Pusingnya Pemda Menyusun LaporanPertanggung Jawaban

Embed Size (px)

Citation preview

www.bpkp.go.id

PUSINGNYA PEMDA MENYUSUN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABANOLEH:

IMAN BASTARIDeputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Jakarta, 5 Juli 2011

2010 BPKP

Curriculum VitaeNama : Iman Bastari, Ak, M.Acc Tempat/tgl lahir : Jakarta, 25 Juni 1956 Agama : Islam Pangkat/Jabatan : Pembina Utama Madya (IV/d), Deputi Kepala BPKP Riwayat Pendidikan: - Akuntan, lulus tahun 1985 dari STAN, Depkeu, Jakarta - Master of Accountancy in Business, lulus tahun 1990 dari Western Illinois Univ, USA Riwayat Jabatan : 1. Kepala Seksi tahun 1991 1997 2. Kabid/Kasubdit tahun 1997-2002 3. Direktur Juni 2002- Sept 2004 4. Ka Perwakilan BPKP Sumut , 8 September 2004 5. Ka. Perwakilan BPKP DKI 1, 2005 6. Deputi PIP Bidang Polsoskam, November 2006 7. Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, 11 Januari 2011 Keanggotaan IAI : Anggota Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik tahun 2006-2007

2

Kenapa Pening (headache) Dalam menyusun LKPD ???1. Peraturan sering kali berubah, termasuk isu acrrual dan International Financial Report Standard (IFRS). 2. Kurangnya Pemahaman atas akuntabilitas keuangan yg sarat dengan akuntansi 3. Perbedaan persepsi antara Permendagri dengan SAP 4. Judgement auditor yg berbeda atas permsalahan yg sama pada satu pemda dgn pemda lainnya 5. Pengelolaan Aset tetap (pengakuan, penilaian dan penyajian)3

RESEP Menuju WTPPerlu ada harmonisasi antara Permendagri dan SAP Komunikasi intens antara auditan dan auditor Capacity building pengelola keuangan daerah Perbaikan sisdur dengan menerapkan program aplikasi berbasis komputer, sejak perencanaan sd pelaporan Penilaian aset tetap dengan inhouse appraisal4

KOMPLEKSITAS REGULASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

UU 25/2004 UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004 UU 33/2004

PP

PP

PP

UU 32/2004Pasal 222 Pasal 237

PP 58/2005

Omnibus Regulation

Permendagri13/2006,dirubah dg Permendagri 59/2007 Permendagri 17/2007

Pemerintahan Daerah

Mengatur: 1. Bagaimana wewenang, hak & kewajiban Daerah ditopang oleh manajemen keuangan modern. 2. Penganggaran, Penyusunan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuda.5

HUBUNGAN KONTRAK PRINSIPALAGENL E M B

Ketentuan Perundang-Undangan Rencana Kerja dan Anggaran /RKA

P R I N S I P A L

R A K Y A T

P E R W A K I L A N

Akuntansi

Pelaporan

Auditing

P E M E R I N T A H

A G E N

AKUNTABILITAS6

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEPALA DAERAH(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA) UU 17/2003 PSL 6

SEKRETARIS DAERAH(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)

PENGGUNA ANGGARAN (KEPALA SKPD)KUASA PA PPTK

PPKD Selaku BUD (KEPALA BPKAD)

BENDAHARA PPK-SKPD

KUASA BUD7

DOKUMEN POKOK PENGANGGARAN DAERAHRPJMD/ RKPD KUA PPAS

EVALUASI : RAPBD Propinsi oleh Mendagri , dan RAPBD Kab/Kota oleh Gubernur

PERDA APBDPENJABARAN APBD

RAPBD

RKA-SKPD

DPA-SKPD

ANGGARAN KAS8

DOKUMEN POKOK PELAKSANAAN ANGGARANSP2D

SPP-LS SPD SPP-UP SPP-GU SPP-TU

SPM-LS

SPM-UP SPM-GU SPM-TU

SP2D

SPJ9

LAPORAN KEUANGANSURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

LRA

NERACA

LAK

CALK

IKHTISAR KINERJA

IKHTISAR LAIN

IKHTISAR LK BUMN/BUMD

IKHTISAR LAIN

10

ALOKASI DANA APBN KE DAERAH TAHUN 2008 SAMPAI DENGAN TAHUN 2011 (dalam triliun rupiah)PENDANAANRp1

