QA B6 (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

LAPORAN PROGRAM JAMINAN MUTUProgram Tanggap Darurat Kebakaran di Klinik Pertamedika Deli 2013

Kelompok B6Amalia Nur Pratiwi0806323725Hakimah Dharwisyah Ramli0706303590Mahrani 0806324135Mohammad Saddam0806324186Vera Citra Setiawan Hoei0706302700Yogi Ismail Gani0806324614Pembimbing:drg.Agus Sugiharto, MARS

Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaDepartemen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK)Juni 2013

i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITASKami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan ini dan seluruh referensi yang dikutip dan/atau dituliskan telah dicantumkan tanpa adanya plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia.Bila di kemudian hari ditemukan tindakan plagiarisme, Kami akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang diberikan oleh Universitas Indonesia sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.Kelompok B6 IKK FKUI 2012/2013

Amalia Nur Pratiwi, S.Ked

Hakimah Dharwisyah Ramli, S.Ked

Mahrani, S.Ked

Mohamad Saddam A, S.Ked

Vera Citra Setiawan H, S.Ked

Yogi Ismail Gani, S.Ked

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Makalah Laporan Program Jaminan Mutu ini telah diperiksa dan disetujui oleh

drg.Agus Sugiharto, MARSPembimbing

DAFTAR ISIHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITASiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGiiDAFTAR ISIiiiDAFTAR GAMBARvDAFTAR TABELviBAB I PENDAHULUAN11.1.Latar Belakang11.2.Rumusan Masalah21.3.Tujuan21.3.1.Tujuan Umum21.3.2.Tujuan Khusus21.4.Manfaat21.4.1.Manfaat Bagi Penulis21.4.2.Manfaat Bagi Klinik21.4.3.Manfaat Bagi Komunitas2BAB II TINJAUAN PUSTAKA32.1.Profil Klinik Pertamedika Deli32.2.Penanggulangan Bencana5BAB III SIKLUS PEMECAHAN MASALAH93.1.Identifikasi Masalah93.2.Penentuan Prioritas Masalah93.3.Analisis Masalah93.4.Perencenaan Solusi163.4.1.Membuat SOP Tanggap Darurat Kebakaran163.4.2.Membuat Poster Tata Cara Tanggap Darurat Kebakaran173.4.3.Mengadakan Pelatihan Tanggap Darurat Kebakaran Bagi Pegawai Dan Staf Medik173.5.Implementasi Solusi203.5.1.Persiapan203.5.2.Pelaksanaan Intervensi213.5.3.Evaluasi dan Hasil Intervensi23BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN284.1.Kesimpulan284.2.Saran28BAB V DAFTAR PUSTAKA29LAMPIRAN I: CHECKLIST SARANA/PRASARANA30LAMPIRAN II: SOP TANGGAP DARURAT KEBAKARAN32LAMPIRAN III: POSTER-POSTER36

DAFTAR GAMBARGambar 1. Tampak Depan Klinik Pertamedika Deli3Gambar 2. Tampak Samping Klinik Pertamedika Deli4Gambar 3. Denah Klinik Pertamedika Deli4Gambar 4. Diagram Tulang Ikan10Gambar 5. Pemasangan Poster Langkah-langkah Tanggap Darurat Kebakaran (RACE)22Gambar 6. Pemasangan Panah Arah Evakuasi22Gambar 7. Poster RACE, Denah Evakuasi & Panah Arah Evakuasi23Gambar 8. APAR & Poster Cara Menggunakan APAR23Gambar 9. Poster Langkah-langkah Tanggap Darurat Kebakaran (RACE)36Gambar 10. Poster "Cara Menggunakan APAR"37Gambar 11. Denah Evakuasi38Gambar 12. Panah Arah Evakuasi38

DAFTAR TABELTabel 1. Alat Pemadam Api Ringan Disyaratkan (Dikutip dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008)6Tabel 2. Penentuan Penyebab Masalah Dengan Teknik Kriteria Matriks12Tabel 3. Alternatif Solusi18Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Evaluasi24

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangJaminan mutu layanan kesehatan merupakan upaya-upaya yang sistematis dan berkelanjutan dalam hal memantau, mengukur dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ada. Keberhasilan jaminan mutu dapat dinilai dari perspektif pasien dan juga pemberi layanan kesehatan itu sendiri.1Program jaminan mutu sudah dilakukan di Klinik Pertamedika Deli sejak beberapa tahun sebelumnya untuk mendukung Keputusan Menteri Kesehatan No. 288 tahun 1992 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar.2 Program jaminan mutu yang dilaksanakan secara konsisten di klinik ini menjadikan mutu pelayanan kesehatan di klinik ini semakin meningkat.Program jaminan mutu kali ini memilih program tanggap darurat kebakaran sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Klinik Pertamedika Deli.Di Jakarta, terdapat kira-kira 800 kasus kebakaran dilaporkan setiap tahun. Menurut laporan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta tahun 2009, sebanyak 31 korban tewas dan 35 korban luka akibat kebakaran kerugian mencapai 253 milyar rupiah. Dibandingkan dengan tempat-tempat lain, rumah sakit merupakan salah satu tempat dengan risiko bencana kebakaran peringkat tertinggi.3Klinik Pertamedika Deli tergolong sebagai tempat yang beresiko tinggi kebakaran karena lokasinya yang sangat berdekatan dengan tangki minyak setinggi kira-kira lima meter. Jika terjadi kebakaran, dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Program tanggap darurat kebakaran diusulkan untuk meningkatkan jaminan mutu di klinik ini. Isi dari program tersebut antara lain jalur evakuasi, alat pemadam kebakaran, titik berkumpul dan daftar periksa alat rutin.

1.2. Rumusan MasalahApakah Klinik Pertamedika Deli mempunyai Standard Operating Procedure (SOP) tentang tanggap darurat kebakaran?1.3. TujuanTujuan UmumMeningkatkan jaminan mutu layanan kesehatan di Klinik Pertamedika Deli Tujuan Khusus Menjamin keselamatan pasien dan petugas klinik di seluruh area klinik Memberi kenyamanan kepada pasien serta petugas klinik pada seluruh area klinik Mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien dan petugas kesehatan Mempersiapkan petugas kesehatan untuk menghadapi kemungkinan terjadi bencana kebakaran di klinik Meminimalisir kerugian klinik akibat bencana kebakaran Mendeteksi kebakaran secara dini untuk mencegah dampak buruk yang lebih besar1.4. ManfaatManfaat Bagi Penulis Mempelajari tentang pelaksanaan program jaminan mutu Mempelajari kekurangan dan kebaikan dari pelayanan kesehatanManfaat Bagi Klinik Efisiensi dan efektifitas mutu pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan Menghindar dari masalah atau tuntutan hukumManfaat Bagi Komunitas Mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik yang diselenggarakan sesuai standar Penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan Menjamin keselamatan pasien selama di area klinikBAB IITINJAUAN PUSTAKA2. 2.1. Profil Klinik Pertamedika DeliPertamedika atau PT. Pertamina Bina Medika merupakan anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang kesehatan. Hingga kini telah tersebar 14 rumah sakit di seluruh Indonesia meliputi daerah Jakarta, Balikpapan, Cirebon, Prabumulih, Tanjung, Tarakan, Sorong, Pangkalan Brandan, Badak, Plaju, Rantau dan Sentul. Di setiap pusat kesehatan telah tersedia berbagai fasilitas yang didukung oleh tenaga medis antara lainnya dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Sebagai salah satu jaringan layanan kesehatan swasta yang berpengalaman, Pertamedika menjalin kerjasama dengan sekitar 80% perusahaan asuransi di Indonesia.4Selain memiliki rumah sakit yang tersebar di beberapa daerah, Pertamedika juga memiliki 18 klinik di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang dikenal sebagai Pertamedika Medical Center (PMC) atau sekarang dikenal sebagai Klinik RSPJ. Klinik-klinik ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti tenaga dokter umum, dokter gigi, apotik, laboratorium, rontgen, emergensi dan ambulan.

