Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Production Planning and Inventory Control
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA“PPIC BURNING TRASH”
Dosen Pengampu : Ika Atsari Dewi, STP.
Kelompok 10 :
Firza Faiz A. 115100300111002
Eko Wahyu R. 115100300111012
Enggar Wanu F. 115100300111018
Zaenal Alim M. 115100300111052
Dimas Habibie N.F. 115100301111046
Danang Ryan I. 115100308111003
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
LAMPIRAN
Nama : Dimas Habibie N. Firdaus
NIM : 115100301111046
TTL : Probolinggo, 14 November 1993
E-mail : [email protected]
Site : blog.ub.ac.id/dimashabibie
Nama : Enggar Wanu Firmansyah
NIM : 115100300111002
TTL : Blitar, 11 Juli 1992
E-mail : [email protected]
Site : blog.ub.ac.id/wanu
Nama : Zaenal Alim Mahmud
NIM : 115100300111052
TTL : Malang, 23 Juni 1993
E-mail : [email protected]
Site : blog.ub.ac.id/zainalalim
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
Nama : Firza Faiz Afiffi
NIM : 115100300111002
TTL : Surabaya, 23 Oktober 1993
E-mail : [email protected]
Site : blog.ub.ac.id/zza262601
Nama : Eko Wahyu Raharjo
NIM : 115100300111012
TTL : Lamongan, 4 Agustus 1993
E-mail : [email protected]
Site : blog.ub.ac.id/ekowahyuraharjo
Nama : Danang Ryan I.
NIM : 115100308111003
TTL : Lamongan, 1 Mei 1993
E-mail : [email protected]
Site : blog.ub.ac.id/danangryan
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB IPROFIL PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
PT Himatitan Jaya Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan tempat sampah. Perusahaan ini berdiri pada tangal 11 Juli 2009 yang beralamatkan di Jalan PB Sudirman 55 Romokalisari Surabaya. Perusahaan ini terbentuk dari sebuah gagasan dari fenomena yang terjadi di masyarakat, dimana pada lingkungan sekitar banyak sampah yang semakin hari semakin menumpuk dan tidak adanya cara untuk menanggulanginya. Sehingga pada tahun 2009, dibuatlah sebuah ide untuk menciptakan sebuah mesin tempat sampah yang mampu mengolah sampah dan mampu mendegradasi sampah dengan cara dibakar (Burning). Perusahaan ini didirikan oleh 6 orang mahasiswa yang memiliki tujuan untuk mengurangi sampah yang ada di lingkungan. 2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi perusahaan nomor satu di dunia yang bergerak dibidang teknologi dan berperan penting dalam melestarikan lingkungan serta menjadi mitra bagi customer dan perusahaan lain.
Misi
1. Membuat teknologi terbaru untuk merajai teknologi masa kini
2. Membuat produk yang mengedepankan teknologi ramah lingkungan
3. Menjadi mitra bagi perusahaan lain
3. Produk
Tempat sampah penghancur, tempat sampah ini merupakan suatu teknologi terbaru yang mana tempat sampah ini mampu untuk mengurangi polusi sampah yang berlebih. Jadi dalam tempat sampah yang berukuran tinggi ±50 cm dan berdiameter ±50 cm ini di dalamnya terdapat pisau dengan 4 mata pisau seperti pisau pada blender jus. Dan dalam tempat sampah ini terdapat dua ruangan, dimana ruang atas yang terdapat 4 mata pisau sebagai penghancur sampah, dan ruang kedua adalah sebagai ruang pembakaran sampah. Sehingga mata pisau tidak rusak.
Cara kerja: Sampah yang sudah menumpuk akan di iris dengan 4 mata pisau sampai benar-benar berukuran kecil yang mana cara kerjanya seperti pada blender, yang nantinya sampah yang sudah berukuran kecil-kecil akan di panasi dengan api di dalam sampah tersebut.
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB II
JADWAL INDUK PRODUKSI
Menurut Vincent Gaspersz (2004), Pada dasarnya jadwal produksi induk (master production schedule) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu (Gaspersz, 2004).
Aktivitas Master Production Scheduling (MPS) pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk (master production schedule), memproses transaksi dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan balik dan tinjauan ulang (Gaspersz, 2004).
Penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan empat fungsi utama berikut (Gaspersz, 2004):
1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas (material and capacity planning/M&CRP).
2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and purchase ordes) untuk item-item MPS.
