Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan
ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Pada tanggal 30 Maret 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)
A member of The Leading Edge Alliance, A world-wide organization of accounting firms and business advisers
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi 1 - 2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi 5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 6 - 66
DAFTAR ISI
A S E T
Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2012
Rp Rp
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2e, 2f, 4 36,201,396,581 57,623,502,603
Piutang usaha 2d, 2e, 2g, 5
Pihak yang berelasi 1,026,188,769 1,320,381,434
Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih sebesar
Rp 1.398.297.598 (2013) dan
Rp 1.390.085.599 (2012) 213,933,738,772 160,645,848,305
Piutang lain-lain 2d, 6
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa – setelah dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih sebesar
Rp 2.335.712.289 (2013), Rp 2.335.712.289
(2012) 1,494,403,292 1,494,403,292
Pihak ketiga 44,832,955,198 33,694,682,160
Persediaan – setelah dikurangi penyisihan
persediaan usang dan lambat bergerak
sebesar Rp 1.766.061.161 (2013) dan
Rp 1.766.061.161 (2012) 2h, 7 262,368,243,663 288,161,619,484
Pajak dibayar di muka 2s, 17a 2,134,101,363 1,333,198,449
Uang muka 8 59,749,253,483 53,009,874,079
Biaya dibayar di muka 2i, 9 6,053,405,434 3,772,917,120
Total Aset Lancar 627,793,686,555 601,056,426,926
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan 2s, 17d 1,623,971,723 1,308,400,073
Investasi pada entitas asosiasi 2j, 10 530,708,398 530,708,398
Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 186.073.676.163
(2012) dan Rp 165.900.877.176 (2011) 2k, 2n, 2o, 11 234,354,434,127 234,423,362,437
Properti investasi 2l, 12 1,366,762,500 1,389,262,500
Aset tidak berwujud 2m 79,792,184 93,331,334
Uang jaminan 13 3,476,957,652 3,602,057,652
Beban tangguhan hak atas tanah 2m 95,125,002
Total Aset Tidak Lancar 241,432,626,583 241,442,247,396
TOTAL ASET 869,226,313,138 842,498,674,322
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
1
LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2012
Rp Rp
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman bank jangka pendek 2e, 14 16,601,331,913 5,219,413,504
Hutang usaha 2d, 2e, 15
Pihak yang berelasi 2,985,675,469 3,153,683,928
Pihak ketiga 87,553,351,345 107,869,869,067
Hutang lain-lain 16 1,568,998,974 5,748,780,514
Hutang pajak 2s, 17b 7,360,165,779 2,457,126,108
Biaya masih harus dibayar 18 4,838,783,256 8,466,756,461
Uang muka penjualan 19 201,313,365 1,883,648,123
Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun:
- Pinjaman bank jangka panjang 2e, 20 174,228,649,217 125,782,424,288
- Pendapatan tangguhan atas transaksi jual
dan sewa-balik 2n, 21 229,738,926 1,205,756,126
- Hutang sewa guna usaha 2n, 21 3,417,384,223 4,996,515,990
Total Liabilitas Jangka Pendek 298,985,392,467 266,783,974,109
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas pajak tangguhan 2s, 17d 15,845,633 16,882,083
Pinjaman bank jangka panjang 2e, 20 178,103,426,847 193,084,128,404
Hutang sewa guna usaha 2n, 21 7,756,005,767 3,293,647,360
Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa balik 2n, 21 − -
Liabilitas imbalan pasca kerja 2s, 22 12,362,652,742 12,362,652,742
Total Liabilitas Jangka Panjang 198,237,930,989 208,757,310,589
Total Liabilitas 497,223,323,456 475,541,284,698
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik ekuitas induk
Modal saham
Modal dasar - 1.152.000.000 saham dengan
nilai nominal Rp 500 per saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
641.717.510 saham 23 320,858,755,000 320,858,755,000
Agio saham 2q, 24 5,055,754,000 5,055,754,000
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2p (170,995,884) (170,995,884)
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 25 350,000,000 350,000,000
Belum ditentukan penggunaannya 39,552,430,901 35,660,533,003
Total Ekuitas Pemilik Ekuitas Induk 365,645,944,017 361,754,046,119
Kepentingan nonpengendali 2c, 26 6,357,045,666 5,203,343,505
Total Ekuitas 372,002,989,683 366,957,389,624
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 869,226,313,138 842,498,674,322
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
2
Catatan 31 Maret 2013 31 Maret 2012
Rp Rp
PENJUALAN BERSIH 2r, 27 256,726,418,918 166,164,356,847
HARGA POKOK PENJUALAN 2r, 28 (209,577,527,047) (125,947,090,929)
LABA BRUTO 47,148,891,871 40,217,265,918
BEBAN USAHA
Beban penjualan 2r, 29 21,060,201,722 16,549,885,600
Beban umum dan administrasi 2r, 30 12,127,319,162 9,910,277,794
Total beban usaha 33,187,520,884 26,460,163,394
LABA USAHA 13,961,370,987 13,757,102,524
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba penjualan aset tetap, neto 2k, 2n, 11 589,493,121 -
Penghasilan sewa 2n 264,909,091 529,197,273
Penghasilan bunga 135,429,655 168,789,658
Pendapatan atas penjualan waste 2,208,934,989
Laba (rugi) selisih kurs, neto 2e (2,049,250,571) (2,795,725,909)
Beban bunga 31 (7,452,105,302) (5,429,910,287)
Amortisasi pendapatan tangguhan atas transaksi jual
dan sewa-balik 2n, 21 - -
Beban penyisihan piutang ragu-ragu 2g, 5 - -
Penyisihan (pemulihan) persediaan usang dan lambat bergerak 2h, 7 - -
Bagian laba investasi pada entitas asosiasi 2j, 10 - -
Beban lain-lain, neto (192,677,559) 312,203,908
Total beban lain-lain, neto (6,495,266,576) (7,215,445,357)
LABA SEBELUM PAJAK 7,466,104,411 6,541,657,167
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
Pajak kini 2s, 17e (2,956,686,061) (1,607,011,606)
Pajak tangguhan 2s, 17e 330,787,385 321,910,621
Total beban pajak, neto (2,625,898,675) (1,285,100,985)
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 4,840,205,736 5,256,556,182
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN – –
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 4,840,205,736 5,256,556,182
Total laba komprehensif tahun bejalan yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 3,891,897,898 5,153,111,540
Kepentingan nonpengendali 2c, 26 (948,307,838) (103,444,642)
4,840,205,736 5,256,556,182
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2v, 32 24.26 32.12
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
Untuk tahun yang berakhir pada
31 Maret 2013 dan 2012
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
3
Selisih Nilai
Transaksi Total
Restrukturisasi Belum Ekuitas
Agio Entitas Ditentukan Ditentukan Pemilik Kepentingan Total
Catatan Modal Disetor Saham Sepengendali Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas Induk Nonpengendali Ekuitas
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo per 31 Desember 2011 320,858,755,000 5,055,754,000 (170,995,884) 250,000,000 21,696,169,829 347,689,682,945 2,562,167,442 350,251,850,387
Pembentukan cadangan umum 22 – – – - – – –
Laba komprehensif tahun berjalan – – – – 5,153,111,540 5,153,111,540 1,296,974,510 6,450,086,050
Saldo per 31 Maret 2012 320,858,755,000 5,055,754,000 (170,995,884) 250,000,000 26,849,281,369 352,842,794,485 3,859,141,952 356,701,936,437
Saldo per 31 Desember 2012 320,858,755,000 5,055,754,000 (170,995,884) 350,000,000 35,660,533,003 361,754,046,119 5,203,343,505 366,957,389,624
Laba komprehensif tahun berjalan – – – – 3,891,897,898 3,891,897,898 1,153,702,161 5,045,600,059
Saldo per 31 Maret 2013 320,858,755,000 5,055,754,000 (170,995,884) 350,000,000 39,552,430,901 365,645,944,017 6,357,045,666 372,002,989,683
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Untuk tahun yang berakhir pada
Saldo Laba
31 Maret 2013 dan 2012
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Ekuitas Induk
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
4
31 Maret 2013 31 Maret 2012
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 202,050,386,358 138,158,547,075
Pembayaran kas kepada pemasok (192,275,796,798) (133,820,367,274)
Pembayaran kas kepada direksi dan karyawan (121,336,142,408) –
Kas diperoleh dari operasi (111,561,552,848) 4,338,179,801
Pembayaran bunga dan beban keuangan - (5,429,910,287)
Pembayaran pajak penghasilan (2,956,686,061) (4,585,780,816)
Penerimaan (pengeluaran) lain-lain (39,610,034,658) –
Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi (154,128,273,566) (5,677,511,302)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan aset tetap (6,383,469,722) (3,320,632,234)
Hasil penjualan aset tetap 318,181,818 –
Penerimaan bunga 135,429,655 168,789,658
Hasil penjualan dari transaksi jual dan sewa-balik – –
Perolehan properti investasi (1,431,000,000) –
Investasi pada perusahaan asosiasi (200,000,000) –
Arus kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (7,560,858,249) (3,151,842,576)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Hasil dari pinjaman bank jangka pendek 11,800,000,000 76,961,482,961
Pembayaran pinjaman bank jangka pendek (418,081,591) (69,788,524,911)
Hasil dari pinjaman bank jangka panjang 175,962,300,315 –
Pembayaran pinjaman bank jangka panjang (42,508,314,267) –
Kenaikan (penurunan) hutang sewa guna usaha 2,883,226,640 (368,638,952)
Pembayaran bunga dan beban keuangan (7,452,105,302) (903,382,551)
Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan 140,267,025,795 5,900,936,547
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS (21,422,106,021) (2,928,417,331)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 57,623,502,602 22,746,807,926
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 36,201,396,581 19,818,390,595
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Untuk tahun yang berakhir pada
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
31 Maret 2013 dan 2012
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
5
INFORMASI UMUM
a. Pendirian Perusahaan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT Ricky Putra Globalindo Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Sinta Susikto, S.H., No.
166 tanggal 22 Desember 1987, yang telah diubah dengan Akta No. 99 tanggal 10 Juli 1997 dari Notaris
Raharti Sudjardjati, S.H. Akta Pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7331.HT.01.04.Th.97 tanggal 30 Juli 1997 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 75 tanggal 19 September 1997, Tambahan No.
4259.
1.
Berdasarkan Akta Notaris Syarifah Chozie, S.H., MH, No. 20 tanggal 24 Juni 2008, seluruh Anggaran Dasar
Perusahaan telah disesuaikan dengan UU RI No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta Perubahan
tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. AHU-42045.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 17 Juli 2008 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 4 tanggal 13 Januari 2009, Tambahan No. 1072.
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris
Syarifah Chozie, S.H., MH, No. 25 tanggal 24 Juni 2011 mengenai perubahan tempat kedudukan
Perusahaan. Akta Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-36958.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 22 Juli 2011.
Kantor Pusat Perusahaan berdomisili Citeureup-Bogor, Jawa Barat, dengan lokasi pabrik di Citeureup-
Bogor dan Cicalengka-Bandung. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1988. Hasil
produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak
dalam bidang industri pembuatan pakaian dalam dan pakaian jadi (fashion wear ). Pada saat ini,
Perusahaan mempunyai 2 bidang usaha, yaitu pakaian jadi dan benang rajut.
Pada tahun 2005, Perusahaan membeli pabrik pemintalan benang yang terletak di Bandung seluas 60.170
M2, 60.000 spindle dengan kapasitas produksi sebesar 36.000 bale per tahun.
Perusahaan juga membuka divisi perdagangan di Pontianak, Makassar dan Samarinda yang bertujuan untuk
memperluas pemasaran pakaian dalam dan pakaian jadinya di wilayah Timur Indonesia.
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
INFORMASI UMUM (Lanjutan)
b. Penawaran Umum Saham
• Tahun 1997 :
• Tahun 1999 :
• Tahun 2004 :
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
1.
Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, susunan Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 2012, sebagaimana
Penawaran Umum Perdana sebanyak 60.000.000 saham dengan harga penawaran Rp
600 per saham. Penawaran Umum Perdana tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 22 Januari 1998.
Penawaran Umum Terbatas I Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu sebanyak 128.000.000 saham. Seluruh saham tersebut telah dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Juni 1999.
Penawaran Umum Terbatas II Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu sebanyak 374.000.000 saham. Sebanyak 353.717.500 saham tersebut telah
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juli 2004.
