9
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013 338 PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS PROBIOTIK DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI DAN BOBOT TELUR AYAM ARAB (THE USE OF VARIATION PROBIOTICS IN ARABIAN CHICKEN DIET WITH EGG PRODUCTIONSAND EGG WEIGHT ARABIAN CHICKEN) Lina Istinganah, Sigit Mugiyono, Ning Iriyanti Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto e-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum terhadap produksi (Hen Day Production, HDP dan Hen House Production, HHP) dan bobot telur ayam Arab.Materi yang digunakan adalah ayam Arab betina umur 87 minggu sebanyak 60 ekor dan ransum menggunakan probiotik.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental in vivo dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah perlakuan empat dengan ulangan sebanyak lima kali dan setiap ulangan terdiri atas 3 ekor ayam. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan perlakuan probiotik dengan perlakuan R 0 (tanpa probiotik), perlakuan R 1 (penggunaan probiotik Bakteri asam laktat), R 2 (penggunaan probiotik Lactobacillus sp), dan R 3 (penggunaan probiotik Bacillus sp). Peubah yang dicatat dan diamati adalah Produksi (Hen Day Production, Hen House Production) dan Bobot telur. Data di analisis menggunakan analisis variansi.Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap produksi telur dan bobot telur ayam Arab. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum tidak meningkatkan produksi dan bobot telur ayam Arab umur 87-93 minggu Kata Kunci :Probiotik, Bakteri asam laktat.,Lactobacillus sp. dan Bacillus sp., Produksi telur, Bobot telur ABSTRACT The aim of this research was knowingthe effect use variation of probiotics in Arab chicken diet with egg productions dan egg weight.Materials used were Arab chicken females of 87 weeks old as many as 60 heads and ration with variation of probiotics.This research wasconducted by invivo experimental method, by using Completely Randomized Design(CRD).Treatment numbers were four with five replications and each replication consisted of 3 chicken.The tested treatments weretreatment R 0 ( without probiotic), treatment R 1 ( use Acid lactid bacteria probiotic), treatment R 2 (use Lactobacillus sp. probiotic), treatment R3 (use Bacillus sp. probiotic). Variables that were recorded and observed were egg productions and egg weight. Data were analyzed using analysis of variance.Variance analysis results showed that use variation of probiotics in diet of Arab chicken had no significant(P>0.05) with egg productions and egg weight. The conclusion of the research was Arab chicken diet had no increased egg productions and egg weight when Arab chicken 87-93 weeks old. Keywords : Probiotics, Latobacillus sp, Lactic Acid Bacteria, Bacillus sp, Egg Production, Egg weight. PENDAHULUAN Ayam Arab Gallus turcicus merupakan ayam buras petelur yang saat ini mulai banyak dikembangkan di Indonesia karena ayam tersebut memiliki keunggulan produksi telur yang tinggi apabila dibandingkan dengan ayam kampung.Produksi telur ayam buras pada tahun 2010 mencapai 175.527,83 ton sedangkan konsumsi terhadap telur ayam buras pada tahun 2010 mencapai 195.000

ransum-produksi=bobot telur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggggg

Citation preview

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    338

    PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS PROBIOTIK DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI DAN BOBOT TELUR AYAM ARAB

    (THE USE OF VARIATION PROBIOTICS IN ARABIAN CHICKEN DIET WITH EGG PRODUCTIONSAND

    EGG WEIGHT ARABIAN CHICKEN)

    Lina Istinganah, Sigit Mugiyono, Ning Iriyanti Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

    e-mail : [email protected]

    ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum terhadap produksi (Hen Day Production, HDP dan Hen House Production, HHP) dan bobot telur ayam Arab.Materi yang digunakan adalah ayam Arab betina umur 87 minggu sebanyak 60 ekor dan ransum menggunakan probiotik.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental in vivo dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah perlakuan empat dengan ulangan sebanyak lima kali dan setiap ulangan terdiri atas 3 ekor ayam. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan perlakuan probiotik dengan perlakuan R0 (tanpa probiotik), perlakuan R1 (penggunaan probiotik Bakteri asam laktat), R2 (penggunaan probiotik Lactobacillus sp), dan R3 (penggunaan probiotik Bacillus sp). Peubah yang dicatat dan diamati adalah Produksi (Hen Day Production, Hen House Production) dan Bobot telur. Data di analisis menggunakan analisis variansi.Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap produksi telur dan bobot telur ayam Arab. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum tidak meningkatkan produksi dan bobot telur ayam Arab umur 87-93 minggu

    Kata Kunci :Probiotik, Bakteri asam laktat.,Lactobacillus sp. dan Bacillus sp., Produksi telur, Bobot

    telur ABSTRACT The aim of this research was knowingthe effect use variation of probiotics in Arab chicken diet with egg productions dan egg weight.Materials used were Arab chicken females of 87 weeks old as many as 60 heads and ration with variation of probiotics.This research wasconducted by invivo experimental method, by using Completely Randomized Design(CRD).Treatment numbers were four with five replications and each replication consisted of 3 chicken.The tested treatments weretreatment R0 ( without probiotic), treatment R1 ( use Acid lactid bacteria probiotic), treatment R2 (use Lactobacillus sp. probiotic), treatment R3 (use Bacillus sp. probiotic). Variables that were recorded and observed were egg productions and egg weight. Data were analyzed using analysis of variance.Variance analysis results showed that use variation of probiotics in diet of Arab chicken had no significant(P>0.05) with egg productions and egg weight. The conclusion of the research was Arab chicken diet had no increased egg productions and egg weight when Arab chicken 87-93 weeks old.

    Keywords : Probiotics, Latobacillus sp, Lactic Acid Bacteria, Bacillus sp, Egg Production, Egg weight. PENDAHULUAN

    Ayam Arab Gallus turcicus merupakan ayam buras petelur yang saat ini mulai banyak

    dikembangkan di Indonesia karena ayam tersebut memiliki keunggulan produksi telur yang tinggi

    apabila dibandingkan dengan ayam kampung.Produksi telur ayam buras pada tahun 2010 mencapai

    175.527,83 ton sedangkan konsumsi terhadap telur ayam buras pada tahun 2010 mencapai 195.000

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    339

    ton (Ditjennak, 2010) dalam (Sodak, 2011). Data tersebut menunjukkan bahwa masih terjadi

    kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan telur ayam buras yang dipenuhi dari telur ayam

    Arab.Rendahnya produksi dan kualitas ayam buras disebabkan oleh manajemen pemeliharaan,

    kurangnya pengetahuan peternak dan kualitas pakan.Peternak telah berupaya untuk meningkatkan

    produksi dan kualitas telurdengan memberikan pakan imbuhan berupa Antibiotik.

    Antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan Antibiotic growth promotor (AGP) yang digunakan

    melebihi aturan pemakaian merupakan penyebab berkembangnya populasi bakteri yang resisten

    terhadap antibiotik sehingga penggunaan antibiotik menjadi tidak efektif.Dampak negatif yang

    ditimbulkan AGP adalah dapat meninggalkan residu pada produk ternak karena AGP dapat terserap

    bersama nutrien dalam usus ayam dan secara tidak langsung jika produk ternak dikonsumsi oleh

    manusia dapat membahayakan kesehatan manusia. Upaya lain yang dapat dilakukan oleh peternak

    adalah mengganti penggunaan antibiotik dengan bahan-bahan yang alami seperti mikroba maupun

    hasil metabolitnya berupa asam-asam organik yaitu probiotik.

