14

Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang
Page 2: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN

REHAB GEDUNG

SUDIN PERINDUSTRIAN DAN ENERGI JAKARTA UTARA

Pasal 01

Uraian Pekerjaan

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Rehab Gedung Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Utara

Jl. Kompi Udin Kel. Pegangsaan Dua Kec. Kelapa Gading.

2. Pekerjaan site yang meliputi :

a. Pekerjaan Pendahuluan

b. Pekerjaan Bongkaran

c. Pekerjaan Beton

d. Pekerjaan Atap dan Plafond

e. Pekerjaan Pasangan Dinding

f. Pekerjaan Kusen

g. Pekerjaan Pengecatan

h. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.

3. Cara Pelaksanaan

Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan- ketentuan dalam RKS, gambar

rencana, penjelasan-penjelasan susulan dan penyedia barang/jasa harus mempunyai tenaga ahli

dan tenaga teknis untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sebagai

berikut :

No. Tenaga

Ahli/Tenaga

Teknis

Jml Pendidikan

min (th)

Pengalaman

min (th)

Sertifikat keahlian

(minimum)

1. Proyek Manajer 1 S1

Sipil/Arsitek

10 SKA

Struktur/Arsitek

2. Tenaga Ahli

Struktur/Arsitek

1 S1

Sipil/Arsitek

5 SKA

Struktur /Arsitek

3. Pela

ksana Lapangan

1 D3/STM

Sipil

5 SKT Pelaksana

Bangunan

4. Drafter 1 STM/SMK

Sipil

3 SKT Drafter

5. Surveyor 1 STM/SMK

Bangunan

3 SKT Juru Ukur

Kuantitas

Bangunan

Gedung

Page 3: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

Pasal 02

Tenaga Kerja Lapangan

Penyedia barang/jasa wajib mempunyai sertifikat K3

1. Penyedia barang/jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja yang trampil dan berpengalaman,

sesuai keakhliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan

pekerjaan.

2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan

lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai.

3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu

lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara di lokasi pekerjaan/proyek.

4. Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk daftar

tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

Pasal 03

Jenis dan Mutu Bahan

1. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti

apa yang tertera dalam gambar dan Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS).

2. Kekeliruan dalam uraian, kualitas atau kuantitas atau kekurangan bagian-bagian dari gambar

kontrak dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tapi hendaknya diperbaiki dan

dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.

Pasal 04

Gambar-gambar / Contoh Barang

1. Gambar-gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus ada di lapangan dalam setiap

waktu. Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dapat dibaca dan menunjukan

perubahan-perubahan terakhir.

2. Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas harus segera disediakan atas biaya

Pemborong, dan contoh-contoh tersebut harus sesuai dengan standard contoh yang telah

disetujui.

3. Bila dalam pelaksanaan dokumen kontrak tidak/kurang lengkap, maka Pemborong wajib

membuat perhitungan-perhitungan (kalkulasi) yang terperinci dan gambar-gambar tersebut

harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa dan disetujui.

Pasal 05

Situasi dan Ukuran

1. Situasi

a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan, sifat dan luasnya pekerjaan

dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

b. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk

mengajukan tuntutan.

2. Ukuran

a. Ukuran satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam cm.

b. Peil lantai (permukaan atas lantai) ditentukan sesuai dengan peil lantai existing.

Page 4: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

Pasal 06

Pekerjaan Pendahuluan

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pembuatan papan nama proyek

b. Foto proyek

c. Pembuatan bedeng

d. Pengadaan alat bantu yang dibutuhkan

2. Syarat – Syarat Pelaksanaan

a. Papan nama proyek bahan dari multipleks t = 8mm ukuran 2.4m x 1.2m dengan ditopang

kayu semutu meranti di pasang di depan lokasi proyek.

b. Foto / dokumentasi proyek dibuat 3 (tiga) rangkap.

c. Direksi keet uk. 3x4 m2 dibuat dengan konstruksi kayu dan atap asbes bergelombang.

d. Pengadaan alat bantu yang dibutuhkan yaitu pengadaan steger kayu 3 unit.

