9
Rangkuman Manusia Berbicara dan Manusia Sebagai Makhluk Hidup Manusia dan Masyarakat Indonesia 1. Mengapa kita mulai dengan berbicara? Sejak zaman terdahulu, mengisyaratkan merupakan tindakan yang memiliki hubungan dengan tanda, vokal, untuk mengemukakan pikiran dan perasaan tiap manusia. Berbicara ini adalah perbuatan khusus untuk mengisyaratakan atau menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan cara membentuk suara-suara dengan perantara tuuuh yang disebut Laryngo-buccal (pangkal tenggorokan dan mulut). Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa berbicara maupun mendengarkan orang lain berbicara. Ketika kita kita sedang tidak mendengarkan apa-apa, teekadang kita selalu berbicara dalam hati dan kegiatan ini tidak pernah berhenti kecuali saat istirahat. Hal tersebut yang dikatakan sebagai bahasa batin. Bahasa batin ini secara alami menciptakan suatu penolakan, pemikiran, renungan terhadap suatu hal secara tidak sengaja meski sedang tidak fokus untuk dipikirkan. Penting sekali daya pikir-sistem nalar dan ilmu pengetahuan seperti agama dan hukum sebagai semacam bahasa unutuk mengisyaratkan. Pilsuf selalu menjadaikan daya bicara sebagai salah satu refleksi setiap manusia, karena berbicara ini merupakan pengisian eksistensi manusia dan merupakan pemberi ciri khas pada manusia. Menurut Santo Gregorious dari Nizza (abad keempat) dalam bukunya tentang penciptaan manusia, manusia bissa berbicara

Rangkuman Manusia Berbicara Dan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manusia dan Masyarakat Indonesia

Citation preview

Page 1: Rangkuman Manusia Berbicara Dan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Rangkuman Manusia Berbicara dan Manusia Sebagai Makhluk Hidup

Manusia dan Masyarakat Indonesia

1. Mengapa kita mulai dengan berbicara?

Sejak zaman terdahulu, mengisyaratkan merupakan tindakan yang memiliki hubungan

dengan tanda, vokal, untuk mengemukakan pikiran dan perasaan tiap manusia. Berbicara ini

adalah perbuatan khusus untuk mengisyaratakan atau menyampaikan perasaan dan

pikirannya dengan cara membentuk suara-suara dengan perantara tuuuh yang disebut

Laryngo-buccal (pangkal tenggorokan dan mulut).

Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa berbicara maupun mendengarkan orang

lain berbicara. Ketika kita kita sedang tidak mendengarkan apa-apa, teekadang kita selalu

berbicara dalam hati dan kegiatan ini tidak pernah berhenti kecuali saat istirahat. Hal tersebut

yang dikatakan sebagai bahasa batin. Bahasa batin ini secara alami menciptakan suatu

penolakan, pemikiran, renungan terhadap suatu hal secara tidak sengaja meski sedang tidak

fokus untuk dipikirkan. Penting sekali daya pikir-sistem nalar dan ilmu pengetahuan seperti

agama dan hukum sebagai semacam bahasa unutuk mengisyaratkan. Pilsuf selalu

menjadaikan daya bicara sebagai salah satu refleksi setiap manusia, karena berbicara ini

merupakan pengisian eksistensi manusia dan merupakan pemberi ciri khas pada manusia.

Menurut Santo Gregorious dari Nizza (abad keempat) dalam bukunya tentang penciptaan

manusia, manusia bissa berbicara dengan lidah dan mengisyaratkan dengan tangannya yang

berarti ini melebihi binatang. Sehingga beliau mengikuti ajaran Aristoteles. Menurutnya

kemampuan berbicara pada manusia merupakan lambang dan roh yang memungkinkan untuk

mengisyaratkan seluruh realitas. Beberapa sejarah maupunanggapan tokoh filsuf telah

membuka pikiran dan sejarah terbentuknya bahasa pada manusia, mulai dari filsuf Jerman

Ernst Cassirer yang beranggapan bahwa semua gerak manusia yang bersifat manusiawi

bersifat memberikan suatu arti. M. Merleau-Ponty yang menjelaskan bahwa bahasa bukan

hanya mengemukakan pikiran, namun juga membentuknya. Paul Ricoeur menyiptakan

bermacam lambang untuk mengutarakan pengalaman tentang kesalahan. S. Freud

menjelaskan manusia tidak hanya menjelaskan dirinya secara sadar dan sengaja dalam

menggunakan bermacam sistem tanda, namun juga mengemukakan dirinya tanpa

sepengetahuan, tidak sengaja dan tanpa kehendaknya. Jadi pada umumnya, terdapat tiga

keuntungan kita memulai filsafat tentang manusia yaitu berbicara yang dianggap tipe pada

perbuatan mengisyaratkan pada umumnya. Pertama, berbicara adalah suatu gejala yang

Page 2: Rangkuman Manusia Berbicara Dan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

terang, kedua merupakan salah satu tema yang terpilih dan disukai oleh pemikiran

kontemporer dan akhirnya menggambarkan keseluruhan manusia.