    Probiotik merupakan imbuhan pakan yang mengandung mikroba hidup yang keberadaannya

    memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan (Daud dkk., 2007). Probiotik

    dapat diberikan secara oral pada hewan dalam bentuk tablet, cairan ataupun dalam bentuk pasta

    (Hardiningsih dan Nurhidayat, 2006). Menurut Arslan dan Saattci (2004), bahwa penambahan

    probiotik pada ransum mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan, produksi telur, efisiensi

    penggunaan pakan, mampu menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri patogen, menghambat

    pertumbuhan bakteri pathogen dengan mencegah kolonisasi di dinding usus halus. Abun (2008)

    mengatakan bahwa pemberian probiotik mampu meningkatkan performa ternak.Mikroba yang

    sering digunakan sebagai probiotik adalah Lactobacillus sp., bakteri asam laktat dan Bacillus sp.

    Bakteri asam laktat mampu memproduksi asam-asam organik yang mencegah kolonisasi bakteri

    patogen dalam usus halus sehingga kemampuan bakteri patogen pada usus pun berkurang dengan

    demikian bakteri patogen hanya berada dalam lumen dan akan dikeluarkan bersama feses. Bacillus

    sp. dilaporkan oleh Kompiang (2009) merupakan bakteri proteolitik penghasil protease terbaik

    sehingga dapat memutus ikatan peptida dan meningkatkan penyerapan nutisi oleh ayam.

    Menurut Ray (1996) yang dikutip Hasan (2006) oleh ketika terjadi kolonisasi di permukaan

    saluran saluran pencernaan, Lactobacillus mampumencegah tumbuhnya jamur dan menekan

    pertumbuhan dan bakteri phatogen gram negatif di dalam usus halus dengan demikian kompetisi

    nutisi antara bakteri patogen akan terhambat dan penyerapan nutien lebih banyak sehingga produksi

    telur dan bobot telur akan meningkat. Winarsih (2005) melaporkan bahwa pemberian Bacillus sp.

    mampu memperluas permukaan usus sehingga menyerap nutrien lebih banyak dibandingkan dengan

    yang mendapatkan antibiotik.Kompiang (2009) mengatakan bahwa pemberian probiotik Bacillus sp.

    dapat mempengaruhi anatomi usus.Secara makroskopis, usus ayam menjadi lebih panjang, dan

    secara mikroskopis probiotik mempengaruhi densitas dan panjang villi.Permukaan usus untuk

    menyerap nutrien lebih luas pada ayam yang diberikan probiotik daripada ayam yang tidak diberikan

    probiotik.Bakteri asam laktat dilaporkan mampu memproduksi asam laktat sebagai produk akhir

    perombakan karbohidrat, hydrogen peroksida, dan bakteriosin (Afrianto dkk., 2006). Zat antibakteri

    dan asam yang terbentu akan menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Salmonella dan E.

    coli sehingga meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrien.

    Wirondas (2008) mengatakan bahwa pemberian Lactobacillus Sp. dan Bacillus sp dapat

    menigkatkan produksi telur, tetapi gagal membuktikan peningkatan terhadap bobot

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    340

    telur.Kemampuan strain bakteri probiotik Lactobacillus sp., Bakteri asam laktat dan Bacillus sp. yang

    berbeda dalam meningkatkan pencernaan dan menghambat bakteri patogen akan menyebabkan

    perbedaan dalam peningkatan produksi dan bobot telur.

    Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu kajian mengenai seberapa besar peningkatan produksi

    dan bobot telur ayam Arab yang diberi pakan mengandung probiotik.

    MATERI DAN METODE PENELITIAN

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah60 ekor ayam Arab betina umur 87 minggu, 60

    unit kandang baterai. Alat untuk perbanyakan probiotik adalah Thermolyne, Stirer, Timbangan

    elektrik, Gelas piala, Autoclave, erlenmeyer 250 ml.Alat pencatatan produksi telur adalah Alat tulis,

    Timbangan analitik kapasitas 200 g dengan ketelitian 0,1g untuk mengukur bobot telur.Bahan pakan

    penyusun ransum adalah dedak, jagung, konsentrat tanpa antibiotik, probiotik probiotik bakteri asam

    laktat, Lactobacillus sp., dan probiotik Bacillus sp.

