63
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Dokum.entasi PeogembangaD Sistem Informasi 4.1.1 Deskripsi Sistem Konsepsi perancangan sistem informasi pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan secara terpadu dengan prototipe Kabupaten Sumenep Madura dapat dikemukakan secara skematis pada Gambar 20. Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui pengintegrasian dua teknik sistem yang berbeda yakni teknik sistem infonnasi manajemeo (management information system, MIS) dan teknik sistem infonnasi geografis (geographical itiformation system. GIS). Masing-masing teknik sistern ini memberikan dukungan infonnasi yang berbeda pada proses pengarnbilan keputusan pengelolaan sumberdaya pesisir dan Iautan. Sistem infonnasi manajemen (SIM) memberikan dukungan infonnasi yang mempresentasikan aspek deskriptif dari fenomena-fenomena pesisir dan lautan yang dimodelkan, sementara sistem informasi geoagrafis (SIG) memberikan dukungan dalam bentuk infonnasi yang mempresentasikan aspek keruangan dari fenomena-fenomena pesisir dan lautan yang dimodelkan. Infonnasi deskriptif SIM identik dengan jenis infonnasi atribuml dalam perspektif tabular dan gratis, sedangkan infonnasi keruangan SIG identik dengan jenis infonnasi spssial dalarn perspektiflokasi dan geografis. Skema konsepsi perancangan sistem tersebut juga menunjukkan babwa sistem informasi yang dibasiIkan menyediakan dua psnel utama sebagai produk perancangan sistem. Dua panel utama ini tercipta sebagai basil implementasi pengintegrasian dua teknik sistem, SIM dan SIG. Panel yang tercipta adaIab: (I) Panel sistem pendukung manajemen pemanfaatan sumberdaya pesisir dan Iautan MeSS (marine and coastal support system) yang menyediakan infonnasi atributal (tabular dan grafis) pesisir dan Iautan (2) Panel sistem penuntun manajemen pemanfaatan ruang sumberdaya pesisir dan lautan MeGS (marine and coastal guideline system) yang menyediakan infonnasi spasial (lokasi dan geografis) pesisir dan lautan

Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

  • Upload
    vunhu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Dokum.entasi PeogembangaD Sistem Informasi

4.1.1 Deskripsi Sistem

Konsepsi perancangan sistem informasi pemanfaatan sumberdaya

perikanan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan secara terpadu

dengan prototipe Kabupaten Sumenep Madura dapat dikemukakan secara

skematis pada Gambar 20. Skema konsepsi perancangan sistem tersebut

menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

pengintegrasian dua teknik sistem yang berbeda yakni teknik sistem infonnasi

manajemeo (management information system, MIS) dan teknik sistem infonnasi

geografis (geographical itiformation system. GIS).

Masing-masing teknik sistern ini memberikan dukungan infonnasi yang

berbeda pada proses pengarnbilan keputusan pengelolaan sumberdaya pesisir dan

Iautan. Sistem infonnasi manajemen (SIM) memberikan dukungan infonnasi yang

mempresentasikan aspek deskriptif dari fenomena-fenomena pesisir dan lautan

yang dimodelkan, sementara sistem informasi geoagrafis (SIG) memberikan

dukungan dalam bentuk infonnasi yang mempresentasikan aspek keruangan dari

fenomena-fenomena pesisir dan lautan yang dimodelkan. Infonnasi deskriptif

SIM identik dengan jenis infonnasi atribuml dalam perspektif tabular dan gratis,

sedangkan infonnasi keruangan SIG identik dengan jenis infonnasi spssial dalarn

perspektiflokasi dan geografis.

Skema konsepsi perancangan sistem tersebut juga menunjukkan babwa

sistem informasi yang dibasiIkan menyediakan dua psnel utama sebagai produk

perancangan sistem. Dua panel utama ini tercipta sebagai basil implementasi

pengintegrasian dua teknik sistem, SIM dan SIG. Panel yang tercipta adaIab:

(I) Panel sistem pendukung manajemen pemanfaatan sumberdaya pesisir dan

Iautan MeSS (marine and coastal support system) yang menyediakan

infonnasi atributal (tabular dan grafis) pesisir dan Iautan

(2) Panel sistem penuntun manajemen pemanfaatan ruang sumberdaya pesisir

dan lautan MeGS (marine and coastal guideline system) yang menyediakan

infonnasi spasial (lokasi dan geografis) pesisir dan lautan

Page 2: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

o :3 ~ N o

~;"'1 - U!... ... !!\'.~I ~ , ~~~ ~ ~~~ ; I..QW;I <D:lYlNl' TNUNl OWolS

.... ~ ....... ~. ~ ..... ~ .... ~~~ ........... ~

, '"

I , !

~~

..,. .... TJI'.au&.-.t

·~,="~~n··········

~.~k"~.--.-.-......... -

91

Page 3: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

92

Panel sistem pendukWlg manajemen pemanfaatan sumberdaya pesisir dan

lautan MeSS (marine and coastal support system) dengan infonnasi atributalnya

berperan sebagai sistem pendukung dalam manajemen pemanfaatan sumberdaya

pesisir dan lautan. Panel sistem ini menghimpun dan menyimpan tipe data

transaksi atributal, mengkonversi data yang berasal dari proses tnmsaksi menjadi

infonnasi dalam bentuk tabular dan gratis yang berguna untuk kepentingan

manajemen dan membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan

informasi atributal, model atau perangkat untuk menganalisis infonnasi atributal.

Panel atributal ini tercipta sebagai basil implementasi teknik 81M dalam bangunan

sistem. Seperti yang ditunjukkan pada gambar konsepsi perancangan sistem

bahwa panel MeSS (marine and coastal support system), sebagai sebuah sistem

dari supersistem pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, dibangun melalui

pengintegrasian tiga subsistem utama yakni subsistem data base management

system (DBMS) dengan manajemen basis datanya, subsistem model base

management system (MBMS) dengan manajemen basis modelnya dan subsistem

interface base management system (IBMS) dengan manajemen basis dialognya

kedalam bangunan supersistem secara keseluruhan. Subsistem DBMS berfungsi

mengelola basis data untuk penyediaan data yang diperlukan model keputusan.

Subsistem MBMS berfungsi mengelola basis model untuk penyediaan model

keputusan bagi pengolahan data hingga diperoleh infonnasi. Sementara subsistem

IBMS berfungsi mengelola basis dialog untuk penyediaan gaya-gaya dialog hagi

kemudaban akses pengguna terbadap informasi yang dibasilkan sistem.

Panel sistem penuntun manajemen pemanfaatan ruang sumberdaya pesisir

dan lautan MeGS (marine and coastal guideline system) dengan infonnasi

spasialnya Qokasi dan geografis) berperan sebagai sistem penuntun dalam

manajemen pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan lautan dan penggambaran

lokasi dan geografis wilayah pesisir dan lautan. Panel sistem ini menghimpun dan

menyimpan tipe data transaksi spasial, mengkonversi data yang berasal dari

proses transaksi menjadi infonnasi dalam bentuk lokasi dan geografis yang

berguna untuk kepentingan manajemen dan membantu pengambilan keputusan

dengan menyediakan informasi spasial. kriteria atau perangkat untuk menganaJisis

infonnasi spasial. Panel spasial ini tercipta sebagai basil implementasi teknik SIG

dalam bangunan sistem. Seperti yang ditunjukkan pada gambar konsepsi

perancangan sistem bahwa panel MCGS (marine and coastal guideline system).

sebagai sebuah sistem dari supersistem pengelolaan swnberdaya pesisir dan

Page 4: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

93

lautan, dibangun melalui pengintegrasian tiga subsistem utama yakni subsistem

do/a base management system (DBMS) dengan manajemen basis datanya,

subsistem criteria base management system (CBMS) dengan manajemen basis

kriterianya dan subsistem interface base management system (ISMS) dengan

manajemen basis dialognya kedalam bangunan supersistem secara keseluruhan.

Subsistem DBMS berfungsi mengelola basis data untuk penyediaan data yang

diperlukan kriteria keputusan. Subsistem CBMS berfungsi mengeiola basis

kriteria untuk penyediaan kriteria keputusan bagi pengolahan data hingga

diperoleh infonnasi. Sementara subsistem IBMS berfungsi mengelola basis dialog

untuk penyediaan gaya-gaya dialog bagi kemudahan akses pengguna terhadap

informasi yang dihasilkan sistem.

Infonnasi atributal (tabular dan grafis) yang disediakan panel sistem

pendukung manajemen pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan MeSS

(marine and coastal support system) adalah infonnasi atributal untuk. pemanfataan

sumberdaya pesisir dan lautan dan infonnasi atributal untuk pengelolaan

sumberdaya pesisir dan lautan. Jenis dan jumlah infonnasi atributal yang

disediakan panel MCSS untuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan antara

lain infonnasi tentang: (I) potensi lestari sumberdaya dan kapasitas optimum

upaya pemanfaatan sumberdaya yang sesuai dengan daya dukung pesisir dan

lautan (potensi lestari sumberdaya, tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya,

peluang pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya, kapasitas optimum

upaya pemanfaatan sumberdaya, tingkat upaya pemanfuatan sumberdaya, peluang

pengembangan upaya pemanfaatan sumberdaya, perkembangan basil tangkap

ikan, perkembangan upaya tangkap ikan, standarisasi upaya tangkap ikan, tingkat

keuntungan upaya pemanfaatan ikan, spesies ikan unggu\an, pola musim

penangkapan ikan, daerah penangkapan ikan); (2) determinasi unit penangkapan

yang layak (determinasi aspek biologi alat tangkap, aspek teknik alat tangkap,

aspel< sosial alat tangkap, aspek ekonomi alat tangkap); (3) alokasi sumberdaya

yang memaksimalkan usaba pemanfuatan sumberdaya (alokasi sumberdaya ikan,

nelayan, baban bakar, modal usaba); dan (4) kelayakan dari usaba pemanfaatan

sumberdaya (indikator investasi net B-C mtio, NPV, IRR, pay baek periode).

Sementara Jenis dan jumIab informasi atributal yang disediakan panel MCSS

untuk pengelolaan swnberdaya pesisir dan lautan antara lain informasi tentang:

(1) karakteristik biofisik pesisir dan lautan (luasan dan kondisi ekosistem pesisir

dan loutan: mangrove, non mangrove, padang lamun, terumbu karang, rumput

Page 5: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

94

laut, estuaria, pantai, rawa pasang surut); (2) karakteristik permasalaban

lingkungan pesisir dan lautan (kapasitas asimilasi perairan pesisir dan lautan,

beban kerusakan lingkungan pesisir dan lautan: pencemaran, abrasi pantai.

eksploitasi sumberdaya berlebih. kerusakan habitat dan bencana alarn); (3) aspek

sosial-ekonomi-budaya Gasa-jasa lingkungan pesisir dan lautan: pariwisata,

pelabuhan, IranSportasi; jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk: pendidikan.

agama, mata pencaharian. kesehatan; instrwnen pengelolaan sosekbud: lembaga

sosial, lembaga ekonomi. lemhaga budaya); (4) aspek kelembagaan (pranata

kelembagaan, undang-undang. peraturan). lnformasi atributal pemanfaatan

sumberdaya pesisir dan lautan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan

yang dihasilkan panel MCSS tersebut selanjutnya akan digunakan untuk

pemanfaatan optimal sumberdaya pesisir dan lautan. pengendalian kerusakan

sumberdaya pesisir dan lautan, pengelolaan kelembagaan yang mendukung

pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laulan, dan pengelolaan aspek sosial­

ekonomi-budaya wilayah pesisir dan lautan.

Informasi spasial (lokasi dan geografis) yang disediakan panel sistem

penuntun manajemen pemanfaatan ruang pesisir dan lautan MCGS (marine and

coastal guideline system) adalah infonnasi spasial untuk pemanfaatan ruang

pesisir dan lautan dan infonnasi spasial untuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan

lautan. Jenis dan jumlah informasi spasial yang disediakan panel MCGS untuk

pemanfaatan ruang pesisir dan lautan antara lain infonnasi tentang persyaratan

biofisik atau kesesuaian lahan dari setiap kegialan pemanfaalan ruang pesisir dan

lautan (pertanian sawah, pertanian tega!an, konservasi. pariwisata, pemukiman,

industri. pelabuhan, dan budidaya tambak). Sementara Jenis dan jumlah informasi

spasial yang disediakan panel MCGS untuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan

lautan antara lain informasi tentang: (I) karakteristik biofisik atau tala guna laban

yang ada di wilayah pesisir dan lautan (distribusi spasial. luasan dan kondisi

ekosistem pesisir dan lautan: mangrove, non mangrove, padang lam~ terumbu

karang, nunput laut, estuaria, pantai, rawa pasang surut); (2) karakteristik

permasalahan lingkungan pesisir dan lautan (distribusi spasial kapasitas asirnilasi

perairan pesisir dan lautan. distribusi spasial beban kerusakan lingkungan pesisir

dan lautan: pencemaran, abrasi pantai, eksploitasi sumberdaya berlebih, kerusakan

habitat dan bencana alarn); (3) aspek sosial-ekonomi-budaya (distribusi spasial

jasa-jasa lingkungan pesisir dan lautan: pariwisata, pelabuhan, IranSportasi;

jumlah dan tingkat penumbuhan penduduk: pendidikan, agama, mata pencaharian,

Page 6: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

95

kesehatan; distribusi spasial instrumen pengelolaan sosekbud: lembaga sosial.

lembaga ekonomi, lembaga budaya). lnfonnasi spasi pemanfaatan ruang pesisir

dan lautan dan pengelolaan sumberdaya pesisir lautan selanjutnya akan

digunakan untuk penyusunan tata ruang wilayah pesi if dan iautan, pengendalian

kerusakan sumberdaya pesisir dan iautan, dan pengel laan aspek sosial-ekonomi­

budaya wilayah pesisir dan lautan.

Berdasarkan konsepsi perancangan sistem infonnasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa sistem infonnasi menyediakan: 1) infonnasi atributal untuk

penentuan tingkat pemanfaatan sumberdaya pesisir lautan; dan (2) informasi

spasial untuk penentuan tingkat pemanfaatan ruang sisir dan lautan. T erakhir

informasi-infonnasi ini akan dibutuhkan untuk pe

pembangunan sumberdaya pesisir dan lautan se

development) yakni pembangunan swnberdaya pesisi

kebutuhan saat im tanpa menurunkan atau me kemampuan generasi

mendatang untuk memenuhi aspirasinya, memilik dimensi ekologis, sosial­

ekonomi-budaya, serta hukum dan kelembagaan.

4.1.2 Platform Sistem

Pemakaian komputer sebagai pengolah

dapat diabaikan dalam perancangan sistem info i pemanfaatan sumberdaya

perikanan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan ini. Disamping

karena kebutuhan pengorganisasian dan pengol volume WlSur-unsur data

yang dimuat cukup besar dan memerlukan kecepa

kompleksitas operasi-operasi pengolahan data yang

waktu pengolaban, juga karena tuntutan melal<

dieksekusi, pembatasan

perhitungan yang benar.

Sehingga komputer merupakan media yang tepat untuk perancangan sistem

infonnasi terpadu ini.

Pemakaian komputer sebagai media peran gan sistem informasi terkait

erat dengan pemiliban teknik (perangkat keras) dan ' komputer (perangkat

lunak) yang digunakan untuk implementasi sistem. P miliban perangkat keras dan

perangkat lunak ini akan berpengaruh pada keteliti dari basil komputasi, biaya

dari operasi sistem, kesesuaian dengan komputer y tersedia dan efektifitas dari

proses pengambilan keputusan yang akan meng:gunaljan hasil sistem.

Page 7: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

96

Komponen perangkat keras (hardware) berupl komputer (mikrokomputer,

minikomputer, mainframe) dan periferal pendukungnya yang digunakan untnk

menjalankan sistem beserta aplikasi-aplikasinya. Sist~m pemanfaatan sumberdaya

perikanan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan serta aplikasinya

dapat berjalan pada komputer dengan spesifikasi ~r Intelill Pentium ill 4

frekuensi 2.5 GHz, memori utama 256 MB frekuensi 266 MHz DDR SDRAM,

media penyimpanan hardisk dengan kapasitas 40 GB, Ultra DMA AT A 100 4200

rpm dan dilengkapi dengan compact disk drive 24XI2X52X CDRW. Periferal

pendukWlg komputer laiooya seperti keyboar~ mo~tor, mouse, printer, plotter,

scanner, modem, dan ethemet card mengikuti sya.r1lt beroperasinya spesifikasi

komputer diatas dimana semakin tinggi spesifi~i komputer yang tersedia

semakin baik operasionalisasi sistem.

Komponen perangkat lunak (software) mencal<up perangkat lunak operasi

sistem. perangkat tunak aplikasi sistem, perangkat lU$ak manajemen basis sistem,

serta perangkat lunak pendukung untuk komputer dan jaringan. Perangkat lunak

sistem operasi sistem informasi ini dibangun dii atas platform Microsoft®

Windows XP Home Edition sebagai perantara antta perangkat lunak aplikasi

sistem dengan perangkat kerns komputer. Perangkat lunak sistem opernsi sistem

ini berfungsi mengendalikan sumberdaya komputeryakni pemakaian perangkat

kerns, perangkat lunak dan data selama perangkat 1ut1ak ini dijalaukan. Tujuarmya

adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkali pemakai dapat menjalaukan

perangkat lunak aplikasi sistem, perangkat lunak njanajemen basis sistem, dan

perangkat lunak pendukung dengan mudah.

Pembangkitan diagram hubungan entitas (e,znty relationship diagram)

menggunakan perangkat lunak pendukung aplikasi P,wersoftO> PowerDesigner 9°

untnk menjaharkan entitas, mendefinisikan bublJll$an antar entitas, kekangan

terhadap entitas yang digunakan sebingga konsi~ entitas teIjaga. Selanjutnya

perangkat lunak manajemen basis sistem MySQIj membangkitkan hubungan

entitas tersebut kedalarn label-label basis data sistem,1 perangkat lunak manajemen

basis sistem Microsoft Office Access 2003 memiJlangkitkan bubungan entitas

tersebut kedalarn tabel-tabel basis model sistem, dan lperangkat lunak manajemen

basis sistem DB Arc View membangkitkan bubun!!/", entitas tersebut kedalarn

Page 8: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

97

tabel.tabel basis kriteria sistem. Perfonna dari man<\iemen basis sistem tersebut

dapat dilihat dengan perangkat lunak pendukung Apache Web Server dan PHP 4.0

untuk basis data Atribut dan DBF Viewer 2000 untuk basis data spasial.

