33
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bilik mata depan adalah ruang yang terdapat antara kornea dan iris. Sedangkan bilik mata belakang adalah ruang yang lebih kecil yang terdapat diantara iris dan lensa. Kedua ruangan ini diisi oleh cairan aqueous. Berbagai perubahan yang terjadi pada mata dapat menyebabkan perubahan dari cairan aqueous dan bilik mata depan. Karena itu gambaran klinis pada bilik mata depan dapat membantu dalam menegakan diagnosa penyakit, juga dalam memantau respons pasien terhadap terapi. Reaksi inflamasi iris dan badan siliar akan memberikan gambaran Anterior chamber cell and flare di bilik mata depan. Diartikan sebagai kumpulan sel dan peningkatan protein (flare) di aqueous humor. Kumpulan sel biasanya terdiri dari sel darah putih, disebut juga hipopion. Kadang bisa juga terdiri dari sel darah merah, disebut sebagai hifema. Kumpulan sel ini akan mengendap di bagian inferior, membentuk lapisan yang dapat terlihat di bilik mata depan. 1

referat hipopion

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas referat

Citation preview

Page 1: referat hipopion

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Bilik mata depan adalah ruang yang terdapat antara kornea dan iris.

Sedangkan bilik mata belakang adalah ruang yang lebih kecil yang terdapat diantara

iris dan lensa. Kedua ruangan ini diisi oleh cairan aqueous. Berbagai perubahan yang

terjadi pada mata dapat menyebabkan perubahan dari cairan aqueous dan bilik mata

depan. Karena itu gambaran klinis pada bilik mata depan dapat membantu dalam

menegakan diagnosa penyakit, juga dalam memantau respons pasien terhadap terapi.

Reaksi inflamasi iris dan badan siliar akan memberikan gambaran Anterior

chamber cell and flare di bilik mata depan. Diartikan sebagai kumpulan sel dan

peningkatan protein (flare) di aqueous humor. Kumpulan sel biasanya terdiri dari sel

darah putih, disebut juga hipopion. Kadang bisa juga terdiri dari sel darah merah,

disebut sebagai hifema. Kumpulan sel ini akan mengendap di bagian inferior,

membentuk lapisan yang dapat terlihat di bilik mata depan.1

Sel darah di bilik mata depan merupakan hasil pelepasan sel darah akibat

dilatasi pembuluh darah di iris dan badan siliar. Adanya sel di bilik mata depan

memberikan gambaran penyakit yang onsetnya akut. Sedangkan flare adalah

akumulasi dari protein di bilik mata depan. Dapat menetap, bahkan setelah sel darah

tidak ditemukan lagi. Mungkin disebabkan karena adanya kebocoran persisten dari

blood-aqueous barrier. Maka dari itu, presentasi flare sendiri tidak dapat dijadikan

pegangan sebagai gejala inflamasi yang masih aktif.2

1. 2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan referat ini adalah

a) Untuk mengetahui definisi hipopion

b) Untuk mengetahui etiologi hipopion

Page 2: referat hipopion

2

c) Untuk mengetahui factor-faktor resiko terjadinya hipopion

d) Untuk mengathui epidemiologi hipoppion

e) Untuk mengetahui patofisiologi hipopion

f) Untuk mengetahui gejala klinis hipopion

g) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjanghipopion

h) Untuk mengetahui diagnosis hipopion

i) Untuk mengetahui diagnosis banding hipopion

j) Untuk mengetahui komplikasi hipopion

k) Untuk mengetahui penatalaksanaan hipopion

l) Untuk mengetahui prognosis hipopion

1.3 Manfaat penulisan

Manfaat yang bisa didapatkan dari penulisan ini adalah dapat mengetahui

mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang,

komplikasi, penatalaksanaan, serta prognosis dari hipopion.

Page 3: referat hipopion

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Anatomi Bilik Mata Depan

Bilik mata depan atau disebut juga segmen anterior terdiri dari Uvea anterior

dan lensa mata, sedangkan di bagian anterior dibatasi oleh kornea1.