    Metode penelitian adalah eksperimental secara in-vivo disusun berdasarkan Rancangan Acak

    Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang uji adalah sebagai berikut :

    R0 : Pakan tanpa probiotik

    R1 : Penggunaan probiotik Bakteri asam laktat

    R2 : Penggunaan probiotik Lactobacillus sp.

    R3 : Penggunaan probiotik Bacillus sp.

    Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) Produksi telur (Hen day production, Hen

    house production) (2) Bobot telur. Data di analisis menggunakan analisis variansi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian penggunaan berbagai jenis probiotik terhadap produksi dan bobot telur tertera

    pada Tabel 1.

    Tabel 1. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Produksi dan Bobot Telur.

    Perlakuan Rataan

    HDP (%)ns HHP (%)ns Bobot Telur (g)ns

    R0 31.95 7.68 31.11 6.13 48.33 2.27 R1 35.26 14.59 33.17 13.49 48.38 1.87 R2 35.87 13.79 35.87 13.79 48.36 1.67 R3 34.92 3.32 34.92 3.32 49.12 1.49

    Keterangan: R0 = Pakan tanpa probiotik; R1 = Penggunaan Probiotik Bakteri asam laktat; R2= Penggunaan probiotik Lactobacillus sp; R3 = Penggunaan probiotik Bacillus sp.

    Produksi Telur

    Hen day production (HDP)merupakan jumlah telur yang dihasilkan dalam satu flock berdasarkan

    jumlah ayam yang hidup dalam satu flock sedangkan Hen House Production (HHP)merupakan jumlah

    telur yang dihasilkan dalam satu flock berdasarkan jumlah ayam pada awal masuk dalam satu flock

    (North, 1984) dalam Ali (2003). Rataan HDP telur ayam Arab selama 6 minggu penelitian dengan

    perlakuan R0, R1, R2, R3 berturut-turut adalah31.95%, 35.26%, 35.87%, 34.92% (tabel 1) dengan

    kisaran HDP sebesar 12.70% - 46.83% dan rataan HHP telur ayam Arab dengan perlakuan R0, R1, R2, R3

    berturut-turut adalah 31.11%, 33.17%, 35.87%, 34.92% (tabel 1) dengan kisaran HHP sebesar 9.52% -

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    341

    46.83%. Hasil tersebut sudah sesuai dengan produksi telur ayam Arab pada akhir periode produksi

    yaitu dibawah 85% karena sudah melewati puncak produsi. Ayam Arab mulai memproduksi telur

    pada umur 4,5 5 bulan. Produksi telur ayam Arab mencapai puncak pada umur 8 bulan dengan

    produksi telur 75-85 % dari total populasi (Sulandari dkk., 2007). Menurut Kholis dan Sitanggang

    (2002), ayam Arab sudah dapat di afkir pada umur 1,5 sampai 2 tahun. Pengaruh probiotik terhadap

    produksi telur (HDP dan HHP) dapat dilihat pada gambar 1.

    Gambar 1. Grafik Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Produksi Telur

    Gambar 1 menunjukkan pengaruh penggunaan probiotik terhadap produksi telur. Pada

    perlakuan R0 dan R1 rataan HDP dan HHP tidak sama dikarenakan terdapat masing-masing satu ekor

    ayam yang mati pada saat penelitian. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi telur antara lain

    bibit, umur, kondisi kesehatan ayam, perkandangan, pencahayaan, pakan dan suhu lingkungan

    (Brickman, 1989) dalam (Muharlien, 2010).