Analisis spasial lokasi dan geografis untuk menghasilkan peta lokasi dan

kesesuaian laban di overlay dengan perangkat lunak pendukung ArcView 3.2.

Sementara analisis citra satelit NOAA suhu permukaan laut untuk menghasilkan

peta potensi lokasi ikan menggunakan perangkat lunak pendukung ErMapper.

Untuk kebutuhan perancangan manajemen basis dialog (interface design) sistem

yang user friendly dibangun secara on screen dengan perangkat lunak pendukung

Visual Basic, Macromedia® Dreamweavero 4 dan Adobe® PhotoshopO 7 dengan

media laporan yang dikerjakan oleh Seagate Crystal Reports 7.0 yang

menawarkan pilihan !abel dan grafik kepada pemakai.

Selanjuntnya implementasi pemrograman sistem dikerjakan dengan

menggunakan script language Microsoft Visual Basic V 6 yang dihubungkan

dengan Tee Chart Pro 4.0 untuk desain grafik anallsis. Keseluruban data atribut

dan data spasial yang menjadi komponen sistem lerpadu ini, selanjutnya akan

diintegrasikan oleh penmgkat lunak pendukung Map Object 1.2 sehingga sistem

secara perfonna terlihat kompak.

4.13 Manajemen Basis Sistem

4.1.3.1 Sistem Manajemen Basis Data (data base n:wnagement system)

Perancangan sistem manajemen basis dati. (DBMS) bertujuan untuk

melaksanakan manajemen data dengan fasilit$ untuk menyimpan data,

memanipulasi data, dan mengarnbil data dengan cara yang cepat dan mndah

sehingga data menjadi informasi yang bermanfaat. Tabel-tabel data serta relasi­

relasinya, hasil pengorganisasian pada saat peran"",gan basis data, dibangkitkan

(data base generation) dengan penmgkat lunak mapajemen basis sistem MySQL

(Garnbar21).

Manajemen data oleh penmgkat lunak ini 1Jleru:akup kelompok data: (l)

karakteristik biofisik pesisir dan lautan (luasan ~ kondisi ekosistem pesisir dan

lautan: mangrove, non mangrove, padang lamun. terumbu karang, rumput laut,

estuaria, pantai, mwa pa'l8l1g surut); (2) karakterilstik permasalaban lingkungan

pesisir dan laUIan (kapasitas asimilasi perairan pesi:jir dan lautan, beban kerusakan

Page 9: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

f

98

lingkungan pesisir dan laulan: pencemaran, abrasi pantai , eksploitasi sumberdaya

berJebih, kerusakan habitat dan bencana alam); (3) aspek sosial-ekonomi-budaya

(jasa-jasa lingkungan pesisir dan lautan: pariwisata, pelabuhan, transportasi;

jumlah dan lingkat pertumbuhan penduduk: pendidikan. agama, mala pencaharian,

kesehatan; instrumen pengelolaan sosekbud: Icmbaga sosial , lembaga ekonomi,

lembaga budaya); (4) aspek kelembagaan (pranata keiembagaan, undang-undang,

peraturan.

l .... t, •••• ,I .... ''1\,. ... '" ,,," ~." ...-.,,.,., r'P'",' .,,' J l,j ""-,.",, I"',,,.., l •• to,", _ r't ): ....... _.-., ... -0 -- .- ::'

a1 -.1f1 ....... ..-_ • .. __ a - D..ubue dbPoleml/.MJt.. table mangrow running on ~Iho$t

" -'"-'-,­,----, • " .. ..",·t .. _ .. ...... --.. • " __ "*" "ott , ._ .. _ .... ~ ~ .. --... _ ...... -... _ .. _ .... -· ...... _.--. ~ ... _ .. _-,-~ --..... --'" , ....... _ .... . ' _."-".--. .-. ... , '­. -'­" " ___ .... _ ... -, • ..-.. j>oOO •

. ' -"" ~ ........... > · -""-' . --." ...... .. - .•. .• --... ~ ,.-· -"' .. ' -'" ._ ...... ... · -... -.... ~. · " ..... ... ..

-. .- ..... ... - ..... ,~. ,~. ......i._ 11011 O., •• H l .... ,.....

0 ......." ....." No 0 ..... __ C'-tlrwPt...-y .... """"'"

D OT"""", -) No c-,. Doot "'"-J -.. ........ ,,- -... Ito etooopo...,-,. _ ~

'7 ..... _ ......... -- Ito CloMp tIrw P......, _ ........

C' I ......- ""') ,""",_b_nw 1 .. (11)

.. ~ ........ ....., " (11 )

I"J I(f\'ou'.~ ... MHFMTt_WN:RV ,. ..

iJ """-MTl. w.HGIN IOd

o DWUl -cMo('OOI

o DA'1.£2 _ "-<'Wi Lw~. ,._ [ C~ l o.~

~ • ~ • ~ • v •• M.ItL

'"~ . - ~ ."~ .-~

_ ~_.,I"",, """'O!I''''-..,...ct.o

. ......... --...,...,._ .... > .. ,-"'"" _ _ ... _.~ ..

n a 1o!Oo' .. /000<-..... 1

~"'_ 'we c;.,dl.oIlI)r __ ~~

T"<WN_o.w.GI!OVf_fK Ir()f)( _ Droo ~<II: (). TAHUN

cllMp 0...-,. _ ......... C ..... Droo~_.~

cr..,.. Ooop P",,*, _ . ~

CIIototo Ooop PmIa<y _ . U-c...,.. 0.. Pnrnaoy _. "-

a..,.. 0.., "-"'Y _ .........

c-.0..~_. U-

c...,.. 0.0, "- - ~

". -

Gambar 2 1 Pembangkitan dan fasilitas manajemen data oleh MySQL

4.1.3.2 Sistem Manajemen Basis Model (model base management system)

Perancangan sistem manajemen basis model (MBMS) bertujuan untuk

melaksanakan manajemen model untuk memelihara, mengonlrol dan mengakses

basis model dengan eara yang praktis dan efi sien. Sistem manajemen basis model

101 mempunym kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi

manajemen yang analog dengan manajemen basis data (seperti mekanisme untuk

menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, mengakses dan mengintegrasikan

basis model dan basis data) sehingga dihasilkan informasi yang mendukung

pengambilan keputusan untuk kepentingan manajemen dan sekaligus melakukan

Page 10: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

99

pcmrosesan transaksi. Model-model hasil pengorganisasian pada saat perancangan

basis model, selanj utnya di bangkitkan (model base generation) dengan perangkat

lunak manajemen basis sistem Microsoft Office Access (Gambar 22).

Manajemen model oleh perangkat lunak ini mencakup: (I) model estimasi

potensi lestari sumberdaya dan kapasitas optimum upaya pcmanfaatan

sumberdaya yang sesuai dengan daya dukung pesisi r dan lautan (potensi lestari

sumbcrdaya, tingkat pemanfaatan pOlensi sumberdaya, pcJuang pengembangan

pemanfaalan potensi surnberdaya, kapasitas optimum upaya pemanfaatan

sumberdaya, tingkat upaya pemanfaatan sumberdaya, peJuang pengembangan

upaya pemanfaatan sumberdaya, perkembangan hasil tangkap ikan,

perkem bangan upaya tangkap ikan, standardisasi upaya tangkap ikan, tingkat

keuntungan upaya pemanfaatan ikan, spesies ikan unggulan, pola mUSlm

penangkapan ikan, daerah penangkapan ikan); (2) model determinasi jenis alat

tangkap yang layak (detenninasi aspek biologi alat tangkap, aspek teknik alat

tangkap, aspek sosial alat tangkap, aspek ekonomi alat tangkap); (3) model alokasi

sumberdaya yang memaksimalkan usaha pemanfaatan sumberdaya (alokasi

sumberdaya ikan, nelayan, bahan bakar, modal usaha); dan (4) model kelayakan

usaha pcmanfaatan sumberdaya (net B-C ratio, NPV, IRR, PBP).

- 0 - 0 ,-I 0 ,- I 0

"". , __ <1-.0 • " lMi

• - .~ Eoo<"'_ 0 ,-0 - 0 ,-

~ - 0 -, 0 -• - 0 - 0 -, •• - 0 ~'-, - 0 ~'-- 0 -~ 0 -- 0 -• '- 0 -0 -0 _.

0 --0 -0 --0 -0 ,-0 ,-0 '-0 ,-0 ,--0 -0 ,-~ 0 ,-.,-... 0 ,--0 ,-

-Gambar 22 Pembangkitan dan fasililas rnanajemen model oleh Access

Page 11: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

100

4.1.3.3 Sistcm Manajcmcn Basis Kriteria (criteria base management system)

Sistern man<tiemen basis kriteria (CBMS) mempunyai kemampuan untuk

menamhahkan sumber kriteria secara cerat dan mudah, mengelola variasi kriteria,

mengambarkan struktur kriteria, mengakses dan mengintcgrasikan basis kriteria

dan basis data. Kriteria-kriteria hasil pcngorganisasian pada saat perancangan

basis kriteria, selanjutnya di bangkitkan (criteria base generation) dengan

perangkat Iunak manajemen sistem DB ArcView untuk membangun basis kriteria

(Gambar 23). Perancangan ini bertujuan untuk melaksanakan manajemen kriteria

untuk rnemelihara, mengontrol dan mengakses bas is kriteria dengan eara yang

praktis dan efisien.

Manajemen kriteria oleh pcrangkat lunak In! mencakup kriteria

persyaratan biofis ik atau kriteria kesesuaian lahan dari setiap kcgiatan

pemanfaatan ruang pesisir dan lautan (pertanian sawah, pertanian tegalan,

konservasi, pariwisata, pemukiman, industri , pelabuhan, dan budidaya tambak).

". ~xa~ 'A'!. '::." O li ~, " • - -• 1i'I.Ct - A _. • "-- -"'- u ~oo_ - • .~ -"~ - "lCTEfW"iN< • -, . " '" • , -- -- --'" ." , • ~- -- ~--,,' '"

, • ~- -- ---,,' '" , • ........ h<I_ -- ~--

'" ." , , ~- -- ~--'" '"

, • -- -- ~--'" ." • • -- -- --." '" , ,

~- --... '" , , -- -- --." '" , ,

~- -- --» '" , , -- -- --~ 6·" • , ~- -- --" ." • • -- -- --" ." • , -- -- --" ~1\ , • ~- -- --., ." , • ........ - -- --" ." • • -- --" ." , • -- -- -" '" • • -- -- ~--

" ". • , -- -- ~--" '" • , -- -- -" ." • , ~- -- --" ." • , ~- -- --" '" , , -- -- --

Gambar 23 Pembangkitan dan fasilitas manajemen kriteria oleh DB ArcView

Page 12: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

101

4.1.3.4 Sistem Manajemen Basis Dialog (interface base management system)

Fungsi dan fleksibilitas DBMS, MBMS dan CBMS tergantung pada

kemudahan interaksi antara sistem dengan pen~anya. Untuk itu perlu

dirancang sistem manajemen basis dialog (lBMS) dengan berbagai gaya dialog

system-user yang memberi sarana antannuka (interface) antara pemakai dengan

sistem sehingga memudahkan aktifitas untuk mernperoieh infonnasi. Untuk

kebutuhan perancangan IBMS (interface design) sistem yang user friendly

dibangun dibangun secara on screen dengan peranQkat lunak pendukung Visual

Basic, Macromedia® Dreamweavero 4 dan Adobe® PbotoshopO 7 (Gambar 24).

IBMS menyajikan output sistem pada pemakai dan mengumpulkan input

ke dalam sistem. Output sistem ditampilkan dalam berbagai variasi format

infonnasi dan pera1atan keluaran (nilai terformat, teks, citra, video, audio) dengan

fitur drill down yang memungkinkan pengguna melihat informasi secara rinei.

Sementara input pengguna dalam bentuk data, parameter dan skenario

dikomunikasikan pada sistem dengan gaya dialog ba1tasa aksi (apa yang bisa

digunakan pemakai untuk berkomonikasi dengan sistem), baltasa tampilan (apa

yang harus diketahui pemakai dari sistem), dan ballis pengetahuan (pengetahuan

mengenai struktur sistem dan prosedur umum pengoperasian sistem) yang

meliputi pendekatan tanya jawab. menu~menu, babasa perintah. dan pengisian

tempat kosong.

4.1.4 Program Aplikasi Sistem

Program aplikasi komputer yang dihasil1<ian dari perancangan sistem

informasi ini ada1ah sebuah program aplikasi berhasis Microsoft® Windows XP

Home Edition™ sebagai sistem operasinya ontuk pengembangan pemanfaatan

sumberdaya perikanan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. Untuk

mudah diingat, program aplikasi ini dinamakan SIS!TEMIK"' SIMPEL, singkatan

dari sistem infonnasi pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam sistem infonnasi

pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan.

SISTEMIK"' SIMPEL merupakan pengembangan dari SISTEMIK® yang

dirancang penulis pada tahun 2000 sebagai sistem inforrnasi pemanfaatan

sumberdaya perikanan. Pengembangan SISTEMIK® SIMPEL dibandingkan

Page 13: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

102

dengan versi sebelumnya adalah pengembangan pada teknik pengambilan

keputusan dengan pelibatan kriteria-kriteria spasial sehingga dihasilkan sistem

informasi yang tidak banya mengbasilkan informasi untuk pemanfaatan

sumberdaya perikanan juga sistem infonnasi yang menghasilkan infonnasi untuk

pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan lautan.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa SISTEMIK® SIMPEL terbukti

mampu melintasfungsikan teknik pengambilan keputusan SIM yang melibatkan

model-model atributal dan teknik pengambilan keputusan SIG yang melibatkan

kriteria-kriteria spasial. Pengembangan versi barn ini dibandingkan versi

sebelumnya dapat dijelaskan secara sistematis beroasarkan seluruh komponen

sistem--basis sistem. prosedur. teknologi infoI1!l8$i, manusia--yang menyusun

sistem terpadu ini dengan menggunakan pendekatan Kadir (2003).

Dalam manajemen basis sistem, SISTEMIK"' SIMPEL mengalami

perbaikan dari SISTEMIK®. Pelibatan kriteria-kriteria spasial pada sistem

infonnasi terpadu ini dengan sendirinya menambah manajemen basis sistem

sehingga sistem ini mempunyai empat subsistem ulama yakni sistem manajemen

basis data DBMS (data base management system), sistem manajemen basis model

MBMS (model base management system), sistem manajemen basis kriteria CBMS

(criteria base management system), dan sistem manajemen basis dialog (interface

base management system). Masing-masing basis sistem ini menggunakan format

aplikasi perangkat lunak manajemen basis sistem yang berbeda yakni DBMS

menggunakan format basis data MySQL, MBMS menggunakan format basis

model Microsoft Office Access, CBMS menggunakan fomat basis kriteria DB

ArcView dan IBMS menggunakan format Visual Basic, Macromedia"'

Dreamweavero 4 dan Adobe® Photoshopo 7. Deqgan empat format manajemen

basis sistem yang berbeda ini, mengbaruakan kemampuan sistem informasi yang

mampu menggorganisasikan selurub format manajemen basis sistem tersebut ke

dalam file basis sistem tunggal dan ini menjadi saIah satu kelebihan sistem

informasi terpadu ini. Selurub informasi dlsimpan daIam roang-roang

penyimpanan yang disebut tabel dan selanjutnya informasi tersebut dapat dieari

atau diambil kembali dengan menerapkan proses qllery.

Page 14: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

103

Kemampuan manajemen basis sistem tersehut dalam mengelola dan

mengorganisasikan data dimWlgkinkan karena perangkat lunak manajemen basis

sistem menggunakan SQL (structured query language) dalam dua bahasa yakni:

(1) bahasa definisi data DDL (<kIta definition language) yang berisi perintah

untuk mendefinisikan dan menjelaskan obyek-obyek basis sistem seperti membuat

tabel basis sistem dan menghapus tabel basis sistem; (2) bahasa manipulasi data

DML (dala manipulation language) yang berisi perintah Wltuk memanipulasi

basis sistem seperti mengambil, menambah, mengubah, menghapus dan

menyimpan basis sistem. Dengan kemampuan ini serta penyediaan antarmuka

bahasa host oleh perangkat lunak manajemen basis sistem maka seluruh fonnat

manajemen basis sistem dapat diakses oleh perangkat lunak apa saja (Visual

Basic, Delphi, PHP, Java) untuk kebutuhan penyimpanan, manipulasi dan

penyajian basis sistem. Artinya terdapat independellSi data dan program dimana

perubaban fisik data tidak akan berpengarub terbadap program aplikasi.

Sebagai salah satu komponen sistem infonnasi, manusia baik sebagai

pihak yang bertanggung jawab dalam peogembangan sistem informasi (spesialis

teknologi infonnasi) maupun dalam penggunaan keluaran sistem infonnasi

(pengguna akhir) meningkat perannya dalam kapasitas tanggung jawab

pengembangan sistem dan dalam keluwesan penggunaan keluaran sistem.

SISTEMIK® SIMPEL sebagai sistem informasi kompleks menuntut keablian

spesialis teknologi informasi yang ahli dalam pengembangan sistem infonnasi

dengan kebutuhan keablian sebagai berikut: (I) aaalis sistem (sistem analyst),

kemampuan meneIjemahkan kebutuhan pemakai menjadi sebuab rancangan

manajemen basis sistem dan aplikasi; (2) pernrogram aplikasi (a plication

programmer), kemampuan menerjemahkan spesifilaasi yang dibuat analis sistem

ke dalam sebuab aplikasi program komputer; (3) admistrator manajemen basis

sistem (management system base administrator), kemampuan mendefmisikan

standar dan struktur data, model, dan kriteria dalam basis sistem serta kemampuan

pengamanan dan pemeliharaan basis sistem secara rutin; (4) operator entri data

(data entry operator), kemampuan mengoperasikan komputer untuk menjalankan

sistem informasi dan memasukkan data entrian.

