56
ii RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK MENTEGA (CHURNER) DENGAN SPEED CONTROL SKRIPSI Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin oleh Septyayu Catur Pamungkas 5201413069 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK MENTEGA CHURNER) …lib.unnes.ac.id/30905/1/5201413069.pdf · Metode yang digunakan dalam perancangan ini ialah metode Pahl & Beitz dengan tahapan penjabaran

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

ii

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK MENTEGA (CHURNER) DENGAN SPEED CONTROL

SKRIPSI

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

olehSeptyayu Catur Pamungkas

5201413069

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2017

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Those are the ones who have bought the life of this world (in exchange) for the

hereafter, so the punishment will not be lightened for them, nor will they be

aided”

Skripsi ini saya persembahkan untuk ayah tercinta Alm. Suyatoro

vi

ABSTRAK

Pamungkas, Septyayu Catur. 2017. Rancang Bangun Mesin Pengaduk Mentega

(Churner) dengan Speed Control. Drs. Pramono, M. Pd. dan Drs. Sunyoto, M. Si.

Kata kunci: Churner, mentega, speed control

Penelitian ini dilaksanakan guna mengetahui perencanaan konstruksi dan

perhitungankomponen mesin churner, mengetahui produktivitas mesin churner,

mengetahui kualitas mentega yang dihasilkan, serta mengetahui kecepatan yang

optimal untuk membuat mentega.

Metode yang digunakan dalam perancangan ini ialah metode Pahl & Beitz

dengan tahapan penjabaran tugas atau spesifikasi, perancangan konsep,

perancangan wujud, dan perancangan secara terperinci. Perancangan konstruksi

mesin, produktivitas mesin, kualitas mentega, dan kecepatan pengadukan yang

dihasilkan merupakan objek penelitian yang hasilnya akan dideskripsikan secara

jelas.

Penelitian ini menghasilkan mesin churner horisontal berdimensi panjang

790 mm, lebar 350mm, dan tinggi 500 mm yang dibuat dengan bahan stainless steel 304 tebal 1 mm. Mesin ini berkapasitas 40 liter dan berkecepatan 50 – 175

rpm yang digerakkan oleh motor AC 0,5 HP. Pengaduk yang digunakan ialah flat blade pitch paddle berdiameter 210 mm, lebar 42 mm, dan poros 10,98 mm.

Produktivitas mesin pengaduk mentegadengan kecepatan 50 rpm ialah 4,660

kg/jam dengan kualitaas warna putih gading, rasa khas mentega, beraroma khas

mentega, tekstur lembut, dan tahan lebih dari satu bulan. Pada kecepatan 100 rpm

produktivitasnya ialah 5,035 kg/jam dengan kualitas warna putih gading, rasa

khas mentega, beraroma khas mentega, tekstur lembut, dan tahan lebih dari satu

bulan. Pada pengadukan dengan kecepatan 175 rpm memiliki produktivitas 4,050

kg/jam dengan kualitas warna putih gading, rasa khas mentega, beraroma khas

mentega, tekstur lembut lengket, dan tahan dua minggu. Dari penelitian ini

diketahui bahwa kecepatan optimal dalam mengaduk mentega ialah 100 rpm

karena produktivitas yang dicapai tertinggi yaitu 5,035 kg/jam dengan kualitas

warna putih gading, rasa khas mentega, beraroma khas mentega, tekstur lembut,

dan tahan lebih dari satu bulan.

Pengadukan dalam pembuatan mentega disarankan menggunakan

kecepatan yang optimal yaitu 100 rpm sehingga mentega yang dihasilkan

maksimal. Pengadukan dalam pembuatan mentega disarankan tidak jauh di atas

kecepatan optimal karena dapat mempengaruhi kualitas mentega.

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu wata’aalaa. Kami memuji-Nya,

memohon pertolongan-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Sholawat dan

salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad sholalloohi’alaihi

wasalam, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang lurus hingga hari

kiamat. Aamiin.

Penulis sangat bersyukur karena dengan rahmat dan hidayah-Nya serta

partisipasi dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun

materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Rancang Bangun Mesin Pengaduk Mentega (Churner) dengan Speed

Control”. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam

memperlancar penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Rusiyanto, S.Pd., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan

Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Masugino, M.Pd. selaku penguji skripsi yang telah memberikan

masukan sebagai penyempurnaan skripsi ini

4. Drs. Pramono, M.Pd. selaku dosen pembimbing I telah memberikan waktu,

bimbingan, motivasi dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii

5. Drs. Sunyoto, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

waktu, bimbingan, motivasi dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Rifai, Chitra, Ocha, dan cimit-cimit lainnya yang telah memberikan

dukungan dan bantuan dalam segala bentuk

7. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2013 yang

selalu memberikan dukungan.

8. Ibu, kakak, ponakan dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan

dan doa.

9. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan

melengkapi skripsi ini.

Semarang, Juni 2017

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..............................Error! Bookmark not defined.PERNYATAAN KEASLIAN ..............................Error! Bookmark not defined.MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN ......................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3

C. Pembataasan Masalah .......................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6

A. Kajian Teori.......................................................................................... 6

1. Teknologi Tepat Guna................................................................... 6

2. Churner ......................................................................................... 8

3. Jenis-Jenis Alat Pencampur Berdasarkan Impeller ....................... 8

4. Jenis-Jenis Pengaduk................................................................... 11

5. Mentega....................................................................................... 13

6. Baja Tahan Karat......................................................................... 17

7. Motor Listrik ............................................................................... 18

8. Sistem Transmisi......................................................................... 24

9. Speed control............................................................................... 26

10. Dasar Perencanaan ...................................................................... 28

B. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 35

C. Kerangka Pikir Penelitian................................................................... 37

x

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39

A. Desain dan Objek Penelitian............................................................ 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 39

C. Mesin, Alat dan Bahan..................................................................... 39

D. Metode Perancangan........................................................................ 40

1. Spesifikasi Mesin...................................................................... 41

2. Konsep ...................................................................................... 42

3. Desain Mesin ............................................................................ 43

4. Perhitungan ............................................................................... 44

a. Pengaduk............................................................................ 45

b. Volume Bejana (V)............................................................ 46

c. Kapasitas Pengadukan ....................................................... 46

d. Motor Penggerak ............................................................... 46

e. Daya Nominal.................................................................... 47

f. Momen puntir disebut momen rencana T.......................... 47

g. Tegangan Geser Izin .......................................................... 47

h. Poros Pengaduk ................................................................. 47

i. Kecepatan .......................................................................... 48

j. Transmisi ........................................................................... 48

5. Uji Performa ............................................................................. 49

E. Analisis Data.................................................................................... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN.......................................................... 51

A. Desain Mesin ................................................................................... 51

B. Mesin Pengaduk Mentega................................................................ 52

C. Uji Performa .................................................................................... 53

D. Hasil Penelitian ................................................................................ 55

E. Analisis Data.................................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 59

A. Kesimpulan ...................................................................................... 59

B. Saran ................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiv

LAMPIRAN....................................................................................................... xvii

