Upload
radityapriambodo
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
1/20
REFLEKSI KASUS
KARSINOMA NASOFARING
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kepaniteraan Klinik i !agian Ilmu Kesehatan "#"
Rumah Sakit Umum Daerah K$ta %$g&a
'embimbing
r( Inera Istiai) Sp( "#"
Disusun $leh
Nungky Kes*anra
+,-,,.-,-++
FAKUL"AS KEDOK"ERAN DAN ILMU KESE#A"AN
UNI/ERSI"AS MU#AMMADI0A# 0OG0AKAR"A
+,-1
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
2/20
I( KASUS
Seorang laki-laki berusia 36 tahun datang ke poli THT dengan keluhan terdapat
benjolan besar dan keras di leher bawah telinga kiri, muncul sejak 6 bulan yang lalu.
Benjolan awalnya sebesar jarum pentul dan membesar hingga saat ini. asien juga
mengeluh sulit untuk membuka mulut dan lidah sulit dikeluarkan, lubang hidung kiri
tersumbat, ada secret keluar dari hidung kiri, putih bening kental, tidak berbau dan
kadang bercampur dengan darah, mimisan 3-!" dalam seminggu, serta nyeri kepala.
asien tidak merasakan adanya gangguan pendengaran. #eluhan ini baru dirasakan kali
ini oleh pasien dan dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa. asien
merupakan perokok akti$, dan merokok %-6 batang perhari.
ada pemeriksaan $isik didapatkan &ital sign' T( )*++ mmHg, nadi +"menit,
*+"menit, suhu 3/ 0. status generalis dalam batas normal. Status lokalis telinga tidak
didapatkan kelainan, pada pemeriksaan hidung didapatkan secret 12 bening kental pada
ca&um nasi sinistra, serta didapatkan edema 12, mukosa hiperemis 12 pada konka nasi
in$erior. emeriksaan tenggorokan sulit die&aluasi karena pasien sulit untuk membuka
mulut. ada pemeriksaan leher ditemukan massa pada colli sinistra dengan bentuk bulat,
diameter ),% cm, batas tegas, konsistensi keras, tidak mobile, tidak terdapat nyeri tekan.
II( MASALA# 0ANG DIKA%I
ada pasien terdiagnosa dengan karsinoma naso$aring, gejala apa sajakah yang
menunjukkan karsinoma naso$aring dan bagaimana pembagian stadiumnya.
III( 'EM!A#ASAN
#arsinoma naso$aring 1#45 merupakan tumor ganas yang paling banyak
dijumpai di antara tumor ganas THT di ndonesia, dimana karsinoma naso$aring
termasuk dalam lima besar tumor ganas , dengan $rekwensi tertinggi 1bersama tumor
ganas ser&iks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit, sedangkan
didaerah kepala dan leher menduduki tempat pertama 1 #45 mendapat persentase hampir
6+7 dari tumor di daerah kepala dan leher, diikuti tumor ganas hidung dan sinus
paranasal )7, laring )67, dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipo$aring dalam
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
3/20
persentase rendah. Tumor ini berasal dari $ossa osenmuller pada naso$aring yang
merupakan daerah transisional dimana epitel kuboid berubah menjadi epitel skuamosa.
Santosa 1)8 mendapatkan jumlah /)6 1,!67 penderita #45 berdasarkan
data patologi yang diperoleh di 9aboratorium atologi anatomi 5# :nair Surabaya
1)8/3 ; )8/6 diantara !63 kasus keganasan di Seluruh tubuh. (i Bagian THT
Semarang mendapatkan )*/ kasus #45 dari tahun *+++ ; *++*. Sur&ei yang dilakukan
oleh (epartemen #esehatan pada tahun )8+ secara 9?4(.*++*.
4asopharyngeal carcinoma merupakan tumor ganas yang timbul pada epithelial
pelapis ruangan dibelakang hidung 1naso$aring dan ditemukan dengan $rekuensi tinggi di
0ina bagian selatan 1(>9?4(.*++*.