Gambar 2.1. Anataomi bola mata dan bilik mata depan10

2.1.1 Kornea

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan

kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus,

lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skleraris. Kornea

dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,52 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan

diameternya sekitar 12,5 mm dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima

lapisan yang berbeda-beda. 9

Page 4: referat hipopion

4

Gambar 2.2 Anatomi Kornea10

Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar ke dalam:

1. Lapisan epitel

Tebalnya 40 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang

saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong

kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel

gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel

polygonal didepannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini

menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan

barrier.

Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya.

Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.

Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

2. Membran Bowman

Page 5: referat hipopion

5

Lapisan Bowman adalah lapisan yang terkuat dan terbentuk dari lapisan

fibril kolagen yang tersusun secara random.

Ketebalan lapisan ini sekitar 8-14 mikro meter. Bila terjadi luka yang

mengenai bagian ini maka akan digantikan dengan jaringan parut karena

tidak memiliki daya regenerasi.

Gambar 2. 3. Lapisan Kornea10

3. Jaringan Stroma

Terdiri atas lamela yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu

dengan yang lainnya. Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang

dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat

kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.

Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak

diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan

Page 6: referat hipopion

6

serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma. Jenis

kolagen yang dibentuk adalah tipe I, III dan VI.

Transparansi kornea juga ditentukan dengan menjaga kandungan air di

stroma sebesar 78%.

4. Membran Descement

Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma

kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.

Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai

tebal 40 µm.

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 m.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula

okluden.

Sel endotel mempunyai fungsi transport aktif air dan ion yang

menyebabkan stroma menjadi relatif dehidrasi sehingga terut menjaga

kejernihan kornea

2.1.2 Uvea anterior (iris dan badan siliaris)

Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu:

Iris dengan lubang di tengah yang disebut pupil. Pupil berfungsi

m,engendalikan cahaya yang masuk dengan mengecil (miosis) yang

merupakan suatu akibat dari aktivitas parasimpatis melalui N. III

dan juga bias melebar (midriasis) oleh aktivitas saraf simpatis.

Badan siliaris, berfungsi untuk menghasilkan aquos humour. Aquos

humour berfungsi untuk mengendalikan tekanan bola mta (selain

badan kaca). Pada terapi gloukoma, yaitu dengan cara

mengendalikan badan siliaris.

Page 7: referat hipopion

7

Choroid berada Di sebelah dalam dibatasi oleh membran Brunch

dan luar dibatasi oleh sclera. Retina terletak pada sebelum

membrane Brunch.

2.1.3 Lensa Mata

Berbentuk bikonveks, avaskular, dengan ketebalan 4mm dan

diameter 9mm. kekuatan refraksi lensa adalah 20 Dioptri. Lensa terdiri

darei 65% air dan 35% protein.

2.2 Definisi

Hipopion didefinisikan sebagai pus steril yang terdapat pada bilik mata depan.

Hipopion dapat terlihat sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik

mata depan karena adanya gravitasi

Gambar 2. 4 Gambaran klinis Hipopion10

Page 8: referat hipopion

8

Gambar 2.5 Gambaran klinis hipopion

Derajat Jumlah Sel Efek Tyndall

0 Normal <5 sel/ lapang pandang Nola tau sedikit

1 Ringan, 5-10 sel/lapang pandang Ringan

2 Sedang, 11-20 sel/lapang pandang Sedang

3 Aagak berat, 21-50 sel/ lapang pandang Aagak berat

4 Hipopion

Tabel. 2.1 Derajat jumlah sel dan efek Tyndall pada BMD 11

2. 3 Etiologi

Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu

semua penyakit yang berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan

terjadinya hipopion. Hipopion dapat timbul pasca bedah, trauma dan disebabkan oleh

karena adanya infeksi. Pembedahan dengan komplikasi hipopion contohnya

keratoplasty 12.