2008% Rp

2009% Rp

2010% Rp

2011%

TOTAL APBNTRANSFER1) 2) 3) 4) 5) DBH DAU DAK OTSUS PENYESUAIAN

989.577.7 179.5 21.2 7.5 6.5

1007.85 18.14 2.14 0.76 0.66

100674.1 186.4 24.8 9.5 14.7

1007.37 18.53 2.47 0.94 1.46

112689.61 203.6 21.13 9.09 21.15

1007.96 18.08 1.88 0.81 1.88

123083.5 225.5 25.2 10.4 48.2

1006.79 18.34 2.05 0.85 3.92

2 BELANJA

SUB JUMLAH1) 2) 3) DANA DEKON DANA TP DANA VERTIKAL

292.414.4 6.3 78.6

29.551.46 0.64 7.94

309.519.1 7.1 94.4

30.771.90 0.71 9.39

344.611.93 7.64 106.8

30.601.06 0.68 9.48

392.824.43 12.93 134.3

31.951.99 1.05 10.92

3 BELANJA PUSAT DI DAERAH (MELALUI ANGG.K/L)

SUB JUMLAH1) 2) 3) 4) PNPM BOS JAMKES BLT

99.37.4 12.6 3.4 7.6

10.040.75 1.27 0.34 0.77

120.67.5 19.2 4.6 3.9

11.990.75 1.91 0.46 0.39

126.410.42 19.84 5.1 0

11.220.93 1.76 0.45 0.00

171.612.99 6.35 0 0

13.961.06 0.52 0.00 0.00

4 BANTUAN KE MASYARAKAT (PROGRAM NASIONAL K/L DAN NON K/L)

SUB JUMLAH5 SUBSIDI 1) 2) 3) 4) 5) 6) BBM LISTRIK PANGAN PUPUK BENIH LAINNYA

31135.1 82.3 11.6 15.5 0.1 0.2

3.1313.65 8.32 1.17 1.57 0.01 0.02

3554.3 48.2 13 18.4 4.7 0.4

3.485.40 4.79 1.29 1.83 0.47 0.04

35.3788.89 55.1 13.92 18.41 0 0

3.147.89 4.89 1.24 1.63 0.00 0.00

19.3495.91 40.7 15.26 16.37 0.12 0

1.577.80 3.31 1.24 1.33 0.01 0.00

SUB JUMLAH JUMLAH 2 S.D 5

244.9 667.6

24.75 67.47

140.3 605.4

13.95 60.20

176.3 682.7

15.66 60.62

168.4

13.69

752.1

61.1711

Frame work - Inpres 4 tahun 2011BPKP Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah

Asistensi kepada K/L/Pemda untuk meningkatkan pemahaman pengelolaan KN/D, meningkatkan kepatuhan terhadap per-UU, kualitas LK dan tata kelola

Meningkatkan kualitas akuntabilitas KN melalui pengelolaan KN yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel Mempercepat penyelenggaraan SPIP untuk terwujudnya kegiatan IP yang efisien dan efektif, LK andal, tertib dan akuntabel kelola aset, serta ketaatan thd per-UU-an Mengintensifkan peran APIP meyakinkan terselenggaranya SPIP, peringatan dini, efektivitas manajemen risiko, serta meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi IP

Evaluasi penyerapan anggaran K/L/PemdaAudit terhadap program strategis nasional Rencana aksi yang jelas, tepat, terjadwal untuk mendorong penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda

OUTCOM ES : KESEJAHTERAAN, SUSTAI NABLE DEVELOP M EN T, DAN SOCI AL RESP ON SI BI LI TI ES

12

Kualitas Laporan KeuanganKelemahan Mendasar LKInpres 4/2011 Diktum 4 a

Asistensi kepada K/L/Pemda untuk meningkatkan pemahaman pengelolaan KN/D, meningkatkan kepatuhan terhadap per-UU, kualitas LK dan tata kelola

Pencatatan dan Pelaporan Aset Kepatuhan pada aturan

Sistem Pengendalian InternKesesuaian terhadap SAP

Pendampingan penyusunan laporan keuangan instansi kepada 41 K/L Pendampingan review laporan keuangan instansi kepada 41 APIP Pusat dan Daerah, diklat SDM pengelola keuangan, Bimtek APBD/SAKD/SIMDA/SAKIP yang dilengkapi dengan program aplikasi (dikembangkan BPKP) bagi 524 pemda (84,54% dari total pemda) Pembentukan help desk di masingmasing Perwakilan BPKP untuk pengawasan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan.

