Upload
egia-terulin-pinem
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Refarat Oa
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Osteoartritis (OA) merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan di
masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat.
Osteoartritis dapat terjadi dengan etiologi yang berbeda-beda, namun mengakibatkan
kelainan bilologis, morfologis dan keluaran klinis yang sama. 1
Proses penyakitnya tidak hanya mengenai rawan sendi namun juga mengenai seluruh
sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum, kapsul dan jaringan sinoial serta jaringan
ikat periartikular. Pada stadium lanjut rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai
dengan adanya fibrilasi, fissura dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. 1
!erdapat beberapa faktor risiko OA, yaitu" obesitas, kelemahan otot, aktiitas fisik
yang berlebihan atau kurang, trauma sebelumnya, penurunan fungsi proprioseptif, faktor
keturunan menderita OA dan faktor mekanik. #aktor risiko tersebut mempengaruhi
progresifitas kerusakan rawan sendi dan pembentukan tulang yang abnormal. OA paling
sering mengenai lutut, panggul, tulang belakang dan pergelangan kaki. $arakteristik OAditandai dengan keluhan nyeri sendi dan gangguan pergerakan yang terkait dengan derajat
kerusakan pada tulang rawan. 1
Osteoartritis saat ini tidak lagi dianggap penyakit degeneratif, namun usia tetap
merupakan salah satu faktor risikonya. %sia diatas &' tahun, hanya ' memberikan
gambaran radiologis sesuai Osteoartritis, meskipun hanya 1 pria dan 1* wanita
diantaranya yang memperlihatkan gejala klinis OA, dan sekitar 1 mengalami disabilitas
karena OA nya, maka dapat dipahami jika makin bertambah usia, makin tinggi kemungkinan
untuk terkena OA. +eiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, menurut O pada
tahun ' populasi usia lanjut di /ndonesia akan meningkat 010 dibanding tahun 1. 2i
/ndonesia prealensi OA lutut yang tampak se3ara radiologis men3apai 1',' pada pria dan
1,4 pada wanita yang berumur antara 0-& tahun. Penelitian di 5andung pada pasien
yang berobat ke klinik reumatologi 6++ pada tahun 4 dan 1, berturut-turut
didapatkan" OA merupakan 40,0* dari keseluruhan kasus (14) reumatik pada tahun 4.
7nam puluh sembilan persen diantaranya adalah wanita dan kebanyakan merupakan OA lutut
(*4). 2an dari 4& kasus reumatik pada tahun 1, 48 diantaranya adalah penderita
1
8/17/2019 Refarat Oa
2/18
OA, dengan demikian OA akan semakin banyak ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteoartritis adalah jenis arthritis yang disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya
tulang rawan dari satu atau lebih sendi. !ulang rawan adalah substansi protein yang berfungsi
sebagai bantal antara tulang-tulang pada persendian. Osteoartritis juga dikenal sebagai artritis
degeneratif. 2i antara lebih dari 1 jenis yang berbeda dari arthritis, osteoarthritis adalah
yang paling umum, yang mempengaruhi lebih dari juta orang di Amerika +erikat.
Osteoarthritis lebih sering terjadi saat kita bertambah usia. +ebelum usia 0' tahun,
osteoartritis lebih sering terjadi pada laki-laki. +etelah '' tahun, osteorhtritis lebih sering
2
8/17/2019 Refarat Oa
3/18
Osteoarthritis, incident or progressive
Extrinsic Factors
Active on Joints
Obesity
Physical activity
(vocation and avocation)
Suscepilibility to OA
Systemic Factors
Afecting Joint Vulnerability
Age
Gender
Genetic susceptibility
Nutritional factors
Intrinsic Joint Vulnerabilities
local environment!"
Previous damage, eg, meniscectomy
Periarticular muscle !ea"ness
#alalignment
Proprioceptive defect
terjadi pada wanita. 2i Amerika +erikat, semua ras mun3ul sama banyak. +ebuah kejadian
osteoartritis ada yang lebih tinggi pada populasi 9epang, sementara orang kulit hitam Afrika
+elatan, /ndia !imur, dan +elatan :ina memiliki tingkat yang lebih rendah.
2.2 Patogenesis
Osteoartritis (OA) selama ini dipandang sebagai akibat dari suatu proses ketuaan yang
tidak dapat dihindari. ;amun, penelitian para pakar sekarang menyatakan bahwa OA ternyata
merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan
struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum diketahui. 9ejas mekanis dan
kimiawi diduga merupakan faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul abnormal
dan produk degradasi kartilago di dalam 3airan sinoial sendi yang mengakibatkan terjadi
inflamasi sendi, kerusakan kondrosit, dan nyeri. 9ejas mekanik dan kimiawi pada sinoial
sendi yang terjadi multifaktorial antara lain karena faktor umur, humoral, genetik, obesitas,
stress mekanik atau penggunaan sendi yang berlebihan, dan defek anatomik.8
9ejas mekanik dan kimiawi ini diduga merupakan fa3tor penting yang merangsang
terbentuknya molekul abnormal dan produksi degradasi kartilago didalam 3airan sinoial
sendi yang mengakibatkan inflamasi sendi, kerusakan kondrosit dan nyeri.. Osteoarthritis
terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodeling tulang dan
inflamasi 3airan sendi.8
$
8/17/2019 Refarat Oa
4/18
Ga!ar 1. $onsep 7tiopatogenesis Osteoartritis
$artilago sendi merupakan target utama perubahan degeneratif pada OA. $artilago
sendi ini se3ara umum berfungsi untuk membuat gerakan sendi bebas gesekan karena
terendam dalam 3airan sinoial dan sebagai /, dan ?
