Refrat Dr Andreas

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    1/22

    REFERAT

    ANALISA CAIRAN PLEURA

    Oleh :

    Belda Evina

    1118011020

    Precep!r :

    dr" Andrea# In$ian!% Sp"P

    FA&ULTAS &E'O&TERAN UNILARS A()A' *ANI )ETRO

    201+

    1

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    2/22

    BAB I

    PEN'A(ULUAN

    A" Laar Bela,an-

    Pleura merupakan membran serosa intratoraks yang membatasi rongga pleura,

    secara embriogenik berasal dari jaringan selom intraembrionik; terdiri dari

     pleura viseral dan pleura parietal. Pleura viseral dan parietal merupakan

     jaringan berbeda yang memiliki inervasi dan vaskularisasi berbeda pula.

    Pleura secara mikroskopis tersusun atas selapis mesotel, lamina basalis,

    lapisan elastik superfi sial, lapisan jaringan ikat longgar, dan lapisan jaringan

    fibroelastik dalam. Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas menimbulkan

    tekanan transpulmoner yang memengaruhi pengembangan paru dalam proses

    respirasi. Cairan pleura dalam jumlah tertentu berfungsi untuk memungkinkan

     pergerakan kedua pleura tanpa hambatan selama proses respirasi.

    Keseimbangan cairan pleura diatur melalui mekanisme hukum Starling dansistem penyaliran limfatik pleura Pratomo dan !unus, "#$%&.

    'fusi pleura adalah akumulasi abnormal cairan dalam ruang pleura yang

    dihasilkan dari produksi cairan yang berlebihan atau penurunan penyerapan

    (ubbin et al, "#$"&. (ongga pleura merupakan rongga potensial yang dapat

    mengalami efusi akibat penyakit yang mengganggu keseimbangan cairan

     pleura Pratomo dan !unus, "#$%&. 'fusi pleura merupakan manifestasi paling

    umum dari penyakit pleura, dengan etiologi mulai dari gangguan

    cardiopulmonary, penyakit inflamasi atau keganasan yang memerlukan

    evaluasi pengobatan yang mendesak. Sekitar $,) juta efusi pleura didiagnosis

    di *merika Serikat setiap tahun. Prognosis dalam efusi pleura bervariasi

    sesuai dengan etiologi yang mendasari kondisi ini (ubbin et al, "#$"&.

    Temuan seluler dan biokimia dalam cairan dapat menjadi indikator prognosis

    karena membantu dalam ketepatan diagnosis dan terapi.

    B" T./.an Pen.li#an

    2

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    3/22

    +akalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada kepanitraan klinik bagian

    Penyakit alam (S *hmad !ani +etro.

    C" )an$aa Pen.li#an

    +enambah pengetahuan penulis mengenai pemeriksaan cairan pleura dan

    interpretasinya.

    BAB II

    TINAUAN PUSTA&A

    A" Ana!i Ple.ra

    a3ar 1" R!n--a Ple.ra

    3

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    4/22

    -ambar $. *natomi Cairan Pleura

    (uang pleura berbatasan dengan parietal dan pleura visceral. Pleura parietalis

    menutupi permukaan bagian dalam rongga dada, termasuk mediastinum,

    diafragma, dan tulang rusuk. Pleura visceral menyelimuti seluruh permukaan

     paruparu, termasuk celah interlobar. (uang pleura kanan dan kiri dipisahkan

    oleh mediastinum (ubbin et al, "#$"&.

    Sr.,.r )i,r!#,!pi# Ple.ra

    Pleura terbagi menjadi lima lapisan, yaitu lapisan selapis mesotel, lamina

     basalis, lapisan elastik superfisial, lapisan jaringan ikat longgar dan lapisan

     jaringan fibroelastik dalam. Kolagen tipe / dan /// yang diproduksi oleh

    lapisan jaringan ikat merupakan komponen utama penyusun matriks

    ekstraseluler pleura dan merupakan 0#1 berat kering struktur ini. 2apisan

     jaringan fibroelastik dalam menempel erat pada iga, otototot dinding dada,

    diafragma, mediastinum dan paru. 2apisan jaringan ikat longgar tersusun atas

     jaringan lemak, fibroblas, monosit, pembuluh darah, saraf dan limfatik.

    Pengamatan pada he3an domba mengungkapkan bah3a ketebalan pleura dari

     permukaan rongga pleura dengan lapisan jaringan ikat yang menaungi

     pembuluh kapiler dan pembuluh limfatik adalah ") 4 0% 5m pada pleura

    viseral dan $# 4 ") 5m pada pleura parietal. Proses inflamasi mengakibatkan

    migrasi selsel inflamasi harus mele3ati lapisan jaringan ikat longgar menuju

    lamina basalis kemudian menuju rongga pleura setelah mele3ati mesotel

    Pratomo dan !unus, "#$%&.

