10
Reformasi gereja (1483-1546) Diposkan: Selasa 5 Oktober 2010 ditulis oleh : Elin Liani ABAD PERTENGAHAN SAMPAI MUNCULNYA REFORMASI GEREJA I. Karakteristik abad pertengahan Kristen resmi sebagai agama kekaisaran romawi Muncul dominasi gereja periode Eropa saat bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan KekaisaranRomawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne dimulainya penjelajahan samudra kebangkitan humanisme ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi II. Reformasi Gereja A. Latar belakang 1. Banyaknya penyimpangan keagamaan diantaranya yaitu: Dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja agar mereka memperoleh kedudukan sosial keagamaaan yang tinggi. Paus sebagai bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya dengan wanita seperti Alexander VI yang memiliki 8 anak haram dari hasil hubungannya dengan wanita simapannya. Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies). Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan terhadap benda-benda keramat atau tokoh- tokoh suci yang nantinya akan menimbulkan takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal, seperti para pastor yang semata-mata merupakan manusia yang memiliki sifat yang sama dengan yang lainnya menganggap dirinya keramat. 2. Korupsi atas nama negara 3. Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawan lokal 4. Kebangkitan nasionalisme di Eropa

Reformasi gereja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nota

Citation preview

Page 1: Reformasi gereja

Reformasi gereja (1483-1546)Diposkan: Selasa 5 Oktober 2010

ditulis oleh : Elin Liani 

ABAD PERTENGAHAN SAMPAI MUNCULNYA REFORMASI GEREJA

I. Karakteristik abad pertengahan

 Kristen resmi sebagai agama kekaisaran romawi

 Muncul dominasi gereja

 periode Eropa saat bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan KekaisaranRomawi Barat di

bawah prakarsa raja Charlemagne

 dimulainya penjelajahan samudra

 kebangkitan humanisme

 ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi

II. Reformasi Gereja

A. Latar belakang

1. Banyaknya penyimpangan keagamaan diantaranya yaitu:

 Dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja agar mereka

memperoleh kedudukan sosial keagamaaan yang tinggi.

 Paus sebagai bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya dengan

wanita seperti Alexander VI yang memiliki 8 anak haram dari hasil hubungannya

dengan wanita simapannya.

 Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies).

 Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan terhadap

benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci yang nantinya akan menimbulkan

takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal, seperti para pastor yang semata-

mata merupakan manusia yang memiliki sifat yang sama dengan yang lainnya

menganggap dirinya keramat.

2. Korupsi atas nama negara

3. Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawan lokal

4. Kebangkitan nasionalisme di Eropa

5. Perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium Roma.

B. Tokoh reformasi gereja

1. Martin Luther (1483-1546)

Awal gerakan reformasi gereja Protestan terjadi di jerman dengan tokoh utamanya Martin

Luther. Mengapa terjadi di Jerman? Menurut Burns dan Ralph dalam Suhelmi, Ahmad

Page 2: Reformasi gereja

2001:149-150. Ada beberapa faktor yakni: (1) jerman yang sekitar abad XV-XVI masih

merupakan negara agraris atau negara yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan negara-

negara Eropa lainnya. Sektor Industri perdagangan dan manafaktur belum berkembang seperti di

Inggris dan Italia. Dan Katolisisme yang konservatif paling kuat ada di Negara ini. Penyembahan

terhadap tokoh ataupun benda-benda keramat dianggap kepercayaan yang wajib di yakini.

Penjualan surat-surat pengampunan dosa paling banyak dijual di Jerman melebihi negara-negara

lainnya di Eropa. (2) rakyat Jerman pada saat itu sebagian besar adalah masyarakat petani yang

merupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat adanya kekuasaan gereja katolisisme.

Pajak-pajak yang memberatkan, urusan kepemilikan tanah yang dipersulit oleh pihak gereja,

harta kekayaan yang sering diambil oleh pihak geraja tanpa alasan yang jelas.

Faktor-faktor tersebut belum berdampak serius untuk munculnya gerakan reformasi, tetapi

faktor fundamental yang memicu munculnya gerakan reformasi adalah pada saat itu jerman

berada dalam fase transisi ekonomi, dimna jerman sedang berusaha berpindahdari masyarakat

Feodal ke masyarakat ekonomi frofit (menuju masyarkat kapitalis). Fase transisi ini ,

sebagaimana di negara-negara lain, merupakan fase kritis dan rawan. Gerakan-gerakan sosial,

keagamaan atau pun politik akan mudah terjadi hanya karena dimu,ai oleh kerusuhan-kerusuhan

kecil.