yang berlebihan dan sintesis proteoglikan yang pendek. Akibatnya, terjadi perubahan pada
diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah.biomekanik kartilago, sehingga
kartilago sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya.8
Peningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan metabolisme rawan
sendi. $elebihan produk hasil degradasi matri@ rawan sendi ini 3enderung berakumulasi di
sendi dan menghambat fungsi rawan sendi serta mengawali suatu respon imun yang
menyebabkan inflamasi sendi.8
%
8/17/2019 Refarat Oa
5/18
Pada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan aktiitas fibrinogenik
dan penurunan aktiitas fibrinolitik. Proses ini menimbulkan terjadinya penumpukan
thrombus dan kompleks lipid pada pembuluh darah sub-kondral yang menyebabkan
terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan sub-kondral tersebut, proses ini menyebabkan
dilepaskannya mediator kimiawi seperti prostaglandin dan interleukin yang selanjutnya
menimbulkan !one "ngina lewat sub-kondral yang diketahui mengandung ujung saraf
sensible yang dapat menghantarkan rasa sakit. Penyebab rasa sakit itu juga berupa akibat dari
dilepasnya mediator kimia seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan radang sendi,
penegangan tendon atau ligamentum serta spasmus otot-otot ekstra artikular akibat kerja yang
berlebihan. +akit pada sendi juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum
dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekaanan ena intrameduler
akibat stasis enaintrameduler karena proses remodeling pada trabekula dan sub-kondrial. 8
Peran makrofak di dalam 3airan juga penting yaitu apabila dirangsang oleh jejas
mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan atau :+#s, akan memproduksi sitokin
a3tiator plasminogen (PA) yang disebut katabolin. +itokin tersebut adalah interleukin 1, /-
1, /-&, !;#-B dan C, dan interferon (/#;) B.8
+itokin yang terpenting adalah /-1. /-1mempunyai efek multiple pada sel 3airan
sendi, yaitu meningkatkan sintesis enDim yang mendegradasi rawan sendi yaitu stromelisin
dan kolagenosa, menghambat proses sintesis dan perbaikan normal kondrosit, berperan
menurunkan sintesis kolagen tipe // dan /? dan meningkatkan sintesis kolagen tipe / dan ///,
sehingga menghasilkan matriks rawan sendi yang berkualitas buruk. Pada akhirnya tulang
subkondral juga akan ikut berperan, dimana osteoblas akan terangsang dan menghasilkan
enDim proteolitik.8,0
9adi proses utama untuk dikatakan sebagai OA adalah kegagalan sintesis matriks yang
merupakan hasil proses yang sangat kompleks dan faktor anabolitik serta katabolik. Proses
katabolisme yang terutama diperantarai oleh berbagai mediator seperti sitokin terutama /-1,
tumor necrosis factor al#ha (!;#-B) dan en@im perusak antar lain metalloproteinase (EEPs)
berjalan lebih 3epat sehingga sintesis matriks lawan sendi tidak mampu mengimbangi
ke3epatan kerusakan yang diakibatkan faktor kataboli3. +alah satu faktor antagonis
katabolisme rawan sendi adalah inhibitor of metallo#rotease tissue inhibitor of
metallo#roteinase (!/EP) serta berbagai sitokin lainnya seperti /-&.'
Akibatnya terjadi perubahan turno$er matriks inilah yang mendasari kerusakan rawan
sendi pada osteoarthritis. Proses ini dimulai pada lapisan atas rawan sendi baru kemudian
diikuti lapisan yang lebih dalam dan proses biasanya terjadi bertahun-tahun, menurut
&
8/17/2019 Refarat Oa
6/18
penelitian berangsur sekitar 8-0 tahun. Fambaran makroskopik tampak rawan sendi yang
hipertropik, stadium yang lanjut rawan sendi kehilangan serabut kolagen.'