    Hasil analisis variansi tentang penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum ayam arab

    terhadap produksi telur menunjukkan bahwa pemberian probiotik berpengaruh tidak nyata terhadap

    produksi telur (Hen day production dan Hen house production). Hal ini disebabkan oleh probiotik

    tidak mampu mempengaruhi regenasi ovum pada saluran reproduksi ayam karena sudah melewati

    puncak produksi.Sebaik apapun nutrisi atau makanan tambahan yang diberikan pada ayam periode

    akhir ini, tidak mampu mempengaruhi produksi ovum sehingga tidak berpengaruh terhadap produksi

    telur.Bakteri probiotik berfungsi mempermudah pencernaan dan penyerapan nutrisi tetapi tidak ikut

    tercerna.Meskipun semua nutrisi terserap sempurna, tetapi probiotik tidak dapat memperbaiki fungsi

    fisiologi organ reproduksi ayam Arab karena nutrisi yang terserap oleh tubuh ayam digunakan

    sebagai sumber energi untuk pertumbuhan lemak dan otot sehingga energi yang digunakan untuk

    organ reproduksi dan produksi hanya sedikit. Probiotik sebaiknya diberikan pada awal pemeliharaan

    seperti pernyataan Kompiang (2009) bahwa probiotik akan lebih efektif jika diberikan pada ternak

    yang masih muda. Pada ayam yang masih muda, probiotik sangat berpengaruh terhadap penyerapan

    nutrisi yang mempengaruhi jumlah ovum yang dihasilkan sehingga kinerja organ reproduksi maksimal

    dan produksi juga optimal.

    Fungsi fisiologis organ reproduksi ayam setelah mencapai puncak produksi menurun terutama

    fungsi ovary (Dewi 2006).Fungsi organ reproduksi dipengaruhi oleh hormon gonadotropin yang

    31.95

    35.26 35.87

    34.92

    31.11

    33.17

    35.87

    34.92

    28.00

    29.00

    30.00

    31.00

    32.00

    33.00

    34.00

    35.00

    36.00

    37.00

    R0 R1 R2 R3

    HDP

    HHP

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    342

    dihasilkan oleh hipofisa anterior yang terdiri dari follicle stimulating hormon (FSH) dan Luteinizing

    hormone (LH).Menurut Suprijatna (2005) hormon FSH ini berfungsi untuk merangsang folikel ovarium

    sehingga ovarium berkembang dan ukuran folikel bertambah. Hormon LH berperan pada ovulasi

    pada folikel yang sudah masak serta merangsang sekresi androgen yaitu hormon yang mempengaruhi

    sekresi albumen oleh oviduk (Kaptiyahdkk., 2012).

    Menurut Tugiyanti (2012) kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan pada ternak sangat

    menentukan produksi dan kualitas telur baik secara internal maupun eksternal. Konsumsi pakan

    pada penelitian ini relatif sama dalam setiap perlakuan yaitu 78,22g-79,02g dengan kandungan

    protein dan energi dalam ransum yang sudah seimbang yaitu protein sebesar 17% dan energi sebesar

    2552,5 EM/kg. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mahdavi dkk., (2005) bahwa suplementasi

    probiotik pada ayam petelur tidak meningkatkan produksi telur dengan rataan produksi harian

    sebesar 82,50%-86,43%.

    Tidak adanya perbedaan antara perlakuan tanpa probiotik dengan perlakuan menggunakan

    probiotik juga dapat disebabkan oleh tingkat sanitasi peternakan yang sudah baik.Kompiang (2009)

    menyatakan bahwa pada peternakan komersial yang sanitasinya baik, dampak pemberian probiotik

    lebih kecil dibandingkan peternakan rakyat yang sanitasinya relatif lebih buruk.Fuller (1992) dalam

    Irianto (2003) menekankan bahwa faktor yang mempengaruhi respon inang terhadap probiotik

    antara lain komposisi flora mikroba intestinum inang, dosis yang digunakan, umur dan spesies atau

    strain hewan inang, kualitas probiotik dan cara preparasi probiotik. Komposisi flora mikroba dalam

    penelitian ini tidak diamati.Dosis yang diberikan dalam penelitian adalah 7.5% atau sebesar 6 g/hari.