Dalam keadaan seperti itu, munculah sosok Martin Luther yang mempelopori keharusan

adanya pembaharuan keagamaan. Ia mencetuskan gerakan Reformasi Protestan di Jerman

dengan melakukan berbagai protes sosial-keagamaaan kepada kekuasaan Paus. Melihat berbaga

penyimpangan keagaman di Negerinya (Jerman) ia bergerak untuk memprotesnya. Puncaknya

ketika Paus menjual susrat-surat pengampunan dosa di luar batas.

Gerakan Reformasi Luther dimulai ketika ai membacakan 99 pernyataan protes terhadap

gereja dan lembaga kepeusan yang menjual surat-surat pengampunan dosa itu. Martin Luther

menilai penjualan surat-surat itu bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus. Pembelia surat-surat

itu tidak boleh dipaksakan, harus didasarkan atas kesukarelaan. Berbuat kebajikan seperti

memberi makan fakir miskin dan meminjamkan uang kepada yang membutuhkan jauh lebih

utama dari membeli surat-surat pengampunan dosa. Gereja atau pemuka agama tidak memiliki

hak memberikan pengampunan dosa. Hanya Tuhan, atas dasar kepercayaan dan amal soleh

individu, yang berhak memberikan pengampunan dosa. Inilah yang dinamakan

doktrinJustification by Faith.

Atas dasar keyakinannya pula Martin Luther menentang doktrin sakramen suci gereja,

pastor sebgai mediator antara manusia dengan Tuhan, penyembahan benda dan tokoh keramat,

karena menimbulkan kepercayaan-kepercayaan yang tidak logis. Ia beranggapan bahwa,

sakramen hanyalah berguna untuk membantu keimanan tetapi sama sekali bukan alat untuk

Page 3: Reformasi gereja

mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan. Mitos keajaiban pastor ditentamgnya karena

akan mengakibatkan terjadinya manipulasi dan pembodohan manusia.

Menurut Luther, apabila manusia ingin selamat ia harus melakukan perbuatan-perbuatan

baik yang dianjurkan tuhan, banyak bertobat (langsung) kepada tuhan tanpa melalui pelantara

pastor. Keselamatan bisa diraih manusia apabila ia bisa mengenyahkan nafsunya, seperti nafsu

serakah, nafsu tamak dan mementingkan diri sendiri. Dalam tulisannya, ON Christian Liberty

(Suhelmi, Ahmad 2001:151), Luther menegaskan bila seorang memiliki keimana pasti ia akan

melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Doktrin keimanan dan berbuat baik ini merupakan wacana yang telahmendesakralisasi

lembaga imamat. Doktrin-doktrin Martin Luther ini meruntuhkan mitos-mitos kesucian yang

berada dibalik kekuasaan gereja dan lembaga-lembaga imamat. Luther beranggapan ia telah

melakukan Debunking (meminjam istil;ah peter berger), atau penelanjangan mitos-mitos sosial

dan keagamaan yang melekat pada individu atau lembaga, sehingga nampak sosoknya yang asli.

Desakralisasi itu menimbulkan tuntutan agar manusia dianggap sama dihadapan tuhan,

sehingga tidaklah ada kelebihan pastor dibandingkan dengan masyarakat biasa melainkan karena

amal perbuatannya.dan pengikut Luther pun menolak hirarki kependetaan.

Selain itu, Luther juga menolak tradisi keagamaan yang sudah berlangsung ratusan tahun

lamanya, yakni hak istimewa pastor dalam membacakan dan menafsirkan kitab suci. Menurutnya

siapa pun pengikut Kristus, bukan hanya kaum pendeta saja, berhak membaca dan menafsirkan

Alkitab. Alkitab harus terbuka bagi semua orang agar isi kebenarannya diketahui semua orang,

tidak terbatas kaum pendeta saja. Sehingga tidak terjadi monopoli kebenaran oleh segelintir

pemuk agama. Dan protes ini berdampak luas, kebenaran agama kemudian menjadi bersifat

interpretable dan multi-interpretasi. Pastor dan pemuka agama bukan satu-satunya penafsir

kebenaran.

