Rangkaian Sensor Cahaya

Embed Size (px)

Citation preview

Rangkaian sensor cahaya | Sensor cahaya dengan LDRKirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen elektronika yang dapat berubah resistansinya ketika mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterimanya sehingga LDR dapat juga dikatakana sebagai sensor cahaya, karakteristik dari LDR ini ialah LDR akan berubah resistansinya / tahanannya ketika terjadi perubahan cahaya yang dideteksinya. Dengan karakteristik seperti itu, dengan menggunakan prinsip pembagi tegangan dalam merancang suatu sensor sederhana, dapat dibaca perhitungannya di artikel saya sebelumnya Prinsip Dasar Rangkaian Sensor, Rangkaian Sensor dengan Pembagi Tegangan. kita dapat merancang dan membuat rangkaian pendeteksi cahaya seperti pada bahasan sebelumnya telah dibahas rangkaian sensor suhu dengan thermistor. Berikut rangkaian sensor cahaya

Rangkaian sensor cahaya | Sensor suhu dengan LDR Komponen yang digunakan pada rangkaian sensor cahaya diatas Baterry LDR Variabel reesistor Transistor NPN 2N2222 Relay Led 2 Buah Penjelasan rangkaian sensor cahaya Ketika LDR mendeteksi kenaikan suhu maka resistansi LDR akan mengecil dan ketika resistansi LDR lebih kecil dari resistansi variabel resistor sebagai pembagi tegangannya maka akan ada arus yang mengalir ke basis transistor, ketika itu juga relay akan aktif dan led merah [ sebagai indikator adanya cahaya] sebaliknya jika cahaya yang dideteksi LDR kecil maka resistansi pada LDR akan menjadi besar, dan ketika resistansi LDR lebih besar dari pembagi tegangannya dalam rangkaian kali ini variabel resistor maka tidak akan ada arus yang mengalir ke basis transistor, relay tidak aktif dan led hijau [ sebagai indikator tidak adanya cahaya ].1

Rangkaian sensor cahaya | Ketika LDR tidak mendeteksi cahaya

Rangkaian sensor cahaya | Ketika LDR mendeteksi cahaya

Sensor CahayaSensor cahaya adalah suatu alat yang dapat menangkap cahaya dengan mempergunakan LDR (Light Dependent Resistor). LDR adalah jenis resistor yang nilai hambatanya dapat berubah, tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaanya. Jika cahaya yang mengenai permukaan atau penampang LDR semakin banyak atau besar, maka nilai hambatan dalam LDR akan semakin kecil dan sebaliknya, jika cahaya yang mengenai permukaan LDR semakin kecil, maka hambatan dalam LDR semakin besar. Berikut lambang dari LDR:

Lambang LDR (Light Dependent Resistor) Rangkaian ini sangat sederhana dengan mempergunakan transistor sebagai switch. Dalam rangkaian ini mempergunakan transistor BC 547, karena transistor ini termasuk jenis transistor NPN dan tergolong mudah didapatkan dipasaran. Sumber tegangan yang dipakai dalam rangkaian ini didapatkan dari tegangan DC dengan sumber batterai 9 volt. Komponenkomponen yang diperlukan untuk membuat rangkaian ini adalah:

2

- Resistor 330 ohm dan 10k ohm - Transistor BC 547 - Led - Batterai 9 volt - switch atau saklar - LDR (Light Dependent Resisitor) Untuk memperjelas posisi komponen-komponen, Berikut gambar skemanya:

