Upload
karolinfoj
View
52
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hasil diskusi tutorial blok 18
Citation preview
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 2
KEDOKTERAN KOMUNITAS
BLOK XVIII
1,2,3Yosie Yolanda Saputra G1A110025
4,5,6Indri Lydia G1A110027
7,8,9Muhammad Subli G1A110046
10,11,12Ayu Indira G1A110055
13,14,15RantyFemilyaUtami G1A111025
16,17, PutriKurniawati G1A111026
18,19,VirgiawanYudhaKarsa G1A111027
2021KarolinAnggelina G1A111028
2223.NovitaSuryana G1A111056
2425,Oka Kurniawan G1A111057
2627,Andrimeikawardhana G1A111058
2829Dian FriskaPanjaitan G1A111063
Tutor: dr. Huntari
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
T.A 2014/2015
SKENARIO 1
Dr.Nani adalah dokter umum yang akan melaksanakan tugas PTT disebuah daerah terpencil
di Kabupaten TanjungJabungTimur.Walau dokter baru, akibat keterbatasan tenaga kesehatan,
ia ditempatkan sebagai kepala puskesmas. Sebelum dikirim menempati puskesmas didaerah
tersebut, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai Kapuskes, dr.Nani
mendapat pembekalan di Dinas Kesehatan Kabupaten TanjungJabungTimur tentang
kedokteran komunitas dan puskesmas seperti visi, misi puskesmas, tujuan, upaya pokok,
Abas penyelanggaraan dan fungsi puskesmas serta upaya promkes dan upaya preventif yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ada diwilayah kerja
puskesmas. dr.Nani mendapat gambaran bahwa wilayah kerja puskesmasnya nanti adalah
daerah yang penduduknya masih rendah tingkat pendidikannya, dan daerah tersebut angka
kejadian penyakit yang berbasis lingkungan seperti diare masih cukup tinggi akibat
masyarakatnya yang sulit merubah perilaku sehari-hari seperti menggunakan sungai sebagai
sumber air minum sekaligus MCK mereka. dr.Nani merasa tertantang untuk menerapkan
pengetahuannya tentang teori perilaku Lawrence Green yang telah didapatnya selama
pembekalan untuk mewujudkan perilaku sehat pada masyarakat didaerahnya. Dengan
mempelajari segala sesuatu hal tentang puskesmas dan mengusahakan mengubah perilaku
masyarakat yang tidak sehat, aspek apa dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang dikerjakan
oleh dr.Nani?
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Puskesmas
Unit teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab melakukan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya
2. Kedokteran komunitas
Ilmu dan seni untuk mencegah penyakit , memperpanjang hidup dan
meningkatkan kesehatan fisik dan mental melalui pengorganisasian masyarakat
3. Promkes
Proses penyadaran masyarakat atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan upaya-upaya memfasilitasi perubahan-perubahan
4. Preventif
Upaya kesehatan yang berfokus pada upaya pencegahan penyakit
5. Perilaku sehat
Semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan
mencegah/melindungi diri dari penyakit/masalah kesehatan, peningkatan
kesehatan dan mencari penyembuhan bila sakit atau terkena masalah kesehatan
DEFENISI MASALAH
1. Apa saja visi dan misi puskesmas?
2. Siapa saja yang termasuk tenaga kesehatan?
3. Apa tujuan dan fungsi puskesmas? dan asas
4. Apa upaya pokok dan azas penyelenggaraan puskesmas?
5. Bagaimanan managemen puskesmas?
6. Bagaimana ruang lingkup kedokteran komunitas?
7. Bagaimana konsep dari kedokteran komunitas?
8. Apa saja sasaran kedokteran komunitas?
9. Apa saja strategi dan macam kegitan kedokteran komunitas?
10. Apa tujuan dan manfaat kedokteran komunitas?
11. Apa visi dan misi promosi kesehatan?
12. Apa tujuan dan manfaat promosi kesehatan?
13. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan?
