Recoverd (203)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    1/35

    1

    SNI 03-1726-2002Tata Cara Perencanaan Ketahanan

    Gempa untuk Bangunan Gedung

    Civil Engineering Department

    Petra Christian University

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    2/35

    2

    1. RUANG LINGKUP

    SNI ini tidak berlaku untuk: Gedung dengan sistem struktur  tidak

    umum atau yang masih memerlukanpembuktian kelayakan

    Dengan base isolation

    Bangunan air, pelabuhan, jembatan,anjungan lepas pantai dan gedung nonteknis lainnya.

    Rumah 1 tingkat

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    3/35

    3

    3.3. Analisa Beban Gempa Statik Ekuivalen

    pada Struktur Gedung Beraturan

    Analisa 3D linier dengan beban gempa statik.

    Gedung berperilaku 2D

    Respons dinamik hanya ditentukan ragampertama (first mode dominant)

    3.4. Analisa Beban Gempa Statik Ekuivalen

    pada Struktur Gedung Tidak Beraturan

    Analisa 3D linier dengan beban gempa statik.

    Beban gempa statik ditentukan dari gaya geser dinamik maksimum di sepanjang tinggi struktur yang diperoleh dari respons dinamik elastik

    linier 3D (Analisa Respon Spektrum)

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    4/35

    4

    a. H < 10 tingkat atau 40 meter.

    b. Denah persegi panjang tanpa tonjolan, ataudengan tonjolan ≤ 25% ukuran denah pada arahtonjolan.

    c. Denah tidak memiliki coakan sudut, atau memiliki

    coakan sudut ≤ 15% ukuran denah dalam arahcoakan.d. Sistem penahan beban lateral saling sejajar &

    tegak lurus terhadap sumbu ortogonal denahbangunan.

    e. Tidak punya loncatan bidang muka, kalau punada, ukuran denah tonjolan pada masing-masingarah ≥ 75% ukuran denah di bawahnya.→ Struktur rumah atap ≤ 2 tingkat bukan

    merupakan tonjolan.

    4.2. Struktur Gedung Beraturan dan Tidak

    Beraturan4.2.1. Syarat Gedung Beraturan

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    5/35

    5

    f. Kekakuan lateral beraturan, tanpa soft story .

    Soft story : suatu tingkat, yang kekakuanlateralnya < 70% kekakuan lateral di atasnya;atau < 80% kekakuan lateral rata-rata 3 tingkat diatasnya.

    g. Memiliki berat lantai tingkat beraturan → setiaplantai memiliki berat tidak lebih dari 150% beratlantai di atas atau di bawahnya.

    → ketentuan ini tidak perlu dipenuhi untuk atapatau rumah atap.

    h. Unsur vertikal dari sistem penahan beban lateralharus menerus, tanpa perpindahan titik beratnya,kecuali perpindahan tersebut tidak lebih dari ½ukuran unsur dalam arah perpindahan tersebut.

    i. Memiliki lantai tingkat menerus tanpa lubang ataubukaan yang luasnya > 50% luas seluruh lantaitingkat.

    Kalau pun ada, jumlah lantai yang voidnya tidakmemenuhi syarat < total jumlah lantai x 20%

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    6/35

    6

    6. Perencanaan Struktur Gedung

    Beraturan6.1. Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen

    t W  I C 

    V .

    1=

    Dimana:C1 = Faktor Respons Gempa dari Spektrum Respons

    Gempa Rencana (Gambar 2)I = Faktor Keutamaan (Tabel 1)R = Faktor Reduksi Gempa (Tabel 2)

    =

     µ = daktilitasf 1 = faktor kuat lebih beban dan bahan (≈ 1.6)Wt = berat gedung

    1. f  µ 

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    7/35

    7

    Hitung Tn (rumus empiris)

    Untuk portal baja : Tn = 0.085 H¾

    Untuk portal beton : Tn = 0.06 H¾

    dimana H = tinggi total gedung (m)

    Pilih wilayah gempa yang sesuai (Gambar 1)

    Pilih jenis tanah yang sesuai (Tabel 4)

    Faktor Respons Gempa C1

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    8/35

    8

    Taraf kinerja gedung Elastik penuh :   µ = 1

    Daktail parsial : 1 < µ < 5.3

    Daktail penuh :   µ = 5.3 Taraf kinerja yang dipilih, terserah pada

    perencana/owner, tetapi harus memenuhi

    persyaratan sbb:

    dimana Rm = faktor reduksi gempa maksimumdari suatu jenis gedung (Tabel 3)