Tahun 2009 : 53 K/L Opini WTP (41 K/L didampingi BPKP) - Tahun 2009 : 15 Pemda Opini WTP (12 Pemda didampingi BPKP) - Tahun 2010 : 22 Pemda Opini WTP (19 Pemda di dampingi BPKP) : 1. Prov DIY (a) 12. Kab Tulung Agung (a) 2. Prov Kepri (s) 13. Kab Pacitan (n) 3. Prov Riau (s) 14. Kota Yogyakarta (a) 4. Prov Jatim (a) 15. Kota Tangerang (a) 5. Kab Jepara (a) 16. Kota Tangsel (a) 6. Kab Kaur (n) 17. Kota Blitar (a) 7. Kab Gorontalo (s) 18. Kota Sabang (s) 8. Kab Tangerang (s) 19. Kota Banda Aceh (n) 9. Kab Bangkalan (a) 20. Kota Palembang (a) 10. Kab Muko-muko (s) 21. Kota Solo (s) 11. Kab Bengkulu Tgh (s) 22. Kota Mojokerto (s) (n) : Non BPKP (a) : Diasistensi BPKP (s) : menggunakan SIMDA BPKP per 30 Juni 2011 13

OPINI PEMERIKSAAN BPKOpini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yg disajikan dlm laporan keuangan yg didasarkan pada 4 kriteria: Kesesuaian dgn Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Kecukupan Pengungkapan (Adequate Disclosures) Kepatuhan terhadap Perundang-undangan Efektivitas Pengendalian Intern14

OPINI BPK ATAS LKPD 2005 s/d 2010 (PER 30 JUNI 2011)WTP LKPD 2005 LKPD 2006 LKPD 2007 LKPD 2008 LKPD 2009 LKPD 2010 17 4 4 13 15 22 WDP 311 325 282 323 330 63 TW 13 27 58 31 48 7 TMP 22 106 120 118 109 17 JUMLAH 363 462 464 485 502 109

15

TAHUN URAIAN Tepat Waktu Terlambat Jumlah 118 386 504 2009 JLH % 23,74 77,67 100,00 JLH 196 328 524 2010 % 37,40 62,60 100,00 JLH 212 312 524 2011 % 40,46 59,54 100,00

SUMBER DATA: LAPORAN BULANAN PERWAKILAN BPKP

Keterangan : Keterlambatan penetapan APBD disebabkan antara lain: penetapan alokasi anggaran pusat untuk Daerah yang terlambat diterima oleh Daerah (isu yg berkembang adanya calo-calo dlm pembahasan anggaran ) Komunikasi politik yg berjalan tidak efektif antara DPRD dan eksekutif dalam pembahasan RAPBD, dikarenakan pemahaman performance based budgeting masih rendah.16

PERMASALAHAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN LKPD A B CKETIDAKTAATAN PADA PERATURAN PERUNDANGAN

KELEMAHAN SPIP

PERBEDAAN PERSEPSI AUDITOR DAN AUDITEE

DPERMASALAHAN ASET TETAP

17

A. KELEMAHAN SPIP PEMDA HASIL PEMERIKSAAN BPKa.KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN Pencatatan tidak / belum dilakukan atau tidak akurat Proses penyusunan laporan tidak sesuai dengan ketentuan Entitas terlambat menyampaikan laporan Sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai Sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai Lain-lain kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan

b.

KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN PELAKSANAAN ANGGARAN Perencanaan kegiatan tidak memadai Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan serta penggunaan penerimaan daerah dan hibah tidak sesuai dengan ketentuan Penyimpangan terhadap ketentuan teknis / intern organisasi Pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBD Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan berakibat hilangnya/berkurangnya potensi penerimaan atau peningkatan biaya/beban Lain-lain kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

c.