Gambar Skema Rangkaian Sensor Cahaya Resistor yang mempunyai nilai 10K ohm, dapat ditambah atau ditinggikan nilainya dengan tujuan agar LDR lebih sensitif menerima cahaya. Karena arus yang melewati resistor akan terhambat lebih besar, sehingga arus yang melewatinya semakin kecil dan arus dari sumber akan masuk ke Basis dan Transistor dalam keadaan ON. Analisa Arus yang keluar dari batterai akan dibagi ke jalur yang menuju ke LED dan Menuju ke LDR. Jika LDR menerima atau terkena cahaya yang sedikit sekali, menurut penjelasan diatas tadi, sehingga hambatan yang terdapat pada LDR akan besar. Hal ini mengakibatkan arus yang masuk ke kaki basis transistor kecil. Maka, hal ini akan menjadikan transistor dalam kondisi cut off, sehingga arus dari kolektor tidak dapat dialirkan menuju emitor. Kondisi ini mengakibatkan LED tidak menyala. Jika cahaya yang mengenai LDR besar, maka hambatan yang terdapat pada LDR sendiri akan semakin kecil. Sehingga LDR lebih dapat mengalirkan arus yang menuju ke basis transistor. Mengalirnya arus ke basis mengakibatkan transistor dalam kondisi ON, sehingga Arus yang terdapat pada kaki kolektor dapat menuju ke emitor. Dan akhirnya LED dapat menyala. Gambar skema diatas dibuat pada software simulator Proteus. Pada simulasinya, rangkaian3

diatas dapat dikatakan berhasil sesuai dengan teori yang kami dapat di bangku perkuliahan. Namun, dalam praktek nyata, kami menemukan beberapa permasalahan yang sangat berarti bagi kami. Karena dalam praktek, kami menggunakan rangkaian dan komponen sama terutama dalam penggunaan Transistor. Transistor yang kami pakai masih BC 547 yang bertipe NPN. Dalam praktek yang pertama sama persis dengan hasil simulasi pada proteus. Sedangkan simulasi kedua, hasilnya berbeda dan berkebalikan dengan hasil yang ada pada proteus. Hasil praktek yang kedua seolah-olah menggunakan transistor PNP. Jadi untuk hasil yang kedua ketika cahaya yang mengenai permukaan LDR semakin banyak, LED semakin redup dan akhirnya mati. Sampai saat ini kami belum menemukan kesalahan atau penyebab yang membuat dri kedua percobaan tersebut berbeda. Kedua alat ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen kami pada tugas pembuatan alat ukur. Yang kami ukur adalah tegangan yang terdapat pada LED.

Senin, 24 Maret 2008 "tugas komponen elektronika"

Mengenal Komponen Elektronika

Resistor Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar, serta dapat digunakan sebagai pembagi tegangan. Kapasitor kapasitor adalah komponen elektrik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Salah satu jenis kapasitor adalah kapasitor keeping sejajar. Kapasitor ini terdiri dari dua buah keping metal sejajar yang dipisahkan oleh isolator yang disebut dielektrik. Bila kapasitor dihubungkan ke batere kapasitor terisi hingga beda potensial antara kedua terminalnya sama dengan tegangan batere. Jika batere dicabut, muatan-muatan listrik akan habis dalam waktu yang sangat lama, terkecuali bila sebuah konduktor dihubungkan pada kedua terminal kapasitor. Dioda Dioda adalah devais semikonduktor yang mengalirkan arus satu arah saja. Dioda terbuat dari Germanium atau Silicon yang lebih dikenal dengan Dioda Junction. Dioda juga digunakan pada adaptor yang berfungsi sebagai penyearah dari sinyal AC ke DC. LED (Light Emitting diode)

LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi dayanya. Relay Transistor tidak dapat berfungsi sebagai sebagai switch (saklar) tegangan DC atau tegangan tinggi .Selain itu, umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk arus besar (>5 A). Dalam hal ini, penggunakan relay sangatlah tepat. Relay berfungsi sebagai saklar yang bekerja berdasarkan input yang dimilikinya. Transistor Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai saklar elektronik dan penguat pada rangkaian elektronika digital. Transistor memiliki 3 terminal. Transistor biasanya dibuat dari bahan silikon atau germanium. Tiga kaki yang berlainan membentuk transistor bipolar adalah emitor, basis dan kolektor. Mereka dapat dikombinasikan menjadi jenis N-P-N atau P-N-P yang menjadi satu sebagai tiga kaki transistor. Gambar di bawah memperlihatkan bentuk dan simbol untuk jenis NPN. (Pada transistor PNP, panah emitor berlawanan arah).

