6
market Wealth Management Newsletter - April 2012 • Global & Local Outlook • First State Indonesia Multistrategy Fund Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari peluang keuntungan • Analisa Valuta Asing • COMMLink Dynamic Strategic Fund

Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari · PDF filemereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, ... keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus

  • Upload
    buingoc

  • View
    218

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari · PDF filemereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, ... keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus

market

Wealth Management Newsletter - April 2012

• Global & Local Outlook

• First State Indonesia Multistrategy Fund Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari peluang keuntungan

• Analisa Valuta Asing

• COMMLink Dynamic Strategic Fund

Page 2: Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari · PDF filemereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, ... keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus

Sektor konsumer dan tenaga kerja di AS terus membaik dengan tingkat pengangguran bertahan di level 8,3%, serta penambahan tenaga kerja baru sebesar 227.000 untuk bulan Februari 2012. Pergerakan risk appetite dari investor global juga terus membaik, hal ini dapat dilihat dari turunnya indeks volatilitas (VIX Index) serta naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS yang dianggap sebagai aset investasi safe haven sepanjang bulan Maret 2012. Pergerakan kedua indikator ini menunjukkan bahwa investor global masih terus memburu aset-aset investasi yang memiliki imbal hasil tinggi dan tentunya, memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi.

1 | Market Perspective | April 2012

Global Outlook

Nasabah yang terhormat,

Tidak terasa kita telah memasuki kuartal kedua di tahun 2012, sebagai wujud komitmen kami dalam memberikan layanan terbaik bagi Anda, kami senantiasa hadir memberikan ulasan ekonomi baik secara global maupun lokal. Dalam segmen Global Outlook, indikator ekonomi Amerika Serikat, Eropa, dan Cina telah menunjukkan peningkatan sepanjang bulan Maret 2012, hal ini memberikan angin segar bagi proses pemulihan ekonomi global.

Dalam segmen Local Outlook, ulasan mengenai usulan kenaikan harga BBM akan mewarnai edisi kali ini. Jika ditelusuri, dampak dari kenaikan BBM bersubsidi terhadap pergerakan pasar saham dan obligasi sebenarnya relatif terbatas dan hanya bersifat temporer, sehingga diharapkan investor tetap mengambil keputusan investasi yang rasional dalam menyikapi potensi kenaikan BBM bersubsidi dan inflasi ke depannya.

Untuk melengkapi wawasan investasi Anda, informasi valuta asing kami sajikan dalam segmen FX Update. Dalam segmen investment, akan dibahas mengenai First State Indonesia Multistrategy Fund. Sebagai penutup, keunggulan dari strategi portfolio yang dimiliki produk COMMLink Dynamic Strategic Fund kami harapkan dapat membantu dalam menyikapi pengambilan keputusan dengan diversifikasi investasi.

Akhir kata, terima kasih telah menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank dan selamat membaca!

Salam hangat,Liliawati Gunawan - Executive Vice President, Head of Wealth Management

Indeks Volatilitas (VIX Index)

Imbal hasil (yield) US Treasury

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Fluktuasi pasar Eropa pada bulan Maret 2012 relatif rendah, dengan kepastian dana penyelamatan untuk pemerintah Yunani. Meskipun demikian, melambatnya pertumbuhan ekonomi zona Eropa di kuartal-4 2011 (0,3%) serta masih berkontraksinya indikator aktivitas bisnis dan manufaktur di Eropa (PMI) untuk bulan Maret 2012, mendorong investor global untuk tetap mewaspadai risiko fluktuasi lebih lanjut.

Sementara dari Cina, pemerintah Cina melalui bank sentral kembali melanjutkan usaha untuk melonggarkan kebijakan moneternya dengan mempertimbangkan penurunan tingkat inflasi di bulan Februari 2012 yang berada di level 3,2% dibandingkan bulan Januari di level 4,5%. Bank sentral Cina (PBOC) memangkas Reserve

!

!

Indikator ekonomi Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Cina menunjukkan peningkatan sepanjang bulan Maret 2012, hal ini memberikan angin segar bagi proses pemulihan ekonomi global yang belakangan ini dipengaruhi oleh ancaman inflasi dan krisis kredit yang tidak kunjung

terselesaikan di Uni Eropa.