KELEMAHAN SISDUR/SOP Tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu prosedur atau keseluruhan prosedur SOP tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati Satuan pengawas intern yang ada tidak memadai atau tidak berjalan optimal Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai Lain-lain kelemahan struktur pengendalian intern 18

B. PERBEDAAN PERSEPSI AUDITOR DAN AUDITEEKEBIJAKANPERUBAHAN KETENTUAN PERUNDANGAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN JUDGEMENT / PERTIMBANGAN AUDITOR

KEPUTUSAN / PERATURAN MENDAGRI / LAINNYA

STANDAR AKUNTANSI VS PEMERINTAHAN PERSEPSI

?

AUDITOR

AUDITEE / SDM PEMDA19

CONTOH PERBEDAAN PERLAKUAN AKUNTANSI01. PERBEDAAN KLASIFIKASI APBD / PERMENDAGRI DENGAN SAP

02.

PENGANGGARAN ATAS PENGADAAN ASET TETAP YANG AKAN DIBAGIKAN KEPADA MASYARAKAT

03.

PENYAJIAN AKUN PASSIVA (Co ATAS ASET LANCAR LAINNYA

20

PERBEDAAN KLASIFIKASI APBD/PERMENDAGRI DAN SAPNO 1. URAIAN PENDAPATAN TRANSFER APBD / PERMENDAGRI No.13/2006 & 59/2007 1. DANA PERIMBANGAN - DAU, DAK, DBH 2. LAIN LAIN PENDAPATAN YANG SAH - Dana Otsus, Dana Penyesuaian 2. BELANJA 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bansos, Belanja Bantuan Keu Belanja Tak Terduga 1. BELANJA OPERASIONAL Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bansos, Belanja Bantuan Keu - PELAKSANAAN KONVERSI TERSEBUT DAPAT DILAKUKAN SECARA OTOMATIS APABILA PEMDA TELAH MENGGUNAKAN PROGRAM APLIKASI (MISALNYA: SIMDA). HAL INI AKAN MENJADI MASALAH BAGI PEMDA YANG MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SECARA MANUAL. SAP DANA PERIMBANGAN - DAU, DAK, DBH, Otsus, Penyesuaian -PEMDA HARUS MELAKUKAN PROSES KONVERSI ATAS LAPORAN KEUANGAN VERSI APBD / PERMENDAGRI MENJADI LAPORAN KEUANGAN SAP Ket.

2. BELANJA LANGSUNG - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa - Belanja Modal

2. BELANJA MODAL 3. BELANJA TIDAK TERDUGA 4. BELANJA TRANSFER BAGI HASIL

21

PENGANGGARAN ATAS PENGADAAN ASET TETAP YANG AKAN DIBAGIKAN KEPADA MASYARAKATPEDOMAN PENGELOLAAN KEUDA PERMENDAGRI : o No 13 Tahun 2006 o No 59 Tahun 2007 o NO 21/2011 Perubahan PERMENDAGRI No13/2007

BULETIN TEKNIS NO 10 AKUNTANSI BELANJA BANSOS

Pasal 52 Permendagri 21/2011: Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan termasuk barang yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga

Butir 3.3. paragraph 5 Bultek 10: Belanja bantuan sosial dalam bentuk barang diberikan dalam bentuk barang dan diserahkan kepada penerima. Belanja tersebut karena tujuan penggunaannya untuk kegiatan yang sesuai dengan kriteria belanja bantuan sosial, maka tidak boleh dimasukkan dalam belanja barang

Terkait dengan perbedaan ini memang dapat dilakukan proses konversi dalam penyusunan LKPD, namun apakah dari sisi penganggarannya tidak akan dipermasalahkan ??22

PENCATATAN METODE BIAYA VS METODE EKUITAS PENYERTAAN MODAL PEMDA DI PDAMKONDISI PRAKTIK SAAT INIPSAP NO.6 Lampiran PP 24 TH 2005

Pencatatan Penyertaan Modal Pemda di PDAM pada umumnya menggunakan metode biaya, yakni dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha / badan hukum yang terkait .

PSAP 6 Para 34 : Penggunaan metode penilaian investasi didasarkan pada: (a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya; (b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas; (c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas; (d) Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.

