2
38 MPA 305 / Februari 2012 REDISTRIBUSI GURU SEBAGAI KEPATUTAN UNTUK PENJAGAAN MUTU PENDIDIKAN Oleh: Drs. Abd. Wafi, M.Pd. *) Pendahuluan Momentum untuk menciptakan perubahan yang lebih baik dan lebih bermanfaat pada dunia pendidikan telah muncul. Mulai Januari 2012, lima kementerian sepakat untuk melaku- kan penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil (PNS). Hal itu di- lakukan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia. Kesepakatan lima menteri ini sudah ditandatangani me- lalui peraturan bersama. Ini tindak lanjut dari instruksi Presiden menge- nai regulasi pemerataan distribusi guru yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebu- dayaan (Kemdikbud). Lima kementerian itu adalah Ke- menterian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Ke- menpan dan RB), Kemdikbud, Ke- menterian Dalam Negeri (Kemdagri), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementerian Agama (Keme- nag).Adapun tujuan perumusan per- aturan bersama ini adalah meningkat- kan mutu pendidikan di seluruh Indo- nesia. Dengan demikian, kebutuhan guru, khususnya pada jenjang pen- didikan dasar, menengah, dan pendi- dikan anak usia dini nonformal dan informal (PAUDNI) dapat terpenuhi. Dengan diberlakukannya de- sentralisasi, pemerintahan daerah perlu melakukan pengelolaan guru dengan lebih cermat lagi, terutama dalam masalah perencanaan, peng- angkatan, penempatan dan pembina- an guru. Fakta menunjukkan bahwa rasio guru-siswa Indonesia terbilang sangat cukup, bahkan cukup baik, ji- ka dibandingkan dengan beberapa negara maju lainnya. Namun, pendis- tribusian guru belumlah merata. Ka- rena itu penataan ini jadi penting kare- na jumlah guru yang memasuki masa pensiun hingga 2014 cukup besar, se- mentara rasio guru-siswa cukup baik. Peraturan bersama tentang pe- nataan dan pemerataan guru PNS tak hanya mengatur tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Peraturan terse- but juga mengatur soal sanksi bagi yang tidak melaksanakannya. Sanksi akan diberikan kepada daerah yang tidak melakukan penataan dan peme- rataan guru yang berpegang pada rekomendasi Kemdikbud. Redistribusi Guru Menteri Pendidikandan Kebu- dayaan Muhammad Nuh mengung- kapkan, ditandatanganinya Surat Ke- putusan Bersama (SKB) lima menteri adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Me- nurutnya, ruh yang terdapat dalam SKB lima menteri itu adalah untuk menarik seluruh urusan tata kelola guru yang tahun ini ditangani oleh

REDISTRIBUSI GURU SEBAGAI KEPATUTAN UNTUK …nasional dan pencapaian tujuan pen-didikan nasional, guru pegawai neger isipil dapat dipindahtugaskan pada satuan pendidikan di kabupaten/kota

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REDISTRIBUSI GURU SEBAGAI KEPATUTAN UNTUK …nasional dan pencapaian tujuan pen-didikan nasional, guru pegawai neger isipil dapat dipindahtugaskan pada satuan pendidikan di kabupaten/kota

38 MPA 305 / Februari 2012

REDISTRIBUSI GURUSEBAGAI KEPATUTAN

UNTUK PENJAGAAN MUTU PENDIDIKANOleh: Drs. Abd. Wafi, M.Pd. *)

PendahuluanMomentum untuk menciptakan

perubahan yang lebih baik dan lebihbermanfaat pada dunia pendidikantelah muncul. Mulai Januari 2012, limakementerian sepakat untuk melaku-kan penataan dan pemerataan gurupegawai negeri sipil (PNS). Hal itu di-lakukan untuk meningkatkan mutulayanan pendidikan yang merata diseluruh Indonesia. Kesepakatan limamenteri ini sudah ditandatangani me-lalui peraturan bersama. Ini tindaklanjut dari instruksi Presiden menge-nai regulasi pemerataan distribusiguru yang menjadi tanggung jawabKementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan (Kemdikbud).

Lima kementerian itu adalah Ke-menterian Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi (Ke-menpan dan RB), Kemdikbud, Ke-menterian Dalam Negeri (Kemdagri),Kementerian Keuangan (Kemenkeu),

dan Kementerian Agama (Keme-nag).Adapun tujuan perumusan per-aturan bersama ini adalah meningkat-kan mutu pendidikan di seluruh Indo-nesia. Dengan demikian, kebutuhanguru, khususnya pada jenjang pen-didikan dasar, menengah, dan pendi-dikan anak usia dini nonformal daninformal (PAUDNI) dapat terpenuhi.