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Tabel Jenis Pengaduk.......................................................................... 30

Tabel 2. 2. Faktor Koreksi .................................................................................... 33

Tabel 3. 1. Bahan .................................................................................................. 40

Tabel 4. 1. Hasil Penelitian ................................................................................... 56

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Top-Entering Mixer........................................................................... 9

Gambar 2. 2. Side-Entering Mixer ........................................................................ 10

Gambar 2. 3. Bottom-Entering Mixer ................................................................... 11

Gambar 2. 4. Pengaduk Baling–Baling................................................................. 12

Gambar 2. 5. Pengaduk Turbin ............................................................................. 12

Gambar 2. 6. Pengaduk Dayung ........................................................................... 13

Gambar 2. 7. Diagram Alir Proses Pembuatan Mentega ...................................... 15

Gambar 2. 8. Bagan Jenis-Jenis Motor Listrik...................................................... 18

Gambar 2. 9. Rangkaian Pulley............................................................................. 25

Gambar 2. 10. Router Speed Control .................................................................... 27

Gambar 2. 11. Rangkaian Dimmer Speed Control ............................................... 27

Gambar 2. 12. Bejana dan Pengaduk .................................................................... 29

Gambar 2. 13. Kerangka Pikir Penelitian.............................................................. 38

Gambar 3. 1. Metode Perancangan ....................................................................... 41

Gambar 3. 2.Konsep Operasi Mesin ..................................................................... 42

Gambar 3. 3. Desain Mesin Pengaduk Mentega ................................................... 43

Gambar 3. 4. Desain Pengaduk ............................................................................. 45

Gambar 4. 1. Desain Mesin Churner .................................................................... 51

Gambar 4. 2. Mesin Pengaduk Mentega ............................................................... 52

Gambar 4.3. Mesin Pengaduk Mentega Tampak Atas.......................................... 53

Gambar 4. 4. Mentega dari Pengadukan kecepatan 50 rpm.................................. 56

Gambar 4. 5. Mentega dari Pengadukan kecepatan 100 rpm................................ 56

Gambar 4. 6. Mentega dari Pengadukan kecepatan 175 rpm................................ 56

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Perjanjian Kerjasama..................................................................... Lampiran 1

Berita Acara Serah Terima...................................................................... Lampiran 2

Foto Dokumentasi ................................................................................... Lampiran 3

Gambar Teknik Mesin Pengaduk Mentega............................................. Lampiran 4

xiv

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Simbol

pengaduk

Singkatan

AC (alternating current) = arus bolak-balik

DC (dirrect current) = arus searah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) memiliki peran penting

dalam pergerakan perekonomian Indonesia baik dalam unit usaha,

penyerapan tenaga kerja ataupun, ekspor dan investasinya. UMKM binaan di

Kabupaten Magelang mencapai lebih dari seratus ribu unit usaha. Unit usaha

tersebut meliputi kerajinan, pengolahan makanan, hasil pertanian, tekstil, dan

lainnya. Salah satu contoh UMKM binaan di Kabupaten Magelang ialah

Kelompok Tani Mutiara Organik di Desa Kenteng, Kecamatan Ngablak yang

bergerak pada sektor hasil pertanian, pengolahan makanan, dan obat-obatan

pertanian. Pada unit pengolahan makanan, Kelompok Tani Mutiara Organik

meproduksi mentega dari whey. Whey merupakan susu sisa dari keju yang

telah diproduksi sebelumnya.

Mentega merupakan produk minyak hewani yang berasal dari lemak

susu sapi. Ada berbagai keanekaragaman mentega yang dapat diolah, yaitu

lactic butter, fresh butter, ghee, whey butter, dan lain sebagainya. Mentega

diperoleh dari susu yang dilakukan proses “churning”. Susu tersebut diaduk

sehingga menghancurkan membran yang menyelubungi butir-butir lemak

pada susu. Akan terjadi pemisahan yang terdiri dari lemak mentega dan air

yang melarutkan berbagai zat dalam susu. Oleh karena itu, proses churning

ialah proses yang paling penting.

2

Proses pengadukan merupakan proses yang paling penting dalam

pembuatan mentega, karena menentukan jumlah gumpalan lemak yang

dihasilkan. Alat yang digunakan untuk mengaduk ialah butter churner pot.

Alat tersebut ialah panci besar berbentuk silinder atau kerucut kayu vertikal

yang dilengkapi kayu pengocok dengan sumbu yang sama. Pada dasar kayu

pengocok terdapat bulatan kayu berlubang dengan tebal kurang lebih satu

sentimeter. Pada pembuatan mentega skala rumahan para peternak masih

banyak menggunakan butter churner pot kayu atau tanah liat walaupun sudah

terdapat yang elektrik.

Churner elektrik skala kecil dengan bahan stainless steel yang

dilengkapi dengan motor penggerak. Hal tersebut akan memaksimalkan hasil

lemak mentega karena putaran dapat stabil dan dapat mengefektifkan waktu

pembuatan. Pada umumnya mesin ini hanya berputar pada satu kecepatan.

Walaupun sudah terdapat churner elektrik, namun efektifitas mesinnya belum

diketahui dan harganya sangat mahal. Churner kapasitas kurang dari seratus

liter rata-rata dibandrol dengan harga sepuluh hingga dua puluh lima juta

rupiah.

Di Indonesia churner hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan

besar yang memproduksi mentega secara masal dengan dengan kapasitas

kurang lebih 1000 liter seperti Anchor, Orchid, Wysman, dan lainnya. Belum

tersedia churner berkapasitas kecil untuk usaha kecil menengah. Oleh karena

itu Kelompok Tani Mutiara Organik UMKM binaan Pemerintah Kabupaten

Magelang danBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah (BPTP

Jawa Tengah) berencana membuat churner untuk memproduksi mentega.

3

Untuk mendukung pembuatan churner tersebut Kelompok Tani Mutiara

Organik membuat kerja sama dengan peneliti untuk merancang dan membuat

churner dengan kapasitas usaha mikro kecil menengah.

Churner yang akan dibuat dengan bentuk sederhana, pembuatan dan

penggunaan yang mudah. Bentuknya horisontal dan tidak terlalu tinggi maka

akan menghemat tempat dan memudahkan dalam penggunaannya. Churner

ini dirancanng dengan poros putar horisontal yang dilengkapi dayung dengan

kemiringan 45o. Sumber gerak yang digunakan ialah motor dan ditambahkan

pengatur kecepatan. Mesin ini mampu menampung susu maksimal 40 liter

dengan kecepatan 50 – 175 rpm.