Hipopion dapat timbul setelah operasi atau trauma disebabkan karena

adalanya infeksi. Misalnya pada keratitis. Bakteria, jamur, amoba maupun herpes

Page 9: referat hipopion

9

simplex dapat menyebabkan terjadinya hipopion. Bakteri patogen yang umumnya

ditemukan adalah Streptococcus dan Staphylococcus Aureus. Selain itu, bakteri gram

negative yang pernah dilaporkan menyebabkan infeksi pascabedah yakni Alcaligens

xylosoxidans 13. Hipopion karena infeksi jamur jarang ditemukan dan salah satunya

disebabkan oleh Candida14.

Beberapa keadaan yang dapat memberikan gambaran hipopion,

diantaranya5,6:

2.3.1 Keratitis dan Ulkus Kornea

Apabila terjadi peradangan hebat tapi belum terjadi perforasi dari

ulkus, maka toksin dari peradangan kornea dapat sampai ke iris dan badan

siliar, dengan melalui membran Descemet, endotel kornea ke cairan bilik mata

depan. Dengan demikian iris dan badan siliar mengalami peradangan dan

timbulah kekeruhan di cairan bilik mata depan disusul dengan terbentuknya

hipopion.

2.3.2 Uveitis Anterior

Peradangan yang terjadi dari iris dan badan siliar menyebabkan

penurunan permeabilitas dari blood-aqueous barrier sehingga terjadi

peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous. Dari proses

tersebut dapat terbentuk hipopion. Uveitis dengan hipopion antara lain dapat

didadasari oleh leprosy, leukemia, sifillis, toksokariasis, infeksi bakteri

endogen dan timbunan protein lensa1516 .

2.3.3 Endoftalmitis dan Panoftalmitis

Hipopion merupakan salah satu manifestasi klinis endoktalmitis

karena terjadinya infeksi.

Page 10: referat hipopion

10

Gambar 2.5 Hipopion pada Endoftalmitis10

Gambar 2.6 Hipopion pada Endftalmitis 10

2.3.4 Sindrom Behcet

Hipopion merupakan salah satu gejala yang termasuk dalam sindrom

behcet. Sindrom ini terdiri dari trias yang meliputi inflamasi ocular, ulkus oral

dan ulkus genital Manifestasi infestasi ocular terbanyak adalah berupa

hipopion.17

2.3.5 Rifabutin

Merupakan terapi profilaksis untuk Mycobacterium avium complex

(MAC) pada penderita dengan HIV-aids. Uveitis merupakan efek samping

yang dapat terjadi pada pemakaian Rifabutin. Selang waktu antara mulainya

terapi rifabutin den munculnya hipopion berkisar antara 2 minggu hingga 7

bulan.18

2.3.6 Trauma

Corpus alienum, toxic lens syndrome, post operasi dengan infeksi

sekunder.

2.3.7 Penyebab non infeksius

Selain sindrom Behcet dan penyakit lain yang mendasari hipopion

antara lain sistemik lupus eritomatosus (SLE), limfoma, leukemia,

sarkoidosis. Selain itu, hipopion juga dpat muncul sebagai salah satu dari

Page 11: referat hipopion

11

TASS (Toxic Anterior Segment Syndrome) yang dapat terjadi setelah proses

pembedahan. TASS muncul karena agen toksis non infeksius terkait proses

pembedahan, seperti:

OVD (Ophthalmic Viscosurgical Devices)

Talcum pada sarung tangan

Salep mata topical

Perubahan pH dan osmolaritas cairan intraokuler

Detergen

Lidocain gel dan gel anstetik

Antiseptic topical

Kontaminan pada pemasangan IOL

Di samping hal tewrsebut, hipopion juga dapat muncul setelah injeksi

intravitreal Triamsinolon asetonid seperti pada pasien Uveitis19.