Ratio Requirement sebesar 2% khusus untuk beberapa cabang Agricultural Bank of China untuk menstimulasi penyaluran kredit dan pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan di Cina. Aktivitas sektor bisnis dan manufaktur di Cina masih belum memperlihatkan kenaikan signifikan, sebagai refleksi dari tindakan pemerintah Cina yang telah menaikkan harga bahan bakar minyak untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah global.

Beberapa bursa utama dunia menunjukkan kinerja yang sangat kuat di kuartal awal tahun ini, sebagai refleksi dari pulihnya risk appetite investor global serta peningkatan indikator ekonomi makro global yang terlihat dari stabilnya pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Page 3: Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari · PDF filemereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, ... keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus

2 | Market Perspective | April 2012

Menarik untuk disimak hal-hal yang menjadi landasan pemerintah untuk pada akhirnya mengusulkan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi serta mengapa investor begitu mengkhawatirkan lonjakan tingkat inflasi. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini, dengan status Indonesia sebagai net importir minyak mentah sejak tahun 2004, pergerakan harga minyak mentah global akan mempengaruhi perekonomian Indonesia baik dari sisi fiskal maupun moneter. Sementara itu, sebagaimana kita ketahui bersama, hingga saat ini harga minyak mentah dunia (Brent Crude) telah mengalami kenaikan 15% semenjak bulan Desember 2011.

Jika kita mencermati Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia saat ini, 20% dari APBN digunakan untuk alokasi subsidi. Dan yang lebih menarik, 57% dari anggaran subsidi dialokasikan untuk mensubsidi bahan bakar minyak. Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini, setiap kenaikan harga minyak global memberikan imbas terhadap naiknya subsidi yang harus diberikan pemerintah terhadap BBM bersubsidi. Dengan total subsidi untuk bahan bakar saja yang jumlahnya berada di kisaran Rp130 triliun, tentunya beban pemerintah akan semakin berat apabila harga minyak global terus mengalami kenaikan. Apalagi mempertimbangkan penghasilan dari sektor minyak dan gas untuk pemerintah di tahun 2011 yang hanya mencapai Rp272 triliun.

Mempertimbangkan hal-hal di atas, dapat dianggap wajar apabila pemerintah mengusulkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Selain mengurangi beban defisit APBN pemerintah, pemerintah dapat mengalokasikan dana yang diperoleh dari subsidi BBM terhadap sektor yang selama ini dianggap vital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke tingkatan yang lebih lanjut, yaitu infrastruktur.Pada tahun 2005, harga minyak dunia meroket dari 25 dollar AS per barrel menjadi sekitar 60 dollar AS per barrel dan beban subsidi BBM melonjak dari Rp21 triliun menjadi Rp120 triliun apabila harga BBM tidak dinaikkan. Pada tahun itu, pemerintah telah dua kali menaikkan harga BBM, yakni Maret dan Oktober.

Meskipun memberatkan, kenaikan harga BBM tersebut telah menolong perekonomian dari dua masalah makro ekonomi. Pertama; pemborosan anggaran dan kedua; gejolak rupiah. Dengan kenaikan harga BBM juga terjadi penghematan konsumsi BBM.

Local Outlook

Dampak dari kenaikan BBM bersubsidi tentunya akan mempengaruhi tingkat inflasi, hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat dan turunnya tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Meskipun tingkat inflasi dibulan Februari 2012 tercatat masih relatif rendah di level 3,56% namun mayoritas pelaku bisnis dan investasi telah meningkatkan ekspektasi kenaikan angka inflasi, yang terefleksi pada sektor konsumer. Namun apabila kita cermati lebih lanjut, dampak dari kenaikan BBM bersubsidi terhadap pergerakan pasar saham dan obligasi sebenarnya relatif terbatas dan hanya bersifat temporer.

