Upload
li2del
View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rina
Citation preview
Diagnosa LLA dewasa :
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium :hitung darah lengkap,apus darah tepi,pemeriksaan
koagulasi,kadar fibrinogen,kimia darah,golongan darah ABO dan Rh,penentuan HLA.
Foto thoraks atau computed tomography
Pungsi lumbal
Aspirasi dan biopsi sumsum tulang:
Pemeriksaan sitokimia,analisis sitogenetik,analisis imunofenotip,analisis molekular
BCR-ABL
Penatalaksanaan LLA
Terapi LLA terdiri dari kontrol sumsum tulang dan penyakit sistemiknya,juga terapi atau
pencegahan SSP.hal ini dapat tercapai dengan kombinasi pemberian kemoterapi dan terapi
pencegahan SSP
(kemoterapi intratekal dan/atau sistemik dosis tinggi,dan pada beberapa kasus dengan radiasi
kranial).lama rata-rata terapi LLA bervariasi antara 1,5-3 tahun dengan tujuan untuk eradikasi
populasi sel leukimia.
Terapi LLA dibagi menjadi:
Induksi remisi
Intensifikasi atau konsolidasi
Profilaksis susunan saraf pusat(SSP)
Pemeliharaan jangka panjang
Sebelum terapi dimuli harus diperhatikan hal-hal berikut ini dari pasien:
1. Metabolik
Hiperurisemia,hiperfosfatemia dan hipokalsemia sekunder dapat terjadi pada pasien dengan
jumlah sel leukemia yang sangat banyak .hal ini memerlukan hidrasi intravena,alkalinisasi
urin,dan pemberian alupurinol untuk mencegah akumulasi asam urat.
2. Infeksi
Selain mielosupresi,terapi LLA dapat menekan imunitas seluler sehingga ada yang
memberikan pencegahan terhadap infeksi virus herpes dan pneumonytis carinii.
3. Hemotologik
Batas untuk pemberian transfusi sel darah merah tergantung dari keadaan fisiologik
pasien.transfusi sel darah merah harus dihindari pada pasien dengan hiperleukositosis karena
dapat meningkatkan secara mendadak viskositas darah dan mempresipitasi leukostasis.
Pada keadaan hiperleukositosis (leukosit > 100.000/mm3) dilakukan leukoferesis atau
pemberian prednison selama 7 hari atau vinkristin sebelum terapi induksi remisi dimulai.
Terapi Induksi Remisi
Tujuan nya adalah mencapai remisi komplit hematologik (hematologic complete
remission/CR),yaitu eradikasi sel leukimia yang dapat dideteksi secara morfologi dalam
darah dan sumsum tulang dan kembalinya hematopoiesis normal.tulang punggung terapi
induksi remisi adalah prednison,vinkristin,dan antrasiklin(pada umumnya
daunrubisin)dan juga L-asparginase.tambahan obat seperti siklofosfamid,sitarabin dosis
konversional atau tinggi,merkaptopurin dapat diberikan pada beberapa regimen.
Terapi dengan prednison dan vinkristin menghasilkan CR pada sekitar 50% pasien
LLA de novo.penambahan antrasiklin memperbaiki CR menjadi 70-85%.Daunrubisin
biasanya diberikan seminggu sekali,tetapi beberapa penelitian memberikan dosis
intensifikasi(30-60 mg/m2 2-3 hari).dosis intensifikasi berhubungan dengan mortalitas
yang tinggi,sehingga diperlukan terapi suportif intensif dan pemberian faktor
pertumbuhan(granulocyte colonystimulating factor/GSCF).GSCF tidak memperbaiki CR
tapi mempersingkat lama neuropenia 5-6 hari dan menurunkan insidens
infeksi.penambahan L-asparginase tidak memperbaiki frekuensi dan durasi CR.
Terapi intensifikasi atau konsolidasi
Tujuannya untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan
timbulnya sel yang resisten obat.terapi ini juga dilakukan 6 bulan kemudian (late
intensification).studi Cancer and Leukimia Group B menunjukan durasi remisi dan
kelangsungan hidup lebih baik pada pasien LLA yang mencapai remisi dan mendapat
2 kali terapi intensifikasi(early dan late intensification).daripada pasien yang tidak
menapatkan intensifikasi.berbagai dosis mielosupresi dari obat yang berbeda
diberikan tergantung protokol yang dipakai.
Profilaksis SSP
Profilaksis SSP terdiri dari kombinasi kemoterapi intratekal,radiasi kranial dan
pemberian sistemik obat yang mempunyai biovaliabilitasi SSP yang tinggi sperti
metotreksat dosis tinggi dan sitarabin dosis tinggi.pemberian ketiga kombinasi terapi
ini ternyata tidak memberikan hasil yang superior,sedangkan kemoterapi intratekal
saja atau kemoterapi sistemik dosis tinggi saja tidak memberikan proteksi SSP yang
baik.kemoterapi intratekal dengan radiasi kranial (antara 1800-2400 cGy)
memberikan angka relaps SSP yang sama dengan kemoterai intratekal+ kemoterapi
sistemik dosis tinggi tanpa radiasi kranial yaitu antara 0%-11%.