14. Apa saja upaya untuk meningkatkan taraf hidup sehat?
15. Jelaskan teori perilaku menurut lawrence green?
16. Apa saja teori perilaku selain lawrence green?
17. Apa saja 7 pilar kesehatan masyarakat?
18. Aspek apa saja dari 7 pilar kesmas yang dikerjakan dr. Nani?
19. Jelaskan mengenai penyakit berbasis lingkungan!
20. Jelaskan mengenari perubahan perilaku?
21. Jelaskan macam-macam tingkat preventif?
ANALISIS MASALAH
1. Apa saja visi dan misi puskesmas?
Jawab:
Visi
Terwujudnya kecamatan sehat untuk indonesia sehat.
Indikatorkecamatansehat :
1. Lingkungansehat
2. Perilakusehat
3. Cakupanpeayanan yang bermutu
4. Derajatkesehatanpemdudukkecamatan
Misi
1. Menggerakkan pembangunanberwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayahkerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemeratan dan keterjangkauan
pelayanankesehatanpuskesmas.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,keluarga,
masyarakat dan lingkungan.
2. Siapa saja yang termasuk tenaga kesehatan?
Jawab:
Tenagakesehatanadalahsetiap orang yang
mengabdikandiridalambidangkesehatansertamemilikipengetahuandan/atauketerampi
lanmelaluipendidikan di bidangkesehatan yang
untukjenintertentumemerlukankewenanganuntukmelakukanupayakesehatan.
Tenagakesehatan yang diaturdalampasal 2 ayat(2) samapaidenganayat (8)
PeraturanPemerintahNomor 32 Tahun 1996, tenagakesehatanterdiridari.
a. Tenaga medis : Dokterdandoktergigi
b. Tenaga keperwatan: perawatdanbidan
c. Tenaga kefarmasian: apoteker, analisisfarmasidansistenapoteker.
d. Tenaga kesehatan masyarakat: epidemiologikesehatan,
entemologkesehatan, mikrobiologikesehatan, penyuluhkesehatan,
administrator kesehatandan sanitarian.
e. Tenaga gizi : Nutrisionisdandietisien.
f. Tenaga keterapian fisik: fisioterapis, okupasiterapis,
g. Terapis wicara
h. Tenaga teknisis medis : radiografer, radioterapis, teknisigigi,
teknisielektromedis, analiskesehatan, dll.
3. Apa tujuan dan fungsi puskesmas?
Jawab:
Tujuan:
Tercapainya tujuan
pembangunankesehatannasionalyaitumeningkatkankesadaran, kemauan,
dankemampuanhidupsehatbagisetiap orang agar terwujudderajatkesehatan yang
setinggitingginya.
Fungsi:
a. Pusatpenggerakpembangunanberwawasankesehatan.
b. Pusatpemberdayaanmasyarakat .
c. Pusatpelayanankesehatan strata pertama,
meliputiupayakedehatanperorangan / ukpdanupayakesehatanmasyarakat
/ukm
4. Apa upaya pokok dan azas penyelenggaraan puskesmas?
Jawab:
Upaya Pokok
1. UpayaKesehatanWajib
a. UpayaPromosiKesehatan
b. UpayaKesehatanLingkungan
c. UpayaKesehatanIbu, Anak KB
d. UpayaPerbaikanGiziMasyarakat
e. UpayaPencegahan, PemberantasanPenyakitMenular
f. UpayaPengobatan.
2. UpayaKesehatanPengembangan
a. UpayaKesehatanSekolah
b. UpayaKesehatanOlahraga
c. UpayaKesehatanKerja
d. UpayaPerawatanKesehatanMasyarakat
e. UpayaKesehatan Gigi danMulut
f. UpayaKesehatanJiwa
g. UpayaKesehatan Mata
h. UpayaKesehatanUsiaLanjut
i. UpayaPembinaanPengobatanTradisional
Azas Penyelenggaraan
a. AzasPertanggungjawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah penanggungjawab
wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
• Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
• Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya.
• Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
• Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.
b. AzasPemberdayaanMasyarakat
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
Upaya Kesehatan ibu dan anak :
- Posyandu
- Polindes
- Bina keluarga balita (BKB)
Upaya pengobatan :
- Posyandu
- Pos Obat Desa (POD)
Upaya Perbaikan gizi :
- Posyandu
- Panti pemulihan gizi
- Keluarga sadar gizi (kadarzi)
Upaya kesehatan sekolah :
- Dokter kecil
- Penyertaan guru dan orangtua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH)
- Pos kesehatan pesantren (poskestren)
Upaya kesehatan lingkungan Kelompok Pemakai Air (Pokmair), desa
percontohan kesehatan lingkungan (DPKL)
Upaya kesehatan Usia Lanjut :
- Posyandu Usila
- Panti wreda
Upaya kesehatan jiwa :
- Posyandu
- Tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM)
Upaya pembinaan pengobatan tradisional :
- Taman obat keluarga (TOGA),
- Pembinaan pengobatan tradisional (battra).
Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif)
- Dana sehat
- Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)
- Mobilisasi dan keagamaan
c. AzasRujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secar
horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai
dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada dua
macam rujukan yang dikenal yakni :
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (misal
operasi) dan lain-lain.
- Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lengkap.
- Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan ataupun
menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan
bencana. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman, alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
- Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
- Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Usaha
Kesehatan sekolah, Usaha kesehatan Kerja, Usaha kesehatan Jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
5. Bagaimanan managemen puskesmas?
Jawab:
Menagemenpuskesmasyaitudigambarkansebagaisuaturangkaiankegiatan yang
bekerjasecarasinergiksehinggamenghasilkankeluaran yang efisiendanefektif.
a. Perencanaanpuskesmas
Arahperencanaanpuskesmasyaitumewujudkankecamatan yang sehat . 3
langkahdalampenyusunanperencanaanyaitu:
1. Identifikasikondisimasalahkesehatanmasyarakatdanlingkungansertafasilita
spelayanankesehatantentangcakupandanmutupelayanan.
2. Indentifikasipotensi SDM dan provider
3. Menetapkankegiatan-kegiatanuntukmenyelesaikanmasalah.
b. Pengawasan
c. Pengendalian
d. Pelaksanaan
e. Pertanggungjawaban
6. Bagaimana ruang lingkup kedokteran komunitas?
Jawab:
a. IndividudalamEkosistem
• Bagian yang takterpisahkandarilingkungan&komunitasnya
• Pemahamanmanusiaseutuhnya(Bio-Psiko-Sosial& Spiritual)
b. Host- Agent-Environment
• Manusia = Host = Penjamu
• Penyebabspesifik = Agent
• Lingkungan = Environment
c. Tingkat UpayaKesehatan
• Promotif
• Preventif
• Protektif
• Kuratif
• Rehabilitatif
d. KomponenAdministrasi/Manajemen
• Pengorganisasian
• Penggerakan/Pelaksanaan
• Evaluasi
e. Ilmu pendukung
• Statistik
• Epidemiologi
• Ilmu-ilmu Perilaku (Behavioral Sciences)
7. Bagaimana konsep dari kedokteran komunitas?
Jawab:
a. Penyakit sebagai proses penyebab ganda
b. Keananekaragaman biologis
c. 5 tingkat pencegahan
d. Peran serta masyarakat
e. Prioritas
8. Apa saja sasaran kedokteran komunitas?
Jawab:
Individu, anggota keluarga, masyarakat dalam ruang lingkup terbatas.
9. Apa saja strategi dan macam kegitan kedokteran komunitas?
Jawab:
a. Melakukan ” Community Diagnosis ”.
b. Memberikan tindakan pencegahan dan pengobatan yang ditujuakan pada perorangan, keluarga atau anggota masyarakat terbaas.
10. Apa tujuan dan manfaat kedokteran komunitas?
Jawab:
Meningkatkanderajatkesehatanperorangan(individu),
kesehatankeluargadankesehatanmasyarakatterbatas.