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : - Andrian Gunawan
Komisaris : - Victor Richard Franziskus
Komisaris independen : - Sodikin Arsyad
Direksi:
Direktur Utama : - Paulus Gunawan
Direktur : - Tirta Heru Citra
- Charlie Nawawi
Direktur (tidak terafiliasi) : - Iwan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juni 2012, sebagaimana
dinyatakan dalam akta notaris Syarifah Chozie, S.H., No. 13 tanggal 22 Juni 2012 adalah sebagai berikut:
7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
INFORMASI UMUM (Lanjutan)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan)
Komite Audit:
Ketua : - Sodikin Arsyad
Anggota : - Tjiong Indra
- Eddy Nachrowi
Pada tahun 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing
mempunyai rata-rata 4.191 dan 4.210 karyawan tetap (tidak diaudit), dengan jumlah biaya karyawan sebesar
Rp 35.742.327.489 dan Rp 122.770.866.336 masing-masing untuk 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012.
Pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tahun 31 Maret 2013 dan 31 Desember
2012 masing-masing sebesar Rp 936.750.000 dan Rp 2.886.000.000.2012 masing-masing sebesar Rp 936.750.000 dan Rp 2.886.000.000.
8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
INFORMASI UMUM (Lanjutan)
d. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
Komersial
PT Jasaricky Abadi Medan Perdagangan 1995
dan distribusi
PT Ricky Jaya Sakti Surabaya Perdagangan 1996
dan distribusi
PT Ricky Musi Wijaya Palembang Perdagangan 1997
dan distribusi
PT Ricky Mumbul Daya Semarang Perdagangan 1997
dan distribusi
16,333,853,584
17,618,209,671
99,92
Eliminasi
95,00
% Rp
31 Maret 2013
Usaha
11,811,225,667
1.
Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan termasuk
persetase kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut:
SebelumPersentaseOperasi
Tahun
Domisili
21,459,352,593
Total Aset
Anak Perusahaan Kepemilikan
Jenis
99,80
51,00
dan distribusi
PT Ricky Arta Jaya Bandung Perdagangan 1997
dan distribusi
PT Ricky Hansen Cemerlang Jakarta Perdagangan 2010
dan distribusi
PT Ricky Tekstil Indonesia Bogor Perdagangan 2011
dan distribusi
PT Ricky Garmen Exportindo Bogor Perdagangan 2012
dan distribusi
Komersial
PT Jasaricky Abadi Medan Perdagangan 1995
dan distribusi
PT Ricky Jaya Sakti Surabaya Perdagangan 1996
dan distribusi
PT Ricky Musi Wijaya Palembang Perdagangan 1997
dan distribusi
PT Ricky Mumbul Daya Semarang Perdagangan 1997
dan distribusi
PT Ricky Arta Jaya Bandung Perdagangan 1997
dan distribusi
PT Ricky Hansen Cemerlang Jakarta Perdagangan 2010
dan distribusi
Anak Perusahaan Eliminasi
Tahun
52,00
Sebelum
18,133,291,121
99,80
52,00
Rp
Persentase
%
17,618,209,671
15,503,120,954
95,00
99,92
16,333,853,584
51,00
Total Aset
21,928,740,219
90,00
31 Desember 2012
60,00
21,459,352,593
Jenis
Usaha
11,811,225,667
99,80
18,133,291,121
45,689,398,523
Operasi
Domisili
15,503,120,954
99,80
Kepemilikan
9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
INFORMASI UMUM (Lanjutan)
d. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi (Lanjutan)
PT Ricky Tekstil Indonesia Bogor Perdagangan 2011
dan distribusi
PT Ricky Garmen Exportindo Bogor Perdagangan 2012
dan distribusi
1.
Pada tanggal 01 Desember 2011, Perusahaan mendirikan Anak Perusahaan, PT Ricky Tekstil Indonesia
dengan kepemilikan langsung sebesar 60% sesuai dengan akta notaris No. 03 dari Desman, S.H., M.Hum,
90,00 40,434,995,015
Pada tanggal 2 Pebruari 2012, Perusahaan mendirikan Anak Perusahaan, PT Ricky Garmen Exportindo
dengan kepemilikan langsung sebesar 70% sesuai dengan akta notaris No. 16 dari Desman, S.H., M.Hum,
M.M. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-36958.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 22 Juli 2011.
60,00 12,733,146,360
e. Persetujuan Penerbitan Laporan Keuangan konsolidasi
dengan kepemilikan langsung sebesar 60% sesuai dengan akta notaris No. 03 dari Desman, S.H., M.Hum,
M.M. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-63656.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 23 Desember 2011.
Pada tanggal 30 Agustus 2010, Perusahaan mendirikan Anak Perusahaan, PT Ricky Hansen Cemerlang
dengan kepemilikan langsung sebesar 52% sesuai dengan akta notaris No. 142 dari Desman, S.H., M.Hum,
M.M. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-46315.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 30 September 2010.
Laporan keuangan konsolidasi PT Ricky Putra Globalindo Tbk dan Anak Perusahaan diselesaikan dan
mendapat persetujuan untuk diterbitkan dari manajemen Perusahaan pada tanggal 29 April 2013.
10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi ini telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-347/BL/2012.
2.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan (historical cost ) menggunakan
dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas, kecuali untuk laporan arus kas. Beberapa akun disajikan
dengan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah seperti
dijabarkan di bawah ini:
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct-method ) dengan
b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”
Perusahaan dan Entitas Anak telah melakukan evaluasi atas mata uang fungsionalnya dan menentukan
bahwa Rupiah secara keseluruhan adalah mata uang fungsional nya.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) sejak tanggal 1 Januari
2012 yang relevan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan :
PSAK 10 memberikan pedoman bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan
usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan konsolidasian entitas dan bagaimana menjabarkan laporan
keuangan konsolidasian ke dalam mata uang penyajian. Standar ini juga menyaratkan entitas untuk
mengukur aset, liabilitas, pendapatan dan biaya dalam mata uang fungsional, yang didefinisikan sebagai
mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct-method ) dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang fungsional Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah mata uang Rupiah. Mata uang pelaporan
yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah, yang merupakan
mata uang fungsional Perusahaan Induk.
11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012 (Lanjutan)
PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja"
2.
PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, mengatur perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna
laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan
dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan
jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan pascakerja.
Standar yang direvisi ini juga memperkenalkan pilihan baru untuk metode pengakuan keuntungan atau
kerugian aktuarial yaitu mengakui seluruh keuntungan atau kerugian aktuarial melalui pendapatan
komprehensif lainnya.
PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”
PSAK No. 30 (Revisi 2011), "Sewa”
PSAK No. 46 (Revisi 2010), "Akuntansi Pajak Penghasilan”
PSAK 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”, menentukan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan, konstruksi atau produksi aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya
perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.
PSAK No. 30 (Revisi 2011), "Sewa”, mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai baik
bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk
menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam
mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak
penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian)
jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta
transaksitransaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan
konsolidasi.
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk tidak merubah kebijakan akuntansinya, dimana
akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini
imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para
pekerja dalam program tersebut.
12
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012 (Lanjutan)
PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian"
PSAK No. 55 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran"
PSAK No. 56 (Revisi 2010), "Laba per Saham"
2.
PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip prinsip
dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan
item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrument keuanagn diatur dalam PSAK No. 50
(Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrument keuangan
diatur dalam PSAK No. 60: Instrumen Keuangan : Pengungkapan.
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen
keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
c. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Kerugian Anak Perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada "Kepentingan
Nonpengendali", bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
PSAK No. 56 (Revisi 2010), “Laba per Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per
saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan
antar periode pelaporan berbeda untuk entitas sama.
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan
pemilikan lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung dan/atau mempunyai hak untuk mengatur
dan mengendalikan kebijakan manajemen serta operasional Anak Perusahaan. Saldo dan transaksi termasuk
keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dan Anak Perusahaan
dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai
satu kesatuan usaha.
Anak Perusahaan dikonsoidasi sejak tanggal akuisisi, yaitu dimana Perusahaan memperoleh pengendalian,
dan diakhiri sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada
ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan, lebih dari
setengah kekuasaan suara entitas.
13
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
c. Prinsip-prinsip Konsolidasi (Lanjutan)
d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Berelasi
2.
Kepentingan nonpengendali merupakan bagian atas laba atau rugi entitas anak yang diatribusikan kepada
pemilikan ekuitas Anak Perusahaan yang tidak dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh
Perusahaan yang disajikan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan sebagai bagian dari
ekuitas di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Kerugian Anak Perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada "Kepentingan
Nonpengendali", bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
(iii)
(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
(ii)
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas
yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas
pelapor.
(b)
memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya.
(v)
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf
(ii)
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(i)
(a)
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga.
Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil
manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
(iv)
(vii)
14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
2.
Sejak tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010),
“Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang berlaku efektif untuk periode pelaporan keuangan yang
dimulai pada tanggal 1 Januari 2012.
PSAK ini menggantikan PSAK No. 10, 11 dan 52 serta ISAK No. 4. PSAK ini antara lain mengatur entitas
untuk menentukan mata uang fungsionalnya dan memperkenankan entitas untuk menyajikan laporan
keuangannya dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya.
Sehubungan dengan penerapan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang
berlaku efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012, Manajemen
melakukan penilaian dan berkesimpulan bahwa mata uang fungsional dan penyajian Perusahaan dan Anak
Perusahaan adalah Rupiah dikarenakan sebagian besar arus kas Perusahaan dan Anak Perusahaan, seperti
penerimaan hasil penjualan persediaan, berdenominasi dalam Rupiah.
e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)
Nilai kurs yang digunakan pada akhir periode laporan adalah sebagai berikut:
1 Dolar Amerika Serikat
1 Dolar Singapura
1 Euro
f. Kas dan Setara Kas
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang fungsional berdasarkan kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing
dijabarkan ke dalam mata uang fungsional berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dari
transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing,
diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas
sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat.
9,719.00
7,907.12
Rp
7,816.16
12,423.31
9,670.00
31 Desember 201231 Maret 2013
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat
likuid, yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau
kurang sejak tanggal penempatannya, yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Rp
12,809.86
15
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Kas dan Setara Kas (Lanjutan)
g. Piutang Usaha
h. Persediaan
2.
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan,
atau dibatasi pencairannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat
penempatan disajikan sebagai investasi jangka pendek, dan disajikan sebesar nilai nominal.
Piutang usaha disajikan dalam nilai wajar awal, diukur dalam nilai yang diamortisasi setelah dikurangi
dengan penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih dibentuk berdasarkan evaluasi
manajemen berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang
tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
i. Biaya Dibayar di Muka
Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah
antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode
rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi
(berdasarkan kapasitas operasi normal). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam
kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.
Biaya dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.
Penyisihan untuk persediaan usang dan lambat bergerak ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau
penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j. Investasi
Investasi pada Entitas Asosiasi
2.
Asosiasi adalah semua perusahaan dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai pengaruh
signifikan, tetapi tidak mengendalikan, pada umumnya mempunyai kepemilikan saham antara 20% sampai
50% hak suara. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat menggunakan metode ekuitas dan pada awalnya
diakui pada harga perolehan.
Dengan metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar harga perolehan dan nilai tercatat
ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian Perusahaan dan Anak Perusahaan atas laba atau rugi
perusahaan investee atau bagian atas pergerakan pada nilai cadangan setelah tanggal akuisisi. Distribusi
laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari perusahaan investee akan mengurangi nilai tercatat
investasi. Bagian laba atau rugi Perusahaan dan Anak Perusahaan diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasi dan bagian dari pergerakan pada cadangan setelah tanggal akuisisi diakui di
dalam pendapatan komprehensif lainnya.
Investasi Jangka Panjang Lainnya
k. Aset Tetap
Pemilikan Langsung
Nilai residu, estimasi umur ekonomis dan metode penyusutan aset tetap ditelaah dan disesuaikan jika lebih
tepat, pada setiap tanggal neraca, untuk memastikan bahwa nilai sisa, estimasi umur ekonomis dan metode
penyusutan tersebut telah mencerminkan manfaat ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut.
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan (pengakuan awal) setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi penurunan nilai aset. Biaya perolehan mencakup pengeluaran-pengeluaran yang
dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh aset tersebut. Setelah pengakuan awal, aset tetap
diukur dengan model biaya (cost model ). Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya
perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Perusahaan memiliki saham pada PT Megah Moda Globalindo ("MMG") sebanyak 450 lembar (18%) atau
sebesar Rp 450.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, MMG telah mengalami defisiensi
modal, karenanya Perusahaan telah membukukan cadangan 100% atas penurunan nilai investasi untuk
mencerminkan nilai yang dapat dipulihkan atas investasi dan mencatat investasi tersebut sebesar Rp Nihil.
dalam pendapatan komprehensif lainnya.