    Daktilitas Struktur  µµµµ (tabel 2)

    m R f   R   ≤=≤ 1.6.1   µ 

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    9/35

    9

    i = 1

    i = n

    Wi = total WD dan WL yang

    direduksi untuk lantai ke-i

    ∑==n

    iit    W W  1

    x

    y

    Fix   Fiy

    Fi = beban gempa nominal

    statik ekuivalen

    t  x

     x   W  R

     I C V 

    .1=  t 

     y

     y   W  I C 

    V .1=

    V = gaya geser dasar nominal statik ekuivalen

    Vx   Vy

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    10/35

    10

    V didistribusikan ke setiap lantai sepanjang tinggi gedung

    menurut rumus:

     z W 

     z W  F 

    n

    i

    ii

    iii

    ∑=

    =

    1

    ).(

    . Dimana:Fi = beban gempa lantai ke-iWi = berat lantai ke-izi = elevasi lantai ke-i

    ΣΣΣΣ Fi = V

    V

    H

    B

    3< B

     H 

    H

    ΣΣΣΣ Fi = 0.9V

    0.1V

    B

    3≥ B

     H 

    Note: Baca pasal 6.1.4

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    11/35

    11

    Eksentrisitas Rencana - edPasal 5.4.4 → eksentrisitas harus ditinjau

    : Pusat massa (titik tangkapteoritis Fi): Pusat rotasi/kekakuan: Eksentrisitas teoritis: Titik tangkap eksentrisitas

    rencana

    e

    Bila: 0 < e ≤ 0.3b, maka:ed1 = 1.5e + 0.05b ataued2 = e – 0.05b

    Bila: e > 0.3b, maka:ed = 1.33e + 0.1b ataued = 1.17e – 0.1b

    pilih yang bahaya

    b

    e

    ed2   ed1

    e+

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    12/35

    12

    Distribusi Fi pada suatu lantai ke masing-masing portal(untuk Analisis 2 Dimensi)

    Fi teoritis

    Fi

    1

    3  F

    i

    1

    3  F

    i

    1

    3

    ed1

    Pusat massa teoritis

    Pusat massa rencana

    Pusat kekakuan

    F1C   F1B

    F1A

    For equilibrium:

    F1C (b + c) + F1B (b) + F1A (a) = F1 . ed1→ F1A, F1B, F1C berbanding lurus terhadap pusat kekakuan

    c b a

    ed2

    F1F2

    Akibat ed1

    F2C   F2BAkibat ed2F2A

    ABC

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    13/35

    13

    Waktu Getar Alami Fundamental

    Fi   di

    d3

    d2

    d1

    di = simpangan pada lantai ke-i, akibatbeban gempa horizontal statikekuivalen Fi

    Waktu getar alami mula-mula (yang diperoleh dengan cara empiris untukmendapatkan nilai C1 yang dipakai hingga mendapatkan Fi) harusdiperiksa dengan rumus yang lebih teliti yaitu Rumusan Rayleigh

    ( )( )∑

    ∑=ii

    ii

    nd  F  g 

    d W T 

    .

    .2

    2

    π Dimana:g = percepatan gravitasi = 9810 mm/dt2

    Lihat pasal 6.2.2

    akhir akhir awal    T T T  %20>− → hitung kembali dengan C1 baru

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    14/35

    14

    Pembatasan Tn – ps. 5.6

    Untuk mencegah struktur yang terlalu fleksibel maka:

    nT n .ζ < → Tabel 8

    Kinerja Struktur Gedung – ps. 8• Kinerja batas layan

    • Akibat beban gempa nominal

    i

    1

    h

    mm30atau

    03.0

     Rh

    d d 

    i

    ii ≤−   −

    di-1

    d1

    di+1

    dihi+1

    hi

    hi-1

    h1

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    15/35

    15

    SNI 03-2847-2002

    Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan

    Gedung

    Civil Engineering Department

    Petra Christian University

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    16/35

    16

    SNI pasal 23 : Ketentuan Khusus untuk Perencanaan Gempa

    SNI pasal 23.3 : Komponen struktur lentur pada Sistem

    Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

    Elemen Lentur → BALOKSyarat umum:

    mmb

    h

    bd l 

     f   A Nua

    n

    c g b

    250 (d)

    3.0 (c)

    4 (b)