2." Klasifikasi #A
.8.1 $lasifikasi OA berdasarkan etiologi" 1
a. Primer (/diopatik)
b. +ekunder
$eta!olik
• Artritis kristal (Fout, 3al3ium pyrophosphate dihydrate arthropatyGpseudogout)
• Akromegali
• Okronosis (alkaptonuria)
• emokromatosis
• Penyakit ilson
Kelainan Anatoi% Str&kt&r Sen'i
• +lipped femoral epiphysis
• 7piphyseal dysplasias
• Penyakit 5lountHs
• Penyakit egg-Perthe
• 2islokasi koksa kongenital
• Panjang tungkai tidak sama
• 2eformitas algusGarus
• +indroma hipermobiliti
Tra&a
• !rauma sendi mayor
• #raktur pada sendi atau osteonekrosis
• 5edah tulang (3ontoh" menisektomi)
• 9ejas kronik (artropati okupasionalGterkait pekerjaan), beban mekanik kronik
(obesitas)
Inflaasi
•
Artritis septik• +emua artropati
.8. $lasifikasi Osteoartritis berdasarkan lokasi sendi yang terkena
$lasifikasi ini digunakan dalam penatalaksanaan OA se3ara menyeluruh, baik se3ara
farmakologi maupun non farmakologi untuk kepentingan rekomendasi ini. Penanganan OA
tidak hanya pada sendi lutut, panggul, lumbal tetapi juga dapat mengenai sendi- sendi di
bawah ini "
#A Tangan
• ;odus eberden dan
'
8/17/2019 Refarat Oa
7/18
• 5ou3hard (nodal)
• Artritis erosif interfalang
• $arpal-metakarpal /
#A L&t&t
• 5ony enlargement
• Fenu algus
• Fenu arus
#A Kaki
• haluks algus
• haluks rigidus
• jari kontraktur (hammer%cock-u# toes)
• !alonaikulare
#A Koksa (Pangg&l)
• eksentrik (superior)
• konsentrik (aksial, medial)
• difus (koksa senilis)
#A *erte!ra
• sendi apofiseal
• sendi interertebral
• spondilosis (osteofit)
• ligamentum (hiperostosis, penyakit Forestier, diffuse idio#athic skeletal
herostosisI2/+)
#A 'i te+at lainn,a
• glenohumeral
• akromioklaikular
• tibiotalar
• sakroiliaka
• temporomandibular
#A generalisata%sisteik
• Eeliputi 8 atau lebih daerah yang tersebut di atas
2.- $anifestasi Klinis
a' ;yeri sendi (recurring #ain or tenderness in oint)
$eluhan nyeri merupakan keluhan utama yang sering-kali membawa penderita ke
dokter, walaupun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. 5iasanya
nyeri sendi bertambah dikarenakan gerakan dan sedikit berkurang bila istirahat. Pada gerakan
tertentu (misal lutut digerakkan ke tengah) menimbulkan rasa nyeri. ;yeri pada osteoarthritis
dapat menjalar kebagian lain, misal osteoarthritis pinggang menimbulkan nyeri betis yang
8/17/2019 Refarat Oa
8/18
disebut sebagai claudicatio intermitten=. $orelasi antara nyeri dan tingkat perubahan
struktur pada osteoarthritis sering ditemukan pada panggul, lutut dan jarang pada tangan dan
sendi apofise spinalis. &
b' *ekakuan (stiffness)
Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah duduk lama di kursi, di
mobil, bahkan setelah bangun tidur. $ebanyakan penderita mengeluh kaku setelah berdiam
pada posisi tertentu. $aku biasanya kurang dari 8 menit. &
c' +ambatan gerakan sendi (inabilit& to mo$e a oint)
$elainan ini biasanya ditemukan pada osteoarthritis sedang sampai berat. ambatan
gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, sendi membengkok, perubahan bentuk. ambatan
gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun dari tempat berbaring,
menulis atau berjalan. +emua gangguan aktiitas tergantung pada lokasi dan beratnya
kelainan sendi yang terkena.&
d' !un&i gemeretak (kre#itasi)
+endinya terdengar berbunyi saat bergerak. +uaranya lebih kasar dibandingkan
dengan artritis reumatoid dimana gemeretaknya lebih halus. Femeretak yang jelas terdengar
dan kasar merupakan tanda yang signifikan. &
e' embengkakan sendi (swelling in a oint)
+endi membengkak G membesar bisa disebabkan oleh radang sendi dan bertambahnya
3airan sendi atau keduanya. &
f' erubahan cara beralan atau hambatan gerak
ambatan gerak atau perubahan 3ara berjalan akan berkembang sesuai dengan
beratnya penyakit. Perubahan yang terjadi dapat konsentris atau seluruh arah gerakan maupun
eksentris atau salah satu gerakan saja. &
g' *emerahan #ada daerah sendi (ob$ious redness or heat in a oint)
$emerahan pada sendi merupakan salah satu tanda peradangan sendi. al ini
mungkin dijumpai pada osteoarthritis karena adanya sinoitis, dan biasanya tanda kemerahan
ini tidak menonjol dan timbul belakangan.&
2. Diagnosis
+eperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada
8/17/2019 Refarat Oa
9/18
satu jenis pemeriksaan saja. 5iasanya kita lakukan pemeriksaan reumatologi ringkas
berdasarkan prinsip pemeriksaan FA+ (Gait, arms, legs, s#ine). Penegakan diagnosis OA
berdasarkan gejala klinis. 1
!idak ada pemeriksaan penunjang khusus yang dapat menentukan diagnosis OA.