17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
k. Aset Tetap (Lanjutan)
Bangunan dan prasarana 20
Mesin 10 – 16
Peralatan kantor 5
Peralatan pabrik 5
Kendaraan 5
2.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode/tahun berjalan;
sedangkan renovasi dan penambahan yang jumlahnya signifikan dan memperpanjang masa manfaat
dikapitalisasi ke aset tetap yang bersangkutan. Nilai tercatat serta akumulasi penyusutan atas aset tetap yang
tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan
Aset tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur manfaat
masing-masing aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Aset dalam Penyelesaian
l. Properti Investasi
Akumulasi beban konstruksi aset tetap dikapitalisasi sebagai konstruksi dalam penyelesaian. Beban tersebut
direklasifikasi ke aset tetap pada saat proses konstruksi selesai dan aset siap digunakan. Penyusutan mulai
dibebankan pada tanggal tersebut.
tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan
keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi komprehensif tahun
berjalan.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari neraca, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasi komprehensif tahun berjalan.
Properti investasi terutama terdiri dari bangunan ruko yang dikuasai untuk kenaikan nilai dan tidak
digunakan oleh Anak Perusahaan. Properti investasi dicatat dengan model biaya perolehan.
Biaya perolehan termasuk pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan
properti investasi. Ketika penggunaan sebuah properti berubah sehingga properti tersebut direklasifikasi
sebagai aset tetap, harga perolehan dan akumulasi penyusutan properti tersebut pada tanggal reklasifikasi
dipindahkan ke akun aset tetap. Properti investasi disusutkan sepanjang estimasi masa manfaatnya yaitu 20
tahun.
18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
m. Aset Tidak Berwujud
Beban Tangguhan Hak atas Tanah
n. Sewa
Sewa Operasi
2.
Biaya yang terjadi sehubungan dengan renovasi dan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan
diamortisasi dengan metode garis lurus.
Penentuan apakah dalam suatu perjanjian mengandung sewa pembiayaan adalah berdasarkan isi dari
Aset tak berwujud merupakan kapitalisasi biaya piranti lunak, dan jasa konsultasi dan biaya lain yang bisa
diatribusikan secara langsung sehubungan dengan pemutakhiran sistem teknologi informasi Perusahaan.
Biaya ini diamortisasi selama estimasi masa manfaatnya yaitu 4 tahun.
Sewa Pembiayaan - Sebagai Lessee
Sewa-Menyewa Biasa – Lessor
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Lessee mengkapitalisasi sewa sebesar
nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah
dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke
operasi periode berjalan.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan
dasar garis lurus (straight-line basis ) selama masa sewa.
Aset yang disewagunausahakan melalui sewa-menyewa biasa termasuk dalam aset tetap di laporan posisi
keuangan konsolidasi. Aset tersebut disusutkan selama estimasi masa manfaatnya seperti aset tetap lainnya
yang sejenis. Pendapatan sewa diakui berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha.
Penentuan apakah dalam suatu perjanjian mengandung sewa pembiayaan adalah berdasarkan isi dari
perjanjian awal dan apakah isi dari perjanjian tersebut bergantung dari kegunaan dari aset yang spesifik dan
memiliki hak penuh atas aset tersebut. Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada pihak penyewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
n. Sewa (Lanjutan)
Transaksi Jual dan Sewa-balik
o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
2.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat
diperoleh kembali (recoverable amount ) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap
tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk
Transaksi jual dan sewa-balik harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih lebih
antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai pendapatan tangguhan yang harus diamortisasi
dengan dasar garis lurus selama masa sewa, dan dalam hal terjadi kerugian, harus diakui segera pada
periode berjalan apabila penyewaan kembali merupakan sewa guna usaha pembiayaan atau keuntungan atau
kerugian harus diakui segera apabila penyewaan kembali merupakan sewa-menyewa biasa.
p. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
q. Biaya Emisi Saham
r. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis) .
Pendapatan dari penjualan barang putus di pasar lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada
pelanggan; pelanggan telah menerima barang dan terdapat keyakinan memadai bahwa piutang dari
penjualan tersebut akan dapat ditagih. Penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di
pelabuhan pengiriman.
Biaya emisi saham dikurangkan dari akun Tambahan Modal Disetor dalam laporan posisi keuangan
konsolidasi.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku aset bersih yang diperoleh dibukukan sebagai "Selisih
nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali" pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasi.
Transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dicatat menggunakan metode penyatuan kepemilikan.
tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk
menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai
laba konsolidasi pada periode terjadinya pemulihan.
20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
s. Perpajakan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasi dengan dasar pengenaan
pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan
aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar
kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang. Aset dan
liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku, atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasi.
2.
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba
rugi konsolidasi kecuali untuk item yang langsung diakui di ekuitas, dimana beban pajak yang terkait
dengan item tersebut diakui di ekuitas.
t. Informasi Segmen
liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas
pajak tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama dan adanya niat
untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku
pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasi.
Amandemen terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan atau apabila
dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau
jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang
berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi
lain.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan suatu produk atau
jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu
memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen
sekunder adalah segmen geografis.
21
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
t. Informasi Segmen (Lanjutan)
u. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
2.
Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini
imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para
Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap
segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan
kepada segmen-segmen tersebut.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja secara pasti untuk karyawan sesuai
dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh
Perusahaan dan Anak Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan liabilitas
imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit .
v. Laba per Saham Dasar
w. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
i. Aset Keuangan
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok berikut:
• Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasi merupakan nilai
kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan
biaya jasa lalu yang belum diakui.
imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para
pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak
atau vested , dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata
sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan
awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan
liabilitas keuangan.
22
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
w. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
i. Aset Keuangan (Lanjutan)
• Pinjaman yang diberikan dan piutang
2.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk
tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan
yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca konsolidasi pada nilai wajar
dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.
• Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada
biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan
pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Piutang usaha (Catatan 2h), piutang lain-lain dan aset keuangan tidak lancar lainnya Perusahaan dan
Anak Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai
maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah
pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan
yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku
bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur
aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai,
serta melalui proses amortisasi.
Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011.
23
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
ii. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan pada kelompok berikut :
• Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi
2.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki
untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.
Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup liabilitas keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat
pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
• Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
x. Penggunaan Estimasi
Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasi.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak ada liabilitas Perusahaan yang diklasifikasikan
sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
konsolidasi.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset, liabilitas,
pendapatan dan beban. Realisasi mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi
akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan
yang terkena dampak.
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasi dikategorikan dan diukur pada biaya
perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain, pinjaman bank,
hutang usaha dan hutang lain-lain.
24
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI MANAJEMEN
Pertimbangan
Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki
pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasi:
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan anak perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam
Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasi, manajemen harus membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi
atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut,
berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.
3.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan
dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi.
Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi seperti
diungkapkan pada Catatan 2w.
Estimasi dan Asumsi
a. Estimasi Masa Manfaat dan Penyusutan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 tahun sampai
dengan 20 tahun, yang merupakan umur yang secara umum diharapkan dalam industri yang sama dan
pengalaman aset yang sejenis. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan
mungkin direvisi. Nilai tercatat dan beban penyusutan aset tetap dijelaskan dalam Catatan 11.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang
memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode
berikutnya, diungkapkan di bawah ini.
diungkapkan pada Catatan 2w.
Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan
konsolidasi disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat
perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan dan Anak Perusahaan. Perubahan tersebut tercermin
dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam
membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan hasil estimasi yang
dilaporkan tersebut.
25
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI MANAJEMEN (Lanjutan)
Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
b. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
c. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
3.
Penentuan liabilitas dan beban imbalan pascakerja karyawan bergantung pada pemilihan asumsi yang
digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk,
antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan,
tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Sementara manajemen berkeyakinan bahwa asumsi
tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam
asumsi yang ditetapkan manajemen dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun
dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan pasca kerja
karyawan pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam Catatan 22.
d. Aset Pajak Tangguhan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan
tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan
akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang
dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat
menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan
liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 33.
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada
laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba kena pajak
akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat digunakan. Estimasi manajemen
diperlukan untuk menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan kemungkinan
terjadi dan besaran laba kena pajak di masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan. Pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo aset pajak tangguhan diungkapkan pada Catatan 17.
26
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
KAS DAN SETARA KAS
Kas
Bank:
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank UOB Indonesia Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Panin Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Kosipa
4.
31 Desember 2012
342,466,504
31 Maret 2013
3,850,045,399
407,583,095 256,682,857
531,716,448
RpRp
3,085,393,287
36,590,138
370,403,266 259,149,840
265,106,917
2,729,866,746
562,234,465
8,834,363,610
117,327,936
3,838,275,104
65,225,629
84,514,492 93,530,163
7,615,839,939
2,495,938,173
74,435,264
15,371,272,892
PT Bank Kosipa
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Dolar AS
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank HSBC
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Panin Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
Euro
Citibank N.A.
6,368,270
-
2,356,426,461
10,000,000
453,797,622
Total bank
440,086,191
49,285,227,499 27,851,351,182
4,260,999,159 4,668,577,505
65,225,629
13,393,268 15,040,718
73,321,302 72,783,232
8,149,567,527
5,005,216,660
133,034,450
3,932,546,487
929,554,472
558,043,695
165,714,096 310,585,895
26,748,045
1,955,131,965
74,435,264
27
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
Deposito berjangka:
Rupiah
PT Bank Panin Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Total kas dan setara kas
Tingkat bunga per tahun:
Deposito berjangka:
Rupiah
Seluruh kas dan setara kas ditempatkan pada pihak ketiga.
PIUTANG USAHA5.
4.
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Rp Rp
Total deposito berjangka
5,5% - 7,75%
500,000,000
2,000,000,000
57,623,502,603 36,201,396,581
4,500,000,000
5,5% - 7,75%
4,500,000,000
500,000,000
2,000,000,000 2,000,000,000
2,000,000,000
PIUTANG USAHA
a. Berdasarkan Nama Debitur:
Pihak yang berelasi:
PT Uomo Donna Indonesia
PT Taitat Putra Rezeki
Pihak ketiga:
Pelanggan dalam negeri
Pelanggan luar negeri
Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih
Total, neto
5.
160,645,848,305
105,165,921
172,258,288,924
43,073,747,446
1,255,594,775 921,022,848
15,533,176,420
31 Desember 2012
146,510,969,483
31 Maret 2013
Rp
64,786,659
(1,398,297,598)
1,026,188,769
Rp
162,044,145,903
1,320,381,434
214,959,927,541 161,966,229,739
(1,398,297,598)
215,332,036,370
213,933,738,772
28
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PIUTANG USAHA (Lanjutan)
b. Berdasarkan Analisi Umur Piutang Usaha:
Belum jatuh tempo
Telah jatuh tempo:
< 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
> 90 hari
Total
Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih
Total, neto
c. Berdasarkan Mata Uang:
5.
163,364,527,337
8,447,197,747
3,665,897,421
87,556,387,565
Rp
31,684,441,166
31 Desember 2012
8,600,250,685
25,448,582,164
6,326,500,488
3,291,911,558
172,690,980,244
214,959,927,541 161,966,229,739
31 Maret 2013
32,010,603,438
(1,398,297,598) (1,398,297,598)
216,358,225,139
Rp
c. Berdasarkan Mata Uang:
Rupiah
Dolar AS
Total
Dikurangi: Penyisihan piutang tak tertagih
Total, neto
Mutasi penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:
Saldo awal
Penambahan
Pemulihan
Saldo akhir
1,398,297,598
163,364,527,337 216,358,225,139
Rp
161,966,229,739
1,398,297,598
(1,398,297,598)
Rp Rp
31 Maret 2013 31 Desember 2012
173,284,477,693
2,914,681,576
(1,516,383,978)
147,831,350,917
(1,398,297,598)
Rp
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih atas piutang kepada pihak ketiga pada tanggal 31
Maret 2013 sebesar Rp 1.398.297.598 (2012 : Rp 1.398.297.598) adalah cukup untuk menutupi kerugian yang
mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang berelasi
tidak dilakukan penyisihan karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat tertagih di
kemudian hari.
−
1,398,297,598
214,959,927,541
15,533,176,420
31 Maret 2013 31 Desember 2012
43,073,747,446
−
29
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Piutang usaha yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 18)
PT Bank Muamalat Tbk (Catatan 20) Rp
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 12)
PIUTANG LAIN-LAIN
Piutang lain-lain terdiri atas:
5.
6.
31 Maret 2013
80,000,000,000 80,000,000,000
167,698,650,000
-
Mata
−US$
31 Maret 2013
Rp
Uang
167,698,650,000
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang
kepada pihak ketiga.