11. Apa visi dan misi promosi kesehatan?
Jawab:
Visi
Meningkatkankemampuanmasyarakatuntukmemeliharadanmeningkatkanderajatke
sehatanmasyarakatbaik, fisik, mental dan social
sehinggaproduktifsecaraekonomidan social.
Misi
1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di
berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan
upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut
mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang perlu didukung
melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalani kemitraan dengan berbagai program dan
sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-
program kesehatan perlu kerja sama dengan program lain dilingkungan
kesehatan, maupun disektor lain yang terkait. Oleh sebab itu dalam
mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini, peran pendidikan/promosi
kesehatn kesehatan diperlukan.
3. Memampukan (enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara
mandiri. Hal ini berarti masyarakat diberikan kemampuan-kemampuan atau
keterampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan termasuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya; pendidikan dan pelatihan
dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, beternak,
bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam rangka
meningkatkan pendapatan keluarga (income generating). Selanjutnya dengan
ekonomi keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan
dan peningkatan kesehata keluarga juga meningkat.
12. Apa tujuan dan manfaat promosi kesehatan?
Jawab:
Tujuan promosikesehatan
• Perubahanperilakuindividu, organisasimasyarakat
• Perubahansikap,Praktekkesehatan.
• Memperbaikilingkungan
ManfaatPromosikesehatan
• Untukmeningkatkankesadaradanpengetahuanmasyarakatdanpentingnyakesehat
an.
• Untukmembawaperubahan yang
lebihbaikdalammasyarakatdanlingkunganterhadapkesehatan.
• Untukmeningkatkankemampuanmasyarakatdalammemeliharadanmeningkatka
nderajatkesehatanbaikdarisegifisik, mental dan social
sehinggaproduktifekonomidan social.
13. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan?
Jawab:
RuangLingkup
1. Aspekpromotifpada orang sehatseperti :
Promosi kesehatan pada aspek promotif adalah sekelompok orang sehat. Selama
ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya kesehatan
masyarakat. Padahal kelompok otang yang sehat disuatu komun itas berkisar
antara 80-85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak bisa dibina kesehatannya
maka jumlah ini akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada
kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih menigkat
lagi. Derajat kesehatan adalah dinamis, oleh sebab itu meskipun seseorang telah
dalam kondisi sehat tetapi perlu ditingkatkan dan dibina lagi kesehatannya
2. Aspekpencegahan/penyembuhan :
a. Pencegahantingkat pertama (primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan aspek ini adalh kelompok masyarakat yang
berisoko tinggi (high risk), misalnya: kelompok ibu hamil dan menyusui, para
perokok, obesitas (orang-orang yang kegemukan), para pekerja seks (wanita
atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok
ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
b. Pencegahantingkat kedua (secondary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit
kronis, misalnya: asma, diabetes melitus, tuberkulosis, rematik, tekanan darah
tinggi, dan sebagainya. Tujuannya upaya promosi kesehatan pada kelompok
ini adalah agar penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
c. Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru
sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera
pulih kembali kesehatannya. Dengan perkataan lain menolong para penderita
yang baru sembuh dari penyakit ini agar tidak menjadi cacat atau mengurangi
kecacatan seminimal mungkin (rehabilitasi).
14. Apa saja upaya untuk meningkatkan taraf hidup sehat?
Jawab:
• Makanandengan menu seimbang
• Kegiatanfisiksecarateraturdancukup
• Tidakmerokok, minumankerasdannarkoba
• Istirahat yang cukup
• Pengendalianataumenagemen stress
• Perilakuataugayahidupsehat.
15. Jelaskan teori perilaku menurut lawrence green?
Jawab;
Lowrence Green (1980)
Perilakudipengaruhi 3 faktorutamasebagai berikut:
1. FaktorPredisposisi (predisposing factor)
Mencakup :Pengetahun; sikap;Kepercayaan, tingkatpendidikan, tingkat social,
Ekonomi.