2.4 Faktor resiko

Factor resiko terjadinya hipopion antara lain20.:

Pembedahan pada mata yang melibatkan manipulasi pada segmen anterior

mata. Misanya pada PRK, LASIK (Laseer In Situ Keratomileusis), dan

operasi ekstraksi lensa dengan pemasangan IOL pada katarak

Defek epithelial yang cukup luas

Penggunaan kortikosteroid

Pengguanaan bandage contact lens pascabedah.

Penggunaan flukonazol pada terapi infeksi oprtunistik MAC dengan

Rifabutin.

2.5 Epidemiologi

Hipopion merupakan salah satu tanda atau gejala yang terjadi pada sindrom

Behcet yang terdiri dari trias berupa lesi pada mukosa oral, ulserasi pada genital dan

iritis hipopion terjadi pada 41% kasus keratitis bacterial14.

Page 12: referat hipopion

12

2. 6 Patofisiologi

Struktur yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan badan siliar.

Radang iris dan badan siliar menyebabkan penurunan permeabilitas dari blood-

aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam

cairan aqueous, sehingga memberikan gambaran hipopion. Hipopion juga dapat

muncul sebagai manifestasi ocular pada ALL sebagai hasil infiltrasi langsung sel

leukemik akibat dari respon hematologis yang abnormal terhadap infeksi oportunis21.

Adanya pus di bilik mata depan biasanya memberikan gambaran lapisan

putih. Karena pus bersifat lebih berat dari cairan Aquous, maka pus akan mengendap

dibagian bawah bilik mata depan. Kuantitas dari hipopion biasanya berhubungan

dengan virulensi dari organism penyebab dan daya tahan dari jarinfan yang terinfeksi

itu sendiri. Beberapa organism menghasilkan pus lebih banyak dan lebih cepat seperti

Pneumokokkus, Pseudomonas aeruginosa, Streptokokkyus pyogene, dan

Gonokokku.22. Hipopion yang berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh infeksi

Pseudomonas. Sedangkan hipopion yang berwarna kekuningan bisanya disebabkan

oleh jamur.

Hipopion pada ulkus fungal biasanya dapat terinfeksi karena jamur dapat

menembus membran Descemet. Bakteri memproduksi hipopion lebih cepat dari

jamur sedangkan infeksi virus tidak menyebabkan hipopion. Apabila ditemukan

hipopion pada infeksi virus, biasanya disebabkan adanya infeksi sekunder oleh

bakteri.4

2. 7 Manifestasi Klinis

Gejala subyektif yang biasanya menyertai hipopion adalah rasa sakit, iritasi,

gatal dan fotofobia pada mata yang terinfeksi. Beberapa mengalami penurunan visus

atau lapang pandang, tergantung dari beratnya penyakit utama yang diderita.

Page 13: referat hipopion

13

Gejala obyektif biasanya ditemukan aqueous cell and flare, eksudat fibrinous,

sinekia posterior dan keratitis presipitat.2,3

2. 8 Diagnosis

Diagnosis hipopion ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

menggunakan slit lamp. Pada anamnesa, ditanyakan adanya riwayat infeksi,

pemakaian lensa kontak, trauma, pemakaian obat serta riwayat operasi.

Pada pemeriksaan dengan slit lamp, ditemukan lapisan berwarna putih yang

bersifat opaque pada bagian inferior dari bilik mata depan. Jarang sekali hipopion ini

ditemukan pada bagian lain dari bilik mata depan. Aspirasi jarum pada bilik mata

depan oleh oftalmologis dapat dibutuuhkan untuk mengidentifikasi organisme

penyebab pada infeksi yang resisten.

Hipopion biasanya dinilai berdasarkan tingginya, diukur dari dasar bilik

mata depan dengan satuan milimeter. Atau bisa juga dengan hitungan kasar,

misalnya. ringan, moderat, setengah bilik mata depan dan seluruh mata depan.

