Upload
royroberto
View
159
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PART OF -3-
REKRUTMEN DAN SELEKSI SDM
After studying this chapter, you should be able to:
1. Explain what define human resource management recrutment and how it relates to the
HRM process.
2. Give at selection to HRM process.
2.5 Rekrutmen SDM
2.5.1 Pengertian, Maksud dan Tujuan Rekrutmen.
Setelah perencanaan SDM dan analisis jabatan dilaksanakan, langkah
selanjutnya adalah melaksanakan rekrutmen SDM. Rekrutmen merupakan
proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dikerjakan
dalam suatu organisasi. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapatkan
persediaan sebanyak mungkin calon pelamar sehingga organisasi akan
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meloakukan pilihan terhadap
calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga
pengajuan lamaran oleh calon pekerja.
2.5.2 Alasan-Alasan Dasar Rekrutmen
Rekrutmen dilaksanakan dalam suatu organisasi karena adanya
lowongan (vacancy) yang belum terisi, alasan-alasan rekrutmen adalah:
1.Berdirinya organisasi baru
2.Adanya perluasan kegiatan organisasi
3.Adanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan baru
4.Adanya pekerja yang pindah ke perusahaan lain.
5.Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak
dengan hormat
6.Adanya pekerja yang pensiun
1
7.Adanya pekerja yang meninggal dunia.
Dalam pelaksanaan rekrutmen ini, faktor kondisi ekonomi,
sosial,politik dan hukum sering dijadikan sebagai dasar rekrutmen dan
harus diperhatikan.
Rekrutmen dalam praktek sangat dipengaruhi oleh tiga nilai utama, yang
saling berbeda bahkan saling berlawanan satu sama lain, yang meliputi:
1. Keadilan sosial / affirmative action (social equity)
2. Efisiensi manajemen (managerial efficiency)
3. Daya tanggap politik ( polititic responsiveness)
Perbedaan pandangan dari masing-masing nilai di atas adalah:
a. Para pendukung nilai keadilan sosial memandang rekrutmen
sebagai langkah awal dalam menempatkan pekerja yang berasal
dari berbagai kelompok pada pekerjaan pemerintah, sedangkan
para pendukung efisiensi manajemen memandang rekrutmen
sebagai proses melalui mana para pekerja yang berkualitas ditarik
kepekerjaan-pekerjaan pemerintah. Para pendukung nilai politis
rekrutmen dianggap sebagai sarana pengendali atas kaum birokrat
di intansi-intansi pemerintah.
b. Para pendukung AA melihat rekrutmen sebagai alat pemasaran
untuk meningkatkan pool dari para pelamar yang tersedia, dan pool
tersebut apat digunakan sebagai alat penekan atas instansi-instansi
pemerintah untuk mempekerjakan lebih banyak kaum minoritas,
wanita, orang cacat dsb.Dengan menemoati berbagai posisi
tersebut maka membuka kesempatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman.
Rekrutmen tidak hanya dilakukan untuk mendapatkan tenaga-
tenaga operatif, tetapi juga tenaga pimpinan ( eksekutif) atau akhli-akhli
khusus. Dalam kondisi seperti itu berpeluang rekrutmen dapat dilakukan
karena pertimbangan politik.
2
Dalam hal ini, perlu ada pembedaan antara Classified Positions dan
Exempt Positions. Classified Positions rekrutmen ini biasanya
melalui mekanisme birokrasi atau sistem pelayanan sipil. Oleh
karenanya rekrutmen jenis ini lebih merupakan pemilihan berdasarkan
karir atau pengalaman kerja. Sedangkan Exempt Positions jenis
rekrutmen yang diisi melalui jalur atau meknisme politik, dan tidak
melalui jalur atau mekanisme karir atau birokrasi. Jadi rekrutmen ini
melalui pengecualian atau Exempt.
Orang-orang yang ditunjuk melalui jalur politik melihat
pekerjaan pemerintah dengan berbagai persepektif dibandingkan
dengan para administrator karir antara lain:
1. Orang yang dipilih secara politi biasanya orienasinya ke atas kepad
pejabat yang memilihnya.
2. Biasanya mereka tidak banyak mengetahui tentang struktur dan
fungsi dari suatu organisasi yang mereka jalankan.
3. Mereka dapat juga orang-orang yang dianggap berhasil dari sektor
swasta.
4. Orang orang politik akan menggap bahwa orang yang berasal dari
karir tidak memiliki daya tanggap terhadap program-program atau
kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan dari pemimpin
sebelumnya. Mereka menggap orang sipil itu red tape.
2.5.3 Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Rekrutmen
Jalannya suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
terdapat tiga faktor lingkungan yang mempengaruhi kebijakan rekrutmen,
yaitu:
1. Economic conditions
2. Polititical factors
3. Affirmative actions
3
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi rekrutmen karena akan
menentukan penawaran para pelamar bagi suatu pekerjaan.