2. Faktorpemungkin (Enabling factor)
Mencakup,tersedianyasaranadanprasaranaatau
fasilitaskesehatanbagimasyarakatmisalnya:Airbersih,tempatpembuangansampah ,
tempatpembuangantinja. Polindes ,posobatdesa,dokterataubidan.
3. Faktorpenguat (Reinforcing factor)
MeliputifaktorsikapdanperilakutokohMasyarakat,tokoh agama
danpetugaskesehatanUndang – undang, peraturan-peraturan.
16. Apa saja teori perilaku selain lawrence green?
Jawab:
Teori Snehandu B.Kar
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku
itu merupakan fungsi dari:
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan perawatan
kesehatannya (behavior intention)
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (Social Support)
c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accessebility of information)
d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau
keputusan (personal autonomy)
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau todak bertindak (acton
situation)
Teori WHO
Tim kerja dari WHO menganalisi bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok.
Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap
objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan).
a. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa apa itu panas adalah setelah
memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena pai atau terasa panas. Seorang
ibu akan mengiminisasikan anaknya setelah anak tetangganya kena penyakit polio
sehingga cacat, karena anak tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima kepercaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak
kesulitan waktu melahirkan.
c. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.
Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu
tindakan nyata. Hal ini desebabkan oleh beberapa alasan. Antara lain:
- Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung dari situasi saat itu.
- Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
pengalaman orang lain.
- Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan kepada banyak
atau sedikitnya pengalamn seseorang.
- Nilai (value)
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh
orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,
maka apa yang akan ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
e. Sumber-sumber daya (resouces)
Sumber daya ini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya.
Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.
Pengaruh sumber-sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun
negatif.
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam
suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama
sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu
berubah, baik lambat ataupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.
Kebudayaan atau pola hidup masyarakat disini merupakan kombinasi dari semua
yang telah yang telah disebutkan diatas. Perilaku yang normal adalah salah satu
aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang
dalam terhadap perilaku ini.
17. Apa saja 7 pilar kesehatan masyarakat?
Jawab:
7 pilar kesehatan masyarakat yakni :
1. Manajemen Kesehatan.
Banyak ahli yang mebuat batasan tentang manajemen antara lin :
a. Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang lain. (Robert D.Terry)
b. Manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan
diselenggarakan dan diawasi.(Encylopedia of social sciences)
c. Manajemen adalah membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang
laindan fungsi-fungsinyadapat dipecah sekurang-kurangnya du tanggung
jawab utama, yakni perencanaan dan pengawasan.
d. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang yang lebih
untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatn orang lain guna mencapai hasil
tujuan yang tidak dapat dicaapai oleh hanya satu orang saja.(Evancevich,
1989)
Fungsi-fungsi manajemen menurut garis besarnya yaitu :
a. Perencanaan.
Perencanaan merupakan proses dimulai dari identifikasi masalah, penentuan
prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi
(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi.
a. Pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah mengatur personel atau staf yanga ada dalam suatu
institusi agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana dapat
berjalan dnegan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai.
b. Penyusunan personalia.
c. Penggordinasian.
d. Penyusunan anggaran.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
Secara umum arti statistik dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
a. Arti sempit:
Merupakam data ringkasan berbentuk angka, misalnya:Jumlah karyawan
BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta KB yang aktif
didesa/kelurahan, dan lain-lain.
b. Arti luas:
Merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan analisa sata termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan
memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas.
Statistik menurut definisi dibagi menjadi dua bagian atau sub kategori yakni :
a. Descriptive Statistic.
Adalah penggunaan statistik untuk tujuan menggambarkan sesuatu yang
spesifik saja dan tidak memikirkan mengimplikasi atau kesimpulan yang
mewakili sesuatu yang besar dan umum.Cara penyajiannya dapat
berbentuk grafik dan tabel-tabel.
b. Inferencial Statistic.
Adalah suatu cara penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data
yang sedang diteliti dan hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi.