    1.0 )( ;

    ≥≥

    ≤Dimana:Nub : beban aksial tekan terfaktor (faktor kombinasi

    pembebanan sesuai SNI ps. 11.2)

    Ag : luas gross penampang balokf c’ : kuat tekan beton (benda uji silinder)ln : bentang bersih balokd : tinggi efektif penampangb : lebar penampang

    h : tinggi penampang

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    17/35

    17

    Tulangan longitudinal

    Momen terfaktor (Mub

    ), diambil dari kombinasi yang palingmenentukan dari beban Mati (D), hidup (L) dan Gempa (E),sebagai berikut: (ps. 11.2)Mub1 = 1.4 MDMub2 = 1.2 MD + 1.6 ML

    Mub3 = 1.2 MD + 1.0 ML + 1.0 MEMub4 = 1.2 MD + 1.0 ML - 1.0 MEMub5 = 0.9 MD + 1.0 MEMub6 = 0.9 MD – 1.0 ME

    Desain tulangan tumpuanTulangan tumpuan positif:

    0.1'

    2

    1

    max

    max≤=≤ +

    ub

    ub

     M 

     M 

     ρ 

     ρ 

    Tulangan tumpuan negatif:

    0.1'

    2

    1

    max

    max≤=≤ −

    +

    ub

    ub

     M 

     M 

     ρ 

     ρ 

    → hasilnya:As1 (tul. atas)

    As2 (tul. bawah)

    → hasilnya:As3 (tul. atas)

    As4 (tul. bawah)

    Tul. tumpuan terpa-sang:As1 atau As3 (atas)As2 atau As4 (bawah)

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    18/35

    18

    Syarat Tulangan Minimum

    d b f  

    d b f   f   A w

     y

    w

     y

    c s 4.1atau

    4

    '

    min =

    Syarat Tulangan Maximum

    025.0max = ρ Syarat Rasio Tulangan Tekan terhadap Tulangan Tarik

    2

    1'≥

     ρ 

     ρ 

    Syarat kekuatan lentur sepanjang bentang (baik positif/negatif)

    kolom)muka(padaterbesaririsansetiapdi

    4

    1   ρ  ρ    ≥

    Syarat spasi bersih minimum SNI ps 9.6

    ≥b

    mmbersih spasi

    25db = diameter tulangan

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    19/35

    19

    Tulangan Transversal Balok

    Gaya geser rencana/ terfaktor/ ultimit Ve, diambil dari superposisi

    gaya geser akibat beban gravitasi terfaktor dengan gaya geser akibat momen yang mungkin terjadi pada ujung-ujung balokkarena pelelehan tulangan longitudinal terpasang, sbb:

    wu grav = 1.2D + 1.0L

    +

    Mpr1   Mpr2

    =

    d

    2h

    L

    Ve1 Ve2

    Diagram Ve, diinterpolasi linier untuk

    mendapatkan harga-harga Ve padaposisi d dan 2h dari muka tumpuanberturut-turut untuk mendesainsengkang pada daerah sendi plastis

    (dari tumpuan sampai sejarak 2h daritumpuan, merupakan daerah yangberpotesi terjadi sendi plastis) dandaerah di luar sendi plastis (setelah2h dari tumpuan).

    Ve = ±Mpr1 + Mpr2

    LWuL

    2

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    20/35

    20

    Mpr1 dan Mpr2 berturut-turut adalah kuat momen lentur negatif dan positif dari tulangan longitudinal terpasang saat terjadi

    sendi plastis (asumsi tegangan leleh yang terjadi adalah =1.25f y). Untuk Mpr-, pengaruh tulangan pada pelat juga diperhi-tungkan.

    Perhitungan Mpr +:

    d

    )a/(cdidapat)25.1(85.0

     

    1

    '  β =→=

    =

     y sc   f   Aab f  

    T C 

     

    2

    )25.1(  

     

     

     

      −=  a

    d  f   A M   y s pr 

    Dihitung sebagai tulangan tunggal:As

    a

    0.85 f c’

    C

    T

    Mpr +

    Perhitungan Mpr -:

    )(1.25f A)25.1(85.0

     

     pelaty pelats

    '

    21

    +=

    +=

     y sc   f   Aab f  

    T T C 

     

      

      −−+ 

      

      −=2

    "()(1.25f A2

    )25.1(  pelaty pelatsa

    d ha

    d  f   A M   y s pr 

    d

    As

    a

    0.85 f c’

