi dengan tujuan menalar, memecahkan masalah, membuat keputusan dan penilaian atau hanya membayangkan. Disini dilibatkan proses penalaran deduktif maupun induktif. Manusia membuat suatu dugaan (hipotesa) berdasarkan kemampuan berpikirnya.

Mengenai soal berpikir ada beberapa pendapat , diantaranya ada yang menganggap berfikir sebagai proses asosiasi saja . adapula yang memanadang berfikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berfikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Berfikir bertitik tolak dari adanya persoalan atau problem yang dihadapi oleh individu.

a. Apakah berpikir itu ?

Menurut Philip L Harriman “ Berfikir adalah istilah yang sangat luas dengan berbagai definisi misalnya angan-angan, pertimbangan, kreativitas, tingkah laku seperti jika ( as if, Vaihinger), pembicaraan yang lengkap, aktivitas idaman, pemecahan masalah, penentuan, perencanaan, dan sebagainya; aktivitas dalam menanggapi suatu situasi yang tidak objektif yang menyerang organ panca indra.

Sedangkan menurut Paul Mussen dan Mark R Rozenzweig,”The term ‘thinking’ refers to many kind of activities that involve the manipulation of conceptsans symbols,representation object and events”(1973:410)

Definisi yang di ungkapkan diatas, berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa. Dalam hal sebagai pengganti objek dan peristiwa,’Benyamin Lee Whorf (1897-1941) ahli bahasa menemukan bukti bahwa “bahasa yang kita pergunakan sehari-hari sebagai bahasa ibu sangat erat hungannya dengan keadaan alam kita. Hal ini dapat terjadi karena seluruh warga itu mempergunakan bahasa yang sama, sehingga dapat sama-sama dimengerti, misalnya : suku eskimo, untuk menggunakan 12 kata hanya untuk menjelaskan peristiwa turunnya salju. Sebaliknya orang inggris hanya mengenali satu kata saja untuk salju, tidak mungkin dapat membuat perbedaan yang terjadi ketika salju turun. Dengan cara ini, besar kemungkinan warga negara tersebut sangat menyadari akan kelangsungan sebuah gejala tertentu. Masih dalam pembahasan kaitan antara kemampuan kognitif berdasarkan kemampuan berbahasa, Malik Badri mengungkapkan bahwa pemikiran pada dasarnya tidak lain adalah menggunakan rumusan-rumusan ini melalui proses kognitif seperti itu. Ilmuan ini mengaggap bahwa susunan bahasa dan keistimewaan lain yang dimilikinya merupakan faktor dasar bagaimana suatu masyarakat memandang hakikat alam dan tempat mereka berada.

Dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan tingkah laku mental yang merupakan bagian dari kegiatan mental sehari-hari pada setiap orang.

b. Bagaimana orang berpikir?

Page 7: Psikologi Umum Kelompok 5

Secara garis besar ada dua macam berpikir yaitu berpikir autistik dan berpikir realistik.Berpikir autistik dapat dikatakan sebagai sebuah lamunan,fantasi,mengkhayal,dan wisful thinking adalah contohnya.Dengan berpikir autistik orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Kegiatan seperti ini tidak mempunyai tujuan tertentu,dan sering kali dinamakan pikiran tidak terarah.

Berpikir realistis atau disebut juga nalar adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Dengan kata lain berpikir realistik adalah berpikir yang terarah karna diarahkan pada tujuan yang tertentu,sangat terkendali dan terikat pada suatu kejadian atau situasi tertentu.Berpikir realistik dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Berpikir deduktif

Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan,yang pertama merupakan pernyataan umum. Dalam logika ini disebut silogisme.

2. Berpikir induktifBerfikir induktif dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil keputusan yang umum.

3. Berpikir evaluatifBerfikir evaluatif adalah berfikir yang kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.

4. Berpikir analogiBerpikir analogi adalah berpikir kira-kira yang didasarkan pada pengenalan kesamaan.

Dalam hal kesalahan, berpikir mempunyai kemungkinan untuk keliru. Kadang-kadang berpikir menghadapi berbagai macam hambatan yang membuatnya melenceng untuk sampai pada realitas yang ingin dicapainya.

c. Untuk apa orang berpikir ?