4

Gambar Simbol Transistor NPN dan PNP

Pada rangkaian elektronik, sinyal inputnya adalah 1 atau 0 ini selalu dipakai pada basis transistor, yang mana kolektor dan emitor sebagai penghubung untuk pemutus (short) atau sebagai pembuka rangkaian. Aturan/prosedur transistor sebagai berikut: Pada transistor NPN, memberikan tegangan positif dari basis ke emitor, menyebabkan hubungan kolektor ke emitter terhubung singkat, yang menyebabkan transistor aktif (on). Memberikan tegangan negatif atau 0 V dari basis ke emitor menyebabkan hubungan kolektor dan emitor terbuka, yang disebut transistor mati (off) Pada PNP transistor PNP, memberikan tegangan negatif dari basis ke emitor ini akan menyalakan transistor (on ). Dan memberikan tegangan positif atau 0 V dari basis ke emitor ini akan membuat transistor mati (off). Mengenal Sensor Cahaya

Resistor jenis lainnya adalah Light dependent resistor (LDR). Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10M dan dalam keadaan terang sebesar 1K atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang menggunakan LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara drastis.

Gambar Sensor Cahaya LDR

Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar kita. Sensor yang terkenal untuk mendeteksi cahaya ialah LDR(Light Dependent Resistor). Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya.

Prinsip inilah yang akan kita gunakan untuk mengaktifkan transistor untuk dapat menggerakkan motor DC (mirip dengan dinamo pada mainan mobil-mobilan anak-anak). Perubahan nilai hambatan pada LDR tersebut akan menyebabkan perubahan beda tegangan pada input basis transistor, sehingga akan mengaktif/nonaktifkan transistor. Penerapan lain dari sensor LDR ini ialah pada Alarm Pencuri.Robot Line Follower Berbasis LDR Rangkaian Robot Line follower pada intinya ialah 2 buah motor DC yang aktif berdasarkan input dari sensor LDR, jika LDR mendeksi garis putih (terang) dan garis hitam(gelap) maka akan ada perubahan nilai hambatan pada LDR tersebut, yang akan mengaktif/menonaktifkan transistor 2N3904. Untuk mengatur input tegangan ke basis agar dapat membuat transistor 2N3904 saturasi, maka digunakan pembagi tegangan, dalam hal ini trimpot / potensiometer 50k-100k. Perubahan logika pada transistor 2N3904 juga akan menyebabkan LED menyala atau mati, sebagai indikator apakah LDR membaca garis hitam/putih. Perubahan logika pada kaki kolektor 2N3904 juga sebagai input pada basis 2N2907, yang akan mengaktifkan/menonaktifkan motor DC, dimana transistor 2N2907 merupakan transistor switching standar. Perhatikan gambar berikut:

5

Gambar Rangkaian Line Follower dengan LDR

Anda dapat menggunakan sebagian barang bekas untuk membuat robot ini, misalnya menggunakan roda BB REXONA sebagai roda robot. Komponen dan peralatan lengkap yang diperlukan ialah :o o o o o o o o o o o o o o o o o o

buah sensor cahaya LDR PCB IC bolong 2 buah transistor 2N3904 2 buah transistor 2N2907 2 buah Trimpot/potensiometer 50k-100k 2 buah resistor 3.3K 2 buah resistor 1K 2 buah LED (Light Emiting Dioda) Spacer (kaki PCB) Acrilic body robot ukuran diameter 20 cm. Solder, timah solder dan kabel secukupnya Kotak baterai 6V Roda bekas penghilang BB REXONA 2 buah motor DC dengan gearbox GT1 dan roda untuk GT1 2 buah motor DC dengan gearbox GT5 dan rubber Wheel untuk GT5 (lebih bagus) Bor PCB Lem Lilin

