Upload
dinhnhan
View
251
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro JayaTangerang Selatan 15224
DEFINISI SIMPANG
simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa
pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai
pendekat tersebut bertemu dan memencar
meninggalkan simpang.
berdasarkan sistem
pengaturannya terbagi
menjadi :
simpang bersinyal
tak bersinyal.
Titik konflik persimpangan
lintasan kendaraan dan pejalan kaki akan berpotongan pada
suatu titik konflik dimana konflik akan memperlambat laju
kendaraan dan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Titik konflik persilangan
Titik konflik penggabungan
Titik konflik penyebaran
Titik konflik persimpangan
Titik konflik persilangan ( 16 titik)
Titik konflik penggabungan (8 titik)
Titik konflik penyebaran ( 8 titik)
Titik konflik persimpangan
Jumlah potensial titik-titik konflik pada simpang
tergantung dari :
• Jumlah kaki simpang
• Jumlah lajur dari kaki simpang
• Jumlah pengaturan simpang
• Jumlah arah pergerakan
JENIS SIMPANG TAK BERSINYAL
Highway Capacity
Manual 2000
membagi simpang tak
bersinyal menjadi 3
tipe :
• two way stop
controlled (TWSC)
• all way stop
controlled (AWSC)
• Roundabout
(bundaran)
123
654
7 8 9
1211 10
13 14
15
16
STOP
STOP
RANK TRAFFIC STREAM1 2,3,5,6,15,16
2 1,4,13,14,9,12
3 8,11
4 7,10
TWSC
JENIS SIMPANG TAK BERSINYAL
AWSC
Gambar A.Kasus 1 Gambar B .Kasus 2 Gambar C .Kasus 3
Gambar E .Kasus 5Gambar D .Kasus 4
DEFINISI DAN ISTILAH
A. Pendekat : Tempat masuknya kendaraan dalam suatu
lengan persimpangan jalan. Pendekat jalan
utama disebut B dan D, jalan minor A dan C
dalam arah jarum jam
B
.
Lebar pendekat (W) : Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur
dibagian tersempit yang digunakan lalu lintas yang
bergerak. Apabila pendekat digunakan untuk parkir, maka
lebar dikurangi 2 meter.
C
.
Lebar rata-rata
semua pendekat
(W1)
: Lebar efektif rata-rata untuk semua pendekat pada
persimpangan jalan
D
.
Lebar rata-rata
pendekat jalan
utama/minor (WAC
/WBD)
Lebar rata-rata pendekat pada jalan minor (A-C) atau
jalan utama (B-D)
DEFINISI DAN ISTILAH
Kode IT Jumlah lengan
simpang
Jumlah lajur
pada jalan
minor
Jumlah lajur
jalan utama
322
324
342
422
424
3
3
3
4
4
2
2
4
2
2
2
4
2
2
4
KINERJA LALU LINTAS
Kinerja simpang
tak bersinyal
Kapasitas (C)
Derajat kejenuhan
(DS)
Tundaan (D)
Peluang antrian
KAPASITAS SIMPANG
MKJI (1997) mendefinisikan bahwa kapasitas adalah
arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan
(tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu
dinyatakan dalam kendaraan/jam atau smp/jam.
dinyatakan sebagai hasil perkalian antara kapasitas
dasar (Co) dan faktor-faktor penyesuaian (F)
MIRTLTRSUCSMWO FFFFFFFCC
DERAJAT KEJENUHAN (DS)
Merupakan rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap
kapasitas (smp/jam)
C
QDS SMP
Keterangan :
DS = derajat kejenuhan
C = kapasitas (smp/jam)
QSMP = arus total sesungguhnya (smp/jam) dihitung sebagai berikut :
QSMP = Qkend x FSMP
FSMP = faktor ekivalen mobil penumpang (emp)
TUNDAAN (D)
• Merupakan total waktu hambatan rata-rata yang dialami
oleh kendaraan sewaktu melewati suatu simpang.
• Nilai tundaan mempengaruhi nilai waktu tempuh
kendaraan. Semakin tinggi nilai tundaan, semakin
tinggi pula waktu tempuh.
