7
Berbeda dengan infeksi virus pernafasan lainnya, influenza disertai oleh tanda-tanda sistemik demam tinggi, mialgia, malaise, dan nyeri kepala. Gejala-gejala ini mungkin disebabkan oleh produksi sitokin epitel saluran pernafasan dan tidak menggambarkan penyebaran sistemik virus. Lamanya demam adalahh 2-4 hari. Batuk dapat menetap dalam waktu yang lebih lama, dan bukti adanya disfungsi adanya disfungsi saluran nafas bagian bawah sering ditemukan beberapa minggu kemudian. Anggota keluarga lain atau kontak erat sering menderita sakit yang sama. Manifestasi klinis mungki n terjadi di beberapa lokasi saluran nafas, dan dapat berkembang menjadi croup, bronkiolitis, atau pneumonia. Gejala Klinis Pada Anak Yang Lebih Muda Pada anak yang lebih muda atau bayi, influenza memiliki gambaran klinis yang kurang khas, manifestasi tergantung pada lokasi saluran nafas. Anak tampak demam dan toksik, sehingga perlu segera dilakukan pemeriksaan diagnostik lengkap. Walaupun tanda-tanda influenza khas, penyakit ini sering tidak dapat dibedakan dari penyakit disebabkan oleh virus pernafasan lain seperti virus sinsitial respiratori, virus parainfluenza dan adenovirus. Gambaran klinis influenza pada anak kecil dan bayi saat ini mulai diteliti secara intensif, oleh karena terlihat adanya peningkatan sensitivitas dan spesifitas dalam mendiagnosis infeksi virus pada saluran nafas. Dilaporkan pula peningkatan jumlah pasien yang dirawat, yang menunjukan adanya gambaran influenza berat. Gejala dan tanda yang muncul seringkali hampir sama dengan infeksi virus saluran nafas lainnya (parainfluenza, respiratory syncytial, rhinovirus, dan adenovirus). Manifestasi klinis dapat berupa laringotrakeitis, bronkiolitis, bronkiothis, pneumonia atau influenza biasa. Secara umum jumlah anak yang dirawat di rumah sakit atas indikasi infeksi saluran nafas bawah sama dengan yng

Punya Mas Yos

  • Upload
    metha

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Page 1: Punya Mas Yos

Berbeda dengan infeksi virus pernafasan lainnya, influenza disertai oleh tanda-tanda sistemik demam tinggi, mialgia, malaise, dan nyeri kepala. Gejala-gejala ini mungkin disebabkan oleh produksi sitokin epitel saluran pernafasan dan tidak menggambarkan penyebaran sistemik virus. Lamanya demam adalahh 2-4 hari. Batuk dapat menetap dalam waktu yang lebih lama, dan bukti adanya disfungsi adanya disfungsi saluran nafas bagian bawah sering ditemukan beberapa minggu kemudian. Anggota keluarga lain atau kontak erat sering menderita sakit yang sama. Manifestasi klinis mungki n terjadi di beberapa lokasi saluran nafas, dan dapat berkembang menjadi croup, bronkiolitis, atau pneumonia.

Gejala Klinis Pada Anak Yang Lebih Muda

Pada anak yang lebih muda atau bayi, influenza memiliki gambaran klinis yang kurang khas, manifestasi tergantung pada lokasi saluran nafas. Anak tampak demam dan toksik, sehingga perlu segera dilakukan pemeriksaan diagnostik lengkap. Walaupun tanda-tanda influenza khas, penyakit ini sering tidak dapat dibedakan dari penyakit disebabkan oleh virus pernafasan lain seperti virus sinsitial respiratori, virus parainfluenza dan adenovirus.