Multitester analog /digital Perakitan Langkah-langkah untuk merakit robot ini sebagai berikut : o Siapkan PCB IC bolong, lalu pasang dan solderlah komponen sesuai rangkaian diatas. o Beri tegangan 6V, atur pemberian cahaya pada LDR tersebut dengan membuka atau

o

menutup permukaan LDR tersebut dengan jari atau kertas, atur trimpot/potensiometer sehingga hasilnya optimal. Bagian ini ialah bagian yang paling kritis di dalam pembuatan robo tini, karena kalau tuning tidak tepat, aka robot beralan tidak sesuai jalur yang dibuat. Jika sudah selesai, pasanglah apda acrilic dengan tampilan seperti berikut

6

Gambar Desain Robot Line Follower dengan LDR

4. Pasanglah PCB dan pendukungnya pada acrilic. Hubungkan kabel motor DC ke keluaran PCB. Hubungkan baterai 6V ke input Supply PCB.

Gambar Robot Line Follower dengan LDR tampak bawah

5. Jika sudah dirakit cobalah jalankan pada lantai yang sudah dipasang jalur hitam berkelok (dapat menggunakan lakban), maka robot akan beralan mengikuti jalur tersebut. Jika sensor kurang sensitif, putarlah perlahan-lahan trimpot/potensiometer robot tersebut, untuk hasil yang optimal. Pastikan sensor LDR berada cukup dekat dengan lantai. Jika putaran motor terlalu cepat, Anda dapat mengatur besar tegangan motor DC tersebut, misal menggunakan IC variabel regulator LM317.

7

Gambar Hasil Robot Line follower Sederhana

http://rangkaianelektronika.net/rangkaian-sensor-cahaya.htm/gambar-rangkaian-sensor-cahaya

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Rangkaian sensor cahaya di atas menggunakan LDR sebagai alat perasa perubahan intensitas cahaya. LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponen elektronika yang pada dasarnya mempunyai sifat yang sama dengan resistor, hanya saja nilai resistansi dari LDR berubahubah sesuai dengan tingkat intensitas cahaya yang diterimanya. Adapun komponen yang diperlukan : LDR Q1 : Transistor BC107 atau BC 547 VR1 : Potensio 100 Kohm RL1 : Relay 9 Volt R1 : 1K R2 : 47 Kohm BL1 : Lampu taman Prinsip kerja dari rangkaian di atas sebenarnya sangat sederhana. Pembagian tegangan antara VR1 dan LDR merupakan inti dari rangkaian di atas. Kenaikan tegangan pada VR1 akan mengurangi tegangan yang jatuh pada LDR, begitupun sebaliknya kenaikan tegangan pada LDR akan mengurangi tegangan jatuh pada VR1. Pembagian tegangan sesuai dengan rumus pembagi tegangan yang berlaku pada rangkaian seri, tegangan supply 9 volt sama dengan jumlah tegangan pada R1, VR1 dan LDR. VR1 digunakan untuk memposisikan tegangan pada LDR supaya berada pada titik kritis dan tidak sampai membuat transistor Q1 menjadi aktif. Sehingga pada saat keadaan cahaya semakin gelap tegangan pada LDR akan membuat transistor Q1 menjadi aktif. Hal ini dikarenakan nilai resistansi LDR akan naik apabila intensitas cahaya semakin gelap. Jika kita ingin membuat rangkaian sensor yang aktif pada saat cahaya semakin terang maka kita tinggal menukar posisi antara LDR dengan potensio VR1. Untuk prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan rangkaian di atas. Kesemua rangkaian memanfaatkan hukum pembagi tegangan atau pengaturan arus ke basis transistor yang digunakan sebagai saklar. Sebagai catatan Anda bahwa sensor cahaya yang menggunakan LDR sebagai komponen pengindra atau perasa mempunyai respon yang relatif lambat. Sehingga jika Anda ingin membangun rangkaian yang mempunyai respon yang cepat seperti untuk penghitungan pada rangkaian counter maka LDR tidak cocok untuk digunakan. Mungkin Anda bisa memanfaatkan sensor infra merah atau komponen sensor yang lain. Rangkaian sensor cahaya ini bisa digunakan untuk pengaktifan lampu taman. Pada saat hari mulai malam maka lampu tersebut akan menyala otomatis layaknya lampu taman. Pengaturan kepekaan dari sensor digunakan potensio VR1 100 K. Rangkaian sensor cahaya di atas merupakan rangkaian yang sederhana dan sering ditemui, karena memang rangkaian sensor8