Pemeriksaan penunjang saat ini terutama dilakukan untuk meonitoring penyakit dan untuk
menyingkirkan kemungkinan arthritis karena sebab lainnya. Pemeriksaan radiologi dapat
menentukan adanya OA, namun tidak berhubungan langsung dengan gejala klinis yang
mun3ul. Fejala OA umumnya dimulai saat usia dewasa, dengan tampilan klinis kaku sendi di
pagi hari atau kaku sendi setelah istirahat. +endi dapat mengalmi pembanekakan tulang, dan
krepitus saat digerakkan, dapat disertai keterbatasan gerak sendi. Peradangan umumnya tidak
ditemukan atau sangat ringan. 5anyak sendi yang dapat terkena OA, terutama sendi lutut,
jari-jari kaki, jari-jari tangan, tulang punggung dan panggul. Pada seseorang yang di3urigai
OA, direkomendasikan melakukan pemeriksaan berikut ini" 1
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan #isik
3. Pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis penyakit lain.
d. Pemeriksaan penunjang
e. Perhatian khusus terhadap gejala klinis dan faktor yang mempengaruhi pilihan
terapiGpenatalaksanaan OA.
a. Anamnesis1
- ;yeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual )
- !idak disertai adanya inflamasi (kaku sendi dirasakan J 8 menit, bila disertai
inflamasi, umumnya dengan perabaan hangat, bengkak yang minimal, dan tidak
disertai kemerahan pada kulit)
- !idak disertai gejala sistemik
- ;yeri sendi saat beraktiitas
- +endi yang sering terkena" +endi tangan" 3arpo-meta3arpal (:E:)
- Proksimal interfalang (P/P) dan distal interfalang (2/P), dan +endi kaki"
Eetatarsofalang (E!P) pertama. +endi lain" lutut, >. serikal, lumbal, dan hip.
#aktor risiko penyakit "
- 5ertambahnya usia
- 6iwayat keluarga dengan OA generalisata
- Aktiitas fisik yang berat
- Obesitas
- !rauma sebelumnya atau adanya deformitas pada sendi yang bersangkutan. Penyakit
yang menyertai, sebagai pertimbangan dalam pilihan terapi"
- %lkus peptikum, perdarahan saluran pen3ernaan, penyakit lier.
- Penyakit kardioaskular (hipertensi, penyakit jantung iskemik, stroke, gagal jantung)
- Penyakit ginjal- "sthma bronkhiale (terkait penggunaan aspirin atau OA/;s)
*
8/17/2019 Refarat Oa
10/18
- 2epresi yang menyertai.
#aktor-faktor lain yang mempengaruhi keluhan nyeri dan fungsi sendi
- ;yeri saat malam hari (night #ain)
- Fangguan pada aktiitas sehari-hari
- $emampuan berjalan
- ain-lain" risiko jatuh, isolasi so3ial, depresi
- Fambaran nyeri dan derajat nyeri (skala nyeri yang dirasakan pasien)
b. Pemeriksaan fisik 1
- ;yeri saat malam hari (night #ain)
- !entukan 5E/
- Perhatikan gaya berjalan, pin3ang atau tidak
- Adakah kelemahanGatrofi otot
- !anda-tanda inflamasiGefusi sendi
- ingkup gerak sendi (6OE)- ;yeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan.
- $repitus
- 2eformitasGbentuk sendi berubah
- Fangguan fungsiGketerbatasan gerak sendi
- ;yeri tekan pada sendi dan periartikular
- Penonjolan tulang (;odul 5ou3hardHs dan eberdenHs)
- Pembengkakan jaringan lunak
- /nstabilitas sendi
/. Pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis lain 1
- /nstabilitas sendi
- Adanya infeksi- Adanya fraktur
- $emungkinan keganasan
- $emungkian Artritis 6eumatoid
2iagnosis banding yang menyerupai penyakit OA
- Adanya fraktur
- Inflammator& arthro#aties
- Artritis $ristal ( gout atau #seudogout )
- 5ursitis (a.r. tro3hanteri3, Pes anserine)
- +indroma nyeri pada soft tissue
- ;yeri penjalaran dari organ lain (referred #ain)- Penyakit lain dengan manifestasi artropati (penyakit neurologi, metabolik dll.)
d. Pemeriksaan Penunjang 1
- !idak ada pemeriksaan darah khusus untuk mendiagnosis OA. Pemeriksaan darah
membantu menyingkirkan diagnosis lain dan monitor terapi.
- Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk klasifikasi diagnosis atau untuk merujuk ke
ortopaedi.
e. Perhatian khusus terhadap gejala klinis dan faktor yang mempengaruhi pilihan
terapi/ penatalaksanaan OA. 1
- +ingkirkan diagnosis banding.