Gambar 1. Tampak Depan Klinik Pertamedika Deli

Gambar 2. Tampak Samping Klinik Pertamedika Deli

Gambar 3. Denah Klinik Pertamedika Deli

Klinik Pertamedika Deli berada di Jl. Deli No.22 Koja, Jakarta Utara. Fasilitas yang terdapat disini termasuk poliklinik umum, poliklinik gigi, apotik, laboratorium, rontgen, emergensi dan ambulan.Kedokteran keluarga meliputi pelayanan promotif, preventif dan kuratif merupakan basis Klinik RSPJ Deli.2.2. Penanggulangan BencanaTanggap darurat bencana merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secepat mungkin untuk menangani dampak dari bencana yang meliputi evakuasi korban serta harta benda, perlindungan serta pemulihan prasarana dan sarana.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,5 Pasal 45 Ayat 2 menyatakan bahwa tatalaksana kesiapsiagaan penanggulangan bencana dilakukan dengan memenuhi:- Uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana Pengujian sistem peringatan dini Penyediaan barang pasokan kebutuhan dasar Pelatihan berkala tentang mekanisme tanggap darurat Penyiapan lokasi sebagai titik berkumpul Penyusunan informasi serta pemutakhiran prosedur tanggap darurat Penyediaan alat-alat yang diperlukan dalam prosedur tanggap darurat5Setiap bangunan harus memiliki kesiapan terhadap ancaman kebakaran dengan melengkapi peralatan pencegahan dan penanggulangan. Persiapan penanggulangan lazimnya mendapat rekomendasi dari instansi pemadam kebakaran setempat kecuali untuk bangunan rumah tinggal yang tidak bertingkat dan bertingkat dua sederhana. Rekomendasi tersebut meliputi akses kenderaan kebakaran dan ambulans mengikuti pedoman dan ketentuan teknis yang berlaku. Dalam program penanggulangan juga harus dimasukkan rencana darurat pemadam kebakaran (fire emergency plan) serta rencana pengecekan dan penggantian sarana dan komponennya (apparatus replacement schedule) secara berkala.6Rencana operasi berisi denah gedung, lingkungan sekitar dan area berbahaya, jalur evakuasi, informasi sumber daya manusia, pembagian tanggung jawab ke semua regu yang terlibat, panduan prioritas taktik dalam penyelamatan korban serta harta benda, hubungan dengan instansi terkait dalam hal ini meliputi instansi pemadam kebakaran, kepolisian dan rumah sakit atau sarana kesehatan setempat. Rencana operasi harus diuji secara periodik dan disarankan untuk melibatkan instansi terkait agar hasil yang tercapai lebih optimal.Dalam standar operasi prosedur berisi rangkaian tindakan seperti prosedur pemberitahuan keadaan darurat, prosedur pelaksanaan pemadaman awal, prosedur penghentian operasi fasilitas, prosedur evakuasi, prosedur penyelamatan korban, prosedur penghitungan jumlah pegawai, pembuatan laporan pasca kebakaran dan rute evakuasi yang ditempatkan di lokasi strategis.7Kegiatan pemadamam pada saat terjadinya bencana kebakaran meliputi tindakan size up, locate, confine and extinguish. Size up adalah menaksir besarnya api, locate adalah mengidentiikasi sumber api, confine adalah melokalisir api dan extinguish adalah memadamkan api.Tabel 1. Alat Pemadam Api Ringan Disyaratkan (Dikutip dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008)7Pengunaan HunianDisyaratkan

Hunian perawatan kesehatan ambulatoryYa

Hunian apartemen, rumah susuniYa

Hunian pertemuaniiYa

Hunian bisnisYa

Hunian perawatan harianYa

Hunian rumah tahanan dan Lembaga permasyarakataniii, ivYa

Hunian pendidikanYa

Hunian pelayanan kesehatanYa

Hunian hotel dan asramaYa

Hunian industryYa

Hunian wisma, rumah singgahYa

Hunian perdaganganYa

Hunian dengan struktur khususYa

Hunian rumah tinggal satu dan dua keluargaTidak

Hunian perawatan dan rumah tinggalYa

Hunian gudangYa

iAPAR diizinkan untuk diletakkan pada lokasi bagian luar atau lokasi bagian dalam sehingga semua bagian dalam bangunan gedung pada jarak lintasan 23 m ke unit pemadam apiiiApabila pertemuan di luar gedung APAR tidak disyaratkaniiiAkses ke APAR harus diizinkan untuk dikunciivAPAR hanya diizinkan diletakkan dilokasi stafAlat Pemadam Api Ringan (APAR) harus tersedia pada berbagai sarana seperti yang disebut di Tabel 1. Sebelum dapat digunakan, APAR juga harus terdaftar, diberi label, diletakkan di tempat yang menyolok mata, terjangkau dan siap dipakai. Label pada APAR harus meliputi data sebagai berikut:1. Nama produk dari isi sesuai yang tercantum pada lembar data keselamatan material2. Daftar identifikasi bahan beracun dan berbahaya3. Daftar semua bahan beracun dengan konsentrasi melebihi 1 persen volume4. Daftar semua bahan kimia dengan konsentrasi melebihi 5 persen volume5. Informasi mengenai tingkat bahaya bahan tersebut sesuai dengan lembar data keselematan material6. Nama manufaktur, dealer atau agen, alamat serta nomor kontakBeberapa jenis APAR yang dilarang pemakaiannya adalah jenis-jenis sebagai berikut:1. Asam soda2. Busa kimia (tidak termasuk bahan pembentuk film/lapisan)3. Cairan yang menguap (seperti karbon tetraklorida)4. Air yang dioperasikan dalam cartridge5. Tabung tembaga atau perunggu (tidak termasuk tangki pompa) yang disambungkan dengan patri atau paku keling6. Alat pemadam karbon dioksida dengan corong metal7. Alat pemadam AFFF (cartridge kertas) jenis isi padatAPAR yang mempunyai potensi kebakaran kelas A wajib tersedia untuk proteksi bangunan gedung. Untuk proteksi tambahan, APAR kelas B, C, D atau K dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan pada setiap fasilitas tergantung dengan bahan yang berpotensi terjadi kebakaran.1. Kelas A: untuk bangunan gedung2. Kelas B: untuk kebakaran cairan mudah menyala3. Kelas C: untuk peralatan listrik bermuatan4. Kelas D: untuk kebakaran yang melibatkan logam mudah terbakar5. Kelas K: untuk kebakaran yang melibatkan media memasak (nabati atau minyak binatang dan lemak)