3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.
4. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk (delivery promises) kepada pelanggan.
Jadwal Induk ProduksiProduk Bulan keTempat sampah skala RT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 220 210 240 200 240 250 240 270 280 290 260 240
Pada perudahaan kami diketahui bahwa untuk membuat tempat sampah pengahancur membutuhkan waktu 0,6 per produk. Kebutuhan total kapasitas pada periode 1 (dalam jam tenaga kerja) adalah 0,6 jam/unit x 245 unit = 147 jam.
Pada perusahaan kami diketahui bahwa kami memproduksi 245 produk per bulan maka dapat diketahui bahwa total jam kerja adalah 147 x 12 = 1764 jam/unit. Dalam memproduksi tempat sampah penghancur kami membuat tiga pusat kerja. Table di bawah ini menunjukan data tentang jam tenaga kerja yang bekerja pada setiap pusat – pusat kerja selama satu tahun.
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
Pusat kerja Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4 Total Prosentase1 160 155 145 160 620 35,7 %2 147 147 147 147 588 33,8 %3 134 131 130 134 529 30,5 %Total 441 433 422 441 1737 100 %
Data diatas menunjukkan bahwa pusat kerja 1, 2, dan 3 menggunakan total jam kerja sebanyak 35,7%; 33,8%; dan 30,5% berturut-turut. Dengan menggunakan kapasitas tersebut untuk memperkirakan kebutuhan total kapasitas, maka kita dapatkan perkirakan kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan pada masing-masing pusat kerja.
Berikut ini merupakan table mengenai total waktu yang dibutuhkan dalam 1 tahun yang dimana kita menggunakan data permintaan dari tahun 2012. Data permintaannya adalah 260, 280, 230, 220, 270, 240, 190, 290, 200, 280, 230, 250. Dari data tersebut didapatkan hasi sebagai berikut.
Pusat Kerja
pusat kerja
Historis1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Total Waktu (menit)
1 35.7 9282 9996 8211 7854 9639 8568 6783 10353 7140 9996 8211 8925 1049582 33.8 8788 9464 7774 7436 9126 8112 6422 9802 6760 9464 7774 8450 993723 30.5 7930 8540 7015 6710 8235 7320 5795 8845 6100 8540 7015 7625 89670
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB IIIMANAJEMEN PERSEDIAAN
PT. Himatitan Jaya Inc., sebuah perusahaan yang memasarkan tempat sampah bakar ke berbagai perusahaan, ingin mengurangi biaya persediaannya dengan menentukan jumlah tempat sampah bakar per pesanan yang optimal. Permintaan tahunannya adalah 2940 unit; biaya pemesanan adalah Rp.2.400.000 per pesanan; dan biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp.300.000.
Variabel-variabel yang digunakan dalam model ini antara lain :
- Q = Jumlah unit per pesanan
- Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
- D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
- S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
- H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Biaya penyetelan tahun :
= [D/Q] S
= [2940/62] Rp.2.400.000
= Rp.113.806.450
Biaya penyimpanan tahunan :
= [Q/2] H
= [62/2] Rp.300.000
= Rp.9.300.000
Biaya Total Persediaan :
= Biaya penyetelan (pesanan) + Biaya penyimpanan
= [D/Q] S + [Q/2] H
= [2940(Rp.2.400.000)/62] + [62/2] Rp.300.000
= Rp.113.806.450 + Rp. 9.300.000
= Rp. 123.106.450 / tahun
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
Biaya Persediaan/Pemesanan per Produk
= Biaya Total / Jumlah Total produksi unit
= Rp. 123.106.450 / 2940
= Rp. 410.872,94 ~ Rp. 411.000
Kuantitas pesanan optimal (EOQ) :
= 216,88 ~ 217 Unit
ROP diberikan sebagai berikut :
ROP = [Permintaan per bulan] x [Waktu tunggu untuk pesanan per bulan]
= d x L
dimana, d = D / Jumlah hari kerja per tahun
d = 2940 / 240
= 12,25 unit
Waktu pengiriman barang setiap pesanan = 3 hari
ROP = Titik pemesanan ulang = d x L
= 12,25 unit x 3 hari
= 36,75 unit
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB IVABC INVENTORY CLASIFICATION
Dalam klasifikasi ABC pada manajemen inventori yang digunakan oleh PT. Iron Trash adalah untuk mengetahui jenis-jenis barang mana saja yang perlu mendapat prioritas diantara berbagai macam barang yang ada dalam persediaan. Seperti diketahui pada umumnya persediaan terdiri dari berbagai jenis barang yang sangat banyak jumlahnya. Masing-masing jenis barang membutuhkan analisis tersendiri untuk mengetahui besarnya order size dan order point. Namun demikian harus disadari bahwa berbagai macam jenis barang yang ada dalam persediaan tersebut tidak seluruhnya memiliki tingkat prioritas yang sama, sehingga diperlukan klasifikasi ABC pada PT. Iron Trash. Analisis ABC ini digunakan untuk mengklasifikasi seluruh jenis barang berdasarkan tingkat kepentingannya.