    T1

    C

    Mpr -

    As pelatAs pelatT2

    d”

    h

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    21/35

    21

    Kuat geser nominal yang disumbangkan beton (Vc) untukdaerah di dalam sendi plastis, harus dianggap sebesar nol (V

    c=

    0), bila:

    [ ] 20/dan2

    1 '21c g ubkombinasiub

     pr  pr  f   A N V 

     L

     M  M 

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    22/35

    22

    KOMBINASI LENTUR + AKSIAL

    SNI pasal 23.4Syarat umum

    (a) Nuk ≥ Agf c’/10(b) b ≥ 300 mm

    (c) b/h ≥ 0.4Tulangan Longitudinal

    Momen terfaktor (Muk), diambil dari kombinasi yang paling menentukandari beban-beban Mati (D), Hidup (L), dan Gempa (E), sebagai berikut:

    Muk1 = 1.4 MDMuk2 = 1.2 MD + 1.6 MLMuk3 = 1.2 MD + 1.0 ML + 1.0 MEMuk4 = 1.2 MD + 1.0 ML – 1.0 MEMuk5 = 0.9 MD + 1.0 MEMuk6 = 0.9 MD – 1.0 ME

    Karena kolom merupakan elemen biaxial bending , maka bila bebangempa dihitung berdasarkan analisis beban statik ekivalen yang

    dikerjakan 2 arah secara orthogonal (gempa x dan y), maka peninjauan

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    23/35

    23

    Muk harus dilakukan pada ke-2 arah, dengan mengambilpengaruh 30% dari gempa tegak lurusnya untuk mensimulasikangempa yang arahnya sebarang.

    MkxMkx

    Mky

    Mky

    0.9 (MDx+MDy) - 1.0 (MEy ± 0.3MEx)0.9 (MDx+MDy) - 1.0 (MEx ± 0.3MEy)Muk6

    0.9 (MDx+MDy) + 1.0 (MEy ± 0.3MEx)0.9 (MDx+MDy) + 1.0 (MEx ± 0.3MEy)Muk5

    1.2 (MDx + MDy) + 1.0 (MLx + MLy) -1.0(MEy ± 0.3 MEx)1.2 (MDx + MDy) +1.0 (MLx + MLy) -1.0(MEx ± 0.3 MEy)*Muk4

    1.2 (MDx + MDy) + 1.0 (MLx + MLy) +1.0(MEy ± 0.3 MEx)

    1.2 (MDx + MDy) + 1.0 (MLx + MLy)+1.0 (MEx ± 0.3 MEy)*

    Muk3

    1.2(MDx+MDy) + 1.6(MLx+MLy)1.2(MDx+MDy) + 1.6(MLx+MLy)Muk2

    1.4 (MDx + MDy)1.4(MDx+MDy)Muk1

    Arah yArah xMuk

    Note: * L boleh direduksi 0.5 kecuali untuk garasi & ged. pertemuan.

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    24/35

    24

    Gaya Normal Terfaktor, NukDiambil dari kombinasi paling menentukan dari beban-beban

    Mati (D), Hidup (L), dan Gempa (E) dengan memperhatikan efekgempa tegak lurusnya sebesar 30%, sebagai berikut:

    Nuk1 = 1.4NDNuk2 = 1.2ND + 1.6NL

    Nuk3x = 1.2ND + 1.0NL + 1.0NEx + 0.3NEyNuk4x = 1.2ND + 1.0NL + 1.0NEx - 0.3NEyNuk5y = 1.2ND + 1.0NL - 1.0NEy + 0.3NExNuk6y = 1.2ND + 1.0NL - 1.0NEy - 0.3NExNuk7x = 0.9ND + 1.0NEx + 0.3NEy

    Nuk8x = 0.9ND + 1.0NEy - 0.3NEyNuk9y = 0.9ND - 1.0NEy + 0.3NExNuk10y = 0.9ND - 1.0NEy - 0.3NEx

    Tulangan longitudinal kolom, didesain berdasarkan kombinasi Muk dan

    Nuk yang paling menentukan.Syarat kuat lentur kolom berdasarkan tulangan terpasang

    Jumlah momen nominal kolom berdasarkan tulangan terpasang yangbertemu pada sebuah join, harus lebih besar dari jumlah momen nominalaktual balok yang bertemu pada join yang sama setelah dikalikan sebuahfaktor pembesaran dinamis, sbb:

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    25/35

    25

    ∑∑   ≥   g c   M  M 5

    6 Dimana:Mc = momen nominal kolom

    Mg = momen nominal balok

    Bila ketentuan tersebut tidak dipenuhi, maka kolom harus direncanakanulang dengan kuat nominal minimal sebesar Mc menurut rumus di atas.