1+
8/17/2019 Refarat Oa
11/18
- Pada kasus dengan diagnosis yang meragukan, sebaiknya dikonsulkan pada ahli
reumatologi untuk menyingkirkan diagnosis lain yang menyerupai OA. %mumnya
dilakukan artrosentesis diagnosis.
- !entukan derajat nyeri dan fungsi sendi
- Perhatikan dampak penyakit pada status so3ial seseorang - Perhatikan tujuan terapi
yang ingin di3apai, harapan pasien, mana yang lebih disukai pasien, bagaimana
respon pengobatannya.
- #aktor psikologis yang mempengaruhi.
%ntuk kepentingan penyeragaman diagnosis maka seyogyanya dipergunakan a3uan
berupa klasifikasi diagnosis berdasarkan kriteria A:6 berikut ini. 1
Klasifikasi diagnosis OA lutut berdasarkan kriteria ACR:
Ber'asarkan kriteria klinis0
• ;yeri sendi lutut dan paling sedikit 8 dari & kriteria di bawah ini"
1. krepitus saat gerakan aktif
. kaku sendi J 8 menit
8. umur K ' tahun
0. pembesaran tulang sendi lutut
'. nyeri tekan tepi tulang
&. tidak teraba hangat pada sinoium sendi lutut.
Sensitiitas 3 'an s+esifisitas 43.
Ber'asarkan kriteria klinis 'an ra'iologis0
• ;yeri sendi lutut dan adanya psteofit dan paling sedikit 1 dari 8 kriteria di bawah ini"
1. kaku sendi J8 menit
. umur K ' tahun
8. krepitus pada gerakan sendi aktif
Sensitiitas 13 'an s+esifisitas 543.
Ber'asarkan kriteria klinis 'an la!oratoris0
• ;yeri sendi lutut dan paling sedikit ' dari kriteria berikut ini"
1. %sia K' tahun
. kaku sendi J8 menit8. $repitus pada gerakan aktif
0. ;yeri tekan tepi tulang
'. Pembesaran tulang
&. !idak teraba hangat pada sinoium sendi terkena
4. 72J0 mmGjam
*. 6# J1"0
. Analisis 3airan sinoium sesuai OA
Sensitiitas 23 'an s+esifisitas 63.
Klasifikasi diagnosis OA tangan berdasarkan kriteria ACR
Ber'asarkan Klinis0
11
8/17/2019 Refarat Oa
12/18
• ;yeri, ngilu atau kaku pada tangan dan paling sedikit 8 dari 0 kriteria di bawah ini"
1. Pembengkakan jaringan keras dari atau lebih sendi-sendi tangan di bawah ini"
- +endi distal interfalang ke- dan ke-8
- +endi proksimal interfalang ke- dan ke-8
- dan sendi pertama karpometakarpofalang kedua tangan
. Pembengkakan jaringan keras dari atau lebih sendi distal interfalang
8. $urang dari 8 pembengkakan sendi metakarpofalang
0. 2eformitas sedikitnya pada 1 dari 1 sendi-sendi tangan pada kriteria di atas.
Sensitiitas 23 'an s+esifisitas 53.
Klasifikasi diagnosis OA panggul berdasarkan kriteria ACR
Ber'asarkan kriteria klinis 'an la!oratoris0
• ;yeri pada sendi panggulGkoksa dan paling sedikit salah 1 dari kelompok kriteria di
bawah ini"
1. 6otasi internal sendi panggul J 1'L disertai 72 M 0' mmGjam atau fleksi sendi
panggul M 11'L (jika 72 sulit dilakukan)
. 6otasi internal sendi panggul N 1'L disertai nyeri yang terkait pergerakan rotasi
internal sendi panggul, kekakuan sendi panggul pagi hari M & menit, dan usia K '
tahun
Sensitiitas 53 'an s+esifisitas 13.
Ber'asarkan kriteria klinis7 la!oratoris 'an ra'iologis0
• ;yeri pada sendi panggulGkoksa dan paling sedikit dari 8 kriteria di bawah ini"
1. 72 J mm pada jam pertama
. Osteofit pada femoral dan atau asetabular pada gambaran radiologis
8. Penyempitan 3elah sendi se3ara radiologis (superior, a@ial dan atau medial)
Sensitiitas 53 'an s+esifisitas 13.
2.4 Penatalaksanaan
Osteoartritis merupakan penyakit artritis kronis paling banyak ditemui dengan
berbagai faktor risiko, karena itu peranan dokter umum sangat penting khususnya dalam
sistim kesehatan nasional, untuk pen3egahan, deteksi dini dan penatalaksanaan penyakit
kronik se3ara umum, dan khususnya dalam penatalaksanaan OA. $arena itu rekomendasi
penatalaksanaan OA sangat diperlukan untuk memudahkan koordinasi yang meliputi
multidisiplin, monitoring, dengan #atient centre care yang bersifat kontinyuGterus menerus,
komprehensif dan konsisten, sehingga penatalaksanaan nyeri OA kronik dapat dilakukan
se3ara efektif dan efisien.