Secara historis, pada tahun 2005 ketika pemerintah dua kali menaikkan harga BBM bersubsidi, pasar saham Indonesia masih mampu mencatat kinerja positif sebesar 16,24% sementara pasar obligasi pemerintah Indonesia yang diwakili oleh HSBC Bond Index mengalami pelemahan sebesar 1,24%. Pasar saham masih mampu menguat, mengingat tidak seluruh sektor pada Indeks Harga Saham Gabungan sensitif terhadap inflasi dan kenaikan suku bunga acuan. Sektor-sektor seperti komoditas, agrikultur, infrastruktur, justru mampu mencatat kinerja yang sangat baik pada tahun 2005. Sementara pelemahan pasar obligasi pemerintah sebesar 1,24% relatif kecil mengingat tingkat inflasi saat itu sempat mencapai 17%.

Faktor berikutnya adalah kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 2005. Rasio hutang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di level 25%, menunjukkan kesehatan ekonomi yang lebih baik dibandingkan tahun 2005, yaitu rasio yang sama berada di level 55,8%. Dari sisi konsumen, daya beli masyarakat saat ini juga jauh lebih baik, di mana pendapatan per kapita masyarakat Indonesia saat ini telah mencapai USD4325 berbanding tahun 2005 yang baru mencapai USD2800.

Berdasarkan ulasan di atas, diharapkan investor tetap mengambil keputusan investasi yang rasional menyikapi potensi kenaikan BBM bersubsidi dan inflasi ke depannya. Investor disarankan untuk melakukan diversifikasi aset investasi, terutama pada reksa dana saham yang berfokus pada strategi sektoral dan yang menghindari sektor-sektor yang sensitif terhadap inflasi. Strategi berinvestasi secara bertahap atau dollar cost averaging juga disarankan daripada mencoba melakukan market timing yang sangat berisiko untuk dilakukan pada saat pasar mengalami fluktuasi yang tinggi.

Fuel57%

PrivateCar53%

Food7%

Fertilizer7%

Others7%

Sumber: Ministry of Finance, Credit Suisse Estimates Sumber: Ministry of Finance, Credit Suisse Estimates

Seeds0%

Electricity29%

Motorcycles29%

1,800

1,600

1,400

1,200

1,000

800

600

400

200

1965

1969

1973

1977

1981

1985

1989

1993

1997

2001

2005

2009

Sumber: CSLA Asia-Pacific Markets Sumber: Bloomberg

Oil Production (‘000 barrels per day)Oil Cinsumption (‘000 barrels per day)

Indonesia - net oil importer since 2004125

120

115

110

105

100

Aug-11 Sep-11 Oct-11 Nov-11 Dec-11 Jan-12 Feb-12

Brent crude (daily last six months) - up 15% since Dec

“Mohon maaf kepada rakyat Indonesia, BBM akan naik,” adalah sebuah pernyataan dari Menteri ESDM Indonesia, Jero Wacik di akhir Februari 2012, yang telah mendorong pergerakan pasar modal Indonesia sepanjang bulan Maret 2012. Beberapa

skenario kenaikan BBM bersubsidi telah diajukan oleh pemerintah untuk mendapat persetujuan DPR, mulai dari skenario kenaikan sebesar Rp500 (+10%); Rp1.000 (+20%); hingga Rp1.500 (+30%). Hal ini memicu investor untuk menarik investasi mereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, untuk mengantisipasi kenaikan figur inflasi yang menurut estimasi dari beberapa ekonom dan analis akan mengalami kenaikan 2-3% apabila harga BBM bersubsidi mengalami kenaikan 30%.

Subsidi BBM Mendominasi Anggaran Subsidi 57% Subsidi BBM Ditujukan untuk Kendaraan Pribadi

Beroda Empat

Page 4: Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari · PDF filemereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, ... keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus

3 | Market Perspective | April 2012

Kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi telah mengakibatkan melemahnya Rupiah dan penurunan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta Obligasi di bulan Februari lalu. Namun tampaknya sebagian investor melihat tekanan ini hanya bersifat jangka pendek dan melihat koreksi yang terjadi sebagai peluang untuk masuk ke pasar. Hal tersebut terlihat pada akhir bulan Maret 2012, yaitu investor asing membukukan pembelian bersih di bursa saham selama 10 hari berturut-turut. Bagaimana seharusnya dengan kita sebagai investor domestik?