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
4/20
!( E"IOLOGI
Secara mikroskopis karsinoma naso$aring dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu '
). Bentuk ulserati$
Bentuk ini paling sering terdapat pada dinding posterior dan di daerah sekitar $osa
rosenmulleri. @uga dapat ditemukan pada dinding lateral didepan tuba eustachius
dan pada bagian atap naso$aring. 9esi ini biasanya lebih kecil disertai dengan
jaringan yang nekrotik dan sangat mudah mengadakan in$iltrasi ke jaringan
sekitarnya. Aambaran histopatologik bentuk ini adalah karsinoma sel skuamosa
deengan di$erensiasi baik.
*. Bentuk nodulerlubulerproli$erati&e
Bentuk noduler atau lobuler sangat sering dijumpai pada daerah sekitar muara
tuba eustachius. Tumor jenis ini berbentuk seperti buah angguratau polipoid
jarang, dijumpai adanya ulserasi, namun kadang-kadang dijumpai ulserasi kecil.
Aambaran histopatologik bentuk ini biasanya karsinoma tanpa di$erensiasi.
3. Bentuk ekso$itik
Bentuk ekso$itik biasanya tumbuh pada satu sisi naso$aring, tidak dijumpai
adanya ulserasi, kadang-kadang bertangkai dan prmukaannya licin. Tumor jenis
ini biasanya tumbuh dari atap naso$aring dan dapat mengisi seluruh rongga
naso$aring. Tumor nini dapat mendorong palatum mole ke bawah dan tumbuh
kearah koana dan masuk ke dalam rongga hidung. Aambaran histopatologik
berupa lim$asarkoma.
2( GE%ALA KARSINOMA NASOFARING
Aejala naso$aring yang pokok adalah '
). 4asal sign '
• ilek lama yang tidak sembuh
• pistaksis. #eluarnya darah ini biasanya berulang-ulang, jumlahnya
sedikit dan seringkali bercampur dengan ingus, sehingga berwarna merah
jambu
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
5/20
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
6/20
) Cirus pstein-Barr
Cirus pstein-Barr bereplikasi dalam sel-sel epitel dan menjadi laten dalam
lim$osit B. n$eksi &irus epstein-barr terjadi pada dua tempat utama yaitu sel epitel
kelenjar sali&a dan sel lim$osit. BC memulai in$eksi pada lim$osit B dengan cara
berikatan dengan reseptor &irus, yaitu komponen komplemen 03d 10(*) atau 0*.
Alikoprotein 1gp3%+**+ pada kapsul BC berikatan dengan protein 0(*)
dipermukaan lim$osit B3. ?kti&itas ini merupakan rangkaian yang berantai dimulai
dari masuknya BC ke dalam (4? lim$osit B dan selanjutnya menyebabkan
lim$osit B menjadi immortal. Sementara itu, sampai saat ini mekanisme masuknya
BC ke dalam sel epitel naso$aring belum dapat dijelaskan dengan pasti. 4amun
demikian, ada dua reseptor yang diduga berperan dalam masuknya BC ke dalam
sel epitel naso$aring yaitu 0* dan A 1 Polimeric Immunogloblin Receptor . Sel
yang terin$eksi oleh &irus epstein-barr dapat menimbulkan beberapa kemungkinan
yaitu ' sel menjadi mati bila terin$eksi dengan &irus epstein-barr dan &irus
mengadakan replikasi, atau &irus epstein- barr yang menin$eksi sel dapat
mengakibatkan kematian &irus sehingga sel kembali menjadi normal atau dapat
terjadi trans$ormasi sel yaitu interaksi antara sel dan &irus sehingga mengakibatkan
terjadinya perubahan si$at sel sehingga terjadi trans$ormsi sel menjadi ganassehingga terbentuk sel kanker.
Aen BC yang diekspresikan pada penderita #45 adalah gen laten, yaitu
Bs, B4?), 9E), 9E*? dan 9E*B. rotein B4?) berperan dalam
mempertahankan &irus pada in$eksi laten. rotein transmembran 9E*? dan
9E*B menghambat sinyal tyrosine kinase yang dipercaya dapat menghambat
siklus litik &irus. (iantara gen-gen tersebut, gen yang paling berperan dalam
trans$ormasi sel adalah gen 9E). Struktur protein 9E) terdiri atas 36 asam
amino yang terbagi menjadi *+ asam amino pada ujung 4, 6 segmen protein
transmembran 1)66 asam amino dan *++ asam amino pada ujung karboksi 10.
rotein transmembran 9E) menjadi perantara untuk sinyal T45 1 tumor necrosis
factor dan meningkatkan regulasi sitokin 9-)+ yang memproli$erasi sel B dan
menghambat respon imun lokal.