Pemeliharaan Jangka Panjang
Terapi ini terdiri dari 6-merkaptopurin tiap hari dan metotreksat seminggu sekali
selama 2-3 tahun.pada LLA anak terapi ini memperpanjang disease –free
survival,sedangkan pada dewasa angka relaps tetap tinggi.
Transplantasi Sumsum Tulang
Pada pasien LLA yang mempunyai resiko tinggi untuk relaps dilakukan transplantasi
sumsum tulang alogenik pada remisi komplit yang pertama.resiko tinggi untuk relaps
yaitu :
Kromosom Philadelphia
Perubahan susunan gen MLL
Hiperleukositosis
Gagal mencapai remisi komplit dalam 4 minggu
Pasien LLA dewasa yang mengalami relaps setelah mencapai remisi komplit
harus menjalani transplantasi sumsum tulang alogenik begitu remisi kedua
tercapai.
Terapi umtuk B-ALL
Kebanyakan B-ALL tidak dapat diterapi dengan regimen LLA
konvensional.karena kecepatan proliferasi sel-sel leukimia-nya tinggi,maka diberikan
terapi hyperfractionation dari siklofosfamid dosis tinggi dan metotreksat dosis
tinggi.saat ini tidak ada terapi yang efektif untuk B-ALL yang refrakter atau relaps.
Pilihan Terapi dan Pengelolaan Baru untuk LLA Dewasa:
Terapi molekular :inhibisi direk aberasi molekular yang terlibat dalam patogenesis
- Inhibisi tirosin kinase STI571,inhibitor farnesil transferase.
Terapi antibodi :supresi target sel blas leukimia sesuai dengan ekspresi antigennya
- CD19 :anti CD 19
- CD 20 :Rituximab
- CD 52 :Campath
Transplantasi sumsum tulang non-mieloablasi:
Penggunaan efek graft-versus-leukimia ekstensi indikasi transplantasi
sumsum tulang untuk pasien tua
Evaluasi minimal residula disease (MRD):evaluasi individual terhadap respon terapi:
- Penilaian elemen terapi yaitu induksi,terapi baru,dan strafikasi resiko(MRD=sel
blas leukimia residual yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan
mikroskopis sumsum tulang .MRD diperiksa dengan metode Polymerase Chain
Reaction)
Analisis microarray:analisis profil ekspresi gen dan seleksi gen yang diekspresikan
secara berbeda:
- Identifikasi faktor prognostik dan gen target untuk terapi baru.
Beberapa Protokol Yang Dipakai Unruk Terapi LLA Dewasa Adalah:
Protokol OPAL(modified)
Induksi remisi :
- Vinkristin 1,5 mg/m2 IV,hari 1(max 2 mg)
- Daunrubisin 30 mg/m2 IV,hari 1,2,14,21,28
- Prednison 40 mg/m2 PO,hari 1-28 lalu tappering off 2 minggu
- L-asparaginase 10.000 U/m2 IV diberikan padasaat mendekati remisi komplit
selama 4 hari sebelum radiasi kranial.
- Biasanya diperlukan 4 dosis vinkristin (tiap minggu) dan 5 dosis daunrubisin.
- Pemberian metotreksat intratekal sesuai dengan protokol biasa.aspirasi sumsum
tulang dilakukan sekitar minggu ke 5 jika trombosit >100.000/mm3 dan netrofil
>1000/mm3 untuk konfirmasi respons komplit.selama pemberian asparaginase
harus diperiksa kadar fibrinogen.bila fibrinogen <100 mg/dL.diberikan fresh
frozen plasma.
Dosis pemeliharaan:
- 6 MP 70-90 mg/m2 PO tiap hari
- Metotreksat 15 mg/m2 PO tiap minggu
- Pemeliharaan diteruskan sampai 3 tahun,periksa apus sumsum tulang,cairan
spinal,biopsi testis.bila terdapat remisi,obat-obatan di stop.dosis pemeliharaan
disesuaikan dengan target leukosit 3000-3500/mm3,jika leukosit meninggi,dosis
metotreksat dinaikkan
Pencegahan infiltrasi ke SSP
- Dilakukan pada keadaan remisi lengkap.
- Radiasi kranial 2400 rad dalam dosis terbagi (200 rad/kali)
- Metrotreksat intratekal 10 mg/m2,2 kali seminggu sebanyka 5 dosis
Modifikasi Dosis:
- Vinkristin 1 mg bila bilirubin > 2 mg %
- Doksorubisin :dosis diturunkan 25 %,bila bilirubin 2-3 mg%,50 % bila
bilirubin 3-4mg%.75 % bila bilirubin >4 mg %
- Metotreksat :dosis ditrunkan :25% bila kreatinin 1,5-2 mg%,50% bila
kreatinin >2 mg%
- HIDAC 1 gr/m2 bila :
o Usia >60 tahun
o Kreatinin > 2 mg %
o Kadar metotreksat >2 mmol/L