Referat THT

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

I.1LATAR BELAKANGOtitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis media serosa).Masing-masing golongan mempunyai bentuk akutdan kronis, yaitu otitis media supuratif akut (otitis media akut=OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). Begitu pula otitis media serosa terbagi menjadi otitis media serosa akut (barotrauma = aerotitis) dan otitis media serosa kronis (glue ear). Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media yang lain ialah Otitis media adhesive.1OMS adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Pada populasi anak, OMS dapat timbul sebagai suatu kelainan short-termmenyertai suatu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai proses kronis yang disertai gangguan dengar berat, keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, gangguan keseimbangan, hingga perubahan struktur membrana timpani dan tulang pendengaran.Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun.Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.Statistik menunjukkan 80-90% anak prasekolah pernah menderita OMS. Kasus OMS berulang pun menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi terutama pada anak usia prasekolah, sekitar 28-38%.I.2RUMUSAN MASALAHI.2.1Apa definisi dari penyakit otitis media serosa (OMS)?I.2.2 Bagaimana etiologi dari penyakit otitis media serosa (OMS)?

I.2.3 Bagaimana patofisiologi dari penyakit otitis media serosa (OMS)?

I.2.4Bagaimana diagnosis dari penyakit otitis media serosa (OMS)?

I.2.5Bagaimana penatalaksanaan penyakit otitis media serosa (OMS)?

I.2.6Bagaimana komplikasi dan prognosis penyakit otitis media serosa (OMS)?I.3TUJUAN

I.3.1Mengetahui definisi dari penyakit otitis media serosa (OMS).I.3.2 Mengetahui etiologi dari penyakit otitis media serosa (OMS).I.3.3 Mengetahui patofisiologi dari penyakit otitis media serosa (OMS).I.3.4Mengetahui diagnosis dari penyakit otitis media serosa (OMS).I.3.5Mengetahui penatalaksanaan dari penyakit otitis media serosa (OMS).I.3.6Mengetahui komplikasi dan prognosis penyakit otitis media serosa (OMS).

.I.4MANFAAT

I.4.1Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu THT pada khususnya.I.4.2Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu THT.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear). Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi akut dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga mastoid. Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis otitis media serosa akut dan otitis media serosa kronik.1 II.2 ETIOLOGIFaktor yang berperan utama dalam keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. Faktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah :

a. Adenoid Hipertrofib.Adenoiditis

c. Sumbing palatum (cleft-palate)d.Tonsilitis kronik. pembesaran tonsil akan menyebabkan obstruksi mekanik pada pergerakan palatum molle dan menghalangi membukanya tuba Eustachi.

e.Tumor nasofaring. Kondisi ini selalu menyebabkan timbulnya Otitis media unilateral pada orang dewasa.

f. Alergi inhalans atau ingestan sering terjadi pada anak-anak. Ini tidak hanya menyebabkan tersumbatnya tuba eustachi oleh karena edema tetapi juga dapat mengarah kepada peningkatan produksi sekret pada mukosa telinga tengah.g. Defisiensi imunologik atau metabolik.2II.3 PATOFISIOLOGI

Dalam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan mengeluarkan sekret, yang akan dipindahkan oleh mukosiliar ke dalam nasofaring melalui tuba Eustachius. Sebagai konsekuensi, faktor yang mempengaruhi produksi sekret yang berlebihan, klirens sekret yang tidak optimal, atau kedua-duanya dapat mengakibatkan pembentukan suatu cairan di telinga tengah.Infeksi (peradangan) yang disebabkan bakteri dan virus dapat mendorong peningkatan produksi dan kekentalan sekret di dalam mukosa telinga tengah. Infeksi yang mengarah kepada peradangan mukosa yang edema dapat menyebabkan obstruksi tuba Eustachius. Kelumpuhan silia yang sementara yang disebabkan oleh eksotoksin bakteri akan menghambat proses penyembuhan dari OMS.

Ada dua mekanisme utama yang menyebabkan OMS:

1. Kegagalan fungsi tuba Eustachi.

Kegagalan fungsi tuba Eustachius untuk pertukaran udara pada telinga tengah dan juga tidak dapat mengalirkan cairan.

2. Peningkatan produksi sekret dalam telinga tengah.

Dari hasil biopsi mukosa telinga tengah pada kasus OMS di dapatkan peningkatan jumlah sel yang menghasilkan mukus atau serosa. Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, bakteri dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya leukosit. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Saat lahir tuba Eustchius berada pada bidang paralel dengan dasar tengkorak, sekitar 10 derajat dari bidang horisontal, dan memiliki lumen yang pendek dan sempit. Semakin bertambah usia, terjadi perubahan bermakna, terutama saat mencapai usia 7 tahun, di mana lumen tuba Eustchius lebih panjang dan lebar, serta ujung proksimal tuba Eustchius di nasofaring terletak 2-2.5 cm di bawah orifisium tuba Eustchius di telinga tengah atau membentuk sudut 45 derajat terhadap bidang horisontal telinga. Dengan struktur yang demikian, beberapa faktor yang menyebabkan OMS: Faktor resiko anatomi: anomali kraniofasial, down syndrome, celah palatum, hipertrofi adenoid Faktor resiko fungsional: serebral palsy,down syndrome,kelainan neurologis lainnya, dan imunodefisiensi.