Dan dengan adanya protes tersebut, lebih jauh lagi para pengikut Luther menterjemahkan

Alkitab yang tadinya berbahasa Latin menjadi

bahasa Jerman, dan mengahpuskan bahasa

latin sebagai bahasa Alkitab. Dengan demikian

bangsa Jermana akan secara langsung

membaca dan menafsirkan Alkitab.

Luther juga telah mengoyahkan sendi-

sendi monastisisme katolik yakni dengan

menganjurkan perkawinan bagi para pastor.

Karena ia menyadari banyaknya tindakan tidak

terpuji menyangkut hubungan dengan wanita

bagi para pastor. Perkawinan menurutnya

Page 4: Reformasi gereja

bukanlah suatu dosadan merupakan tuntutan biologis yang patut dipenuhi. Dan meneknkan

bahwa perkawinan itu penting. Tokoh Reformasi ini juga tidak setuju dengan prinsip

monastisisme yang menghendaki pastor hidup terpencil, jauh dari hiruk pikuk demi untuk

menyucikan diri. Kehidupan ekslusif seperti itu bukalah cara yang tepat untuk mensucikan diri

dan mencari jalan keselamatan. Kemudian Luther menawarkan gagasan worldly

ascetism (aksetisme duniawi).

Bukan hanya itu saja, Luther mengkritik dan menentang doktrin politik gereja katolik

Roma. Misalnya menentang doktrin kekuasaan universal Paus, menurutnya kekuasaan paus tidak

universal karena paus juga harus mengakui kekuasan para pangeran atau penguasa sekuler suatu

negra memiliki prinsip-prinsip kenegaraan yang berdasarkan nasionalisme. Ia juga menuntut

dibedakannya otoritas politik dan otoritas agama, paus dituntut agar mematuhi dan mangakui

otoritas politik penguasa negra dan tidak mencampur-adukannya dengan otoritas agama. Karena

gagasannya itu, Luther memperoleh dukungan politis dari kalangan penguasa dan bangsawan.

Tuntutan-tuntutan Martin Luther ini terdapat dalam 95 dalil Luther yang ia pakukan atau

tancapkan di pintu gereja sebagai tanda protesnya.

2. Johannes calvin (1509-1564)

John Calvin merupakan tokoh penting lainnya dalam gerakan reformasi gereja Protestan.

Sebagaimana Luther, Calvin juga telah meletakan dasar-dasar teologis, filosofis dan intelektual

yang kokoh bagi keberhasilan gerakan reformasi Protestan di Eropa. Bedanya adalah pemikiran

Calvin lebih radikal di bandingkan Luther. Luther dianggap agak konservatif. Calvinisme sangat

berpengaruh terhadap perjalanan sejarah Erop modern. Ia merupakan salah satu fondasi doktrinal

terpenting kemajuan peradaban kapitalis Eropa di Abad modern.

Tokoh gerakan ini lahir di Noyon, Picardy, Prancis, 1509. Calvin belajar di Universitas

Paris dan mendalami kajian hukum di Orlens, tempat dimana ia maat dipengaruhi oleh para

pengikut Luther. Kemudian pada tahun 1541 ia mulai aktif sebagai penginjil.

Pemikiran Celvin yang kemudian menjadi basis teologis terpenting Protestantisme adalah

adanya gagasan tentang takdir (predestination). Takdir manusia menurut Calvin telah ditentukan

oleh Tuhan. Siapa pun tidak bisa mengubahnya, bahkan pastor sekalipun. Manusia yang selamat

atau celaka di dunia mana pun di akhirat kelak memang telah ditulis nasibnya demikian. Nasib

manusia sepenuhnya ditentukan oleh ibadah dan Tuhan. Ia tidak lebih hanya wayang dalam

kehidupannya di dunia ini dan tuhanlah yang menjadi dalangnya.

Doktrin Calvin ini memiliki kesamaan dengan konsep takdir Agustinus yang memiliki

dasar bahwa semua manusia berdosa akibat kejatuhan dan dosa adam. Jadi dalam Calvinisme

dibenarkan adanya ”dosa warisan”. Menurut doktrin ini semua manusia telah terkutuk semenjak

dilahirkan, namun menurutnya manusia bisa selamat seandainya ia memperoleh rahmat Tuhan

Page 5: Reformasi gereja

(Grace of God). Untuk itu manusia dituntut untuk selalu berbuat amal kebajikan, hidup mulia

demi keagungan Tuhan.