31 Desember 2012
31 Desember 2012
Pihak-pihak yang berelasi:
PT Megah Moda Globalindo
Dikurangi: Penyisihan piutang lain-lain tak tertagih
Piutang karyawan dan direksi
Pihak ketiga:
PT Artha
PT Batu Bara
Pihak ketiga lain-lain
Total, neto
31 Maret 2013
2,311,930,541
Rp
7,108,028,909
3,324,820,692
2,311,930,541
3,324,820,962
11,387,082,633
Rp
3,830,115,581
35,189,085,452
1,494,403,292
46,327,358,490
27,809,121,332
1,494,403,292
(2,335,712,289)
31 Desember 2012
20,949,901,748
(2,335,712,289)
3,830,115,581
30
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PIUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)
PERSEDIAAN
Barang jadi
Barang dalam proses
Bahan baku
Bahan pembantu dan suku cadang
Barang dalam perjalanan
7.
6.
264,134,304,823
106,202,323,184
1,972,340,783 1,216,967,030
62,797,578,960
289,927,680,644
93,004,332,265
Rp Rp
31 Desember 201231 Maret 2013
77,619,972,623
25,951,105,452
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih atas piutang kepada pihak-pihak berelasi pada
tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 2.335.712.289 adalah cukup untuk
menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang
kepada pihak ketiga tidak dilakukan penyisihan karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut
dapat tertagih di kemudian hari.
23,735,304,059
100,989,097,675
60,572,963,436
Dikurangi:
Penyisihan persediaan usang
Total, neto
Mutasi penyisihan persediaan usang adalah sebagai berikut:
Saldo awal
Penambahan
Pemulihan
Saldo akhir
Persediaan yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 20)
PT Bank Muamalat Tbk (Catatan 20)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 14 & 20)
288,161,619,484
264,134,304,823
Rp Rp
31 Desember 2012
262,368,243,663
(1,766,061,160)
Rp Rp
50,000,000,000
−
289,927,680,644
2 0 1 2
50,000,000,000
223,769,010,000
31 Maret 2013
2 0 1 3
223,769,010,000
1,766,061,160
−
−
1,758,458,955
1,766,061,160 1,766,061,160
−
7,602,205
(1,766,061,160)
−
31
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PERSEDIAAN
UANG MUKA
Tanah
Bahan baku
Mesin
7.
15,934,089,241
Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran
dan risiko lainnya yang mungkin timbul dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 161.554.921.062. Manajemen
berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami
Perusahaan dan Anak Perusahaan.
15,252,460,514
31 Desember 2012
12,777,857,840
31 Maret 2013
Manajemen berpendapat penyisihan persediaan usang sebesar Rp 1.766.061.160 pada tanggal 31 Maret 2013
dan 31 Desember 2012 cukup untuk menutupi kerugian penurunan nilai persediaan.
11,038,841,875
RpRp
8.
9,009,441,840
15,252,460,514
Mesin
Jaminan L/C
Lain-lain
Total
BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Sewa
Asuransi
Lain - lain
Total
53,009,874,079
Uang muka pembelian tanah merupakan uang muka untuk pembelian 23 bidang tanah dengan luas total 103.370
M2yang berlokasi di Bandung. Sampai dengan tanggal 26 Maret 2013, proses pensertifikatan dan pengurusan
SHGB masih dalam proses, dan diperkirakan akan selesai pada pertengahan tahun 2013.
9,682,242,316
9.
12,777,857,840
11,243,321,399
4,541,524,489
31 Desember 2012
4,851,201,962
898,237,158 939,919,895
59,749,253,483
3,772,917,120
31 Maret 2013
Rp
2,511,545,040
Rp
8,026,887,534
9,009,441,840
262,283,577 363,134,922
6,053,405,434
32
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Perusahaan Asosiasi Kepemilikan
Rp
PT RME
PT PRG
Perusahaan Asosiasi Kepemilikan
Rp
PT RME
PT PRG
ASET TETAP
31 Maret 2013
31 Desember 2012
58,804,186
381,076,945
439,881,131
Investasi
Rp
200,000,000
Awal
90,827,267
Investasi Bagian Rugi Investasi
31 Des 2012Enitas Asosiasi
31 Des 2011
439,881,131
11.
Enitas Asosiasi
530,708,398
Investasi
10.
381,076,945
31 Des 2011
Awal
(50,368,547)
530,708,398
40% − 200,000,000 (109,172,733)
−
Rp
−
Persentae Investasi
(109,172,733)
Bagian Rugi
Awal
Investasi
200,000,000
Rp
40% −
200,000,000
Persentae
%
25%
%
381,076,945 58,804,186
Rp Rp
25%
Rp
(50,368,547)
90,827,267
381,076,945
ASET TETAP
Biaya Perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan kantor
Peralatan pabrik
Kendaraan
Sewa guna usaha
Mesin
Kendaraan
Aset dalam pembangunan
Total
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan kantor
Peralatan pabrik
Kendaraan
Sewa guna usaha
Mesin
Kendaraan
Total
Nilai Buku
− 16,721,688,245
26,021,530,650
–
−
− 2,965,888,800
226,688,717,329
Rp
2,828,214,514
743,717,130
Rp
–
Rp
Saldo Awal
31 Maret 2013
–
Rp
Pengurangan
−252,948,792
Saldo Akhir
108,615,671,919
Penambahan
−
-
16,374,433,154
12,733,143,904
223,860,502,815
Rp
−
− 11,709,284,534
12,986,092,696
3,190,889,004
2,965,888,800
11,053,790,339
15,681,188,015 232,000,000
-
420,497,038,600
33,486,373,586
− 15,913,188,015
3,898,729,004
1,188,122,255
−707,840,000
34,674,495,841
–
−
325,098,441
616,000,000
186,976,528
471,974,989
−
−
3,233,066,103
584,500,000
1,318,172,800
963,255,091
−
–
−
616,000,000
11,034,269,410
−
−
6,590,203,982
−
26,021,530,650
234,354,434,127
Reklasifikasi
10,847,292,882
6,420,898,033
234,423,362,437
5,821,701,665
13,970,029,813
247,157,400 1,071,015,400
−
−
186,073,676,163
655,494,195
−
426,264,508,322
6,512,804,608
191,910,074,196
–
11.
768,502,317
114,836,433,198 −
6,383,469,722
6,040,829,619
109,359,389,049
−
–
118,069,499,301
−
13,710,628,254
584,500,000
−
−
33
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
ASET TETAP (Lanjutan)
Biaya Perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan kantor
Peralatan pabrik
Kendaraan
Sewa guna usaha
Mesin
Kendaraan
Aset dalam pembangunan
Total
Akumulasi Penyusutan
Rp
−
Rp
16,374,433,154
31 Desember 2012
2,696,495,771
-
861,671,238
– −
−
33,251,386,206
–
–
26,021,530,650
Saldo Akhir
11,053,790,339
Rp
Reklasifikasi
Rp
3,190,889,004
9,000,000
Reklasifikasi Saldo Akhir
11.
31 Desember 2012
Saldo awal
1,058,472,329
15,938,842,297
336,362,061,866
2,140,700,000 −
−
Saldo awal Penambahan
13,540,488,015
39,768,575,344
Penambahan
-
2,965,888,800
–
−
Rp
190,859,327,364
Pengurangan
8,357,294,568
7,000,000,000
Rp
223,860,502,815
15,681,188,015
84,914,565,870 779,589,136
Rp
2,965,888,800
RpRp
5,147,922,022 5,137,264,982
61,847,096,575
26,021,530,650
94,298,000
426,080,381
12,733,143,904
250,210,755
Pengurangan
(7,000,000,000)
108,615,671,919
Rp
–
– 420,497,038,600
– 11,683,671,575
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana
Mesin
Peralatan kantor
Peralatan pabrik
Kendaraan
Sewa guna usaha
Mesin
Kendaraan
Total
Nilai Buku
Aset dalam pembangunan pada tahun 2012 merupakan pembangunan pabrik kaos kaki dan diperkirakan selesai
pada pertengahan tahun 2013.
–
29,191,255
33,486,373,586 2,475,762,562
234,423,362,437
–
426,080,381
462,971,636
−
–
170,461,184,690
– 837,791,556
2,622,685,154
164,771,600
114,836,433,198
7,700,000
10,811,582,618
186,073,676,163
104,054,041,835
–
10,017,201,326
31,010,611,024
165,900,877,176 20,635,770,623
6,040,829,619
3,199,016,511
10,847,292,882
–
–
906,243,800
13,970,029,813
–
1,071,015,400
−
4,529,878,943
13,501,687,294 894,422,900
−1,510,950,676
−
5,821,701,665
34
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
ASET TETAP (Lanjutan)
Pengurangan aset tetap sebagai berikut:
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan
Nilai tercatat aset dijual
Harga jual
Harga jual dari transaksi jual dan sewa-balik
Laba penjualan aset tetap
Dikurangi:
Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik
Laba penjualan aset tetap, neto
Rp
31 Desember 2012
11.
589,493,121
779,589,136
31 Maret 2013
589,493,121
(787,268,219)
(462,971,636)
−
470,650,719
31,500,000
−
Rp
(318,181,818)
(302,811,303) -
470,650,719
316,617,500
616,000,000
(584,500,000)
Pembebanan penyusutan sebagai berikut:
Harga pokok penjualan (Catatan 28)
Beban penjualan (Catatan 29)
Beban umum dan administrasi (Catatan 30)
Total
Aset tetap yang dijaminkan adalah sebagai berikut:
Perusahaan:
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 18)
- Tanah
- Bangunan dan prasarana
- Mesin
PT Bank Muamalat Tbk (Catatan 20)
- Tanah
- Mesin
PT Bank Muamalat Tbk (Catatan 20)
- Tanah
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 12 & 18)
- Mesin
111,975,000,000
−
38,552,860,000
75,267,600,000
38,552,860,000
Rp
2 0 1 2
−
59,920,000,000
75,267,600,000
52,500,500,000
Rp
1,687,865,061
4,553,203,784
70,553,000,000
3,596,406,357
1,171,229,235
111,975,000,000
70,553,000,000
59,920,000,000
31 Maret 2013
2 0 1 3
31 Desember 2012
124,822,470
RpRp
52,500,500,000
197,310,024
4,892,458,062 6,438,378,869
35
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
ASET TETAP (Lanjutan)
Anak Perusahaan:
- PT Ricky Artha Jaya
PT Bank Danamon Tbk (Catatan 12)
- Tanah
PROPERTI INVESTASI
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
11.
3,528,668,888
−
3,528,668,888
31 Maret 2013
Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko
kebakaran, gempa bumi dan pencurian dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 342.879.450.000. Manajemen
berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang
dipertanggungkan.
−
Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap sehingga
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai untuk aset tetap.
12.
Bangunan
Harga perolehan -
Akumulasi depresiasi -
Nilai buku -
Bangunan
Harga perolehan -
Akumulasi depresiasi -
Nilai buku -
UANG JAMINAN
Jaminan kerjasama penjualan
Jaminan sewa gedung
Jaminan renovasi toko
Jaminan sewa pembiayaan
Jaminan deposit
Jaminan lain-lain
Total
− 1,431,000,000 – 1,431,000,000
Rp
− (64,237,500) –
− 1,366,762,500
31 Desember 2012
−
Rp
(64,237,500)
1,366,762,500
(41,737,500)
Saldo Akhir
98,191,809 98,191,809
3,075,000,000
142,000,000 142,000,000
3,075,000,000
146,567,226 146,567,226
–
Rp
1,389,262,500 −
Pengurangan
−
-
(41,737,500)
15,198,617
1,431,000,000
Rp31 Desember 2012
−
125,100,000
−
Saldo Awal
13.
31 Maret 2013
Rp
1,389,262,500
RpPenambahan
Properti investasi merupakan ruko yang dimiliki oleh PT Ricky Jaya Sakti, Anak Perusahaan, untuk tujuan
kenaikan nilai dan disewakan. Nilai wajar properti investasi berdasarkan harga pasar per 31 December 2012
adalah Rp 1.900.000.000.
15,198,617
3,476,957,652 3,602,057,652
– 1,431,000,000
36
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK
Perusahaan:
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
- Kredit Modal Kerja [US$ 7.944.574,25 (2011)]
- Pembukaan L/C [US$ 7.276.548,18 (2011)]
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
- Fasilitas Pinjaman Promes Berulang
- Rupiah
- Dolar AS [US$ 2.259.351,62 (2011)]
- Fasilitas Trust Receipt [US$ 550.560,00 (2011)]
Anak Perusahaan:
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
- PT RAJ
- PT JRA
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
−
Rp
−
31 Desember 2012
−
−
−
−
14.