Anamnesis

Gejala subyektif yang biasanya menyertai hipopion adalah rasa

sakit, iritasi, gatal dan fotofobia pada mata yang terkena. Ada juga pasien

yang mengalami penurunan ketajman penglihatan, fotofobia, dan

penyempitan lapang pandang. Keluhan bergantung pada parahnya

penyakit yang mendasari. Kelopak mata dapat bengkak dan terdapat

kemosis pada infeksi yang berat.

Pemeriksaan

Gejala obyektif biasanya ditemukan aqueous cell and flare,

eksudat fibrinous, sinekia posterior dan keratitis presipitat. Pada

pemeriksaan dengan slit lamp, ditemukan lapisan bewarna putih pada

bagian inferior dari bilik mata depan.

Hipopion biasanya dinilai berdasarkan tingginya, diukur dari

dasar bilik mata depan dengan satuan millimeter, warna, keutuhan

Page 14: referat hipopion

14

kornea, posisi, dan kekentalannya21. Atau dapat juga dnegan hitungan

kasar, misalnya ringan, moderat, setengah bilik mata depan dan seluruh

mata depan. Menurut posisi, hipopion dapat muncul sebagai inverse

hypopyon.

Cara terbaik untuk menilai hipopion adalah dengan terlebih dahulu meminta

pasien duduk beberapa saat supaya hipopion dapat mengendap sempurna. Selanjutnya

pasien diminta melihat ke bawah dan sinar diarahkan dari bagian atas-depan iris.1,4

Hipopion dapat timbul sebagai manifestasi klinis dari TASS yang teridir dari

tanda dan gejala:

Penurunan tajam penglihatan

Edema kornea

Hipopion

Pupil fixed

Hipopion dapat muncul sebagai tanda endoftalmitis infeksi maupun steril

karena injeksi Triamsinolon intravitreal. Endoftalmitis memerlukan penanganan

emergensi sedangkan hipopionsteril dapat hilang tanpa tatalaksana apapun. Karena

itu, keduanya harus dibedakan dengan Head Tilt test. Tes ini dilakukan dengan

merubah posisi kepala penderita dari tegak menjadi miring ke lateral. Setelah itu

dilakukan penilaian sebagai berikut:

Pada hipopion karena endoftalmitis infeksi, cairan putih pada bilik mata

depan tidak berubah posisi atau berubah posisi sangat lambat

Pada hipopionoleh inflamasi steril, terdapat perubahan posisi cairan pada

BMD.

2. 9 Diagnosa Banding

Hipopion harus dibedakan dari7:

Page 15: referat hipopion

15

2.9.1 Pseudohipopion

Pseudohipopion ditemukan pada retinoblastoma, injeksi steroid

okular dan ghost cell glaucoma. Pseudohipopion termasuk dalam

kelompok sindrom masquerade. Untuk membedakan harus dilakukan

pemeriksaan dengan pupil yang telah dilebarkan dengan midriatik.

Sindrom Masquerade disebabkan oleh iridoskisis, atrofi iris esensial,

limfoma maligna, leukemi, sarkoma sel retikulum, retinoblastoma,

pseudoeksfoliatif dan tumor metastasis.

Gambar 2.6 Pseudohipopion dan infiltrasi tumor di iris23

2.9.2 Ghost Cell Glaucoma

Merupakan glaukoma sekunder sudut terbuka dimana trabecular

meshwork mengalami obstruksi oleh sel darah merah yang terdegenerasi,

disebut “ghost cells”. Biasanya didahului oleh trauma.

2.9.3 Metastase

Merukapan suatu adanya metastasis, dimana metastasis tersebut

menuju ke bilik mata depan, misalnya dari leukemia dan Ca mammae.