Manusia juga harus melawan hawa nafsunya, tetapi caranya bukan dengan menjadi

biarawan atau biarawati, tetapi ujian keselamatan menurut Calvin selalu ada dalam aktivitas

sehari-hari, maka manusia harus selalu dituntut memiliki kemampuan untuk menghadapi ujian

hidup setiap saat. Hal ini ia rumuskan dalam ajaran tentang asetisme duniawi

(Suhelmi,2001:157-158).

Seperti halnya Luther, Calvin pun anti sakramen suci. Doktrin anti sakramen Calvin

menurut Weber dalam Suhelmi,2001:158 lebih jauh memperkuat semangat individualisme.

Manusia bisa langsung berhadapan dengan tuhan tanpa pelantaraaan gereja ataupun pemuka

agama.

Sehingga dari beberapa ajaran Calvin maupun Luther

terdapat beberapa persamaan terutama tentang doktrin asketisme

duniawi, anti sakramen suci dan monastisisme. Hal itu

menunjukan bahwa pengaruh Luther sangat besar terhadap ajaran

Calvin.

C. Biografi Marthin Luther

Marthin Luther lahir pada tanggal 10 Nopember 1483,di

kota Eisleben, propinsi Saxony (sekarang wilayah Jerman).

Martin adalah nama baptisan yang diperolehnya karena hari

pembabtisannya bertepatan dengan Hari Santo Martin, pelindung

kaum pengemis. Hans Luther, sang ayah, adalah seorang pemilik beberapa tambang dan

peleburan logam. Sedangkan ibunya, Margaretha Luther, adalah seorang ibu rumah tangga yang

sangat religius, dan kemungkinan berperan besar dalam menanamkan benih iman kepada Luther

kecil.

Pendidikan formal pertama Luther diperolehnya di Sekolah Latin kota Mansfeld.

Sebagaimana Sekolah Latin lainnya pada masa itu, Luther belajar bahasa Latin yang

membuatnya berkenalan dengan kekayaan pustaka Latin, juga musik dan agama. Luther belajar

doktrin-doktrin penting gereja. Pada usia 14 tahun, Luther hijrah ke Magdeburg, masuk Sekolah

dari Katedral setempat. Setelah menempuh pendidikan pra universitas di Eisenach, Luther masuk

Universitas Erfurt, salah satu universitas terbaik masa itu di Jerman. Pada tahun 1502, Luther

merampungkan gelar pertamanya dalam Liberal Arts. Sambil melanjutkan studi ke jenjang

master, Luther mengajar di universitasnya dalam bidang tata bahasa dan logika. Pada tahun

1505, Luther memperoleh gelar master.

Kemudian atas paksaan dari sang Ayah Luther masuk Universitas Leipzig pada tahun

1505, dan tentunya mengambil jurusan hukum namun pendidikannya ini tidak ia tuntaskan dan ia

Page 6: Reformasi gereja

lebih memilih untuk menjadi pendeta Augustinian dengan masuk biara Agustinian di Erfurt,

meskipun harus melawan kehendak ayahnya.

Pada tahun 1508, atas ajakan gurunya, Johannes von Staupitz, Luther menjadi pengajar

bidang Filsafat Moral di Universitas Wittenberg yang baru didirikan. Luther mengajar sambil

melanjutkan studi teologinya. Setahun kemudian, Luther menamatkan sarjana teologinya. Pada

tahun 1512, Luther berhasil meraih gelar doktor dalam bidang teologi dari Universitas yang sama

Kira-kira sejak tahun 1538, Luther mengidap penyakit kencing batu, gangguan jantung dan

pencernaan. Pada tahun 1541, Luther kena infeksi telinga dan tenggorokan. Penyakitnya ini

bukan hanya menggerogoti fisiknya, namun juga menciptakan depresi yang dalam. Kepahitan

hidupnya bertambah dengan meninggalnya, Magdalena Luther, anak perempuannya yang

menjadi korban wabah penyakit di Wittenberg. Wabah ini juga banyak merenggut jemaatnya.

Kesedihan di mana-mana mempengaruhi jiwa Luther menjadi semakin tertekan. 

Pada Januari 1546, Luther dipanggil ke kota Eisleben untuk menjadi mediator perselisihan dua

orang bangsawan dari Mansfield. Persis sebulan, setelah tiba di sana, tepatnya tanggal 17

Februari, Luther meninggal karena gagal jantung. Pada tanggal 22 Februari, jenazah Luther

kembali ke Wittenberg dan dikebumikan di gereja yang sama ketika dia memulai gerakan

Reformasi. Luther wafat dalam usianya yang ke-63.