Dari uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian dengan

judul RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK MENTEGA

(CHURNER) DENGAN SPEED CONTROL.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat diketahui beberapa masalah

yang timbul yaitu:

1. Walaupun sudah terdapat churner elektrik, peternak masih

menggunakan alat tradisional ataupun manual

2. Churner elektrik berbahan stainless steel harganya mahal

3. Belum diketahui produktifitas dari churner elektrik yang sudah ada

4. Pada churner elektrik yang sudah ada belum terdapat pengatur

kecepatannya

4

C. Pembataasan Masalah

Didasarkan pada luasnya bahasan mengenai rancang bangun mesin

pengaduk mentega (churner) dengan speed control, maka pembahasan

dibatasi:

1. Churner yang dirancang bersumbu horisontal

2. Kapasitas maksimal churner ialah 40 liter

3. Bahan mesin yang digunakan ialah stainless steel 304 tebal 1mm

4. Jenis pengaduk yang digunakan ialah flat blade pitch paddle

5. Kecepatan putaran berada pada rentang 50 – 175 rpm

6. Ditambahkan pengatur kecepatan

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan dan perhitungan komponen mesin churner

berkapasitas 40 liter?

2. Berapa produktivitas mesin churner?

3. Bagaimana kualitas mentega yang dihasilkan?

4. Berapa kecepatan yang optimal untuk membuat mentega?

E. Tujuan Penelitian

1. Merencanakan konstruksi dan menghitung komponen mesin churner

2. Mengetahui produktivitas mesin churner

3. Mengetahui kualitas mentega yang dihasilkan

4. Mengetahui kecepatan yang optimal untuk membuat mentega

5

F. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya rancang bangun mesin pengaduk mentega

(churner) ini, maka dapat diambil manfaatnya secara teoritis maupun secara

praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan menambah ilmu kajian mengenai

rancang bangun mesin

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi referensi

untuk penelitian rancang bangun mesin selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pihak

yang akan atau memproduksi olahan makanan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teknologi Tepat Guna

Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah teknologi yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan

masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek

ekonomi dan aspek lingkungan hidup (Inpres No. 3 Tahun 2001).

Sedangkan menurut Muhi (2009) teknologi tepat guna merupakan salah

satu alternatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat.

Teknologi tepat guna berarti teknologi yang sesuai dengan kondisi

budaya, dan kondisi ekonomi serta penggunaannya harus ramah

lingkungan (Munaf dkk: 2008). Maka dapat disimpulkan bahwa

teknologi tepat guna merupakan teknologi yang digunakan untuk

menjawab permasalahan kebutuhan masyarakat untuk menghasilkan

nilai tambah dari aspek ekonomi dan lingkungan dengan penggunaan

yang mudah, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kondisi budaya.

Manfaat teknologi tepat guna dalam Keputusan Menteri Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah No. 4 Tahun 2001,yaitu:

a. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat dalam menggunakan teknologi tepat guna untuk

peningkatan kapasitas dan mutu produksi.

7

b. Meningkatkan pelayanan informasi dan membantu masyarakat

untuk mendapatkan TTG yang di butuhkan.

c. Meningkatkan nilai tambah bagi kegiatan ekonomi masyarakat.

d. Meningkatkan daya saing produk unggulan daerah.

Menurut Situmorang dan Safri (2011) penerapan teknologi tepat

guna harus memperhatikan hal-hal, antara lain:

a. Pemilihan jenis dan tingkat teknologi yang akan diterapkan harus

dilakukan oleh masyarakat pengguna dengan bantuan, bimbingan,

dan arahan dari ahli yang berkompeten

b. Budaya masyarakat yang mencakup agama, adat, kebiasaan dan

aspek sosial lainnya

c. Pembagian tugas dalam penerapan teknologi di antara warga, baik

berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok umur ataupun antara

pria dan wanita sesuai dengan kemampuan masing-masing

kelompok

d. Kondisi lingkungan masyarakat, baik dalam sumber daya alam

dan sumber daya manusia, maupun dalam aspek fisik, teknis, dan

sosial ekonomi

e. Ketersediaan sarana yang diperlukan dalam pengoperasian,

perawatan dan perbaikan peralatan yang digunakan

f. Keselamatan kerja bagi pelaksana, peralatan dan kelestarian

lingkungan

8

2. Churner

Paropate dan Gorde (2016) menyatakan bahwa “ The Churner is

the mechanism which is used to stern creamy mixture or curd and turn

out butter. ”Churner adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk

mencampur bagian krim atau mengeluarkan mentega (Saleh, 2004).

Pada awalnya pengadukmentega dibuat menggunakan silinder kayu

dengan pengaduk berlubang.Selain dengan silinder kayu, masyarakat

juga menggunakan kendi dengan pengaduk yang sama digunakan untuk

mengaduk mentega. Masa ini sudah banyak ditemukan pengaduk

mentega dengan material stainless steel dan motor penggerak.

Pada dasarnya prinsip kerja churner sama dengan alat

pencampur (mixer). Mixer terdiri dari penampung bahan dan poros

pengaduk. Poros dilengkapi dengan pengaduk (impeller) yang bergerak

memutar akibat adanya gerakan motor untuk memecah membran lemak

susu sehingga menghasilkan mentega.

3. Jenis-Jenis Alat Pencampur Berdasarkan Impeller

Impeller biasanya terdiri dari bilah pengaduk yang dipasang

pada poros yang terhubung pada motor penggerak dan menggerakkan

bahan yang akan dicampur aduk. Mekanisme impeller ialah dari energi

listrik diubah menjadi energi gerak. Setiap mixer akan mempunyai

impeller yang khas. Menurut Paul (2004: 1249-1253) terdapat lima

jenis mixer berdasarkan impeller yaitu, portable mixer, top-entering

mixer, turbine mixer, side-entering mixer, dan bottom-entering mixer.

9

a. Portable Mixer

Mixer ini menggunakan penggerak dengan daya 0,25 – 3

HP dan biasanya dipakai pada laboratorium atau penggunaan

rumahan. Alat ini digunakan pada kecepatan 1200 rpm (20 rps)

atau 1800 rpm (30 rps) 60 Hz dan reduksi 5:1 menjadi 350 rpm.

Impeller yang biasa digunakan pada portable mixer adalah flow

impeller, baling-baling kapal, dan hydrofoil impellers - 3 blades.

Walaupun dikatakan portabel bukan berarti dapat mudah dibawa.

b. Top-Entering Mixer

Top-Entering Mixer ialah portable mixer berukuran besar

dengan penyangga yang menggunakan motor penggerak berdaya

kurang dari 10 HP (7460 watt). Alat ini biasanya digunakan pada

industri untuk model paling dasar. Poros dan impeller berukuran

lebih besar dibandingkan dengan portable mixer dan dipasang

pada sumbu vertikal pada tangki yang dilengkapi baffle. Baling-

baling kapal dan hydrofoil impellers adalah impeller yang umum

digunakan pada top-entering mixer.