Faktor resiko lingkungan:bottle feeding, menyandarkan botol di mulut pada posisi tengadah (supine position), rokok pasif, status ekonomi rendah.

Terjadi penurunan yang tajam dari prevalensi terjadinya OMS pada anak-anak dengan usia diatas 7 tahun, yang menandakan meningkatnya fungsi tuba Eustachi dan matangnya sistem imun.

Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba diluar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau penyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Apabila perbedaan tekanan melebihi 90 cmHg, maka otot yang normal aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai ruptur pembuluh darah, sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.3II.4 DIAGNOSISGejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengarannya berkurang. Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah. Rasa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya pada barotrauma), tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pelan hilang. Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila penyebab timbulnya sekret adalah virus atau alergi. Tinitus, vertigo atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk yang ringan.

Pada otoskopi terlihat membran timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani. Tuli konduksi dapat dibuktikan dengan garputala.

Pada Otitis media Serosa kronik lebih mengarah pada keluhan tuli oleh karena adanya sekret kental atau glue ear. Pada anak-anak yang berumur 5-8 tahun keadaan ini sering diketahui secara kebetulan waktu dilakukan pemeriksaan THT atau dilakukan uji pendengaran.

Pada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan.1SimakBaca secara fonetikKamus - Lihat kamus yang lebih detailII.5 PENATALAKSANAANPada otitis media serosa akut pengobatan dapat secara medikamentosa dan pembedahan. Pada pengobatan medikal diberikan obat vasokontriktor lokal (tetes hidung), antihistamin, serta perasat Valsava, bila tidak ada tanda-tanda infeksi di jalan nafas atas. Setelah satu atau dua minggu, bila gejala-gejala masih menetap, dilakukan miringotomi dan bila masih belum sembuh maka dilakukan miringotomi serta pemasangan pipa ventilasi (Grommet Tube).Pada Otitis media serosa kronik pengobatan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan sekret dengan miringotomi dan memasang pipa ventilasi. Pada kasus yang masih baru pemberian dekongestan tetes hdung serta kombinasi antihistamin-dekongestan per oral kadang-kadang bisa berhasil. Sebahagian ahli menganjurkan pengobatan medikamentosa selama 3 bulan, bila tidak berhasil baru dilakukan tindakan operasi. Disamping itu harus pula dinilai serta diobati faktor-faktor penyebab seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi hidung dan sinus.1II.6 KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat timbul dari otitis media serosa :1. Kehilangan pendengaran permanen.

2. Masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa pada anak.

3. Timpanosklerosis4. KolesteatomaII.7 PROGNOSISOtitis media serosa biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu minggu atau bulan. Penatalaksanaan yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan. Selama cairan masih terakumulasi di tengah telinga, maka akan mengurangi fungsi pendengaran. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak-anak. Gangguan ini tidak akan menjadi ancaman bagi kehidupan tetapi dapat mengakibatkan komplikasi serius.BAB III

PENUTUPIII.1KESIMPULAN

Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh. Otitis media serosa dibagi atas dua jenis otitis media serosa akut dan otitis media serosa kronik.

Faktor yang berperan utama dalam keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. Faktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah adenoid hipertrofi, adenoiditis, sumbing palatum (cleft-palate), tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rinitis, defisiensi imunologi atau metabolik, Keadaan alergik sering berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan di telinga tengah (efusi di telinga tengah).Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengarannya berkurang. Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit. Pada otitis media serosa kronik lebih mengarah pada keluhan tuli oleh karena adanya sekret kental atau glue ear. Pengobatan dapat secara medikamentosa dan pembedahan.III.2SARAN

1. Perlu diperhatikan pencegahan terhadap timbulnya otitis media serosa terutama pada anak-anak.DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi E dan Iskandar N. Editor : Otitis media Non Supuratif dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:2005.2. Efendi, Harjanto; Santoso Kuswidayati. Editor: Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. BOIES Buku Ajar Penyakit THT, Ed.6. Jakarta: EGC. 1994.3. Dhingra, PL. Editor: Otitis media With Effusion. Disease of Ear, Nose and Throat. New Delhi: B.I.Churchill Livingstone Pvt ltd.1998

4