Pasal 07

Pekerjaan Bongkaran

1. Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan pembongkaran pada beberapa bagian bangunan yang

akan direhab/diperbaiki, diantaranya yaitu :

a. Bongkar atap / genteng, nok / karpusan, rangka atap, lispank, kuda-kuda / gording.

- Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar dan petunjuk rencana atau pengawas.

- Pembongkaran atap ini harus dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak mengakibatkan

kerusakan pada konstruksi bagian lain.

- Pekerjaan karpusan yang harus dibongkar/dibobok sampai bersih.

b. Bongkar plafond dan rangka

- Pembongkaran rangka & penutup plafond semua ruangan harus dilaksanakn secara

bertahap dan hati-hati agar tidak merusak bagian lain.

c. Bongkar dinding bata eksisting (keliling bagian terluar bangunan / gedung, dinding bagian

dalam / pembagi ruangan tidak dibongkar)

- Pelaksanaan bongkaran pasangan batu bata dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak

mengganggu kelancaran pekerjaan atau alat-alat yang ada disekitar lokasi pembongkaran.

- Kerusakan alat-alat akibat pembongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor.

- Material bekas bongkaran agar ditumpuk pasa suatu tempat sebelum diangkut keluar lokasi

d. Bongkar plat dan balok beton atap teras

- Pembongkaran beton agar hati-hati jangan sampai merusak bagian lain yang tidak termasuk

dalam item pekerjaan

- Pelaksaan pembongkaran beton harus dikerjakan secara bertahap , jangan menggunakan

palu besar (bodem) yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian yang lain.

- Bekas bongkaran beton (besi dan puing-puing) tidak diperkenankan dipergunakan kembali.

e. Bongkar kusen / pintu / jendela

- Pelaksanaan pembongkaran kusen / pintu / jendela dilakukan dengan melepas angkur lama

yang terpasang dalam pasangan.

- Pasangan di sekeliling kusen / pintu / jendela supaya dibongkar dan diganti dengan

pasangan baru untuk penguat kusen.

- Pembongkaran daun pintu harus dilaksanakan dengan hati-hati karena ada beberapa daun

pintu eksisting yang akan dipergunakan kembali, sesuaikan dengan gambar rencana yang

ditunjukkan dalam gambar denah kusen.

Page 5: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

-

2. Sebelum dilakukan pembongkaran Penyedia Barang/Jasa harus mendapat izin pembongkaran

dari Pemberi Tugas serta izin-izin lain dari Pemda setempat termasuk izin pemakaian jalan,

tempat pembuangan puing dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini, resiko menjadi tanggung jawab

Penyedia Barang/Jasa

3. Dalam pelaksanaan pembongkaran ini Kontraktor wajib membuat usulan rencana

pembongkaran minimal menyebutkan :

a. Metode Pembongkaran

b. Waktu pengangkatan bongkaran

c. Lokasi pembuangan bongkaran

d. Pengamanan terhadap instalasi M/E

e. Jangka waktu pelaksanaan

f. Lain-lain yang berkenaan dengan pembongkaran ini.

Pasal 08

Pekerjaan Beton Bertulang

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran sloof, ring balok, kolom dan lantai tulangan

susut.

2. Peraturan-Peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan

digunakan peraturan sebagai berikut :

a. Pedoman Beton 1989

b. American Concrete Institute ( A.C.I) 1986

c. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).

d. Mutu dan cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).

e. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80)

f. ASTM C-33 Standard Spesification For Concrete Aggregates.

g. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)

h. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)

i. American Society For Testing and Material (ASTM)

3. Persyaratan Bahan

a. Semen

Semua semen yang digunakan adalah semen Portland lokal yang memenuhi syarat-syarat

dari :

i. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini ayat (2).

ii. Mempunyai sertifikat uji (test serificate) dari Laboratorium yang disetujui secara tertulis

dari Direksi / Pengawas.

- Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama ( tidak

diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk suatu

konstruksi / struktur yang sama ), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam

kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.

- Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterimakan

dalam zak ( kantong ) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus

disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakan pada tempat yang

ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai, zak-zak semen tersebut tidak boleh

ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m’ atau maksimum 10 zak. Setiap

pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian

semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

- Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah

penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu dapat ditolak penggunannya tanpa

Page 6: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan segera dari

lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya Pemborong.

b. Agregat ( Aggregates )

Semua pemakaian batu pecah ( aggregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-

syarat :

i. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini (2)

ii. Bebas dari tanah-tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah-tanah liat atau kotoran-

kotoran lainnya ).

- Kerikil dan batu pecah ( aggregat kasar ) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38

mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan tertulis Direksi / Pengawas.

Gradasi dari aggregat-aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat

menghasilkan mutu beton yang disyaratkan, padat dan mempunyai daya kerja yang

baik dengan semen dan air , dalam proses campuran yang akan dipakai. Direksi /

Pengawas harus meminta kepada Pemborong untuk mengadakan test kualitas dari

agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi /

Pengawas, setiap saat di Laboratorium yang disetujui Direksi / Pengawas atas biaya

Pemborong.

- Dalam hal ini adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, maka

Pemborong diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis kepada Direksi /

Pengawas.

- Aggregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan

dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori benda lainnya.

c. Air

- Air yang akan digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air

bersih, tidak berwarna , tidak mengandung bahan-bahan kimia, asam alkali, tidak

mengandung organisme yang dapat memberikan efek merubah beton / tulangan,

minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia serta diuji

terlebih dahulu oleh Laboratorium yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.

- Air yang mengandung garam ( air laut ) sama sekali tidak diperkenankan untuk -

dipakai.

d. Besi Beton ( Steel Bar )

i. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :

Baru, bebas dari kotoran-kotoran, minyak/karat dan tidak cacat ( retak-retak ),

mengelupas, luka dan sebagainya.

ii. Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan tersebut

dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan Beton Indonesia.

iii. Mempunyai penampang yang sama rata.

- Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas harus

mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur. Besi beton harus disupply dari satu

sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-

macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.

- Sebelum mengadakan pemesanan Pemborong harus mengadakan pengujian mutu

besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi /

Pengawas. Barang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi / Pengawas,

berjumlah minimal 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya

sama dan panjangnya kurang lebih 100 cm. Percobaan mutu besi beton juga akan

dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi / Pengawas.

- Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Direksi / Pengawas

tidak diperkenankan sama sekali dan hasil yang bersangkutan tidak syah.

- Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Pemborong. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti Steelwiremesh atau

sejenisnya, harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur.

Page 7: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

- Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan

tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi

tersebut.

- Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kwalitasnya tidak sesuai dengan

spesifikasi struktur harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi

tertulis dari Direksi / pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya Pemborong.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Beton yang digunakan adalah beton adukan 1 : 2 : 3 dengan slump ± (12 + 2)cm,

w/c = 0,58 dan f’c = 19,3 MPa

b. Test Kubus Beton ( Pengujian Mutu Beton )

- Direksi/Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat

benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang dibuat (dua sample untuk tiap 5

m3).

- Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan ukuran

diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton

Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus, cetakan harus berbentuk bujur sangkar

dalam segala arah dengan ukuran 15x15x15 cm memenuhi syarat daam Peraturan

Beton Indonesia.

- Pengambilan adukan beton, pencetakan benda uji kubus dan crucingnya harus

dibawah pengawasan Direksi / Pengawas. Prosedurnya harus memenuhi syarat-

syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.

- Pengujian, pada umumnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia,

termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian tekan ( Cruching Test

). Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan

yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Pemborong harus

menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka

perbaikan-perbaikan atau langkah-langkah yang diambil harus dilakukan dengan

mengikuti prosedur-prosedur Peraturan Beton Indonesia atas biaya Pemborong.

- Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung

jawab Pemborong.

- Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan tanggal

pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.

- Semua benda uji kubus beton harus ditest di Laboratorium beton yang disetujui oleh

Direksi / Pengawas.