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
7/20
* Aenetik
Galaupun karsinoma naso$aring tidak termasuk tumor genetic, tetapi
kerentanan terhadap karsinoma naso$aring pada kelompok masyarakat tertentu
relati&e menonjol dan memiliki agregasi $amilial. ?nalisis korelasi menunjukkan gen
H9? 1human leukocyte antigen dan gen pengode enFim sitokrom p!%+ *)
10*) kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap karsinoma naso$aring.
Sitokrom p!%+ *) bertanggung jawab atas akti&asi metabolik yang terkait
nitrosamine dan karsinogen
3 5aktor lingkungan
Sejumlah besar studi kasus yang dilakukan pada populasi yang berada di
berbagai daerah di asia dan america utara, telah dikon$irmasikan bahwa ikan asin
dan makanan lain yang awetkan mengandung sejumlah besar nitrosodimethyamine
14(E?, 4-nitrospurrolidene 14 dan nitrospiperidine 14 yang mungkin
merupakan $aktor karsinogenik karsinoma naso$aring. Selain itu merokok dan
perokok pasi$ yg terkena paparan asap rokok yang mengandung $ormaldehide dan
yang tepapar debu kayu diakui $aktor risiko karsinoma naso$aring dengan caramengakti$kan kembali in$eksi dari BC.
E( DIAGNOSIS
@ika ditemukan adanya kecurigaan yang mengarah pada suatu karsinoma naso$aring,
protokol dibawah ini dapat membantu untuk menegakkan diagnosis pasti serta stadium
tumor '
). ?namnesis pemeriksaan $isik
?namnesis berdasarkan keluhan yang dirasakn pasien 1tanda dan gejala #45
*. emeriksaan naso$aring
(engan menggunakan kaca naso$aring atau dengan nashopharyngoskop
3. Biopsi naso$aring
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
8/20
(iagnosis pasti dari #45 ditentukan dengan diagnosis klinik ditunjang dengan
diagnosis histologik atau sitologik. (iagnosis histologik atau sitologik dapat
ditegakan bila dikirim suatu material hasil biopsy cucian, hisapan 1aspirasi, atau
sikatan 1brush, biopsy dapat dilakukan dengan * cara, yaitu dari hidung atau dari
mulut. Biopsi tumor naso$aring umunya dilakukan dengan anestesi topical dengan
"ylocain )+7.
• Biopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya 1blind
biopsy. 0unam biopsy dimasukan melalui rongga hidung menyelusuri
konka media ke naso$aring kemudian cunam diarahkan ke lateral dan
dilakukan biopsy.
• Biopsy melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang
dimasukan melalui hidung dan ujung kateter yang berada dalam mulut
ditarik keluar dan diklem bersama-sama ujung kateter yang dihdung.
(emikian juga kateter yang dari hidung disebelahnya, sehingga palatum
mole tertarik ke atas. #emudian dengan kacalaring dilihat daerah
naso$aring. biopsy dilakukan dengan melihat tumor melalui kaca tersebut
atau memakai naso$aringoskop yang dimasukan melalui mulut, masaa
tumor akan terlihat lebih jelas.
Bila dengan cara ini masih belum didapatkan hasil yang memuaskan mala
dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral naso$aring dalam narcosis.
!. emeriksaan atologi ?natomi
#lasi$ikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan oleh >rganisasi
#esehatan (unia 1GH> sebelum tahun )88), dibagi atas 3 tipe, yaitu '
• #arsinoma sel skuamosa berkeratinisasi 1 Keratinizing Squamous Cell
Carcinoma. Tipe ini dapat dibagi lagi menjadi di$erensiasi baik, sedang
dan buruk.