    Menentukan distribusi momen nominal kolom (Mc) yang merangka padasuatu join, berdasarkan momen nominal balok (Mg):

    [ ]

    [ ])(%30)(5

    6

    )(%30)(

    5

    6

    )()()(

    )1()1()1(

     gkay gkiyiay gkax gkixi xaicax

     gkay gkiyiby gkax gkixi xbicbx

     M  M  M  M  M 

     M  M  M  M  M 

    +++=

    +++=   +++

    α α 

    α α 

    Dimana  αb(i+1) dan αa(i) adalah koefisien distribusi total momen dari balokmenjadi momen lentur pada kolom, sesuai kesetimbangan momen pada jointersebut akibat gempa pada arah yang ditinjau.

    Mgki   Mgka

    Mebi+1

    Meai

    1=∑α Note:

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    26/35

    26

    Syarat tulangan minimum & maksimum

    %6%1   ≤≤ ρ 

    Syarat spasi bersih tulangan longitudinal

    Spasi bersih tulangan harus lebih besar dari ke-2 nilai berikut ini:

    (a) 1.25 db (db = diameter tulangan longitudinal)(b) 40 mm

    Tulangan Transversal

    Gaya geser rencana (Ve), diambil dari gaya geser akibat momen yang

    mungkin terjadi pada ujung-ujung kolom karena tulangan longitudinalterpasang, sbb:

    Ve   VeM

    pr3

      Mpr4λλλλo

    H

    Nilai Mpr (3atau4) kolom tidak

    perlu lebih besar dari Myang dihasilkan Mpr (1 atau 2)balok yang merangka

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    27/35

    27

    Note:Mpr kolom = Mbalance tulangan terpasang dengan f s = 1.25f y

    Nilai Ve tidak boleh lebih kecil dari kombinasi gaya geser kolom dari

    hasil analisis struktur (SNI pasal 9.2).kombinasie   VuV   ≥

    Syarat spasi sengkang maximum sepanjang  λλλλo dari muka kolom

    Diambil dari nilai terkecil dari:(a) ¼ min (bk atau hk)(b) 6 db (db adalah diameter tulangan longitudinal)(c) 100+(350-hx)/3 (hx adalah jarak antar kaki sengkang yang terbesar)(d) 150 mm

    Besar  λλλλo tidak boleh kurang dari:(a) hk (tinggi penampang kolom)(b) 1/6 hn (bentang bersih kolom)(c) 500 mm

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    28/35

    28

    Pada daerah λλλλo, Ve harus dianggap nol (Ve = 0) bila:

    [ ]

    20 (b)

    dan 5.0 (a)

    '

    43

    c g 

    tekanu

    kombinasi

     pr  pr 

     f   A P 

    Vu H 

     M  M 

    <

    >

    +

     yh

    cc

    ch

     g 

     yh

    cc

     sh

     f   f  h

     A

     A

     f  

     f  h

     s

     A

    '

    '

    09.0 

    13.0

    −≥

    Dimana:Ash/s = luas sengkang per jarak sengkangf yh = tegangan leleh baja sengkang

    Ach = luas beton terkekang sengkangAg = Agross kolomhc = tinggi penampang kolom

    Check untuk 2 arah Note: syarat ini tidak perlu dipenuhi bila kuat rencanapada bagian inti kolom telah memenuhi ketentuan

    kombinasi pembebanan termasuk pengaruh gempa.

    Dalam segala hal sengkang kolom harus memenuhi persyaratan:

    Pada daerah di luar  λλλλo:• Jika Nuk > 0.1f c’ Agr maka harus dipasang tulangan sengkang yang

    sama seperti di dalam daerah λo sepanjang tinggi kolom.

    • Jika Nuk < 0.1f c’ Agr , maka smax = min (6d atau 150 mm).