Page 15: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

104

Dibandingkan dengan pengembangan sistem sebelumnya, SISTEMIK®

SIMPEL lebih memberikan keluwesan peogunaan keluaran sistem infonnasi

kepada pengguna akhir dalam hal jnmlah pengguna dan kemudahan akses. Sistem

terpadu ini dibangun untuk menghasilkan informasi tidak hanya untuk pengelola

perikanan saja dalam hal ini Departemen Kelautan dan Pe~ namun

stakeholder seperti Departemen Pariwisata., Perguruan Tinggi, Departemen

Kehutanan, Departemen Pertambangan, Departemen Perhubungan, Departemen

Perdagangan dan Industri, Departemen Pemukiman, Departemen Koperasi, INI

AL, DISHIDROS, investor juga tercakup didalamnya. Dengan kata lain sistem ini

sebagai sistem terpadu yang dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama­

sarna meskipun tidak terletak pada masing-masing departemen. Disamping itu

sistem terpadu ini bersifat interaktif. memberikan kemudahan akses dan perolehan

informasi kepada pernakai. Hal ini dimungkinkan karena sistem kompleks ini

dibangun dengan ruang lingkup dan batasan sistern yang luas yakni mencakup

seluruh aspek pengelolaan pesisir dan lautan d.engan desain sistem yang

menerapkan kaidah perancangan manajemen dialog yang user friendly dan dengan

dukungan teknologi komunikasi memungkinkan tert.Jbung secara jarak jaub.

SISTEMIK® SIMPEL dirancang dengan menggunakan bahasa

pemrograman Visual Basic Versi 6.0 Enterprise Edition, yang merupakan salah

satu bahasa untuk landasan pemrograman visual produksi Microsoft Corporation.

Jenis bahasa pemrograman ini tergolong ke dalam bahasa pemrograman beraras

tinggi (high level language) dan termasuk kedalam IIVolusi pengembangan bahasa

pemrograman generasi ketiga (third generation) dengan pendekatan visual

(visualization), terstruktur dan berorientasi pada objek (object oriented

programming).

Maksud dari bahasa pemrograman yang beraras tinggi menyatakan bahwa

Visual Basic, bahasa pemrogramannya beroriem.si kepada manusia yakni

menggunakan bahasa intruksi manusia (bahasa inggris) bnkan dalam bentuk

intruksi deretan biner (bahasa mesin). Sebagai bahasa pemrograman generasi

ketiga, Visual Basic menggunakan pendekatan prosedural yakni intruksi yang

rinci dengan kata-kata yang biasa dipakai manusia agar komputer menjalankan

tugasnya. Di lingkungan Windows, Visual Basic mtrupakan bahasa pemrograman

Page 16: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

105

visual serbaguna yang dapat dipakai untuk membuat aplikasi apa saja dan sangat

disukai oleb para pemrogram karena mempermudah dalam pembuatan program

terutama dalam hal pembuatan antarmuka pemakai.

Maksud dari babasa pemrograman ini terstruktur adalah bahwa Visual

Basic menggunakan pendekatan pemrograman struktur kontrol program sehingga

tidak terjadi lompatan dari instruksi ke instruksi lainnya yang tidak berurutan.

Sebagai konsekuensi bahasa pemrograman ini bersifat visual adalah bahasa

pemrograman ini menggunakan konsep berorientasi pada obyek dan dikendalikan

oleh kejadian. Maksudnya komponen-komponen yang menyusun antarmuka

berupa sejumlah obyek atau kontrol seperti tombol, gambar, label dimana setiap

obyek ini memiliki properti. kejadian. dan metode. Program akan menunggu

kejadian tertentu, maksudnya kode pemrogramannya mengikuti kejadian .tas

kontrol dan formnya. Dengan kata lain, pada saat pembuatan aplikasi, pemrogram

meletakkan .tau menggambarkan kontrol-kontrol yang hendak dipakai diatas

form yang telab disediakan, lalu menuliskan kode-kode program unmk menangani

kejadian-kejadian tertentu dari kontrol dan form yang telab digambar sebelumnya.

Keuntungan penggunaan Visual Basic--bahasa pemrograman yang beraras

tinggi, generasi ketiga dan terstruktur dan berorientasi obyek--sebagai bahasa

pemrograman dalarn perancangan SISTEMlK@ SIMPEL adalab mempercepat

penyelesaian desain .plikasi dalarn arti produktivitas pemrograman meningkat

dan program dapat dibuat dalarn waktu yang lebib pendek. Hal ini diroungkinkan

karena tahapan pembuatan aplikasi sangat sederhana yakni pembuatan antarmuka

pemakai yang berisi obyek-obyek, penulisan kode program unmk suatu kejadian

dari suatu obyek dan selanjutnya pemrogram bisa segera menguji kode program

yang telab dibuat. Dengan menggunakan bahasa pemrograman visual ini,

antarmuka pemakai dan komponen-komponen lainnya yang menyusun aplikasi

SISTEMIK® SIMPEL ini dapat dibuat secara bertahap dan mudah dimana

instruksi banya mengikuti desain interface yang ",dab terbenmk dan barnpir tak

ada instruksi program yang perlu ditulis.

Disamping mampu mengintegrasikan infocmasi atributal dan infonnasi

spasial melalui dukungan Map Object, Visual Basic juga mendukung fasilitas

pembangkitan Iaporan (report generator), pembangkitan pennintaan (query

Page 17: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

106

generator). pembangkitan gambar (graphics geMrator), pembangkitan suam

(audio generator), dan pembangkitan aktivitas (video generator) sehingga

bangunan sistem yang dihasilkan bersifat multimedia dan terintegrasi. Dalam hal

terjadi kesalahan, bahasa pernrograman ini mempunyai kemudahan dalam mencari

kesalaban seandainya sistem menghasilkan sesuatu yang dianggap salah ketika

program dijalankan, karena program dipecah menurut form yang berbeda dengan

kode sumber yang selalu tersedia.

Keuntungan lainnya dari penggunaan Visual Basic adalah tampiJan dari

programnya lebih menarik dan jauh lebih akrah dengan pemakai dari pada

program konvensional yang total dikerjakan melalui pemrograman prosedur.

Sebagai bahasa pemrograman serbaguna, bahasa ini mendukung tennasuk koneksi

ke basis data, basis model dan basis kriteria, menyediakan sarana untuk membuat

aplikasi berbasis windows dan juga dapat dipakai untuk pemrograman jaringan.

Contoh tampilan desain program dengan Visual Basic Versi 6.0 disajikan pada

Gambar 24, sedangkan contoh kode pemrograman (source code) pene1itian ini di­

listing pada Lampiran 6.

Pemakaian sistem operasi Microsoft® Windows XP Home Edition™

sebagai platfonn program didasari oleh alasan sistem operasi tersebut yang

banyak digunakao sebagai platform komputer saat ini. Sistero operasi ini dibuat

oleh Microsoft Corporation dan dipilih karena banyak sekali digunakan oleh

expert user maupun novice user disamping karena sistern operasi ini mempunyai

antarmuka gratis, keroampuan multi-tasking, dapat digunakan untuk membentuk

keIja tim (workgroup) dan dapa! digunakan sebagai client/server. Kemampuan

multi-tasking sistem operasi ini melmmgkinkan pengguna menjalankan sejumlah

program dalam waktu yang sarna. Keroampuan ini juga mernungkinkan pengguna

berpindah dari satu program ke program lain dengan mudah dimana setiap

program tetap dieksekusi oleh central processing unit komputer. Dengan

dernikiao diharapkan program SISTEMIK® SIMPEL ini akan lebib luas

tersosialisasi dan dipakai stakeholders sumberdaya pesisir dan lautan.

Dari basil pemrograman didapatkan dua buah program utama yaitu

program SETUP dan program SISTEMIK® SIMPEL. Program SETUP adaiah

program instalasi program SISTEMIK" SIMPEL pada sistero operasi wiodows.

Page 18: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

107

Program SISTEMIK® SIMPEL setelah diinstall pacta komputer melalui beberapa

ujicoba dapat berjalan dengan baik pada sistem operasi Microsoft® Windows XP

Home Edition TM .

... ,.""" , ,,~'"'"" ,,_, IJ." 1 .... """1 1, .. ,,,,1 , .. " •• "" " "'""1 '. ·of ~ ~~ ~ ____ Qob.o "" ~ """_ I""'~"'_1joI>

1!:I'e' ~ 1iI t.lCi'<8"~ 6J. .:tl tJ 0, -.0$ ,r,,,,,,,, • .,,o

o " 8 ..... ;

G O ...!

OO~~

II!!!. ;fi; .:J .... _ - i:.

,,~ ~

_ - i;.

II' !!' ~

iO m O . ,,"' g; ~ ~ ...... ".~

"

• ,.",,", "B, ,~~ ,,-," , ,n _ ,_ ._., ___ . ~~._ ,~v ~._,. T ~._~, .~. __ • m ·· --. -' .", . "

, J\;I \ '\! C R 0 \ ' E ~ ' " ,.. .

I I

.-­.--1:1"_ .....

,-- '-• ,- .-

'"-

... @n.,,,,,

,- li!!I _" ................... ) ~_l ___ '_j 0''_(1) _ _ ~...-.. .. _.do) O'J_( __ ) '''''''''_(1)'_''') O'J_.c .... -....:Io)

."J"""'-"""'---""

."J_(~J o, ........ ~ _ _ ........ (1< ........... ) __ 1_"") .-,-.,.. .. ~ _T~(_-.. .• b~....- .... ~

iA me" . II " - ---

Gambar 24 Contoh desain interface dan program dengan Visual Basic Versi 6.0

Program SISTEM IK@ SIMPEL dibangun sebagai perangkat lunak untuk

mcnunjang pcnycdiaan informasi daJam pengelolaan sumberdaya pesisir dan

lautan, lerulama infonnasi untuk pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya

perikanan dengan dua komponen utama struktur program, yaitu komponen

infonnasi atributal (browsing dan processing pada panel MeSS) dan komponcn

informasi spasial (browsing dan processing pada panel MCGS).

Komponen penyedia informasi atributal adalah komponen yang

menyediakan fasilitas pengaksesan (browsing) dan pemrosesan (processing)

infonnasi dalam bentuk tabular dan grafik sebagai sistem pendukung manajemen

pemanfaatan sumberdaya pcsisir dan lautan (marine and coastal support system).

Semenlara komponen penyedia informasi spasial adalah komponen yang

menyediakan fasilitas pengaksesan (browsing) dan pemrosesan (processing)

Page 19: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

108

infonnasi dalam bCnlUk lokasi dan geografis sebagai sistem penuntun manajemen

pemanfaatan ruang pesisir dan laulan (marine and coastal guideline system).

4.1.4.1 Tarnpilan Awal Program (splash program)

Pada saat pertama kali menggunakan program SISTEMIK® StMPEL,

pengguna harus melakukan instalasi tile setup programnya terlebih dahulu.

Dengan memilih program instalasi file setup pada drive CD-ROM dari tombol

~ddnew Qrogramme £ontrol Qanei sistem operasi windows, se lanjutnya aktivitas

serup akan berjalan sendiri sampai selesai (software aplikasi , software manajemen

basis, dan software pendukung SISTEM IK® SIMPEL disertakan dalam bentuk

CD). Untuk menjalankan program, pemakai tinggal meng-klik menu ~xe

SISTEM IK@ SIMPEL yang tereipta dari proses instalasi pada panel palang dan

dekstop program Microsoftill Windows XP Home Edition™ yang selanjutnya

diikuti dengan tampilnya splash program sebagai gerbang untuk memasuki

aplikasi lebih lanjut. Infomlasi yang tersaji pada splash meliputi, nama dan logo,

licence, product id. dan copyright program aplikasi. Gambar 25 mendiskripsikan

tampilan splash program aplikasi SISTEMIK® SIMPEL.

Gambar 25 Splash progmm aplikasi SISTEMIK® SIMPEL

Page 20: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

109

Setelah program beljalan, pengguna dapat menentukan pilihan pemakaian

paket program pilihan infonnasi yaitu: (I) infonnasi atributal pada panel sistern

pendukung manajemen pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan (marine and

coastal support system) MCSS dan (2) infonnasi spasial pada panel sistern

penuntun manajemen pemanfaatan ruang pesisir dan lautan (marine and coastal

guideline system) MCGS.

4.1.4.2 Menu Utama dan Sub Menu

Panel Sistem Pendukung Maoajemen Pernanfaatan Sumberdaya

Pesisir dan Lautan, MeSS (marine and coastal support system)

Panel sistem pendukung manajemen pemanlilatan sumbetdaya pesisir dan

!autan (marine and coastal support system) pada program aplikasi, terletak pada

larik atas kesamping kanan dengan menu bar dan 1001 2m yang menyediakan

fasilitas browsing dan processing informasi atributal. Panel sistem ini terdiri atas

menu utama dan sub menu informasi atributal.

Menu utama panel atributal terdiri atas: (1) menu infonnasi umum dengan

sub menu infonnasi provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa; (2) menu ekosistem

biofisik dengan sub menu mangrove, non mangrove, terumbu karang, padang

lamun, rumput laut, estuaria, pantai, rawa pasang surnt; (3) menu pennasalahan

lingkungan dengan sub menu abrasi pantai, eksploitasi sumberdaya berlebih,

pencemaran, konversi laban, kerusakan habitat dan bencana alarn; (4) menu

aktivitas manusia dengan sub menu perikanan tangkap, perikanan budidaya,

pertanian, pertambangan, perindustrian, perkebunan, kehutanan, transportas~

pariwisata dan pelabuhan; (5) menu sosial ekonomi budaya dengan sub menu

agama, jenis kelamin, pendidikan, mata pencabarian, kesehatan dan lemhaga

sosial; (6) menu kelembagaan dengan sub menu dinas kelautan dan perikanan,

perusahaan perikanan, asosiasi perikanan dan kelompok perikanan; (7) menu

sistemik dengan sub menu potensi ikan dan kapasitas upaya penangkapan,

detenninasi alat tangkap, alokasi optimum sumberdaya perikanan, kelayakan

usaha perikanan, daerah penangkapan ikan, klasifikasi alai tangkap, dan

k1asifikasi ikan; dan (8) menu pendukung dengan sub menu peraturan

perundangan, visualisasi ekosistem biofisik, visualisasi penangkapan ikan, dan

Page 21: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

I I I I I

110

visualiasi aktivitas man usia. Gambar 26 mcnyajikan tampilan menu utama dan

sub mcnu informasi atributal panel ini pada program aplikasi, sementara tampilan

sceara rinci menu dan sub menu pada panel sistem pendukung manajemen

pemanfaatan sumberdaya pcsisir dan lautan (marine and coaslal support 3yslem)

tlisaj ikan pada Lampiran 7.

Seeara umum dapal disimpulkan bahwa panel atributal MeSS

menyediakan fasi litas pengakscsan (browsing) dan pemrosesan (processing)

informasi dalam bentuk tabular dan grafik sebagai sistem pendukung manajemen

pemanfaalan sumberdaya pesisir dan lautan (marine and coastal support system).

Informasi atributal yang bisa diakses dan diproscs pada panel ini adalah informasi

atributal pemanfataan sumberdaya pesisir dan laulan dan infonnasi atributal

pengeiolaan sumberdaya pesisir dan lautan .

.. ,~,_, ,.'_" '''' "', ... ... ' ......... ,_" ., ..... ~ .. " ,_ ":: ~ ., J -- ..... --• • -- --

- ----- :::._ . .-.. _- -~ -----_ . • --'" N_'- ._~

.. !f< .... ~

~- ---

III • - --

"TJ1ii;t . .. "~ .. _ ,,", _.. .. ... t'! • ...

Gambar 26 Tampilan menu dan sub menu panel sislem pendukung manajemen

pcmanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan (marine and coastal

support system)

Browsing infonnasi atributal dilakukan dengan menuliskan atau memilih

infonnasi yang diinginkan pada menu ~arch, kemudian meng-klik !ornbol faci.

Page 22: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

III

Misalnya browsing informasi potensi ikan dan tingkat upaya pemanfaatan, sesaat

kemudian akan ditampilan form potensi ikan dan tingkat upaya pemanfaatan

dalam bentuk tabel, grafik dan report.

Processing infonnasi atributal dilakukan dengan meng-entrikan data yang

infonnasinya ingin diketahui pada menu input, kemudian meng-klik menu QUtput.

Misalnya processing data finansial ekonomi untuk mengetahui infonnasi

kelayakan usaha pemanfaatan, sesaat kemudian akan ditampilkan fonn kelayakan

usaba pemanfaatan dalam bentuk tabel, grafik dan report.

4.1.4.2 Menu Utama dan Sub Menu

Panel Sistem PeRuDtuo Manajemen Pemanfaatan auang Pesisir dan

Lautan, MCGS (marine and coastal guideline system)

Panel sistem penuntun manajemen pemanfaatan ruang pesisir dan Iautan

(marine and coastal guideline system) pada program aplikasi, terletak pada larik

samping kanan ke bawah dengan menu har dan 1001 Qar yang menyediakan

fasilitas browsing dan processing informasi spasial. Panel sistem ini terdiri alas

menu utama dan sub menu informasi spasial.

Menu utama panel spasial terdiri atas: (I) menu infonnasi wnum dengan

sub menu infonnasi propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa; (2) menu ekosistem

biofisik dengan sub menu mangrove, non mangrove, terumbu karang, padang

larnun, rumput laut, estuaria, pantai, rawa pasang surut; (3) menu pennasalahan

lingkungan dengan sub menu abrasi pantai, eksploitasi sumberdaya berlebih,

pencemaran, konver.;i laban, kerusakan habitat dan bencana alarn; (4) menu

aktivitas manusia dengan sub menu perikanan tangkap, perikanan budidaya,

pertanian, pertambangan, perindustrian, perkeb\ll1llll, kehutanan, transpnrtasi,

pariwisata dan pelabuhan; (5) menu sosial ekonomi budaya dengan sub menu

agama, jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian, kesebatan dan lembaga

sosial; (6) menu tata roang dengan sub menu kesesuaian laban pertanian sawah,

pertanian tegal, budidaya tambak, pennukiman, industri, pelahuban perikanan,

konservasi dan pariwisata bahari. Gambar 27 menyajikan tampilan menu utama

dan sub menu infonnasi spasial panel ini pada program aplikasi, sementara

tampilan secara rinei menu dan sub menu pada paned sistem penuntun manajemen

Page 23: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

112

pemanfaatan ruang pesisir dan lautan (marine and coastal guideline system)

disajikan pada Lampiran 8.

Secara umurn dapat disimpulkan bahwa panel spasiai MCGS menyediakan

fasilitas pengaksesan (browsing) dan pemrosesan (prsocessing) informasi dalam

bentuk lokasi dan geografis sebagai sistem penuntun manajemen pemanfaatan

ruang (marine and coastal guideline system). Informasi spasial yang bisa diakses

dan d iproses pada panel ini ada lah informasi spasiai pemanfaatan ruang wi layah

pesisir dan lautan dan infommsi spasial pengelolaan sumberdaya pesisir dan

lautan .

.. """''' ,,,,."' ... ,, Un',",' __ 10"", '''' he, I 0"'" I " iIo. , ,,,t,.. t; 'B IX1 J ---• • -- --.;::,;;.. ~ . .....,. . ...