D. Proses terjadinya reformasi gereja

Awal terjadinya reformasi gereja ini muncul atau terjadi di Jerman. Banyak faktor yang

menyebabkan terjadinya reformasi gereja di Jerman yaitu, sekitar abad 15-16 Jerman masih

merupakan negara agraris yang terbelakang dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, kuatnya

pengaruh katolisme yang bersifat konservatif di Jerman, banyaknya penjualan surat-surat

pengampunan dosa di Jerman melebihi negara-negara Eropa lainnya, sebagian besar rakyat

Jerman yang berprofersi sebagai petani yang merupakan kelompok sosial yang paling menderita

akibat kekuasaan katolisme salh satunya dengan adanya pajak-pajak yang sangat memberatkan

rakyat.

Selain itu juga faktor yang paling mendasari terjadinya reformasi di Jerman adanya fase

transisi ekonomi di Jerman dimana pada waktu itu terjadi proses perubahan dari masyarakat

feodal menuju masyarakat ekonomi profit atau menuju masyarakat kapitalis. Dari sinilah muncul

satu tokoh yaitu Marthin Luther yang dari pemikiran-pemikirannya itu kemudian terlahir sebuah

reformasi gereja yang nantnya tidak hanya berkembang di Jerman melainkan meluas ke wilayah-

wilayah Eropa lainnya.

Adapun pemikiran-pemikiran dari Marthin Luther dalam melakukan protes terhadap

kekuasaan Gereja Khatolik Roma yaitu:

 Penolakan Luther terhadap surat-surat pengampunan doa yang dikeluarkan oleh Paus

karena menurutnya gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak untuk memberikan

Page 7: Reformasi gereja

pengampunan dosa. Tuhan-lah yang memberikan pengampunan itu didasarkan kepada

kepercayaan dan amal sholeh individu selama hidup.

 Menurut Luther sakramen hanya digunakan untuk membantu keimanan tetapi bukan

sama sekali alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan.

E. Dampak Reformasi Gereja

Dampak dari adanya Gerakan Reformasi Protestan dibawah Luther dan Calvin

adalah: pertama, dampak sosial dan politikterhadap Eropa dan negara-negara Barat pada

umumnya. Reformasi ini menimbulkan Western Christendom sehingga munculnya negara-

negara nasional kecil tanpa memiliki pusat kekuasaan atau gembala politik seperti lembaga

Kepausan Roma. Menumbuhkan benih-benih demokratisasi politik, kesadaran individual akan

pentingnya hak-hak politik, kebebasan individu. Sehingga menjadi dasar timbulnya gerakan-

gerakan demokratisasi yang dan anti kekuasaan totaliter dan keberanian rakyat untuk selalu

melakukan kontrol terhadap kekuasaan.

Tetapi dengan adanya gerakan reformasi Protestan ini juga lahirnya kekuasaan absolut di

Eropa. Banyaknya pertikaian antara Calvinisme dengan katolik, peperangan saudara dan

penghancuran karya-karya seni, patung, lukisan yang berbau katolisisme. Reformasi juga haris

bertanggung jawab atas terjadinya pembantaian massal dalam peristiwa berdarah pada malam St.

Bartholomeus. Di Belanda pun terjadi pemberontakan petani yang menolak membayar pajak dan

akhirnya oleh pangeran Philip mereka semua dibantai. Dan pengikut Protestan dianggap

pengkhianat dan selama enam tahun terjadi teror dan pembunuhan terhadap kaum protestan.

Kedua, Reformasi juga mengakibatkan terbelahnya agama Kristen menjadi sekte-sekte

kecil; Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Meskipun ditunjau

dari segi doktrin-doktrin fundamentalnya sekte-sekte itu tidak memiliki prinsip yang berbeda,

tetapi timbulnya hal tersebut menyebabkan keretakan serius dalam agama kristen. Akibat adanya

sekte-sekte ini, Eropa terbelah secara keagamaan; Jerman Utara dan negara-negara Skandinavia

(Swedia dan Norwegia), menganut Lutheranisme; Skotlandia, Belanda, Switzerland dan Prancis

menganut Calvinisme dan negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan Italia menganut

katolisisme (Ortodoks).