Kriteria-kriteria dalam klasifikasi ABC adalah sebagai berikut: Kelas A – Persediaan ini memiliki nilai volume tahunan rupiah yang tinggi. Kelas ini
memiliki sekitar 70% dari total nilai persediaan meskipun jumlahnya sedikit (sekitar 20%).
Sehingga harus mendapat perhatian yang sangat serius karena akan berdampak pada
biaya yang tinggi.
Kelas B – Persediaan ini mempunyai nilai volume tahunan rupiah yang menengah.
Kelompok ini merepresentasikan sekitar 20% dari total nilai persediaan dan memiliki
jumlah item sekitar 30%. Sehingga diperlukan teknik pengendalian persediaan yang
moderat.
Kelas C – Persediaan ini memiliki nilai volume tahunan rupiah sekitar 10% dari total nilai
persediaan. Akan tetapi memiliki jumlah item persediaan sekitar 50%. Dengan demikian
hanya diperlukan teknik pengendalian yang sederhana.
Adapun data awal yang akan kami klasifikasikan berdasarkan kelas ABC adalah sebagai berikut:
Nama Item Permintaan Harga/Unit (Rp) Total (Rp)Tempat Sampah Silinder 2940 300.000 882.000.000Katup 2940 200.000 588.000.000Saklar Katup 2940 100.000 294.000.000Besi penyanggah 2940 100.000 294.000.000Pisau empat mata 2940 200.000 588.000.000Baut 58800 500 29.400.000Saklar pisau 2940 20.000 58.800.000
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
Pipa gas 2940 25.000 73.500.000Pemantik gas 2940 10.000 29.400.000Penutup 2940 100.000 294.000.000Roda 11760 10.000 117.600.000
Setelah diklasifikasikan dalam kelas ABC, datanya berubah menjadi seperti tabel
dibawah ini :
Nama Item Total (Rp) KlasifikasiTempat Sampah Silinder 882.000.000 A
Katup 588.000.000 A
Pisau empat mata 588.000.000 A
Saklar Katup 294.000.000 B
Besi penyanggah 294.000.000 B
Penutup 294.000.000 B
Roda 117.600.000 B
Pipa gas 73.500.000 C
Saklar pisau 58.800.000 C
Pemantik gas 29.400.000 C
Baut 29.400.000 C
Berdasarkan hasil klasifikasi kelas ABC, didapatkan hasil yakni Tempat sampah
silinder, Katup dan Pisau empat mata termasuk kategori kelas A. Kemudian Saklar Katup, Besi
penyanggah, Penutup tempat sampah dan Roda termasuk kategori kelas B. Sedangkan Pipa
gas, saklar pisau, Pemantik gas dan Baut termasuk dalam kategori kelas C.
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB VDISKON KUANTITAS
PT Himatitan Jaya Indonesia mendapat barang dari supplier dalam jumlah yang besar.
Dan supplier memberikan potongan harga atau Diskon Kuantitas yang diberikan kepada PT
Himatitan Jaya Indonesia. Berdasarkan pada analisis ABC di bab sebelumnya, terlihat bahwa
barang-barang yang termasuk ke dalam kategori kelas A yaitu Tempat sampah silinder,
Katup dan Pisau empat mata. Pada supplier dari tempat sampah silinder sendiri yaitu CV
Agritek Inovasi memberikan potongan harga apabila membeli tempat sampah silinder dalam
jumlah besar. Berikut adalah daftar diskon kuantitas untuk Tempat sampah silinder :
Angka Diskon Kuantitas Diskon Diskon (%) Harga Diskon (P)
1 0 – 999 Tidak ada diskon Rp 300.000
2 1000 – 1999 5 Rp 285.000
3 2000 – 2999 10 Rp 270.000
4 3000 dan selebihnya 15 Rp 255.000
Dari tabel diatas terlihat bahwa biaya normal untuk pembelian Tempat sampah
silinder per buahnya adalah Rp 300.000. Untuk pesanan diantara 1000 - 1999 buah, biaya
per buahnya menjadi Rp 285.000; untuk pesanan diantara 2000 - 2999 buah, biaya per
buahnya menjadi Rp 270.000; dan untuk pesanan 3000 buah atau lebih, biaya per buahnya
hanya Rp 255.000. Lebih lanjut lagi, biaya pemesanan adalah Rp 250.000 per pesanan.