Bahan dasar APAR8 Bubuk kimia APAR jenis ini terbuat dari fosfat mono-amonium dan amonium sulfat. Ia merupakan media pemadam api serbaguna yang dapat digunakan untuk api kelas A, B dan C. Bahan ini juga tidak konduktif dan tidak beracun Karbon dioksida Gas ini dapat digunakan untuk kebakaran kelas B dan C. Ia dapat menyerap panas sekaligus mendinginkan. Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) Ini merupakan APAR berbentuk busa berbasis air yang mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon. Kebakaran dengan penyebab kelas A dan B dapat menggunakan APAR jenis AFFF, namun untuk kelas C pengunaan APAR ini tidak direkomendasikan karena ia bersifat konduktif. Cara pengunaan APAR dapat disingkat dengan perkataan PASS atau CARA:-1. Pull the pin/Cabut pin atau segel2. Aim the handle/Arahkan ke sumber api3. Squeeze the handle/Remas tuas4. Sweep side to side/Ratakan/Semprot menyapu ke sisi lainnya

BAB IIISIKLUS PEMECAHAN MASALAH3. 3.1. Identifikasi MasalahLangkah awal program clinical quality assurance di Klinik Pertamedika Deli adalah identifikasi masalah. Identifikasi masalah dilakukan dengan observasi dan pengamatan kegiatan pelayanan serta manajemen Pertamedika. Hasil observasi dan pengamatan lapangan dicocokan dengan SOP, dan dinilai apakah terdapat ketidaksesuaian antara hasil dengan yang diharapkan. Hasil observasi kemudian diskusikan dengan pihak klinik. Ada beberapa masalah yang didapatkan dari observasi dan pengamatan.antara lain: Tanggap darurat bencana kebakaran Pembuangan sampah medis yang belum baik Tindakan asepsis dan antisepsis yang belum terlaksana baik3.2. Penentuan Prioritas MasalahDari masalah yang teridentifikasi diatas, terdapat permintaan khusus dari pihak Klinik Pertamedika Deli untuk prioritas masalah yaitu tanggap darurat kebakaran. Alasan dari pihak Klinik Pertamedika Deli adalah karena memang belum ada metode dalam tanggap darurat kebakaran. Selain itu, Klinik Pertamedika juga pernah mengalami kecelakaan kebakaran pada sekitar bulan Maret 2013, sehingga menurut pihak Klinik Pertamedika Deli dibutuhkan suatu SOP tanggap darurat kebakaran.3.3. Analisis MasalahBerdasarkan kesepakatan yang menjadi prioritas masalah adalah tanggap darurat bencana kebakaran. Masalah tanggap darurat kebakaran ini disebabkan oleh berbagai hal yang berperan didalamnya. Untuk itu dilakukan analisis untuk mendapatkan penyebab dari masalah ini. Berbagai aspek dinilai seperti input, proses, lingkungan, serta feedback. Masing-masing aspek juga memiliki berbagai komponen yang harus dinilai. Aspek dan komponen ini kemudian disusun dalam kerangka konsep berbentuk diagram tulang ikan (lihat Gambar 4):

Berdasarkan diagram tulang ikan diatas, dapat disusun daftar penyebab masalah. Penyebab-penyebab tersebut antara lain adalah:Gambar 4. Diagram Tulang IkanTidak ada dana khusus dari Klinik Pertamedika Deli untuk mengurus pelatihan tanggap kebakaran dan pembelian APAR.

InputMoneyBelum adanya pegawai khusus tanggap bencana kebakaran

Belum adanya SOP bila terjadi bencana kebakaran pada Klinik Pertamedika Deli

ProsesManMaterialBelum ada waktu khusus bagi para pegawai atau petugas untuk melakukan pelatihan tanggap kebakaran

ImplementingSecara kualitas, pegawai belum dapat dinilai apakah mampu dalam mengatasi masalah kebakaranAwareness pimpinan Klinik Pertamedika Deli terhadap masalah tanggap kebakaran ini masih kurangPlanningMinuteLokasi klinik yang dekat dengan penyimpanan zat mudah terbakar PT. PERTAMINA

LingkunganBelum ada unit khusus pada Klinik Pertamedika Deli yang menangani bencana kebakaranProgram tanggap darurat kebakaran pada Klinik Pertamedika DeliOrganizing

1. Sumber dayaa. ManBelum adanya pegawai khusus tanggap bencana kebakaranb. MinuteBelum ada waktu khusus bagi para pegawai atau petugas untuk melakukan pelatihan tanggap kebakaran c. MoneyTidak ada dana khusus dari Klinik Pertamedika Deli untuk mengurus pelatihan tanggap kebakaran dan pembelian APAR.d. MaterialBelum adanya SOP bila terjadi bencana kebakaran pada Klinik Pertamedika Deli. 2. Prosesa. PlanningAwareness pimpinan Klinik Pertamedika Deli terhadap masalah tanggap kebakaran ini masih kurang, hal ini menyebabkan awareness petugas kesehatan setempat juga kurang.b. ImplementingSecara kualitas, pegawai belum dapat dinilai apakah mampu dalam mengatasi masalah kebakaran karena para pegawai belum pernah mendapatkan pelatihan tanggap kebakaran.c. OrganizingPada Klinik Pertamedika Deli belum terdapat suatu unit khusus yang menangani masalah kedaruratan bencana kebakaran.3. LingkunganLokasi Klinik Pertamedika Deli mempunyai risiko yang besar akan terjadinya kebakaran dan lingkungan sekitar yang merupakan tangki penyimpanan minyak dan oli PT. PERTAMINA, yang merupakan zat mudah terbakar.Setelah mencari berbagai penyebab yang melatarbelakangi permasalahan, karena penyebab masalah berasal dari sistem yang berbeda, langkah selanjutnya adalah mencari prioritas penyebab masalah. Untuk menentukan prioritas penyebab masalah kami menggunakan kriteria matrik sebagai berikut:Tabel 2. Penentuan Penyebab Masalah Dengan Teknik Kriteria MatriksNoMasalahCTRCTR

1InputManBelum adanya pegawai khusus44464

Minute Tidak ada waktu khusus melaksanakan pelatihan tanggap kebakaran44348

MoneyBelum ada dana khusus untuk pelatihan tanggap kebakaran dan penyediaan APAR43336

MaterialBelum adanya SOP tanggap bencana kebakaran545100

2ProsesPlanningPegawai klinik yang belum aware43336

ImplementingKualitas pegawai dalam menangani bencana kebakaran masih kurang33436

OrganizingTidak ada unit khusus untuk menangani bencana kebakaran33327

3LingkunganLokasi klinik dekat dengan tempat penyimpanan zat mudah terbakar PT. PERTAMINA3126