Salah satu penyebab tidak digunakannya metode ekuitas adalah kurangnya kapasitas SDM Pemda dan PDAM dalam memahami metode ekuitas sebagaimana dimaksud.23

C. KETIDAKTAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN01. 02. 03. 04. 05. 06. 07.PENGGUNAAN LANGSUNG ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH PEMBAYARAN MELEBIHI PRESTASI PEKERJAAN PEKERJAAN TIDAK SESUAI DENGAN SPESIFIKASI YG DITETAPKAN KESALAHAN PROSEDUR PENGADAAN BARANG DAN JASA PENGGUNAAN ANGGARAN TIDAK SESUAI DENGAN PERUNTUKAN KETIDAKCUKUPAN BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA

PEMBAYARAN MELEBIHI STANDAR BIAYA

24

LINGKUP PENGELOLAAN BMD Permendagri 17 Tahun 2007STARTPERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN

PENGADAAN

PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN

TUNTUTAN GANTI RUGI

PENGGUNAANPENATAUSAHAANLINGKUP PENGELOLAAN BMD

PEMBIAYAANPEMBINAAN PENGAWASAN PENGENDALIAN

PEMANFAATAN

PEMINDAH TANGANANPENGHAPUSAN

PENGAMANAN & PEMELIHARAAN PENILAIAN ???25

DAN JASA

Permasalahan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (lanjutan) PROSES PENGADAAN BARANG

Pengadaan tidak sesuai spec kontrak, mark-up dan fiktif Denda keterlambatan belum ditetapkan & blm disetor ke kas daerah. Kekurangan volume pekerjaan. Perubahan pelaksanaan kegiatan tidak didukung addendum kontrak Panitia pengadaan tidak memiliki HPS Perbedaan kuantitas antara berita acara serah terima barang dengan dokumen kontrak Dokumen lelang tidak lengkap Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan 26 Nilai kontrak melampui Owners Estimate (OE) Spec teknis pengadaan barang telah menunjuk suatu merk tertentu Kompetensi Panitia Pengadaan belum kompeten- sertifikat kompetensi pengadaan brg/jasa -- solusi : Pengadaan Secara Elektronik (PSE) 26

PERMASALAHAN ASET TETAP PERENCANAAN / PENGANGGARAN Aset yang akan dibagikan kepada masyarakat dianggarkan sebagai belanja modal, seharusnya belanja bantuan sosial / hibah (Bultek No 10) Pengadaan aset tetap dianggarkan dalam Belanja barang dan jasa, seharusnya belanja modal BUKTI KEPEMILIKAN ATAS ASET TETAP Aset Eks Instansi Vertikal yang tidak dapat ditelusuri lagi bukti kepemilikannya Tanah wakaf untuk sekolah Aset yang berasal dari Pemda Induk u/ daerah pemekaran PENILAIAN ATAS ASET TETAP Tidak ditemukan dokumen bukti perolehan aset Droping dari Pusat tanpa mencantumkan nilai perolehan Hasil Penilaian Appraisal tidak akurat / tidak diakui oleh BPK27

PERMASALAHAN ASET TETAP PEMANFAATAN ASET TETAP Penguasaan di luar Instansi Pemda Rumah dinas ditempati oleh orang yang tidak berhak PENCATATAN ATAS ASET TETAP Penyajian di neraca tidak sama dengan rinciannya / SKPD Data di SKPKD tidak sama dengan SKPD KEBERADAAN ASET Barang hilang tidak diproses penghapusan Barang rusak tidak dihapuskan

28

UPAYA PENINGKATAN Kualitas LKPD Menuju WTP- Penyusunan Rencana Aksi untuk memperoleh opini WTP dari BPK - Peningkatan Komitmen dan Pemahaman KDH dan DPRD atas pentingnya OPINI atas LKPD - Capacity Building SDM Pemda di bidang akuntansi keuangan - Perbaikan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah termasuk penggunaan Teknologi Informasi (Program Aplikasi SIMDA) - Pengefektifan Inspektorat Provinsi / Kab / Kota dlm penguatan SPIP - Asistensi / Pendampingan penyelenggaraan SPIP dan reviu serta penyusunan laporan keuangan Pemda oleh BPKP29

30

TERIMA KASIHBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jl. Pramuka No 33 Jakarta 13120 Telepon (021) 85910031 (hunting) Web: http://www.bpkp.go.id email: [email protected]

.

31