Psikososial -Yudith

Embed Size (px)

DESCRIPTION

punya yudith

Citation preview

Tambahan untuk saran Diharapkan adanya shower

Diharapkan adanya eye washer atau minimal selang plastik yang dapat dibengkokan untuk pengganti eye washer

Untuk mencegah penularan penyakit akibat pemakaian gelas bersama, dapat dibuat gelas bernama yang digantungkan dekat sumber air minum.Jawaban dari pertanyaan dr. Hud (menurut gw lebih baik dimasukin, tapi terserah enaknya ditaro di bagian mana)

Belum pernah ditemukan adanya luka bakar akibat pemakaian basa kuat. PT. Multichem Indojasa Artaprima belum pernah mendapatkan penghargaan zero accident Tidak ada pemeriksaan audiometri secara rutin.

Medical check up hanya terbatas pada pemeriksaan fisik (tanda-tanda vital) ( biological monitoring??PsikososialPekerja dan pengusaha memiliki perasaan, pikiran, dan kehidupan sosial yang sangat mempengaruhi keadaan pekerja dalam menjalankan pekerjaannya dan pengusaha dalam menjalankan usahanya. Kebencian dan ketidakcocokan kepada atasan atau sesama pekerja menimbulkan berbagai akibat yang terlihat dari seringnya ketidakhadiran seorang pekerja dengan alasan sakit atau terlambat atau cepat pulang. Dokter perusahaan seharusnya waspada terhadap gejala adanya pekerja yang sering tidak masuk kerja. Seyogyanya, apabila seorang pekerja terlalu sering datang di poliklinik tanpa adanya penyakit yang secara medis jelas, dokter mengadakan wawancara dengan pekerja tentang hal ihwal pekerja di dalam pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan pekerja yang bersangkutan ke pekerjaannya dengan kondisi kejiwaan yang positif dan gairah untuk bekerja sehingga bermanfaat bagi pekerja itu sendiri, bagi keluarganya, bagi perusahaan, dan bagi masyarakat serta negara. Perasaan cocok pada pekerjaan adalah faktor penentu bagi kelanjutan seorang pekerja menekuni pekerjaannya. Ketidakcocokan antar sesama pekerja atau atasan sering meningkat menjadi ketegangan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan yang dilakukan dengan sengaja. Ketidakcocokan ini menjadi penyebab tingginya angka pindah dan ganti kerja.

Mengerjakan suatu pekerjaan yang benar-benar menjadi idaman akan disertai semangat kerja penuh, motivasi kerja tinggi, kegairahan kerja, kebangaan akan prestasi kerja, dan penuh tanggung jawab serta dedikasi. Bila pekerjaan tidak didasarkan oleh kehendak, kemauan, dan cita-cita maka yang bersangkutan akan bekerja sekadarnya. Kekhawatiran pada pekerja sering meningkat menjadi tegangan pikiran yang mengakibatkan sakitnya pekerja ataupun pekerja yang khawatir memilih untuk tidak masuk kerja guna menghilangkan kekhawatirannya.

Seorang pekerja adalah anggota atau pimpinan dari suatu keluarga dan sekurang-kurangnya anggota dari masyarakat, di mana lingkungan unu sangat mempengaruhi pekerja dalam pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Suatu pekerjaan penuh risiko hanya boleh dikerjakan oleh seseorang yang kehidupan keluarganya memungkinkan perasaan dan pikiran stabil mantap sehingga risiko pekerjaan dapat diatasi dan dilalui dengan baik.

Pekerja dengan serikat pekerjanya dan pengusaha dengan asosiasi pengusahanya merupakan lembaga sosial dan ekonomi yang sangat penting. Baik pekerja maupun pengusaha mengikuti aturan atau norma tertentu yang ketentuan-ketentuannya diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Orang-orang yang berada di lingkungan masyarakat industri harus menyesuaikan diri dengan normanorma atau aturan-aturan yang berlaku itu. Norma perundang-undangan yang mengatur upah, waktu kerja, perlindungan tenaga kerja, serta hak berserikat dan berunding bersama atau norma ketanagakerjaan lainnya merupakan upaya menjamin kepastian hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja. Bila norma perundang-undangan belum ada maka kepastian hak dan kewajiban para pihak dijamin oleh mekanisme pembuatan perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Siapa tidak cocok dengan norma kehidupan masyarakat industri biasanya akan meninggalkan perusahaan yang bersangkutan. Dorongan kejiwaan yang menyebabkan seseorang bekerja adalah motivasi kerja, di mana motivasi individu berlainan satu sama lain. Terdapat dua golongan motivasi, yaitu yang turun temurun dan yang didapat dari keadaan lingkungan. Motivasi yang turun temurun misalnya motivasi untuk makan dan minum, melarikan diri dari bahaya, mengejar kenikmatan, dan lain-lain, sedangkan motivasi yang diperoleh dari lingkungan adalah dorongan untuk menyesuaikan diri dalam keluarga, penyesuaian dalam masyarakat, budi luhur, dorongan bekerja, dan lain-lain. Terdapat dua jenis perbuatan yang berhubungan dengan motivasi, yakni: Perbuatan atas dasar motivasi, yaitu pekerjaan dilakukan dengan dorongan jiwa yang kuat untuk berbuat, penuh inisiatif, kreatif, dan inovatif. Dalam perbuatan demikian, seseorang berada dalam sikap: Apakah yang telah, sedang, atau akan lakukan? Pada perbuatan atas dasar motivasi tidak ada istilah lelah, penat, atau berhenti bekerja.