Peran statistik adalah :
Statistik sebagai bahan perencanaan.
Statistik sebagai bahan monitoring.
Statistik seabagi bahan evaluasi.
3. Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagain studi tentang epidemi yang
mencakup tentang penyakit menular,penyakit-penyakit non infeksi,
penyebaran penyakit pada manusia dalam konteks lingkungannya, dan pola-
pola penyakit serta pencarian determina-determinan penyakit tersebut.
Dalam batasan epidemiologi sekurang-kurangnya mencakup tiga elemen
yakni:
a. Mencakup semua penyakit.
b. Populasi.
c. Pendekatan ekologis.
Didalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu direnungkan
yakni :
a. Siapa (who).Siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit atau
orang yang terkena penyakit.
b. Dimana (where).Dimana penyebaran atau terjadinya penyakit.
c. Kapan (when).Kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.
Kegunaan epidemiologi , khususnya dalam konteks kesehatan dan keluarga
berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode pendekatan.Kegunaan
lain, khusunya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi
seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan
perhitungan-perhitungan; prevalensi, kasus baru case quality rate dan
sebagainya.
Di dalam epidemiologi terdapat dua tipe pokok pendekatan yaitu :
a. Epidemiologi deksriptif.
Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari, bagaimana frekuensi penyakit
berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri
dari orang (person), tempat(place), dan waktu (time).
b. Epidemiologi analitik.
Pendekatan pada studi ini dipergunakan untuk menguji data dan
informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada dua studi epidemiologi ini yaitu :
Studi riwayat kasus.
Studi kohort.
c. Epidemiologi eksperimen.
Studi ini dilakukan dengan mengaakan eksperimen (percobaan) kepada
kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol
(yang tidak dikenakan percobaan).Contoh : untuk menguji keampuhan
suatu vaksin, dapat diambil kelompok anak kemudian diberikan vaksin
tersebut.Sementara diambil pula sebagai kontrol yang hanya diberikan
placebo.
Pengukuran dalam epidemiologi adalah :
a. Incidence rate.
yakni jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode
waktu tertentu.Rumusnya :
Jumlahkasus baru suatu penyakit selama periode tertentuPopulasi yang mempunyai risiko
× 1.000
b. Attack rate.
Attack rate ═ Jumlah kasus selama epidemi
Populasi yang mempunyai risiko−risiko × 1.000
c. Prevalence rate.
Yakni mengukur jumlah orang di kalangan penduduk tertentu yang
menderita suatu penyakit pada satu titik tertentu.Rumusnya :
Jumlahkasus−kasus penyakit yang ada pada suatutitik waktuJumlah penduduk seluruhnya
× 1.000
d. Period prevalence.
Terbentuk dari prevalence pada suau titik waktu ditambah kasus-kasus baru
(incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selam periode observasi.
Rumusnya :
Jumlahkasus penyakit yangselama periodePenduduk rata−rata dari periode tesebut
(' mid period population' )×1.000
e. Crude Death Rate (CDR).
Rumusnya:
CDR ═
Jumlahkematian di kalan gan pendudukdi suatu daerah dalam satu tahunJumlah penduduk rata−rata ¿
¿¿
f. Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)
Rumusnya :
Jumlahkematian antaraumur ….−... tahundi suatu daerah dalam waktusatu tahun
Jumlah penduduk berumur antara…−... tahunpada daerah dantahun yangsama
× 1.000
g. Cause Disease Spesific Death Rate
Rumusnya :
Jumlah kematiankarena …disatu daerahdalam waktu satutahun
Jumlah penduduk rata−rata ( pertengahan tahun )pada daerahdan tahun yang sama
×1.000
Dalam menentukan timbulnya suatu pemyakit, maka dibuatlah suatu model-
model yang akan menjadi dasar timbunya suatu penyakit.Tiga model epidemiologi
yang sering dipakai yakni :
a. Segitiga epidemiologi.
b. Jaring-jaring sebab-akibat.
c. Roda.