• #arsinoma non-keratinisasi 1 Non-keratinizing Carcinoma. ada tipe ini
dijumpai adanya di$erensiasi, tetapi tidak ada di$erensiasi sel skuamosa
tanpa jembatan intersel. ada umumnya batas sel cukup jelas.
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
9/20
• #arsinoma tidak berdi$erensiasi 1Undifferentiated Carcinoma. ada tipe
ini sel tumor secara indi&idu memperlihatkan inti yang &esikuler,
berbentuk o&al atau bulat dengan nukleoli yang jelas. ada umumnya
batas sel tidak terlihat dengan jelas.
Tipe tanpa di$erensiasi dan tanpa keratinisasi mempunyai si$at yang sama, yaitu
bersi$at radiosensiti$. Sedangkan jenis dengan keratinisasi tidak begitu
radiosensiti$. #lasi$ikasi gambaran histopatologi terbaru yang direkomendasikan
oleh GH> pada tahun )88), hanya dibagi atas * tipe, yaitu '
• #arsinoma sel skuamosa berkeratinisasi 1 Keratinizing Squamous Cell
Carcinoma.
• #arsinoma non-keratinisasi 1 Non-keratinizing Carcinoma. Tipe ini dapat
dibagi lagi menjadi berdi$erensiasi dan tak berdi$erensiasi.
%. emeriksaan radiologi
emeriksaan radiologi pada kecurigaan #45 merupakan pemeriksaan penunjang
diagnostic yang penting. Tujuan utama pemeriksaan radiologic tersebut adalah'
• Eemberikan diagnosis yang lebih pasti pada kecurigaan adanya tumor
pada daerah naso$aring
• Eenentukan lokasi yang lebih tepat dari tumor tersebut
• Eencari dan menetukan luasnya penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya.
a3 F$t$ p$l$s
?da beberapa posisi dengan $oto polos yang perlu dibuat dalam mencari
kemungkina adanya tumor pada daerah naso$aring yaitu'
osisi 9ateral dengan teknik $oto untuk jaringan lunak 1 soft tissue
technique osisi Basis #ranii atau Submento&erteks
Tomogram 9ateral daerha naso$aring
Tomogranm ?ntero-posterior daerah naso$aring
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
10/20
b3 2("(S*an
ada umunya #45 yang dapat dideteksi secara jelas dengan radiogra$i
polos adalah jika tumor tersebut cukup besar dan ekso$itik, sedangkan
bula kecil mungkin tidak akan terdeteksi. Terlebih-lebih jika perluasan
tumor adalah submukosa, maka hal ini akan sukar dilihat dengan
pemeriksaan radiogra$i polos. (emikian pula jika penyebaran ke jaringan
sekitarnya belum terlalu luas akan terdapat kesukaran-kesukaran dalam
mendeteksi hal tersebut. #eunggulan 0.T. Scan dibandingkan dengan $oto
polos ialah kemampuanya untuk membedakan bermacam-macam densitas
pada daerah naso$aring, baik itu pada jaringan lunak maupun perubahan-
perubahan pada tulang, gengan criteria tertentu dapat dinilai suatu tumor naso$aring yang masih kecil. Selain itu dengan lebih akurat dapat dinilai
pakah sudah ada perluasan tumor ke jaringna sekitarnya, menilai ada
tidaknya destruksi tulang serta ada tidaknya penyebaran intracranial.
?da beberapa posisi dengan $oto polos yang perlu dibuat dalam mencari
kemungkina adanya tumor pada daerah naso$aring yaitu'
osisi 9ateral dengan teknik $oto untuk jaringan lunak 1 soft tissue
technique osisi Basis #ranii atau Submento&erteks
Tomogram 9ateral daerha naso$aring
Tomogranm ?ntero-posterior daerah naso$aring
6. emeriksaan neuro-o$talmologi
#arena naso$aring berhubungan dekat dengan rongga tengkorak melalui beberapa
lobang, amka gangguan beberapa sara$ otak dapat terjadi sebagai gejala lanjut
#45 ini./. emeriksaan serologi.
emeriksaan serologi g? anti ? 1early antigen dan ig? anti C0? 1capsid
antigen untuk in$eksi &irus -B telah menunjukan kemajuan dalam mendeteksi
karsinoma naso$aring. Tjokro Setiyo dari 5# : @akarta mendapatkan dari !)
pasien karsinoma naso$aring stadium lanjut 1stadium dan C sensti&itas g?
