Refer At

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jshuigufgsgfghvbhgufguj

Citation preview

GOLONGAN OBAT ANTIBIOTIKA PADA IBU HAMILDiposkan oleh Sani Sanpig di 01.27 .

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang GOLONGAN OBAT ANTIBIOTIKA PADA IBU HAMIL agar mahasiswa dapat memahaminya.Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Askeb II Kebidanan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.

Yogyakarta, Oktober 2012

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama oleh Alexander Flemming yaitu Penicillin-G. Flemming berhasil mengisolasi senyawa tersebut dari Penicillium chrysogenumsyn. P. Notatum. Dengan penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna. Kemudian terjadilah penggunaan besar-besaran antibiotik pada saat perang dunia untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Masalah baru muncul ketika mulai dilaporkannya resistensi beberapa mikroba terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik yang besar-besaran.Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelaku kesehatan mengetahui penggunaan antibiotik yang tepat. Kemajuan bidang kesehatan diikuti dengan kemunculan obat-obat antibiotik yang baru menambah tantangan untuk mengusai terapi medikamentosa ini. Antibiotik tidak hanya dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yang berbeda dan berlainan ternyata mempunyai kemampuan dalam membunuh mikroba.Dimulai dengan mengetahui jenis-jenis dari antibiotik dilanjutkan mengetahui mekanisme dan farmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut dan terakhir dapat mengetahui indikasi yang tepat dari obat antibiotik tersebut. Semua ini bertujuan akhir untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik yang tepat dan efektif dalam mengobati sebuah penyakit sekaligus dapat mengurangi tingkat resistensi.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan antibiotik ?2) Apa saja yang termasuk golongan antibiotik ?3) Apa saja antibiotik yang aman bagi ibu hamil ?4) Bagaimana studi kasus infeksi pada ibu hamil ?5) Bagaimana menelaah kasus berdasarkan kajian farmakoterapi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Bagi penulisDapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.2) Bagi pembacaSebagai bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan standard.

BAB IIISI

2.1 DEFINISI ANTIBIOTIKA

Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu Anti (melawan) dan Biotikos (cocok untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh Selman tahun 1942 untuk menggambarkan semua senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Namun istilah ini kemudian digeser dengan ditemukannya obat antibiotik sintetis.Penggunaan istilah antimikroba cenderung mengarah ke semua jenis mikroba dan termasuk didalamnya adalah antibiotik, anti jamur, anti parasit, anti protozoa, anti virus, dll. Antibiotik berbeda dengan istilah disinfectant karena desifektant membunuh kuman dengan cara membuat lingkungan yang tidak wajar bagi kuman. Sedangkan kerja dariantibiotik adalah cenderung bersifat Toksisitas Selektif dan dapat membunuh kuman tanpa merugikan inang.

Prinsip Penggunaan AntibiotikA. Berdasarkan penyebab infeksi: Dari hasil pemeriksaan mikrobiologis, pemberian antibiotika tanpa pemeriksaan mikrobiologis dapat didasarkan pada educate guess.B. Berdasarkan faktor pasien: Fungsi ginjal dan hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi, daya tahan terhadap obat, usia, wanita hamil dan menyusui.

2.2 PENGENALAN GOLONGAN ANTIBIOTIKA

1. PenisilinPenisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam jenis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzil penisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasal dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel.Penisilin terdiri dari:1. Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin1) Benzil Penisilin Indikasi: infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Kontraindikasi: hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping: reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.2) Fenoksimetil Penisilin Indikasi: tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksis infeksi pneumokokus.2. Pensilin Tahan Penisilinase1) Kloksasilin Indikasi: infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan: gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS, riwayat infeksi. Interaksi: obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. tetapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi: hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.2) Flukoksasilin Indikasi :infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan :gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.3. Pensilin Spectrum Luas1) AmpisilinIbu hamil: Kategori BIbu menyusui: Kategori A Indikasi: Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan: Riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi: Obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi kedalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Absorbsi sebagian besar dipengaruhi oleh makanan. Pengobatan lebih baik diberikan pada saat lambung kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Kontraindikasi: Hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping: Reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Pengaturan dosis Oral: 250-500 mg tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan. Infeksi saluran kemih: 500 mg tiap 8 jam. Injeksi intramuskuler, intravena atau infus: 500 mg tiap 4-6 jam. Anak di bawah 10 tahun: setengah dosis dewasa. Sediaan Ampisilin (generik): kapsul 250mg, 500mg; sirup kering 125mg/5ml, 250mg/5ml; serbuk untuk injeksi 500mg, 1g.Amcillin: kapsul 250mg, 500mg; tablet 250mg, 500mg; sirup kering 125mg/5ml, 250mg/5ml; serbuk untuk injeksi 1g, 2g.Ampi: kapsul 250mg, 500mg; sirup kering 125mg/5 ml.

2) AmoksisilinIbu Hamil : Ketegori BIbu Menyusui : Kategori A Indikasi: infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan: gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi: obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi: hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping: reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Pengaturan Dosis:Dewasa: 1x 500mg tablet tiap 12 jam atau 250mg tablet tiap 8 jam.Suspensi: dewasa, untuk yang sulit menelan, 125mg/5ml atau 250mg/5ml suspensi menggantikan tablet 500mg.AnakKurang dari 3 bulan: 30mg/kg/hr dibagi tiap 12 jam didasarkan pada komponen amoksisilin. Dianjurkan menggunakan suspensi 125 mg/5ml3 bulan atau lebih: didasarkan pada komponen amoksisilin. Jangan menggunakan tablet 250mg jika berat