Dengan diberlakukannya de-sentralisasi, pemerintahan daerahperlu melakukan pengelolaan gurudengan lebih cermat lagi, terutamadalam masalah perencanaan, peng-angkatan, penempatan dan pembina-an guru. Fakta menunjukkan bahwarasio guru-siswa Indonesia terbilangsangat cukup, bahkan cukup baik, ji-ka dibandingkan dengan beberapanegara maju lainnya. Namun, pendis-tribusian guru belumlah merata. Ka-rena itu penataan ini jadi penting kare-na jumlah guru yang memasuki masapensiun hingga 2014 cukup besar, se-

mentara rasio guru-siswa cukup baik.Peraturan bersama tentang pe-

nataan dan pemerataan guru PNS takhanya mengatur tanggung jawabbersama antara pemerintah pusat danpemerintah daerah. Peraturan terse-but juga mengatur soal sanksi bagiyang tidak melaksanakannya. Sanksiakan diberikan kepada daerah yangtidak melakukan penataan dan peme-rataan guru yang berpegang padarekomendasi Kemdikbud.

Redistribusi GuruMenteri Pendidikandan Kebu-

dayaan Muhammad Nuh mengung-kapkan, ditandatanganinya Surat Ke-putusan Bersama (SKB) lima menteriadalah untuk meningkatkan mutupendidikan di seluruh Indonesia. Me-nurutnya, ruh yang terdapat dalamSKB lima menteri itu adalah untukmenarik seluruh urusan tata kelolaguru yang tahun ini ditangani oleh

Page 2: REDISTRIBUSI GURU SEBAGAI KEPATUTAN UNTUK …nasional dan pencapaian tujuan pen-didikan nasional, guru pegawai neger isipil dapat dipindahtugaskan pada satuan pendidikan di kabupaten/kota

39MPA 305 / Februari 2012

pemerintah kabupaten/kota kembalimenjadi wewenang pemerintah pro-vinsi dan pusat.

Intisari SKB itu adalah soal dis-tribusi guru. Jadi kalau ada kelebihanatau kekurangan guru di tingkat pro-vinsi, maka gubernur punya kewe-nangan untuk mendistribusi guruantar kabupaten. Pada kenyataanya,saat ini terdapat kekurangan ataukelebihan guru pada satuan pendi-dikan, pada suatu kabupaten/kotadan/atau provinsi serta adanya alihfungsi guru sehingga menimbulkankesenjangan pemerataan guru antarsatuan pendidikan, antar jenjang, danantar jenis pendidikan, antar kabupa-ten/kota dan antar provinsi.

Selanjutnya untuk menjamin pe-merataan guru antar satuan pendidik-an, antar jenjang, dan antar jenis pen-didikan, antar kabupaten/kota, dan/atau antar provinsi dalam upaya me-wujudkan peningkatan dan pemera-taan mutu pendidikan formal secaranasional dan pencapaian tujuan pen-didikan nasional, guru pegawai negerisipil dapat dipindahtugaskan padasatuan pendidikan di kabupaten/kotadan provinsi lain.

Sedangkan mengenai ruanglingkup guru PNS yang dimaksud da-lam Peraturan Bersama ini adalah gu-ru kelas, guru mata pelajaran, dan gu-ru bimbingan dan konseling/konse-lor pada satuan pendidikan taman ka-nak-kanak/taman kanak-kanak luarbiasa/raudhatul athfal/bustanul ath-fal, sekolah dasar/sekolah dasar luarbiasa/madrasah ibtidaiyah, sekolahmenengah pertama/sekolah mene-ngah pertama luar biasa/madrasahtsanawiyah, dan sekolah menengahatas/sekolah menengah atas luar bia-sa/sekolah menengah kejuruan/ma-drasah aliyah/madrasah aliyah keju-ruan dan bentuk lain yang sederajatyang diselenggarakan oleh Pemerin-tah atau pemerintah daerah.

Sosial Efek dan RekomendasiTujuan perumusan peraturan

bersama ini adalah meningkatkan mu-tu pendidikan di seluruh Indonesia.Dengan demikian, kebutuhan guru,khususnya pada jenjang pendidikandasar, menengah, dan pendidikananak usia dini nonformal dan infor-mal dapat terpenuhi. Dengan diberla-kukannya desentralisasi pemerin-

tahan, daerah perlu melakukan pe-ngelolaan guru dengan lebih cermatlagi, terutama dalam masalah peren-canaan, pengangkatan, penempatan,dan pembinaan guru.