Gambar 2. 1. Top-Entering Mixer (Paul, 2004: 1251)

10

c. Turbine Mixer

Mixer turbin adalah tipe mesin yang kuat dengan berbagai

impeller. Mixer ini dipasang motor dengan daya 1 hp (746 watt)

sampai dengan 10 hp (746 watt). Mixer turbin juga dapat

termasuk dalam kategori top-entering mixer namun dengan

impeller turbin dan digunakan untuk pengadukan bahan

berviskositas tinggi.

d. Side-Entering Mixer

Kebanyakan mixer dirancang secara vertikal, namun side-

entering mixer ialah mixer yang dirancang secaraa horisontal

dengan tujuan tertentu. Impeller dipasang agak rendah supaya

bahan bagian bawah dapat terjangkau.Kecepatan side-entering

mixer lebih tinggi dibandingkan mixer turbin.

Gambar 2. 2. Side-Entering Mixer (Paul, 2004: 1253)

e. Bottom-Entering Mixer

Mixer ini pada rancangannya hampir sama dengan mixer

turbin, namun letak poros dan motor penggeraknya berada

dibawah tangki penampung.

11

Gambar 2. 3. Bottom-Entering Mixer (Paul, 2004: 1254)

Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal

maupun secara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis

pengaduk atau propeller yang digunakan. Sehingga hasil yang

didapatkan akan bervariasi pula. Terdapat berbagai macam jenis

pengaduk, namun secara umum terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa

digunakan, yaitu pengaduk baling–baling (propeller), pengaduk turbin

(turbine), pengaduk dayung (paddle) (Cheremisinoff, 2000: 436-440).

4. Jenis-Jenis Pengaduk

a. Pengaduk Baling–Baling (Propeller)

Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar

antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan

digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Baling-baling

kapal dirancang dengan menebalkan salah satu sisi dan

menipiskan sisi lainnya guna mengurangi kemungkinan korosi

atau pengikisan material. Pengerjaan pada baling-baling kapal

dilakukan dengan high finish dan tingkat akurasi keseimbangan

yang tinggi.

12

Gambar 2. 4. Pengaduk Baling–Baling (Ludwig, 1999: 292)

b. Pengaduk Turbin (Turbine)

Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki

banyak bilah pengaduk dengan ukuran lebih pendek, digunakan

pada kecepatan tinggi. Diameter dari sebuah turbin biasanya

antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki

empat atau enam daun pengaduk.

Gambar 2. 5. Pengaduk Turbin (Cheremisinoff, 2000: 438)

13

c. Pengaduk Dayung (Paddle)

Pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan

rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua

atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan.

Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari

diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari

panjangnya.

Gambar 2. 6. Pengaduk Dayung (Cheremisinoff, 2000: 439)

5. Mentega

Mentega merupakan produk olahan berbahan baku lemak susu

yang ditambahkan garam untuk memberi rasa dan menjaga mutu

(Buckle et al, 1985: 288). Menurut Saleh (2004) mentega adalah produk

olahan susu yang dihasilkan dari proses pengadukaan (churning).

14

Mentega dibuat dengan memisahkan lemak dalam susu. Mereka

mengandung lebih dari 80% lemak dengan kadar air yang sedikit,

sehingga mentega tampak kering. Mentega memiliki warna kuning atau

krim pucat, dan bertekstur halus Proses pemanasandilakukan untuk

menghancurkan bakteri yang menyebabkan keracunan makanan dan

sebagian besar bakteri pembusuk. Pemanasan juga menginaktivasi

beberapa enzim dalam krim. Simpan mentega dalam keadaan dingin

dan kemasan, sehingga tidak terkontaminasi oleh kotoran, serangga

atau mikro-organisme. Hal ini juga memperlambat bau tengik.

Macam-macam metega (Fellow, 2008)

a. Lactic butter, yaitu mentega dengan bahan baku susu fermentasi

yang bisa diasinkan ataupun tidak. Mentega ini mempunyai rasa

yang sedikit asam

b. Fresh Butter, yaitu mentega yang terbuat dari krim susu segar.

yang bisa diasinkan atau juga tidak. Mentega ini mempunyai rasa

sedikit krim

c. Ghee, yaitu mentega yang terbuat dari minyak khas lemak susu

yang diperoleh dari pemanasan krim yang disaring untuk

menghilangkan kelembabannya dan diambil sarinya

d. Whey butter, yaitu mentega yang terbuat dari whey sisa

pembuatan keju sehingga terasa asam dan terdapat rasa keju.

Mentega ini bisa diasinkan dengan menambahkan garam ke

dalam keju sebelum whey dikeringkan. Walaupun demikian,

warna menteganya dan lebih berminyak.

15

Alur Proses Pembuatan Mentega

Gambar 2. 7. Diagram Alir Proses Pembuatan Mentega (Fellows, 2008)

Susu dengan kandungan lemak tinggi akan memberikan hasil

mentega lebih tinggi. Langkah pertama panaskan susu pada suhu 36oC

– 40oC, Pisahkan susu skim dan krim menggunakan sparator. Panaskan

krim setidaknya 63oC selama 30 menit (atau 72oC selama 15 detik)

dalam panci stainless steel. Untuk menjaga kualitas dari mentega,

disarankan untuk melebihi perlakuan panas minimum (misalnya 75oC

selama satu menit). Ketika krim mencapai suhu yang ditentukan, terus

aduk untuk mencegah over-heating di bagian bawah panci yang akan

mengubah rasakrim. Dinginkan di bawah 4oC selama beberapa jam

krim susu

pendinginan

penyaringan

pemisahan pasteurisasi

pendiaman

pengadukan

pemisahan pencuian

penggaraman

pencetakan

Mentega

16

(semalam) untuk 'usia' krim. Hal ini memungkinkan lemak untuk

mengkristal, yang membantu proses pengadukan dan meningkatkan

hasil mentega.

Dalam pengadukan mentega digunakan alat pembuat mentega

memiliki dayung yang diputar secara manual atau menggunakan motor

listrik dengan kecepatan berkisar 60 rpm. Isi churner 40 - 50% dari

kapasitas untuk memberi ruang saat krim berbusa. Aduk selama 5 menit

lalu hentikan churn dan lepaskan gas yang diproduksi. Aduk kembali

selama 30 - 40 menit. Tetap jaga suhu serendah mungkin selama proses

pengadukan. Jika suhu terlalu tinggi, lemak susu yang akan menjadi

mentega dapat hilang. Pengadukan pada suhu rendah membuat lemak

dalam krim bergabung bersama.