First State Indonesian Multistrategy Fund Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari peluang keuntungan

Persoalan klasik sebagai investor adalah sering kali tidak punya waktu dan pengetahuan untuk menganalisa dan bertindak cepat menyikapi dinamika kondisi pasar. Untuk menjawab persoalan tersebut, berinvestasi pada reksa dana First State Indonesia (FSI) Multistrategy Fund merupakan salah satu solusi yang cerdas.

Kata “Multistrategy” dipilih karena menggambarkan kelenturan dan keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus pasar. Strategi itulah yang ditawarkan oleh First State Investments Indonesia selaku Manajer Investasi untuk selalu mencari peluang keuntungan baik di saat pasar berada dalam kondisi yang menguntungkan ataupun tidak.Produk ini sangat cocok untuk investor yang orientasi investasinya untuk mencari keuntungan dalam jangka panjang dan tidak terpengaruh dengan fluktuasi jangka pendek.

Strategi FSI Multistrategy Fund saat ini• Reksa dana ini telah mengurangi durasi obligasinya untuk mengantisipasi potensi fluktuasi pasar obligasi akibat proyeksi pengetatan kebijakan moneter oleh pemerintah. Meskipun demikian, Manajer Investasi meyakini bahwa suku bunga akan tetap rendah di tahun ini. • Didukung kondisi makro ekonomi Indonesia yang solid dan proyeksi pertumbuhan pendapatan emiten 15% tahun ini, Manajer Investasi akan tetap mengoptimalkan alokasi pada saham. Namun untuk mengurangi dampak dari lonjakan inflasi, Manajer Investasi telah mengurangi portofolio di saham sektor perbankan dan konsumsi, serta meningkatkan alokasi di sektor seperti infrastruktur dan sumber daya alam yang memperoleh keuntungan dari kenaikan inflasi.• Reksa dana ini juga memiliki kas yang lebih besar agar dapat mengambil kesempatan membeli saham pada saat harga sedang terkoreksi.

Keunggulan FSI Multistrategi Fund dibandingkan reksa dana lainnya• FSI Multistrategy Fund adalah reksa dana campuran yang sangat fleksibel dengan ragam alokasi aset, yaitu efek saham (40-98%), efek pendapatan tetap (0-58%), dan instrumen pasar uang (2-60%). • Produk ini termasuk dalam kategori reksa dana campuran aggressive karena alokasi asetnya yang terkonsentrasi pada efek saham minimal 40% dan maksimal 98%. • Reksa dana ini juga dapat berinvestasi sebagian pada efek luar negeri sesuai ketentuan prospektus.

Kinerja FSI Multistrategy Fund• Total dana kelolaan FSI Multistrategy Fund per 30 Maret 2012 telah mencapai Rp226,17 miliar.• Dalam 5 tahun terakhir produk ini telah memberikan return sebesar 108,26% atau setara dengan 15,78% per tahunnya. Sejak awal tahun 2012, FSI Multistrategy telah memberikan return 7,15% (data per 30 Maret 2012).

Pada akhirnya kita harus tetap percaya akan kekuatan domestik Indonesia mengingat saat ini perekonomian Indonesia berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi kenaikan harga BBM. Dalam jangka panjang, pengurangan subsidi BBM akan meningkatkan pembangunan infrastruktur, perbaikan logistik, peningkatan arus investasi langsung, dan menjaga inflasi di tingkat yang rendah.

Selamat berinvestasi!

FSI Multistrategy Fund sangat cocok untuk investor yang berorientasi untuk mencari

keuntungan jangka panjang dan tidak terpengaruh dengan fluktuasi

jangka pendek.

Disclaimer:• Reksa Dana adalah produk pasar modal dan bukan merupakan produk Bank sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan. • Bank sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana tidak bertanggung jawab atas segala tuntutan dan risiko atas pengelolaan portofolio reksa dana.• Investor wajib membaca prospektus dan memahami risiko reksa dana sebelum mengambil keputusan berinvestasi.• Kinerja reksa dana di masa lalu tidak dapat digunakan sebagai jaminan atas kinerja reksa dana di masa yang akan datang.