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
11/20
C0? adalah 8/,%7 dan spesi$itas 8),7 dengan titer berkisar antara )+ sampai
)*+ dengan terbanyak titer )6+. g? anti ? sensiti&itasnya )++7 tetapi
spesi$itasnya hanya 3+,+7, sehingga pemeriksaan ini hanya digunakan untuk
menetukan prognosis pengobatan, titer yang didpat berkisar antara + sampai
)*+ dan terbanyak )6+.
F( S"ADIUM
enentuan stadium yang terbaru berdasarkan atas kesepakatan antara :00 1:nion
nternationale 0ontre 0ancer pada tahun )88* adalah sebagai berikut '
T I Tumor, menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan perluasannya.
T+ ' Tidak tampak tumor
T) ' Tumor terbatas pada ) lokasi di naso$aring
T* ' Tumor meluas lebih dari ) lokasi, tetapi masih di dalam rongga naso$aring
T3 ' Tumor meluas ke ka&um nasi dan atau oro$aring
T! ' Tumor meluas ke tengkorak dan sudah mengenai sara$ otak
4 I 4odul, menggambarkan keadaan kelenjar lim$e regional
4+ ' Tidak ada pembesaran kelenjar
4) ' Terdapat pembesaran kelenjar homolateral yang masih dapat digerakkan
4* ' Terdapat pembesaran kelenjar kontralateral bilateral yang masih dapat digerakkan
43 'Terdapat pembesaran kelenjar baik homolateral, kontralateral atau bilateral, yang
sudah melekat pada jaringan sekitar.
E I Eetastase, menggambarkan metastase jauh
E+ ' Tidak ada metastase jauh
E) ' Terdapat metastase jauh.*,3,8-)3
Berdasarkan T4E tersebut di atas, stadium penyakit dapat ditentukan '
Stadium ' T) 4+ E+
Stadium ' T* 4+ E+
Stadium ' T3 4+ E+
T),T*,T3 4) E+
Stadium C ' T! 4+,4) E+
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
12/20
Tiap T 4*,43 E+
Tiap T Tiap 4 E)*
Eenurut ?merican @oint 0ommittee 0ancer tahun )8, tumor staging dari
naso$aring diklasi$ikasikan sebagai berikut '
Tis ' 0arcinoma in situ
T) ' Tumor yang terdapat pada satu sisi dari naso$aring atau tumor yang tak dapat dilihat,
tetapi hanya dapat diketahui dari hasil biopsi.
T* ' Tumor yang menyerang dua tempat, yaitu dinding postero-superior dan
dindinglateral.
T3 ' erluasan tumor sampai ke dalam rongga hidung atau oro$aring.
T! ' Tumor yang menjalar ke tengkorak kepala atau menyerang sara$ cranial 1atau
keduanya.
G( KOM'LIKASI
). etrosphenoid sindrom
Tumor tumbuh ke atas ke dasar tengkorak lewat $oramen laserum sampai sinuska&ernosus menekan sara$ 4. , 4. C, 4.C juga menekan 4.. yang
memberikan kelainan '
• 4euralgia trigeminus 1 4. C ' Trigeminal neuralgia merupakan suatu
nyeri pada wajah sesisi yang ditandai dengan rasa seperti terkena aliran
listrik yang terbatas pada daerah distribusi dari ner&us trigeminus.
• tosis palpebra 1 4.
• >phthalmoplegia 1 4. , 4. C, 4. C
*. etroparidean sindrom
Tumor tumbuh ke depan kea rah rongga hidung kemudian dapat mengin$iltrasi ke
sekitarnya. Tumor ke samping dan belakang menuju ke arah daerah parapharing
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
13/20
dan retropharing dimana ada kelenjar getah bening. Tumor ini menekan sara$ 4.