Tiriskan butter milk, yang baik digunakan sebagai minuman atau

pakan ternak. Cuci mentega dengan menambahkan air dingin sejumlah

susu atau butter milk yang dikasilkan. Aduk selama 5 menit, lalu

tiriskan air dan aduk mentega selama 10 - 20 menit. Jika ingin

diasinkan, tambahkan garam 1% – 2% dari berat mentega sambil tetap

diaduk. Angkat mentega. Cetak mentega ke dalam cetakan berbagai

bentuk biasanya 200gr – 500gr untuk penjualan eceran. Kemas ke

dalam kertas tahan lemak, aluminium foil, atau kantong plastik. Simpan

pada mesin pendingin dan terhindar dari cahanya, karena kedua hal ini

dapat mempercepat tengik. Semakin dingin suhu penyimpanan maka

akan semakin lama daya tahan mentega ini.

17

6. Baja Tahan Karat

Baja tahan karat merupakan paduan antara baja, krom, dan nikel

yang dirancang agar memiliki ketahanan terhadap korosi. Krom adalah

unsur paduan utama dengan kadar lebih dari 15% dan berfungsi untuk

mencegah oksidasi. Nikel ditambahkan untuk meningkatkan

perlindungan korosi. Terdapat tiga jenis baja tahan karat yaitu, ferit,

martensit, dan austenit (Surdia dan Saito, 1999: 101 – 104)

a. Ferit

Ferit merupakan baja tahan karat yang mengandung 16 –

18% krom tanpa nikel. Baja paduan ini biasanya digunakan untuk

bagian dalam konstruksi, peralatan dapur, bagian dalam trim

mobil, dan lain sebagainya. Pada standar AISI digunakan kode

405 dan 430.

b. Martensit

Kadar krom yang dimiliki ialah 12 – 13% dan tanpa nikel.

Martensit digunakan untuk alat makan, alat operasi, alat

pemotong, perkakas, dan lainnya. Kode AISI yang digunakan

ialah 403, 403b, 416, 416b, 440, dan 440b.

c. Austenit

Austenit mempunyai kadar krom 18% dan nikel 8%.

Bahan ini biasanya digunakan untuk alat pengolah makanan,

konstruksi, mobil, bangunan kapal, reaktoratom, dan lain

sebagainya. Kode yang ada di pasaran ialah 301, 302, 304, 309,

dan 316.

18

7. Motor Listrik

Motor listrik adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi

listrik menjadi energi gerak. Terdapat dua jenis motor listrik yaitu,

motor listrikac dan dc.

Gambar 2. 8. Bagan Jenis-Jenis Motor Listrik

a. Motor Listrik Arus Bolak-Balik(AC)

Motor AC adalah jenis motor listrik yangbekerja

menggunakan tegangan AC (Alternating Current). Motor AC

memiliki dua buah bagian utama yaitu rotor dan stator. Stator

merupakan komponen motor AC yang statis sedangkan rotor

merupakan komponen motor AC yang berputar. Terdapat dua

jenis motor AC yaitu motor sinkron dan induksi.

1) Motor Sinkron

Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada

kecepatan tetap pada sistim frekuensi tertentu. Motor ini

memerlukan arus searah (DC) untuk pembangdin daya dan

memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu

motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban

19

rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan

generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki

faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim

yang menggunakan banyak listrik.

Perbedaan utama antara motor sinkrondengan motor

induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada

kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet.

Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi

terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC

excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu

bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya. Stator

menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding

dengan frekuensi yang dipasok.

2) Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor yang paling umum

digunakan pada berbagai peralatan industri karena

rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat,

dandapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama yaitu,

rotor dan stator. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor

yaitu, rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar

tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel.

Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek padakedua

ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek. Lingkaran

20

rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan

terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga

fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang

lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada

batang as dengan sikat yang menempel padanya. Stator

dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk

membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan

untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi

geometri sebesar 120 derajat. Motor induksi dapat

diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu, motor

induksi satu fase dan motor induksi tiga fase. (Parekh,

2003)

Motor induksi satu fase hanya memiliki satu

gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase,

memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan

sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini

motor ini merupakan jenis motor yang paling umum

digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin,

mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan

hingga 3 sampai 4 Hp. Pada motor induksi tiga fase medan

magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase

yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya

yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan

rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan

21

penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sedir 70% motor di

industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa,

kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder.

Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

b. Motor Listrik Arus Searah(DC)

Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja

menggunakan sumber tegangan DC. Motor DC digunakan pada

penggunaan khusus Keterangan diperlukan penyalaan torque

yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan

yang luas. Komponen utama motor DC adalah kutub medan

magnet, kumparan motor DC, dan commutator motor DC.

Kutub medan magnet secara sederhana digambarkan

bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran

pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang

menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor

DC sederhana memiliki dua kutub medan, kutub utara dan kutub

selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan

diantara kutub-kutub dari utara keselatan. Untuk motor yang lebih

besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.

Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar

sebagai penyedia struktur medan.

Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus

ini akan menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang

berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk

22

menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,

kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang

dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan

magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk

merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.

Komutator digunakan untuk membalikan arah arus listrik dalam

kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam

transmisiarus antara kumparan motor DC dan sumberdaya.

Keuntungan utama motor DC adalah dalam

halpengendalian kecepatan motor DC tersebut, yang tidak

mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat

dikendalikan dengan mengatur tegangan kumparan motor DC,

meningkatkan tegangan kumparan motor DC akan meningkatkan

kecepatan, menurunkan arus medan akan meningkatkan

kecepatan. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun

penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa

penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah

hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab

sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis

pada ukuran yang lebih besar. Motor tersebut dibatasi hanya

untuk penggunaan di area bersih dan tidak berbahaya sebab resiko

percikan api pada sikatnya.

23

Motor DC mempunyai dua jenis yaitu, separately excited

dan self excited.

1) Separately Excited

Separately excited ialah motor DC dengan sumber

arus terpisah.

2) Self Excited

a) Motor Seri

Dalam motor seri, gulungan medan

dihubungkan secara seri dengan gulungan kumparan

motor DC. Oleh karena itu, arus medan sama dengan

arus kumparan motor DC. Kecepatan dibatasi pada

5000 rpm dan harus dihindarkan menjalankan motor

seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat

tanpa terkendali. Motor-motor seri cocok untuk

penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal

yang tinggi, seperti derek danalat pengangkat hoist.

b) Motor Shunt

Pada motor shunt, gulungan medan

disambungkan secara paralel dengan gulungan

kumparan motor DC. Oleh karena itu total arus dalam

jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus

kumparan motor DC. Kecepatan pada prakteknya

konstan tidak tergantung pada beban, oleh karena itu

cocok untuk penggunaan komersial dengan beban

24

awal yang rendah, seperti peralatan mesin. Kecepatan

dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan

dalam susunan seridengan kumparan motor DC

(kecepatan berkurang) atau dengan memasang

tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

c) Motor Campuran (Kompon)

Motor campuran ialah gabungan motor seri

dan shunt. Gulungan medan (medan shunt)

dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan

kumparan motor DC. Sehingga, motor kompon

memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan

kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase

penggabungan yakni persentase gulungan medan yang

dihubungkan secara seri, makin tinggi pula torque

penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.