- Laporan asli ( bukan foto copy ) hasil percobaan harus diserahkan kepada Direksi /

Pengawas dan Perencana Struktur segera sesudah selesai percobaan, dengan

mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard. Percobaan/test

kubus beton dilakukan untuk umur-umur beton 3, 7 dan 14 hari dan juga untuk umur

beton 28 hari.

- Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan mutu beton yang dibuat seperti yang

ditunjukan oleh benda uji kubusnya memenuhi syarat spesifikasi, maka Direksi /

Pengawas berhak meminta Pemborong supaya mengadakan percobaan-percobaan

non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan loading atas biaya

Pemborong. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam

Peraturan Beton Indonesia. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus

dibongkar dan dibagun baru sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas. Semua

biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi

tanggung jawab Pemborong.

Page 8: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

c. Pengecoran Beton

- Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton Pemborong harus mengajukan

permohonan izin pengecoran tertulis kepada Pengawas minimum 3 hari sebelum

tanggal pengecoran.

- Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan apabila bagian

pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap“ artinya Pemborong sudah

mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik mungkin sehingga sesuai dengan

gambar dan spesifikasi.

- Atas pertimbangan khusus Pengawas dan pada keadaan-keadaan khusus misalnya

untuk volume pekerjaan yang akan dicor relatif sedikit/kecil dan sederhana maka izin

pengecoran dapat dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga) hari tersebut.

Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal apila terjadi salah

satu keadaan seperti berikut :

a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal rencana

pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.

b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi

misalnya : tulangan, pembersihan bekisting atau hal-hal yang tidak sesuai gambar-

gambar dan spesifikasi.

- Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Pengawas, maka Pemborong dapat

diperintahkan untuk menyingkirkan / membongkar beton yang sudah dicor tanpa

persetujuan tertulis dari Pengawas atas biaya Pemborong sendiri.

- Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan

cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya

pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.

Penggunaan alat-alat pengangkut mesin harus mendapat persetujuan tertulis dari

Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan, semua alat-

alat pengangkut yang digunakan, pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa

adukan yang mengeras.

- Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton

selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.

- Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu

harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran ( potongan kayu, batu, tanah dan lain-

lain ) dan dibasahi dengan air semen.

- Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan

dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m’ yang akan menyebabkan

pengendapan / pemisahan aggregat.

- Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa berhenti ).

Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar

dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak

diperkenankan untuk dipakai lagi.

d. Curing dan Perlindungan atas Beton.

- Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama berlangsungnya

proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan

secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.

- Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari

maka curing beton dapat dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah dan

selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan karung basah, menyemprotkan

air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.

- Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan

atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong bertanggung jawab atas retaknya

beton karena susut akibat kelalaian ini.

- Tarik-tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah

penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan

tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas dan Perencana.

Page 9: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

- Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat, lemak,

kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.

- Pemasangan Rangkaian Tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, overlap, letak

sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar. Apabila ada keraguan tentang

rangkaian tulangan maka Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas /

Perencana struktur untuk klasifikasi.

Untuk hal itu sebelumnya Pemborong membuat gambar pembengkokan baja tulangan

( bending schedule ), diajukan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

- Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada dudukan yang

teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang

berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga

pertemuan, pembesian harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers

atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau dicantumkan pada

spesifikasi ini

Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakan berhubungan dengan bekisting.

- Ikatan kawat harus dimasukan dalam penampang beton, sehingga tidak menonjol

kepermukaan beton.

- Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai

dengan gambar.

- Precast Mortar Spacing Block harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada

tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang

akan dicor.

- Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari kotoran-

kotoran.

Pasal 09

PekerjaanAtap

1. Rangka atap, kuda –kuda, reng, kaso, talang jurai dan konektornya dari bahan baja ringan

dengan ketentuan spesifikasi sebagai berikut :

- Bahan baja ringan Hi-Ten G 550 lapis lindung Zinc Alumunium AZ 100.

- Kuda – kuda profile C75-75 t = 0.75mm TCT dengan jarak kuda – kuda max. 120 cm.

- Reng, kaso dan lainnya t = 0.45 TCT dengan jarak max. 120 cm.