Permintaan akan Tempah sampah silinder per tahunnya adalah 2940 buah, dan ongkos
membawa persediaan sebagai persen dari biaya adalah 20%. Kuantitas pesanan yang akan
meminimalkan biaya persediaan total akan dihitung seperti cara dibawah ini :
1. Q1*
2. Q2*
3. Q3*
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
4. Q4*
Angka diskon
Harga satuan
(Rp)
Kuantitas pesanan
biaya produk tahunan (Rp)
biaya pemesanan
tahunan (Rp)
biaya penyimpanan tahunan (Rp) total biaya (Rp)
0 300,000 900 882,000,000 94,838,710 45,000,000,000 45,976,838,710 5 285,000 1000 837,900,000 94,838,710 42,750,000,000 43,682,738,710
10 270,000 2000 793,800,000 94,838,710 40,500,000,000 41,388,638,710 15 225,000 3000 661,500,000 94,838,710 33,750,000,000 34,506,338,710
Dari table tersebut dapat diketahui bahwa total biaya terkecil terdapat pada pemesanan 3000 dengan total biaya Rp. 34.506.338.710 tiap tahunnya.
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB VI
PERSEDIAAN PROBABILISTIK
Sistem pengendalian persediaan probabilistik adalah suatu mekanisme dalam pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan pengaman, kapan persediaan harus diisi, dan kuantitas pemesanan. Dalam kenyataan, kebijakan-kebijakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa kendala antara lain kapasitas gudang dan modal, adanya unsur ketidakpastian (probabilistik) dalam permintaan (demand) atau waktu tunggu (lead time), serta akibat dari barang pesanan konsumen yang tidak tersedia (out of stock) yaitu terjadinya kasus backorder dan lost sales. Untuk mendapatkan kuantitas pemesanan dan titik pesan kembali yang optimal dengan kendala batasan kapasitas gudang dan modal pada kasus backorder dan lost sales adalah dengan menggunakan metode pengali Lagrange dan metode Newton- Raphson. Hasil penelitian adalah suatu rumus untuk menentukan kuantitas pemesanan barang yang optimal dan rumus untuk menentukan titik pesan kembali dengan batasan kapasitas gudang dan modal pada kasus backorder dan lost sales.
Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan bahan baku yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout cost bagi perusahaann. Akan tetapi akan menimbulkan penambahan carrying cost sebesar perkalian antara prosentase carrying cost terhadap harga atau nilai safety stock.. Untuk itu penentuan safety stock yang optimum sangat diperlukan.Penentuan besarnya safety stock dapat ditentukan dengan metode pendekatan probabilitas stock out (probability stock out approach) dan pendekatan service level (level of service approach).
Peranan Safety stock bagi perusahaan
a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku.b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikanc. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran.e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas ( Quantity discount ).
Tiga item persediaan probabilistik1. Permintaan variabel dan waktu tunggu konstan
Permintaan harian rata-rata pada PT Himatitan Jaya Indonesia adalah 11 unit, dengan
standar deviasi 2 unit. Ditetapkan bahwa lead timenya adalah 3 hari dan risiko
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
kekurangan persediaan yang diperbolehkan 5 %, sehingga tingkat pelayanan yang
dimungkinkan adalah 95 %. Maka, dari tabel kurva normal, nilai Z-nya adalah sebesar
1,65.
ROP = (permintaan harian rata-rata x waktu tunggu dalam hari) + ZσdLT
Dimana,
σdLT = standar deviasi dari permintaan selama waktu tunggu = σd
ROP = (11 x 3) + 1,65 (2)
= 33 + 5,72
= 38,72 ≈ 39 unit
Persediaan pengaman (SS) = 39 – 11 = 28 unit
2. Waktu tunggu variabel dan permintaan konstanPT Himatitan Jaya Indonesia menjual sekitar 13 unit per hari (kuantitas yang hampir
konstan). Waktu tunggu untuk pengantaran tempat sampah penghancur terdistribusi
normal dengan waktu rerata 3 hari dan standar deviasi 1 hari. Ditentukan tingkat
pelayanannya 95%.