8. Sistem Transmisi

Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk

memindahkan energi gerak dari motor ke penggerak akhir. Konversi ini

mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah dan

bertenaga atau sebaliknya. Terdapat beberapa macam jenis transmisi

antara lain, pulley, rantai, sprocket, reducer, dan lainnya.

25

a. Pulley

Puli digunakan untuk mereduksi kecepatan motor listrik.

Berkurangnya kecepatan motor listrik maka tenaga dari mesinpun

ikut bertambah. Puli dapat digunakan untuk mentransmisikan

daya dari poros satu ke poros yang lain melalui sistem transmisi

penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular belt. Cara kerja

puli sering digunakan untuk mengubah arah gaya yang diberikan,

mengirim gerak dan mengubah arah rotasi.

Gambar 2. 9. Rangkaian Pulley

Menghitung diameter pulley dengan rasio

Menghitung panjang sabuk pulley

26

Menghitung jarak poros antar pulley

b. Reducer

Prinsip kerja komponen ini adalah putaran yang berasal

dari sumber tenaga motor listrik akan direduksi sesuai

perbandingan, Keterangan kecepatan putar pada poros input akan

lebih lambat dari poros output; Menyediakan rasio gigi yang

sesuai dengan beban mesin; Menghasilkan putaran mesin tanpa

selip; dan mengurangi kecepatan (Speed Reducer ).

9. Speed control

Speed control berfungsi untuk mengatur kecepatan motor.

Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi tegangan dan jumlah kutub

motor. Kontrol kecepatan router ini bekerja dengan universal sikat jenis

motor AC atau DC arus15 ampere atau di bawahnya. Hasilnya adalah

hidup lebih lama dan hasil yang lebih baik tergantung pada putaran

27

yang diinginkan. Terdapat dial untuk mengontrol kecepatan router saat

motor bekerja dengan mengubah frekuensi dari arus listrik sehingga

dapat mengatur kecepatan.

Gambar 2. 10. Router Speed Control

Nama : Router Speed Control

Kode : WEJ57518

Merk : Panasonik

Warna : Coklat muda

Tegangan (volt) : 220/230

Daya Maksimal : 800 watt

Gambar 2. 11. Rangkaian Dimmer Speed Control

28

Rumus menghitung putaran motor atau rpm:

Keterangan :

n = jumlah putaran (rpm)

f = frekuensi (hz)

p = jumlah kutup

Jumlah kutub motor telah ditentukan oleh pabrikan saat dibuat,

dan frekuensi tegangan telah ditetapkan oleh penyedia jaringan listrik,

seperti PLN yang menetapkan frekuensi tegangan sebesar 50 Hz,

sehingga praktis putaran motor relatif tetap

10. Dasar Perencanaan

a. Perencanaan Bejana dan Pengaduk

Perencanaan bejana bertujuan untuk mengetahui ukuran

bejana yang akan digunakan. Sedangkan perencanaan pengaduk

bertujuan untuk mengetahui jenis pengaduk yang digunakan.

Perbandikan ukuran bejana dan pengaduk harus sesuai ketentuan,

yaitu:

...........................................(Walas, 1990: 287)

Maka dapat diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kapasitas pengadukan, diantaranya yaitu diameter bejana dan

pengaduk, jenis pengaduk, kecepatan putaran motor, serta

viskositas dan densitas fluida yang diaduk.

29

Pada proses pengadukan, jenis pengaduk yang dipilih

harus sesuai dengan bahan yang diaduk. Terdapat beberapa aspek

yang harus di perhatikan dalam pemilihan jenis pengaduk, seperti

jenis dan viskositas bahan, kapasitas pengadukan yangdiinginkan,

dan efesiensi pengadukan.

Gambar 2. 12. Bejana dan Pengaduk (Walas, 1990: 288)

Keterangan :

h = Tinggi fluida/cairan.

Dt = Diameter bejana.

d = Diameter pengaduk.

d/6 = W = Lebar pengaduk

30

Tabel 2. 1. Tabel Jenis Pengaduk

Jenis

Pengaduk

Viskositas (Ns/m3)

101 102 102 103

Paddles

Propeller

Turbine

Untuk proses normal

Untuk proses terus-menerus

(Ludwig, 1999: 289)

Menentukan Diameter Pengaduk (d)

Jika di mengacu pada ketentuan yang ada bahwa

perbandingan antara d dan Dt yaitu antara 0,3 - 0,6 maka, jika di

tentukan bahwa d/Dt adalah 0,6 maka diameter pengaduk adalah :

d = 0,6 x Dt .................................................. (Walas, 1990: 288)

Menentukan Lebar Pengaduk (W)

Pada umumnya lebar impeller ialah d/6, namun karena

impeller yang digunakan ialah flat blade pitch paddle dengan

kemiringan 45o maka rumusnya:

W = 1/5 D ................................................... (Ludwig, 1999: 290)

31

Menentukan Volume Bejana (V)

Volume bejana dihitung sesuai dengan bentuknya.Desain

mesin pengaduk mentega terbentuk dari gabungan setengah

silinder dan balok, namun yang dihitung hanya satu silinder untuk

mengantisipasi adanya aliran.

Maka rumus yang digunakan ialah:

b. Spesifikasi Bahan yang Diaduk

Kekentalan dan kerapatan bahan yang akan diaduk

menentukan kapsitas pengadukan dan besar daya motor yang

digunakan serta menentukan perencanaan dari besar diameter

poros yang harus digunakan.

Nama bahan : susu sapi segar

Viskositas : 2,0 cP = 0,002 Ns/m2

Densitas : 1031 kg/m3

(Saleh, 2004)

c. Kapasitas Pengadukan

Kapasitas pengadukan ialah banyaknya aliran fluida yang

dipindahkan (dengan cara diputar) menggunakan satu atau

beberapa buah pengaduk sesuai dengan keperluan yang ada

sehingga diharapkan dapat menghasilkan suatu hasil pengadukan

yang sempurna dan sesuai dengan kapasitas dari pengadukan

yang dibutuhkan.