    B" Fi#i!l!-i Cairan Ple.ra

    Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui tekanan pleura yang

    ditimbulkan oleh rongga pleura. Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas

    akan menimbulkan tekanan transpulmoner yang selanjutnya akan

    memengaruhi pengembangan paru dalam proses respirasi. Pengembangan

     paru terjadi bila kerja otot dan tekanan transpulmoner berhasil mengatasi

    recoil elastik elastic recoil& paru dan dinding dada sehingga terjadi proses

    respirasi Pratomo dan !unus, "#$%&.

    4

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    5/22

    6umlah cairan rongga pleura diatur keseimbangan Starling yang ditimbulkan

    oleh tekanan pleura dan kapiler, kemampuan sistem penyaliran limfatik pleura

    serta keseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan komponenkomponen gaya

    ini menyebabkan penumpukan cairan sehingga terjadi efusi pleura Pratomo

    dan !unus, "#$%&.

    Fi#i!l!-i e,anan ple.ra

    Tekanan pleura secara fisiologis memiliki dua pengertian yaitu tekanan cairan

     pleura dan tekanan permukaan pleura. Tekanan cairan pleura mencerminkan

    dinamik aliran cairan mele3ati membran dan bernilai sekitar $# cm7"8.

    Tekanan permukaan pleura mencerminkan keseimbangan elastik rekoil

    dinding dada ke arah luar dengan elastik rekoil paru ke arah dalam. 9ilai

    tekanan pleura tidak serupa di seluruh permukaan rongga pleura; lebih negatif 

    di apeks paru dan lebih positif di basal paru. Perbedaan bentuk dinding dada

    dengan paru dan faktor gravitasi menyebabkan perbedaan tekanan pleura

    secara vertikal; perbedaan tekanan pleura antara bagian basal paru dengan

    apeks paru dapat mencapai 0 cm7"8. Tekanan alveolus relatif rata di seluruh

     jaringan paru normal sehingga gradien tekanan resultan di rongga pleura

     berbeda pada berbagai permukaan pleura. -radien tekanan di apeks lebih

     besar dibandingkan basal sehingga formasi bleb pleura terutama terjadi di

    apeks paru dan merupakan penyebab pneumotoraks spontan. -radien ini juga

    menyebabkan variasi distribusi ventilasi Pratomo dan !unus, "#$%&.

    Pleura viseral dan parietal saling tertolak oleh gaya potensial molekul

    fosfolipid yang diabsorpsi permukaan masingmasing pleura oleh mikrovili

    mesotel sehingga terbentuk lubrikasi untuk mengurangi friksi saat respirasi.

    Proses tersebut bersama tekanan permukaan pleura, keseimbangan tekanan

    oleh gaya Starling dan tekanan elastik rekoil paru mencegah kontak antara

     pleura viseral dan parietal 3alaupun jarak antarpleura hanya $# 5m. Proses

    respirasi melibatkan tekanan pleura dan tekanan jalan napas. :dara mengalir 

    melalui jalan napas dipengaruhi tekanan pengembangan jalan napas yang

    mempertahankan saluran napas tetap terbuka serta tekanan luar jaringan paru

    tekanan pleura& yang melingkupi dan menekan saluran napas. Perbedaan

    antara kedua tekanan tekanan jalan napas dikurangi tekanan pleura& disebut

    5

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    6/22

    tekanan transpulmoner. Tekanan transpulmoner memengaruhi pengembangan

     paru sehingga memengaruhi jumlah udara paru saat respirasi Pratomo dan

    !unus, "#$%&.

    Fi#i!l!-i cairan ple.ra

    (ongga pleura terisi cairan dari pembuluh kapiler pleura, ruang interstitial

     paru, saluran limfatik intratoraks, pembuluh kapiler intratoraks dan rongga

     peritoneum. 9eergard mengemukakan hipotesis bah3a aliran cairan pleura

    sepenuhnya bergantung perbedaan tekanan hidrostatik dan osmotik kapiler 

    sistemik dengan kapiler pulmoner. Perpindahan cairan ini mengikuti hukum

    Starling berikut

    v 4 &$ 5 67P ,apiler P ple.ra9 ; 7< ,apiler < ple.ra9=

    6v aliran cairan transpleura, Kf koefisien filtrasi yang merupakan perkalian

    konduktivitas hidrolik membran dengan luas permukaan membran, P tekanan

    hidrostatik, < koefisien kemampuan restriksi membran terhadap migrasi

    molekul besar, = tekanan onkotik. Perkiraan besar perbedaan tekanan yang

    memengaruhi pergerakan cairan dari kapiler menuju rongga pleura

    ditunjukkan pada -ambar " Pratomo dan !unus, "#$%&.

    Tekanan hidrostatik pleura parietal sebesar %# cm7"8 dan tekanan rongga

     pleura sebesar ) cm7"8 sehingga tekanan hidrostatik resultan adalah %# 4

    )& > %) cm7"8. Tekanan onkotik plasma %? cm7"8 dan tekanan onkotik 

     pleura ) cm7"8 sehingga tekanan onkotik resultan %? 4 ) > "@ cm7"8.