Gambar 17 Tampilan menu dan sub menu panel s istem penuntun manajcmen

pemanfaatan ruang pcsisir dan lautan (marine and coastal guideline

system)

Browsing infonnasi spasial dilakukan dengan mcnuliskan atau memilih

informasi yang diinginkan pada menu ~earch , kemudian meng·klik !omlxJl ~ari.

Misalnya browsing informasi lokasi dan penampakan geografis mangrove dengan

infonnasi luas, jenis vegetasi dan kelimpahannya, jenis biota dan kelimpahannya,

sesaat kcmud ian akan di lampilan form mangrove dalam bentuk tabel, grafik dan

Page 24: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

113

report yang langsung bisa berhubungan dengan penunjukan lokasi dan geografis

pada peta digital .

Processing infonnasi spasial dilakukan dengan meng-entrikan data yang

infonnasinya ingin diketahui pada menu input yang sekaligus sebagai menu

Qutput. Misalnya procesing data kriteria lokasi pelabuhan perikanan, sesaat

kemudian akan ditampilkan fonn lokasi dan geografis yang sesuai untuk lokasi

pelabuban pada peta digital.

4.2 Dokumentasi Pengoperasian Sistem Informasi

4.2.1 Verifikasi Prototipe Sistem

Setelab program komputer dibuat untuk model abstrak dimana fonnat

input dan output telab dirancang serta memadai. maka sampailab pada tabap

verifikasi (pembuktian) bahwa model komputer ini mampu melakukan simulasi

dari model abstrak. yang dikaji. Hasil dari tabap ini adalab deskripsi dari model

abstrak yang telah memulai uji permulaan atas validitasnya. Verifikasi prototipe

program SISTEMIK@ SIMPEL menggunakan data sumberday. pesisir dan l.ulan

dari Kabupaten Sumenep Madura, Tabun 2003. Hasil perhitungan untuk

pengambilan keputusan terbaik dari verifikasi program untuk masing-masing

panel sistem adalab sebagai berikut:

4.2.1.1 Panel Sistem Pendukung Manajemeo Pemanfaatan Sumberdaya

Pesisir dan Lautan, MeSS (marine and coastal support system)

Seperti yang telab dijelaskan pada bagian sebelwnnya babwa panel MeSS

(marine and coastal support system) menyediakan fasilitas pengaksesan

(browsing) dan pemrosesan (processing) infonnasi atributal pemanfataan

sumberdaya pesisir dan laulan dan informasi atribatal pengelolaan sumberday.

pesisir dan I.ulan. Informasi .tributal yang bisa diakses dan diproses pada panel

MeSS untuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan antara lain infonnasi

tenlang: (I) potensi lestari sumberdaya dan kapasitas optimum upay. pemanfaatan

sumberdaya yang sesuai dengan daya dukung pesisir dan lautan (potensi lestari

sumberdaya. tingkat pcmanfaatan potensi sumberdaya., peluang pengembangan

pemanfaatan potensi sumberdaya, kapasitas optimum upaya pemanfaatan

Page 25: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

114

sumberdaya. tingkat upaya pemanfaatan sumberdaya. peluang pengembangan

upaya pemanfaatan sumberdaya. perkembangan hasil tangkap ikan,

perkembangan upaya tangkap ikan, standarisasi upaya tangkap ikon, tingkat

keuntungan upaya pemanfaatan ikan, spesies ikan unggulan. pola musim

penangkapan ikan, daerab penangkapan ikan); (2) detenninasi unit penangkapan

yang layak (deterrninasi aspek biologi alat tangkap, aspek teknik alat tangkap,

aspek sosial alat tangkap, aspek ekonomi alat tangkap); (3) alokasi sumberdaya

yang memaksimalkan usaha pemanfaatan sumberdaya (alokasi sumberdaya ikan,

nelayan, baban bakar, modal usaba); dan (4) kelayakan dari usaba pemanfaatan

sumberdaya (indikator iovestasi net B-C ratio, NPV, IRR, pay back periode).

Sementara inforrnasi atributaI yang bisa diakses dan diproses pada panel

MeSS untuk pengelolaan surnberdaya pesisir dan lautan antam lain infonnasi

tentang: (1) karakteristik biofisik pesisir dan lautan (Iuasan dan kondisi ekosistem

pesisir dan lautan: mangrove. non mangrove, padang lamun, terumbu karang,

rumput laut, estuaria, pantaI, mwa pasang surut); (2) katakteristik perrnasaIaban

lingkungan pesisir dan lautan (kapasitas asimilasi peraimn pesisir dan lauton,

beban kerosakan lingkungan pesisir dan lautan: pencemaran, abmsi pantaI'

eksploitasi sumberdaya berlebih, kerosakan habitat dan bencana alarn); (3) aspek

sosial-ekonomi-budaya (jasa-jasa lingkungan pesisir dan lautan: pariwisata,

pelabuhan, transportasi; jumlab dan tingkat pertumbuban penduduk: pendidikon,

agama, mala peneabarian, kesebatan; instrumen pengelolaan sosekbud: lembaga

sosial, lembaga ekonomi, lembaga budaya); (4) aspek kelembagaan (pranata

kelembagaan, undang-undang, pemtumn).

Tulisan ini bany. memfokuskan pada basil verifikasi panel MeSS untuk

pengaksesan dan pemrosesan informasi atributaI pemanfaatan sumberdaya

perikatum yakni informasi untuk melibat besamy.: (I) potensi sumberdaya ikon

dan kapasitas optimum upaya pemanfaatan sumberday. ikan yang tersedi.

(potensi lestari sumberdaya ikan, tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya ikon,

peluang pengembangan pemaDraatan potensi sumberdaya ikan, kapasitas optimum

upay. pemanfaatan sumberday. ikon, tingkat upay. pemanfaatan sumberdaya

ikan, peluang pengembangan upaya pemanfaatan sumberdaya ikan,

perkembangan basil tangkap ikan, perkembangan upaya tangkap ikan,

Page 26: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

115

perkembangan hasil tangkap ikan per upaya penangkapan, standarisasi upaya

tangkap ikan, tingkat keuntungan upaya pemanfaatan ikan, spesies ikan unggulan,

pola musim penangkapan ikan, daerab penangkapan ikan); (2) detenninasi jenis

alat tangkap yang layak secara biologi-teknik-sosial-ekonomi; (3) alokasi

sumberdaya yang memaksimalkan usaba pemanfaatan; dan (3) kelayakan dari

usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut demi tuntutan untuk

meJaksanakan perikanan yang bertanggung jawab sesuai dengan kaidab code of

conduct for responsible fisheries.

Secara ilustrasi, aliran infonnasi pemanfaatan sumberdaya perikanan

untuk mampu menciptakan pola pengembangan sumberdaya perikanan, baik

untuk tujuan pengelolaan maupun untuk pemanfaatan sumberdaya perikanan bagi

pencapaian pembangunan sumberdaya pesisir dan lautan yang berkeianjutan,

dapat dijelaskan sebagai berikut Dengan dikerabuinya nilai potensi sumberdaya

ikan serta diketabuinya kapasitas tangkap optimum unit usaba penangkapan,

selanjutnya dapat dijabarkan kombinasi jumlab unit usaba penangkapan yang

dapat dikembangkan, Jenis unit usaba penangkapan ikan yang dopat

dikembangkan tentu barus dipilih alat yang sesuai dongan kondisi perairan, tujuan

ikan tangkapan, tidak menimbulkan masalah sosial serta mempunyai efisiensi

teknis maupun ekonomi yang tinggi. K.arena pengembangan usaha penangkapan

ikan mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan nelayan dan

meminimumkan biaya dengan pembatas-pembatas seperti sumberdaya ikan,

tenaga kerja, modal dan sebagainya, maka memerlukan alokasi penggunaaan

sumberdaya yang tersedia secara optimal mela1ui kombinasi optimum dari

cabang-cabang usaba melalui pemilihan altematif yang terbaik dari beberapa

altematif yang memungkinkan, Terakhir untuk mencari uknran menyelurub baik

secara finansial maupun ekonomi, tentang layak tidaknya investasi dari unit usaha

penangkapan dan fasilitas lainnya yang akan dikembangkan, diperlukan penilaian

investasi yakni dengan cara membandingkan semua penerimaan yang diperoleh

dari investasi dengan pengeluaran yang hams dikorbankan selarna proses investasi

berlangsung,

Informasi atributa1 pemanfaatan sumberdaya perikanan pada panel MeSS

dapat diakses dan diproses pada menu sistemik. Struktur konfigurasi model dasar

Page 27: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

116

sistem menu sistemik ini terdiri atas empat bagian: pemasukan data (input),

pengolahan data (process), dan penyajian data (output).

Bagian pemasukan data (input) terdiri atas masukan data: (I) kelompok

wilayah pengelolaan perikanan (wilayah pengelolaaan, provinsi, kabupaten); (2)

kelompok swnberdaya ikan (kelompok sumberdaya, jenis spesies. jenis alat

tangkap); (3) basil tangkap ikan dan upaya tangkap ikan (barga ikan, biaya operasi

penangkapan ikan); (4) determinasi alat tangkap ikan (efektifitas dan selektivitas

alat. persepsi sosial alat, efisiensi teknis alat, efisiensi ekonomis alat); (5) kendala

produksi ikan (potensi ikan, jumlah tenaga keIja, jumlah bahan bakar minyak,

modal investasi dan operasi); (6) finansial ekonomi (arus pendapatan, arus

pengeluaran, tingkat bunga pinjaman, umur proyek); dan (7) klasifikasi (sposies

ikan, alat tangkap).

Bagian pengolahan data (process) terdiri atas: (I) proses standarisasi

upaya tangkap; (2) proses pengolahan data dengan menggunakan model surplus

produksi; (3) proses pengolahan data dengan menggunakan model determinasi;

(4) proses pengolahan data dengan menggunakan model alokasi; dan (5) proses

pengolahan data dengan menggunakan model kelayakan.

Bagian penyajian data (output) terdiri atas: (I) penyajian basil pendugaan

potensi dan kapasitas upaya tangkap (potensi lestari sumberdaya ikan, tingkat

pemanfaatan potensi sumberdaya ikan, peluang pengembangan pernanfaatan

potensi swnberdaya ikan, kapasitas optimum upaya pemanfaatan swnberdaya

ikan, tingkat upaya pemanfaatan sumberdaya ikan, peluang pengembangan upaya

pemanfaatan sumberdaya ikon, perkembangan basil tangkap ikon, perlcembangan

upaya tangkap ikan, perkembangan basil tangkap ikan per upaya penangkapan,

standarisasi upaya tangkap ikan, tingkat keuntungan upaya penumfaatan ikon,

spesies ikan unggulan, pola musim penangkapan ikon, daerah penangkapan ikan);

(2) penyajian basil pendugaan determinasi unit penangkapan ikan yang layak

(determinasi aspek biologi, aspek telmik, aspek sosial, aspek ekonomi); (3)

penyajian basil pendugaan alokasi sumberdaya yang memaksimalkan usaha

pemanfaatan sumberdaya ikan (alokasi sumberdaya ikon, nelayan, bahan bakar,

modal usaha); (4) penyajian ba.il pendugaan kelayakan dari usaha pemanfaatan

sumberdaya ikan (indikator investasi net B-C ratio, NPV, IRR, pay back periode);

Page 28: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

117

dan (5) penyajian basil klasifikasi alat tangkap ikan dan klasifikasi spesies ikan.

Struktur konfigurasi model dasar sistem menu sistemik digambarkan pada

Lampiran 9.

Berdasarkan infonnasi bagian penyajian (output) menu sistemik pada

panel MeSS SISTEMIK" SIMPEL, basil analisis untuk melihat besamya potensi

lestari ikan dan kapasitas optimum upaya penangkapan ikan, detenninasi unit

penangkapan ikan yang layak, alokasi sumberdaya perikanan optimal dan

kelayakan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah sebagai berikut:

(1) Potensi Lestari dan Kapasitas Optimum Upaya Penangkapan Ibn

Dari tiga altematif pengemhangan usaha pemanfaatan sumberdaya

kelompok ikan pelagis besar (tenggiri, eakalang dan tongkol) di peraitan

Sumenep, terlihat bahwa hanya spesies ikan tenggiri yang mempunyai peluang

untuk dikemhangkan, baik pengemhangan pemanfuatan potensi sumberdayanya

maupun pengembangan kapasitas upaya pemanfaatan potensi sumberdayanya.

Pada bagian lain spesies ilean cakalang dan tongkol sudah berlebihan

pengusahaannya, dimana tingkat pemanfaatan potensinya sudah melebihi potensi

lestari sumberdaya yang tersedia dan tingkat kapasitas upaya pemanfaatan

potensinya sudah melebihi kapasitas optimum upaya tangkap yang seharusnya

disediakan. Dengan demikian pengemhangan pengusahaan sumberdaya eakalang

dan rongkol di perairan Sumenep akan menyebabkan regadinya over fishing dan

over capacity.

Selain yang telah disebutkan diatas, ikan tenggiri merupakan spesies

unggulan dari tiga spesies kelompok sumberdaya ikan pelagis besar a1ternatif.

Berdasarkan keluaran informasi sub menu output spesies unggulan (Gambar 28),

tergambar bahwa ikan tenggiri mempunyai nilai keuntungan tertinggi

dihandingkan dengan nilai keuntungan spesies ikan yang lainnya yaitu berturut­

turut, ikan tenggiri (Rp 23364 459 518.00) ikan eakalang (Rp 17423258426.00)

dan ikan tongkol (Rp 17 093 147 233.00). Disarnping itu per\<emhangan basil

tangkap dan perkembangan upaya tangkap ikan tenggiri masib bisa ditingkatkan

dengan perubahan tabun (Gambar 29), dengan kala lain basil tangkap dan upaya

tangkap ikan tenggiri masih bisa terus dikembangkan sarnpai pad. tingkat

pemanfaatan potensi dan tingkat kapasitas upaya pemanfaatan yang aman.

Page 29: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

118

:. Silo IIMII'. IR1 "'oIS __ ' ..... _.0 .... 1(01"'''-_ ""''''J~'''''J_ SPN.' T~ """'"'" ~_T ....

~ ;5..-

--- [,P:IORlTAG f;[>I!:r;:rEr:; YAnG U:IUlIGGULKAli

S~5~ --------------. ...................................................... if-------------I s .. _,s_ .. , ""~"''''''' ,,,.,'.""'''

M<>deI D....,. 5_ .. _0__.. .. -----~ '"-

"'_0-.-5""'­,~

~

"--,~

Hut> t"lto.H:..,m H....,t:_-CPUC HIA>E __

n .. ~_ .. is_'_~

"'-'''-'

Ke!. S~ 1."';-""'-06_

s_ rl~

---5_5.-...... s .. _s~ ........ 0.-5'''* _O~ .. ---101_1<:...-, 1<'1",_

.. <><W~S ... ,~

,~­

"-, ,~

~U"".c.:t.

t«.tIr""".cPIJE H....,£"",,-I"oOl\l

lk."-"""'" S .... _~

-,~

~.S..012

-, j I.s..>O'~ ,-, j -,

0 -_.

h .. ~ .. u. " ........ -.. _ .... 01

m

"",.., "", ........ ' ... " ... 'rAN< .''''''''''"U''' ... I\A ..

i ~

... znuuu>a o. u

... 'HUnuU.>aOl

... UOUU7ZU 47S

~ ~ i ~ ~ • ...,..,._ ' __ I'r'W»

Gambar 28 lnformasi sub menu output spesies ikan unggulan

---- '-"'. ' - ..... -

"'" 1. . III ;> ,"Ol" •

-­.-----~. ---------'-'­-,--

- -

.-.--- o

'-

"-~'" - '-

-.-----~--- -- ---- --- -_t_ '-'- -- .

LPAVA TANGIW'

~

.t , ~ -

- -- ..

-----• .­.­-:J ,-

Gambar 29 Infonnasi sub menu output perkernbangan hasil dan upaya tangkap

Page 30: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

119

Selanjutnya untuk mengetahui polensi lestari sumberdaya ikan tenggiri,

kapasit8s upaya optimum untuk menangkap ikan renggiri, tingkal pemanfaatan

polcnsi ikan tcoggin dan peluang pengembangannya, tingkat kapasit8s upaya

tangkap ikan teoggin dan peluang pengcmbangannya dan untuk mengetahui

kemungkinan terjadinya over fishing dan over capasily, rekomendasi yang

diberikan oleh panel MeSS SISTEMIK® SIMPEL seperti yang terlihat pada

keluaran informasi sub menu output pendugaan potensi dan kapasitas upaya

tangkap (Gambar 30).

'""- Ikon P1IIagio 11_ KaWl~ WPP3LautJ_

s_ IT_, -- J-..T .... ~

""""'" !s.........:> -J

--Sobebn 51."<1 . ......

SIl!tlW'lS~

• Model O"!l'" Stok 1~!J)22775

ModeIO",.",..".., am ModeIAIokU '" Modd~""

, .... 102..52.00

'"- 143.96156 Model 0 .. S,,* 7116 . ,~ ",.

s ..... G __

,~

H<b.£Hon.c.tcn H\b.EHon.(YU(

Hlb.EfloM'roH: Tk:PwoirIMt~ ~ ~ 11.:1 S-","o,rwloon

M ...... Ik ... """ O¥tll F".v..g O"~ I _ _ __ T ___ _ _ _ "".. . ;> ".' •

------.---------".. ... .. --,-.. -_.--­.. ----~

- -... _"" ........ _--. " • •

: 1'1 11 11 llliI :

-- , --- .-- ._-~D - '.

'""'"'- ... _­- '-

------ .............. -.-~ --------~ .. ---, .... ,--- --_.--.,----~

- "' .......... _-•• • • • • • • • : 11111', 11'1 II : -_ . ._-

Gambar 30 lnformasi sub menu output pendugaan potensi dan tingkat upaya

Page 31: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

120

Berdasarkan keluaran informasi sub menu output tersebut. basil tangkap

kelompok sumberdaya ikan tenggiri (cacth) pada tahun 2002 sebesar 1 322.843

ton, potensi lestarinya (MSy) 1 490.227 ton, tingkat pemanfaatan potensinya

88.77% dan peluang pengembangan pemanfaatan potensinya 1.23%. Hasil ini

menunjukkan bahwa pada tabun tersebut tingkat pemanfaatan potensi ikan

teoggin belurn melebihi potensi lestari sumberdaya ikan tenggiri yang tersedia

atau dengan kata lain pada tahun tersebut belum t¢rjadi over fishing. sehingga

masih ada peluang pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya ikan tenggiri

yang aman yakni sebesar 1.23%. Pada tahun yang sama, upaya tangkap ikan

tenggiri (effort) 102 452.00 trip, kapasitas optimum upaya pemanfaatan

potensinya (fMSy) 143 967.00 trip, tingkat upaya pemanfaatan potensinya

71.16% dan peluang pengembangan upaya pemanfaatan potensinya 18.84%. Hasil

ini menunjukkan bahwa pada tabun tersebut tingkat upaya pemanfaatan potensi

ikan teoggiri belum melebihi kapasitas optimwn upaya pemanfaatan potensi

lestari sumberdaya ikan teoggiri yang tersedia atau dengan kata lain pada tersebut

belum terjadi over capacity, sehingga masih ada peluang pengembangan upaya

pemanfaatan IXltensi sumberdaya ikan tenggiri yang aman yakni sebesar 18.84%.