Penetapan prioritas penyebab masalah menilai 3 komponen, yakni:1.C: Contribution, merupakan poin untuk menilai kontribusi penyebab dalam terjadinya masalah2.T: Technical feasibility, kemudahan dalam hal teknis untuk mengatasi masalah3.R: Resources availability, ketersediaan sumber daya untuk mengatasi masalahMasing-masing nilai untuk setiap komponen memiliki penjelasan yang spesifik. Penjelasannya adalah sebagai berikut:1. Contribution Input: Man: diperlukan adanya pegawai yang khusus menangani keadaan darurat seperti bencana kebakaran karena akan mempermudah dalam menangani keadaan tersebut. Oleh karena itu kami memberikan poin 4 dalam hal ini. Minute: untuk menangani keadaan bencana seperti kebakaran ini, pegawai Klinik Pertamedika Deli perlu diberikan suatu pelatihan tanggap bencana agar para pegawai mengerti hal yang harus dilakukan saat bencana terjadi, sehingga diperlukan waktu khusus untuk melaksanakan pelatihan khusus tanggap darurat kebakaran. Oleh karena itu kami memberikan poin 4 dalam hal ini. Money: untuk melakukan pelatihan tanggap kebakaran ini diperlukan dana khusus dari pihak Klinik Pertamedika Deli agar jelas pendanaan kegiatan tersebut. Selain itu penyediaan APAR juga penting dalam menangani keadaan kebakaran. Oleh karena itu kami memberikan poin 4 dalam hal ini. Material: SOP tanggap kebakaran sangat diperlukan di Klinik Pertamedika Deli agar para pegawai klinik dapat membaca dan memahami apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran. Oleh karena itu kami memberikan poin 5 dalam hal ini. Proses: Planning: alasan kami memberikan poin 4 dalam hal ini karena diperlukan kesadaran dari semua pegawai klinik pertamedika deli akan pentingnya suatu tanggap darurat kebakaran sehingga jika terjadi kebakaran para pegawai dapat menangani masalah tersebut dengan baik. Implementing: alasan kami memberikan poin 3 adalah karena para pegawai Klinik Pertamedika Deli belum diberikan suatu pelatihan tanggap kebakaran sehingga kualitas pegawai dalam menangani kebakaran masih kurang. Organizing: diperlukan suatu unit khusus dalam menangani keadaan darurat seperti kebakaran sehingga pada klinik pertamedika diperlukan unit khusus untuk menangani bencana seperti kebakaran. Oleh karena itu kami memberikan poin 3 dalam hal ini. Lingkungan: Lingkungan di sekitar klinik yang merupakan tempat penyimpanan minyak dan oli yang mudah terbakar sehingga resiko akan terjadinya kebakaran cukup besar. Oleh karena itu diberikan skor 3.2. Technical feasibility Input: Man: untuk menyediakan pegawai khusus yang menangani keadaan darurat seperti kebakaran, diperlukan suatu pelatihan khusus kepada pegawai ini sehingga tidaklah mudah dalam menyediakan pegawai khusus ini. Minute: sebenarnya dalam membuat pelatihan tanggap kebakaran untuk pegawai Klinik Pertamedika Deli tidaklah sulit, tetapi mungkin karena kesibukan para pegawai klinik yang cukup padat sehingga pelatihan tanggap darurat kebakaran belum dilaksanakan. Money: diperlukan dana khusus yang tidak sedikit dalam menyelenggarakan suatu pelatihan tanggap kebakaran untuk pegawai klinik serta dalam menyediakan APAR di dalam klinik. Material: pegawai Klinik Pertamedika Deli sebenarnya dapat membuat suatu SOP tanggap kebakaran, akan tetapi karena kesibukan kerja masing-masing pegawai sehingga hal itu belum dapat dilaksanakan. Dalam membuat suatu SOP tanggap kebakaran tidaklah sulit, banyak sumber bacaan yang dapat digunakan. Proses: Planning: kesadaran pegawai klinik untuk membuat suatu tanggap darurat kebakaran seharusnya didapat dengan mudah apalagi pernah terjadi kebakaran di klinik ini pada sekitar bulan Maret 2013. Implementing: diperlukan suatu pelatihan tanggap bencana kebakaran agar pegawai klinik mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana kebakaran sehingga kualitas pegawai klinik untuk menangani kebakaran dapat sangat baik. Organizing: untuk membentuk suatu unit khusus yang menangani masalah darurat seperti kebakaran ini tidaklah mudah, selain diperlukan pelatihan khusus, dana yang dikeluarkan juga cukup besar. Lingkungan: lingkungan di sekitar Klinik Pertamedika Deli yang berupa tempat penyimpanan minyak dan oli tidak bisa diubah sehingga sangat diperlukan suatu teknik pelaksanaan tanggap bencana kebakaran pada klinik ini.3. Resources availability Input: Man: dalam menyediakan pegawai khusus ini tidaklah mudah, diperlukan suatu pelatihan khusus yang dilakukan secara benar. Akan tetapi pegawai khusus ini dapat diambil dari pegawai klinik yang ada sekarang dan diberikan pelatihan tanggap kebakaran. Minute: untuk menyediakan waktu khusus dalam penyelenggaraan pelatihan tanggap kebakaran tidaklah sulit. Akan tetapi selama ini belum dilakukan pelatihan tanggap kebakaran kepada pegawai klinik pertamedika deli. Money: dana khusus dalam membuat suatu pelatihan tanggap kebakaran untuk para pegawai klinik serta penyediaan APAR di dalam klinik tidaklah sulit karena klinik ini dalam naungan PT PERTAMINA. Material: dalam membuat suatu SOP tanggap bencana kebakaran tidaklah sulit karena banyak sumber bacaan yang dapat digunakan saat ini. Dan pada Klinik Pertamedika Deli ini belum mempunyai SOP itu. Proses: Planning: pegawai klinik pertamedika deli seharusnya sadar akan pentingnya tanggap bencana kebakaran karena risiko yang cukup besar dari dalam klinik maupun di luar klinik pertamedika deli. Implementing: kualitas pegawai klinik yang kurang dalam menangani keadaan darurat seperti kebakaran perlu diperbaiki dengan salah satu caranya adalah penyediaan SOP tanggap kebakaran dan pelatihan tanggap kebakaran. Organizing: untuk menyediakan tim khusus dalam menangani keadaan kebakaran dapat dibentuk dari pegawai klinik yang ada sekarang dan diberikan pelatihan khusus mengenai tanggap kebakaran. Lingkungan: Klinik Pertamedika Deli bertempatkan di belakang tempat penyimpanan minyak dan oli PT PERTAMINA, hal ini juga dapat dijadikan prioritas karena minyak dan oli adalah zat yang mudah terbakar, namun perusahaan minyak tersebut memiliki pengamanan ekstra ketat terhadap hasil produksinya itu, sehingga faktor lingkungan tidak terlalu menjadi prioritas masalah.

3.4. Perencenaan SolusiBerdasarkan pembahasan sebelumnya, didapatkan bahwa penyebab masalah utama tidak adanya program tanggap darurat kebakaran adalah tidak adanya SOP mengenai hal tersebut. Untuk itu, dipikirkan beberapa solusi untuk menyelesaikannya yaitu membuat SOP tanggap darurat kebakaran, membuat poster tata cara tanggap darurat kebakaran, dan mengadakan pelatihan tanggap darurat kebakaran bagi pegawai dan staf medik klinik pertamedika Deli. Masing-masing solusi tersebut direncanakan sebagai berikut :Membuat SOP Tanggap Darurat Kebakaran Tujuan: Membuat pedoman untuk tanggap darurat kebakaran Manfaat: Menjadi pedoman tertulis untuk tanggap darurat kebakaran Meningkatkan pengetahuan pegawai dan staf medik mengenai tanggap darurat kebakaran Meningkatkan kualitas keselamatan pasien jika kemudian terjadi kebakaran di klinik Pertamedika Deli Sasaran: Pegawai dan staf medis di klinik Pertamedika Deli Bentuk Kegiatan: Membuat SOP dari literatur Mencetak SOP untuk klinik Melakukan penilaian pengetahuan pegawai dan staf medis mengenai tanggap darurat kebakaran sebelum dan sesudah sosialisasi SOP Mensosialisasikan SOP dalam bentuk leaflet dan poster kepada pegawai dan staf medis Klinik Pertamedika Deli Anggaran: SOP 3 Lembar 3xRp.500 = Rp.1500 Fotocopy SOP 20xRp.200 = Rp.4000 Fotocopy kuesioner 40xRp.100 = Rp.4000 Cetak Poster SOP 6 x Rp.8.000 = Rp.60.000 Cetak Petunjuk Penggunaan APAR 6 x Rp.3000 = 18.000 Total = Rp.87.500