Page 16: referat hipopion

16

2.10 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipopion tergantung dari ringan atau beratnya penyakit

yang mendasarinya. Sel darah putih biasanya akan di reabsorpsi. Tetapi bila hipopion

memberikan gambaran yang berat seperti pada Endoftalmitis dan tidak memberikan

resppon terhadap pemebrian kortikosteroid maka bias dilakukan Anterior Chamber

Parecentesis yang juga memiliki manfaat diagnostik.1,3

Parasentesis diagnostic dilakukan dengan cara:

1. Aplikasi anestesi topical pada kornea dan cul de sac konjungtiva

2. Sterilisasi dengan povidone iodine 5%

3. Mata distabilkan dengan forsep\

4. Parasentesis dilakukan sebanyak 0,1-0,2mL dengan menggunakan

jarum tuberculin 25G atau 30G dengan hati-hati agar tidak melukai

lensa.

Hasil aspirasi cairan BMD tersebut dapat dipakai untuk berbagai keperluan

diagnostic terutama untuk mengetahui mikroorganisme penyebab yang mungkin

terlibat sehubungan dengan penentuan antibiotic atau antifungi yang kan digunakan

utnuk terapi.

Pada kasus hipopion yang berat, terutama dengan disertai peningktan TIO,

maka dilakukan parasentesis dengan slit llamp atau posisi supine menggunakan pisau

V-lance 20 G.

Indikasi parasentesis ini adalah sebagai berikut22:

Hifema toptal tanpa nadanya tanda absorbs setelah beberapa

hari

Ulkus kornea yang tidak respons terhadap terapi konvensional

Hipopion denganm disertai gloukoma sekunder

Gloukoma sekunder karena katarak hipermatur, katarak traumatic dan

iridosiklitis.

Page 17: referat hipopion

17

Penanganan hippo[ion membutuhkan konsultasi segera ke spesialis mata.

Penangan dapat berupa drainase, antibiotic topical, intravitreal, maupun parenteral.

Terapi yang lebih spesifik biasanya bergantung dari penyakit utama yang

m,enyebabkan hipopion.

Terapi yang lebih spesifik biasanya tergantung dari penyakit utama yang

menyebabkan hipopion. Apabila terjadi inflamasi, dapat diberikan kortikosteroid.

Anti inflamasi yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid, dengan

dosis sebagai berikut:

Dewasa : Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau prednisolone 1

%.

Bila radang sangat hebat dapat diberikan subkonjungtiva atau

periokuler

Dexamethasone phosphate 4 mg (1 ml)

Prednisolone succinate 25 mg (1 ml)

Triamcinolone acetonide 4 mg (1 ml)

Methylprednisolone acetate 20 mg

Cycloplegic dapat diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dengan

memobilisasi iris, mencegah terjadinya perlengketan iris dengan lensa anterior

( sinekia posterior ), yang akan mengarahkan terjadinya iris bombe dan peningkatan

tekanan intraocular, menstabilkan blood-aqueous barrier dan mencegah terjadinya

protein leakage (flare) yang lebih jauh. Agent cycloplegics yang biasa dipergunakan

adalah atropine 0,5%, 1%, 2%, homatropine 2%, 5%, Scopolamine 0,25%, dan

cyclopentolate 0,5%, 1%, dan 2%.8

Bila didapatkan infeksi sekunder seperti yang terjasi setelah trauma kornea,

diberikan terapi sesuai penyebab. Infeksi oleh bakteri dengan gentamisin. Infeksi

sekunder pada kornea oleh jamur lebih sulit diterapi secara topical karena antifungi

yang efektif tidak banyak, bioavailibilitas rendah, toksisitas okuler tinggi dan

kemampuan menembus kornea intak yang kurang.

Page 18: referat hipopion

18

Hipopion yang muncul akibat keratitis fungal dapat diterapi dengan

Natamicyn topical dan bila tidak berhasil maka dapat diberikan Amfoterisin B

intrakameral. Hipopion pada ulkus karena jamur memebutuhkan waktu lebih lama

untukkkk terbentuk, kental, bewarna kekuningan dan mengan dung jamur.