D, 4. D, 4. D, 4. D dengan mani$estasi gejala '
• 4. D ' kesulitan menelan karena hemiparesis otot konstriktor superior
serta gangguan pengecapan pada sepertiga belakang lidah
• 4. D ' hiper hipoanestesi mukosa palatum mole, $aring dan laring disertai
gangguan respirasi dan sali&a
• 4 D ' kelumpuhan atro$i oto trapeFius , otot S0E serta hemiparese
palatum mole
• 4. D ' hemiparalisis dan atro$i sebelah lidah.
• Sindrom horner ' kelumpuhan 4. simpaticus ser&icalis, berupa
penyempitan $isura palpebralis, ono$talmus dan miosis.
3. Sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama getah bening atau darah,
mengenaiorgan tubuh yang letaknya jauh dari naso$aring. ang sering adalah
tulang, hati dan paru. Hal ini merupakan hasil akhir dan prognosis yang buruk.
(alam penelitian lain ditemukan bahwa karsinoma naso$aring dapat mengadakan
metastase jauh, ke paru-paru dan tulang, masing-masing *+ 7, sedangkan ke hati
)+ 7, otak ! 7, ginjal +.! 7, dan tiroid +.! 7.
#( 'ENA"ALAKSANAAN
-( Rai$terapi
Sampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting dalam
penatalaksanaan karsinoma naso$aring. enatalaksanaan pertama untuk karsinoma
naso$aring adalah radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi.
Sampai saaat ini pengobatan pilihan terhadap tumor ganas naso$aring adalah
radiasi, karena kebanyakan tumor ini tipe anaplastik yang bersi$at radiosensiti$.
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
14/20
adioterapi dilakukan dengan radiasi eksterna, dapat menggunakan pesawat kobal
10o6+ atau dengan akselerator linier 1linier ?ccelerator atau linac. adiasi ini ditujukan
pada kanker primer didaerah naso$aring dan ruang para$aringeal serta pada daerah aliran
getah bening leher atas, bawah serta klasikula. adiasi daerah getah bening ini tetap
dilakukan sebagai tindakan pre&enti$ sekalipun tidak dijumpai pembesaran kelenjar.
Eetode brakhiterapi, yakni dengan memasukkan sumber radiasi kedalam rongga
naso$aring saat ini banyak digunakan guna memberikan dosis maksimal pada tumor
primer tetapi tidak menimbulkan cidera yang serius pada jaringan sehat disekitarnya.
#ombinasi ini diberikan pada kasus-kasus yang telah memeperoleh dosis radiasi eksterna
maksimum tetapi masih dijumpai sisa jaringan kanker atau pada kasus kambuh lokal.
perkembangan teknologi pada dasawarsa terakhir telah memungkinkan pemberian radiasi
yang sangat terbatas pada daerah naso$aring dengan menimbulkan e$ek samping sesedikit
mungkin. Eetode yang disebut sebagai ET 1ntersi$ied Eodulated adiotion Therapy
telah digunakan dibeberapa negara maju.
rinsip engobatan adiasi, inti sel dan plasma sel terdiri dari 1) 4?
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
15/20
dosis 6+++ rad. 9apangan diperkecil bila dosis akan ditingkatkan lagi sampai sekitar /+++
rad.
Resp$n raiasi
Setelah diberikan radiasi, maka dilakukan e&aluasi berupa respon terhadap radiasi.
espon dinilai dari pengecilan kelenjar getah bening leher dan pengecilan tumor primer
di naso$aring. enilaian respon radiasi berdasarkan kriteria GH> '
- 0omplete esponse ' menghilangkan seluruh kelenjar getah bening yang besar.
- artial esponse ' pengecilan kelenjar getah bening sampai %+7 atau lebih.
- 4o 0hange ' ukuran kelenjar getah bening yang menetap.- rogressi&e (isease ' ukuran kelenjar getah bening membesar *%7 atau lebih.