ini bisa berkerja dengan penggunaan komponen yang relatif sedikit dan rangkaian yang sederhana.Tapi untuk bereksperimen tidak ada salahnya Anda mencoba rangkaian sensor cahaya ini. Sumber : geocelebes.blogspot.com

9

10

11

12

PengunjungLake Placid 3

MEMBUAT LAY OUT RANGKAIAN PADA PCB DENGAN TEKNIK PEMINDAHAN TONERYang dimaksud teknik pemindahan toner, adalah teknik membuat PCB dengan cara memindahkan gambar lay out atas sebuah rangkaian dari kertas glosi (kertas majalah) ke PCB polos pada sisi tembaga. Gambar lay out atas rangkaian pada kertas glosi pindah ke PCB polos (sisi tembaga) menjadi lay out bawah. Sebetulnya yang berpindah adalah toner-toner yang membentuk gambar lay out atas pada kertas, karena pengaruh pemanasan. Sedang untuk membuat lay out rangkaian membutuhkan software bantu Eagle 4.11. Berikut ini adalah cara membuat lay out rangkaian pada PCB dengan teknik pemindahan toner : 1) Cetak lay out atas rangkaian pada kertas majalah (glosi). 2) Gunakan printer toner seperti laser jet. Printer tinta tidak dapat digunakan untuk proses ini. Jika tidak memiliki printer toner, cetak gambar di atas kertas putih, kemudian gambar difoto kopi di atas kertas majalah, atau kalender, atau kertas foto, atau plastik transparan. 3) Untuk membuat lay out atas rangkaian gunakan program bantu seperti Eagle, atau DipTrace, atau PCB Artist. 4) Potong lay out atas yang sudah dicetak pada kertas dengan ukuran tepi 3 mm. 5) Potong PCB polos seukuran lay out atas. 6) Amplas atau kikir bagian tepi P13

CB polos hingga halus.Foto oleh Xaveria dan Lenny

7) Bersihkan permukaan PCB sisi

tembaga dengan amplas halus di bawah keran air.Foto oleh Xaveria dan Lenny

8) Keringkan PCB, dan siapkan setrika listrik serta alas kain atau kertas putih. 9) Letakkan PCB diatas alas kain atau kertas polos dengan sisi tembaga menghadap ke atas. Taruh potongan kertas lay out atas rangkaian di atas PCB, dengan gambar menghadap sisi tembaga PCB. 10) Lapisi bagian atas potongan kertas dengan kain atau kertas putih. Agar sewaktu disetrika, gambar pada potongan kertas (majalah) tidak menempel pada setrika. 11) Tekan setrika di atas tumpukan PCB, gambar lay out atas, dan kain (kertas putih) selama 30 detik. Ini dilakukan agar gambar menempel pada sisi tembaga PCB.

14

Foto oleh Xaveria dan Lenny

12) Gosok setrika hingga merata pada seluruh permukaan PCB, khususnya bagian tepi PCB selama lebih kurang 4 menit. 13) Diamkan PCB hingga termperaturnya kembali normal.