    -radien tekanan yang ditimbulkan adalah %) 4 "@ > A cm7"8 sehingga terjadi

     pergerakan cairan dari kapiler pleura parietal menuju rongga pleura. Pleura

    viseral lebih tebal dibandingkan pleura parietal sehingga koefisien filtrasi

     pleura viseral lebih kecil dibandingkan pleura parietal. Koefisien filtrasi kecil pleura viseral menyebabkan resultan gradien tekanan terhadap pleura viseral

    secara skematis bernilai # 3alaupun tekanan kapiler pleura viseral identik 

    dengan tekanan vena pulmoner yaitu "? cm7"8 Pratomo dan !unus, "#$%&.

    Perpindahan cairan dari jaringan interstitial paru ke rongga pleura dapat terjadi

    seperti akibat peningkatan tekanan baji jaringan paru pada edema paru

    maupun gagal jantung kongestif. Pratomo dan !unus, "#$%&.

    6

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    7/22

    a3ar 2" S,ea e,anan dan per-era,an cairan pada r!n--a ple.ra an.#ia

    a3ar >" S,ea $i#i!l!-i# aliran cairan ran#ple.ra

    7ipotesis 9eergard tidak sepenuhnya menjelaskan eliminasi akumulasi cairan

     pleura karena tidak menyertakan faktor jaringan interstitial dan sistem limfatik 

     pleura. 6aringan interstitial secara fungsional mengalirkan cairan ke sistem

     penyaliran limfatik. Cairan pleura yang difiltrasi pada bagian parietalmikrosirkulasi sistemik masuk ke jaringan interstitial ekstrapleura menuju

    rongga pleura dengan gradien tekanan aliran cairan& yang lebih kecil

    -ambar %&. (ongga pleura secara fisiologis terbagi menjadi lima ruang yaitu

    sirkulasi sistemik parietal, jaringan interstitial ekstrapleura, rongga pleura,

     jaringan interstitial paru dan mikrosirkulasi viseral. +embran endotel sirkulasi

    viseral membatasi mikrosirkulasi viseral dengan jaringan interstitial paru dan

    membran endotel sirkulasi sistemik parietal membatasi sirkulasi sistemik 

    7

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    8/22

    dengan jaringan interstitial rongga pleura. (ongga pleura dibatasi oleh pleura

    viseral dan pleura parietal yang berfungsi sebagai membran. Penyaliran

    limfatik di lapisan submesotel pleura parietal bercabangcabang serta

     berdilatasi dan disebut lakuna. 2akuna di rongga pleura akan membentuk 

    stoma. *liran limfatik pleura parietal terhubung dengan rongga pleura melalui

    stoma dengan diameter " 4 A nm. Stoma ini berbentuk bulat atau celah

    ditemukan pada pleura mediastinal dan interkostalis terutama pada area

    depresi inferior terhadap tulang iga bagian inferior dengan kepadatan $##

    stomataBcm" di pleura interkostalis dan 0.### stomataBcm" di pleura

    mediastinal Pratomo dan !unus, "#$%&.

    6umlah cairan pleura tergantung mekanisme gaya Starling laju filtrasi kapiler 

    di pleura parietal& dan sistem penyaliran limfatik melalui stoma di pleura

     parietal. Senya3asenya3a protein, selsel dan atat partikulat dieliminasi

    dari rongga pleura melalui penyaliran limfatik ini. +enurut Ste3art $@A%&,

    nilai rerata aliran limfatik dari satu sisi rongga pleura adalah #,? m2Bkg berat

     badanBjam pada tujuh orang normal, sementara 2eckie dan Tothill $@A)&

    menemukan bah3a nilai rerata alisan listrik limfatik sebesar #,"" m2Bjam

     pada tujuh pasien dengan gagal jantung kengestif. alam kedua penelitian ini,

    variabilitas yang mencolok dijumpai antarpasien. Dila hasil pada pasien

    dengan gagal jantung kongestif diekstrapolasi ke individu normal, seseorang

    dengan berat badan A# kg akan memiliki nilai aliran limfatik dari masing

    masing sisi rongga pleura sebesar "# m2Bjam atau )## m2Bhari. ? Peningkatan

    volume tidal maupun frekuensi respirasi meningkatkan eliminasi limfatik 

     pleura. Kapasitas eliminasi limfatik pleura secara umum "# 4 "0 kali lebih

     besar dibandingkan pembentukan cairan pleura. *kumulasi berlebih cairan pleura hingga %## m2 disebut sebagai efusi pleura Pratomo dan !unus,

    "#$%&.

    *kumulasi cairan yang berupa transudat terjadi apabila hubungan normal

    antara tekanan kapiler hidrostatik dan tekanan koloid osmotik menjadi

    terganggu, sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi pleura akan melebihi

    reabsorpsi oleh pleura lainnya (ubbin et al "#$"&.

    8

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    9/22

    'ksudat merupakan cairan pleura yang terbentuk melalui membran kapiler 

    yang permiabel abnormal meninggi& dan berisi protein berkonsentrasi tinggi.