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan Kontraktor wajib menyerahkan

kepada Pemberi Tugas dan Pengawas perhitungan analisa struktur yang terlampir dari

distributor.

- Pelaksanaan pekerjaan ini harus dikerjakan oleh ahlinya sesuai gambar rencana dengan

memperhatikan arahan / saran dari Pengawas.

- Perhatikan dan utamakan keselamatan pekerja dan lain - lain, serta bentuk kelalaian menjadi

tanggung jawab pihak Kontraktor.

2. Atap dari bahan genteng metal roof berkualitas baik dan warna natural, lengkap dengan nok /

karpusannya.

3. Pekerjaan flashing atap dari bahan beton adukan 1:2:3 menggunakan tulangan susut diameter 8

mm jarak 15 cm.

4. Pasangan lisplank dengan bahan dari GRC t= 12 mm x 20cm double dengan motif betawi.

5. Semua bentuk macam ukuran konstruksi disesuaikan dengan gambar dan kondisi di lokasi. Dan

pemasangan penutup atap harus rapi lurus dan vertical maupun horizontal dan tidak bocor

ataupun tampias.

6. Spesifikasi bahan penutup atap

- Genteng harus memeliki ukuran yang sama, jedap air, permukaannya licin untuk memperlancar

air.

- Presisi rapat hubungan satu sama lain tidak melintir ke berbagai arah

7. Syarat-syarat pelaksanaan

- Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpass

- Hindari celah hubungan ke samping, ke atas dan ke bawah

- Pasangan genteng harus lurus dengan control dan tarik benang

Page 10: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

- Bubungan/nok ditutup dengan genteng yang sejenis dan berkualitas baik,tidak retak, tidak

berlubang dan dipasang saling menutup ujung sejauh kaitnya, kemudian dimatikan dengan

adukan 1:2.

- Kemudian pekerjaan lisplank dipasang sesuai gambar. Pemasangan lisplank harus sesuai

dengan gambar serta harus rapi dan penyembungan lisplank harus dikerjakan dengan

lurus,rapi tidak boleh bergelombang

Pasal 10

Pekerjaan Plafond

1. Penutup plafond dari bahan GRC t= 5mm dengan rangka plafond terdiri dari besi hollow untuk

rangka utama hollow 40x40 t = 1.3mm, rangka pembagi hollow 40x20 t = 1.3mm.

2. List plafond dari bahan gypsum 8 cm (profil menyesuaikan) sesuai persetujuan Pemberi Tugas

dan Pengawas.

3. Syarat pelaksanaan

Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang berupa dinding

atau lisplank

- Tentukan peil plafond pada dinding atau lisplank

- Waterpass kan ketinggian tersebut pada seluruh batas pasangan plafond

- Pasang rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan menggunakan depra bold

- Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm dengan ukuran besi

holo 40x40

- Selanjutnya pasang tulangan pembagi yang terbuat dari besi holo 40x20 dengan jarak tiap 60

cm

- Rangka langit-langit dipasang besi holo dengan penggantung besi bulat diameter 10 mm yang

dilengkapi dengan mur dan klem penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding

atau rangka baja yang ada.

- Rangka langiot-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai

dengan pola yang ditunjukan / disebutkan dalam gambar dengan memperhaikan modul

pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.

- Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat

kecuali bila dinyatakan lain, missal permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai yang

ditunjukan dalam gambar.

- Rangka plafond yang sudah siap ditutup adalah berupa rangka-rangka berukuran 120x60cm

dengan kondisi lurus dan waterpass.

- Pada rangka ini penutup plafond dipasang tanpa nat dan sambungan antar penutup plafond

dilakban serta compound

- Hasil pemasangan penutupan langit-langit harus rata, tidak melendut.

- Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit GRC dan dinding dipasang list profil

gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar

Pasal 11

Pekerjaan Pasangan Dinding Bata

1. Pekerjaan dinding batu bata yaitu pemasangan dinding ½ bata dengan adukan 1 : 4 lengkap

pasangan plesteran dan aciannya.