Page 5: Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari · PDF filemereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, ... keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus

Pertumbuhan ekonomi global yang di dominasi oleh Amerika Serikat dan meredanya kekhawatiran akan krisis hutang di Eropa membuat selera risiko di pasar bertambah. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi global yang dianggap masih belum stabil dan masih di bawah pertumbuhan tahun – tahun lalu akan menjadi hambatan dari kenaikan mata uang utama.

Menurunnya probabilitas dilaksanakannya QE3 juga menjadi salah satu wacana yang mewarnai fluktuasi di pasar akhir – akhir ini. Pasalnya, apabila QE3 tidak dilaksanakan, likuiditas USD akan berkurang dan cenderung memberikan penguatan terhadap USD (USD bullish).

Strategi yang bisa dilakukan antara lain tetap melakukan buy-on-dips saat major koreksi dan taking profit saat major currencies rebound untuk tempo yang lebih pendek (short term trading).

Intervensi BOJ kali ini dilakukan berbeda dari intervensi-intervensi sebelumnya. Biasanya intervensi BOJ dilakukan dengan cara penjualan JPY terhadap USD, namun kali ini dilakukan dengan cara pembelian aset-aset (asset purchasing) dan terbukti berhasil melemahkan JPY. Kondisi ekonomi Jepang memburuk setelah JPY menguat dalam periode yg cukup panjang sampai level 75,55. Sebagai negara ekspor, tentu penguatan JPY ini menambahkan beban kepada eksportir. Hal ini dapat dilihat di neraca perdagangan Jepang yang defisit.

Target intervensi BOJ adalah mengembalikan surplus ke neraca perdagangan Jepang dan menaikan inflasi di Jepang hingga 1%. Berhasilnya intervensi BOJ ditandai dengan neraca perdagangan Jepang sudah kembali ke area surplus pada tanggal 22 Maret 2012. Untuk sementara USD/JPY masih cenderung bergerak flat dan bergerak antara level 82,00-85,50

4 | Market Perspective | April 2012

Estimasi penurunan pertumbuhan ekonomi di Cina dari 8% ke 7,5% membuat AUD mengalami depresiasi. Ditambah lagi penguatan USD terhadap mata uang lainnya juga cenderung menghambat kenaikan AUD. Namun dengan kondisi ekonomi domestik Australia yang cukup baik, suku bunga yang relatif masih lebih tinggi daripada suku bunga mata uang utama lainnya dan bertambah besarnya kapitalisasi surat hutang Australia membuat investasi di Australia tetap menarik di mata investor. Sehingga dalam jangka menengah, AUD diperkirakan masih berpotensi untuk menguat.

Meskipun Cina menurunkan estimasi pertumbuhan ekonominya, namun secara ekonomi global yang memang sedang melambat, pertumbuhan Cina masih tetap di angka yang termasuk tinggi. Salah satu data ekonomi yang perlu diperhatikan adalah PMI manufaktur Cina yang mengindikasikan keadaan ekonomi sektor manufaktur mengalami ekspansi atau kontraksi.

Pengurangan subsidi BBM yang akan berakibat pada kenaikan harga BBM masih menjadi topik yang menghantui pelemahan IDR terhadap USD. Pasalnya, estimasi pasar akan kenaikan inflasi yang tidak diikuti dengan kenaikan suku bunga akan berujung pada real interest rate yang lebih kecil dan memberikan tekanan jual pada IDR. Namun diprediksikan, pelemahan IDR, karena kenaikan harga BBM akan hanya bersifat sementara. Dengan dikuranginya subsidi BBM, maka otomatis pendapatan Negara akan menjadi lebih besar. Optimisme ini akan mengundang rating agency untuk kembali menaikkan peringkat hutang Indonesia di jangka menengah dan panjang.