Tundaan yang terjadi pada suatu kendaraan di simpang :
TUNDAAN (D)
• Tundaan lalu lintas rata-rata untuk seluruh simpang ( DTi)
212078.82 DSDSDTi
8.11
2042.02742.0
0504.1
DS
DSDTi
Untuk DS ≤ 0.6
Untuk DS > 0.6
• Tundaan lalu lintas rata-rata untuk jalan major /utama (DTMA)
8.118234.58.1 DSDSDTMA
8.11
246.0346.0
05034.1
DS
DSDTMA
Untuk DS ≤ 0.6
Untuk DS > 0.6
• Tundaan lalu lintas rata-rata untuk jalan minor (DTMI)
MI
MAMAiSMPMI
Q
DTQDTQDT
QSMP = arus total sesungguhnya (smp/jam)
QMA = jumlah kendaraan yang masuk di simpang melalui jalan mayor (smp/jam)
QMI = jumlah kendaraan yang masuk di simpang melalui jalan minor (smp/jam)
TUNDAAN (D)
• Tundaan geometrik simpang (DGI)
Untuk DS ≤ 1,0
Untuk DS > 1,0
• Tundaan Simpang
43161 DSPPDSDG TT
smpikDG /det4
iDTDGD
PERILAKU PENGEMUDI KENDARAAN DI SIMPANG
Perilaku seorang pengemudi di
pengaruhi oleh faktor luar berupa
keadaan sekelilingnya, keadaan cuaca,
daerah pandangan, penerangan, dan
juga dipengaruhi oleh emosinya
sendiri seperti sifat tidak sabar.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah :
• Sifat perjalanan (bekerja, rekreasi,
berbelanja, berjalan-jalan, dan lainnya),
• Kecakapan dan kebiasaan dalam
mengemudikan kendaraan,
• Pengetahuan tentang peraturan berlalu
lintas di jalan raya,
• Kemampuan dan pengalaman
mengemudi,
• Kondisi fisik pengemudi
DEFINISI GAP DAN LAG
Gap didefinisikan sebagai
waktu/jarak antara kendaraan di
arus major (utama) yang
dipertimbangkan oleh
pengemudi di jalan minor yang
berharap untuk bergabung
kedalam arus utama.
DEFINISI GAP DAN LAG
Lag didefinisikan interval waktu/jarak yang diukur dari kedatangan kendaraan
pada arus lalu lintas jalan minor di lengan simpang ke tempat lintasan
kendaraan berikutnya pada arus lalu lintas di jalan utama
CONTOH KASUS : Simpang tak bersinyal 4 lengan
Tentukan kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian
untuk simpang tak bersinyal antara Jalan Martadinata dan jalan Anggrek
dengan denah dan kondisi lalu lintas seperti pada gambar di bawah ini.
Situasi lalu lintas pada periode pagi jam 07.00 – 08.00. Simpang terletak
di kota Bandung dengan jumlah penduduk 2 juta orang dan terletak
di daerah komersial dengan hambatan samping tinggi. Jalan
martadinata merupakan jalan utama.
CONTOH KASUS : Simpang tak bersinyal 4 lengan
1) Perhitungan arus dalam satuan mobil penumpang (smp)
LV = 1, HV = 1.3 , MC = 0.5
2) Rasio belok dan rasio arus jalan minor
DCBAQ
DCBA
CAp
DCBA
DCBAp
DCBA
DCBAp
TOT
MI
RTRTRTRTRT
LTLTLTLTLT
ANALISIS PERILAKU LALU LINTAS
Derajat kejenuhan (DS)
CQ
DS TOTDimana
QTOT = arus total (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
Tundaan lalu lintas (DTI)
Merupakan tundaan lalu lintas,
rata-rata untuk semua kendaraan
bermotor yang memasuki
simpang.
21.12
ANALISIS PERILAKU LALU LINTAS
Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA)
Merupakan tundaan lalu lintas rata-rata semua kendaraan
bermotor yang masuk persimpangan dari jalan utama
13.97
ANALISIS PERILAKU LALU LINTAS
Penentuan tundaan lalu lintas jalan minor (DT)
Tundaan lalu lintas jalan minor ditentukan berdasarkan tundaan simpang
rata-rata dan tundaan jalan utama rata-rata.
MI
MAMAITOTMI
Q
DTQDTQDT
Tundaan geometri simpang (DG)