Gambaran klinis influenza pada anak kecil dan bayi saat ini mulai diteliti secara intensif, oleh karena terlihat adanya peningkatan sensitivitas dan spesifitas dalam mendiagnosis infeksi virus pada saluran nafas. Dilaporkan pula peningkatan jumlah pasien yang dirawat, yang menunjukan adanya gambaran influenza berat. Gejala dan tanda yang muncul seringkali hampir sama dengan infeksi virus saluran nafas lainnya (parainfluenza, respiratory syncytial, rhinovirus, dan adenovirus). Manifestasi klinis dapat berupa laringotrakeitis, bronkiolitis, bronkiothis, pneumonia atau influenza biasa. Secara umum jumlah anak yang dirawat di rumah sakit atas indikasi infeksi saluran nafas bawah sama dengan yng disebabkan oleh virus influenza, tetpi virus ini lebih banyak menyerang anak yang umurnya lebih tua.

Pad ank yang lebih muda yng mendapatkan infeksi virus influenza A primer menunjukkan penampilan serupa sehingga sulit untuk membedakan dengan gejala penyakit demam pada infeksi saluran nafas atas. Anak yang berumur kurang dari 12 tahun bila sedang ada endemi virus influenza A (H3N2) harus dirawat untuk kemungkinan menderita sepsis yang disebabkan oleh bakteri. Demam pada umumnya sangat tinggi, sebagian besar pasien dapat melebihi 39,5oC. Anak tampak agak toksik, dengan sekret hidung jernih, batuk dan rewel. Tampak ada tanda faringitis, faring kemerahan disertai pembesaran tonsil. Sekitar 5-10% pasien ini dapat menunjukan gejala terlibatnya paru, sedangkan pada pasien yang dirawat di rumah sakit angka kelainan paru dapat meningkat sampai 50%. Muntah, diare, otitis media, pneumonia dan croup seringkali ditemukan sedangkan bercak makula atau makulopapular hanya kadang kadang ditemukan.

Gejala gastrointestinal pada anak yang lebih muda lebih menonjol daripada gejala saluran nafas, Kadang kadang pada umur 4-10 tahun dapat dijumpai gejala akut abdomen sehingga menyebabkan dilakukan tindakan bedah yang tidak perlu. Pada bayi, infeksi influenza virus A meneyababkan terjadinya diare dan muntah, hanya 23% yang menunjukan gejala saluran

Page 2: Punya Mas Yos

nafas. Diare dapat menyebabkan dehidrasi sedang sampai berat. Maka, berbeda dengan dewasa, bayi daan anak kecil sebenarnya menunjukan gejala gastric flu.

Kejang yang dicetuskan oleh demam diaporkan sebagai indikasi rawat inap pada pasien dengan influenza. Lebih dari 35% anak yang terserang influenza jenis A menderita kejang demam dan sebagian besar berumur kurang dari 3 tahun, sesuai dengan kerentanan anak golongan umur tersebut untuk menderita kejang demam.

Laringotrakeobronkitis (croup) telah dikenal sebagai gejala yang menonjol sebagai gemabaran klinis pad bayi dengan influenza A. Gejalanya lebih berat dibandingkan dengan sindrom croup yang disebabkan oleh infeksi virus parainfluenza. Adanya sekret yang kental dapat sampai menyebabkan adanya indikasi untuk trakeostomi khususnya pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Pada bayi baru lahir, infeksi influenza dapat berupa gejala sepsis bakterial, seperti : letargi, tidak mau makan, petekiae, penurunan sirkulasi perifer sampai apneic spells. Influenza A pernah dilaporkan menimbulkan infeksi nosokomial di sebuah rumah sakit.

DIAGNOSIS

Influenza lebih mudah dikenal dari data epidemiologi, dibandingkan dari gejala klinis. Pemeriksaan laboratorium rutin kurang berperan dalam menegakkan diagnosis banding influenza dengan penyakit saluran nafas yang disebabkan karena temuan laboratorium klinik yang dikaitkan dengan influenza adalah nonspesifik. Leukopenia relatif sering ditemukan, namun pada bayi tampak gambaran leukosistosis. Radiografi dada menunjukan buki adanya ateletaksis atau infiltrat pada sekitar 10% anak. Foto thoraks brmanfaat untuk melihat adanya penyulit pneumonia lobaris atau intersitial.