Membuat Poster Tata Cara Tanggap Darurat Kebakaran Tujuan: Membuat edukasi dalam bentuk tertulis mengenai tanggap darurat kebakaran Manfaat: Meningkatkan pengetahuan pegawai dan staf medik tentang tata cara tanggap darurat kebakaran yang bersifat tertulis Sasaran: Pegawai dan staf medis klinik Pertamedika Deli Bentuk Kegiatan: Membuat poster tata cara tanggap darurat kebakaran Menempel poster di beberapa sudut klinik dan ruangan Anggaran: Cetak Poster 10 x Rp.10.000 = Rp.100.000 Total = Rp.100.000

Mengadakan Pelatihan Tanggap Darurat Kebakaran Bagi Pegawai Dan Staf Medik Tujuan: Meningkatkan pengetahuan pegawai dan staf medik tentang tata cara tanggap darurat kebakaran Manfaat: Meningkatkan pengetahuan pegawai dan staf medik tentang tata cara tanggap darurat kebakaran dalam bentuk simulasi secara langsung Sasaran: pegawai dan staf medis Klinik Pertamedika Deli Bentuk Kegiatan: Mengadakan pelatihan dan simulasi langsung tanggap darurat kebakaran Anggaran: Sewa alat & tim pembicara = Rp.5.000.000 Konsumsi peserta dan pembicara 20x20.000 = Rp.400.000 Total = Rp.5.400.000Dari beberapa solusi tersebut dipilih satu solusi pemecahan masalah berdasarkan prioritas yang paling efektif, efisien, dan dapat dilakukan. Berikut adalah alternatif masalah yang dirumuskan:Tabel 3. Alternatif SolusiNo.Alternatif SolusiEfektivitasEfisiensi (C)TotalMxIxVC

M IV

1Membuat SOP tanggap darurat kebakaran555341.6

2Membuat Poster tata cara tanggap darurat kebakaran444416

3Mengadakan pelatihan tanggap darurat kebakaran bagi pegawai dan staf medis 33355.4

Keterangan:Magnitude (M) = skala atau besarnya masalah yang dapat diselesaikan;Importance (I) = pentingnya solusi;Vulnerability (V) = sensitivitas atau kecepatan solusi menyelesaikan masalah;Cost (C) = besarnya biaya yang digunakan.Setiap alternatif pemecahan masalah dinilai berdasarkan empat komponen, yaitu magnitude, importance, vulnerability, dan cost, dimana masing-masing komponen diberi penilaian 1 hingga 5, 1 adalah yang paling tidak berperan dan 5 adalah yang paling berperan. Adapun pertimbangan penetapan penilaian masing-masing komponen dari setiap alternatif masalah adalah sebagai berikut: Magnitude (M) Membuat SOP tanggap darurat kebakaran (5)Alasan: merupakan solusi yang paling dapat menyelesaikan masalah karena penyebab masalah utama adalah tidak adanya SOP. Membuat Poster tata cara tanggap darurat kebakaran (4)Alasan: merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat menyelesaikan masalah, jika SOP belum dapat dibuat, maka adanya poster mengenai tata cara tanggap darurat kebakaran dipikirkan dapat membantu menyelesaikan masalah Mengadakan pelatihan tanggap darurat kebakaran bagi pegawai dan staf medis (3)Alasan: dengan adanya pelatihan, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada pegawai dan staf medis mengenai bagaimana tanggap kebakaran yang benar, akan tetapi sifat pengetahuan tersebut tidak permanen atau dapat hilang dari ingatan. Importance (I) Membuat SOP tanggap darurat kebakaran (5)Alasan: merupakan hal yang sangat penting dalam menyelesaikan masalah tidak adanya tanggap darurat kebakaran dengan penyebab utama yaitu tidak adanya SOP Membuat Poster tata cara tanggap darurat kebakaran (4)Alasan: solusi yang juga dipikirkan penting untuk menyelesaikan masalah, akan tetapi tingkat kepentingannya masih lebih rendah dari membuat SOP Mengadakan pelatihan tanggap darurat kebakaran bagi pegawai dan staf medis (3)Alasan: pelatihan juga cukup penting untuk memberi pengetahuan awal dan dasar bagi para pegawai dan staf medis di klinik, akan tetapi sifatnya tidak permanen, sehingga pengetahuan tersebut tidak dapat digunakan untuk jangka panjang dan hanya dimiliki oleh yang mengikuti pelatihan saja, kecuali jika dibuat dalam bentuk tertulis. Selain itu, pelatihan juga dapat dilakukan dikemudian hari, dan tidak menjadi prioritas untuk dilakukan segera saat ini. Vulnerability (V) Membuat SOP tanggap darurat kebakaran (5)Alasan: Pembuatan SOP dapat dilakukan dalam waktu cepat, sehingga dipikirkan dapat dengan cepat pula menyelesaikan masalah Membuat Poster tata cara tanggap darurat kebakaran (4)Alasan: Pembuatan poster juga membutuhkan waktu yang tidak lama, akan tetapi jika dibandingkan dengan SOP, tentu butuh waktu yang lebih, karena membutuhkan design-design khusus sehingga menarik. Dengan demikian, membuat poster dipikirkan cepat menyelesaikan masalah akan tetapi masih tidak lebih cepat dibandingkan SOP. Mengadakan pelatihan tanggap darurat kebakaran bagi pegawai dan staf medis (3)Alasan: membutuhkan persiapan khusus dan waktu yang lebih lama. Cost (C) Membuat SOP tanggap darurat kebakaran (3)Alasan: membutuhkan biaya yang tidak banyak, hanya biaya print dan fotocopy untuk sosialisasi kepada petugas dan staf medik Membuat Poster tata cara tanggap darurat kebakaran (4)Alasan: membutuhkan biaya cetak yang lebih mahal dibanding biaya print dan fotocopy SOP Mengadakan pelatihan tanggap darurat kebakaran bagi pegawai dan staf medis (5)Alasan: membutuhkan biaya yang banyak seperti sewa tempat, alat, pembicara, dsb.Berdasarkan matriks diatas, setelah menghitung efektivitas dan efisiensi didapatkan satu alternatif solusidengan nilai tertinggi yaitu membuat SOP tanggap darurat kebakaran. 3.5. Implementasi SolusiBerdasarkan hasil prioritas penyelesaian masalah diatas dilakukan pelaksanaan pemecahan masalah terpilih yaitu pengadaan SOP (Standard Operational Procedure) tanggap darurat kebakaran di Klinik Pertamedika Deli, Koja, Jakarta Utara.Pengadaan SOP Tanggap Darurat Kebakaran ini terdiri dari pembuatan SOP dan sosialisasi SOP. Tahap persiapan yakni pembuatan SOP, persiapan sosialisasi, dan persiapan evaluasi dilakukan pada tanggal 20-22 Mei 2013. Tahap pelaksanaan intervensi yaitu penyerahan SOP ke pihak klinik dan pelaksanaan sosialisasi dilakukan pada tanggal 23-24 Mei 2013. Pra-intervensi dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013 dan evaluasi pasca-intervensi dilakukan pada tanggal 30 Mei 2013.PersiapanPada tahap persiapan dilakukan pembuatan Standard Operational Procedure (SOP) Tanggap Darurat Kebakaran, persiapan sosialisasi, dan persiapan evaluasi.a. Pembuatan Standard Operational Procedure (SOP) Tanggap Darurat KebakaranPembuatan SOP dilakukan berdasarkan pedoman tanggap darurat kebakaran nasional dan internasional yang disesuaikan dengan kondisi Klinik Pertamedika Deli, Koja. SOP terlebih dahulu dilaporkan kepada Pembimbing Tugas (drg. Agus Sugiharto, MARS) dan Pembimbing Lapangan (dr. Sri Sumanti) hingga mendapat persetujuan. (Draf SOP terlampir)b. Persiapan SosialisasiPersiapan sosialisasi terdiri dari penyediaan hardcopy SOP, pembuatan poster, denah evakuasi, panah arah evakuasi, dan titik berkumpul. Poster sosialisasi yang kami buat terdiri dari dua jenis poster yakni poster Langkah-langkah Tanggap Darurat Kebakaran (RACE) dan poster Cara Menggunakan APAR. (Gambar poster, denah evakuasi dan panah arah evakuasi terlampir)c. Persiapan EvaluasiKuesioner pra-intervensi dan pasca-intervensi dibuat untuk mengevaluasi pemahaman petugas mengenai prosedur tanggap darurat kebakaran. Kuesioner ini juga digunakan sebagai bahan evaluasi hasil intervensi. (Draft kuesioner terlampir)