    Terjadinya perubahan permeabilitas membran adalah karena adanya

     peradangan pada pleura. *kibat meningkatnya permeabilitas kapiler dapat

    menyebabkan bocornya pembuluh darah menyebabkan cairan eksudat kaya

    akan protein dan sel. Peningkatan permeabilitas kapiler pleura karena radang,

     bertambah masuknya protein dan cairan ke rongga pleura, sistem limfe yang

    tidak adekuat dan metastase tumor ganas dapat menambahkan jumlah cairan

    dan konsentrasi protein dan selsel di rongga pleura. 'ksudat diproduksi oleh

     berbagai kondisi inflamasi dan sering memerlukan evaluasi lebih luas dan

     pengobatan dibandingkan transudat (ubbin et al "#$"&.

    C" A,..la#i Cairan Ple.ra

    Cairan pleura terakumulasi jika pembentukan cairan pleura melampauai

    absoprsi drainase& yang mampu dilakukan oleh limfatik. Selain daripada

    mekanisme yang telah dijelaskan di atas, cairan pleura dapat pula dibentuk 

    dari pleura visceral atau rongga peritoneum melalui lubang kecil di

    diafragma&. engan demikian efusi dapat terjadi apabila terjadi kelebihan

     produksi berasal dari interstisial paru atau pleura visceral, pleura parietal, dan

    rongga peritoneal& serta kegagalan absoprsi akibat obstruksi limfatik&

    +echem, "#$%&.

    *kumulasi pleura adalah indikator dari proses patologi yang mungkin berasal

    dari proses primer di paru atau berhubungan dengan sistem organ yang lain

    atau juga karena penyakit sistemik, dapat terjadi secara akut maupun kronis

    dan tidak merupakan diagnosis tersendiri.

    Cairan pleura yang normal memiliki ciriciri

    • 6ernih

    • Ph E.A#E,A?

    • Kandungan proteinnya F " 1 $" gBdl&

    • Kandungan eritrositnya F$### Bmm%

    • Kandungan glukosanya mirip dengan plasma

    • Kadar 2aktat dehidrogenase 27& F)# 1 plasma

    • Konsentrasi 9a,K, dan Ca mirip dengan cairan interstitial

    +ekanisme yang berperan dalam pembentukan akumulasi cairan pleura adalah

    9

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    10/22

    • Perubahan permeabilitas membran pleura misal proses inflamasi,

     penyakit keganasan, emboli paru&

    • Penurunan tekanan onkotik intravaskular misal hipoalbuminemia, sirosis

    hepatis&• +eningkatnya permeabilitas kapiler atau kerusakan vaskular misal

    trauma, penyakit neoplasma, proses inflamasi, infeksi, infark paru,

    hipersensitivitas obat, uremia, pankreatitis&

    • +eningkatnya tekanan hidrostatik kapiler sistemik atau sirkulasi paru

    misal C7G, Sindroma vena cava superior&

    • Derkurangnya tekanan pada rongga pleura sehingga paru tidak dapat

    mengembang misal atelektasis, mesotelioma&

    • Ketidakmampuan paru untuk mengembang• Penurunan atau blokade aliran limfatik, termasuk sumbatan duktus

    torasikus ataupun ruptur misal keganasan , trauma &

    • +eningkatnya cairan pada rongga peritonium sehingga cairan tersebut

     berpindah ke rongga diafragma melalui kelenjar limf misal sirosis

    hepatis, peritonial dialisis&

    • Perpindahan cairan dari edema paru ke pleura viseralis

    • Peningkatan tekanan onkotik cairan pleura yang menetap akibat dari efusi

     pleura menyebabkan penumpukan cairan yang lebih banyak • Penyebab iatrogenik

    jojodibroto, "#$#&

    '" Peeri,#aan La3!ra!ri. Cairan Ple.ra

    :ntuk membantu menegakkan diagnosis penyebab efusi pleura diperlukan

     beberapa macam pemeriksaan laboratorium, antara lain

    $. Pemeriksaan makroskopis

    ". Pemeriksaan mikroskopis

    %. Pemeriksaan kimia

    ?. Dakteriologis

    )a,r!#,!pi#

    Volume :

    :kurlah volume yang diperoleh apabila seluruh cairan dikeluarkan, maka

    volume itu dapat memberi petunjuk tentang luasnya penyakit.

    10

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    11/22

    Warna :

    Carian yang hanya terdiri dari serumBplasma ber3arna kuning mudaBtua

    tergantung dari kadar bilirubin dalam plasma tersebut. Harna transudat

     biasanya kekuningan tergantung kadar bilirubin plasma, 3arna eksudat

    tergantung causa dan beratnya radang.

    Pus putih kuning

    Chylous seperti susu

    arah merah cokelat

    Dakteri pyogeneous biru kehijauan

     Kejernihan :

    Tergantung dari banyak sedikitnya partikelpartikel sel darah yang terkandung

    dalam efusi

    2ekosit menyebabkan kekeruhan yang ringan sampai berat

    'ritrosit menyebabkan kekeruhan yang kemerahmerahan

    Dutirbutir lemak menyebabkan kekeruhan seperti susu

    Pada eksudat, jika mungkin sebutkan kekeruhan itu misalkan

    -Serofibrineus

    - Seropuruent

    - Gibrineus

    - 7aemorrhagis dst.