Penanganan hipopion pada ulkus kornea pada dasarnya adalah sama dengan

ulkus lain dan seharusnya ditangani sebagai suatu kegawatan. Pasien MRS dan diberi

antibiotic tetes atau dapat pula injeksi antibiotik subkonjungtival. Bila

memungkinkan, bandage lens dan occusert juga digunakan. Semua kasus hipopion

seharusnya mendapat terapi Atropin sulfat 1% dalam bentuk salep. Secar garis besar,

penanganan hipopion pada ulkus kornea berupa23:

MRS

Atropinisasi

Kombinasi sinergis dua antibiotic berspektrum luas dalam bentuk tetes

mata

Corneal scrapping

Bila etiologi telah diketahui secara pasti, maka antibiotic diganti denan

pengobatan yang sesuai dengan kausanya.

2. 11 Komplikasi Klinis

Komplikasi hipopion dapat berupa endoftalmitis kronik dan kehilangan

penglihatan secara permanen. Selain itu struktur dari hipopion yang mengandung

fibrin, merupakan reaksi tubuh terhada inflamasi. Tetapi fibrin-fibrin ini dapat

menyebabkan terjadinya perlengketan antara iris dan lensa (sinekia posterior) Bila

seluruh pinggir iris melekat pada lensa disebut seklusio pupil, sehingga cairan dari

cop tidak dapat melalui pupil untuk masuk ke coa, iris terdorong ke depan, disebut

iris bombe dan menyebabkan sudut coa sempit sehingga timbul glaukoma sekunder.

Peradangan di badan silier dapat juga menyebabkan kekeruhan dalam badan

kaca oleh sel-sel radang, yang tampak sebagai kekeruhan seperti debu. Peradangan ini

Page 19: referat hipopion

19

menyebabkan metabolisme lensa terganggu dan dapat menimbulkan kekeruhan lensa,

hingga terjadi katarak.

Pada kasus yang sudah lanjut, kekeruhan badan kaca pun mengalami jaringan

organisasi dan tampak sebagai membrana yang terdiri dari jaringan ikat dengan

neovaskularisasi yang berasal dari sistem retina, disebut retinitis proliferans. Bila

membrane ini mengkerut, dapat menarik retina sehingga robek dan cairan badan kaca

masuk kedalam celah retina potensial melalui robekan tersebut sehingga

mengakibatkan ablasi retina.

Bila membrana ini mengkerut, dapat menarik retina sehingga robek dan cairan

badan kaca melalui robekan itu masuk ke dalam celah retina potensial dan

mengakibatkan ablasi retina.5,6

2.12 Prognosis

Hipopion adalah gejala klinis yang muncul sebagai suatu respon inflamasi

yang berat. Sel darah putih dapat diserap sendiri atau diabsorpsi sepenuhnya. Tetapi

prognosis bergantung pada proses yang mendasari (penyakit) dan komplikasi yang

dapat terjadi.1

BAB 3. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

Hipopion didefinisikan sebagai pus steril yang terdapat pada bilik mata depan

yang terlihat sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik

mata depan.

Page 20: referat hipopion

20

Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu semua

penyakit yang berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan

terjadinya hipopion.

Etilogi hipopion merupakan proses inflamasi baik karena trauma, bedah,

penyakit infeksi lain yang ,mendasari baik lokal seperti keratitis, ulkus kornea,

uveitis, dan endoftalmitis maupun infeksi sistemik, serta agen toksik non

infeksi dan penyakit non infksi lain seperti sindrom behcet.

Faktor resiko timbulnya hipopion antara lain riwayat infeksi mata, riwayat

trauma dan pembedahan.

Patofisiologi struktur yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan

badan siliar. Radang iris dan badan siliar menyebabkan penurunan

permeabilitas dari blood-aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan

protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous, sehingga memberikan

gambaran hipopion.

Diagnosa hipopion ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

menggunakan slit lamp, serta pemeriksaan penunjang lain terkait penyakit lain

yang mendasari terjadinya hipopion.

Diagnosis banding hipopion berupa pseudohipopion (merupakan tanda

keganasan), Ghost cell gloucoma, dan metastase.