Pelaksanaan IntervensiEksekusi intervensi terdiri dari penyerahan Standard Operational Procedure (SOP) Tanggap Darurat Kebakaran, dan sosialisasi SOP Tanggap Darurat Kebakaran melalui pembagian hardcopy SOP pada setiap petugas, pemasangan poster Langkah-Langkah Tanggap Darurat Kebakaran (RACE), pemasangan poster Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), pemasangan denah evakuasi, panah arah evakuasi dan serta penetapan titik berkumpul.SOP yang telah dibuat dan disetujui Pembimbing Tugas diserahkan kepada Pembimbing Lapangan. SOP tersebut akan ditambahkan ke dalam buku SOP Klinik Pertamedika (PMC) Deli. Sosialisasi dilakukan person to person pada semua petugas dengan membagikan hardcopy SOP Tanggap Darurat Kebakaran disertai penjelasan lisan. Poster Langkah-langkah Tanggap Darurat Kebakaran (RACE) dipasang di 6 (enam) titik yakni 5 (lima) tersebar di dalam bangunan klinik dan 1 (satu) di pos keamanan. Poster Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dipasang di dekat setiap APAR. Denah Evakuasi dipasang pada 6 titik di dalam klinik bersamaan dengan Poster RACE dilengkapi dengan panah arah evakuasi.Titik berkumpul dipilih sesuai kriteria titik berkumpul yakni tempat terbuka dan luas serta jauh dari gedung yaitu di depan pos keamanan. Pada titik berkumpul dipasang label Titik Berkumpul yang dapat terlihat dengan jelas.

Gambar 5. Pemasangan Poster Langkah-langkah Tanggap Darurat Kebakaran (RACE)

Gambar 6. Pemasangan Panah Arah Evakuasi

Gambar 7. Poster RACE, Denah Evakuasi & Panah Arah Evakuasi

Gambar 8. APAR & Poster Cara Menggunakan APAR

Evaluasi dan Hasil IntervensiEvaluasi pra-intervensi dan pasca-intervensi dilakukan dengan membagikan kuesioner pra-intervensi kepada 13 orang petugas Klinik Pertamedika (PMC) Deli yang terdiri dari 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 3 orang perawat, 1 orang petugas farmasi, 1 orang laboran, 1 orang petugas radiologi, 2 orang petugas administrasi, 1 orang petugas keamanan dan 1 orang petugas kebersihan. Kuesioner dibuat terdiri dari 16 pertanyaan dengan format jawaban benar/salah untuk memudahkan pengisian sehingga tidak terjadi bias karena petugas malas mengisi. Pembagian dan pengisian kuesioner dilakukan secara langsung person to person dengan tujuan pengisian yang dilakukan lebih valid karena dapat bertanya langsung bila tidak mengerti maksud pertanyaan kuesioner dan tidak saling mencontek. Kemudian dilakukan penilaian dengan ketentuan nilai tertinggi 16 poin dan terendah 0.Hasil intervensi digambarkan melalui perbandingan antara hasil evaluasi pra-intervensi dan hasil evaluasi pasca-intervensi. Rekapitulasi hasil evaluasi pra-intervensi dan pasca-intervensi dapat dilihat pada tabel 4 berikut.Tabel 4. Rekapitulasi Hasil EvaluasiNO.PERTANYAANPRA-INTERVENSIPASCA-INTERVENSI

Jumlah Jawaban BenarJumlah Jawaban SalahJumlah Jawaban BenarJumlah Jawaban Salah

1.Air sebagai salah satu media yang digunakan untuk memadamkan api yang disebabkan oleh kebakaran listrik5885

2.Ketika terjadi kebakaran masuk ke ruangan yang tidak terdapat api7685

3.Saat terjadi kebakaran dilarang berteriak karena dapat menyebabkan panik7685

4.Terdapat 4 langkah prosedur jika terjadi kebakaran yang disingkat: RACE103130

5.Arahkan selang APAR mulai dari puncak ke dasar api31076

6.Jalan sambil menunduk agar tidak menghirup asap jika terjadi kebakaran103130

7.Jika terperangkap di dalam ruangan dan kebakaran terjadi di luar ruangan, buka jendela untuk mendapatkan udara dan pertolongan121130

8.Hubungi petugas pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran130130

9.Jika terjadi kebakaran dahulukan untuk menolong orang yang cacat013211

10.Matikan listrik dan tabung oksigen ketika terjadi kebakaran.130130

11.Di klinik Pertamedika Deli telah terdapat titik berkumpul.211130

12.Titik berkumpul harus berada di tempat yang jauh dari gedung, tempat terbuka dan luas121130