31 Maret 2013
Rp
−
−
−
1,422,509,515
3,378,822,398 3,494,987,135
1,724,426,369
−
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
- PT RTI
Total
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
• Fasilitas Kredit Modal Kerja
5,219,413,504
Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Nomor : 014/KPD/PK/2011
dengan PT Bank Negera Indonesia (Persero) Tbk untuk memperoleh fasilitas kredit modal kerja dengan
jumlah maksimum sebesar US$ 8.000.000 sebagai tambahan modal kerja usaha termasuk take over fasilitas
kredit dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Fasilitas ini diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
terhitung sejak tanggal perjanjian kredit. Atas pinjaman tersebut, Perusahaan membayar bunga efektif sebesar
7,5% per tahun.
11,800,000,000 −
16,601,331,913
Pada tanggal 21 Pebruari 2012, Perusahaan mengajukan permohonan mengenai perpanjangan jangka waktu
fasilitas sekaligus tambahan atas fasilitas Kredit Modal Kerja, dan pada tanggal 3 Desember 2012 telah
ditandatangani Akta Perubahan Perjanjian Kredit, dimana tanggal jatuh temponya menjadi 26 Maret 2014
(Catatan 20).
37
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
• Fasilitas Pembukaan L/C
14.
Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Nomor : 004/KPD/PPLC/2011
dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk memperoleh fasilitas pembukaan L/C impor/SKBDN
dengan jumlah maksimum sebesar US$ 8.300.000 sebagai tambahan pembukaan L/C impor/SKBDN termasuk
take over fasilitas kredit dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Fasilitas ini diberikan untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit. Atas pinjaman tersebut, Perusahaan membayar
bunga efektif sebesar tarif yang berlaku pada bank bersangkutan.
Pada tanggal 21 Pebruari 2012, Perusahaan mengajukan permohonan mengenai perpanjangan jangka waktu
fasilitas sekaligus tambahan atas fasilitas Pembukaan L/C, dan pada tanggal 3 Desember 2012 telah
ditandatangani Akta Perubahan Perjanjian Kredit, dimana tanggal jatuh temponya menjadi 26 Maret 2014
(Catatan 20).
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
•
•
›
›
›
Segala harta kekayaan Perusahaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada
maupun yang akan ada di kemudian hari menjadi jaminan bagi pelunasan seluruh hutang Perusahaan yang
timbul karena perjanjian ini.
Pada tahun 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dan Letter of Credit, yang selalu
diperbaharui pada saat jatuh tempo.
Suku bunga pinjaman adalah sebesar 12,5% per tahun untuk fasilitas PPB I dan 7% per tahun untuk fasilitas
PPB II dan PPB III, dan dapat diubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi pasar.
Fasilitas PPB I sebesar Rp 29.000.0000.000; PPB II sebesar US$ 3.000.000 dengan sublimit LC sebesar
US$ 3.000.000; dan PPB III sebesar US$ US$ 3.500.000 dengan sublimit fasilitas LC Line dan TR masing-
masing sebesar US$ 2.000.000.
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit (Pinjaman Promes Berulang I, II dan III) tanggal 8 Desember 2011,
disepakati perubahan beberapa hal berikut:
Jangka waktu fasilitas kredit berakhir tanggal 11 Juni 2012, dan telah dilunasi seluruhnya oleh Perusahaan.
38
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan:
›
›
›
› Jaminan fidusia atas persediaan Perusahaan, dengan jumlah Rp 20.000.000.000 (Catatan 7);
› Cash Collateral berupa setoran margin sebesar 10%.
• PT Ricky Arta Jaya (RAJ), Anak Perusahaan
14.
Tanah dengan HGB No. 3304/Pluit seluas 2.500 M2, atas nama Ricky Gunawan, dengan hak pertanggungan
sebesar Rp 28.497.000.000;
Tanah dengan SHGB No. 6/Tarikolot, HGB No. 7/Tarikolot, HGB No. 10/Tarikolot, atas nama PT Ricky
Putra Globalindo Tbk, dengan luas seluruhnya 128.265 M2, dengan hak pertanggungan sebesar Rp
99.678.000.000 (Catatan 11);
Jaminan fidusia atas piutang hasil penjualan ekspor yang berasal dari L/C Expor , dengan jumlah US$
1.500.000 (Catatan 5);
Pada tahun 2004, RAJ memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja, dengan jangka waktu pinjaman 1 tahun.
• PT Jasa Ricky Abadi (JRA), Anak Perusahaan
Pinjaman tersebut dijamin dengan 2 (dua) bidang tanah dan bangunan milik PT Ricky Putra Gloablindo Tbk,
yang terletak di Kelurahan Sidodadi dengan luas masing-masing 69 M2(Catatan 11) dan persediaan senilai Rp
3.454.716.202 (Catatan 7).
Tanggal 15 September 2011, JRA memperoleh fasilitas Kredit Rekening Koran (KMK) yang bersifat
revolving/uncommitted dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk untuk digunakan sebagai modal kerja
Perusahaan dengan plafon sebesar Rp 2.500.000.000. Suku bunga atas fasilitas kredit ini sebesar 12% per
tahun dan akan di-review oleh bank setiap saat sesuai dengan kondisi pasar.
Pinjaman tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan dengan SHGB No. 195 di Ciroyon, Bandung dengan
nilai penjaminan sebesar Rp 3.528.668.888 (Catatan 11).
Pada tahun 2004, RAJ memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja, dengan jangka waktu pinjaman 1 tahun.
Pinjaman ini diperpanjang setiap tahunnya, yang terakhir diperpanjang pada tanggal 9 Nopember 2012,
dimana plafon fasilitas rekening koran sebesar Rp 1.000.000.000 dan fasilitas kredit berjangka sebesar Rp
3.500.000.000, dengan tingkat bunga 12,25% per tahun masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011.
39
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
HUTANG USAHA
Rincian hutang usaha per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Pemasok:
Pihak yang berelasi:
PT Uomo Donna Indonesia
PT Taitat Putra Rezeki
Pihak ketiga:
Pemasok dalam negeri
Pemasok luar negeri
Total
107,869,869,067
1,460,615,548
31 Maret 2013
Rp
31 Desember 2012
3,153,683,928
9,296,132,137
90,539,026,814
98,573,736,930
87,553,351,345
70,270,930,132
2,915,935,090
69,740,379
111,023,552,995
17,282,421,213
1,693,068,380
15.
2,985,675,469
Rp
b. Berdasarkan Mata Uang:
Rupiah
Dolar AS
Total
c. Berdasarkan Umur Hutang:
Belum jatuh tempo
Telah jatuh tempo:
< 30 hari
31 – 60 hari
> 60 hari
Total
HUTANG LAIN-LAIN
111,023,552,995
75,863,303,190
90,539,026,814
90,539,026,814
23,647,400,993
7,251,604,472 5,786,307,784
64,343,376,403
16,651,735,517
40,872,616,351
111,023,552,995
35,160,249,805
31 Maret 2013
Rp
40,717,227,867
65,442,398,070
26,195,650,411
31 Desember 2012
31 Desember 2012
Rp
Hutang lain-lain terutama merupakan hutang atas kelebihan pembayaran dari pelanggan, hutang retur, dan
hutang atas pembelian perlengkapan kantor dan pabrik.
16.
1,193,288,755
31 Maret 2013
Rp Rp
40
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PERPAJAKAN
a. Pajak Dibayar di Muka
Pajak penghasilan
- PPh Pasal 28A
- PPh Pasal 22
- PPh Pasal 25
- PPh Pasal 23
- PPh Pasal 4(2)
Pajak pertambahan nilai
Total
b. Hutang Pajak
−
Rp
1,333,198,449
Rp
31 Maret 2013
17.
1,333,198,449
31 Maret 2013
Rp
31 Desember 2012
−
−
− −
1,732,970,375
184,247,595
70,811,836 −
146,071,557
31 Desember 2012
-
2,134,101,363
Rp
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 25
Pajak penghasilan pasal 29
Pajak penghasilan pasal 26
Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final
Pajak penghasilan badan
Pajak pertambahan nilai
4,104,169
7,360,165,779 2,457,126,107
3,819,803,171
20,618,523
2,956,686,061 269,474,345
- 90,068,469
172,984,515
62,994,593
Rp
1,812,570,319
190,298,386
119,282,543
91,409,936
Rp
206,996,856
41
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PERPAJAKAN (Lanjutan)
c. Beban ( Penghasilan ) Pajak
Pajak kini :
Perusahaan
Anak Perusahaan
JRA
RMW
RJS
RMD
RAJ
RHC
RTI
RGE
Total beban pajak kini
Pajak tangguhan :
Rp
17.
−
−
31 Maret 2012
−
−
Rp
−
−
− −
−
−
2,956,686,060
31 Maret 2013
1,607,011,606
1,607,011,606 2,956,686,060
−
−
−
−
−
−
Pajak tangguhan :
Perusahaan
Anak Perusahaan
JRA
RMW
RJS
RMD
RAJ
RHC
RTI
RGE
Total penghasilan pajak tangguhan, neto
Total penghasilan pajak neto
d. Surat Ketetapan Pajak
Perusahaan
•
Perusahaan telah menerima pembayaran atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan, setelah
dikurangi kekurangan pembayaran pajak untuk periode yang sama, sebesar Rp 2.760.371.436.
Disamping itu, pada tanggal yang sama, Perusahaan juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) atas pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan pasal 21 dan pajak penghasilan pasal 26
dengan jumlah sebesar Rp 810.110.142.
(321,910,621)
−
−
−
(321,910,621)
(330,787,385)
−
−
−
−
Pada tanggal 21 April 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No.
00086/406/09/054/10 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak penghasilan
badan lebih bayar dan laba fiskal tahun 2009 masing-masing sebesar Rp 3.570.481.578 dan Rp
7.845.730.411.
−
−
(330,787,385)
2,625,898,675 1,285,100,985
−
−
−
−
−
−
−
42
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PERPAJAKAN (Lanjutan)
e. Administrasi
BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Gaji
Bunga
Listrik
18.
762,324,022
-
1,746,507,464
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan dan Anak Perusahaan melaporkan pajak terhutang
berdasarkan perhitungan sendiri (self assessment ). Direktorat Jenderal Pajak dapat menghitung dan
mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu 10 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak atau sampai dengan
tahun 2013, mana yang lebih dahulu. Mulai tahun fiskal 2008, terjadi perubahan peraturan dimana
Direktorat Jenderal Pajak dapat menghitung dan mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu 5 tahun sejak
tanggal terhutangnya pajak.
31 Maret 2013
Rp
31 Desember 2012
762,324,022
4,824,062,407
Rp
17.
97,825,659 Listrik
Sewa
Lain-lain
Total
UANG MUKA PENJUALAN19.
Uang muka penjualan masing-masing sebesar Rp 201.313.365 dan Rp 1.883.648.123 merupakan uang muka
yang diterima dari pelanggan atas penjualan benang per tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2012.
1,746,507,464
16,776,911 15,337,186
2,314,614,584
4,838,783,256
2,765,767,462
97,825,659
8,466,756,461
43
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG
Perusahaan:
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
- Line Facility Al Murabahah
Dolar AS[US$ 6.291.900 (2013), US$ 6.045.000 (2012)]
- Line Facility Al Musyarakah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
- Kredit Modal Kerja [US$ 8.541.237,33 (2013), US$ 8.750.005 (2012)]
- Pembukaan L/C [US$ 8.697.656.59 (2013), US$ 6.172.185,48 (2012)]
PT Bank Panin Tbk
- Fasilitas Pinjaman Investasi
PT Bank CIMB Niaga Tbk
- Fasilitas Pinjaman Investasi
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
- Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan )
Anak Perusahaan:
20.
59,685,033,592
−
83,012,285,610
Rp
84,612,548,350 84,532,521,398
6,795,955,756 7,188,886,750
31 Maret 2013 31 Desember 2012
58,459,018,000
28,500,000,000
−
68,914,000,000
69,253,000,000
Rp
30,000,000,000
61,150,976,100
Anak Perusahaan:
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
- PT RGE [US$ 1.998.800(2013),US$ 999.800 (2012)]
Dikurangi:bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
Total bagian pinjaman bank jangka panjang
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
• Line Facility Al Murabahah
352,332,076,064
(174,228,649,217)
318,866,552,692
19,426,337,200
178,103,426,847 193,084,128,404
9,668,066,000
(125,782,424,288)
Pada tanggal 24 April 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Akta Notaris Amriyati A.
Supriyadi, S.H., M.H. Nomor : 11; dimana Perusahaan memperoleh Line Facility Al Murabahah dengan
jumlah maksimum sebesar US$ 5.500.000, untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu termasuk take
over fasilitas kredit dari PT Bank International Indonesia Tbk. Fasilitas ini diberikan untuk jangka waktu 36
bulan. Atas pinjaman tersebut, Perusahaan membayar bunga efektif sebesar 6,5% per tahun.