Keluaran infonnasi sub menu output pendugaan potensi dan kapasitas

upaya tangkap yang digunakan untuk menduga potensi lestasi dan kapasitas

optimum upaya pemanfaatan sumberdaya ikan tenggiri, adalah keluaran infonnasi

pendugaan potensi dan kapasitas upaya tangkap dengan menggunakan model Fox

(Gambar 31). Kenyataan ini didasarkan pada basil pengukuran nilai ketepatan

(koefisien detenninasi R') model Fox dalam menjelaskan ukuran hubungan linear

antara upaya tangkap (effort) dengan basil tangkap per upaya tangkap (cacth per

unit effort) dibandingkan dengan model pendugaan potensi dan kapasitas upaya

tangkap yang lainnya Koefisien determinasi dari ketiga model pendugaan potensi

dan kapasitas upaya tangkap yang digunakan berturut-turu~ model Fox 52%,

model Schaefer 39% dan model General 51%. Hasil ini menggambarkan babwa

hubungan linear antara upaya tangkap (effort) dengan basil tangkap per upaya

tangkap (cacth per unit effort) sebesar 52% artinya 52% dari keragaman hasil

tangkap per upaya tangkap dapa! dijelaskan oleh upaya tangkap didalam model,

Page 32: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

121

sedangkan Sisanya merupakan kontribusi dari faktor-faktor lain yang bc1um

diperhitungkan didalam model tersebut.

KelS~ II<onP.w"sBcor

s_ 'Terw;

~ .... O~

SII!beUn 5'""""'­

SddohS~

~odeI Dt>;ja Stok

Model Det_ ..

""" ..... '''''­"""-

ModII 0u<.I0 Stoi< . ,-s .... ,~. ,-

• Hw,[ fIort.CaIch

H<J>.£ftcn-CPUE H<A:l.EIbt.f'rdll Tk.~_

s_ ...... M ...... lk""

/

" • t

Kel Wj p~ '.....,ppjl4UJ_ Propnto 'J_ T .... .,

H.ft.NOAN EffQRT . CAT01

--.,

r-.....

• ~ ~ ~ ~ i ~ ~ ~

,

~D .... , .... -- - - ----- - - - - - ------

.;I S!SHWK ~

(eL s...ooe.~ 'Ikan-P.wp a ..... SI>CZ'J 1 enggon

"' .... O\.(po)l SebeLm Sl¥II»'_

S~St.....w... ..

IoI<>d!jOuoo Stak

""""~ """-­ModeI~."

IniOIfIIW

fotodel D"!joO Slok ,-s .... ,~, ,­HIb.EfltdUch HdlEfIot-O'UE HW.Effat.f'\aII Tk.~b/lI .... s_.~

Mumollo:.an

r-., \.

"

KelWlP~ 'WPP3L4o..1J_

~ IJ_ T .....

H"'"

" ~ " ~ ~ ~ • . " • •

Gambar 31 Informasi sub menu output pendugaan potensi dan tingkat upaya

menggunakan model Fox

Page 33: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

122

Tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya ikan tenggiri disini mengacu

pada tingkat pemanfaatan potensi yang aman, lestari dan berkelanjutan yaitu 90 %

dari besamya potensi lestari atau MSY (maximum sustainable yield). Tingkat

pemanfaatan dan peluang pengembangan pemanfaatan potensi ikan tenggiri ini

berlaku pada saat atau tabun pendugaan besamya potensi ikan tenggiri. Dalam

konteks ini data terakhir adalah untuk tabun 2003, sehingga besamya tingkat

pemanfaatan dan peluang pengembangan pemanfaatan potensi ikan tenggiri

tersebut adalah untuk tabun 2003. Untuk tabun-tabun berikutnya, misaInya 2004

dan seterusnya besamya tingkat pemanfaatan dan peluang pengembangan tersebut

tenlu akao berubah, dapat menjadi lebih kecil, tetap atau mungkin lebih besar

tergantung pada besarnya hasil pendugaan potensi dan kapasitas upaya

tangkapnya. Kalau diasumsikan besamya hasil pendugaan potensi dan kapasitas

upaya tangkap ikan tenggiri tetap, sedangkan perikanannya terus berkembang

yang artinya tingkat pemanfaatannya bertambah maka peluang pengembangannya

akan menjadi kecil. Sebaliknya, kalau basil pendugaan potensi dan kapasitas

upaya tangkap iakn tenggiri tetap, tetapi tingkal pemanfuatannya menurun karena

menunumya aktivitas perikanan akibat krisis ekonomi misalnya, maka peluang

pengembangannya akao menjadi bertambah atau lemh besar.

Kegiatan pemanfaatan potensi ikan tenggiri diperairan Sumenep

berlangsung sepanjang tabun, namun demikian teIjadi tluktuasi basil tangkapan

(seperti yang tergambar pada grafik perkembangan basil tangkap) karena

pengaruh musirn Untuk mengetahui pola musim penangkapan ikan tenggiri di

perairan Sumenep, rekomendasi yang diberikan oleh panel MeSS SISTEMIK®

SIMPEL adalah seperti yang terlihat pada keluaran informasi sub menu output

pola musim ikan (Gambar 32). Berdasarkan kelUlll8ll informasi sub menu output

tersebut, musim ikan tenggiri di perairan Sumenep terjadi pada bulan April

sampai dengan Juli dan pada bulan September sampai Oktnber. Puncak musim

ikan terjadi pada bulan Mei dan Oktnber dengan indeks musim berturut-turut 0.16

dan 0.63. Indeks musim ini menjelaskan bahwa pada puncak musim ikan tenggiri,

pmduksi ikan meningkat masing-masing sebesar 16% dan 63% dari pmduksi ikan

rata-rata bulanan (487.184 ton). Sebaliknya tidak musim ikan teIjadi pada bulan

Januari sampai Maret dan pada bulan November sampai Desember. Puncak

Page 34: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

123

paceklik tidak musim ikan terjadi pada bulan Februari dan November, dengan

indeks musim berturut-turut -0.37 dan -0.26. Indeks musim ini menjelaskan

bahwa pada puncak paceklik tidak musim ikan, produksi ikan menurun masing­

masing scbcsar 37% dan 26% dari produksi ikan rata-rata bulanan (487.184 ton) .

~ SISTIMIK r8J IkM"o PMgio o.ar

'-

toi .... o~

Sebebn St...-d. .....

SotaI/Jh StandAn&aai

• ModeID_Std<. ModeIO ___ ......... • oW '"'""'"

'"­lotodelD<9S~ ,­, ..... ,--,­

H ..... EftO'l-Cotd> HIJI.EIIOIIa>uE Ii ..... E/Icn.f'!dJ

Tk.Pemon_ '-­,-~

M ..... O~ ..... ,­s.c.w.s~

T......, <*i "'"

B

. ,-· K.olWi..P~ 'NPP3L...1.J_

· "'- 'J_TOtu

'""""" ,~

,~ M ~ , .. . .-~: :: Tdo"M ..... .~ .. .(J01 '_101 .....

"' .. 019101 .....

"' .. QS2M_ .... ()25M_ "'--, ()161ot ..... .,.m .()12IidlkM ..... .~ .. ()()1Iot ....

"'''' Q14 Iotu ....

"'.'" .Q26 1_101 ..... .. '" .(J25 106010:."1 .......

~,,~

It .. Wi. p~ 1\oIpp3L...1.J_

Prcpnot p_ I ......

'SInlenlP

POLA MUSIM IKAN • l-IodeIOugeStd<.

,oW"""" ......... .""'­,.-ModoI()_Std<.

Sd....,j .. ,--

" ,. , .. " " .2

••

'~~~~~~~~~~~~~~~~~'. ,. " " ,. . , ••

"itHi < < ,

:l- • ,-H ..... EIIOII-Cotd> H ..... EIIOII-CPUE HIJIElfooI.f'IoH Tk.PemorI ...... ,--1-I ....... lkM"o

.< J :! t!. 1 ! • 2 ;

Gambar 32 Infonnasi sub menu output poJa musim ikan

.

. ·1

~ "ri

- "'", ...

Page 35: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

124

Pola musim penangkapan tersebut berkaitan dengan adanya musim yang

teIjadi di Indonesia. Tomascik et al. (1997) menyatalam bahwa ada dua musim

yang terjadi di Indonesia, yaitu musim angin bant yang terjadi pada bulan

Desember sampai Februari dan musim angin timur yang teIjadi pada bulan Juni

sampai Agustus. Diantara kedua periode musim tersebut terdapat musim pera1iban

(pancaroba). Pada bulan Maret sampai Mei merupakan musim peraliban dari

musim angin barnt ke musim angin timur, sedangkan pada bulan September

samapi dengan November terjadi peralihan dari musim angio tirnur ke musim

angio barat. Pada saat musim peralihan umumnya kondisi cuaca baik dan tidak

bergelombang sehingga memungkinkan dilakukannya operasi penangkapan.

(2) Determinasi Unit Penangkapan Ikan

Kegiatan penangkapan ikan teoggiri diperairan Sumeoep menggunakan

berbagai jeni. alat tangkap deogan tingkat teknologi yang beragam. Penangkapan

tenggiri umumnya menggunakan aIat tangkap gillnet, rawai dan pancing dimana

masing-masing alat tangkap tersebut memiliki kemampuan tangkap (catchability)

dan selektivitas (selectivity) yang berbeda. Sehingga untuk maksud

pengembangan pemanfaatan poteosi ikan tenggiri di perairan Sumenep perlu

dilakukan perniliban teknologi penangkapan yang cocok menurut tinjauan aspek

biologis, teknik, ekonomi dan sosial.

Berdasarkan keluaran informasi sub menu outPut deterrninasi alat tangkap

panel MeSS SISTEMIK® SIMPEL (Gambar 33), alat tangkap gillnet dan pancing

direkomendasikan untuk menangkap ikan tenggiri karena mempunyai keragaan

yang lebib baik secara biologi, teIrnik, sosial dan ekonorni. Dari tiga alat tangkap

(gillnet, pancing dan rawai) yang digunakan unlli< menangkap ikan tenggiri di

perairan Surnenep, gilnet dan pancing memiliki nilai akor diatas 40 atau memiliki

75% nilai dari nilai yang dimiliki oleh alat penangkapan yang ideal yakni alat

tangkap yang dapat dipertanggungjawabkan secara biologi, teknik, sosial dan

ekonomi. Sementara rawai memilki nilai skor yang lebih rendah dibawah 30

dengan kata lain keragaan alat tangkap rawai secara biologi, teknik, sosial dan

ekonomi tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk dikembangkan sebagai alat

tangkap ikan tenggiri.

Page 36: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

125

:- <;1~ThIIK rg)

KelS~ :bl~8etd1 Saez; Tengg.ri-

-.... 5_S-.-S ...... S~

ModoII Dl9/I Sloi'. • Mod,WeI ........ _ ......... .... '-"' '"-

'" 2

'"

KeI.\OII.~ \!JPPJlAU:J_

Plopr. iJ_T .....

"- S~

7 10 16 .3 9 6 12 29 S 1016 . 5

Gambar 33 Informasi sub menu output determinasi unit penangkapan

(3) Alokasi Sumbcrdaya Perikanan Optimal

Untuk pemilihan jumlah alaI tangkap ikan tenggiri dari dua jenis alai

tangkap allematif yang memberikan solusi optimaJ mclalui pengalokasian

sumberdaya yang ada (sumberdaya ikan, jumlah tenaga kerja, modal invcstasi dan

opemsi dan bahan bakar minyak) di perairan Sumenep, rekorncndasi yang

diberikan oleh panel MeSS SISTEMIK® SIMPEL adalah seperti yang terlihat

pada keluaran informasi sub menu output alokasi sumberdaya optimal (Gambar

34). Berdasarkan keluaran infonnasi sub menu output tcrscbut, dari dua altematif

keiompok unit penangkapan (gill net dan Pancing) yang cocok untuk

dikcmbangkan di perairan Kabupaten Sumenep, hanya terdapat saru kelompok

yang memberikan solusi optimal yait u keJompok unit gillnet.

Jumlah unit penangkapan yang dimungkinkan beropcrasi agar sumberdaya

ikan tenggiri dapal dimanfaatkan seeara optimal tanpa mengganggu

kclestariannya dipcrairan Sumenep Madura adalah setara dengan 48 unit gillnct

dcngan total keuntungan Rp 14 400 000 000.00. Pada kondisi yang memberikan

solusi optimal, scmua sumbcrdaya nclayan (960 orang) yang dialokasikan untuk

Page 37: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

• 126

mengopcrasikan semua unit pcnangkapan yang memberikan pcmanfaalan optimal,

habis terpakai. Sumberdaya ikan tcoggiri yang dialokasikan untuk dimanfaatkan

taopa mengganggu ke lestariannya sebesar 634.944 ton per tahun. Bahan bakar

minyak bcrupa solar yang diperlukan untuk mcnunjang pengoperasian armada

pcnangkapan ikan sebesar 5 899 660.8 Jiter/tahun. Sementara modal kcrja yang

perlu disediakan untuk keperluan kcgiatan operasi penangkapan ikan tenggiri

dengan alat tangkap gillnet diperairan Sumenep adalah Rp 991 089 600.00.

Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa untuk memanfaatkan

sumberdaya ikan tcnggiri sceaTa optimal di perairan Sumenep, unit penangkapan

yang layak dikembangkan adalah unit gillnet dengan jwnlah keseluruhan unjt

penangkapan yang dimungkinkan untuk beroperasi adalah 48 unit.

~ SISTWIK rRl

MORI O'*"" SebeLmS~

SetMlSt~

10I03oI DtIQo Slat. IoIodelOot __

• MQdej.ll.lokaao

ModeI"~ --3P

" .........

,

o > .. ""

--:] -J

" " 0 o 8910400 l«OCOO:OO:l

Gambar 34 Informasi sub menu output alokasi sumberdaya optimal

(4) Kelayakan Usaha Pcmanfaatan Sum bcrdaya Pcr ikanan

>

Pengembangan perikanan tenggin dengan memanfaatkan sumberdaya ikan

tcnggin secara optimum dan dengan menggunakan teknologi penangkapan yang

memberikan solusi optimum perlu didukung dengan anal isis kelayakan usaha.

Tujuan anal isis ini adalah lU1tuk melihat roanfaat secara finansial apabila

Page 38: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

127

pengembangan perikanan tenggiri di perairan Sumenep dilaksanakan, seltingga

investasi untuk membangun fasilitas dan biaya operasional yang digunakan

memberikan manfuat terhadap peoingkatan devisa dan pendapatan nelayan dan

pengusaha perikanan tenggiri.

Untuk peneotuan kelayakan usaha pemanfaa/an sumberdaya perikanan

tenggiri, rekomendasi panel MCSS SISTEMIK® SIMPEL ada1ah usaha

pemanfaatan sumberdaya perikanan tenggiri layak dikembangkan di perairan

Sumenep. Berdasarkan keluaran infonnasi sub menu output kelayakan usaha

dengan menggunakan discount rate 28% dan jangka waktu umur proyek 12 tahun

(Gambar 35), dari empat kriteria investasi yang digunakan (NPV, 1M, Net B-C

Ratio dan Pay Back Periode) terlihat bahwa pengembangan usaha pamanfaatan

ikan tenggiri layak dilaksanakan.

Nitai kriteria investasi NPV pada tingkat suku bunga 28% bemilai positif

(RP 630 504 000.00), nilai ini merupakan tanda suatu investasi dinyatakan layak,

karena selisih antara pendapatan dari usaha yang dilaknkan dengan biaya yang

dikeluarkan pada nilai sekarang lebih besar dari nol sehingga usaha pemanfaatan

sumberdaya perikanan mengumungkan. Nilai NPV ini juga menunjnkkan bahwa

selama umur investasi (dalam hal ini 12 tahun) usaha pemanfaatan sumberdaya

perikanan memberikan keuntungan sebesar nilai RP 630 505 000.00. Nilai IRR

64.49%, memberikan tanda bahwa tingkat suku bunga maksimal untuk sampai

kepada NPV sama dengan 001 masih lebih besar dari tingkat suku bunga yang

berlaku atau dengan kata lain niW tingkat suku bunga IRR (64.49"10) usaha

pemanfaatan sumberdaya perikanan lebih besar daripada tingkat suku bunga yang

ditetapkan Bank (20%), sehingga usaha pemanfuatan sumberdaya perikanan

tersebut dinyatakan layak. Nilai IRR ini juga bermakoa bahwa tingkat keun\ungan

atas investasi bersih yang ditanam ada1ah sejurnIah 64.49"10 jika seluruh

keuntungan yang diperoleh ditanam kemhali pada tahun berikutnya. Nilai Net B-C

Ratio 2.94, memberikan tanda bahwa perbandiogan total nilai kini manfuat bersih

yang positif dengan total nilai kini manfaat bersih yang negatif lebih besar dari I

(Net B-C Ratio'" I) atau NPV dari dari proyek tersebut lebih besar dari 001,

sehingga proyek tersebut layak. Nilai net B-C Ratio ini juga bennakna bahwa

manfaat yang diperoleh sebesar 2.95 kali \ebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

Page 39: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

129

4.2.1.2 Panel Sistem Penuntun Manajemen Pemanfaatan Ruang Pesisir dan

Lautan, MCGS (marine and coastal guideline system)

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelwnnya bahw. panel MCGS

(marine and coastal guideline system) menyediakan fasilitas pengaksesan

(browsing) dan pemrosesan (processing) informasi spasial pemanfataan ruang

pesisir dan lautan dan informasi spasial pengelolaan sumberdaya pesisir dan

lautan. Informasi spasial yang bisa diakses dan diprcses pada panel MCGS untuk

pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan antara lain infonnasi tentang

persyaratan biofisik atau kesesuaian lahan dari setiap kegiatan pemanfaatan ruang

pesisir dan lautan (pertanian sawah, pertanian teaalan, konservasi, pariwisata,

pemukiman, industri, pelabuban, dan budidaya tambak). Sementara Jenis dan

jumlab infonnasi spasial yang disediakan panel MCGS untuk pengelolaan

sumberdaya pesisir dan lautan antara lain inforDIPSi tentang: (I) karakteristik

biofisik atau tata guna laban yang ada di wilayab pesisir dan lautan (distribusi

spasial, luasan dan kondisi ekosistem pesisir dan lautan: mangrove, non

mangrove, padang lamun, terurnbu karang, rumput laut, estuaria, pantai, rawa

pasang surut); (2) karakteristik permasalaban liIIgkungan pesisir dan lautan

(distribusi spasial kapasitas asimilasi perairan pesisit dan lautan, distribusi spasial

beban kerusakan lingkungan pesisir dan lautan: pencemaran, .brasi pantai,

eksploitasi swnberdaya berlebib, kemsakan habitat dan bencana alam); (3) aspek

sosial-ekonorni-budaya (distribusi spasial jasa-jasa lingkungan pesisir dan lautan:

pariwisata, pelabuban, transportasi; jumlab dan tiQgkat pertumbuban penduduk:

pendidikan, agama, mata peneabarian, kesebatan; distribusi spasial instrumen

pengelolaan sosekbud: lembaga sosial, lembaga ekonorni, lembaga budaya).