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    29/35

    29

    HUBUNGAN BALOK-KOLOMSNI pasal 23.5

    Gaya geser terfaktor yang harus diperhitungkan dalam hubunganbalok-kolom:

    TCc

    V j

    Ve

    Mpr 

    V j = T - Ve

    Ps. 23.5.1.1 → T = As 1.25f y

    Kolom eksterior 

    T1Cc1

    V j

    Ve

    Mpr1

    Mpr2 Cc2

    T2

    Kolom interior 

    V j = T1 + Cc2 - Ve

    T1 = As atas 1.25f yCc2 = T2 = As bawah 1.25f y

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    30/35

    30

    Gaya geser V j, harus dapat dilawan dengan kekuatan yang

    tersedia pada join.

    n j   V V    φ ≤Dimana:φ = 0.75 (faktor reduksti geser pada hubungan balok-kolomVn = 1.7 A j √f c’ → bila ada 4 balok merangka ke join

    = 1.25 A j √f c’ → bila ada 3 balok merangka ke join atau→ bila ada 2 balok merangka ke join pada sisi berlawanan

    = 1.0 A j √f c’ → kondisi lainnya

    A j = luas efektif join= bj x hj

    b j = lebar efektif joinh j = tinggi efektif join

    hj:tinggi efektif join =

    dimensi kolom dalamarah geser = h

    bj:lebar efektif join =

    min (b+h) atau b+2x)

    Aj: luas efektif join

    Arah geser yang

    ditinjau

    b

    h

    x

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    31/35

    31

    Tulangan geser join

    (a)Bila terdapat balok yang merangka pada ke-4 sisi dengan lebar minimum ¾ kali lebar kolom, tulangan geser join dapat diambilsebesar ½ tulangan geser kolom pada daerah λo (maksimum 150 mm)

    (b)Selain kasus (a), tulangan geser harus dipasang sesuai dengan

    tulangan geser kolom pada daerah λo.

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    32/35

    32

    SNI pasal 23 : Ketentuan Khusus untuk Perencanaan Gempa

    SNI pasal 23.10 : Komponen struktur lentur pada SistemRangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)

    SRPMM → Daktail Parsial, koefisien reduksi gempa dapat diambil di antara

    µ = 1.0 dan µm seperti yang ditetapkan pada Tabel 3 SNI 03-1726-2002 (µµµµm= 3.3 untuk SRPMM Beton Bertulang).

    → Beban gempa nominal yang harus dikerjakan pada sistem akanlebih besar daripada SRPMK.

    UMUM:

    • Tulangan lentur balok serta tulangan lentur+aksial kolom didesainberdasarkan kombinasi permbebanan sesuai SNI 02-2847-2002 pasal

    11.2• Tulangan geser balok maupun kolom didesain berdasarkan momen

    nominal pada kedua ujung elemen saat terjadi gempa dijumlahkandengan akibat gravitasi terfaktor (lihat gambar 47).

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    33/35

    33

    Kuat geser rencana pada poin di atas (Vu) tidak boleh kurang darigaya geser akibat kombinasi pembebanan (pasal 11.2) dengan VEdiambil sebesar 2 kali lipat.

    wu grav = 1.2D + 1.0LMnl   Mnr 

    λλλλn

    Vu

    Vu   Vu

    Vu

    Vu

    Pu

    PuMnt

    Mnb

    hn

    Vu

    Vu = +Mnl + Mnr 

    λλλλnWu λλλλn

    2

    Vu = Mnt + Mnb

    hn

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    34/35

    34

    Ketentuan tambahan untuk BALOK:

    • Pada tumpuannya, ρ’/ρ>1/3.

    • Pada setiap potongan sepanjang balok, tulangan atasmaupun bawah > 1/5 tulangan atas maupun bawah padadaerah tumpuan.

    • Pada daerah sepanjang 2h dari tumpuan ke arah lapanganharus dipasang tulangan sengkang dengan jarak tidak bolehlebih dari:

    • d/4• 24d

    sengkang• 300 mmNote: sengkang pertama harus berjarak < 50 mm

    • Pada daerah di luar 2h, smax sengkang = d/2

  • 8/17/2019 Recoverd PDF File(203)

    35/35

    35

    Ketentuan tambahan untuk KOLOM:

    • Pada daerah λo (lihat SRPMK), spasi sengkang harus lebihkecil dari so (terkecil diantara berikut ini):

    • 8db• 24dsengkang

    • (min bk atau hk) /2• 300 mmNote: sengkang pertama harus < dari 0.5 so.

    • Di luar daerah λo, spasi sengkang maximum 2 so.

    Hubungan BALOK-KOLOM:

    • Dipasang sengkang minimum sesuai persamaan 56 pada

    SNI.