1
12
8/17/2019 Refarat Oa
13/18
+trategi penatalaksanaan pasien dan pilihan jenis pengobatan ditentukan oleh letak
sendi yang mengalami OA, sesuai dengan karakteristik masing-masing serta kebutuhannya.
Oleh karena itu diperlukan penilaian yang 3ermat pada sendi dan pasiennya se3ara
keseluruhan,
agar penatalaksanaannya aman, sederhana, memperhatikan edukasi pasien serta melakukan
pendekatan multidisiplin. 1
T&8&an01
1. EengurangiGmengendalikan nyeri
. Eengoptimalkan fungsi gerak sendi
8. Eengurangi keterbatasan aktiitas fisik sehari hari (ketergantungan kepada
orang lain) dan meningkatkan kualitas hidup
0. Eenghambat progresiitas penyakit
'. Een3egah terjadinya komplikasi
Penilaian menyeluruh kualitas hidup pasien Osteoartritis sebelum memulai
pengobatan.
Penting sekali mengetahui kualitas hidup pasien akibat OA yang dideritanya sebelum
dimulainya pengobatan.1
Penatalaksanaan OA pada rekomendasi ini dibatasi pada OA +rier non !e'a9
berdasarkan klasifikasi OA se3ara menyeluruh, yang ditujukan tidak saja untuk OA lutut,
namun juga untuk OA panggul dan OA >ertebra. 1
Penilaian en,el&r&9 k&alitas 9i'&+ +asien #A se!el& 'i&lai +engo!atan0
Pendekatan holistik Pasien Osteoartritis
1. Pendekatan holistik pasien osteoartritis
a. Aktiitas sehari-hari
b. $eluarga
3. obby
. $enyamanan
a. Persepsi pasien tentang kehidupannya b. Pemahaman tentang OA
8. Pekerjaan
a. Eengatasi keterbatasan dalam pekerjaan
b. Penyesuaian diri
0. /nteraksi emosional
a. Eengatasi depresi
b. Eengatasi stress
'. /nteraksi intelektual
a. Fangguan tidur
b. Eenyesuaikan diri dalam karir
3. Eengisolasi diri
1$
8/17/2019 Refarat Oa
14/18
&. ;yeri muskuloskeletal lain
a. ;yeri periartikular
b. !rigger finger, ganglion dll
3. 5ursitis
4. Penyakit kronik penyerta
a. Penyakit jantung, lier, ginjal b. /nteraksi obat" terapi antikoagulan
3. 6isiko jatuh
*. $emampuan pasien mengatasi nyeri
a. !erapi komplementerGtradisional
b. !erapi farmakologi" analgesik, dllisti"
6ekomendasi ini meliputi terapi non farmakologi, dan farmakologi. Penatalaksanaan
Osteoartritis dimodifikasi berdasarkan guideline A:6" %pdate tahun 1
ahap Pertama
!erapi ;on farmakologi 1
a. 7dukasi pasien. ( e$el of e$idence" //)
b. Program penatalaksanaan mandiri ( self-management #rograms)" modifikasi gaya
hidup. ( e$el of e$idence" //)
3. 5ila berat badan berlebih (5E/ K '), program penurunan berat badan, minimal
penurunan ' dari berat badan, dengan target 5E/ 1*,'-'.( e$el of e$idence" /).
d. Program latihan aerobik (low im#act aerobic fitness e.ercises). ( e$el of /$idence" /)
e. !erapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot- otot
(uadrisepGpangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assisti$e de$ices for ambulation)" pakai tongkat pada sisi yang sehat. ( e$el of e$idence" //)
f. !erapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konserasi energi, menggunakan splint dan
alat bantu gerak sendi untuk aktiitas fisik sehari-hari. ( e$el of e$idence" //)
ahap kedua1
!erapi #armakologi" (lebih efektif bila dikombinasi dengan terapi nonfarmakologi diatas)
endekatan tera#i awal
a. %ntuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, dapat diberikan salah satu obat
berikut ini, bila tidak terdapat kontraindikasi pemberian obat tersebut"
A3etaminophen (kurang dari 0 gram per hari).
Obat anti inflamasi non-steroid (OA/;+). ( e$el of /$idence" //)
b. %ntuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, yang memiliki risiko pada
sistim pen3ernaan (usia K& tahun, disertai penyakit komorbid dengan polifarmaka,
riwayat ulkus peptikum, riwayat perdarahan saluran 3erna, mengkonsumsi obat
kortikosteroid dan atau antikoagulan), dapat diberikan salah satu obat berikut ini"
A3etaminophen ( kurang dari 0 gram per hari). Obat anti inflamasi non-steroid (OA/;+) topikal
1%
8/17/2019 Refarat Oa
15/18
Obat anti inflamasi non-steroid (OA/;+) non selektif, dengan pemberian obat
pelindung gaster ( gastro- #rotecti$e agent ).