2. Apa yang dimaksud dengan berbicara dan mengisyaratkan?

Kita mulai dari definisi tanda, segala realitas inderawi yang mengandung signifikasi.

Tanda adalah suatu kesatuan yang kompleks, terdiri dari satu unsur yang bersifat materil dan

matemateril, yaitu signifikasi yang bersatu padu pada material. Signifikasi atau artti adalah

sifat yang dimiliki oleh suatu realitas material.jadi tanda dalam struktur internnya terdiri dari

suatu unsur yang material dan suatu signifikasi serta bersifat relasional ata internasional.

Namun sebuah tanda bisa bersifat natural atau konvensional jika dikaitkan dengan sifat

kodrati mereka masing-masing. Seperti halnya asap, merupakan tanda natural dari api,

sebagaimana api merupakan tanda natural dari panas yang sangat tinggi. Apabila tanda hanya

memiliki satu artri maka disebut univok, dan jika memiliki beberapa arti disebut ekivok.

Percakapan adalah perbuatan yang menimbulkan kata-kata yang saling berangkai untuk

menghasilkan signifikasi global. Sebuah bahasa adalah kumpulan kata-kata dari

pengungkapan. Bahasa juga berarti bagaimana seseorang menggunakan bahasa itu. Bahasa

pada akhirnya adalah keseluuhan dari hukum-hukum umum yang merupakan unsur

pembentuk dari setiap bahasa. Jai pada dasarnya, berbicara atau mengisyaratkan merupakan

kegiatan dalam berbahasa, menggunakan tanda, simbol yang menghasilkan signifikasi.

3. Berbicara dan mengisyaratkan menunjukan kenunggulan manusia

Melalui pengamatan yang lama, para peneliti mempelajari apa saja hukum bahasa

binatang untuk dibandingkan dengan bahasa manusia. Pertama, bahasa binatang adalah suatu

hasil yang diberikan sejak lahir, bukan dari pelajaran yang berkembang sejalan dengan

perkembangan, sedangkan manusia memerlukan seseorang untuk mengajarinya berbicara.

Pada manusia, percakapan bukan hasil dari pengembangan fisik saj, namun juga hasil dari

pembelajaran secara manusiawi. Perbedaan lainnya adalah banyaknya macam bahasa

manusia yang mengaitkan dengan kreatifitas. Kreatifitas ini memberikan ciri khas manusiawi

oleh adanya banyak jenis bahasa manusia sebagai kemajuan ilmu pasti. Jika teriakan pada

hewan merupakan tanda yang tidak bisa diterjemahkan oleh basa lain, namun bahasa manusia

memiliki banyak jenisnya yang dapat diterjemahkan diseluruh bahasa lainnya.

Teriakan binatang merupakan pengungkapan terhadap perasaan yang tidak dapat ditahan,

namun dalam bahasa manusia, teriakan bukan berarti mereka tidak bisa menahan perasaan.

Manusia dapat lebih menahan diri dan menangguhkan tindakannya. Dengan demikian, kita

Page 3: Rangkuman Manusia Berbicara Dan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

dapat menegaskan bahwa keunggulan itu bersifat esensial dan definitif, yang berarti

dimanusia terdapat kesanggupan-kesangguapan yang tdak dimiliki oleh binatang.

4. Perbuatan berbicara serta mengisyaratkan memperlihatkan kepada kita apa yang esensial

dalam kodrat manusia

Perbuatan berbicara mengharuskan kita mengakui bahwa ketika orang berbicara,

memiliki sejumlah karakter serta kecakapan yang langsung kita anggap kodrat manusia.

Makhluk yang berbicara dan mengisyaratkan harus memiliki sebuah kesatuan substansial di

bawah banyaknya perbuatan yang dilakukan.kita telah mengkonstatir bahwa suatu aspek

itimewa manusia adalah kemampuannya. Untuk memandang sesuatu secara ojektif, untuk

menahan reaksi yang pertaa, supaya dapat menilai hal-hal dalam dan untuk sirinya sendiri.