4. Kesehatan Kerja.
Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja
(perusahaan,pabrik,kantor dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dalam kesehatan
kerja adaalah masyarakt pekerjaan dan masyarakat di sekitar perusahaan
tersebut.Upaya pokok dari kesehatan kerja adalah pencegahan kecelakaan akibat
kerja.
Tujuan utama kesehatan kerja adalah :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
d. Pemberantassan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
bekerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahya-
bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk-produk perusahaan.
Perbandingan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Massyarakt.
Kesehatan kerja Kesehatan masyarakat
Sasaran utama : masyarakat kerja
Pendekatan : pada golongankaryawan
yang mudah didekati
Pemeriksaan kesehatan : sebelum
bekerja dan periodik
Yang dihadapi adalah lingkungan kerja.
Tujuan utama peningkatan
produktivitas.
Biaya : oleh perusahaan dan tenaga
kerja.
Sasaran utama : masyarakat umum
Pendekatan : masyarakat yang kurang
mudah dicapai.
Pemeriksaan kesehatan : sulit secara
periodik.
Yang dihadapi lingkungan umum.
Tujuan utama kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
Biaya : pemerintah, dan partisipasi
masyarakat.
Determinan kesehatan kerja mecakup tiga faktor utama yakni :
a. Beban kerja.
b. Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja.
c. Kemampuan kerja.
5. Kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga pengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimal pula.Ruang lingkup kesehatan lingkupan tersebut adalah : perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya.
6. Gizi masyarkat.
Berkaitan dengan gangguan gizi pada masyarakat oleh sebab itu sifat dari gizi
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan dan peningkatan.
Penyakit-penyakit yang sering menjadi masalah dalam masyarakat yakni :
a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
b. Penyakit Kegemukan (Obesitas)
c. Anemia (Penyakit Kurang Darah)
d. Zerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
e. Penyakit Gondok Endemik
Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang
palingmudah menderita gangguan kesehatan atau rentan kekurangan
gizi.Kelompok-kelompok rentan gizi itu terdiri dari :
a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.
b. Kelompok di bawah lima tahun (balita) 1-5 tahun.
c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.
d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.
f. Kelompok usia lanjut dan lansia.
Mengacu pada standar Harvard, pengukuran gizi masyarakat dibagi sebagai
berikut :
a. Berat badan per umur.
b. Tinggi badan menurut umur.
c. Berat badan menurut tinggi.
d. Lingkar lengan atas menurut umur.
e. Indeks Massa Tubuh (IMT)
7. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Lawrence green menyatakan ada tiga faktor pokok yang mempengaruhi perilaku
yakni faktor presdiposisi, faktor yang mendukung dan faktor yang memperkuat
Oleh sebab itu, pendidikan ksehatan sebagai upaya intervensi perilaku yang harus
dairahkan pada ketiga faktor tersebut.Pendidikan kesehatan adalah penerapan
konsep pendidikan dalam bidang kesehtana.
Pada dasa warsa 1980-an terjadi pergeseran terminologi pendidikan kesehatn ke
promosi kesehatan.Perbedaan pendidikan kesehatn dan promosi kesehatna itu
hanya pada penekanan saja.Jika pendidikan kesehatan dengan faktor presdiposisi
perilaku dengan pemberian informasi, peningkatan pengethuan dan
sikap.Sementara promosi kesehatan tidak hanya pada faktor presdiposisi saja
tetapi juga terhadap faktor pemungkin (enabling) dan penguat (reinforcing).
Dari dimensi sasarannya pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok
besar yakni :
a. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.
b. Pendidikan kesehatan kelompok, dengan sasaran kelompok.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas.
Mata ajaran-ajaran dari pendidikan kesehatan yakni :
1. Komunikasi.
2. Dinamika kelompok.
3. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat (PPM)
4. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
5. Pemasaran sosial (social marketing)
6. Pengebangan organisasi.
7. Pendidikan dan pelatihan (diklat)
8. Pengembangan media (teknologi pendidikan kesehatan)
9. Perencanaan dan evaluasi pendidikan kesehatn.
10. Antropologi kesehatan.
11. Sosiologi kesehatan.
12. Psikologi.
13. Perilaku kesehatn.
Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan.