     Bau :

    Transudat maupun eksudat biasanya tidak mempunyai bau yang berarti, kecuali

     bila terjadi pembusukan protein. Dau seperti tinja karena kuman anaerob,

    'scherichia coli.

     Berat jenis :

    7arus segera ditentukan sebelum terjadi bekuan. apat ditentukan dengan

    urino meter bila volume cairan F> ") ml&. bila cairan sedikit, gunakan

    refraktometer.perhatikan kemungkinan terjadinya bekuan yang bias bersifat

    halusBberkepingkeping ini dibentuk oleh fibrin yang berdapat dalam cairan itu.

    11

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    12/22

    Transudat jarang terjadi bekuan B lambat terjadi, sedangkan eksudat cepat

    terjadi bekuan kecuali bila fibrin telah dirusak oleh bakteri B enyme sel

    misalnya pada proses purulent&. :ntuk menghindari terjadinya bekuan maka

    diberi $ ml larutan .9a Citrat "# 1 untuk $## ml cairan.

    )i,r!#,!pi#

    +enghitung jumlah sel dalam cairan eksudat atau transudat tidak selalu

    mendatangkan manfaat.

     Hitung jumlah leukosit

    7anya dilakukan pada cairan yang jernih atau agak keruh saja, karena hitung

     jumlah sel pada cairan keruh tidak bermanfaat. Sel yang dihitung biasanya

    hanya leukosit bersama sel berinti lain, misalnya sel mesotel, sel plasma&. Sel

    eritrosit tidak dihitung, karena tidak bermakna. Dahan pengencer ialah 9aCl

    #,@1 bukan larutan Turk, karena larutan Turk mungkin menyebabkan bekuan.

    Pada cairan jernih dilakukan pengenceran sebagaimana hitung jumlah lekosit

    dalam cairan otakpengenceran $#B@&, bila cairan agak keruh, gunakan

     pengenceran yang sesuai. Transudat F)##Bmm%

     'ksudat I)##mm%

     Differential Cell Count 

    2imfositosis cairan pleura, dengan nilainilai limfosit lebih besar dari 0)1 dari

     jumlah sel berinti, menunjukkan TD, limfoma, sarkoidosis, radang selaput dada

    arthritis kronis, sindrom kuku kuning, atau chylothoraJ. 9ilai limfosit pleura

    )#E#1 dari selsel berinti menunjukkan keganasan.

    Pleural Gluid 'osinofilia PG'&, dengan nilai eosinofil lebih dari $#1 dari sel

    sel berinti, terlihat pada sekitar $#1 dari efusi pleura dan tidak berkorelasi

    dengan darah perifer eosinofilia. PG' paling sering disebabkan oleh udara atau

    darah dalam rongga pleura. arah di pleura ruang menyebabkan PG' mungkin

    akibat emboli paru dengan infark atau jinak asbes efusi pleura. PG' dapat

     berhubungan dengan penyakit nonmalignant lainnya, termasuk penyakit parasit

    12

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    13/22

    terutama paragonimiasis&, infeksi jamur coccidioidomycosis, kriptokokosis,

    histoplasmosis&, dan berbagai obatobatan.

    Kehadiran PG' tidak mengecualikan efusi ganas, terutama pada populasi

     pasien dengan prevalensi tinggi keganasan. Kehadiran PG' membuat pleuritis

    TD tidak mungkin dan juga membuat perkembangan efusi parapneumonic ke

    empiema mungkin.

    Sel mesothelial ditemukan dalam jumlah bervariasi pada efusi, tetapi kehadiran

    mereka di lebih dari )1 dari total selsel berinti membuat diagnosis TD kurang

    mungkin. 9yata peningkatan jumlah sel mesothelial, terutama di berdarah atau

    eosinofilik efusi, menunjukkan emboli paru sebagai penyebab effusion (ubbin

    et ll, "#$"&

     

    Peeri,#aan ,iia

    a. Protein

    Protein dalam transudat hanya fibrinogen saja, dalam transudat kadar 

    fibrinogen rendah %## 4 ?## mg B dl, sedangkan kadar protein eksudat ?A

    gBdl

    Tes Rivalta 

    Seromucin yang terdapat dalam eJudat dan tidak terdapat dalam transudat

    akan bereaksi dengan asam asetat encer membentuk kekeruhan yang nyata.