15

Foto oleh Xaveria dan Lenny

14) Masukkan PCB ke dalam air, rendam lebih kurang 5 menit (untuk kertas majalah); untuk bahan kertas yang lebih tebal seperti kalender atau kertas foto, perendaman lebih kurang 10 hingga 15 menit. 15) Cabut atau lepaskan kertas majalah yang menempel pada PCB. Bersihkan bagian jalur yang masih bersinggungan atau lubang kaki komponen dengan cara digosok-gosok.

MEMBUAT PAPAN NAMA DARI SUSUNAN LED (2 HURUF) 1) Gunakan LED bening. 2) Warnai bagian atas PCB dengan warna gelap (hitam). 3) Perhatikan spesifikasi LED. Pada percobaan ini gunakan LED bening diameter 5mm yang memancarkan warna merah, spesifikasi tegangannya sebesar 3 volt. Cara pemasangan LED : 1) Satu huruf tersusun paling banyak 5 kolom dan 7 row. 2) Satu kolom paling banyak tersusun oleh 6 LED yang diseri. 3) Kemudian kelima kolom dihubung secara paralel. 4) Setiap kolom diberi hambatan, Rx, yang besarnya tergantung pada banyaknya LED dalam satu kolom dan tergantung juga pada jenis LED (pada percobaan ini LED yang digunakan berdiameter 5mm, bening dengan pancaran cahaya merah). 5) Pada kolom yang terdiri dari 6 LED, Rx = 330 ohm; 5 LED, Rx = 560 ohm; 4 LED, Rx=680 ohm Ingat, ketentuan ini berlaku untuk 5 mm LED bening pancaran cahaya merah. 6) Setiap huruf diberi penguat transistor FCS9013. Berikut adalah skema satu huruf LED.

16

Sedang gambar di bawah ini adalah lay out atas papan nama 2 huruf. Untuk membuat papan nama 8 huruf, tinggal disalin dari yang 2 huruf ini.

Berikut ini adalah lay out bawahnya.

17

Contoh susunan LED pada hur

uf A dan B : Nilai Rx pada kolom pertama dan kelima (huruf A) sebesar 560 ohm, karena terdiri dari 5 LED yang tersusun seri. Rx pada kolom kedua, ketiga, dan keempat, sebesar 680 ohm karena terdiri dari 2 LED. Rx kolom pertama huruf B, 330 ohm. Rx kolom kedua, ketiga, keempat, dan kelima sebesar 680 ohm. Selamat mencoba ! Semoga SUKSES ! Kalau ada kesulitan bisa dibagikan di forum ini !komentar (2) |

8 LED BERJALAN (RUNNING LED WITH 74LS164 SHIFT REGISTER)

Rangkaian 8 LED berjalan adalah dasar untuk membuat 8 huruf LED. Sedikit berbeda dengan running LED dengan IC 4017 (decade counter), 8 running led ini menyala secara bergiliran, tetapi yang sudah nyala sebelumnya tidak mati ketika led setelahnya menyala. 8 led akan mati setelah led ke-8 menyala. Sedang pada running led (decade counter), sistem nyala led seperti "titik", hanya ada satu led yang menyala di antara kesepuluh led.

18

Komponen utama adalah IC 74LS164 (SHIFT REGISTER), dengan pewaktunya adalah rangkaian astable multivibrator (menggunakan IC NE555). Rangkaian akan lebih berdaya guna bila menggunakan catu daya yang stabil (regulator) dengan menggunakan IC Regulator 7805. Dibawah ini skema rangkaian catu daya stabil 5 volt dc.

Gambar di bawah ini adalah lay out atas dan lay out bawah rangkaian 8 LED Berjalan, lengkap rangkaian catu daya stabil 5 vdc untuk rangkaian 8 LED Berjalan dan 15 vdc untuk rangkaian 8 huruf LED.

19