ROP = (permintaan harian x waktu tunggu rata-rata dalam hari) + Z (permintaan
harian) x σLT
Dimana σLT = standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari
ROP = (13 x 3) + 1,65 (13) (1)
= 39 + 21,5
= 60,5 ≈ 61 unit
Persediaan pengaman (SS) = 61 – 13 = 48 unit
3. Permintaan dan waktu tunggu variabel
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
Pada PT Himatitan Jaya Indonesia rata-rata sekitar 11 unit terjual per hari, mengikuti
distribusi normal dengan standar deviasi 2 unit. Tempat sampah penghancur yang
dipesan dari distributor, waktu tunggunya terdistribusi normal dengan rata-rata 3
hari dan standar deviasi 2 hari. Ditentukan tingkat pelayanannya 95%.
ROP = (permintaan harian rata-rata x waktu tunggu rata-rata) + ZσdLT
Dimana σd = standar deviasi dari permintaan per hari
σLT = standar deviasi waktu tunggu dalam hari
dan σdLT =
σdLT =
=
= = 22,27
ROP = (11 x 3) + 1,65 σdLT
= 33 + 1,65 (22,27)
= 33 + 36,74
= 69,75 ≈ 70 unit
Persediaan pengaman (SS) = 70 – 11 = 59 unit
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB VII
Material Requirement Planning
Dalam pembuatan tempat sampah penghancur, PT Himatitan Jaya Indonesia memproduksi
tempat sampah penghancur sebanyak 245 buah setiap bulan. Untuk membuat sebuah
tempat sampah penghancur dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama 1 bagian dalam, yaitu
1 besi penyangga, 4 mata pisau, 1 katup, 2 pipa gas. Kedua 1 bagian luar yaitu 1 tempat
sampah silinder, 5 saklar, 4 roda, dan 2 tutup atas bawah.
Adapun struktur dari sepasang produk sepatu serbaguna sendiri dapat dilihat pada
bagan BOM (Bill Of Material) dibawah ini:
Pada bagan BOM diatas terdapat 3 tingkatan dengan level 0, 1, dan 2. Pada level 0
ada Tempat sampah penghancur, level 2 terdiri dari bagian dalam dan luar, level 3 terdiri
dari Besi penyanggah, mata pisau, katup, pipa gas, tempat sampah silinder, saklar, roda dan
tutup atas bawah. Dalam sebulan PT Himatitan Jaya Indonesia memiliki rata-rata permintaan
sebanyak 245 buah. Sehingga tabel BOMnya adalah sebagai berikut:
Tempat Sampah
Penghancur
Bagian Dalam
Bagian Luar
Besi Penyangga
Mata PisauTempat Sampah Silinder
Tutup Atas Bawah
RodaSaklarKatup Pipa Gas
1
1 1
41 1 2 1 5 4 2
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
Jadi total kebutuhan terhadap Tempat sampah penghancur adalah 245 buah, bagian
dalam sebanyak 245 unit, bagian luar sebanyak 245 unit. Besi penyanggah 245 unit, mata
pisau 980 unit, katup 245 unit, pipa gas 490, tempat sampah silinder 245 unit, saklar 1225
unit, roda 980 unit dan tutup atas bawah 245 unit.
Untuk pemesanan komponen dari Tempat Sampah Penghancur ini terdapat waktu tunggu
(lead time) yang terdapat pada tabel dibawah ini :
No. Komponen Lead Time (hari)1. Tempat Sampah Penghancur {A} 12. Bagian dalam {B} 33. Bagian luar {C} 34. Besi Penyanggah {D} 25. Mata Pisau {E} 16. Katup {F} 27. Pipa Gas {G} 28. Tempat Sampah Silinder {H} 39. Saklar {I} 1
10. Roda {J} 2
Tempat Sampah
Penghancur
Bagian Dalam
Bagian Luar
Besi Penyangga
Mata PisauTempat Sampah Silinder
Tutup Atas Bawah
RodaSaklarKatup Pipa Gas
2455
245 245
980245 245 490 245 1225 980 24
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
11. Tutup Atas Bawah {K} 2
Dari data lead time diatas dapat dibuat struktur produk berfase waktu seperti pada
bagan dibawah.