Perbuatan yang bersifat reaktif, tanpa dasar motivasi, yaitu pekerjaan dilaksanakan tanpa kemauan sendiri dan tanpa inisiatif. Pertanyaannya adalah: Apakah yang telah, sedang, atau akan ditugaskan kepada saya? Kelelahan sangat cepat terjadi pada perbuatan tanpa motivasi ini.

Suatu gangguan psikologis dalam pekerjaan adalah kejemuan. Pekerjaan yang berulang-ulang merupakan sebab kejemuan yang luar biasa. Oleh karena itu, kejemuan perlu dihindarkan. Untuk meniadakannya perlu periode istirahat yang teratur, adanya tempat relaksasi, penggunaan musik ketika bekerja, dan lain-lain.

Faktor psikologis seperti konflik mental dapat menimbulkan kelelahan yang terlihat dari pekerja yang tidak mengerjakan apapun. Konflik mental didasarkan atas pekerjaan itu sendiri, sesama pekerja atau atasan, peristiwa di rumah tangga atau pergaulan hidup dalam masyarakat. Bekerja secara terpaksa dikarenakan oleh tidak menyukai pekerjaan, sekedar memenuhi dorongan kebutuhan, tekanan pihak-pihak tertentu, dan atau alasan lain dapat menimbulkan kelelahan. Menghadapi pekerjaan yang menumpuk menyebabkan kelelahan sebelum pekerjaan mulai dikerjakan. Selain itu, kelelahan dapat timbul akibat reaksi psikologis terhadap panasnya matahari, kekhawatiran, dan ketidakserasian yang berkelanjutan tanpa penyelesaian yang tuntas dengan sesama pekerja atau atasan.Penyakit yang disebabkan oleh emosi dan pikiran digolongkan sebagai penyakit psikosomatis, yaitu jiwa yang sakit menimbulkan keluhan fisik. Dalam mengatasi masalah penyakit psikosomatis, dokter perusahaan perlu memahami pengetahuan dan pendekatan terhadap penyakit kejiwaan, antara lain dokter perusahaan tahu cara wawancara, membuat diagnosis, serta mempraktekan pengetauan higine mental dalam upaya promotif dan preventif kesehatan jiwa. Bahan kimia tidak jarang mempunyai efek yang disertai gejala kelainan jiwa yang dasarnya adalah keracunan akut atau kronis susunan saraf pusat. Bahan kimia seperti TEL, air raksa, mangan, etanol, dan lainnya menyebabkan kelainan saraf dan perilaku (neurobehavioral effect) pada pekerja yang terpapar.

Agar terbangun kondisi psikologis yang positif dinamis pada perusahaan digerakkan dinamika kelompok yang diarahkan kepada tujuan pengendalian mutu secara terpadu yang diselenggarakan oleh kelompok secara kompetitif dengan insentif bagi yang berhasil mendukung perbaikan dan kemajuan kualitas produk atau cara meraihnya. Pada pengendalian mutu terpadu, kelompok kerja selaku pengednali kualitas menentukan skala prioritas problema, kemudian merumuskan jalan keluar dengan membuat perencanaan (planning), melaksanakan rencana yang telah disusun (excecution), melakukan pengecekan terhadap jalannya pelaksanaan (checking), dan mengevaluasi proses dan hasil yang dicapai (evaluation). Ternyata dinamika kelompok demikian sangat kreatif, inovatif, dan sukses dalam meningkatkan mutu kerja dan kualitas hasil kerja.

Pendekatan higine perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes) kepada faktor psikologis adalah holistik. Konsep higine perusahaan dan kesehatan kerja mendudukan manusia pada posisi sentral bagi mewujudkan keseimbangan roda dinamis kehidupan sehingga pendekatannya terhadap faktor psikologis juga komprehensif meliputi semua sektor terkait. Untuk penerapannya ditempuh segenap unsur upaya yang merangkum komponen promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai satu kesatuan bulat dan utuh. Pengusaha dengan dunia usahanya dan pekerja dengan profesi pekerjaannya mempunyai kekhususan masing-masing, sehingga pendekatan holistik hanya akan efektif dan bermakna apabila penyelenggaraannya benar-benar serasi dengan karakteristik dan kepentingan komunitas yang menjadi sasaran program.DafPusSumamur. Higine perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: Sagung Seto; 2009.h.396-404.