13.Diperlukan adanya protap/SOP tanggap darurat kebakaran.130130

14.Diperlukan adanya alat-alat standar pemadam kebakaran.130130

15.Diperlukan simulasi tanggap darurat kebakaran.130130

16.Diperlukan pelatihan tanggap darurat kebakaran.130130

NILAI TERENDAH1012

NILAI TERTINGGI1516

NILAI RATA-RATA11,313,6

Dari tabel 4 tampak bahwa terdapat kenaikan jumlah jawaban benar dan penurunan jumlah jawaban salah pada semua pertanyaan.Pertanyaan nomor 1 menggambarkan pengetahuan responden mengenai jenis-jenis media yang digunakan untuk memadamkan api. Pada pra-intervensi sebanyak 8 orang tidak mengetahui bahwa media air tidak dapat digunakan untuk memadamkan api yang berasal dari korsleting listrik. Pada pasca-intervensi hanya 5 orang yang menjawab salah sehingga terdapat kenaikan sebanyak 3 orang yang menjadi tahu bahwa air tidak dapat digunakan pada kebakaran akibat listrik.Pertanyaan nomor 2 menggambarkan pengetahuan responden mengenai tujuan evakuasi saat terjadi kebakaran. Seharusnya, jika terjadi kebakaran diharuskan untuk berusaha keluar dari dalam bangunan ke area terbuka dan tidak diperbolehkan berlindung dalam ruangan meskipun tidak terdapat api didalamnya. Pada pra-intervensi hanya 7 orang yang mengetahui hal ini.Pada pasca-intervensi jumlah responden yang mengetahui hal ini hanya bertambah 1 orang menjadi 8 orang.Pertanyaan nomor 3 menggambarkan pengetahuan responden tentang pentingnya memperingati sekitar dengan menyalakan alarm atau berteriak saat terjadi kebakaran. Saat kebakaran memang tidak perlu panik namun tetap wajib memperingati sekitar sesegera mungkin.Pada pra-intervensi 6 orang memilih tidak berteriak karena takut menimbulkan panic. Pada pasca-intervensi jawaban salah tersebut menurun menjadi 5 orang.Pertanyaan nomor 4 menggambarkan kenal/tidaknya responden tentang prosedur baku saat terjadi kebakaran yang disingkat RACE. Tampak bahwa sebagian besar responden mengenal istilah ini, karena pada pra-intervensi hanya 3 orang yang tidak mengenal istilah ini.Pada pasca-intervensi seluruh responden telah mengenal istilah ini.Pertanyaan nomor 5 menggambarkan pengetahuan responden mengenai cara menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Pada pra-intervensi lebih dari separuh responden yakni 10 orang tidak mengetahui bahwa penyemrotan api dimulai dari dasar api. Namun, pasca-intervensi jumlah responden yang tidak mengetahui menurun menjadi hanya 6 orang.Pertanyaan nomor 6 menggambarkan pengetahuan responden mengenai pentingnya menghindari menghirup asap saat terjadi kebakaran salah satunya dengan jalan menunduk. Hanya 3 orang yang tidak mengetahui hal ini pada pra-intervensi dan seluruh responden telah mengetahui hal ini pada pasca-intervensi.Pertanyaan nomor 7 menggambarkan pengetahuan responden tentang apa yang harus dilakukan jika terperangkap dalam ruangan saat terjadi kebakaran. Hanya 1 orang yang tidak mengetahui hal ini pada pra-intervensi dan seluruh responden telah mengetahui hal ini pada pasca-intervensi.Pertanyaan nomor 8 menggambarkan pentingnya menghubungi petugas pemadam kebakaran saat terjadi kebakaran.Seluruh responden telah menyadari hal ini baik sebelum maupun sesdah intervensi.Pertanyaan nomor 9 menggambarkan pengetahuan responden mengenai prioritas orang yang harus ditolong saat terjadi kebakaran. Orang sehat lebih diprioritaskan dibanding orang cacat karena dianggap memiliki produkivitas yang lebih tinggi sehingga keselamatannya akan lebih mempengaruhi kondisi keluarga atau masyarakat sekitar. Dalam hal ini, awalnya tidak ada responden yang menjawab benar. Namun, pasca-intervensi terdapat 2 responden yang menyadari urutan prioritas ini.Pertanyaan nomor 10 menggambarkan pengetahuan responden tentang pentingnya mencegah kebakaran bertambah luas dengan mematikan sumber listrik dan oksigen.Seluruh responden telah mengetahui hal ini baik sebelum maupun sesudah intervensi.Pertanyaan nomor 11 menggambarkan pengetahuan responden tentang ada/tidaknya titik berkumpul pada klinik tempat mereka bekerja. Pada pra-intervensi, hanya 2 orang yang mengetahui bahwa belum ada titik berkumpul di Klinik Pertamedika Deli. Pada pasca-intervensi dimana telah terdapat titik berkumpul, seluruh responden menjawab benar dan mengetahui dimana lokasi titik berkumpul tersebut.Pertanyaan nomor 12 menggambarkan pengetahuan peserta mengenai kriteria titik berkumpul. Awalnya hanya 1 orang yang tidak mengetahui hal ini namun pasca-intervensi semua responden telah mengetahui kriteria titik berkumpul ini.Pertanyaan nomor 13 sampai 16 menggambarkan kepedulian responden terhadap usaha-usaha peningkatan kualitas tanggap darurat kebakaran. Seluruh responden menunjukkan kepeduliannya baik sebelum maupun sesudah intervensi.Secara keseluruhan dari evaluasi pra-intervensi diperoleh hasil nilai tertinggi adalah 15, nilai terendah adalah 10, dan rata-rata nilai adalah 11,3. Sementara dari evaluasi pasca-intervensi diperoleh nilai tertinggi adalah 16, nilai terendah adalah 12, dan rata-rata nilai adalah 13,6.Dengan membandingkan kedua hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan poin nilai tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata dari hasil evaluasi pra-intervensi ke hasil evaluasi pasca-intervensi.Kenaikan poin tersebut menggambarkan efektifitas intervensi yang diberikan.Adapun besar kenaikan poin yang relatif rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya waktu sosialisasi yang singkat, kepedulian subjek terhadap materi sosialisasi, dan tidak seragamnya tingkat pendidikan subjek.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4. 4.1. Kesimpulan1.Masalah yang menjadi prioritas di Pertamedika Deli adalah program tanggap darurat kebakaran2.Penyebab utama masalah tersebut adalah tidak ada SOP tanggap darurat kebakaran3.Alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk memecahkan penyebab masalah tersebut adalah dengan membuat SOP tanggap darurat kebakaran.Tidak adanya SOP Tanggap Darurat Kebakaran di Klinik Pertamedika (PMC) Deli telah teratasi dan telah dilakukan sosialisasi mengenai SOP tersebut. Sosialisasi yang dilakukan cukup efektif karena pemahaman petugas mengenai SOP Tanggap Darurat Kebakaran tampak meningkat jika dibandingkan antara sebelum dengan sesudah sosialisasi.4.2. Saran1. Dilakukan sosialisasi lebih lanjut secara berkala untuk meningkatkan kegunaan SOP Tanggap Darurat Kebakaran. 1. Dilakukan evaluasi dan revisi terhadap SOP Tanggap Darurat Kebakaran minimal setiap 5 tahun untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi klinik.1. Sebaiknya diadakan pelatihan tanggap darurat Kebakaran bagi pegawai dan staf medik klinik sebagai salah satu sosialisai SOP tanggap darurat kebakaran.

BAB VDAFTAR PUSTAKA1.World Health Organization. Quality Assurance. 2013; Available from: http://www.who.int/medicines/areas/quality_safety/quality_assurance/en/.2.Pohan I S. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. 1st ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. p 23-30.3.Iswara I. Analisis Risiko Kebakaran di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. Depok: Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Indonesia; 2011; Available from: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20291355-S-Irfan%20Iswara.pdf.4.Pertamedika. Tentang Kami. Pertamina Bina Medika; 2011; Available from: www.pertamedika.co.id.5.Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. 2007.6.Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran Di Perkotaan. 2009.7.Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan 2008.8.Purbaya B. Media Alat Pemadam Api - Tabung Pemadam Kebakaran. 2011; Available from: www.pemadamapi.org/alat-pemadam-api-tabung-apar.