44
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
• Line Facility Al Musyarakah
20.
Pada tanggal 24 April 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Akta Notaris Amriyati A.
Supriyadi, S.H., M.H. Nomor : 12; dimana Perusahaan memperoleh Line Facility Al Musyarakah dengan
jumlah maksimum sebesar Rp 70.000.000.000, sebagai tambahan modal kerja usaha. Fasilitas ini diberikan
untuk jangka waktu 36 bulan. Atas pinjaman tersebut, Perusahaan membayar bunga efektif sebesar 11% per
tahun.
Pada tanggal 1 Mei 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Akta Notaris Amriyati A.
Supriyadi, S.H., M.H. Nomor : 12; dimana Perusahaan memperoleh Line Facility Al Musyarakah dengan
jumlah maksimum sebesar Rp 70.000.000.000, sebagai tambahan modal kerja usaha. Fasilitas ini diberikan
untuk jangka waktu 36 bulan. Atas pinjaman tersebut, Perusahaan membayar bunga efektif sebesar 11% per
tahun. Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Nomor : 117/OL/301/IV/2012 dengan PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk, dimana Perusahaan memperoleh tambahan modal kerja Line Facility Murabahah
Revolving dari sebelumnya US$ 5.500.000 menjadi US$ 6,300,000.
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan:
›
›
›
› Persediaan barang senilai maksimal sebesar Rp 50.000.000.000;
› Tagihan piutang dari seluruh penjualan sampai dengan maksimal sebesar Rp 80.000.000.000.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
• Fasilitas Kredit Modal Kerja
Pada tanggal 03 Desember 2012, Perusahaan menandatangani Akta Perubahan Perjanjian Kredit dengan Akta
Notaris Gamal Wahidin, S.H., No. 02; dimana Perusahaan memperoleh tambahan Fasilitas Kredit Modal
Kerja sehingga menjadi US$ 9.000.000; dan fasilitas ini berlaku sejak tanggal 3 Desember 2012 dan akan
jatuh tempo pada tanggal 26 Maret 2014. Atas pinjaman tersebut, Perusahaan membayar bunga efektif sebesar
7,5% per tahun. Akta Perjanjian ini adalah Perpanjangan dari Perjanjian Kredit Nomor : 014/KPD/PK/2011
(Catatan 12).
Mesin produksi garmen untuk pabrik yang terletak di Jl. Industri No. 54 Desa Tarikolot, Kec. Citeureup, Kab.
Bogor, Jawa Barat dengan nilai fidusia sebesar Rp 52.500.500.000;
Tanah dan bangunan rumah tinggal yang terletak di Jl. Pluit Samudra No 11-12 Blok C No. 2 & 3 Kelurahan
Pluit Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, HGB No. 3304 atas nama Ricky Gunawan, luas tanah 2.500 M2
dengan nilai hak tanggungan sebesar Rp 29.062.600.000;
3 bidang tanah yang terletak di Jl. Industri No. 54, Desa Tarikolot, Bogor, Jawa Barat, dengan total luas tanah
128.265 M2, atas nama PT Ricky Putra Globalindo Tbk dengan nilai hak tanggungan sebesar Rp
46.175.000.000;
45
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
• Fasilitas Pembukaan L/C
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan:
›
›
Sebidang tanah di Jl. Raya Bandun-Garut Km. 28 dengan total luas tanah 136.996 M2, dengan nilai pengikatan
sebesar Rp 11.724.990.000; mesin-mesin spining dengan nilai pengikatan sebesar Rp 11.955.000.000; dan
bangunan dan sarana dengan nilai pengikatan sebesar Rp 5.400.000.000;
20.
Sebidang tanah di Jl. Raya Bandung-Garut 28, Desa Penejoan dengan total luas tanah 60.170 M2, dengan nilai
Pada tanggal 03 Desember 2012, Perusahaan menandatangani Akta Perubahan Perjanjian Kredit dengan Akta
Notaris Gamal Wahidin, S.H., No. 3; dimana Perusahaan memperoleh tambahan Fasilitas Pembukaan LC,
sehingga menjadi US$ 19.800.000; dan fasilitas ini berlaku sejak tanggal 3 Desember 2012 dan akan jatuh
tempo pada tanggal 26 Maret 2014. Atas pinjaman tersebut, Perusahaan membayar bunga efektif sebesar 7,5%
per tahun. Akta Perjanjian ini adalah Perpanjangan dari Perjanjian Kredit Nomor : 004/KPD/PK/2011
(Catatan 12).
›
›
›
› Persediaan barang senilai maksimal sebesar Rp 223.769.010.000;
› Tagihan piutang dari seluruh penjualan sampai dengan maksimal sebesar Rp 167.698.650.000.
PT Bank PaninTbk
•
•
Sebidang tanah di Jl. Raya Bandung-Garut 28, Desa Penejoan dengan total luas tanah 60.170 M , dengan nilai
pengikatan sebesar Rp 17.940.000.000; dan bangunan dan sarana dengan nilai pengikatan sebesar Rp
46.360.700.000;
Sebidang tanah di Desa Tajur, Bogor dengan total luas tanah 107.031 M2, dengan nilai pengikatan sebesar Rp
14.302.000.000;
Sebidang tanah di Jl. Sawah Lio Raya, Jembatan Lima dengan total luas tanah 2.713 M2, dengan nilai
pengikatan sebesar Rp 26.585.700.000; dan bangunan dengan nilai pengikatan sebesar Rp 14.159.700.000;
Pada bulan September 2011, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman investasi jangka panjang
sebesar Rp 9.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman itu adalah 6 (enam) tahun sejak penandatanganan
perjanjian, dan pembayaran akan dilakukan secara angsuran dengan sistem annuity .
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan APHT I sebesar Rp 11.316.000.000 atas tanah seluas 1.434 M², atas
nama Paulus Gunawan.
Pada tanggal 2 Desember 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman investasi jangka panjang sebesar
Rp 10.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman itu adalah 3 (tiga) tahun, 11 Desember 2009 - 11
Desember 2012.
Tingkat bunga pinjaman ini bersifat dapat di-review setiap saat. Tingkat bunga pinjaman sejak Oktober 2010,
sebesar 11% per tahun.
46
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
PT Bank PaninTbk (Lanjutan)
PT Bank CIMB Niaga Tbk
•
20.
Pada tanggal 26 Desember 2012, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Investasi sebesar Rp
30.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman itu adalah 6 (enam) tahun, 26 Desember 2012 - 26 Desember
2017.
Tingkat bunga pinjaman ini bersifat dapat direview setiap saat. Tingkat bunga pinjaman untuk periode
Desember 2009 - September 2010 adalah 12,5% per tahun, dan sejak Oktober 2010 sampai 2011, tingkat
bunga pinjaman berubah menjadi 11% per tahun.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan APHT II sebesar Rp 8.110.000.000 atas tanah seluas 1.477 M², terletak
di Jl. Pluit Raya Utara No. 30, Blok N Kav No. 10, Pluit, terdaftar atas nama Paulus Gunawan; dan FEO
sebesar Rp 2.371.730.598 atas beberapa mesin produksi.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
›
›
›
Pembayaran dilakukan sebesar Rp 1.000.000.000 per bulan dari 5 Agustus 2010 sampai dengan 5 Desember
2010, dan Rp 416.670.000 per bulan dimulai tanggal 5 Januari 2011 sampai dengan 5 Januari 2014;
Tingkat bunga pinjaman ini sebesar 11% per tahun.
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit dengan akta notaris No. 40 dari Kelaswara Chandrakirana, S.H.,
tanggal 27 Januari 2010, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pinjaman Berjangka (PB; Term Loan ) sebagai
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh pinjamannya kepada PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
Jumlah Fasilitas Pinjaman Berjangka (PB; Term Loan ) sebesar maksimum Rp 20.000.000.000;
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan sebidang tanah Hak Milik No. 1055/Pulo seluas 587 M2, dan saat ini
sedang dalam pengurusan penurunan hak menjadi Hak Guna Bangunan atas nama PT Ricky Putra Globalindo
Tbk, dengan APHT I senilai 38.552.860.000 (Catatan 11).
Fasilitas pinjaman ini mempunyai jaminan yang sama dengan Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek dari PT Bank
Internasional Indonesia Tbk (Catatan 11).
47
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
• PT Ricky Garmen Exportindo, Anak Perusahaan
HUTANG SEWA GUNA USAHA
PT Bank Muamalat Tbk (Lanjutan)
20.
21.
Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan transaksi jual dan sewa-balik atas 25 unit kendaraan kepada PT BCA
Finance dan PT Bank Victoria, pihak ketiga. Selisih antara harga jual dan nilai buku aset adalah sebesar Rp
5.149.685.152, diakui sebagai pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik dan diamortisasi dengan
dasar garis lurus selama masa sewa sebagai berikut:
Pada tanggal 29 Oktober 2012, Perusahaan melakukan pinjaman bank jangka pendek berupa pembiayaan
Line Facility Al Murabahah I sebesar US$ 1.000.000, dengan jangka waktu 36 bulan, maksimal jangka waktu
per pencairan adalah 8 bulan dengan tingkat bunga 6,5%. Jaminan pembiayaan adalah berupa seluruh mesin
produksi dan mesin pembantu lainnya yang dibeli dengan pembiayaan BMI senilai US$ 2.014.782. Jumlah
pinjaman per 31 Desember 2012 adalah sebesar US$ 999.800.
Pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan
sewa-balik (Catatan 10)
Saldo awal
Pelunasan
Penambahan
Dikurangi: Akumulasi amortisasi
Total, neto
Dikurangi:
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
−
229,738,926 1,205,756,126
(3,386,136,107)
31 Maret 2013
−
−
dasar garis lurus selama masa sewa sebagai berikut:
4,289,080,930
(229,738,926)
4,289,080,930
Rp
31 Desember 2012
3,615,875,033
4,289,080,930
-
(3,083,324,804)
Rp
(673,205,897)
Amortisasi pendapatan tangguhan atas transaksi jual dan sewa-balik untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2012 sebesar Rp 1.400.434.384 dikreditkan pada bagian pendapatan lain-lain.
(1,205,756,126)
−
48
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
HUTANG SEWA GUNA USAHA (Lanjutan)
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Dikurangi: Bunga sewa guna usaha
Hutang sewa guna usaha
Dikurangi : Bagian lancar hutang sewa guna usaha
−
−
1,688,879,719
Tahun yang berakhir pada tanggal 31
31 Desember 2012
1,235,998,022
21.
−
(854,157,962)
483,530,211
4,485,988,540
9,052,720,018
5,057,573,913
−
12,027,547,952
(3,417,384,223)
1,682,373,983
2,934,307,688
(4,996,515,990)
Pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment ) di masa yang akan datang pada tanggal 31
Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Rp
31 Maret 2013
(762,556,668)
11,173,389,990 8,290,163,350
3,511,615,894
Rp
Dikurangi : Bagian lancar hutang sewa guna usaha
Hutang sewa guna usaha jangka panjang
LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
(3,417,384,223)
7,756,005,767
(4,996,515,990)
Liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 telah dihitung
oleh PT Jasa Aktuaria Pensiun dan Asuransi.
3,293,647,360
22.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung dan membukukan liabilitas pasca kerja untuk seluruh
karyawannya yang berhak memperoleh imbalan pasca kerja, sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
150/Men/2000 dan telah direvisi dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja
dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di perusahaan. Tidak terdapat
pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan sehubungan dengan estimasi liabilitas
tersebut.
49
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung estimasi biaya dan liabilitas adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto :
Tingkat kenaikan gaji :
Metode Perhitungan :
Tingkat Mortalitas :
Tingkat kecacatan :
Usia pensiun :
Periode laporan :
Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja sebagai berikut:
22.
Projected Unit Credit
55 tahun
10% x TMI - 2
TMI - 2
6% per tahun
2 0 1 2
5% per tahun
7,5% per tahun
10% x TMI - 2
5% per tahun
Projected Unit Credit
31 Maret 2013
Dibebankan ke
Laporan Laba Rugi
55 tahun
2 0 1 1
TMI - 2
31 Desember 201131 Desember 2012
Perusahaan
Anak Perusahaan
RMW
JRA
RAJ
RMD
RJS
Total
−
716,066,856
−
−
−
− −
239,587,271
716,066,856
170,581,949
− 10,848,778,480 −
12,362,652,742
256,674,417
− 130,963,769
170,581,949
Rp
31 Mar 2013
-
−
−
−
130,963,769
12,362,652,742 -
10,848,778,480
RpRp
Realisasi
Pembayaran1 Jan 2013
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
239,587,271
256,674,417
Rp
50
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
Perusahaan
Anak Perusahaan
RMW
JRA
RAJ
RMD
RJS
Total
22.
