pter I (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DD

Citation preview

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Buah-buahan merupakan bahan pangan yang termasuk penting dan

    semestinya ada dalam daftar menu makanan kita sehari-hari. Karena di dalam

    buah-buahan tersebut terkandung sumber nutrisi yang sangat diperlukan oleh

    tubuh contohnya vitamin, mineral dan serat. Banyak masalah kesehatan yang

    mungkin timbul akibat kurang mengkonsumsi buah-buahan. Seperti contoh

    kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan untuk gejala yang ringan dan

    yang terparah adalah scurvy dan kurangnya mengkonsumsi makanan yang

    mengandung vitamin A dapat menyebabkan rabun senja. Oleh karena itu

    mengkonsumsi buah-buahan adalah mutlak bagi tubuh dan kesehatan.

    Umumnya masyarakat lebih menyukai buah-buahan dalam bentuk segar

    dan dihidangkan di meja makan sebagai hidangan penutup atau lazim juga disebut

    sebagai makanan pencuci mulut daripada buah yang sudah diolah menjadi bentuk

    lain, seperti contoh konsumen lebih menyukai salak dalam bentuk segar

    dibandingkan dengan manisan serta buah melon dalam keadaan segar daripada

    diolah menjadi sirup. Dalam bentuk segar, tidak semua bagian dari buah itu yang

    dapat dimakan. Sebagian besar buah-buahan mempunyai pelindung alami yang

    melindungi bagian dalam buah-buahan itu sendiri, biasanya pelindung itu untuk

    melindungi biji buah yang merupakan bakal tumbuhan yang baru, pelindung

    biasanya disebut kulit. Pada sebagian besar buah-buahan, kulitnya tidak dapat

    dimakan dan terpaksa dibuang dan dipisahkan dari bagaian yang dapat dimakan.

    Misalnya kulit melon, pepaya dan durian. Untuk dapat mengkonsumsi buah melon

    Universitas Sumatera Utara

  • dalam bentuk segar, maka terlebih dahulu dilakukan pengupasan kulit, memotong

    menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kemudian biji yang berada di dalam buah

    itu dibuang. Mungkin bagi orang yang mempunyai waktu yang cukup luang,

    mereka dapat melakukan hal tersebut di atas sendirian, akan tetapi untuk sebagian

    masyarakat yang mempunyai jadwal kegiatan yang padat, kegiatan yang

    dilakukan di atas akan terasa menyita waktu dan dapat menikmati buah melon

    tersebut.

    Melon (Curcumis melo L.) saat ini merupakan salah satu buah yang

    banyak disediakan dalam setiap jamuan makan sebagai hidangan pencuci mulut.

    Rasa melon yang khas yaitu manis, renyah, lengit dan aromanya yang khas

    menjadikan buah ini semakin digemari hampir segenap lapisan masyarakat. Orang

    yang pernah mencicipi melon biasanya akan ketagihan untuk memakannya lagi.

    Berdasarkan penampilan kulit buahnya, melon digolongkan menjadi melon

    bertipe berjaring (netted melon) dan tipe melon tanpa jaring (winter melon).

    Kelemahan yang ditemui pada saat melon diolah dengan teknik olah

    minimal adalah singkatnya masa simpan yang dimiliki. Kesegaran buah melon

    yang dapat dipertahankan apabila buah tersebut telah dikupas dan terpotong hanya

    bertahan kurang lebih 2 hari pada suhu kamar. Perubahan yang terjadi antara lain

    perubahan kadar air yang menyebabkan melon akan terlihat keriput dan

    penampilannya menjadi kurang menarik, perubahan kandungan gula dan juga

    perubahan kadar vitamin C. Untuk mengatasi kerusakan di atas, maka dilakukan

    pengemasan sebagai usaha untuk memperpanjang masa simpan buah tersebut.

    Sebelum menentukan pilihan jenis dan cara pengemasan yang akan dilakukan

    maka perlu diketahui persyaratan kemasan yang dibutuhkan yaitu penampilan,

    Universitas Sumatera Utara

  • perlindungan, fungsi, harga serta biaya penanganan limbah kemasan. Belakangan

    ini plastik merupakan pengemas yang banyak digunakan karena sifatnya yang

    kuat, inert, ringan, tidak korosif dan thermoplastik. Namun kemasan plastik

    membutuhkan biaya yang mahal untuk proses daur ulang dan penanganannya.

    Selain itu bahan plastik juga mengandung bahan aditif; zat monomer dan molekul

    kecil yang mungkin bisa bermigrasi ke dalam bahan yang dikemas. Kemasan

    plastik juga sulit dibakar dan dicerna oleh mikroorganisme pembusuk sehingga

    dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan polusi. Oleh karena itu,

    penggunaan edible coating dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengemas dengan

    memperhatikan sifat fisik dan kimia. Sifat fisik dari edible coating adalah

    permeabilitas terhadap uap air yang relatif kecil. Penanganan produk buah dengan

    edible coating (bahan pelapis yang dapat dimakan) merupakan salah satu

    alternatif yang aman bagi kesehatan konsumen serta ramah lingkungan.

    Selain mampu menurunkan kecepatan respirasi, edible coating juga dapat

    ditambah senyawa antioksidan yang dapat mencegah pencoklatan enzimatis buah.

    Pelapis buah kupas dengan edible coating merupakan salah satu teknik yang

    digunakan untuk memperlambat penurunan mutu, karena edible coating dapat

    berfungsi sebagai penahan (barrier) difusi gas oksigen (O2), karbondioksida

    (CO2) dan uap air serta komponen flavour. Dalam hal ini pati pisang kepok yang

    saat ini masih terbatas digunakan sebagai bahan untuk makanan bayi, campuran

    untuk membuat kue kering maupun kue basah, mengandung pati yang baik

    digunakan sebagai edible coating. Pisang kepok memiliki pati yang baik karena

    memiliki warna yanng tidak coklat kehitaman. Pati merupakan bagian dari

    karbohidrat jenis polisakarida yang banyak digunakan sebagai sumber energi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Polisakarida penguat tekstur ini sulit dicerna tubuh namun memiliki serat-serat

    (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim pencernaan. Dalam rangka

    meningkatkan pemanfaatan pati pisang kepok dalam penyimpanan buah melon

    inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh

    Konsentrasi Pati Pisang Kepok dan Sorbitol sebagai Zat Pemlastis dalam

    Pembuatan Edible Coating pada Penyimpanan Buah Melon.

    Tujuan Penelitian

    Untuk mnegetahui pengaruh konsentrasi pati pisang kepok dan sorbitol

    sebagai zat pemlastis dalam pembuatan edible coating pada penyimpanan buah

    melon.

    Kegunaan Penelitian

    Sebagai sumber informasi tentang pengaruh edible coating pada mutu

    buah melon selama 1 minggu dan sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi

    di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

    Utara.

    Hipotesis Penelitian

    Diduga ada pengaruh konsentrasi pati pisang kepok dan sorbitol sebagai

    zat pemlastis serta interaksinya dalam pembuatan edible coating pada

    penyimpanan buah melon.

    Universitas Sumatera Utara