    Dosis tersebut didasarkan pada umur ayam yang sudah tua sehingga pemberian probiotik dengan

    dosis maksimal tidak akan efektif. Umur inang mempengaruhi efek dari pemberian probiotik. Hasil

    penelitian Kompiang (2004) menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata dari probiotik

    terhadap HDP ayam petelur dengan rataan HDP berkisar antara 77,83% - 89,58% pada umur ayam 22

    minggu. Umur ayam Arab pada saat pengambilan sampel produksi telur pada penelitian ini adalah

    88-93 minggu atau periode akhir sehingga telah mencapai puncak produksi dan produksi telur akan

    menurun seiring dengan bertambahnya umur ayam sebagaimana pernyataan Wahyu (1992), bahwa

    umur ayam mempengaruhi tingkat produktivitas telur, semakin tua umur ayam maka produktivitas

    akan menurun.

    Bobot Telur

    Bobot telur merupakan salah satu parameter kualitas telur yang diukur dalam satuan gram.

    Rataan bobot telur ayam Arab selama 6 minggu penelitian dengan perlakuan R0, R1, R2, R3 berturut

    turut adalah 48,33g, 48,38g, 48,36g, 49,12g (tabel 1) dengan kisaran bobot telur antara 45,82g

    50,71g.Hasil tersebut merupakan bobot telur optimal yang dihasilkan pada akhir periode produksi.

    Menurut Abubakar dkk., (2005) dalam Sodak (2011) bobot telur ayam Arab berkisar 31-52g.

    Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap berat telur ayam adalah umur ayam, suhu lingungan,

    strain atau breed, umur ayam, kandungan nutrisi dalam ransum, berat tubuh ayam dan waktu telur

    dihasilkan (Bell dan Weaver, 2002) dalam Sodak (2011). Pengaruh pemberian probiotik terhadap

    rataan bobot telur dari semua perlakuan juga dapat dilihat pada gambar 2.

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    343

    Gambar 2. Grafik Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Bobot Telur.

    Gambar 2 menunjukkan rataan dari berbagai macam perlakuan penggunaan probiotik

    terhadap bobot telur. Rataan bobot telur dari terendah sampai rataan bobot telur tertinggi adalah

    R0, R1, R2, R3 berturut-turut yaitu 48.33 g, 48.36 g, 48.38 g , 49.12 g. Campbell (2003) menyatakan

    bahwa bobot telur berkaitan erat dengan komponen penyusunnya yang terdiri atas putih telur (58%),

    kuning telur (31%) dan kerabang telur (11%). Menurut Wahju (1992), faktor terpenting yang

    mempengaruhi ukuran telur adalah protein dan asam amino, karena sekitar 50% bahan kering telur

    mengandung protein sehingga penyediaan asam amino dalam sintesis protein sangat diperlukan

    untuk memproduksi telur.

    Hasil analisis variansi tentang penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum ayam Arab

    berpengaruh tidak nyata terhadap bobot telur.Hal ini disebabkan oleh probiotik yang ditambahkan

    dalam ransum ayam Arab tidak mampu memperbaiki fungsi ovarium yang sudah menurun setelah

    ayam melewati puncak produksi.Probiotik berfungsi mempermudah pencernaan dan penyerapan

    tetapi probiotik tidak ikut tercerna.Meskipun semua nutrisi dapat terserap oleh tubuh ayam tetapi

    nutrisi tersebut digunakan sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok sehingga

    energi yang digunakan untuk organ reproduksi dan produksi (pembentukan telur) sudah tidak

    optimal yang kemudian berpengaruh pada bobot telur yang dihasilkan.