Secara ringkas dapat disimpulkan babwa informasi spasial penumfaatan

ruang pesisir dan lautan, menyajikan informasi spasial ketersediaan wilayab

pesisir dan lautan (availability marine and coastal use) hasil analisis kesesuaian

1aban untuk berbagai kegiatan penumfaatan ruang pesisir dan lautan seperti untuk

tujuan pembangunan industri, pariwisata, budidaya tambak, permukiman, dan

lain-lain. Sedangkan informasi spasial pengelolaan sumberdaya pesisir dan I.utan,

menyajikan informasi spasial penggunaan wilayah pesisir dan lautan (existing

marine and coastaJ use) yang keberadaannya telab dimanfaatkan untuk berbagai

kegiatan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lalltan seperti untuk mangrove.

padang lamun, pantai berpasir, tenunbu karang, dan lain-lain. Tulisan ini banya

Page 40: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

130

memfokuskan pada basil verifikasi panel MCGS untuk pengaksesan dan

pemrosesan infonnasi spasiaJ pemanfaatan ruang pesisir dan lautan yakni

infonnasi spasial untuk melibat ketersediaan wilayab pesisir dan lautan

(availability marine and coostal use) basil analisis kesesuaian lahan untuk

herbagai kegiatan pemanfaatan ruang pesisiT dan lautan (persyaratan biofisik,

lokasi dan geografis serta luas area) demi tuntutan melaksanakan kegiatan

pembangunan wilayab pesisiT dan lautan yang lokasi dan geografisnya secara

ekologis sesuai dengan persyaratan biofisik dari kegiatan pembangunan tersebut.

Analisis pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan lautan Kabupaten

Sumenep difokuskan pada anaIisis kesesuaian laban pada enam kecamatan yang

secara administratif memiliki akses langsung ke pesisir dan Iautan. Kegialan ini

dilakukan pada delapan penggunaan laban, yaitu untuk tambak, industri,

permuldman, pertanian sawah, pertanian tegaian, konservasi, pelabuban

perikanan, pariwisata babari. Setiap jenis penggunaan laban dianalisis

kesesuaiannya herdasarl<an ktileria kesesuaian laban dan persyaratan penggunaan

laban melalui parameter pembatas untuk masing-masing peruntukan ditinjau dari

aspek biofisik, dengan maksud untuk menilai apakab laban wilayab pesisiT dan

lautan Kahupaten Sumenep secara biofisik sesuai bagi peruntukan-peruntukan

dimaksud dan dimana saja lokasi peruntukan laban tersebut serta herapa luas

areanya Sebagaimana lelab disebutkan pada bagian metodologi, basil anaIisis

kesesuaian laban tersebut selaujutnya dikelompokkan ke dahun empal kategori

kesesuaian, yaitu sangat sesuai (SI), sesuai (S2), kurang sesuai (NI) dan tidak

sesuai (N2).

Berdasarkan keluaran infonnasi panel sistern pemanfaatan ruang pada

menu lata ruang SISTEMIK* SIMPEL, persyaratan biofisik, lokasi dan geografis

serta luas area untuk masing-masing kesesuaian laban adaIah sebagai herikut:

(1) Analisis Kesesuaian Laban Tambak

Penggunaan laban untuk tambak dapat diartikan sebagai pemanfaatan

ruang pesisiT dan lautan untuk pengembangan pertambakan dan budidaya ikan

atau komoditas lainnya. Kesesuaian laban untuk tambak dengan kalegori sanga/

sesuai, lokasi dan geografisnya berada di Kecamatan Kalianget dengan luas area

9.57 ha sementara kesesuaian lahan untuk tambak. dengan kategori sesuai. lokasi

Page 41: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

131

dan geografisnya menyebar di Kecamatan Dungkek (8.47 ha), Pasongsongan­

Ambunten (18.92 hal, Batu Putih (1.76 hal. Selebihnya adalah kesesuaian lahan

dengan kategori kUfang sesuai dan tidak sesuai dengan luas area 29.28 ha yang

menycbar di wilayah Kecamatan Batang-batang, Dasuk, BlUlO, Saronggi,

Paragaan. Peta kesesuaian lahan, lokasi dan gcografis scrta luas area unluk tambak

disajikan pada Gambar 36. Kescsuaian lahan tambak ini dianalisis berdasarkan

kriteria kemiringan lereng (0-2 %), jarak dari pantai (200-2000 m), jarak. dari

sungai (0-1000 m), jenis 1anah (aluvial pantai), kctinggian (m dp\), drainasc

(tergenang periodik), dan geoiogi (sedimen lepas).

BUDIDAYA TAMBAK

li' l , _ ,,, I ~,.., "", .... ""'7'''' If . . f"","-'-n~"""_ ..... __ .. _-_ ..... -"'.-....

Gambar 36 Peta kesesuaian lahan tambak

(2) Analisis Kcscsuaian Lahan Indutri

Penggunaan lahan untuk industri dapat diartikan sebagai pemanfaatan

ruang pesisir dan laulan untuk pengembangan industri, baik industri individual ,

berikat. maupun pergudangan. Kesesuaian lahan untuk industri dcngan ka1egori

sangat sesuai, lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamalan Dungkek-Batang­

batang dcngan luas area 6.34 ha, Kecamalan Pragaan seluas 20.01 ha, dan

Kecamatan Pasongsongan seluas 4.48 ha. Sementara kesesuaian lahan untuk

industri dengan kategori sesuai , lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamalan

Kalianget (5.57 ha) dan Dasuk-Batll Putih (2.88 ha). Selebihnya adalah kesesuaian

Page 42: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

132

geografis serla luas area uotuk indutri disajikan pada Gambar 37. Kesesuaian

lahan industri ini dianalisis bcrdasarkan kriteria ketersediaan air lawar (>30 lis).

kctinggian (6·15 m dpl), kemiringan lcrcng (3-8%), drainase (tidak tergenang),

jarak dari sarana dan prasarana jaJan (0-200 m), aksesibilitas (>0.002 kerapatan)

dan fasilitas transportasi (5 unitlkm).

Gambar 37 Peta kcscsuaian lahan industri

(3) Analisis Kesesuaian Lahan Pcrmukiman

Pcnggunaan lahan uotuk permukiman dapat diartikan sebagai pemanfaatan

ruang pesisir dan lautan uotuk pengembangan permukiman, baik perumahan,

saraoa dan prasarana umum, perdagangan, perkantoran dan fungsional lainnya

yang terkait dengan kehidupan dalam suatu pemukiman. Kesesuaian lahan untuk

permukiman dengan kategori sangat scsuai, lokasi dan geografisnya menyebar di

Kecamatan Dungkek-Batang-batang dcngan luas area 6.07 ha dan Kecarnatan

Pasongsongan seluas 4.48 ha. Sementara kesesuaian lahan untuk pennukiman

dcngan katcgori scsuai, lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamatan

Batuputih-dasuk (2.82 ba) dan Kecamatan KaJianget (5.57 1m). Sclcbihnya adalah

kesesuaian lahan dengan kategori kurang sesuai dengan luas area 9.26 ha yang

Page 43: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

133

menyebar di wilayah Keeamatan Dungkek-Gapura dan KaliangeL Peta kesesuaian

lahan, lokasi dan gcografis serta luas area untuk permukiman disajikan pada

Gambar 38. Kesesuaian lahan permukiman ini dianalisis berdasarkan kriteria

kemiringan lereng (3-8 %), ketersediaan air tawar (>30 Itldtk), jarak dari pantai

(>200 m), ketinggian (6-15 mdpl), drainase (tidak tcrgcnang), kedalaman efektif

tanah (31 -60 em), jarak dari sarana dan prasarana jaJan (0-200 m), fasilitas

transportasi (5 unit/km), dan aksesibilitas (>0.002 kerapatan).

Ijf Prope,tj lore' un!u~ n,"I"!,, tj ~ -- -

PEMUKIMAN F"",~ .. ~ ...... _ . ..,_ ...... __ ...... ..... _41>_- --

• ~

'" , ,-­~

! '~~;';';;' hSLW i I ,. ; H

Gambar 38 Peta kesesuaian lahan pcmukiman

(4) AnaHsis Kesesua ian Lahan Pertanian Sawah

Penggunaan lahan untuk pertanian sawah dapat diartikan sebagai

pemanfaatan ruang pesisir dan lautan untuk pengembangan persawahan untuk

budidaya tanaman pangan. Kesesuaian lahan untuk pertanian sawah dcngan

kategori sangat sesuai, lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamatan Dungkek­

Batuputih dengan luas area 6.07 ha dan Kecamatan Saronggi-Bluto seluas 11. 02

ha. Sementara kcscsuaian lahan untuk pertanian sawah dengan kalegori sesuai,

lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamatan Dungkek-Gapura (8.48 ha),

SeJebihnya adalah kesesuaian lahan dengan kategori kurang sesuai dengan luas

area 3.6 ha yang menyebar di wilayah Kecamatan Batuputih-Dasuk dan Kalianget

, Pcta kesesuaian lahan, lokasi dan geogratis serta luas area untuk pertanian sawah

Page 44: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

134

disajikan pada Gambar 39. Kesesuaian lahan pertanian sawah ini dianalisis

berdasarkan kriteria memiliki kemiringan lereng (3 -8 %), kedalaman efektif tanah

(31 -60 em), jenis lanah (aluvial pantai), ketinggian (6-15 m dpl), drainase

(tergenang), ketersediaan air tawar (>30 I/dtk), penahan unsUf hara (sedang). dan

aksesibilitas (>0.002).

PERTANIAN

IiJ Pro!"'," I "!~r """., t, .... " " l8i . -f __ , ... ~ .. ,.,.;,._

.... ...."...,...._..,.;.<UOOJ.,.,. -..,~­_ IS_W ....

Gambar 39 Peta kesesuaian lahan pcrtanian (sawah)

(5) Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian TcgaJao

Penggunaan lahan untuk pertanian tegalan dapat diartikan sebagai

pemanfaatan ruang peslSlf dan lautan untuk pengembangan tegalan untuk

budidaya tanaman industri. Kesesuaian lahan untuk pertanian tegalan dengan

kategori sangat sesuai, lokasi dan geografisnya tidak diperoleh di semua wilayah

kecamatan yang mempunyai akses ke wilayah pesisir dan lautan. Sementara

kesesuaian lahan untuk pertanian tegalan dengan kategori sesuai, lokasi dan

geografisnya menyebar di Kecamatan Dungkek-Batang-batang dengan luas area

16.38 ha. Selebilmya adalah kesesuaian lahan dengan kategori kurang sesuai

dengan luas area 17.75 ha yang menyebar di wilayah Kecamatan Dasuk-Baruputih

dan Kecamatan Saronggi-Bluto. Peta kesesuaian lahan, lokasi dan geografis serta

luas area untuk pertanian (tegal) disajikan pada Gambar 40. Kesesuaian laban

pertanian tegalan ini dianalisis berdasarkan kriteria kedalaman efektiftanah (>75

Page 45: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

- --------- - ----

135

em), pori air tersedia (Jempung haJus), batuan pennukaan tanah «5 %),

kelerengan «3 %), c rodibilitas (sangat rendah), drainase (tcrgenang periodik).

PERTANIAN (LA HAN KERING)

IiJ h"",,'''i,'''' .,,', .... ,"" I"" !8:

F .... _n~ ...... _ ... _---_ ..... ---

--1<; .... · ,·· ~ -­.,~ , ... ,

Gambar 40 Peta kescsuaian laban pcrtanian (tcgalan)

(6) Analisis Kesesuaian Lahan Konservasi

Penggunaan lahan untuk konservasi dapat diartikan sebagai pemanfaatan

ruang pesisir dan lautan untuk pengembangan fungsi perlindungan, sistem

penyangga dan pengawetan keanekaragaman Oora dan fauna paJa semua

tingkalan lIofik ekosistem . Kesesuaian laban untuk konservasi dcngan kalegori

sangat sesuai, lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamatan Dungkek-Batang­

balang dengan luas area 6.07 ha, Kecamatan Dasuk-Batuputih se1uas 2.83 ha dan

Kecamatan Gayam seluas 1.89 ha. Sementara kesesuaian lahan untuk konservasi

dengan kategori scsuai , lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamatan

Oungkek-Gapura (8.48 hal, Kaliangel (9.57 hal dan Batu Putih (1.74 ha)_

Selebihnya adalah kesesuaian lahan dengan kalegori kurang sesuai dan tidak

sesuai dengan luas area 40.23 Ita yang menyebar di wilayah Kecamatan

Pasongsongan-Ambunten, Saronggi-Bluto dan Pragaan. Peta kesesuaian Jahan,

lokasi dan geografis scrta luas area untuk konscrvasi disajikan pada Gambar 41.

Kescsuaian lahan konservasi ini dianalisis berdasarkan kriteria jarak dari garis

pantai «76 m), vegclasi panlai (pandan), jenis tanah (aluvial pantai), kemiringan

Page 46: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

---.--

136

lereng (10·20 %), kelinggian (6-15 m dpl), drainase (tidak tergenang), vegetasi

lallt (ada), suhu perairan (29-31 C), dan salinitas perairan (31 -32 ppt)

I .. ~ ~ .. " .. ~ ... ,~.,. ----- - - - - --- ---- --

KONSERVASI

Gambar 41 Peta kesesuaian lahan konservasi

(7) Analisis Kesesuaian Lahan Pelabuhan Perikanan

-­, • > -_TS£5U •• • ,

Penggunaan lahan untuk pelabuhan perikanan dapal diartikan sebagai

pemanfaatan ruang pesisir dan lautan untuk pcngcmbangan pelabuhan serta

fasilitas-fasilitasnya, baik pelabuhan tipe A, tipe 3 , tipc C, maupun tipe D scbagai

home base kegiatan pcnangkapan ikan. Kesesuaian lahan untuk pelabuhan

perikanan dcngan kategori sangat sesuai, lokasi dan geografisnya mcnycbar di

Kecamatan Pasongsongan-Ambunten dengan luas area 38.09 ha, Kecamatan

Pragaan seluns 10.36 ha, dan Kecamatan Batu Putih seluas 6.26 ha. Semenlara

kesesuaian lahan untuk pelabuhan perikanan dengan kategori sesuai, lokasi dan

geografisnya menyebar di Kecamatan Kalianget-Gapura (14.58 ha). Dungkek­

Gapura (8 .54 ha), dan Gayam (9.36 ha). Selebihnya adalah kesesuaian lahan

dengan kalegori kurang sesuai dan tidak sesuai dcngan luas area 43.24 ha yang

menyebar di wilayah Kecamatan Dungkek-Batang-batang, Saronggi-Bluto dan

Dasuk-Batu Putih. Peta kesesuaian lahan, lokasi dan geografis serta luas area

untuk pelabuhan pcrikanan disajikan pada Gambar 42. Kesesuaian lahan

pclabuhan perikanan in] dianalisis berdasarkan kriteria produktifitas perikanan

Page 47: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

137

(>800 tonlthn), keeepatan arus (0-20 em/dtk), tinggi gelombang (0-21 em),

amplitudo pasang surut (0-0.5 m). tipe pasang surut (harian tunggal), jarak dari

fishing ground «5 mil), jarak dari pennukiman nelayan «5 km), keterlindungan

(sangat terlindung), tekstur lanah (Iempung berpasir), kemiringan (10-20%),

aksesibilitas (>0.002), fasilitas transportasi (4 unit/kill), kedalaman kolam (>6 m).

PELABUHAN PERI KANAN

Gambar 42 Peta kcscsuaian laban pclabuhan peri kanan

(8) Analisis Kesesuaian Lahan Pariwisata Bahari

Penggunaan laban untuk pariwisata bahari dapat diartikan sebagai

pemanfaatan ruang peSISlf dan lautan untuk pcngcmbangan kawasan rekreasi

keindahan dan keaslian li ngkungan pesisir dan lautan beserta fasilitas-fasilitas

pendukung lainnya. Kesesuaian lahan unluk pariwisata bahari dcngan kategori

sangat sesuai, lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamatan Dungkek-Gapura­

Batang-batang dengan luas area 29.74 ha, Batu Putih-Dasuk se luas 7.95 ha dan

Gayam seluas 4.52 ha. Sementara kesesuaian lahan untuk pariwisata bahari

dengan katcgori sesuai, lokasi dan geografisnya menyebar di Kecamatan

Saronggi-Bluto (15.6 hal, Talango (4.19 hal, Pragaan (4.75 hal dan Kangean (5.2

ha). Selebihnya adalah kesesuaian lahan dengan kategori kurang sesuai dan tidak

sesuai dengan luas area 22.33 ha yang menyebar di wilayah Kecamatan

Kalianget-Gapura, Gayam dan Ambunten. Peta kesesuaian lahan, lokasi dan

Page 48: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

.. ...... _ .. _._ .. _ ... ..... ............ .

138

geografis serta luas area untuk pariwisata bahari disajikan pada Gambar 43.

Kesesuaian lahan pariwisata bahari ini dianalisis berdasarkan kriteria kedalaman

dasar perairan (0-5 m), tipe tanah (pasir), kecapatan arus (0-0.2 mldtk), kecerahan

perairan (> 15 m), tipe pantai (berpasir), penutupan lahan pantai (ke lapa lahan

terbuka), ketersediaan air lawar (>30 Itldtk), dan aksesibilitas (>0.002).