Kita dapat lihat dengan mudah bahwa orang yang berbicara memperlihatkan adanya

kemampuan untuk menerima dan untuk kreatif dengan demikian menunjukkan bahwa ia

adalah sesuatu yang hidup.berbicara dalam satu bahasa, berarti menciptakan hubungan-

hubungan yang banyak sekali, membuat sejumlah besar kontak, tukar-menukar gagasan serta

informasi tanpa henti.

Subyek yang berbicara serta mengisyaratkan dengan memperlihatan objektifitas,

menunjukkan bahwa ia mampu berpikir dan berkebebasan. Berbicara dan mengisyaratkan

ialah mengemukakan hal-hal sebaik mungkin menurut adanya mereka sendiri, dan tidak

hanya sebagaimana mereka nampak melalui ken=inginan serta kecemasan. Sesungguhnya

berbicara dan mengisyaratkan bukan hanya mengemukakan tapi juga membuktikan bahwa

kita adalah manusia. Itu merupakan penggunaan sinamisme yang terpenting dari kodrat

manusia. Jadi kita akan mempelajrai secara berturut-turut setiap kemampuan serta sifat umum

5. Kegiatan-kegiatan sebagai ciri khas makhluk hidup

Sebagai makhluk hidup, manusia memnang termasuk dalam kelompok besar yang

mengandung tumbuhan dan binatang. Aktivitas ahidup akan membuat kita lebih mengerti

bagaimana makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya berbeda secara

radikal denga mesin, meski mesin mampu melakukan tugas apapun. Pembeda pertama adalah

asimilasi. Makhluk hidup berkembang dari mengubah makanan menjadi substansi untuk

tubuhnya sendiri. Mesin juga sama halnya, namun tidak dilakukan secara materi. Kedua,

makhluk hidup dapat memperbaiki dan memulihkan luka-lukanya melalui substansi dirinya

sendiri. Ketiga, makhluk hidup mempunyai suatu kemampuan bereproduksi. Maka selalu

Page 4: Rangkuman Manusia Berbicara Dan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

terdapat perbedaan yang radikal antara mesin dan makhluk hidup, khususnya antara mesin

dan manusia. Dan inilah yang dibuktikan langsung oleh sibernetika.

6. Kodrat makhluk hidup

Makhluk hidup merupakan makhluk yang secara esensial dapat menyempurnakan

hidupnya sendiri. Mereka memiliki kemampuan untuk bergera sendiri serta untuk tumbuh

dan mengembangkan dirinya. Karena manusia berfokus untuk menyempurnakan dirinya

sendiri (otoperfektif), maka makhluk hidup perlu memiliki satu kesatuan substansial. Oleh

karenanya, mereka secara fundamental identik dengan dirinya, dari kelahiran hingga

kematian. Kesatuan substansial ini adalah kesatuan yang dinamis dan yang menstrukturkan

pada setuap makhluk hidup yang memiliki energi primordial. Kesatuan substansial

seharusnya memiliki batas dan kesadaran dalam arti tertentu bahwa makhluk hidup hadir

pada dirinya sendiri.

Kesatuan substansial dan yang menstrukturkan paada makhluk hidup, membuat mereka

mencoba merealisasikan idenya yang menyangkut subjektifitas. Meskipun makhluk hidup

merupakan sesuatu yang bersifat satu secara substansial, namun itu bukan suatu realitas yang

sederhana. Dengan demikian, kita dapat simpulkan terdapat dua aspek atau dua unsur yang

esensial. Pertama adalah keseluruhan yang berorgan dan tersusun yang dinamakan badan.

Kesua adalah kesatuan substansial yang kita sebut jiwa. Pada akhirnya, definisi makhluk

hidup adalah suatu substansi natural yang terbentuk dari badan dan jiwa, dari keseluruhan

yang berorgan dan kesatuan fundamental, dari suatu struktur inderawi dan subjektifitas

metainderawi.

7. Jiwa makhluk hidup

Sebelum membahas mengenai jiwa, sebelumnya ita harus mengetahui mengenai konsep.