Rencana kebutuhan bahan baku brutonya untuk 245 unit tempat sampah
penghancur seperti tabel berikut ini :
Lead Time Hari Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A1 2452 245
B1 2452 245
C1 2452 245
D1 2452 245
E1 9802 980
F 1 2452 245
987654321 10
A
H
G
F
E
D
C
B
J
I
K
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
G 1 4902 490
H 1 2452 245
I 1 12252 1225
J 1 9802 980
K 1 2452 245
Keterangan : 1 = tanggal dibutuhkan 2 = tanggal pengiriman pesanan
PT Himatitan Jaya Indonesia sudah memiliki persediaan untuk setiap komponen barang,
yang diperlihatkan pada tabel dibawah ini :
Komponen On HandTempat Sampah Penghancur {A} 5
Bagian dalam {B} 10Bagian luar {C} 8
Besi Penyanggah {D} 12Mata Pisau {E} 12
Katup {F} 6Pipa Gas {G} 8
Tempat Sampah Silinder {H} 5Saklar {I} 7Roda {J} 4
Tutup Atas Bawah {K} 2
Sehingga rencana kebutuhan bahan baku netto untuk 245 unit tempat sampah
penghancur pada tabel adalah sebagai berikut :
LT(hari)
OnHand
BarangHari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 A
Kebutuhan bruto 245Penerimaan terjadwal
Proyeksi persediaan di tangan
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Kebutuhan netto 240Penerimaan pesanan terencana
240
Pengiriman pesanan terencana
240
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
3 10 B
Kebutuhan bruto 245Penerimaan terjadwal
Proyeksi persediaan di tangan
10 10 10 10 10 10 10 10 10
Kebutuhan netto 235Penerimaan pesanan terencana
235
Pengiriman pesanan terencana
235
3 8 C
Kebutuhan bruto 245Penerimaan terjadwal
Proyeksi persediaan di tangan
8 8 8 8 8 8 8 8 8
Kebutuhan netto 237Penerimaan pesanan terencana
237
Pengiriman pesanan terencana
237
2 12 D
Kebutuhan bruto 245Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 12 12 12 12 12 12
Kebutuhan netto 233Penerimaan pesanan terencana 233
Pengiriman pesanan terencana 233
1 12 E
Kebutuhan bruto 980Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 12 12 12 12 12 12
Kebutuhan netto 968Penerimaan pesanan terencana 968
Pengiriman pesanan terencana 968
2 6 F
Kebutuhan bruto 245Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 6 6 6 6 6 6
Kebutuhan netto 239Penerimaan pesanan terencana 239
Pengiriman pesanan terencana 239
2 8 G Kebutuhan bruto 490
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 8 8 8 8 8 8
Kebutuhan netto 482Penerimaan pesanan terencana 482
Pengiriman pesanan terencana 482
3 5 H
Kebutuhan bruto 245Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 5 5 5 5 5 5
Kebutuhan netto 240Penerimaan pesanan terencana 240
Pengiriman pesanan terencana 240
1 7 I
Kebutuhan bruto 1225Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 7 7 7 7 7 7
Kebutuhan netto 1218Penerimaan pesanan terencana 1218
Pengiriman pesanan terencana 1218
2 4 J
Kebutuhan bruto 980Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 4 4 4 4 4 4
Kebutuhan netto 976Penerimaan pesanan terencana 976
Pengiriman pesanan terencana 976
22
K
Kebutuhan bruto 245Penerimaan terjadwalProyeksi persediaan di tangan 2 2 2 2 2 2
Kebutuhan netto 243Penerimaan pesanan terencana 243
Pengiriman pesanan terencana 243
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
BAB VIIIJUST IN TIME
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Faktor-faktor dalam penerpan JIT :
1. Tingkat persediaan yang minimalSistem JIT memotong biaya dengan mengurangi :
Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku Jumlah penanganan bahan baku Jumlah persediaan yang usang.
2. Arus LiniJalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak melalui proses
pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi.
3. Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot
Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal set up).Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up. Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain. Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
4. Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaan penerimaan
komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok, pada BDp maupun pada barang jadi.
PT. HIMATITAN JAYA INDONESIA
5. Tenaga kerja yang fleksibelMaksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.