Perekonomian yang stabil akan mengurangi pemberhentian pekerja,
sedangkan pada saat resesi pemebrhentian pekerja akan meningkat
sehingga angka pelamaran kerja akan tinggi.Dilain pihak pada saat yang
bersamaan, orang akan bertahan tidak untuk keluar dari tempat bekerja.
Faktor politik mempengaruhi rekrutmen karena adanya kemungkinan
terjadinya perubahan-perubahan dalam prioritas program-program
pembangunan , yang pada gilirannya akan mempengaruhi permintaan
dan penawaran relatif bagi bagi berbagai pekerjaan.
Peraturan-peraturan affirmative action dan keputusan-keputusan
pengadilan juga mempengaruhi keputusan rekrutmen. Peraturan-
peraturan itu menuntut agar instansi-instansi pemerintah untuk lebih
terbuka perihal bagaimana mengiklankan lowongan kerja supaya semua
pihak dapat memanfaatkan kesempatan tersebut.
Hubungan kondisi ekonomi dengan rekrutmen nampak sebagai berikut
(Faustino Cardoso G) sbb:
Pada saat pertumbuhan ekonomi:
1. Sulitnya memperoleh pelamar yang berkualitas.
2. Tuntutan bagi promosi internal dan rekrutmen eksternal tinggi.
3. Rekrutmen lebih terbuka dan terus menerus
Pada saat resesi ekonomi:
1. Melimpahnya pelamar berkulitas
2. Tuntutan bagi promosi internal dan rekrutmen eksternal rendah
3. Rekrutmen disusun untuk okupasi okupasi tertentu dengan kategori
terbatas
2.5.4 Teknik Teknik Rekrutmen
4
Teknik-teknik rekrutmen baik disektor publik maupun swasta,
dapat dilakukan mealalui asas desnteralisasi atau didesentralisasi,
tergantung kepada keadaan (besarnya) organisasi, kebutuhan dan jumlah
calon pekerja yang hendak direkrut.
2.5.4.1Teknik Disentarlisasi
Jika instannsi tersebut memiliki beberapa ribu pekerja, dan jika
departemen departemen-departemen yang berbeda merekrut sejumlah
besar pekerja juru/teknis bagi tipe kedudukan yang sama, maka
rekrutmen yang disentralisasikan akan lebih sering dipakai karena lebih
efisien biayanya.
Untuk memenuhi peraturan perundangan affirmative actions yang
menghendaki perwakilan proporsional maka setiap pengumuman harus
memasukan informasi sbb:
1. Jenis pekerja, klasifikasi dan besarnya gaji
2. Lokasi tugas (unit geografis, dan org)
3. Gambaran dar kewajiban-kewajiban kerja
4. Kualifikasi minimal
5. Tanggal mulai kerja
6. Prosedur-prsedur plemaran
7. Tanggal penutup bagi penerima pelamaran-pelamaran
Waktu pengumuman antara pekerjaan yang sifatnya teknis dan juru tulis,
dan pekerjaan yang sifatnya manajerial tidak sama. Umumnya lowongan-
lowongan kerja yang bersifat manajerial, yang membutuhkan keahlian-
keahlian tertentu biasanya lebih lama waktunya supaya para pelamar
dapat mempelajari lowongan kerja tersebut dan punya waktu yang cukup
untuk mempertimbangkan dan menyerhakan lamarannya. Juga karena
instansi-instansi jauh lebih mampu untuk memprediksi lowongan-
lowongan utntuk juru tulis dan teknis.
5
2.5.4.2 Teknik Didesentarlisasi
Teknik rekrutmen yang didesentralisasi terjadi di instansi-instansi
yang relatif kecil, kebutuhan-kebuthan rekrutmen terbatas dalam setiap
instansi mengerjakan berbagai tipe pekerja. Rekrutmen cara ini selalu
dipakai untuk posisi-posisi yang khas dan profesional,ilmiah,atau
administratif bagi suatu instansi tertentu.Selama masa resesi, dimana
permintaan akan pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat tetapi
lowongan terbaas, maka penggunaan rekrutmen dengan cara ini lebih
efektif.
Ada bebaerapa organisasi menggunakan kombinasi dari kedu model
tersebut.Berarti pengendalian lebih ketat, dan pada waktu yang
bersamaan akan memberikan kepada instansi-instansi kesempatan untuk
melakukan rekrutmen yang lebih tepat waktu dan lebih fleksibel.
Name Requests
Name Requests merupakan suatu praktek dalam proses
rekrutmen yang berusaha menggabungkan nilai-nilai political
responsiveness dan managerial efficiency. Berdasarkan sistem ini para
manajer dalam bidang MSDM dari instansi dan para supervisi secara aktif
merekrut orang-orang yang mereka ingin kerjakan diinstansinya.Atau
para pejabat terpilih meminta kepada para birokrat yang berpengalaman
untuk melihat apakah seseorang memenuhi kualifiksi untuk diperkerjakan
dipelayanan publik dalam suatu instansi.
Sistem name rquests ini memiliki kelamahan-kelemahan yaitu:
1. Dapat mengarah kepada sistem cronyism
2. Dapat membatasi hak-hak pekerja
3. Dapat secara adil mengeluarkan nama-nama dari para pelamar
yang telah ada lebih dulu dalam daftar.