Amerika terus membuktikan adanya pertumbuhan ekonomi yang konstan. Hal ini menyebabkan semakin kecilnya kemungkinan diadakan monetary easing atau yang biasa disebut Quantitative Easing (QE). Otomatis bila QE ditiadakan, supply USD di market akan berkurang, likuiditas USD akan berkurang¸dan USD akan cenderung menguat terhadap mata uang lainnya. Hal ini juga ditandai dengan berubahnya paradigma di pasar finansial. Selama QE1 dan QE2 berlangsung, kebanyakan pada saat data ekonomi Amerika membaik, Dow Jones Industrial Average index naik dan USD turun (mata uang utama menguat). Hal ini karena selera risiko di pasar meningkat dengan adanya optimisme akan kondisi ekonomi Amerika. Tapi karena kemungkinan besar QE tidak dilanjutkan, reaksi pasar berlaku sebaliknya, DOW naik, USD naik (mata uang utama melemah). Hal ini disebabkan oleh pandangan pasar tentang mengetatnya likuiditas USD.

Setelah troika (European Commission, IMF, dan ECB) berhasil membuat program dana pinjaman guna menyelamatkan negara-negara yang terancam default karena surat hutangnya, sentimen positif menyebar di zona Eropa. Namun hal ini berakibat negatif terhadap nilai mata uang EUR. Diperkirakan penguatan EUR terhadap mata uang lainnnya akan bersifat sementara dan akan kembali turun mengikuti trend-line. Penurunan nilai EUR ini disebabkan oleh program-program yang dilakukan oleh troika membuat EUR kelebihan supply di pasar. Kecenderungan pun EUR akan melemah terhadap mata uang lainnya dikarenakan oleh hal ini.

GDP Selandia Baru yang mengalami peningkatan secara stabil semenjak kuartal 2 tahun 2011 sampai saat ini membuat NZD menjadi salah satu mata uang yang menarik di mata investor. Ditambah lagi rasio Debt to GDP yang rendah di level 33,70% juga menambah daya tarik NZD. Secara teknis, NZD memasuki tahap konsolidasi. Pergerakan NZD/USD diperkirakan akan bergerak di antara level 0,7900-0,8250.

Tingkat inflasi di UK yang masih tergolong cukup tinggi diatas suku bunganya menghasilkan real interest rate yang negatif. BOE pun masih mempertahankan suku bunga di 0,50% untuk memperbaiki tingkat pengangguran di UK yang semakin naik semenjak kuartal 1 tahun 2011.GBP/USD masih berpotensi untuk bergerak melemah searah dengan pelemahan global ekonomi. Secara teknis, trend-line GBP/USD juga masih sedikit bearish dengan support di level 1,5800 (MA200, 4H). Range pergerakan GBP/USD akan berkisar antara 1,5990-1,5600.

Analisa Valuta Asing

Recommendation:

Expected selling level 9200 – 9250 1.6000 - 1.6080 1.0630 - 1.0700 1.3320 - 1.3380

Expected buying level 9050 – 9100 1.5600 - 1.5550 1.0300 - 1.0250 1.3080 - 1.3000

Short position profit taking @ 9100 and below 1.5700 and below 1.0370 and below 1.3120 and below

Long position profit taking @ 9200 and above 1.5900 and above 1.0580 and above 1.3220 and above

Short position cut loss @ 9300 – 9350 1.6150 - 1.6225 1.0750 - 1.0800 1.3410 - 1.3460

Long position cut loss @ 9000 – 8950 1.5450 - 1.5400 1.0180 - 1.0130 1.2935 - 1.2885

USD/IDR GBP/USD AUD/USD EUR/USD

*data diatas hanya besifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar

Strategi Forex Trading

Menurunnya volatilitas beberapa mata uang menyebabkan potensi keuntungan lebih kecil. Tetapi dengan meningkatkan frekuensi transaksi atau lebih sering bertransaksi, memanfaatkan momen-momen short term, maka akan terbuka lebih besar peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Page 6: Reksa Dana dengan segudang strategi untuk mencari · PDF filemereka, terutama dari pasar obligasi pemerintah Indonesia, ... keragaman strategi diversifikasi portofolio sesuai siklus

DISCLAIMERKecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab un-tuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di [email protected].

COMMLink Dynamic Strategic Fund

Menanggapi potensi kenaikan harga BBM bersubsidi yang direncanakan akan terjadi di kuartal kedua tahun 2011, saat ini terlihat bahwa investor mulai melakukan antisipasi dengan cara mengamankan portofolio investasinya, baik di pasar

saham maupun obligasi.