32

Q = K. n. d3 ................................................. (Ludwig, 1999: 298)

Keterangan :

Q = kapasitas aliran rata-rata dari impeller [m3/s]

n = putaran pengaduk [rps]

d = diameter pengaduk [m]

K = konstanta pengaduk = 3,28

d. Perencanaan Motor Penggerak

Besarnya daya motor penggerak tergantung pada ukuran

pengaduk, putaran motor, berat jenis, kekentalan dari fluida yang

diaduk, diameter bejana, serta posisi pengaduk. Sehingga

besarnya motor penggerak dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

................................................... (Ludwig, 1999: 299)

Keterangan:

P = power (tenaga motor penggerak (kW)

Q = kapasitas aliran rata-rata dari impeller (m3/s)

= kerapatan massa (kg/m3)

h = tinggi total fluida (m)

33

Besar putaran motor berpengaruh dalam kapasitas

pengadukan. Tingkat putaran motor antara lain, putaran tinggi

(1750 rpm / 29 rps) untuk viskositas rendah seperti air, putaran

sedang (1150 rpm / 19 rps) untuk viskositas sedang seperti sirup,

dan putaran rendah (420 rpm / 7 rps) untuk viskositas tinggi

seperti cat.

e. Perencanaan Diameter Poros Pengaduk

Jika P adalah daya nominal output dari suatu motor

penggerak maka berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat

diambil dalam perencanaan, dan jika faktor koreksi adalah fc

maka daya rencana adalah:

............................................................... (Suga, 2002: 7)

Keterangan:

Tabel 2. 2. Faktor Koreksi

Daya yang akan ditransmisikan

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 – 1,5

(Suga, 2002: 7)

34

Momen puntir disebut momen rencana T dengan rumus:

Keterangan:

Pd = daya rencana (Watt).

T = momen puntir (Nm).

n = putaran motor (rps).

Tegangan geser t a (N/m2)yang terjadi adalah:

........................................... (Suga, 2002: 8)

Keterangan:

= 1,3 – 3,0

Dari perhitungan sebelumnya, maka dapat menghitung diameter

poros, yaitu dengan rumus:

Keterangan:

35

f. Produktivitas Mesin

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya proses kerja mesin pengaduk mentega sama dengan

mesin pengaduk. Mesin pengaduk yang terdiri dari bejana dan poros

pengaduk.Terdapat beberapa peneliti yang sesuai antara lain, Amiludin dan

Sakti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisa Rancang Bangun

Pengaduk Bahan Baku Sabun Mandi Cair” menyatakan bahwa penggunaan

pengaduk jenis baling-baling lebih merata karena pengaduk mempunyai sudut

45o, sehingga mampu mengangkat air dari dasar wadah ke permukaan.

Penelitian dengan judul “Design and Fabrication of A Foundary Sand Mixer

Using Locally Avaliable Material” mengetahui bahwa mixer dengan volume

34 liter dengan poros 23 mm memiliki gaya pada poros 500,31 N, torsi poros

94,81 Nm. Kapasitas maksimumnya ialah 51 kg dengan efisiensi sebesar 52%

(Osarenmwinda dan Igguodala, 2014).

36

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Balami, Adgidzi, dan

Mua’zu (2013) yang berjudul “Development and Testing of An Animal

FeedMixing Machine” menunjukkan bahwa dalam waktu pengadukan 20

menit produktifitas mesin mencapai 95,31%. Sedangkan untuk penggunaan

mesin dengan kapasitas maksimal memerlukan waktu 9 menit. Shantika dan

Saefudin (2009) dalam penelitiannya “Peranjangan Mesin Pengaduk (Mixer)

Bahan Batu Bata Merah” menyimpulkan bahwa perlengkapan pengaduk,

penggerus, dan pembersih memaksimalkan kualitas dan waktu pengadukan.

Dengan daya motor 1 hp dihasilkan 960 bahan batu bata merah dalam 8 jam

kerja.

Penelitian berjudul “Rancang Bangun Mesin Pengaduk Bahan Baku

Pelet Ayam Pedaging Kapasitas 240 kg/jam” menyatakan bahwa dengan daya

mmotor 1 hp dapat mengaduk bahan pakan sejumlah 60 kg dalam waktu 15

menit (Putra dan Cahyono: 2016). Okafor (2015) dalam penelitiannya yang

berjudul “Design of Power Driven Dough Mixing Machine” menyatakan

bahwa mixer yang dirancang mempunyai kapasitas 70 kg/jam dengan

efisiensi 86%. Patil et al (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Design

and Development of A Special Purpose Bidirectional Mixer to Maximize

Agitating Performance” menyatakan bahwa pengembangan pengaduk dengan

dua arah meningkatkan performa pengadukan. Pada “Perancangan Mesin

Pengaduk Reaktor Biogas” Prasetyo (2012) menyatakan bahwa dalam sekali

pengadukan memerlukan waktu 20 menit untuk proses pengeluaran sisaa dari

limbah biogas. Sumber penggerak mesin ialah motor dengan daya 0,5 HP.

37

Sanjaya (2011) dalam penelitiannya “Proses Pembuatan Poros

Pengaduk Pada Mesin Pengaduk Dodol Garut” menyatakan bahwa mesin

mampu mengaduk produk 5 kg dodol garut dalam waktu 4 jam dengan

presentase kematangan dodol 80%. Nasution (2016) dalam penelitiannya

“Rancang Bangun Mesin Pengaduk Pakan Ternak Kapasitas 12 kg/jam”

menyatakan bahwa mesin tersebut menggunakan motor dengan kecepatan

1400 rpm yang direduksi menjadi 28 rpm. Idris (2014) dalam penelitiannya

“Perancangan Konstruksi Mesin Pengaduk Dodol Jenang dengan Peenggerak

Motor Listrik dengan Kapasitas 10 kg/jam” menyatakan bahwa mesin dodol

mampu memproduksi dodol 10 kg dalam sekali pengadukan dengan daya

motor 900 – 1300 watt.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan gambar 2.11. perancangan dimulai saat spesifikasi mesin

yang akan dirancang untuk menentukan konsep dasar kerja dari mesin

tersebut. Saat konsep sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, desain

umum dapat digambar dan divalidasi. Setelah divalidasi, dilakukan

perencanaan komponen-komponen mesin seperti perhitungan dan pemilihan

bahan yang akan digunakan. Komponen mesin tersebut seperti pengaduk,

tangki, penggerak, poros penggerak, dan lainnya. Setelah semua komponen

siap, desain secara terperinci disiapkan untuk membangun mesin

pengaduknya. Saat mesin pengaduk sudah jadi, maka uji performa akan

dilakukan dengan tiga kecepatan yang bertujuan untuk melihat pada

kecepatan berapakah mentega dapat dibuat dengan optimal.