Obat anti inflamasi nonsteroid (OA/;+) harus dimulai dengan dosis analgesik
rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal hanya bila dengan dosis rendah
respon kurang efektif. Pemberian OA/;+ lepas bertahap (misalnya ;a-2iklofenak
+64' atau +61) agar dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan dan
kepatuhan pasien. Penggunaan misoprostol atau proton pump inhibitor dianjurkan
pada penderita yang memiliki faktor risiko kejadian perdarahan sistem gastrointestinal
bagian atas atau dengan adanya ulkus saluran pen3ernaan. ( e$el of /$idence" /, dan
//)
:y3loo@ygenase- inhibitor. ( e$el of /$idence" //)1
:atatan0
Obat-obat tersebut ini dapat diberikan se3ara teratur pada pasien dengan
gangguan fungsi lier, namun harus dihindari pada pasien peminum alkohol kronis.
:ap3aisin topikal atau methylsali3ylate 3ream dapat diberikan pada pasien yang tidak
berespon terhadap a3etaminophen atau tidak diperbolehkan untuk mendapatkan terapi
sistemik. ( e$el of /$idence" //)
3. %ntuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi dan
tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone he@atonide 0
mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga minggu) dapat
diberikan, selain pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid per oral (OA/;+). ( e$el
of e$idence" //)
endekatan tera#i alternatif 1
5ila dengan terapi awal tidak memberikan respon yang adekuat"
a. %ntuk penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga berat, dan memiliki
kontraindikasi pemberian :O?- inhibitor spesifik dan OA/;+, dapat diberikan!ramadol (-8 mg dalam dosis terbagi). Eanfaatnya dalam pengendalian nyeri
OA dengan gejala klinis sedang hingga berat dibatasi adanya efek samping yang harus
diwaspadai, seperti" mual (8), konstipasi (8), pusingGdi00iness (), somnolen
(1*), dan muntah (18).
b. !erapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan ( e$el of /$idence" / dan //) atau
kortikosteroid jangka pendek (satu hingga tiga minggu) pada OA lutut. ( e$el of
/$idence" //)
3. $ombinasi "
1&
8/17/2019 Refarat Oa
16/18
Eetaanalisis membuktikan"
Eanfaat kombinasi para3etamol-kodein meningkatkan efektifitas analgesik
hingga ' dibandingkan para3etamol saja, namun efek sampingnya lebih sering
terjadi" lebih berdasarkan pengalaman klinis. 5ukti-bukti penelitian klinis
menunjukkan kombinasi ini efektif untuk non-3an3er related pain.
Ineksi intraartikular%intra lesi
/njeksi intra artikular ataupun periartikular bukan merupakan pilihan utama dalam
penanganan osteoartritis. 2iperlukan kehati-hatian dan selektifitas dalam penggunaan
modalitas terapi ini, mengingat efek merugikan baik yang bersifat lokal maupun sistemik.
Pada dasarnya ada indikasi suntikan intra artikular yakni penanganan simtomatik dengan
steroid, dan iskosuplementasi dengan hyaluronan untuk memodifikasi perjalanan penyakit.
2engan pertimbangan ini yang sebaiknya melakukan tindakan adalah dokter ahli reumatologi
atau dokter ahli penyakit dalam dan dokter ahli lain, yang telah mendapatkan pelatihan. 1
*ortikosteroid (triamsinolone he.acetonide dan meth&l #rednisolone)
2apat diberikan pada OA lutut, jika mengenai satu atau dua sendi dengan keluhan nyeri
sedang hingga berat yang kurang responsif terhadap pemberian OA/;+, atau tidak dapat
mentolerir OA/;+ atau terdapat penyakit komorbid yang merupakan kontra indikasi terhadap
pemberian OA/;+. 2iberikan juga pada OA lutut dengan efusi sendi atau se3ara pemeriksaan
fisik terdapat tanda-tanda inflamasi lainnya.1
!eknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari penyulit yang
timbul. +ebagian besar literatur tidak menganjurkan dilakukan penyuntikan lebih dari sekali
dalam kurun 8 bulan atau setahun 8 kali terutama untuk sendi besar penyangga tubuh.1
2osis untuk sendi besar seperti lutut 0-' mgGinjeksi, sedangkan untuk sendi-sendi ke3il
biasanya digunakan dosis 1 mg. /njeksi kortikosteroid intra-artikular harus dipertimbangkan
sebagai terapi tambahan terhadap terapi utama untuk mengendalikan nyeri sedang-berat pada
penderita OA. 1
iskosu#lemen2 +&aluronan
!erdapat dua jenis hyaluronan di /ndonesia" high molecular weight dan low molecular
weight atau tipe 3ampuran. Penyuntikan intra artikular iskosuplemen ini dapat diberikan
untuk sendi lutut. $arakteristik dari penyuntikan hyaluronan ini adalah onsetnya lambat,
namun berefek jangka panjang, dan dapat mengendalikan gejala klinis lebih lama bila
dibandingkan dengan pemberian injeksi kortikosteroid intraartikular.1
1'
8/17/2019 Refarat Oa
17/18
:ara pemberian" diberikan berturut-turut ' sampai & kali dengan interal satu minggu Q
sampai ,' ml yaluronan untuk jenis low molecular weight , 1 kali untuk jenis high
molecular weight , dan kali pemberian dengan interal 1 minggu untuk jenis tipe 3ampuran.
!eknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar. $alau tidak dapat timbul berbagai
penyulit seperti artritis septik, nekrosis jaringan dan abses steril. Perlu diperhatikan faktor
alergi terhadap unsurGbahan dasar hyaluronan misalnya harus di3ari riwayat alergi terhadap
telur.1
ahap Ketiga
/ndikasi untuk tindakan lebih lanjut"
1. Adanya ke3urigaan atau terdapat bukti adanya artritis inflamasi" bursitis, efusi sendi"
memerlukan pungsi atau aspirasi diagnostik dan teurapeutik (rujuk ke dokter ahli
reumatologiGbedah ortopedi.1
. Adanya ke3urigaan atau terdapat bukti artritis infeksi (merupakan kasus gawat darurat,
resiko sepsis tinggi" pasien harus dirawat di 6umah +akit) 1
+egera rujuk ke dokter bedah ortopedi pada"1
a. Pasien dengan gejala klinis OA yang berat, gejala nyeri menetap atau bertambah berat
setelah mendapat pengobatan yang standar sesuai dengan rekomendasi baik se3ara
non-farmakologik dan farmakologik (gagal terapi konensional).
b. Pasien yang mengalami keluhan progresif dan mengganggu aktiitas fisik sehari-hari.
3. $eluhan nyeri mengganggu kualitas hidup pasien" menyebabkan gangguan tidur
( slee#lessness), kehilangan kemampuan hidup mandiri, timbul gejalaGgangguan
psikiatri karena penyakit yang dideritanya.
d. 2eformitas arus atau algus (K1' hingga derajat) pada OA lutut
e. +ubluksasi lateral ligament atau dislokasi" rekonstruksi retinakular medial, distal
#atella realignment , lateral release.
f. Fejala mekanik yang berat (gangguan berjalanG gi$ing wa&, lutut terkun3iGlocking ,
tidak dapat jongkokGinabilit& to s3uat )" tanda adanya kelainan struktur sendi seperti
robekan meniskus" untuk kemungkinan tindakan artroskopi atau tindakan
unicom#artmental knee re#lacement or osteotom&Grealignment osteotomies.
g. Operasi penggantian sendi lutut (knee re#lacement2 full, medial unicom#artmental,
#atellofemoral and rarel& lateral unicom#artmental ) pada pasien dengan"
1. ;yeri sendi pada malam hari yang sangat mengganggu
. $ekakuan sendi yang berat
8. Eengganggu aktiitas fisik sehari-hari.
/$aluasi efek tera#eutik dan efek sam#ing obat 1
1. 7aluasi efek terapeutik"
a. auesne /nde@
b. OEA: /nde@
1
8/17/2019 Refarat Oa
18/18
. 7aluasi efek samping obat
a. Parasetamol" hepatotoksisitas.
b. Opioid" nausea, omitus, konstipasi, retensio urin, mental confusion, drowsiness
dan depresi pernafasan.
/fek sam#ing 4bat anti inflamasi non-steroid (4"I5) 1
a. Gastroentero+ati" dispepsia, ulserasi, perdarahan, dan kematian. #aktor risiko yang
dapat meningkatkannya" 6iwayat ulkus sebelumnya, perdarahan gastrointestinal,
dispepsia, intoleransi terhadap OA/;+ sebelumnya, pemakaian steroid,
antikoagulan, komorbiditas, pemakaian lebih dari satu jenis OA/;+, merokok,
peminum alkohol.
!. Kar'ioask&lar 'an gin8al 0 2apat berupa hipertensi, gagal jantung kongestif,
gagal ginjal, hiperkalemia. #aktor risiko yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya gangguan ginjal.2.5 Prognosis
Ferakan penderita mungkin menjadi sangat terbatas. Pengobatan umumnya
meningkatkan fungsi.
BAB III
PENUTUP
".1 Kesi+&lan
Osteoartritis disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya tulang rawan dari satu atau
lebih sendi yang sering ditemukan di masyarakat dan bersifat kronis. #aktor resiko OA dapatmempengaruhi progresifitas kerusakan tulang rawan sendi dan pembentukan tulang yang
abnormal.
Osteoartritis dapat menyebabkan manifestasi klinis berupa nyeri sendi, kekakuan,
hambatan gerakan sendi, krepitasi, pembengkakan sendi, hambatan gerak, kemerahan pada
sendi. Penatalaksanaan OA terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap pertama berupa terapi non
farmakologis dimana dilakukan modifikasi gaya hidup, penurunan berat badan dan latihan
fisik. !ahap kedua yaitu terapi farmakologi yang dapat dikombinasikan dengan terapi tahap
pertama. !ahap ketiga dimana merupakan tahap lanjut dengan merujuk pasien ke dokter
bedah ortopedi.
1