LAMPIRAN I: CHECKLIST SARANA/PRASARANAPT. PERTAMINA BINA MEDIKAPERTAMINA MEDICAL CENTER (PMC)PERTAMEDIKA DELI, KOJA, JAKARTA UTARACHECKLIST SARANA/PRASARANAPROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARANJENIS SARANA/PRASARANAKETERSEDIAAN

MAN1. Petugas yang bertanggung jawab sebagai koordinator program tanggapdarurat kebakaranTidak tersedia

2. Petugas yang terlatih melakukan prosedur tanggap darurat kebakaran (RACE)Tidak tersedia

3. Petugas yang bertanggung jawab melaporkan kejadian ke pusat pemadam kebakan dan menulis laporan kejadian kebakaranTidak tersedia

METHOD1. Pedoman prosedur operasi standar tangganp darurat kebakaranTidak tersedia

2. Publikasi prosedur tanggap darurat kebakaran pada petugas dan pengunjungTidak tersedia

MATERIALS1. Jalur EvakuasiTidak tersedia

Terhalang furnitur/dekorasi?-

Terpasang cermin dekat pintu keluar?-

Jalur terdekat menuju titik berkumpul?-

Panah arah dan tanda pintu keluar jelas terlihat?-

2. Titik BerkumpulTidak tersedia

Tempat terbuka?-

Jauh dari gedung?-

Cukup luas?-

3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)Tersedia

Pemeliharaan tercatat rutin dan jelas?+

Jumlah cukup untuk luas bangunan?+

Jarak tempuh cukup dekat?+

Jenis dan rating APAR sesuai?+

Tempat penyimpanan APAR terlihat jelas dan mudah terjangkau?+

Keterangan: Terdapat 6 buah APAR di 6 lokasi yaitu Pos keamanan, Ruang Administrasi, Unit Farmasi, Unit Laboratorium, Poli Umum, dan Poli Gigi Mulut. Jenis APAR yang tersedia adalah 3 buah APAR isi CO2 ukuran sedang, 2 buah APAR isi tepung kimia ukuran sedang, dan 1 buah APAR isi tepung kimia ukuran sangat besar. Jumlah APAR yang dibutuhkan adalah luas bangunan/luas maksimum perlindungan APAR = 2472 m2/ 914,4 m2 = 2,7 minimal 3 buah APAR.

LAMPIRAN II: SOP TANGGAP DARURAT KEBAKARANPT. PERTAMINA BINA MEDIKAPERTAMEDIKA MEDICAL CENTRE (PMC)PROSEDUR STANDAR OPERASI TANGGAP DARURAT KEBAKARANTUJUAN1. Menyediakan prosedur standar operasi dalam tanggap darurat kebakaran.2. Mengurangi resiko kecacatan maupun korban jiwa terhadap pasien, pengunjung dan staf saat kebakaran.3. Meminimalisir kerugian materil jika terjadi kebakaran

PETUGASPenanggung jawab program tanggap darurat kebakaran, serta seluruh staf yang sedang berada di klinik.Deskripsi Tugas1. Petugas Administrasia. Menjalankan prosedur RACEb. Melaporkan kejadian ke pusat pemadam kebakaran.c. Menulis laporan di lembar laporan kejadian kebakaran.2. Staf Medis dan Paramedisa. Menjalankan prosedur RACEb. Membantu menenangkan masa dan situasi di tempat titik berkumpul.

PERALATAN & FASILITAS1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR):Jenis-Jenis APAR*: APAR jenis Air (Water Fire Extinguisher): Kelas A APAR jenis Tepung Kimia (Dry ChemicalPowder): Kelas A, B & C APAR jenis Busa (Foam Liquid AFFF): Kelas A & B APAR jenis CO2 (Carbon Dioxide): Kelas B APAR jenis Hallon (Thermatic Halotron): Kelas A & C*) Berdasarkan jenis kebakaran: Kelas A: kayu, kain, kertas, karton Kelas B: bahan cairan yang mudah terbakar, bensin, minyak tanah, gas oli, cat, metanol, propana Kelas C: peralatan listrik, komputer, genset, gardu listrik2. Jalur Evakuasi: jalur perpindahan langsung dan cepat menjauh dari sumber kebakaran menuju titik berkumpul3. Titik Berkumpul: tempat terbuka, luas dan jauh dari gedung

PROSEDUR1. Program Tanggap Darurat Kebakaran:a. Menyiapkan petugas yang bertanggungjawab saattanggap darurat kebakaran.b. Menyediakan peralatan dan fasilitas yang lengkapuntuk menanggulangi kebakaran.c. Melakukan simulasi dan pelatihan kebakarandua kali setiap tahun.d. Pemeliharaan rutin APAR dilakukan setiap tahun.Pemeriksaan isi atau pengisian ulang dilakukan setiapsetelah digunakan atau setiap enam tahun. Ujihidrostatik setiap 12 tahun untuk APAR jenis Tepungkimia dan 5 tahun untuk APAR jenis CO2.2. Prosedur 'RACE':a. RESCUE (SELAMATKAN) Evakuasi orang-orang ke titik berkumpul denganurutan: orang-orang terdekat dengar sumber api, pasien tanpa disabilitas dan pasien dengan disabilitas.b. ALARM (PERINGATKAN) Berteriak untuk memperingatkan orang sekitar. Hubungi pemadam kebakaran melalui nomor 021-43931063.c. CONFINE (LOKALISIR) Matikan alat-alat medis, alat-alat elektronik dangas oksigen. Tutup semua pintu. d. EXTINGUISH/EVACUATE(PADAMKAN/EVAKUASI) Jika api kecil, dapat dicoba untuk dipadamkam dengan alat pemadam kebakaran. Evakuasi dapat dimulai ke titik berkumpul yangdisediakan di luar klinik.3. Cara Pengunaan Alat PemadamApi Ringan (APAR): a. P: Pull the pin / Tarik pengait b. A: Aim low / Arahkan ke dasar apic. S: Squeeze the lever / Tekan tuasd. S: Sweep from side to side / Semprotkan dari satusisi ke sisi lainnya4. Informasi Umum:a. Kenali lokasi dan jalur evakuasi, alat-alat pemadam kebakaran, alat-alat pertolongan pertama.b. Jangan panik.c. Untuk mengisolasi api, tutup semua pintu dan jendela.d. Sebelum membuka pintu, periksa apakah pintuterasa panas. Jika panas, buka perlahan-lahan.e. Jalan sambil menunduk untuk menghindar menhirup asap.f. Jika terperangkap di dalam ruangan dan kebakaranterjadi di luar ruangan, buka jendela untukmendapatkan udara dan pertolongan. Tutup pintudan basahi kain atau handuk untuk menutupi celahsekitar pintu.g. Prioritas orang yang harus ditolong: (1) orang yangberada dekat api, (2) ambulatory patient, (3)non-ambulatory patient.

Sumber1. Hospital Fire Plan. Lousiana State University Health Sciences Center.2010.2. Fire Emergency, Natural Disaster, Severe Weather, and Man Made Disaster. www.workforcesafety.com3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.2008.

LAMPIRAN III: POSTER-POSTER

Gambar 9. Poster Langkah-langkah Tanggap Darurat Kebakaran (RACE)

Gambar 10. Poster "Cara Menggunakan APAR"

Gambar 11. Denah Evakuasi

Gambar 12. Panah Arah Evakuasi