    Cara - Ke dalam sebuah slilinder kita campur $## ml auadest L $ tetes

    - Teteskan satu $ tetes cairan yang akan kita periksa ke dalam campuran

    di atas, dilepaskan kirakira $ cm dari atas permukaan

    - Perhatikan reaksi yang terjadi

    Penilaian

    - Dila tidak terjadi kekeruhan sama sekali tes negative

    13

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    14/22

    - Kekeruhan ringan seperti kabut halus tes positive lemah

    - Kekeruhan nyata seperti kabut B timbul precipitat putih  tes positif 

    b. Glukosa

    Pemeriksaan glukosa pada transudateksudat sebagaimana pemeriksaan

    glukosa pada plasma darah. Transudat mempunyai kadar glukosa sama

    dengan plasma darah, sedangkan eksudat mengandung sedikit glukosa,

    terutama bila eksudat tersebut banyak mengandung leukosit.

    c. Lemak 

    Transudat biasanya tidak mengandung lemak kecuali bila tercampur dengan

    chylous. 'ksudat karena proses tuberculosis mungkin mengandung lemak 

    karena dinding kapiler permeable dan dapat ditembus lemak.

    Cairan yang ber3arna putih seperti susu harus dibedakan apakah 3arna

     putih tersebut berasal dari chylous atau bukan. :ntuk membedakan chyolus

     bukan chylous misalkan lecithin&

    Cara

    - Cairan dibuat alkalis dengan pemberian 9a87 #,$ 9

    - Tambahkan ether lemak larut

    - Penilaian

    o Dila cairan menjadi jernih lemak 3arna putih karena chylous

    o Dila tidak menjadi jernih 3arna putih mungkin karena lecithin

    :ntuk meyakinkan adanya lecithin tsb, kita lakukan tes sbb

    - 'ncerkan cairan tsb ) J dengan ethyl alcohol @)1

    - Panasilah berhati 4 hati dalam air kalau menjadi jernih   mungkin

    lecithin kita lanjutkan

    - Saringlah cairan yang telah menjadi jernih itu dalam keadaan masih

     panas

    - Giltratnya ditampung dan diuapkan dalam air panas sampai volume

    menjadi seperti semula sebelum diberi ethyl alcohol&

    14

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    15/22

    - Diarkan menjadi dingin lagi

    - Penilaian kalau menjadi keruh lagi  adanya lecithin lebih terbukti,

    kekeruhan itu bertambah kalau sudah diberi sedikit air 7ermayanti,

    "#$%&.

    d. Vascular endothelial growth factor (VEGF)

    Vascular endothelial growth factor  M'-G&, dikenal juga sebagai vascular

     ermea!ilit" factor atau  vasculotroin, adalah sitokin, mempunyai dua

    fungsi utama yaitu meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, dan

    sebagai faktor angiogenik dan limfogenik terpenting dalam berbagai kondisi

    fisiologi dan patologi. Mascular endothelial gro3th factor M'-G&

    merupakan mediator penting dalam pembentukan efusi pleura maligna, dan

    konsekuensinya, merupakan penanda yang sangat berguna untuk diagnosis

    efusi pleura Satolom dkk, "#$"&.

    e. Adenosin deaminase (ADA)

    *denosin eaminase **& adalah protein yang diproduksi oleh selsel di

    seluruh tubuh dan berhubungan dengan aktivasi limfosit, sejenis sel darah

     putih yang berperan dalam respon kekebalan terhadap infeksi. Kondisi itu

    memicu sistem kekebalan tubuh, seperti infeksi oleh +ycobacterium

    tuberculosis, bakteri yang menyebabkan tuberkulosis TD&, dapat

    menyebabkan peningkatan jumlah ** yang akan diproduksi di daerah di

    mana bakteri yang hadir. Tes ini mengukur jumlah adenosin deaminase

    hadir dalam cairan pleura untuk membantu mendiagnosa infeksi

    tuberkulosis dari diagram pleurae.

    *denosin deaminase **& tes bukan tes diagnostik, tetapi dapat

    digunakan bersama dengan tes lain seperti analisis cairan pleura, *cidGast

    Dasil *GD& smear dan kultur, dan B atau pengujian molekuler tuberkulosis

    untuk membantu menentukan apakah orang memiliki infeksi

    +ycobacterium tuberculosis TDC atau TD& pada lapisan paruparu

    pleura&  #a!testsonline, "#$%&.

     f. Lactate Dehdrogenase (LD!)

    *ktivitas 27 telah banyak digunakan dalam analisis efusi pleura,

    khususnya dalam membedakan antara transudat dan eksudat, dan juga

    antara efusi ganas dan nonmalignant. 9amun, ditemukan beberapa studi

    15

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    16/22

    yang melaporkan analisis isoenim 27 dalam efusi pleura. 7asil pertama

    dari studi tentang nilai diagnostik cairan pola 27isoenim pleura telah

     bertentangan. (ichterich dan Durger melaporkan bah3a pola isoenim

    27 efusi jinak mencerminkan pola serum, sedangkan efusi ganas berisi

    lebih 27? dan 27). Sebaliknya, yang lain telah melaporkan bah3a

    efusi ganas yang ditandai dengan aktivitas enim maksimal dalam 27",

    27% dan 27?, sedangkan efusi jinak ditandai oleh aktivitas enim

    maksimal 27? dan 27) rent et all, $@@A&.

     g. En"im Amilase

    Tes ini digunakan untuk membantu untuk mengevaluasi komplikasi yang berhubungan dengan pancreatitis.

    h. P! #airan Pleura

    P7 cairan pleura sangat berkorelasi dengan kadar glukosa cairan pleura.