Sejak ditandatangani Surat Ke-putusan Bersama(SKB) pada tanggal03 Oktober 2011 sebagian besar kabu-paten/kota menyambut baik dan ber-harap besar akan adanya perubahanyang lebih baik terhadap layanan mu-tu pendidikan dilapangan. SKB limamenteri dirumuskan untuk peningkat-an mutu pendidikan di seluruh Indo-nesia dengan menarik kembali urusanguru dari kabupaten/kota ke provinsidan pusat.

SKB lima menteri juga dibuatuntuk menjawab keluhan dan perma-salahan terkait distribusi guru. Sebab,di beberapa daerah sering kali dite-mukan jumlah guru yang melebihi ke-butuhan, sedangkan di daerah lain-nya justru kekurangan guru. Walau-pun sejujurnya harus diakui, pada sa-at sekarang ini guru masih mengha-dapi persoalan yang sama yaitu: ter-kait kompetensi, profesionalitas, dandistribusi. Permasalahan tersebut se-yogyanya menjadi prioritas untuk se-gera diselesaikan.

Terkait dengan peningkatankompetensi, saat ini Kemdikbud te-ngah berkonsentrasi pada proses pe-ngaderan, mempersiapkan secara ma-tang kompetensi para calon guruyang masih berada di perguruan ting-gi. Salah satunya dengan mengasra-makan para calon guru yang telah me-masuki semester ketujuh. Setelah di-asramakan, para calon guru akan di-kirim ke daerah untuk uji kemampuandan belajar mengenal berbagai ma-cam medan mengajar.

Di asrama, karakter dan kepriba-dian para calon guru akan terbentuk.Sedangkan di daerah, kesiapan paraguru akan ditempa. Setelah lulus akandisertifikasi. Tidak hanya gelar sar-jana pendidikan, tetapi juga hak un-tuk mengajar, dan nantinya para calonguru ini dapat menjadi prioritas didaerah masing-masing.

Secara jujur harus diakui bahwa,persoalan distribusi guru hingga kinimasih timpang sehingga terkesanpersoalan mendasar tentang guruada pada kekurangan jumlah yangbersifat menahun, yang berdampakterhadap kualitas layanan pendi-

dikan. Apabila hal tersebut tidaksegera direspon dengan kebijakanyang jitu dan efektif, maka akan ber-dampak pada amburadulnya duniapendidikan. Padahal jika ditelaah le-bih mendalam dan serius ditemukan,bahwa distribusi guru menjadi ba-rometer kualitas layanan pendidikan.Oleh karenanya penataan dan peme-rataan guru pegawai negeri sipil men-jadi kepatutan yang harus segera di-implementasikan di lapangan.

Sebenarnya persoalan distribusiguru sudah menjadi masalah tahunanyang terus terjadi. Namun, hingga sa-at ini belum ada strategi jitu untukmenghasilkan solusi yang signifikan.Kekurangan guru akibat distribusiyang tidak merata bahkan semakinparah karena masalah ini tidak hanyadialami oleh daerah-daerah terpencildi luar Pulau Jawa, tetapi juga terjadidi Pulau Jawa, bahkan di kabupaten/kota yang jaraknya tidak begitu jauhdari DKI Jakarta. Karena itu muncul-nya SKB ini diharapkan dapat dijadi-kan momentum untuk mengevaluasipelaksanaan otonomi daerah (Oto-da), khususnya dalam sektor pendi-dikan. Berdasarkan pengalamanyang kurang menguntungkan, makaseyogyanya persoalan guru tidakikut didesentralisasi, karena akandapat merugikan dunia pendidikan.

Akhirnya, apa yang dapat disim-pulkan dari lahirnya SKB 5 Menterimengenai distribusi guru? Asal dila-kukan secara matang, serius dan kon-sisten, maka penarikan kewenangankembali ke pusat, dapat dikatakansebagai sesuatu yang baik sebagaibagian untuk mengontrol mutu pen-didikan nasional.

Otonomi pendidikan, memangcukup layak untuk dievaluasi agarpendidikan tidak menjadi korban. Bo-leh saja ada pendapat yang mengata-kan bahwa beri kesempatan dulu bagipemerintah daerah untuk mampu me-ngelola pendidikan secara otonom.“Kalau tidak diberi kesempatan, ka-pan pemerintah daerah bisa belajaragar dapat memiliki kemampuan yangmemadai?” kira-kira demikian penda-patnya.

*) Staf Seksi KurikulumBidang Mapenda Kanwil

Kementerian AgamaProvinsi Jawa Timur