Gejolak inflasi yang diperkirakan akan meningkat, menyebabkan kekhawatiran terhadap melemahnya nilai obligasi pemerintah dan beberapa sektor saham yang dianggap sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah, secara historis inflasi memiliki sensitivitas tinggi terhadap pergerakan harga BBM bersubsidi.

Bagaimana memilih aset investasi yang tepat pada saat pasar diperkirakan akan mengalami fluktuasi yang tinggi? Selain tetap melakukan investasi secara regular mengingat fundamental perekonomian Indonesia yang kuat saat ini, investor tentunya mengharapkan instrumen investasi yang dikelola secara dinamis dan mampu menyesuaikan dengan fluktuasi pasar, contohnya adalah COMMLINK DYNAMIC STRATEGIC FUND.

5 | Market Perspective | April 2012

Hasil pengujian historis di atas menunjukkan, bahwa pada tahun 2005 dan 2008, pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada tahun tersebut, COMMLINK DYNAMIC STRATEGIC FUND mampu mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan indeks acuannya. Hal ini dikarenakan COMMLINK DYNAMIC STRATEGIC FUND menggunakan 3 indikator untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi pada pasar, yaitu inflasi, volatilitas, dan momentum, untuk menentukan aset alokasi yang tepat. Manajer Investasi melakukan review secara berkala setiap 2 minggu terhadap 3 indikator tersebut untuk mengantisipasi fluktuasi yang berpotensi terjadi di pasar.

Ditambah lagi, dengan berinvestasi pada COMMLINK DYNAMIC STRATEGIC FUND, secara otomatis investor melakukan diversifikasi pada portofolio investasinya, yang diharapkan akan meminimalisir potensi fluktuasi yang terjadi. Hal ini tentunya menjadikan COMMLINK DYNAMIC STRATEGIC FUND sebagai alternatif investasi yang tepat bagi investor untuk mempersiapkan diri menghadapi fluktuasi pasar sebagai pengaruh dari potensi kenaikan harga BBM bersubsidi.

18

16

14

12

10

8

6

4

2

0

2002

5.06

6.46.6

6.596.69

2.783.79

11.06

17.11%

2004 2006 2008 20102003 2005 2007 2009 2011

Sumber: BPS

Price hike by 150% Price hike by

33%

Price cut by16%

YoY inflation in Indonesia and govt’s moves to cut or hike subsidized fuels

7.0

6.8

6.6

6.4

6.2

6.0

5.8

5.6

5.4

Sumber: CLSA Asia-Pacific Markets

Bank Indonesia policy rate

Jan-

10

Jan-

11

May

-10

May

-11

Sep

-10

Sep

-11

Mar

-10

Mar

-11

Jul-1

0

Jul-1

1

Nov

-10

Nov

-11

Feb-

10

Feb-

11

Jun-

10

Jun-

11

Oct

-10

Oct

-11

Apr

-10

Apr

-11

Aug

-10

Aug

-11

Dec

-10

Dec

-11

Jan-

12

50% EquityFund + 50% MMAMSYoY IRR (annualized)

1 1/1/2011 7/26/2011 31.08% 11.82%

2 1/1/2010 1/1/2011 17.13% 21.05%

3 1/1/2009 1/1/2010 94.28% 51.00%

4 1/2/2008 1/1/2009 9.34% -22.67%

5 1/2/2007 1/2/2008 27.90% 33.14%

6 1/2/2006 1/2/2007 56.33% 33.01%

7 1/2/2005 1/2/2006 25.12% 16.68%

8 1/3/2004 1/2/2005 43.55% 29.34%

Asset Investment Mix

Strategy (AIMS)

Equity Fund

(Benchmark 1)

LQ45

(Benchmark 2)

50% Equity Fund +

50% MM

(Benchmark 3)

Return (p.a)

Volatility (p.a)

Information Ratio

Peak to Trough

35.09%

14.48%

2.42

-16.55%

31.03%

25.63%

1.21

-61.81%

21.90%

27.73%

0.79

-66.73%

19.73%

12.55%

1.56

-33.35%