    Sebuah p7 cairan pleura kurang dari E.%# dengan tingkat p7 darah arteri

    normal disebabkan oleh diagnosa sama seperti yang tercantum di atas untuk 

    glukosa cairan pleura rendah. 9amun, untuk efusi parapneumonik, tingkat

     p7 cairan pleura rendah lebih prediktif efusi rumit yang memerlukan

    drainase& dibandingkan adalah kadar glukosa cairan pleura rendah. alam

    kasus tersebut, p7 cairan pleura kurang dari E,$E," menunjukkan perlunya

    drainase mendesak efusi, sementara p7 cairan pleura lebih dari E,%

    menunjukkan bah3a efusi dapat dikelola dengan antibiotik sistemik saja.

    Pada efusi ganas, p7 cairan pleura kurang dari E,% telah dikaitkan dalam

     beberapa laporan dengan keterlibatan lebih luas pleura, hasil yang lebih

    tinggi pada sitologi, penurunan keberhasilan pleurodesis, dan 3aktukelangsungan hidup lebih pendek (ubbin et all, "#$%&.

    C" Pende,aan 'ia-n!#i# E$.#i Ple.ra

    Pendekatan diagnostik pada efusi pleura melibatkan pengukuran parameter 

    cairan pleura serta keadaan sistemik. 'valuasi laboratorium pasien dengan

    efusi pleura, pada a3alnya ditentukan apakah efusi eksudat atau transudat.

    'ksudat cenderung menunjukkan penyebab sistem efusi, sedangkan transudat

    menunjukkan proses yang lebih lokal. Pengujian berikutnya bertujuan untuk 

    16

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    17/22

    lebih mengidentifikasi etiologi yang mendasari atau tingkat keparahan

     penyakit. Transudat dan eksudat dapat dibedakan dengan mengukur 27 dan

     protein dengan menggunakan kriteria 2ight, dimana cairan efusi pleura

    dikatakan bersifat eksudat apabila ditemukan $ dari % kriteria, yaitu Sahn,

    "##0&

    $. (asio protein cairan pleuraBserum I #,)

    ". (asio 27 cairan pleuraBserum I#,A

    %. 27 cairan pleura lebih dari "B% batas atas 27 serum

    Perlu pula dilakukan pengukuran gradien protein antara serum dengan pleura,

    yang mana gradien yang lebih dari %,$ gBd2 menggambarkan jenis transudat.

    Temuan karakteristik eksudat membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti

    kadar glukos, hitung jenis, studi mikrobiologis, dan sitologi Sahn, "##0&.

    Derikut ini berapa hal lain yang perlu dianalisis  +echem, "#$%&

    • 6umlah sel dengan diferensiasi jika terhitung kurang dari $###B52

    menunjukkan transudate, sedangkan hitungan lebih besar dari $###B52

    menunjukkan eksudat

    • Kadar glukosa kurang dari A# mg B d2 menunjukkan efusi parapneumonic

    atau efusi karena keganasan, TDC, atau penyakit arthritis

    • Peningkatan amilase menunjukkan pankreatitis atau perforasi esofagus

    2ight, "#$$&

    • *sidosis cairan pleura, yang didefinisikan sebagai p7 kurang dari E.%#,

    terlihat pada sejumlah kondisi termasuk empiema, arthritis, tuberkulosis,

    atau lupus pleuritis, keganasan, urinothoraJ, atau esofagus pecah   Sahn,

    "##0&

    • *nalisis sitologi terutama jika diduga keganasan

    17

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    18/22

    a3ar ?" Al-!ria 'ia-n!#i# E$.#i Ple.ra  6P!rcel% 200@=

    -ambar ? menggambarkan alur diagnosis efusi pleura menggunakan

    algoritma pemeriksaan tertentu. Sebagai contoh, cairan dengan kecenderungan

    transudat memerlukan kecurigaan ke arah

    18

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    19/22

    $. -agal jantung kiri kongestif&, sebab terjadi kongesti cairan di paru akibat

    kegagalan pompa jantung mengakibatkan peningkatan tekanan vaskular 

     paru. 9TproD9P I$)## pgBm2 mengonfirmasi efusi pleura akibat gagal

     jantung kongestif.

    ". 7idrotoraks hepatik, akibat sirosis dan ascites.