    Menurut Tugiyanti (2012) bobot kuning telur dipengaruhi oleh perkembangan

    ovarium.Ovarium merupakan tempat pembentukan kuning telur yang merupakan bagian yang

    mempengaruhi bobot telur.Tumuova dan Ledvinka (2009) mengatakan bahwa umur ayam

    berhubungan positif terhadap peningkatan bobot telur, bobot kuning, bobot dan tebal

    kerabang.Kemampuan fisiologis alat reproduksi ayam pada penelitian ini sudah menurun karena

    bertambahnya umur ayam terutama ovarium sehingga bobot telur yang dihasilkan sudah

    optimal.Umur ayam pada saat pengambilan sampel bobot telur adalah 87-93 minggu dengan rataan

    bobot telur yang dihasilkan 48,33g- 49,12g.Penelitian sebelumnya dilaporkan oleh Kompiang (2000)

    bahwa pemberian probiotik dalam pakan dan air minum juga tidak berpengaruh nyata terhadap

    rataan bobot telur yaitu berkisar 59,99g 60.71g. Mahdavi dkk., (2005) melaporkan bahwa

    48.33 48.38 48.36

    49.12

    47.80

    48.00

    48.20

    48.40

    48.60

    48.80

    49.00

    49.20

    R0 R1 R2 R3

    Bobot Telur

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    344

    suplementasi probiotik pada ayam petelur tidak meningkatkan bobot telur dengan rataan berkisar

    56.58g 58.57g. Hal serupa juga dilaporkan oleh Wirondas (2008).

    Setyawan (2006) mengatakan bahwa ayam yang mengkonsumsi pakan dengan kadar protein

    tinggi, akan menghasilkan bobot telur yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam yang

    mengkonsumsi pakan dengan kadar protein yang rendah. Kandungan protein pada setiap perlakuan

    relatif sama yaitu 17%. Nasution (2009) mengatakan bahwa zat gizi makanan yang mempengaruhi

    bobot telur adalah protein dan asam amino pada ransum, defisiensi protein dan asam amino dapat

    menurunkan bobot telur.Menurut Haryati (2011) Probiotik berperan membantu menghasilkan enzim

    protease yang dapat mempermudah pemecahan protein menjadi asam amino. Asam amino yang

    diserap oleh tubuh ayam kemudian dalam hati ayam kemudian ditransportasi menuju ovarium untuk

    proses pembentukan telur. Protein kuning telur disintesis di dalam hati oleh pengaruh hormon

    esterogen.Esterogen dihasilkan oleh folikel yang sedang berkembang yang kemudian dibawa oleh

    darah menuju ke hati. Selain itu esterogen dibantu oleh progesterone dalam merangsang sintesa

    protein (Suprijatna, 2005), baik protein albumin maupun protein yolk yang berpengaruh pada berat

    telur. Kadar protein yang relatif sama tentu protein yang disekresikan juga sama sehingga bobot

    telur yang dihasilkan tidak jauh berbeda.

    KESIMPULAN

    Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum tidak meningkatkan produksi dan bobot

    telur ayam Arab umur 87-93 minggu.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Terima kasih disampaikan kepada Fakultas Peternakan Unsoed, Kelompok Tani Ternak Wanita

    Karya Karanggude, MilatI ahsani dan rekan-rekan satu tim penelitian.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abun.2008. Hubungan Mikroflora dengan Metabolisme dalam Saluran Pencernaan Unggas dan Monogastrik.Makalah ilmiah.Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran. Jatinangor.

    Afrianto, E., E. Liviawaty., dan I. Rostini.2006. Pemanfaatan Limbah Sayuran untuk Memproduksi Biomasa Lactobacillus plantarum sebagai Bahan Edible Coating dalam Meningkatkan Masa Simpan Ikan Segar dan Olahan.Laporan Akhir. Hal 113. UNPAD.

    Ali, Murad., M. Farooq., Durrani, N. Chand, K. Sarbiland and A. Riaz. 2003. Egg Production Performance and Prediction of Standard Limits for Traits of Economic Importance in Broiler Breeders. 2003. International Journal of Poultry Science 2 (4): 275-279.

    Arslan, C. dan M. Saattci. 2004. Effect of Probiotic Admininstation either as Feed Additive or by Drinking Water on Performance and Blood Parameters of Japanesse Quail. Arch. Geflugelk. 68 : 160 163.