38

Gambar 2. 13. Kerangka Pikir Penelitian

Spesifikasi mesin

Prinsip operasi

mesin

Desain Umum

Validasi

Uji

Performa

1150 rpm1725 rpm 420 rpm

Hasil

Perencanaan

Komponen Mesin

Desain Terperinci

Mesin Pengaduk

Mentega (Churner)

ya

tidak

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan dan perhitungan

Perencanaan mesin pengaduk mentega menghasilkan

spesifikasi:

a. Mesin : Churner

b. Sumbu : horizontal

c. Dimensi mesin : 790 x 350 x 500

d. Bahan : stainless steel 304 tebal 1 mm

e. Pengaduk : flat blade pitch paddle

f. Kapasitas : 40 liter

g. Penggerak : motor AC 0,5 HP

h. Kecepatan : 50 – 175 rpm

i. Kelengkapan : speed control

Perhitungan komponen yang didapatkan ialah:

a. Diameter pengaduk : 210 mm

b. Lebar pengaduk : 42 mm

c. Volume bejana : 40 liter

d. Motor penggerak : 0,5 HP

e. Poros pengaduk : 10,98 mm

60

2. Produktivitas mesin pengaduk mentega

a. 50 rpm : 4,660 kg/jam

b. 100 rpm : 5,035 kg/jam

c. 175 rpm : 4,050 kg/jam

3. Kualitas Mentega

a. 50 rpm : warna putih gading, rasa khas mentega, beraroma

khas mentega, tekstur lembut, dan tahan lebih dari satu bulan.

b. 100 rpm : warna putih gading, rasa khas mentega, beraroma

khas mentega, tekstur lembut, dan tahan lebih dari satu bulan.

c. 175 rpm : warna putih gading, rasa khas mentega, beraroma

khas mentega, tekstur lembut lengket, dan tahan dua minggu.

4. Kecepatan Optimal dalam Pengadukan mentega

Dari penelitian ini diketahui bahwa kecepatan optimal dalam

mengaduk mentega ialah 100 rpm karena produktivitas yang dicapai

tertinggi yaitu 5,035 kg/jam dengan kualitas warna putih gading, rasa

khas mentega, beraroma khas mentega, tekstur lembut, dan tahan lebih

dari satu bulan.

B. Saran

1. Pengdukan dalam pembuatan mentega disarankan menggunakan

kecepatan yang optimal yaitu 100 rpm sehingga mentega yang

dihasilkan maksimal

2. Pengadukan dalam pembuatan mentega disarankan tidak jauh di atas

kecepatan optimal karena dapat mempengaruhi kualitas mentega

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Amiludin, Nur Habni dan Arya MahendraSakti.2013. Analisa Rancang Bangun

Mesin Pengaduk Bahan Baku Sabun Mandi Cair.JRM 1/2: 35 – 40.

Balami, A. A., D. Adgidzi, A. Mua, zu. 2013. Development and Testing An

Animal Feed Mixing Machine. International Journal of Basic and Applied Sccience 1/3: 491 – 503.

Benson, C. H., and S. Bradshaw. 2011. User Guideline For Foundry Sand In

Green Infrastructure, Recycled Materials. Madison: Resource Center

University of Wisconsin-Madison

Buckle, A. K et al. 1985. Food Science. Diterjemahkan oleh Purnomo, Hari dan

Adiono. 1985. Universitas Indonesia: UI Press.

Cheresiminoff, Nocholas. P. 2000. Handbook of Chemical Processing Equipment.Woburn: Butterworth-Heinemann

Fellows, Peter. 2008. Practical Action: Butter and Ghee. Warwickshire: The Schumacher Center of Technology and Development.

Idris, Mochammad. 2014. Perancangan Konstruksi Mesin Pengaduk Adonan

Dodol Jenang Dengan Motor Listrik Dengan Kapasitas Produksi 10

kg/jam.

Instruksi Presiden Republik IndonesiaNomor 3 Tahun 2001TentangPenerapan

Dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi DaerahNomor4 Tahun

2001TentangPenerapan Teknologi Tepat Guna

Ludwig, Ernest. E. 1999. Applied Process Design forChemical and Petrochemical Plant Vol 1: Emphasizes How to Apply Techniques of Process Design and Interpret Results Into Mechanical Equipment Details. Woburn:

Butterworth-Heinemann

Muhi, Ali Hanapiah. 2009. Temu Karya Pendampingan Masyarakat Pedesaan dalam Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan:

Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam Perspektif Pemberdayaan

Masyarakat. Bekasi.

Munaf, Dicky. R. 2008. Peran Teknologi Tepat Guna Bagi Masyarakat Daerah

Perbatasan. Jurnal Sosioteeknologi Edisi 13 Tahun 7.

Nasution, Dedy Juhri. 2016. Rancang Bangun Mesin Pengaduk Pakan Ternak

Kapasitas 12 kg/jam. Medan: Unversitas Negeri Medan

xv

Okafor, Basil. E. 2015. Design of Power Driven Dough Mixing Machine.

International Journal of Engineerinng and Technology 5/2

Osarenmwinda, J. O., K. O. Iguodala. 2014. Design and Fabrication of A

Foundary Sand Mixer Using Locally Available Material. Nigerian Journal of Technology 33/4: 604 – 609.

Pahl, G and Beitz W. 1996. “Engineering Design”. Verlag London: Springer

Parekh, Rakesh. 2003. AC Induction Motor Fundamentals. Microchip Technology

Inc

Paropate, R. V., dan MaheshGorde. S. 2016. Pedal Operated Butter Churner:

Design and Development for Rural Area. International Journal of Engineering Science and Computing 6/5: 5019 – 5021.

Patil et al. 2015. Design and Development A Special Purpose Bidirectional Mixer

to Maximize Agitating Performance. International Journal of Modern Science in Mechanical Engineering 1/1: 1 – 7.

Paul, Edward L, Atiemo-Obeng, Victor A, Suzanne M Kresta (eds). 2004.

Handbook of Industrial Mixing Science and Practice. New Jersey: John

Wiley &Son Inc

Perangin-angin, Siwan Ediamanta. 2013. Perancangan dan Pembuatan Mixer

Kapasitas 6,9 Liter Putaran 200 rpm. Medan:Universitas Sumatera Utara

Prasetyo, Ari. 2012. Perancangan Mesin Pengaduk Reaktor Biogas. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta

Putra, Gista Pramuditya, Singgih DwiCahyono. 2016. Rancang Bangun Mesin

Pengaduk Bahan Baku Pelet Ayam Pedaging Kapasitas 240 kg/jam. ITB

Putri, Sarah R. 2015. Teknologi Pengolahan Susu Dan Telur, Mentega (Bovine Sp.). Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan. Bandung:

Laboratorium Pengolahan Pangan Universitas Pasundan

Saleh, Eniza. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak.Universitas Sumatera Utara: USU Digital Library

Sanjaya, Dian Rafi. 2011. Proses Pembuatan Poros Pengaduk Pada Mesin

Pengaduk Dodol Garut. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Shantika, Tito., EncuSaefudin. 2009. Seminar Nasional-VIII Rekayasa dan Aplikasi Teknnik Mesin di Industri: Perancangan Mesin Pengaduk

(mixer)Bahan Batu Bata Merah. ITENAS, Bandung.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan MuhammadSafri.2001. Urgensi Pengembangan

Teknologi Tepat Guna untuk UMKM Kota Medan.Jurnal Ekonomi, 14/4.

xvi

Suga, Kiyokatsu. Design of Machine Elements. Diterjemahkan oleh Sularso. 2002.

Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Surdia, T., Saito .S. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT. Pradnya

Paramita

Walas, Stanley. M. 1990. Chemical Engineering: Chemical Process Equipment.Newton: Butterworth-Heinemann.