(18,450,000)
12,362,652,742
716,066,856
144,302,969
9,929,229
31 Des 2012
(660,456,850)
130,963,769
2,071,356,767
2,556,178,498
392,408,150 (249,332,500) 239,587,271
112,371,448
(27,326,100)
507,711,390 226,805,466
1 Jan 2012
96,511,621
(955,565,450)
Rp
9,437,878,563
Rp Rp
Realisasi
Pembayaran
31 Desember 2012
Rp
10,762,039,694
170,581,949
256,674,417
39,203,967
−121,034,540
158,704,082
−
Dibebankan ke
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
10,848,778,480
MODAL SAHAM
Masyarakat (masing-masing di bawah 5%)
Total
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia.
23.
84,095,500
99,192,100
Total
Denzin International Limited
PT Ricky Utama Raya
320,858,755,000
62,500,000,000
Rp
166,714,955,000
13.10
49,596,050,00015.46
333,429,910
42,047,750,000
Spanola Holding, Ltd
641,717,510
Modal Disetor
%
125,000,000 19.48
100.00
Total
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 berdasarkan daftar
yang dikeluarkan oleh PT Raya Saham Registra, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
51.96
Saham
Persentase
Kepemilikan
51
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
AGIO SAHAM
Harga penawaran Rp 600 per lembar saham
Nilai nominal saham Rp 500 per lembar saham
Biaya emisi saham
Total
SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNAANNYA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
•
25.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2008, dengan akte notaris No. 18 dari
Syarifah Chozie S.H., pemegang saham memutuskan penggunaan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp
36,000,000,000
Total Agio
Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan penawaran umum perdana saham pada tahun 1998
sebanyak 60.000.000 saham.
24.
5,055,754,000
(944,246,000)
Rp
(30,000,000,000)
•
•
-
- Penggunaan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 100.000.000 sebagai dana cadangan.
50.000.000 sebagai dana cadangan.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 22 Juni 2012, dengan akte notaris No. 12 dari
Syarifah Chozie S.H., memutuskan penetapan penggunaan laba bersih Perusahaan untuk tahun yang berakhir
tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 12.209.645.239 dipergunakan sebagai berikut :
Pembagian deviden tunai sebesar Rp 4 per lembar saham untuk 641.717.510 lembar saham atau sebesar Rp
2.566.870.040;
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2011, dengan akte notaris No. 24 dari
Syarifah Chozie S.H., pemegang saham memutuskan penggunaan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp
200.000.000 sebagai dana cadangan.
52
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
KEPENTINGAN NONPENGENDALI
Anak Perusahaan
RMD
RAJ
JRA
RJS
RMW
RHC
RTI
RGE
Total
Rp
53,966 1,719,220
7,527,439 8,874,218
1,601,802
1,537
63,452
777,051,178
367,965,191
205,470,736
(7,640,520)
-
358,373,296
1,357,913,018 105,275,347
26.
Investasi Awal /
2,367,106,048
6,357,045,666
Rp
Saldo Akhir
2,607,300,418
(7) 9,591,902
289,799,460
(Dividen) Saldo Awal
324,962,214
61,338,556
13,020
178,855,814
31 Maret 2012
454,977,556
661,194,045
Rp
8,732,097
1,345,242
1,104,597
13,670,878 1,476,859,243
1,232,028,734
(Rugi) Anak
948,307,838 5,203,267,092
Perusahaan
Bagian Laba
Rp
46,432,371
Anak Perusahaan
RMD
RAJ
JRA
RJS
RMW
RHC
RTI
RGE
Total
−
−
1,200,000,000
750,000,000
157,913,018
Rp
5,583,557
5,203,267,092
1,357,913,018
1,601,802
260,485
1,943,882
777,051,178
324,962,214
−
−
Rp
Saldo Awal
358,373,296
(69,054,153) 343,879,584
312,623,022
2,562,167,442
Rp
2,293,879,584
1,279,526
27,051,178
Perusahaan
(Rugi) Anak
2,303,263,878
8,471,612
Saldo Akhir Saldo Awal
Bagian Laba
8,732,097
63,842,170
−
2,367,106,048
50,136,783
Rp
7,527,439
322,276
Penyesuaian
−
347,220,066
− 45,750,274
31 Desember 2012
53
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PENJUALAN NETO
Garmen
Lokal
Pakaian dalam
Pakaian luar
Lain-lain
Ekspor
Pakaian dalam
Pakaian luar
Spinning
Lokal
Ekspor
Total
11,046,206,796
256,726,418,918 166,164,356,847
88,854,504,888 24,437,389,007
4,401,445,521
Pada tahun 2013 dan 2012, tidak ada penjualan kepada satu pihak yang melebihi 10% dari total penjualan
27.
31 Maret 2013
72,061,040,457
48,052,614,111
7,328,731,049
Rp Rp
2,608,172,103
31 Maret 2012
84,346,624,692
19,324,857,805
56,705,760,946
485,052,963 3,238,375,427
0
Pada tahun 2013 dan 2012, tidak ada penjualan kepada satu pihak yang melebihi 10% dari total penjualan
bersih konsolidasi.
54
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
HARGA POKOK PENJUALAN
Bahan baku yang digunakan
Tenaga kerja langsung
Biaya pabrikasi
Total biaya produksi
Persediaan barang dalam proses:
Awal tahun
Akhir tahun
Biaya pokok produksi
Persediaan barang jadi:
Awal tahun
66,217,965,508
75,376,747,149
Rp
19,907,560,952
(42,105,321,677)
28.
106,202,323,184
176,187,453,684
31 Maret 2012
115,163,992,665
(60,572,963,436)
115,425,139,401
35,570,196,334 24,989,928,733
46,153,859,149
91,051,348,834
25,192,117,949
178,412,069,208
31 Maret 2013
62,797,578,960
Rp
Awal tahun
Pembelian
Akhir tahun
Total harga pokok penjualan
Rincian biaya pabrikasi adalah sebagai berikut:
Listrik, air dan telepon
Penyusutan (Catatan 11)
Bahan pembantu
Bahan bakar dan pelumas
Biaya jasa maklon
Pengiriman
Pemeliharaan dan perbaikan
Imbalan pasca kerja (Catatan 22)
Biaya administrasi dan provisi pembukaan L/C
Asuransi
Perijinan
Keamanan
Lain-lain
Total
44,353,681
67,860,200
14,590,039,849
24,989,928,733
12,013,431,352.00
2,305,409,200
164,682,571
284,559,987
32,516,614
416,496,877
66,381,663
(85,834,906,494)
45,874,802
75,376,747,149
21,241,257,609
972,552,785
1,215,942,252
36,845,662
0
9,437,777,341
45,900,000
4,553,203,784 3,596,406,357
125,947,090,929
1,245,841,680
636,921,334
5,647,983,821
(100,989,097,675)
106,202,323,184
209,577,527,047
25,952,232,330
158,919,928
Pada tahun 2013 dan 2012, tidak ada pembelian dari satu pihak yang melebihi 10% dari total pembelian bersih
konsolidasi.
Rp
2,934,737,627
31 Maret 2012
45,485,700
-
35,570,196,334
Rp
31 Maret 2013
55
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
BEBAN PENJUALAN
Gaji dan tunjangan
Iklan dan promosi
Pengiriman/ekspedisi
Potongan penjualan
Royalti
Biaya administrasi penjualan
Komisi penjualan
Bahan bakar dan pelumas
Sewa
Perjalanan dinas
Pemeliharaan dan perbaikan
Perlengkapan kantor
Perijinan
Perjamuan dan sumbangan
240,101,770 168,692,740
120,622,129
73,489,080162,792,090
875,425,920
243,510,839
4,714,618,407 4,499,073,965
105,890,310
90,559,579
435,351,098
31 Maret 2013 31 Maret 2012
1,163,970,547 643,893,056
1,024,858,927
358,135,000
721,711,196
1,019,870,652 740,777,388
98,207,657
6,179,531,896
190,510,700
351,383,700
4,733,903,724
276,676,330
29.
171,522,587
2,417,063,0122,693,783,815
Rp Rp
Perjamuan dan sumbangan
Air, listrik dan telepon
Asuransi
Penyusutan (Catatan 11)
Penelitian, pengembangan dan jasa teknis
Lain-lain
Total
124,822,470197,310,024
12,796,636
46,943,046
73,489,080162,792,090
67,899,045
36,256,396
1,759,873,386 654,389,887
124,674,496
69,193,822
21,060,201,722 16,549,885,600
56
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Gaji dan tunjangan
Penyusutan (Catatan 11)
Perjalanan dinas
Pemeliharaan dan perbaikan
Jasa profesional
Air, listrik dan telepon
Perijinan
Sewa
Perlengkapan kantor
Sumbangan dan perjamuan
Imbalan pasca kerja (Catatan 22)
Bahan bakar dan pelumas
Asuransi
Pajak
177,055,186 126,684,980
495,905,189 270,490,397
64,299,970 73,672,405
3,665,555,348
1,687,865,061 1,171,229,235
922,159,903 1,325,705,007
154,191,719 48,355,873
924,154,150 174,295,275
31 Maret 2013
859,226,472 562,328,744
Rp
4,370,677,644
73,000,000 48,000,000
698,693,136 856,164,305
361,042,700
325,299,898
283,599,533
254,344,313 96,687,353
881,589,254
30.
Rp
31 Maret 2012
Pajak
Biaya rumah tangga
Keamanan
Iklan
Penelitian, pengembangan dan jasa teknis
Penyusutan properti investasi (Catatan 12)
Lain-lain
Total
BEBAN BUNGA
Beban bunga hutang dan pinjaman adalah sebagai berikut:
Bank
Sewa guna usaha
Total
536,571,294 11,384,817
146,722,333 86,832,515
23,952,000
− −
64,299,970 73,672,405
7,700,000 −
150,294,040 104,335,075
17,531,832
31 Maret 2013
31.
Rp
5,429,910,287
9,910,277,794
31 Maret 2012
118,371,746
Rp
12,127,319,162
5,246,512,3347,333,733,556
183,397,953
7,452,105,302
57
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
LABA PER SAHAM DASAR
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
Laba per saham dasar
NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS MONETER
32.
641,717,510 641,717,510
33.
Laba per saham dasar (LPS – dasar) dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang
saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan tidak memiliki efek yang berpotensi menjadi saham biasa
yang dilutif.
Rp
31 Maret 2013
Rp
5,153,111,540
31 Maret 2012
3,891,897,898
32.12 24.26
NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS MONETER
Aset Keuangan
- Kas dan setara kas
- Piutang usaha
- Piutang lain-lain
- Uang jaminan
Total aset keuangan
Liabilitas Keuangan
- Pinjaman bank jangka pendek
- Hutang usaha
- Hutang lain-lain
- Pinjaman bank jangka panjang
Total liabilitas keuangan
31 Desember 2012
33.
300,965,640,264
Nilai Wajar
36,201,396,581
16,601,331,913 16,601,331,913
46,327,358,490
318,866,552,692
31 Maret 2013
Nilai Wajar
Nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Rp
3,602,057,652
214,959,927,541
46,327,358,490
36,201,396,581
Rp
3,476,957,652
Nilai TercatatNilai Tercatat
214,959,927,541
Rp
111,023,552,995
318,866,552,692
Rp
3,476,957,652
352,332,076,064
1,568,998,974
461,041,433,765
111,023,552,995
461,041,433,765
352,332,076,064
5,219,413,504
35,189,085,452
258,380,875,446
5,219,413,504
258,380,875,446
57,623,502,603
161,966,229,739
57,623,502,603
161,966,229,739
35,189,085,452
90,539,026,814 90,539,026,814
440,858,299,705
300,965,640,264
5,748,780,514
440,858,299,705
3,602,057,652
1,568,998,974 5,748,780,514
58
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS MONETER (Lanjutan)
Aset Keuangan Lancar dan Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang
33.
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk melakukan estimasi atas
nilai wajar setiap kelompok instrumen keuangan:
Aset keuangan lancar terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, sementara liabilitas
keuangan jangka pendek terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan hutang usaha. Karena instrumen
keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset keuangan lancar dan liabilitas
keuangan jangka pendek dianggap telah mencerminkan estimasi nilai wajarnya.
Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap/variabel yang disesuaikan dengan pergerakan suku
bunga pasar, persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama, sehingga jumlah terutang liabilitas keuangan
tersebut telah mendekati nilai wajar.
Aset Keuangan Tidak Lancar
a
.
Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
PT Taitat Putra Rezeki Perusahaan afiliasi
PT Uomo Donna Indonesia Perusahaan afiliasi
34. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI
Pihak yang Berelasi
Pembelian dan penjualan
Hubungan
Aset keuangan tidak lancar merupakan uang jaminan. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus
kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen
dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.
Sifat Transaksi
Pembelian dan penjualan
Dalam kegiatan usaha normalnya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang berelasi.
59
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
b. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
• Penjualan
PT Uomo Donna Indonesia
PT Taitat Putra Rezeki
Total
Persentase dari total penjualan konsolidasi
34.
95,314,031
Pada laporan posisi keuangan konsolidasi, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai piutang usaha
sebesar Rp 1.026.188.769 dan Rp 2.650.139.151 (Catatan 5) masing-masing pada tanggal 31 Maret 2013
0.10%
133,677,273
Rp
0.67%
1,110,495,929
31 Maret 201231 Maret 2013
Rp
976,818,656
266,950,505
171,636,475
TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI ((Lanjutan)
• Pembelian bahan baku
PT Uomo Donna Indonesia
PT Taitat Putra Rezeki
Total
Persentase dari total pembelian konsolidasi
• Pendapatan sewa
sebesar Rp 1.026.188.769 dan Rp 2.650.139.151 (Catatan 5) masing-masing pada tanggal 31 Maret 2013
dan 31 Maret 2012.
1,760,999,269
31 Maret 2013
1.20%
Perusahaan dan Anak Perusahaan menyewakan sebagian ruang kantor dan pabrik kepada PT Taitat Putra
Rezeki dan PT Uomo Donna Indonesia sebesar Rp 198.450.000 dan Rp 207.045.000 masing-masing pada
tahun 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012.
1,284,395,877
168,664,093
1,929,663,3621,286,141,332
Rp Rp
31 Maret 2012
3.95%
1,745,455
60
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
INFORMASI SEGMEN
Perusahaan dan Anak Perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Pabrikasi pakaian dalam dan luar
b. Perdagangan
c. Pabrikasi benang
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:
PENDAPATAN
Penjualan ekstern
Penjualan antar segmen
Jumlah pendapatan
HASIL
94,919,862,487
256,726,418,918
Pabrikasi pakaian dalam
dan luar serta benang Perdagangan
93,427,646,047 256,726,418,918
-
Eliminasi
(37,470,020,207)
31 Maret 2013
Jumlah sebelum
eliminasi
37,470,020,207
199,276,576,638 94,919,862,487 (37,470,020,207) 256,726,418,918
Konsolidasi
35.
1,492,216,440
163,298,772,871
35,977,803,767
-
HASIL
Hasil segmen
PENDAPATAN
Penjualan ekstern
Penjualan antar segmen
Jumlah pendapatan
HASIL
Hasil segmen 12,696,605,199 1,060,497,277 13,757,102,476 -
168,846,178,655
32,058,747,662 - 32,058,747,662 (32,058,747,662)
53,138,230,561 168,846,178,655 -
147,766,695,756 53,138,230,561 200,904,926,317 (32,058,747,662) 168,846,178,655
dan luar serta benang Perdagangan eliminasi Eliminasi
115,707,948,094
- 13,961,370,987
31 Maret 2012
Pabrikasi pakaian dalam Jumlah sebelum
13,961,370,987 6,658,688,826 7,302,682,161
Konsolidasi
-
13,757,102,476
61
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Informasi Geografis
Rincian penjualannya sebagai berikut:
Jakarta dan Jawa
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi
Eropa
Asia
Afrika, Timur Tengah dan Australia
Amerika Serikat
Total
42,575,061,787
−
32,102,616,408
1,257,684,334
−
256,726,418,918 166,164,356,847
2,200,470,479
35.
Rp
31 Maret 2012
202,964,040,640
31 Maret 2013
20,402,077,536 17,492,884,520
−
Rp
6,515,457,272
97,380,482,789
PERJANJIAN PENTING DAN PERIKATAN
a.
PT Taitat Putra Rezeki
PT Uomo Donna Indonesia
Total
b.
136,404,545
Rp
31 Maret 201231 Maret 2013
198,450,000
60,000,000
Rp
Pada tanggal 1 Pebruari 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi dengan Fun Characters
International PTE., Ltd. untuk merek dagang "Disney Winnie the Pooh" sejak 1 Pebruari 2009 sampai
31 Maret 2011. Atas Perjanjian tersebut, Perusahaan berkewajiban untuk membayar jaminan sebesar
US$ 250.000 yang dicicil sebanyak 8 kali hingga Desember 2010. Selain itu, Perusahaan juga diwajibkan
membayar royalti sebesar 15%-20% dari Net Invoiced Billings (NIB ), serta Marketing Commitment sebesar
5% dari NIB.
147,045,000
62,045,455
Perusahaan melakukan perjanjian sewa-menyewa sebagian ruangan kantor dan pabrik serta peralatan kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pendapatan sewa untuk 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012
adalah sebagai berikut:
207,045,000
36.
62
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PERJANJIAN PENTING DAN PERIKATAN (Lanjutan)
c.
d. Pada tanggal 11 Desember 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang "Mr
Men and Little Miss Classc Style Guide" dan "Mr Men and Little Miss Kids Style Guide". Jangka waktu
penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Januari 2010 sampai 31 Maret 2012. Atas penggunaan kedua
merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar US$ 20.000 sebagai uang muka, US$ 2.000
36.
Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Lisensi untuk merek dagang "Disney -
Pixar Cars & Cars 2" untuk periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2012. Atas Perjanjian tersebut,
Perusahaan berkewajiban untuk membayar jaminan sebesar SG$ 35.000 yang dicicil sebanyak 2 kali.
Selain itu, Perusahaan juga diwajibkan membayar royalti sebesar 15% dari Net Invoiced Billings ( NIB
serta Marketing Commitment sebesar 7% dari NIB.
Pada tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Lisensi untuk merek dagang "Disney
Princess" untuk periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2012. Atas Perjanjian tersebut, Perusahaan
berkewajiban untuk membayar jaminan sebesar SG$ 330.000 yang dicicil sebanyak 8 kali hingga 1
September 2012. Selain itu, Perusahaan juga diwajibkan membayar royalti sebesar 15% dari Net Invoiced
Billings (NIB ), serta Marketing Commitment sebesar 5% dari NIB.
e.
f.
merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar US$ 20.000 sebagai uang muka, US$ 2.000
sebagai kontribusi marketing fund . Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 10% dari Penjualan
bersih.
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang "Upin dan
Ipin". Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 21 April 2010 sampai 20 April 2012. Atas
penggunaan kedua merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk membayar biaya lisensi sebesar
RM 10.000 untuk 2 (dua) tahun dan 50% dibayarkan pada saat penandatanganan dan sisanya dibayar pada
tanggal 21 April 2011. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 5% dari harga distributor dan
dibayarkan 50% dari proyeksi penjualan selama 9 (sembilan) bulan pertama atau sebesar Rp 60.000.000.
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang Sanrio
dengan karakter "Hello Kitty". Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Januari 2010
sampai 31 Maret 2012. Atas penggunaan kedua merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk
membayar US$ 10.000 sebagai jaminan. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 6,5% dari harga
retail.
63
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
PERJANJIAN PENTING DAN PERIKATAN (Lanjutan)
g.
h.
KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
36.
37.
Berbagai macam risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan sehubungan dengan aktivitas yang dilakukan
adalah risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan
Pada bulan Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Lisensi dengan Warner Bros. Consumer
Products Inc atas merek dagang “Tom and Jerry”. Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1
April 2011 sampai 31 Juli 2013. Atas penggunaan merek dagang tersebut, Perusahaan membayar imbalan
awal sebesar US$ 45.000 yang dicicil selama 4 kali hingga tanggal 1 Januari 2013. Selanjutnya, Perusahaan
membayar royalti sebesar 11% dari Net Invoiced Billings .
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi atas merek dagang
"Transformers: The 3rd Movie". Jangka waktu penggunaan merek dagang tersebut sejak 1 Oktober 2010
sampai 31 Desember 2012. Atas penggunaan kedua merek dagang tersebut, Perusahaan diwajibkan untuk
membayar US$ 62.000 sebagai uang muka. Selanjutnya, Perusahaan membayar royalti sebesar 15% dari
penjualan bersih.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Eksposur mata uang Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan pada Catatan 38.
Perusahaan dan Anak Perusahaan terekspos risiko nilai tukar mata uang asing yang terutama timbul dari aset dan
liabilitas moneter yang diakui dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsional entitas yang
bersangkutan, terutama karena Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai pinjaman bank dalam mata uang
dolar AS dalam jumlah yang besar. Disamping itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga melakukan transaksi-
transaksi dengan menggunakan mata uang asing, diantaranya pembelian bahan baku, sehingga Perusahaan dan
Anak Perusahaan harus mengkonversi Rupiah ke mata uang asing untuk memenuhi liabilitas dalam mata uang
asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang asing dapat memberikan
dampak pada kondisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan.
adalah risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan
risiko likuiditas. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan mencoba meminimalkan potensi dampak
negatif dari risiko-risiko tersebut.
Untuk mengelola risiko tersebut, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak
pergerakan nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat
seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap
Perusahaan dan Anak Perusahaan.
64
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Risiko Suku Bunga
Risiko Kredit
37.
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari
pelanggan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktuan mereka, terutama berasal dari simpanan di bank,
piutang usaha dan piutang lain-lain.
Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan dijelaskan
pada Catatan 14 dan 20.
Sehubungan dengan simpanan di bank, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko kredit dengan
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena sebagian pinjaman bank
dilakukan dengan menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan
pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap
Perusahaan.
Eksposur maksimum risiko Perusahaan dan Anak Perusahaan atas risiko kredit adalah sebagai berikut:
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Risiko Likuiditas
31 Maret 2013
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko konsentrasi kredit karena Perusahaan mempunyai banyak
pelanggan tanpa ada pelanggan individu yang signifikan.
Rp
Terkait dengan piutang usaha yang sebagian besar berasal dari penjualan kredit, Perusahaan dan Anak
Perusahaan melakukan monitoring terhadap umur piutang dan melakukan penagihan secara berkesinambungan
untuk meminimalisasi risiko kredit.
31 Desember 2012
Sehubungan dengan simpanan di bank, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko kredit dengan
memonitor reputasi bank dan hanya bank-bank dengan reputasi baik yang dipilih.
36,201,396,581
161,966,229,739
35,189,085,452
214,959,927,541
Risiko likuiditas timbul jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelolah risiko likuiditas jika Perusahaan dan
Anak Perusahaan mengalami kesulitan mendapatkan sumber pendanaan. Manajemen risiko likuiditas berarti
menjaga kecukupan saldo kas dan setara kas. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelolah manejemen risiko
likuiditas dengan melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus-menerus serta pengawasan
tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
57,623,502,603
46,327,358,490
Rp
65
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2013 dan 2012
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Aset
Kas dan setara kas US$
EURO
Piutang usaha kepada
pihak ketiga US$
Total aset
Liabilitas
Pinjaman bank
jangka pendek US$
Hutang usaha kepada
pihak ketiga US$
Pinjaman bank
jangka panjang US$
4,431,911.46
2,695,303.06
########### 255,885,144,208 21,967,390.48
38.
35,165,048,196
31 Desember 2012
1,606,326.41
1,141,288.65
31 Maret 2013
Ekuivalen Mata uang Ekuivalen
Asing
1,983,254.82
43,073,747,446 15,533,176,420
35,425.65
11,092,184,422
Mata Uang
212,424,665,942
54,606,018,059
3,877,398.52
− -
26,195,650,411 35,160,249,805
-
Rupiah Rupiah
19,178,074,154
Asing
453,797,62235,424.23 440,086,191
−
Total liabilitas
Total liabilitas - neto
STANDAR AKUNTANSI PROSPEKTIF
a.
•
b.
•
•
(212,419,867,551)
282,080,794,619
(227,474,776,560)
247,584,915,747
Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mempelajari dan belum dapat menentukan dampak dari penerapan
PSAK revisi dan PPSAK tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasi.
PSAK No. 38 (Revisi 2011), "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali".
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkanrevisi atas beberapa standar akuntansi yang belum diterapkan tetapi
mungkin berdampak terhadap di dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini, yaitu sebagai berikut :
Standar akuntansi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2013:
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) juga telah mengeluarkan beberapa Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi
Keuangan (PPSAK) yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2013:
39.
PSAK No. 51, "Akuntansi Kuasi Reorganisasi".
PSAK No. 38 (Revisi 2004), "Akuntansi Restrukturisai Entitas Sepengendali".
66