#omplikasi radioterapi dapat berupa '
a #omplikasi dini
Biasanya terjadi selama atau beberapa minggu setelah radioterapi, seperti '
- Derostomia - Eual-muntah
- Eukositis 1nyeri telan, mulut kering, dan hilangnya cita rasa
kadang diperparah dengan in$eksi jamur pada mukosa lidah dan
palatum
- ?noreksi
- Derostamia 1kekeringan mukosa mulut akibat dis$ungsi kelenjar
parotis yang terkena radiasi
- ritema
b #omplikasi lanjut
Biasanya terjadi setelah ) tahun pemberian radioterapi, seperti '
- #ontraktur
- enurunan pendengaran
- Aangguan pertumbuhan
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
16/20
+( Kem$terapi
#emoterapi sebagai terapi tambahan pada karsinoma naso$aring ternyata dapat
meningkatkan hasil terapi. Terutama diberikan pada stadium lanjut atau pada keadaan
kambuh.
Terapi adju&an tidak dapat diberikan begitu saja tetapi memiliki indikasi yaitu bila
setelah mendapat terapi utamanya yang maksimal ternyata '
- kankernya masih ada, dimana biopsi masih positi$
- kemungkinan besar kankernya masih ada, meskipun tidak ada bukti secara
makroskopis.
- pada tumor dengan derajat keganasan tinggi 1 oleh karena tingginya resiko
kekambuhan dan metastasis jauh.
Berdasarkan saat pemberiannya kemoterapi adju&an pada tumor ganas kepala leher
dibagi menjadi
). neoadu!ant atau induction chemotherap" # yaitu pemberian kemoterapi
mendahului pembedahan dan radiasi
*. concurrent$ simultaneous atau concomitant chemoradiotherap" #diberikan
bersamaan dengan pen"inaran atau operasi%3. post definiti!e chemotherap" 1sebagai terapi tambahan paska pembedahan dan
atau radiasi
E4ek Samping Kem$terapi
?gen kemoterapi tidak hanya menyerang sel tumor tapi juga sel normal yang
membelah secara cepat seperti sel rambut, sumsum tulang dan Sel pada traktus gastro
intestinal. ?kibat yang timbul bisa berupa perdarahan, depresi sum-sum tulang yang
memudahkan terjadinya in$eksi. ada traktus gastro intestinal bisa terjadi mual, muntah
anoreksia dan ulserasi saluran cerna. Sedangkan pada sel rambut mengakibatkan
kerontokan rambut. @aringan tubuh normal yang cepat proli$erasi misalnya sum-sum
tulang, $olikel rambut, mukosa saluran pencernaan mudah terkena e$ek obat sitostatika.
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
17/20
:ntungnya sel kanker menjalani siklus lebih lama dari sel normal, sehingga dapat lebih
lama dipengaruhi oleh sitostatika dan sel normal lebih cepat pulih dari pada sel kanker
$ek samping yang muncul pada jangka panjang adalah toksisitas terhadap
jantung, yang dapat die&aluasi dengan #A dan toksisitas pada paru berupa kronik
$ibrosis pada paru. Toksisitas pada hepar dan ginjal lebih sering terjadi dan sebaiknya
die&alusi $ungsi $aal hepar dan $aal ginjalnya. #elainan neurologi juga merupakan salah
satu e$ek samping pemberian kemoterapi.
#emoradioterapi kombinasi adalah pemberian kemoterapi bersamaan dengan
radioterapi dalam rangka mengontrol tumor secara lokoregional dan meningkatkan
sur!i!al pasien dengan cara mengatasi sel kanker secara sistemik lewat mikrosirkulasi.
Ean$aat #emoradioterapi adalah
) Eengecilkan massa tumor, karena dengan mengecilkan tumor akan memberikan
hasil terapi radiasi lebih e$ekti$. Telah diketahui bahwa pusat tumor terisi sel
hipoksik dan radioterapi kon&ensional tidak e$ekti$ jika tidak terdapat oksigen.
engurangan massa tumor akan menyebabkan pula berkurangnya jumlah sel
hipoksia.
* Eengontrol metastasis jauh dan mengontrol mikrometastase.3 Eodi$ikasi melekul (4? oleh kemoterapi menyebabkan sel lebih sensiti$
terhadap radiasi yang diberikan 1radiosensitiser.
Terapi kombinasi ini selain bisa mengontrol sel tumor yang radioresisten,
memiliki man$aat juga untuk menghambat pertumbuhan kembali sel tumor yang sudah
sempat terpapar radiasi.