    Campbell, J. R., M. D. Kenealy dan K. L. Campbell. Animal Science, The Biology, Care and Production of Domestic Animals. 4th. Ed. Mc. Graw Hill. New York.

    Daud, M., W.G. Piliang dan I.P. Kompiang. 2007. Persentase dan Kualitas Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum. JITV 12 (3) : 167-174.

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    345

    Dewi, L.T. 2006. Hubungan Antara Konsumsi Kalsium dengan Berat telur, Tebal Kerabang, dan Specific Gravity Telur Ayam Arab.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

    Hardiningsih, R., dan N. Nurhidayat. 2006. Pengaruh Pemberian Pakan Hiperkolestrolemia terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri Asam Laktat.Jurnal Biodiversitas 7 (2) : 127 130.

    Haryati, T., 2011.Probiotik dan Prebiotik sebagai Pakan Imbuhan Nonruminansia.Wartazoa 21(3).

    Hassan, Zahirotul Hikmah. 2006. Isolasi Lactobacillus, Bakteri Asam Laktat DariFeses dan Organ Saluran Pencernaan Ayam. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.

    Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

    Kaptiyah., Hartanto dan Lisisn. 2012. Pengaruh ranggas paksa dan suplementasi tepung bekicot terhadap pertumbuhan folikel ayam. Saintis vol 1(1).

    Kholis S., dan Sitanggang M. 2002. Ayam Arab dan Poncin Petelur unggul. Agromedia Pustaka. Jakarta.

    Kompiang. I. P. 2000. Pengaruh Suplementasi Kultur Bacillus spp Melalui Pakan atau Air Minum terhadap Kinerja Ayam Petelur.Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (5).

    Kompiang, I.P. 2009.Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Produksi Ternak Unggas di Indonesia.Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (3) : 177-191.

    Mahdavi, A.H., H.R. Rahmani., dan J. Pourreza. 2005. Effect of Probiotics Supplements on Egg Quality and Laying Hens Performance. International Jiurnal Poultry Science 4 (7) : 488 492.

    Muharlien.2010. Meningkatkan Kualitas Telur Melalui Penambahan Teh Hijau dalam Pakan Ayam Petelur.Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak.

    5 (1) : 32-37.

    Nasution, S., dan Adrizal. 2009. Pengaruh Pemberian Level Protein-Energi Ransum yang Berbeda terhadap Kualitas Telur Ayam Buras. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Padang.

    Setyawan, H. 2006. Pengaruh Penambahan Cahaya dan Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Performan Ayam Petelur pada Awal Produksi.Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Sodak, J.F. 2011.Karakteristik Fisik dan Kimia Telur Ayam Arab pada Dua Peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.Skripsi.IPB. Bogor.

    Suprijatna, E., U.Atmomarso dan R. Kertasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Sulandari, S., M. S. A. Zein., S. Paryanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjiastuti, E. Sudjana, S. Darana, I. Setiawan, dan D. Garnida. 2007. Sumberdaya Genetik Ayam Lokal Indonesia. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Hal : 45-67.

    Tugiyanti E., dan I. Ning. 2012. Kualitas eksternal telur ayam petelur yang mendapat ransum dengan penambahan tepung ikan fermentasi menggunakan isolat prosedur antihistamin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. vol 1 (2)

    Tumuova, E. & Z. Ledvinka. 2009. The Effect Of Time of Oviposotion and Age on Egg Weight, Egg Components Weight And Eggshell Quality. Journal Arch. Geflugelk. 73(2):110-115.

  • Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

    346

    Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan III. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

    Winarsih, W. 2005. Pengaruh Probiotik dalam Pengendalian Salmonellosis Subklinis pada Ayam : Gambaran Patologis dan Performan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

    Wirondas, W.R. 2008. Sifat Fisikokimiawi Telur, Kandungan Trigliserida dan Kolesterol Serum Darah Ayam Petelur yang Mendapat Probiotik dalam Ransum. Thesis. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.