2. Syarat bahan

Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang

harus bebas dari segala jenis kotoran.

3. Syarat pelaksanaan

Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10%. Semua

campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengadukan. Tempat adukan tidak boleh

langsung diatas tanah tapi harus pakai alas (kayu dan lain-lain)

a. Batu bata dan agregat yang digunakan harus berkualitas baik.

Page 11: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

b. Penyusunan batu bata dan penyambungan agar dinding dengan dinding bata bata lain harus

sesuai kaidah, dan sambungan dengan kolom beton harus dilengkapi dengan besi stek

diameter 10 mm dengan panjang 30 cm.

c. Perbandingan agregat yang digunakan harus sesuai dengan kegunakannya yaitu ad 1:4 untuk

dinding biasa ketebalan spesi 1,5 cm

d. Pemasangan batu bata dalam satu hari pemasangan maksimal setinggi 1(satu) meter.

e. Ketebalan plesteran minimal 1(satu) cm dengan ad 1:4 untuk dinding biasa.

Pasal 12

Pekerjaan Kusen, Kunci dan Alat Penggantung

1. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan dan pemasangan pintu, kusen, kunci dan alat penggantungnya.

2. Persyaratan Bahan

a. Semua pintu, kusen, kunci dan alat penggantungnya yang akan dipakai harus mendapat

persetujuan Pengawas.

b. Pekerjaan Kusen / Pintu utama

Pasang kusen dan pintu folding door bahan besi baja lengkap asesorisnya dengan motif

menyesuaikan, ( ukuran sesuai gambar ).

Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor wajib memberikan brosur dan contoh bahan

kepada Pemberi Tugas dan Pengawas untuk mendapat persetujuan bahwa bahan yang akan

digunakan telah sesuai spesifikasi dan standar yang ditentukan.

c. Pekerjaan Kusen / Pintu / Jendela

Kusen pintu dan jendela : Alumunium colour uk. 4x 1 ¾”

Frame jendela : Alumunium colour uk. 4x 1 ¾”

Kisi – kisi : Alumunium colour

Kaca jendela : Kaca mati polos 5mm setara ASAHI

Engsel pintu : stainles stell uk. 4”x3” ( 3 unit / pintu )

Engsel jendela : stainles stell uk. 3”x3 ½” ( 2 unit / daun jendela )

Kait angin : stainles stell uk. 10-20 cm

3. Syarat – syarat bahan

- Bahan kaca adalah kaca yang baik dan sesuai dengan ketentuan atau sesuai dengan

spesifikasi yang ditentukan.

- Semua alat penggantung / pengunci harus menggunakan produksi dalam negeri yang

berkualitas baik atau sesuai SNI.

- Untuk alat penggantung dan kunci, pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih

dahulu untuk mendapat persetujuan Pengawas / Pemberi Tugas.

4. Syarat - syarat pelaksanaan

- Pemasangan kaca harus presisi dan pada pada sambungan dengan bahan yang lain diberi

pengaman lis dari karet atau bahan lain yang sesuai.

- Pemasangan alat penggantung harus presisi dan baik, tertanam secara kuat dan kokoh

sehingga tidak mudah lepas.

- Semua pasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu dapat ditutup dan dibuka dengan mudah,

lancar dan ringan.

- Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci-kunci diminyaki sehingga dapat bekerja dengan

baik.

Page 12: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

Pasal 13

Pekerjaan Pengecatan

1. Lingkup perkerjaan pengecatan, yaitu :

- Pengecatan pasangan dinding bata baru dan plafond

- Pengecatan lisplank

- Mengikis permukaan cat tembok lama dan melamburnya dengan kapur sirih

( dinding eksisting )

2. Syarat bahan

a. Cat dinding / plafond kualitas baik setara vinilex

b. Cat minyak kualitas baik setara glotex

c. Minyak cat / tinner kualitas baik

d. Meni kualitas baik

e. Politer kualitas baik

f. Residu kualitas baik

3. Syarat – syarat pelaksanaan:

- Pengecatan dengan cat tembok

a. Cat dan plamir yang digunakan harus berkualitas baik

b. Pengecatan dinding batu bata baru dilaksanakan sesudah dinding di plester, diaci,

diplamir dan diamplas sampai permukaan dinding tersebut rata dan halus dan pengecatan

dilakukan 3(tiga) lapis sempai benar-benar menutup rata permukaan dinding.

c. Pengecatan dinding lama yang dimulai dengan mengikis cat lama kemudian melabur

dinding bata lama dengan kapur sirih. Kemudian pelerjaan dinding dapat dilakukan sama

seperti pengecatan dinding batu bata baru ( 3 lapis).