Gambar 43 Peta kescsLlaian lahan pariwisata bahari

-­~

" , "-, SAI<GO.1S.uu

" a" " -.... "

IIasi! anal isis kesesuaian lahan pesisir dan lautan Kabupaten Sumenep ini

selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan tala ruang wilayah pesisir

dan lautan yang sesuai dengan daya dukung lingkungan biofisik (carrying

capacity) untuk peruntukan tambak. industri, permukiman, pertanian sawah,

pertanian legalan, pariwisata, konservasi dan pelabuhan perikanan. Selanjutnya

untuk penyusunan tata ruang wilayah pesisir dan lautan, hasil analisis kesesuaian

lahan ini, dalam implemenrasinya dapat diperkaya dengan kajian kelayakan

pemanfaatan ruang, prioritas pcmanfaatan ruang, dan oplimasi pemanfaatan ruang

(Jankowski 1997; Chuvieco 1997; Subandar 1999).

Kajian anal isis kelayakan pemanfaatan ruang adalah penilaian tingkat

keuntungan yang dapat dicapai mclalui investasi dalam suatu kegiatan

penggunaan laban berdasarkan pertimbangan aspek finansial. Tujuan kajian ini

adalah untuk memilih altematif penggunaan lahan yang paling menguntungkan

Page 49: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

139

dan loyak untuk dikembangkan. Kajian ini menggunakan pendekatan discount

rate. suatu metode untuk menilai kelayakan suatu program atau kegiatan

pembangunan melalui analisis biaya dan manfaat program atau kegiatan tersebut

dengan indikator nilai bersih saat ini. perbandingan keuntungan dan biaya

produksi. tingkat pengembalian bunga usaha, tingkat pengembalian investasi, dan

perbandingan penerimaan dan biayo produksi untuk sarnpai pada keputusan

tentang loyak tidaknya prognun otau kegitan tersebut dilaksanakan.

Kajian analisis prioritas pemanfaatan ruang adalah penilaian tingkat

kepentingan antara sam penggunaan laban dengan penggunaan laban yang lainnyo

berdasarkan pertimbangan aspek ekonomi, sosia! dan lingkungan. Penilaian

tingkat kepentingan penggunaan laban tergantung pada penilaian stakeholders

yang berkepentingan terbadap penggunaan laban. Tujuan kajian ini adalab untuk

meoentukan prioritas penggunaan laban yang pa!ing penting untuk dikembangkan.

Kajian ini menggunakan pendekatan analytical hierarchy process, suatu metode

untuk menangkap secara rasional persepsi orang-orang yang berkepentingan

dengan permasalaban tertenm mela!ui suatu prosedur unmk sarnpai pada skala

preferensi diantara berbagai set altematif.

Kajian anaJisis optimasi pemanfaatan ruang adalah penilaian tingkat

optimal penggunaan laban untuk setiap penggunaan laban berdasarkan

pertimbangan aspek ekonomi, sosia! dan lingkungan.Tujuan kajian ini adalab

untuk menemukan kombinasi atau alokasi pemanfaatan ruang optimal dengan

keuntungan secara ekonomi, sosia! dan lingkungan yang maksimal bagi berbagai

penggunaan laban. Kajian ini menggunakan pendekatan linear programming,

suatu metode untuk menentukan besarnya nilai masing-masing variabel

sedemikian rupa sehingga nilai fungsi mjuan yang linear menjadi optimum

(maksimurn atau minimum) dengan memperhatikan pembatas input yang ada

untuk sarnpai pada kombinasi a!okasi sumberdaya yang optimal yang dapat

dijadikan pilihan a!teruatif kebijakan.

Page 50: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

140

4.2.3 V.Udasi Prototipe Sistem.

Setelah tahap verifikasi (pembuktian) prototipe sistern infotmaSi selesai

dibuktikan, selanjutnya dilakukan usaha penarikan kesimpulan yang meyakinkan

untuk mengetahui apakah sistem informasi yang dibangun ini merupakan

perwakilan yang sah dari reaIitas yang dikaji. Tahapan ini disebut dengan tahaP

validasi (keabsahau) prototipe sistem, dengan sejumlah proses iteratifyang berupa

pengujian berturut-turut sebagai proses penyempumaan sistem informasi dan

urnumnya tahap ini akan rnenghasilkan kesimpulan tentang kelebihan dan

kekurangan sistem informasi yang telah dirancang.

Proses validasi ini seyogyanya dilakukan secara kontinyu sampai

kesimpulan bahwa sistern infotmaSi yang dirancang telah didulrong dengan

pembuktian yang memadai melalui pengukuran dan observasi. Namun seringka1i

dijumpai kesulitan pada tahap ini karena kurangnya data yang tersedia ataupun

sempitnya waktu guna melalrukan validitas. Suatu sistem informasi mungkin telah

mencapai status validasi meskipun masih menghasilkan kekurangbenaran output

(Eriyalno 2003). Disini sistem infonnasi adalah absah karena konsistensinya,

dimana basilnya tidak bervariasi \agi.

InfotmaSi yang diperoleh pada tahap validasi prototipe sistem akan

berguna untuk menentukan prioritas pengumpulan infonnasi lanjutan, koleksi

data, perbaikan estimasi dan penyempumaan model dan kriteria dari sistem

infonnasi terpadu ini. Usaha ini akan berperan banyak dalam menyeimbangkan

aktivitas perancangan sistem infotmaSi dan aktivitas pengumpulan data yang pada

prinsipnya mencari efisiensi waktu, biaya dan tenaga untuk. penyempurnaan

sistem infonnasi yang telah dirancang.

Validasi prototipe sistem infomasi pemanfaatan sumberdaya perikanau

dalam pengelo1aan sumberdaya pesisir dan lautan ini telah beberapa kali

dilakukan baik melalui ground truth langsung kelapangan, wawancara dengan

stakeholders maupun melalui diskusi pakar. Terakhir, keahsahau sistem informasi

terpadu ini divalidasi pada diskusi sosialisasi rencana pengelolaan pesisir dan

laUIan Selat Madura di Inu1apan kepa1a Dinas Kelautan dan Perikanan Provins~

Kabupaten, Kola se-KORWIL IV Jawa Timur (Sumenep, Pamekasan, Sampang,

Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo) pada tanggal

Page 51: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

141

20 April 2005 di Kantor Karesidenan Pamekasan. Pengujian-pengujian ini

menghasilkan kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan sistem informasi

terpadu ini hubungannya dengan tujuan penelitian rancang bangun sistem

terkomputerisasi.

HasH rancang bangun sistem infonnasi ini memenuhi tujuan utama

penelitian yakni sehuah sistem infonnasi terintegrasi (integrated information

system) yang berkualitas dari segi produk (well-deveioped system) dan proses

pengembangan sistem (well-managed system), serta relevan terhadap usaha

pengelolaan swnberdaya pesisir dan lautan secara terpadu (organizational

relevance). Keberhasilan pencapaian tujuan pengembangan sistem (system

deveiopmenJ goals) ini dapat diuraikan dengan menggunai<an pendekatan

Burrough (1986); Aronoff (1989); Alter (1992); Jordan dan Machesky (1994).

p~ penelitian ini berhasil menciptakan sistem infonnasi terintegrasi.

Hal ini ditandai dengan berhasil dilintasfungsikannya atau dintegrasikannya

sistem informasi manajemen (management in/ormation system) bagi penyediaan

informasi yang mempresentasikan aspek deskriptif dari fenomena-fenomena

pesisir dan lautan yang dimodelkan dan sistem infonnasi geografis (geographical

information system) bagi penyediaan infonnasi yang mempresentasikan aspek

keruangan dari fenomena-fenomena pesisir dan lautan yang dimodelkan. Oleh

sehab ito sistem infonnasi ini disebut sistem infonnasi lintas fungsi (cross­

functional information system) atau sistem infonnasi terintegrasi (integrated

information system) yang dikenal dengan nama SISTEMIK® SIMPEL.

Pengintegrasian ini dimungkinkan herkat adanya perkemhangan teknologi

perangkat keras yang diiringi oleh perkemhangan perangkat lunak serta

kemampuan perakitan dan penggabungan heberapa teknik pengambilan keputusan

ke dalam hangunan sistem. Pengintegrasian perangkat keras, perangkat lunak dan

teknik keputusan tersebut menghasi1kan sistem informasi yang memungkinkan

pengguna melakukan pengambilan keputusan dengan lebih cepa! dan cermat.

Disamping ito sistem infonnasi ini memperbesar kemampuan pembuatan

keputus~ menigkatkan ketelitian dan mempercepat prosesnya dan juga menjadi

semakin ekonomis. Dengan demikian pengintegrasisan dua teknik evaluasi 81M

Page 52: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

142

dan SIG telah menciptakan sistem informasi yang efektif dati segi desain dan

efisien dari segi akses.

Teknologi SIM dan SIG lelab terbukti banyak digunakan sebagai tools

yang diterapkan pada pengelolaan snmberdaya pesisir dan lautan. Masing-masing

leknologi memilliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Oleh karena

itu, integrasi kednanya merupakan suatu kemajnan dalam ilmu pengelahnan,

khususnya dalam hal pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. Keduanya saling

melengkapi unluk mendapatkan suatu konsep pengelolaan yang lebih konfrehesif

dan terpadu. Keberbasilan pengelolaan sumberdaya pesisif dan lautan secara

terpadu dipengaruhi oleh mekanisme pengelolaan yang dijalani. Rangkaian

mekanisme pengelolaan ini distrukturisasi dalam sistem pengelolaan yang tidak

lain merupakan sistem yang menghasilkan keputusan-keputusan yang diperlukan

guna menjamin keberbasilan pengelolaan. Oleh karena ketajaman keputusan yang

dihasilkan dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakuratan informasi yang

dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan itu sendiri, maka pengintegrasian

SIM dan SIG dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan sangat penling

untuk menyediakan infonnasi pendukung keputusan dengan jenis infonnasi

atributal dan infonnasi spasial.

Dalam kaitannya dengan sistem informasi terintegrasi yang berhasil

dirancang, maka peran infonnasi yang dibasilkan antara lain:

(I) haformasi attibutal adalab jenis informasi yang bersifat tabular dan grafis

yang digunakan untuk mempresentasikan aspek deskriptif dati fenomena­

fenomena pesisir dan lautan yang dimndelkan. Informasi ini berperan untuk

penentuan tingkat pernanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan. Disini SIM

digunakan notuk mempermudah analisis pernanfaatan sumberdaya wilayab

pesisir dan lautan yang sesuai dengan kaidah pemanfaatan sumberdaya yang

bertanggung jawab dalam pemrosesan transaksi, perolehan informasi dan

duknngan dalarn pengambilan keputusan dalam bentuk marine and coastal

support system (MeSS)

(2) haformasi spasial adalab jenis informasi yang bersifat lokasi dan geografis

yang digunakan untuk yang mempresentasikan aspek kernangan dati

fenomena-fenomena pesisir dan lautan yang dimodelkan. Infonnasi ini

Page 53: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

143

berperan untuk penentuan tingkat pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan

lautan. Disini SIG digunakan untuk mempermudah analisis pemanfaatan

ruang dan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan yang sesuai dengan daya

dukung lingkungarutya dalam bentuk marine and coastal guideline system

(MCGS)

Kedua, penelitian ini berhasil menciptakan sistem informasi terintegrasi

yang berkualitas dari segi produk (well-developed system). Salah salu aspek yang

menentukan kualitas sistem ini adalah fungsionalitas sistem. Fungsi sistem ini

menunjukkan perolehan produk sistem hubungannya dengan pemenuhan

kebutuhan pengguna. Fungsi sistem ini bekeIja dengan baik, dengan kata lain,

sistem dapat dianda1kan (reliably), mudah dioperasikan (easily), dan elisien

(efficiently). Masing-masing karakteristik ini dapal dijelaskan lebih jaub sebagai

fungsi sistem untuk mengbasi1kan produk sistem yang berkualitas.

Keandalan sistem infonnasi terintegrasi ini dibuktikan dengan kemampuan

sistem uotuk menyajikan output infonnasi berkualitas yang dapat diukur

berdasarkan:

(I) Pemaparan berbagai macam tipe infonnasi yang sesuai dengan tujuan

pengelolaan swnberdaya pesisir dan lautan. Sistem infonnasi terintegrasi ini

mampu menyajikan semua tipe infomasi (terfonna!, teks~ audio, video, dan

citra) kedalam aplikasi manajemen dialog (interface base management

system). Sehingga sistem infonnasi ini bersifat multimedia dengan

kemampuannya menggabungkan semua tipe infonnasi tersebut. Penyajian

semua tipe infonnasi ini dimaksudkan untuk memudahkan pengguna dalam

memanfaatkan nilai infonnasi yang dipresentasikan sistem. Tipe infonnasi

terformat digunakan untuk menyajikan informasi transaksi seperti hasil

tangkap dan upaya tangkap ikon, luas mangrove, volume polutan, jumlah

penduduk dan lain-lain. Tipe informasi teks digunakan untuk menyajikan

infonnasi semacam rencana pengelolaan tenunbu karang. jenis vegetasi

padang lamun, pemanfaatan mangrove dan lain-lain. Tipe infonnasi audio

digunakan untuk mempresentasikan suara aktivitas sosial masyarakat

pesisir. aktifitas penangkapan ikan, aktivitas pengelolaan ekosistem dan lain­

lain. Tipe infonnasi video digunakan untuk mempresentasikan gerak

Page 54: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

144

aktivitas sosial masyaralcat pesisir, aktifitas penangkapan ikan, aktivitas

pengelolaan ekosistem dan lain-lain. Tipe infonnasi citra digunakan untuk

menyajikan gambar pan!ai, gambar mangrove, peta suhu pennukaan laut,

peta daerah penangkapan ikan, peta kesesuaian lahan dan lain-lain.

(2) Deraiat kebenaran (accuracy) dan kerincian (precise) informasi tinggi.

Derajat akurasi dan presisi ini berlaku untuk semua tipe informasi yang

dimiliki sistem. Misalnya, informasi citra suhu permukaan laut dan daerah

penangkapan ikan, tingginya derajat kepresisian ditunjukkan oleh besarnya

jumlah piksel per inci (dots per inch, dpi) atau biasa disebut resolusi citra

yakni dengan resolusi 280 dpi sehingga kualitas citra suhu pennukaan laut

dan daerah penangkapan ikan yang dihasilkan terlihat sangat je1as.

Sedangkan tingginya derajat keakurasian ditunjukkan oleb tingkat kebenaran

informasi lintang dan bujur daerah schooling ikan yang diperoleh saat

ground check yakni sekitar 80"10. Derajat yang tinggi ini dirnungkinkan

karena ketelitian yang tinggi dalam pengumpulan, pemrosesan dan

peny.yian data sehingga bias informasi dapat dikurangi.

(3) Tingkat ketepatan waktu informasi sesuai dengan upaya pengambilan

keputusan. Sistem infonnasi terpadu ini menghasilkan informasi secara

perindik skala barian seperti infonnasi citra suhu dan daerah penangkapan

ikan, skala bulanan seperti informasi terformat rousirn penangkapan ikan,

dan infonnasi skala tahunan seperti infonnasi terformat pendugaan potensi

ikan. Masing-masing infonnasi tersebut dikumpu1kan dan dipmses dengan

interval waktu tertentu sesuai dengan skala perindiknya. Oleb karena sistem

infonnasi ini bersifat online dan multiple client dimana data dapat

dikumpuJkan, diplOses dan disajikan seketika, row informasi yang

disajikan tidak usang atau kedaluwarsa ketika sampai kepenerima. sehingga

masih ada waktu untuk menggunakan infonnasi tersebut sehagai bahan

pengambilan keputusan.

(4) Tingkat keringkasan dan kelengkapan infonnasi tidak berlebiban. Sistem

informasi terpadu ini menyajikan informasi yang ringkas tetapi lengkap

yang dikemas dalam bentuk ikhtisar sesuai dengan kebutuhan penerima

infonnasi: operasional, manajerial dan strategis. Infonnasi lengkap dan

Page 55: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

145

ringkas yang disajikan siSlem terpadu ini semakin mudah untuk diserap dan

dipahami pengguna karena penyajiannya melibatkan berbagai tipe infonnasi

(terformat, teks, audio, video, dan citra) yang disesuaikan dengan kebutuhan

penyajian infonnasi sehingga penggwta mudah melakukan interpretasi.

(5) Kemudahan akses informasi adalah terjamin. Sebagai sistem infomasi online

dan multi/pie client, bangunan sistem terpadu ini dilengkapi dengan

kemampuan untuk terhubWlg dengan komputer server yang menyimpan data

untuk pengaksesan infonnasi dan kemampuan untuk terhubung ke ISP

(internet service provider) yang memudahkan pengaksesan infonnasi dari

berbagai tempat. Dengan kemampuannya yang memudahkan pengaksesan

infonnasi. sistem ini menjadi sangat berguna bagi siapa saja, tidak terbatas

pada pengelola sumberdaya pesisir dan lautan tetapi juga para stakeholders

yang juga ikut menikmati hasilnya.

Seperti halnya keandalan, kemudaban dalam pengoperasian menjadi ciri

dari sistem terintegrasi ini. Kemudahan ini berarti bahwa sistem mudah untuk

mengerti keinginan pengguna dan berinteraksi dengan pengguna dengan cam yang

konsisten. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini dilengkapi dengan manajemen

penyelenggara dialog (interface base management system) yang sangat

memudahkan pengguna untuk menggunakannya (user friendly) yang menyajikan

output sistem pada pemakai dan mengmnpulkan input ke dalam sistem.

Manajemen penyelenggara dialog merupakan antannuka pemakai yang

menjembatani antara sistem dengan pemakai melalui bahasa komunikasi. Bahasa

komunikasi yang diterapkan dalam gaya dialog sistem ini anIMa lain bahasa aksi

(apa yang bisa digWJakan pemakai untuk berkomunikasi dengan sistem), bahasa

tampilan (apa yang hams diketahui pemakai dari sistem), maupun basis

penge!ahuan (pengetahuan mengenai struktur sistem dan prosedur umum

pengoperasian sistem). Kombinasi dari kemampuan diatas disebut gaya dialog

yang meliputi pendekatan tanya jawab, menu-menu, bahasa perintah, dan

pengisian tempat kosong. Manajemen dialog ini mempunyai kemampuan untuk

menangani berbagai gaya dialog, bahkan jika mungkin mengkombinasikan

berbagai gaya dialog, menampilkan data dengan berbagai variasi format dan

peralatan keluanm, dan kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai

Page 56: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

146

dengan berbagai peralatan pemasukan. Selanjutnya gaya-gaya dialog ini di­

interface-kan dalam bentuk fonn-form yang menarik dengan perangkat desain

grafik canggih Macromedia® Dreamweavero 4 dan Adobe® PhotoshopO 7.