Konsepsi ini bersifat imajinatif dan hampir spontan dan terjadi di pengalaman nyata bahwa

seseorang yang tidak bernafas lagi seketika juga akan berhenti hidup. Namun konsep ini tidak

bisa menyatakan secara memuaskan, karena konsepsi ini tidak memainkan bagiamana napas

dan darah berperan dalam kesatuan substansial dan metainderawi. Napas memang bisa

melambangkan jiwa, naun tidak bisa disamkan dengannya. Setelah itu, ditemukan pemikiran

Yunani yang melihat jiwa bukan sebagai elemen, tetpi sebuah keseimbangn harmonis yang

sinergis. Cara kerja harmonis ini tidak dapat dianggap sebagai jiwa karena cara ini timbul

dari makhluk yang sudah tersusun, sedangkan jiwa merupakn unsur pertama dinamisme

primordial makhluk hidup. Plato mengajarkan mengenai jiwa dan badan yang dikenal dengan

Page 5: Rangkuman Manusia Berbicara Dan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

dualisme. Namun sistem ini ditolak oleh Aristoteles. Badan dan jiwa merupakan dua unsur

metaindera dan metafisik. Ajaran Aristoteles itu tidak menerangkan secara lengkap misteri

kesatuan jiwa dan badan, namun dia menunjukkannya dengan lebih eksak daripada

materialisme dan dualisme.

8. Realitas jiwa

Pada zaman sekarang, kehidupan bisa dibuat di laboratorium. Hal ini emmbuktikan

bahwa makhluk hidup hanya tersusun dari unsur inderawi dan metafisik. Namun, akan selalu

ada perbedaan besar antara membuat jaringan yang elementer dan otonom yang bertindak

dari dna untuk dirinya sendiri. Badan hidup tidak bisa bersikap objektif semata-mata dan

tidak dapat direduksikan kepada apa yang bisa diobservasikan. Prinsip metainderawi yang

disebut interioritas, subjektifitas dan jiwa, jelas tidak bisa terdapat pada unsur-unsur yang

digunakan untuk membentuk suatu makhluk hidup.

9. Karakter spesifik badan manusia

Badan itu tidak berada di luar intimitas kita secara total dan juga tidak sama secara

sempurna dengan kekuatan kita yang paling dalam. . badan didefinisikan dnegan hubungan

erat dunia dan partisipasi dengan jiwa atau keakuan. Meskipun badan manusia memilik

persamaan dengan badan hewani, badna manusia jauh lebih sempurna. Ciri khasnya adalah

posisi tegak yang memudahkan aktifitas roh. Dilengkapi dengan oragan tubuh lainnya yang

terbilang smepiurna, manusia bisa melakukan apapun tanpa terbatas dalam hal mobilisasi.

Manusia juga memiliki sistem syaraf dan sebuah otak yang jauh lebih kompleks daripada

yang terdapat pada hewan.

Sistem-sistem yang menyusun badan manusia saling berhubungan erat dan memengaruhi

satu sama lain. Sistem-sistem itu berasal danri kesatuan substasial yang sama dan menjamin

pemeliharaan subjek yang sama pula. Meskipun badan tidak bisa direduksikan kepada

eksterioritas dan objektifitas, namun dia bukan hal yang paling dalam dari interioritas, juga

bukan yang paling radikal dan subjektifitas. Pada akhirnya, badan manusia tidak dapat

didefinisikan secara lain dari hubungan eratnya dengan dunia dan partisipasinya dnegan roh

partisipasi begitu erat sehingga badan dan roh membentuk suatu objek substansial yang

sekaligus terbenam dalam duia dan menguasainya.

10. Kesimpulan: makhluk hidp mengatasi “kebertubuhannya”

Page 6: Rangkuman Manusia Berbicara Dan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Makhluk yang tumbuh dikarakteristikan oleh dispresi, kepasifan, dan keterbatasan. Tetapi

makhluk hidup menguasai sampai batas tertentu ketidaksempurnaan itu. Dispersi ini berarti

makhluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan kesatuannya. Kesatuan ini yang

menyebabkan makhluk hidup berbeda adrai yang lain dan menjadi suat individu. Makhluk

hidup tidak menerima secara pasif dispersi itu. Sebaliknya dia berusaha mengarahkan dirinya

untuk sebanyak mungkin mengasimilasikan kesatuannya. Tak ada satu makhluk hidup yang

tersusun secara definitif. Sebagaimana badan makhluk hidup adalah organik secara esensial,

demikian pula eksistensinya berirama secara natural. Semua irama dalam tubuh saling

berintegerasi terus menerus mewujudkan dan melindungi kesatuan itu. Makhluk hidup

kelihatannya mengatasi kepasifan tubuh juga. Makhluk hidup telah merealisir kemajuan yang

penting sekali, jikalau dibandingkan dengan ketidaksempurnaan dan keterbatasan makhluk

yang bertumbuh saja. Makhluk hidup, seperti sudah kita katakan, otoperfektif.