Adalah Klingner, CS yang berpendapat bahwa sistem ini memudahkan
untuk melihat gabungan dari nilai-nilai efisiensi dan daya tanggap
politik.Dikatakannya, jika sistem ini dilaksanakan dengan baik, para
6
menajer akan memperoleh para pekerja yang memenuhi nilai minimal
standar efisiensi dari sistem pelayanan sipil, dan para pejabat politik
dapat mempererat persahabatan atau memajukan tujuan-tujuan
programnya sendiri.
Seleksi Tenaga Kerja2.6.1 Pengertian Seleksi Tenaga Kerja
Seleksi adalah usaha pertama yang harus dilakukan oleh
perusahaan, untuk memperoleh karyawan yang qualified dan kompeten
yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan pada
perusahaan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai seleksi tenaga kerja dari
beberapa penulis buku MSDM yaitu:
T. Hani Handoko ( 1995 : 85 ) seleksi adalah :
Serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan
apakah pelamar akan diterima atau tidak.
Barry Cushway (1999 : 305 ) dalam Paloepi T Rahadjeng :
Seleksi merupakan proses pemilihan individu – individu yang memiliki
kualifikasi yang relevan untuk mengisi pekerjaan – pekerjaan dalam suatu
organisasi.
Bambang Wahyudi ( 1996 : 82 ) adalah :
Seleksi tenaga kerja dilakukan dengan tujuan untuk mencari / memilih
tenaga kerja yang sesuai dengan persyaratan / kualifikasi jabatan
tertentu.
Proses seleksi tenaga kerja merupakan salah satu bagian yang
teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya
manusia. Dikatakan demikian karena dalam organisasi terdapat
sekelompok pegawai yang memenuhi tuntutan organisasional atau tidak
sangat tergantung pada cermat tidaknya proses seleksi itu dilakukan.
7
Apabila sekelompok pelamar sudah diperoleh melalui berbagai kegiatan
rekrutmen, maka proses seleksi sudah dapat dimulai. Proses seleksi terdiri
dari berbagai langkah spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar
mana yang akan diterima dan mana yang akan ditolak. Proses seleksi
dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan
terhadap lamaran tersebut.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa seleksi
tenaga kerja adalah suatu proses dan langkah –langkah tertentu untuk
menyeleksi tenaga kerja bagi organisasi, di mana proses tersebut dapat
memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dapat membantu organisasi
dalam pencapaian tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.
2.6.2 Latar Belakang Seleksi Tenaga Kerja
Dengan kesiapan dasar yang mantap untuk menyeleksi tenaga
kerja sebagaimana telah diuraikan terdahulu, yakni mulai dari analisa
jabatan, penyusunan deskripsi jabatan, spesialisasi jabatan sampai
dengan penyeleksi tenaga kerja dari sumber intern maupun ekstern,
mulailah dengan langkah “seleksi”. Dengan istilah “seleksi” dimaksudkan
“ pemilihan tenaga kerja” yang sudah tersedia.
Suatu seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga
kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan
deskripsi jabatan yang ada dan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Dengan demikian maka semboyan “ the right man of the right place”
akan mendekati kenyataan.
Untuk itu perlu sekali ditetapkan adanya dasar kebijakan dalam
seleksi tersebut, sehingga ada landasan yang kuat untuk mencapai hasil
penarikan tenaga kerja yang sebaik-baiknya. Setelah seleksi berhasil
menetapkan jumlah tenaga kerja disertai dengan kualitas yang sesuai,
maka perlu langkah “orientasi” atau “indukasi’ begitu tenaga kerja baru
diterima sebagai karyawan / pegawai baru dari organisai yang
bersangkutan (T.Hani Handoko, 1996 : 85).
2.6.3 Tujuan Seleksi Tenaga Kerja
8
Tujuan seleksi, sebagaimana diuraikan di atas, bahwa tujuan seleksi
adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk
memangku jabatan tertentu. Dalam mengarah pada tujuan seleksi yang
demikian itu setiap organisasi yang bersangkutan senantiasa akan
berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan menggunakan
cara seleksi yang paling efisien tetapi efektif. Dan menurut Henry
Simamora ( 1996 : 308 ) adalah “seleksi cenderung agak negatif
karena seleksi menolak sebagian besar orang yang melamar”. Hal ini
dimungkinkan dicapai apabila :
a) Diadakan percobaan - percobaan guna mencapai dan memperoleh
cara yang terbaik.
b) Menggunakan cara terbaik yang telah diperoleh tersebut dengan tepat
dan bijaksana, atau dapat juga menggunakan cara seleksi terbaik
yang umum dipergunakan oleh badan-badan usaha lain.
c) Dapat memenuhi kriteria SDM dimasa mendatang yang berasal dari
sumber-sumber internal.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan seleksi mempunyai
tujuan untuk menyortir atau menghilangkan orang-orang yang dianggap
tidak berbobot guna memenuhi persyaratan pekerjaan dan organisasi.
9