    %. 'mboli paru

    ?. Sindroma nefrotik 

    ). ialisis peritonela

    A. 8bsgtruksi sindroma kava superior 

    E. +iksedema

    'fusi akibat tuberkulosis sering disebut pleuritis tuberkulosis. Pleuritis

    tuberkulosis dikaitkan dengan eksudat yang dominan limfositnya dapat I@#1sel darah putih&, serta marker TD yang sangat meningkat di cairan pleura

    yakni adenosin deaminaseB**I ?# /:B2 atau interferon gamma lebih dari

    $?# pgBm2&. Cairan pleura dapat pula dikultur, biopsi jarum pleura, atau

    torakoskopi. 'fusi yang banyak mengandung sel darah merah

    menggambarkan keganasan, trauma, atau emboli paru. 'fusi parapneumonik 

    dikaitkan dengan pneumonia, abses paru, atau bronkiektasis. Terdapat pula

    istilah empiema yang menggambarkan efusi purulen yang masif.

    19

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    20/22

    BAB III

    PENUTUP

    20

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    21/22

    &e#ip.lan

    $. 'fusi pleura terjadi akibat tingkat pembentukan cairan pleura melebihi

    kemampuan eliminasi cairan pleura.". Keseimbangan jumlah cairan pleura diatur oleh komponenkomponen gaya

    Starling dan sistem penyaliran limfatik pleura.

    %. Pemeriksaan analisa cairan pleura yang dapat dilakukan adalah makroskopis,

    mikroskopis, kimia, dan bakteriologis.

    ?. +acammacam bentuk akumulasi cairan pleura adalah eksudat dan transudat.

    ). Cairan dengan kecenderungan transudat memerlukan kecurigaan ke arah

    gagal jantung kiri kongestif&, hidrotoraks hepatik akibat sirosis dan ascites,

    emboli paru, sindroma nefrotik, dialisis peritonela, obstruksi sindroma kava

    superior,miksedema dan cairan dengan kecenderungan transudat memerlukan

    kecurigaan ke arah Tuberkulosis, malignancy, empiema, parapneumonia,

     pulmonary emboli, rheumatoid artritis, pankreatitis, ruptur esofagus.

    21

  • 8/19/2019 Refrat Dr Andreas

    22/22

    'AFTAR PUSTA&A

    C Cra3ford +echem, +, +S, G*C'P Professor. "#$%. 'mergent +anagement

    of Pleural 'ffusion. epartment of 'mergency +edicine, :niversity of

    Pennsylvania School of +edicine; 'mergency +edical Services +edical

    irector, Philadelphia Gire epartment. iunduh dari

    httpBBemedicine.medscape.comBarticleB0#E%E)overvie3Na%#

    jojodibroto (.., "##E. (espirology (espiratory +edicine&. 6akarta '-C.

    rent et all, $@@A. :sefulness of lactate dehydrogenase and its isoenymes as

    indicators of lung damage or inflammation. $uroean Resirator" %ournal .

    iakses dari httpBBerj.ersjournals.comBcontentB@B0B$E%A.full.pdf  

    -reene and +ushlin. "#$#. ecision +aking in +edicine. Third 'dition. :nited

    State of *merica +osby,/nc. 'lsevier,/nc.

    2ight (H. Pleural effusions. &ed Clin 'orth (m. 9ov "#$$;@)A&$#))

    E#. O+edline.

    Porcel 6+, 2ight (H. iagnostic approach to pleural effusion. *m GamPhysician. "##A; E%E&$"$$"#

    Pratomo , /randi Putra dan !unus, Gaisal."#$%. *natomi dan Gisiologi Pleura.

    epartemen Pulmonologi dan /lmu Kedokteran (espirasi, Gakultas

    Kedokteran :niversitas /ndonesiaB(S:P Persahabatan, 6akarta, /ndonesia

    Sahn S*. The value of pleural fluid analysis. (m % &ed )ci. 6an "##0;%%)$&E

    $). O+edline.

    Satolom dkk, "#$". Karakteristik Vascular $ndothelial *rowth +actor, *lukosa,

     #actate Deh"drogenase dan -rotein ada $fusi -leura 'on &aligna dan $fusi -leura &aligna. epartemen Pulmonologi dan /lmu Kedokteran

    (espirasi, Gakultas Kedokteran :niversitas Dra3ijaya, (S: dr. Saiful

    *n3ar +alang. iakses dari httpBBjurnalrespirologi.orgB3p

    contentBuploadsB"#$"B$$Bjri"#$"%"%$?A)?.pdf 

    Tanto, 2i3ang, 7anifati dan Pradipta. "#$?. Kapita Selekta Kedokteran

    'ssentials of +edicine. 'disi ?. 6akarta +edical *esculapius.

    22

    http://emedicine.medscape.com/article/807375-overview#a30http://erj.ersjournals.com/content/9/8/1736.full.pdfhttp://reference.medscape.com/medline/abstract/22032427http://reference.medscape.com/medline/abstract/18195577http://jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/11/jri-2012-32-3-146-54.pdfhttp://jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/11/jri-2012-32-3-146-54.pdfhttp://emedicine.medscape.com/article/807375-overview#a30http://erj.ersjournals.com/content/9/8/1736.full.pdfhttp://reference.medscape.com/medline/abstract/22032427http://reference.medscape.com/medline/abstract/18195577http://jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/11/jri-2012-32-3-146-54.pdfhttp://jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/11/jri-2012-32-3-146-54.pdf