Disamping menyajikan gaya-gaya dialog yang menarik, sistem terintegrasi ini

juga menyajikan instruksi pemakaian yang mudah digunakan dan mudah

dipelajari dalam format dokumen pengoperasian user's manual dan help screen.

Dalam hal yang sarna efisiensi juga menjadi ciri dari bangunan sistem

terpadu ini. Meskipun kompleks sistem ini masih mempunyai kemampuan

memaksimwnkan kecepatan dalam pemrosesan transaksi dan meminimumkan

waktu dan kehutuhan memori. Kemampuan ini masih dimungkinkan dimiliki

sistem yang kompleks ini karena peogkodean program pada saat implementasi

perancangan fisik dalam program komputer dikodekan dengan bahasa Visual

BasicVersi 6.0. Pengkodean dengan versi ini memberikan beberapa keuntungan

karena pengkodean bahasa pemrograman ini bersifllt terstrulctur tanpa terjadi

lompatan dari satu instruksi ke instruksi yang lain yang tidak berurutan sehingga

meminimwnkan waktu eksekusi program. Disamping itu pengelolaan data,

kriteria dan model dalam manajemen basis sistem (DBMS, CBMS, MBMS) dapat

meminimumkan spasi penyimpanan dan mempermudah retrieval data, kriteria dan

model sehingga meminimumkan kebutuhan memori. Dengan demikian sistem ini

mampu menghindari terjadinya retiudancy.

Aspek tainnya yang menentukan kualitas bangunan sistem terintegrasi ini

adalah kemudaban dalam perawatannya. Kemudahan perawatan sistem ini

dicirikan oleh sistern yang mudah dimengerti (wuJerstandability), mudah

dimodifikasi (modifiability), dan mudah diujiooba (testability). Perancangan

sistem informasi terpadu ini menyertakan dokumentasi pengembangan sistem dan

dokumentasi pengoperasian sistern y_ jelas sehingga pengguna dapat mengerti

sistem secara lebih mudah. Disamping itu modui-modui pengembangan bersifat

independen satu sarna lain sehingga akan memudahkan pengguna untuk

memodifikasi sistem karena perubahan pada satu modul tidak meminta perubahan

pada modul yang lainnya. Pengujian sistem terpadu ini juga menjadi mudah

karena karena dokumentasi pengoperasian sistem terdokemuntasi dengan baik.

Melalui berbagai ujicoba, sistem ini juga cukup kuat ketika tetjadi kesalahan

Page 57: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

147

prosedur dengan menyediakan pesan kesalahan (message error) yang akan

memudahkan perbaikannya Secara singkat dapat dikatakan aktivitas perawatan

(maintainance activity) sistem ini dapat dilakukan dengan mudah dengan basil

yang akan disajikan dalam pesan kesaJahan danjejak penelusuran yang teliti.

Aspek ketiga sebagai faktor dasar penentu kualitas produk sistem terpadu

ini adalah fleksibilitas sistem terhadap perubahan yang teljadi diluar sistem secara

kontinyu. Fleksibilitas ini penting sebagai jaminan bahwa sistem ini masih dapat

berfungsi dengan baik jika teljadi perubaban lingkungan sistem (tempat.

bardware, dan software). Terbadap perubaban lingkungan sistem yang teljadi

secara teros meDerus, fleksibilitas sistem terpadu dijelaskan dengan kemampuan

sistern ini berdaptasi (adaptability) dan mudab dipindahkan (portability).

Kemampuan portabilitas sistem ditunjukkan dengan kemampuannya

menyesuaikan diri dengan berbagai perangkat keras (hardware) milcro komputer,

mini komputer dan mainframe komputer dengan berbagai macam perangkatnya

(device), walaupun mainframe menjadi pilihan utama pengoperasian sistem ini.

Kemampuan portabilitas sistern ini juga didukung oleh pilihan babasa

pemrograman yang standar yakni babasa pemrograman generasi ke tiga dan

beraras tinggi Visual Basic Versi 6.0 yang memungkinkan sistem ini dapat

beroperasi dengan sistem operasi komputer yang berbeda tanpa hams menulis

kembaJi kode program sistern. Pendeknya sistern ini dapat beroperasi dari satu

sistem operasi ke sistem operasi yang lainnya tanpa merevisi kode programnya

Kemampuan adaptasi sistem ini dicirikan oleh independensi data dan

program yang memuugkinkan perubaban data tidak diiknti oleh perubaban

program yang mereferensi data. Independensi data-program pada sistern terpadu

ini dimungkinkan karena data diorganisasikan dalam basis data dan ditangani oleh

DBMS, program aplikasi untuk mengelola basis data, sehingga program dapat

ditulis dan tidak tergantung pada struktur basis data. Berbeda jika data dikelola

dalam sistem berkas. Dengan basis data dan penanganan oleh DBMS, program

tidak akan terpengarub sekiranya bentuk fisik data dirubab. Ringkasnya

fIeksibilitas yang dimiliki sistem ini memuugkinkan pengelola dapat

menggunakan sistem yang sudah penulis rancang untuk menye1esaikan berbagai

pennasalahan dalam pengelolaan pesisir dan lautan.

Page 58: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

148

Ketiga, penelitian ini berhasil menciptakan sistem informasi terintegrasi

yang berkualitas dari segi proses (project management). Pada waktu pembahasan

kualitas produk sistem fokusnya pada produk pengembangan sistem (we/l­

developed system), sementara pada pembahasan kualitas proses sistem fokusnya

pada proses pengembangan sistem (well-managed system). Proses pengembangan

sistem yang dikelola dengan baik mempunyai pengaruh yang besar pada

suksesnya pengembangan sistem. Kualitas produk sistem yang baik tidak akan

diperoleh jika penyelesaian sistem melampaui waktu dan anggaran yang telab

disediakan dan kondisi ini menjadi indikator pengembangan sistem yang gaga!.

Kualitas proses pengembangan sistem terpadu ini ditandai dengan penyelesaian

perancangan sistem infonnasi sesuai schedule. biaya penyelesaiannya sesuai

dengan budget dan dalam perancangannya melibatkan kebutuhan stakeholders

pesisir dan lautan.

Waktu penyelesaian sistem terpadu ini tidak terlalu lama (sekitar dua

tabun) untuk ukuran pengembangan sistem yang dibangun sendiri tanpa

organisasi team pengembangan (development learn member) dan juga tidak terlalu

mabal (sekitar 46 juta rupiah) untuk ukuran sistem besar dan terpadu.

Penyelesaian pengembangan sistem terpadu ini sesuai dengan schedule dan

budget yang ditetapkan tanpa merubah ruang lingkup pengembangan sistem atau

penggelembungan dana. Sistem yang baik secara te\enis mungkin bisa gaga! dalam

penerapannya sebagai akibat tidak memuaskan pengguna. Untuk itu dalam proses

pengembangan sistem terpadu ini, penulis melibatkan kebutuhan para pengguna

sistem melalui observasi. wawancara langsung. diskusi pakar, studi literatur,

pengamatan terhadap sistem infonnasi sebelumnya dan professional judgement

penulis untuk menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dalam pengelolaan

sumberdaya pesisir dan lautan sehingga dihasilkan produk pengembangan sistem

yang berkualitas. Hal lain yang penling adaIab komitmen para pengguna untuk

menyesuaikan diri nantinya dengan sistem baru ini dengan mengambil

keuntungan penub dari semua fungsi-fungsi yang disediukan. Inilab sebenarnya

yang menjadi faktor kunci penentu suksesnya pengembangan sistem terpadu ini.

Terakhir, penelitian ini berhasil menciptakan sistem inforrnasi terintegrasi

yang relevan terhadap usaha pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan

Page 59: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

149

(organizational relevance). Sebuah sistem infonnasi terintegrasi dengan kualitas

produk dan proses yang tinggi akan sia-siajika tidak memberikan kontribusi pada

tujuan pengelolaan. Karena itu agar suatu sistem berkontribusi pada suksesnya

pengelolaan, sistem ini hams relevan dengan tujuan pengelolaan. Dengan kata lain

sistem ini barns mampu membantu pengelola mencapai tujuan pengelolaan pesisir

dan lautan dengan memproduksi infonnasi yang dibutuhkan untuk pengambilan

keputusan: operasional. manajerial dan strategis. Hasil validasi sistem ini di

hadapan kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Kabupaten,. Kota se

KORWIL IV Jawa Timur tanggal 20 April 2005 memberi bukti babwa sistem

informasi ini mendukung masing-masing level pengambilan keputusan

(operasional, manajerial, dan strategis) dan dapat dijadikan sebagai keunggulan

kompetitif pengelolaan. Berdasarkan perspektif ini sistem terpadu ini mampu: (I)

melakukan pemrosesan transaksi dan mernproduksi laporan (transaksi basil

tangkap ikan, upaya tangkap, luasan mangrove, luasan terumbu karang, tingkat

abrasi pantai, dan lain-lain) untuk perencanaan operasional pengelolaan pesisir

dan lautan; (2) menyediakan infonnasi dan summary report (alokasi sumberdaya,

kelayakan usaba, determinasi alai, dan lain-lain) untuk perencanaan manajerial

pengelolaan surnberdaya pesisir dan lautan; dan (3) men-generate analisis dengan

perangkat permodeian dan analisis kriteria spasial untuk perencanaan s!rategis

dalam pemanfaatan surnberdaya dan pemanfaatan mang wilayab pesisir dan

lautan untuk mencapai tujuan pengelolaan sumberdaya dan ruang pesisir dan

iautan yang optimal dan berkelanjutan.

Kelemahan akan selalu muncul sebagai konsekuensi logis dari suatu

pengembangan sistem infomasi. Kelemahan utama sistem informasi terpadu ini

adalab ukuran volume manajemen basis sistem (DBMS, MBMS, CBMS) yang

akan bertambah jika ada penambaban data, model, dan kriteria sebingga

kecepatan akses informasi menjadi berkurang. Disamping mempengarubi

kecepatan akses informasi, konsekuensi lainnya dari penambaban data, model dan

kriteria terhadap manajemen sistem adalab kebutuban media penyimpanan dan

memori yang besar agar sistem dapat beketja secara efisien.

Sebagai sistem yang melintasfungsikan teknik pengambilan keputusan

SIM dan SIG, sistern terpadu ini mempunyai tingkat kompleksitas tinggi yang

Page 60: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

150

mengbaruskan administrator basis sistem dan pengguna sistem benar-benar

memahami fungsi-fungsi dalam sistem, agar memperoleh manfaat yang optimal

dari sistem. Kegagalan memahami sistem terpadu tni dapat mengakibatkan

keputusan yang salah, yang akan memberikan dampak serius bagi pengelolaan

sumberdaya pesisir dan lautan.

Sebagai sistem online dan dynamic, sistem terkomputerisasi ini

menghadapi ancaman terhadap keamanan infonnasi. Penggunaan teknologi

komunikasi untuk menciptakan sistem online dan dinamis memang

berkecenderungan membuat pelanggaran terhadap privasi infonnasi jauh lebih

mudah terjadi. Sesuai dengan sifatnya, teknologi komunikasi mendukung

penyediaan akses untuk semua kalangan dan tidak menjadi pengbalang bagi

kelompok orang tertentu untuk mengakses infonnasi. Dengan sifat sistem seperti

ini akan memudahkan pengaksesan infonnasi oteh semua orang. baik yang

berwenang maupun yang tidak berwenang, sehingga kerahasian infonnasi menjadi

kecil dan peluang penyalahgunaan informasi menjadi sang.t besar. Masalah­

masalah ketidakamanan dan pengaksesan infonnasi oleh pihak yang tidak

berwenang menjadi sangat mungkin teIjadi pada sistem online dan dynamic ini

daripada sistem yang bersifat ofJIine dan sIalic.

Penerapan sistem infonnasi terkomputerisasi pada usaha pengelolaan

sumberdaya pesisir dan lautan sebagai suatu sistem yang barn, mempunyai

beberapa kelemahan jika dibandingkan dengan sistem yang lama yang masih

manual. Penerapan komputerisasi dapat menjadi tidak elisien bila penerapan

tenebut tidak diimbangi dengan adanya pelatiban sumberdaya manusia Sistem

barn ini juga mentinta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu.

Sehingga pada tahap awol konversi sistem lama ke sistem barn ini akan

memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pembelian penmgkat keras dan

pelatihan sumberdaya manusia. Dengan kondisi seperti ini rata-rata harga sistem

terpadu ini menjadi sangat mahal.

Kelemahan lainnya setelah sistem baru ini berhasil mengkonversi sistem

lama adalah tingkat kegagalan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan menjadi

sangat tinggi jika teIjadi kegagalan sistem baik kegagalan aktif maupun kegagaIan

pasif. Kegagalan aktif meneakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer

Page 61: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

151

seperti penyalahgunaan infonnasi dan pencurian. Kegagalan pasif mencakup

kegagalan sistem akibat kesalahan manusia, gangguan perangkat keras maupWl

kegagalan perangkat lunak seperti kesalahan memasukkan data, penghapusan

data, rusaknya hardisk, rusaknya sistem, dan program virus komputer. Hal ini

dimWlgkinkan karena setelah konversi penuh sistem lama ke sistem baru, pemakai

akan meninggalkan sistem lama dan akan sangat tergantung pada konsistensi dan

integritas sistem bam.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sistem infonnasi terintegrasi

SISTEMIK"' SIMPEL ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan atribut maupun

spasial dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. Pertanyaan-pertanyaan

atribut maupun spasial dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan yang

bersifat konseptual yang dapat dijawah adalab sehagai berikut: (I) What is at ?

(obyek); (2) Where is it? (Iokasi); (3) What has changed since? (perubahan); (4)

What atributaJ and spatial patterns exist? (pola); dan (5) What if? (pennodelan).

Pertanyaan pertama dapat dijawab dengan mempresentasikan aspek

deskriptif dari fenomena-fenomena pesisir dan Iautan yang ten!apat pada lokasi

tertentu secara tabular dan gratis. Pertanyaan ini dapat memberikan keterangan

suatu obyek yang terdapat pada lokasi tertentu. Pertanyaan kedua dapat dijawab

dengan mempresentasikan aspek keruangan dari fenomena-fenomena pesisir dan

Iautan yang lokasinya ingin diketabui secara lokasi dan geogratis. Pertanyaan ini

dapat menemukan lokasi yang memenubi beberapa syarat dan mteria sekaligus.

PerIanyaan ketiga dapat dijawah dengan mempresentasikan keoenderungan

(trend) perubaban atributal dan perubahan spasial dari fenomena-fenomena pesisir

dan Iautan yang dimodelk.an dengan membandingkan beberapa data atribut dan

spasial dari beberapa kali pengamatan dan penguk.uran secara periodik.

Pertanyaan k.etiga akan memberikan keterangan tentang tingk.at pemanfaatan

sumberdaya dan tingl<at pemanfaatan ruang wilayab pesisir dan Iautan. Pertanyaan

keempat dapat dijawab dengan mempresentasikan penyirnpangan-penyirnpangan

terhadap pol.-pol. aktual yang dikenal. Pertanyaan keempat ini akan memberikan

keterangan tentang tingk.at kemsakan sumberday. dan tingk.at kemsakan mang

wilayab pesisir dan lautan. Pertanyaan kelirna dapat dijawah dengan menyediakan

pennodelan sehagai fungsi dasar transfonnasi. Pertanyaan terakhir ini akan

Page 62: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

152

memberikan keterangan tentang basil proyeksi dan analisis pemanfaatan

sumberdaya dan mang wilay3h pesisir dan lautan kedepan.

Dengan melihat kemampuan SISTEMIK® SIMPEL tersebut, maka

permasalahan umurn yang sering terjadj di wilayah pesisir dan lautan yakni

konflik pemanfaatan surnberdaya dan pemanfaatan ruang dapat dicari jawabannya

sehingga diperoleh pengelolaan pesisir dan lautan yang optimal dan berkelajutan.

Hal ini sesuai dengan pemyataan oahuri (2001) bahwa agar pembangunan

wilayah pesisir dan lautan dapat berlangsung secara berkelanjutan, maka setiap

kegiatan pembangunan hendaknya ditempatkan dilokasi yang secara biofisik

sesuai dengan persyaratan biofisik dari pembangunan tersebut dan laju lingkat

pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan. khususnya yang dapat pulih,

hendaknya tidak melampaui kemampuan pulihnya (potensi lestari) dalam kurun

waktu tertentu. Dengan kala lain pedu adanya infonnasi teotang karakteristik

biofisik suatu wilayah dan persyaratan biofisik dari setiap pembangunan yang

akan dilaksanakan serta infonnasi teotang potensi lestari dari setiap surnberdaya

wilayah pesisir dan lautan dan permintaan terhadap sumberdaya tersebut dari

waktu ke waktu. Berdasarkan uraian tersebut tergambar dengan jelas kebutuban

sistem infonnasi terpadu dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan yakni

untuk kepeduan penyediaan infomasi bagi pemanfaatan ruang dan penyediaan

infomasi bagi pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan untuk tujuan

pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan.

Aplikasi ini dapat menjadi rujukan bahwa dalarn pengelolaan sumberdaya

pesisir dan lautan secara terpadu yang optimal dan berkelanjutan dengan

menggunakan pendekatan sistem informasi yang tetintegrasi SIM dan SIG

terbukti sangat sesuai. Dalarn kaitan ini SIM memberi informasi lebih akurat

tentang ketersediaan sumberdaya bagi SIG yang menunjukkan dengan tepa!

daerah alctualnya. Hasil penelilian ini semakin memperkuat simpulan Efendy

(2000) bahwa pengembangan sistem informasi dapat menjadi salah satu faktor

penunjang keberbasilan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. Dengan

demikian, basil rancang bangun sistem informasi ini memberikan kontribusi

metodologi baru pada pengembangan ilmu sistem bagi peningkatan mutu dan

efektifitas manajemen dalam proses pengambilan keputusan dengan teknik

Page 63: Rancangan Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya ... · Skema konsepsi perancangan sistem tersebut menunjukkan bahwa sistem infonnasi yang dihasilkan, dirancang melalui

153

permodelan sistem yang mampu mengintegrasikan infonnasi atributal dan

infonnasi spasial (system modelling with integrated atributtal and spatial

information) .