Berpikir dilakukan ornag untuk memahami realita dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan dan menghasilkan sesuatu yang baru. Ada beberapa faktor yang memengaruhi proses pemecahan masalah yaitu :

1. Motivasi Motivasi yang rendah mengalihkan perhatian. Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas.

2. Kepercayaan dan sikap yang salah. Kerangka rujukan yang tidak cermat menghadapi efektifitas pemecahan masalah.

3. Kebiasaan Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efisien.

Page 8: Psikologi Umum Kelompok 5

d. Unsur-unsur pikiran

Gambaran mental seseorang memegang peranan penting. Hal-hal yang mengiring proses berpikir adalah bentuk gambaran penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap.

e. Hambatan-hambatan dalam proses berpikir1. Data yang ada kurang mendukung, sehingga masih banyak data yang

harus dicari.2. Data yang ada dalam keadaan confuse,bertentangan dengan data yang

lain, sehingga keadaan ini akan membingungkan dalam proses berpikir.

Seperti yang telah dikemukakan diatas, dalam proses berpikir orang menghubungkan pengertian lain untuk mendapatkan pemecahan dari persoalan yang dihadapi. Pengertian-pengertian itu merupakan bahan atau materi yang digunakan dalam proses berpikir.

Kemampuan berpikir yang harus dimiliki seorang perawat

Berpikir secara aktif dengan menggunakan inteligensia, pengetahuan, dan keterampilan diri untuk menjawab pertanyaan.

Dengan cermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab pertanyaan yang relevan.

Berpikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan mencapai kesimpulan yang berguna.

Meninjau situasi perspektif yang berbeda untuk mengembangkan suatu pemahaman yang mendalam dan menyeluruh.

Mendiskusikan ide dalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran dan menggali ide dengan orang lain.

Ketika perawat mengarahkan berpikir kearah pemahaman dan menemukan jalan keluar dari masalah kesehatan klien, prosenya menjadi bertujuan dan berorientasi pada tujuan. Belajar untuk berpikir secara kreatif dan mendalam memampukan perawat untuk merawat klien sebagai advokat mereka dan untuk menjadi lebih cerdik dalam membuat pilihan tentang perawatan mereka.

Sikap yang harus dimiliki perawat untuk berpikir secara kritis :

Tanggung gugat Berpikir mandiri

Page 9: Psikologi Umum Kelompok 5

Mengambil resiko Kerendahan hati Integritas Ketekunan Kreativitas

Contoh ketika perawat harus menerapkan pola berpikir kritis.

Ketika perawat memasuki ruangan pasien dan mendapati pasien dalam keadaan nyeri. Dalam hal ini perawat harus mampu berpikir scara cepat dan tepat apa yang sedang terjadi pada pasien. Pertama perawat harus mengkaji dan menanyakan kepada pasien dengan cara yang sopan tanpa menyinggung perasaan sang pasien. Kemudian perawat harus mampu menenangkan pasien dengan cara memberikan perawatan dan memberikan sugesti-sugesti yang baik mengenai apa yang sedang dialami pasien sehingga pasien merasa ada yang memperhatikan dan pasien dapat merasakan kembali kenyamanannya.

Referensi :

http://www.psb-psma.org/content/blog/proses-berpikir

http://psikologi.or.id/2010/11

Page 10: Psikologi Umum Kelompok 5

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_kognitif

Shaleh,Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab.(2004). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.Jakarta: Prenada Media

Fauzi,ahmad.(1997). PSIKOLOGI UMUM Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK.Bandung: pustaka setia

Walgito, Bimo.(1990). PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM. Yogjakarta:Andi Offset

Ocw.usu.ac.id

www.duniapsikologi.com