Perilaku kesehatan itu mencakup :
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaiamana
seseorang merespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan
mempersepsi rasa sakit pada dirinya maupun aktif/tindakan) yang
dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan yaknirespon seseorang
terhadap pelayanan kesehatan baik atau modern maupun tradisional.
c. Perilaku kesehatan dengan makanan adalah respon seseorang terhadap
makanan sebagi kebutuhan vital bagi kehidupan.
d. Perilaku kesehatan terhadap lingkungan.respon seseorang terhadap
lingkungan sebagai determinan kesehatan.
18. Aspek apa saja dari 7 pilar kesmas yang dikerjakan dr. Nani?
Jawab:
• Kesehatan ligkungan
• Gizi masyarakat
• Promosi kesehatan dan ilmu perilaku
19. Jelaskan mengenai penyakit berbasis lingkungan!
Jawab:
Adalahkondisipatologisberupakelainanfungsiataumorfologisuatu organ tubuh
yang disebabkanolehinteraksimanusia
20. Jelaskan mengenari perubahan perilaku?
Jawab:
Teori Perubahan Perilaku
a. Teori Stimulus organisme (S-O-R)
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
ornisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources), misalnya
kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara, sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa prubahan perilaku pada hakikatnya
adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut
menggambarkan proses belajar pada individu dan stimulus tersebut efektif.
a. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini.
Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari
individu dan stimulus tersebut efektif.
b. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima)
maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan
perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini faktor
reinforcement memegang peranan penting.
b. Teori “Dissonance” : Festinger
• Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil.
• Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang
tersebut akan terjadi ketidakseimbangan (dissonance).
• Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan
melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru, dan akhirnya kembali
terjadi keseimbangan.
c. Teori Fungsi: Katz
• Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu,
stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
• Prinsip teori fungsi:
1) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan
subyek)
2) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan
3) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons
terhadap gejala sosial)
4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi
(marah, senang).
d. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
• Perilaku merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving
forces)dan kekuatan penahan (restraining forces).
• Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan tersebut.
Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
1) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.
2) Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
3) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
21. Jelaskan macam-macam tingkat preventif?
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS
Dr. Nanisebagaidokterkepalapuskesmas di daerahterpencil di
kabupatentanjungjabungtimurmenerapkanpebekalan yang diadapatkan di
pelatihanmengenaiupayapreventifuntukpeningkatanderajatkesehatan,
perilakusehatdanpenerapankedokterankomunitasdanpuskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Nani (dokter PTT)
Tingkatan preventif
Puskesmas:
Visi dan misi Tujuan dan fungsi Azas dan upaya Ruang lingkup Manajemen
Kedokteran Komunitas:
Strategi Ruang lingkup Sasaran Konsep dasar Prinsip pencegahan
penyakit
Promosi Kesehatan:
Tujuan dan strategi Visi dan misi Sasaran dan ruang
lingkup Bentuk dan tempat
Perilaku Kesehatan:
Model/ bentuk Faktor yang
mempengaruhi Strategi perubahan
1. Agius, R Seaton (2009). Practical Public Health. http//practical.public.health.com.
diakses 22 juni 2014.
2. Departemen kesehatan republic Indonesia tahun 2007. Keputusan Menteri Kesehatan
Republic Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat. 2007. Hal 3-19.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan. 2007.
4. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. Petunjuk
Teknis Jaminan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Dan Jaringannya Tahun 2009. Hal
3-26.
5. Muninjaya. A. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. 2008
6. Murti Bhisma. Kedokteran Komunitas. http//community.medicine.org. diakses 22 juni
2014.
7. Notoadmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. 2007..
8. Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
9. Yuniar, Tanti. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media Mulia.
2004.