Penatalaksanaan hipopion biasanya tergantung dari jenis dan derajat penyakit

yang mendasarinya. Bila proses inflamsi akut sudah diatasi, biasanya hipopion

akan direabsorpsi. Tetapi bila hipopion memberikan gambaran yang berat

seperti pada endoftalmitis, maka dapat dilakukan parasentesis.

Komplikasi hipopion dapa berupa endoftalmitis kronik dan kehilangan

penglihatan secara permanen. Apabila berkelanjutan, hipopion dapat

menyebabkan komplikasi berupa glaukoma sekunder, katarak, retinitis

proliferans dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan ablasi retina

Page 21: referat hipopion

21

Prognosa dari hipopion bergantung pada proses yang mendasari dan

komplikasi-komplasi yang sudah munculdari penyakit yang menjadi keluhan

utama.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: referat hipopion

22

1. Friedman, Neil. Kaiser, Pieter. Essentials of Ophthalmology. Ebevier Inc.

China. 2007.

2. Krachmer Jay H., Mannis Mark J, Holland Edward J. Cornea, Volume 1.

Mosby Inc. China. 2005.

3. Greenberg, Michael I. Greenberg's Text-atlas of Emergency Medicine.

Lippincot Williams & Wilkins. USA. 2005

4. Mukherjee, P. K. Pediatric Opthalmology. New Age International Publisher.

Delhi. 2005.

5. Wijana, Nana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Abadi Tegal, Jakarta: 1993

6. Ilyas, Sidarta. DSM. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2001.

7. Bruce, Adrian S. Loughnan, Michael S. Anterior Eye and Therapeutics A-Z.

Elsevier Science Limted. Spain. 2003.

8. www.cerminduniakedokteran.com

9. Ilyas S. Tukak (Ulkus) Kornea. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai

Penerbit FKUI, Jakarta, 2010. 159-167

10. http://en.wikipedia.org/

11. Lang., G.K 2000. Opthalmology: A Short Textbook. New York: Thieme.

12. Asfour, Wafa., Shaban, R., Hina., J., Al-ejailat, S. 2011. Suture-Related

Complications after Penetrating Keratoplasty at King Hussein Medical Center.

J Royal Med Services vol.18(1)30.33

13. Zarei, Reza, Soleimani, M., Kairusi, M.Y. 2009. Iranian J Opthalmoplogy

Vol.21(3):56-59

14. Narsani, Ashok K, dkk. 2009. Demographic Pattern, Risk Factor, Clinical

And Microbiological Characteristics Of Microbial Keratitis At A Tertiary

Care Hospital. Med Chanel Vol 16

Page 23: referat hipopion

23

15. Vaughan, Daniel., Riordan-Eva, Paul., Asbury, Taylor. 2004. Vaughan &

Ashbury’s General Opthalmology. New York: McGraw-Hill Professional

16. Prajna dan Rathinam. 2007. Hypopion in Leprosy Uveitis. J Postgrad Med vol

53:46-47

17. Zivkovic, dkk. 2011. Anticardiolipin Antibodies in Patients with Behcet’s

Disease. Bosnian J Basic Med Sci Vol.11(1): 58-61

18. Wang, Hsin-Hui, dkk. 2007. Rifabutin-induced Hypopion Uveitis in Patients

with AIDS Infected with Mycobacterium avium Complex. J Chin Med Assoc.

Vol 70(3):136-138

19. Rinfret, Pascale. 2008. TASS: Are You Cleaning Your OR Instruments

Correctly. CSORN J Vol. 1 (1): 1-4

20. GaRG, p, DKK. 2000. Aspergillus Ffavus Keratitis After LASIK. Am J

Ophtalmology. Vol.129(6):802-803

21. Lakhtakia, Col R. 2008 Acute Billateral Hypopyon in Acute Lymphocytic

Leukaemia. MJAFI vol.64:177-178

22. Gioconi, John. 2009. Pearls of Gloucoma Management. New York: Springer.

23. http: //www. Sarawakeyecare.com/Atlasophthalmlogy