#emoterapi neoaju&an dimaksudkan untuk mengurangi besarnya tumor sebelum
radioterapi. emberian kemoterapi neoadju&an didasari atas pertimbangan !ascular bed
tumor masih intak sehingga pencapaian obat menuju massa tumor masih baik. (isamping
itu, kemoterapi yang diberikan sejak dini dapat memberantas mikrometastasis sistemik
seawal mungkin. #emoterapi neoadju&an pada keganasan kepala leher stadium ; C
dilaporkan o&erall response rate sebesar + 7- 8+ 7 dan 0 1 Complete Response
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
18/20
sekitar %+7. #emoterapi neoadju&an yang diberikan sebelum terapi de$initi$ berupa
radiasi dapat mempertahankan $ungsi organ pada tempat tumbuhnya tumor 1organ
preser!ation.
#emoterapi yang diberikan secara bersamaan dengan radioterapi 1concurrent or
concomitant chemoradiotherap" dimaksud untuk mempertinggi man$aat radioterapi.
(engan cara ini diharapkan dapat membunuh sel kanker yang sensiti$ terhadap
kemoterapi dan mengubah sel kanker yang radioresisten menjadi lebih sensiti$ terhadap
radiasi. #euntungan kemoradioterapi adalah keduanya bekerja sinergistik yaitu mencegah
resistensi, membunuh subpopulasi sel kanker yang hipoksik dan menghambat reco!er"
(4? pada sel kanker yang sublethal.
#elemahan #emoradioterapi
:ntuk mengurangi e$ek samping dari kemoradioterapi diberikan kemoterapi
tunggal 1 single agent chemotherap" dosis rendah dengan tujuan khusus untuk
meningkatkan sensiti&itas sel kanker terhadap radioterapi 1radiosensitiFer. Sitostatika
yang sering digunakan adalah 0isplatin, %-5luorouracil dan ETD dengan response rate
)%7-!/7.
.( OperasiTindakan operasi pada penderita karsinoma naso$aring berupa diseksi leher radikal dan
naso$aringektomi. (iseksi leher dilakukan jika masih ada sisa kelenjar pasca radiasi atau
adanya kelenjar dengan syarat bahwa tumor primer sudah dinyatakan bersih yang
dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik dan serologi. 4aso$aringektomi merupakan
suatu operasi paliati$ yang dilakukan pada kasus-kasus yang kambuh atau adanya residu
pada naso$aring yang tidak berhasil diterapi dengan cara lain.
5( Imun$terapi
(engan diketahuinya kemungkinan penyebab dari karsinoma naso$aring adalah &irus
pstein-Barr, maka pada penderita karsinoma naso$aring dapat diberikan imunoterapi.
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
19/20
8/18/2019 Refleksi Kasus CA Nasofaring
20/20
DAF"AR 'US"AKA
?&erdi oeFin, ?ninda Sya$ril. #arsinoma 4aso$aring. (alam' $iaty ?. Soepardi
1ed. Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung tenggorok. disi kelima. @akarta ' 5#
:, *++). h. )!6-%+.
Harry a. ?sroel. enatalaksanaan radioterapi pada karsinoma naso$aring. e$erat.
Eedan' 5# :S:,*++*.h. )-)).
Hasibuan , ?. H. pharingologi. @akarta' Samatra Eedia :tama, *++!.h. /+-).
#artikawati, Henny. enatalaksanaan karsinoma naso$aring menuju terapi
kombinasikemoradioterapi.
9u @iade @, 0ooper @ay S, E 9ee ?nne GE. The epidemiologi o$ 4asopharigeal
0arcinoma n ' 4asopharyngeal 0ancer. Berlin ' Springer,*+)+. p. )-8.
Susworo, Eakes (. #arsinoma naso$aring aspek radiodiagnostik dan radioterapi.
@akarta' 5# :, )8/.h. 68-*.
Susworo, . #anker naso$aring ' epidemiologi dan pengobatan mutakhir. Tinjauan
pustaka artikel. (alam' 0ermin (unia #edokteran. 4o. )!!, *++!.h. )6-).