Diagnosis pasti influenza bergantung pada isolasi virus dan sekresi saluran nafas atau adanya kenaikan yang bermakna titer antibodi serum pada masa kovalesens. Berbeda dengan adenovirus atau herpes simpleks dari saluran nafas, maka tidak ada pengidap virus influenza, sehingga adanya isolasi virus sudah menunjukan tanda pasti adanya infeksi virus influenza. Antigen influenza dapat pula dideteksi secara cepat dari sel epitel nasofaring dengan antibodi fluoresens yang spesifik.

Diagnostik serologik dapat dilakukan dengan tehnik complement-fixation atau hemagglutination-inhibition. Reagen uji komplemen fiksasi tersedia secara komersial, dan banyak digunakan di laboratorium. Kekurangan dari uji dengan antibodi komplemen fiksasi ialah karena waktu pemeriksaan yang lama, sampai 6 bulan. Pendekatan yang tampaknya menunjukan hasil yang baik adalah pengukuran antibodi terhadap hemaglutinin influenza denan menggunakan metode ELISA. Uji ini sederhana dan mempunai kelebihan dapat mengidentifikasi secara spesifik antibodi IgA, IgM, IgG. Banyak penyakit demam sebagai diagnosis banding influenza, khususnya yang disebabkan oleh virus saluran nafas dan Streptococcus pyogenes.

Page 3: Punya Mas Yos

PENYULIT

Infeksi Bakteri

Penyulit influenza yang terbanyak adalah pneumonia, otitis media dan sinusitis. Penyulit timbul pada masa dini penyembuhan , terjadi oleh karena adanya invasi bakteri pada saluran nafas yang menyebabkan rusaknya silia epitel sehingga mengganggu transport mukosilier. Infeksi nosokomial yang disebabkan oleh mukosilier. Infeksi nosokomial yang disebabkan oleh influenza A dapat menyerang bangsal bayi, biasanya pada bayi dengan penyakit jantung paru. Penyulit terjadi pada 10% bayi, dengan gejala terbanyak otitis media. Angka kejadian otitis media setelah terkena infeksi influenza A dan B dapat sampai 28% kasus, dan biasanya menunjukan adanya infeksi yang berulang.

Pneumokokus merupakan penyebab terbanyak pneumonia bakteri, diikuti pneumonia stafilokokus. Gambaran foto ditandai dengan infiltrat difus. Klinis terihat adanya sesak yang berat dan terlihat perbaikan setelah diberikan antimikroba dan pengobatan suportif. Pneumonia Stafilokokus dapat terjadi sebahai penyulit pneumonia virus yang dapat melanjut menjadi pneumatoceles dan empyema. Pneumonia Stafilokokus yang berhubungan dengan influenza, biasanya ganas dan dapat berakhir dengan kematian. Infeksi Staphylococus aureus pada infeksi virus A anak menunjukan gejala pneumonitis necrotizing dengann mikroabses.

Miosistis Akut

Miosistis akut timbul pada masa penyembuhan dini sebagai gambaran yang khusus dari penyakit influenza. Nyeri yang hebat dapat terjadi pada kedua tungkai yang datang secara tiba-tiba sehingga anak tersebut tidak dapat berjalan. Meskipun dapat menyerang semua kelompok otot gastroknemius dan soleus yang biasanya terkena. Baik influenza B maupun A dapat menyebabkan penyulit ini, ditandai dengan adanya peningkatan kadar fosfokinase serum dan aspartat transferase. Penyulit semacam ini pada anak biasanya self-limited.

Sindrom Reye dan Ensefalopati

Sindrom reye adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh karena perjalanan penyakit yang tidak jelas dan ditandai dengan adanya perlemakan hati dan edema difus pada otak. Akhir-akhir ini diketahui bahwa baik virus influenza A maupun virus influenza C ada hubungannya dengan sindrom ini. Hal ini terbukti dengan berhasilnya diisolasi virus dari sekret nasofaring

Page 4: Punya Mas Yos

pada 9 di antara 23 kasus sindrom Reye. Pada kasus yang bertahan hidup dapat ditemukan virus dari sekret nasotrakeal, cairan serebrospinal, hati dan otot gastrocnemius, yang menunjukkan adanya penyebaran menyeluruh pada perjalanan penyakit ini. Secara klinis sindrom Reye, biasanya ditemukan pada anak laki-laki berkulit putih, dengan gejala mual, muntah, dan stupor pada masa penyembuhan dari penyakit, disertai dengan gejala saluran nafas. Ditemukan peningkatan transaminase serum dan kadar amonia darah. Penemuan ini cukup menegakan diagnosis. Diperkirakan 31 sampi 58 kasus kemungkinan terkena sindrom Reye pada 100.000 yang terinfeksi influenza B. Dicurigai adanya hubungan antara pemakaian salisilat dengan terjadinya sindrom Reye, untuk itu diperingatkan agar tidak menggunakan salisilat pada anak yang terkena influenza.

Selain ensefalopati atau sindrom Reye, kelainan saraf yng berat jarang ditemukan pada infeksi virus influenza. Sindrom Guillain Bare dn mielitis transversa juga merupakan penyulit yang jarang pada influenza. Dari pemeriksaan laboratorium dan data epidemiologi terdapat tanda-tanda yang meunjukan sejumlah kasus penyakit parkinson yang diakibatkan oleh virus influenza.

Pengobatan

Sebagian besar kasus infeksi influenza tidak menimbulkan penyulit, tetapi meskipun demikian influenza merupakan penyakit yang mengganggu, oleh karena itu pengobatan utama dalam tatalaksana. Pasien perlu pula istirahat, hidrasi yang cukup, pengendalian demam dan nyeri otot dengan pemberian asetaminofen, mempertahankan kenyamanan bernafas dengan dengan pemberian dekongestan nasal. Pemberian antibiotik sebagai tindakan pencegahan tidak dianjurkan. Batuk kering yang menetap pada fase penyembuhan dapat dikurangi dengan pemberian kodein atau dekstrometrofan.

Penyulit diobati sesuai dengan gejala klinis. Adanya infeksi bakteri ditandai dengan adanya peningkatan suhu atau berulangnya demam pada saat pasien memasuki masa awal penyembuhan. Sebaiknya segera diambil biakan darah dan pengobatan antibiotik disesuaikan dengan hasil pewarnaan Gram. Penyebab infeksi terbanyak biasanya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae dan Sterptococcus pyogens, maka ampisilin atau amoksisilin biasanya dapat mengatasi masalah ini. Penyebab lain yang dapat menyebabkan gambaran klinis berat seperti pneumoniae, seingkali disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau bakteri patogen Gram-negatif.

Amantadin hidroklorida dapat digunakan pada pengendalian wabah influenza tipe A, dalam institusi, dan untuk terapi pada kasus perseorangan. Jika diberikan dalam 48 jam pertama, obat ini mengurangi keparahan dan lamanya gejala influenza. Keracunan dan ketidakmampuan berkonsentrasi atau mengantuk ditemukan pada sebagian kecil anak yang diberi amantadin hidroklorida tidak efektif melawan influenza tipe B, informasi mengenai strain yang sedang bersirkulasi sangat penting untuk pengguanaan obat yang rasional.

Page 5: Punya Mas Yos

Sampai saat ini obat antivirus yang berkhasiat baik terhadap influenza A dan B adalah ribavirin. Sama seperti obat antivirus yang lain, obat ini terbukti berhasil untuk pasien dewasa, tetapi kurang baik untuk pasien anak. Pada kasus influenza tanpa penyulit, prognosisnya sangat baik. Prognosis menjadi kurang baik apabila terjadi penyulit yang menyerang saluran pernafasan.