- Pengecatan plafond diperlakukan analog dengan pengecatan pada dinding batu bata baik

pengecatan baru ( 3 lapis ).

- Pengecatan lisplank

a. Cat dan plamir yang digunakan harus berkualitas baik

b. Pengecatan baru dilaksanakan sesudah seluruh permukaan diplamir kemudian

pengecatan dilakukan pengecatan dasar dan pengecatan finishing sampai benar-benar

menutup rata permukaan.

Pasal 14

Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

1. Lingkup Pekerjaan

Bongkar dan pasang baru instalasi listrik beserta armature lampu seperti dinyatakan pada gambar

yang merupakan dampak atau akibat dari pekerjaan bongkar dan pasang plafond.

2. Persyaratan Bahan

a. Pekerjaan Pasang Instalasi Listrik

- Penggantian dan pengadaan instalasi listrik dengan kabel NYM 3x2.5 mm untuk titik lampu

dan stop kontak biasa, serta dengan kabel NYM 3x4 mm untuk stop kontak tenaga ( semua

lengkap dengan pipa ME ).

- Kabel jenis SII lulus uji LMK setara kabelindo, kabel metal, supreme / transka kabel.

- Pipa – pipa ME yang digunakan berbahan PVC, galvanis medium.

b. Pekerjaan Pasang Saklar dan Stop Kontar setara Vimar

c. Pekerjaan Pasangan Armature lampu

- Pasang lampu TL2x36 watt TKO setara Philips

- Pasang lampu baret isi TL bulat 20 watt setara Philips

- Pasang lampu SL 18 watt setara Philips

Page 13: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

3. Syarat – syarat pelaksanaan

a. Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh bahan terlebih dahulu untuk mendapat

persetujuan Pengawas / Pemberi Tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan.

b. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dipasang rapi dan dapat digunakan dengan baik. Dan

sebelum penyerahan pekerjaan semua harus sudah di uji tes terlebih dahulu bahwa

semuanya dapat bekerja dengan baik.

c. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam rangka

pemasangan instalasi ini harus mengembalikan dalam keadaan semula termasuk pekerjaan

instalasi.

d. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijij dari pengawas harian

e. Pengelasan/pembongkaran dan sebagainya dalam konstruksi bangunan hanya diperlukan

setelah mendapat persetujuan tertulis dari perencana.

f. Kabel/pipa lama tidak dapat dipergunakan kembali

g. System pengabelan menggunakan system 3(tiga) kawat, yaitu:

- Kabel pertama untuk phase

- Kabel kedua untuk nol

- Kabel ketiga untuk arde

h. Kabel kabel yang digunakan adalah jenis NYA dan NYM dengan luas penampang 3x2.5 mm2

dan 3x4 mm2 atau disesuaikan dengan kebutuhan menggunakan pipa pelindung PVC

diameter 5/8”, khusus untuk NYM pipa pelindung dipakai hanya yang masuk tembok.

i. Jika terpaksa dalam pemasangan instalasi dilaksanakan outbouw maka kabel yang digunakan

adalah jenis NYM dan yang turun ke tembok harus inbouw dengan menggunakan pipa tegak.

j. Untuk menyambung kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos, lee doos) dari

PVC dimana terminal box tersebut harus dilepas dan dipasang kembali dengan mudah.

k. Untuk penyambungan kabel-kabel yang luas penampangnya diatas 6mm2 harus

menggunakan sepatu kabel

l. Pada setiap penyambungan harus menggunakan alat-bantu secukupnya seperti isolasi ban

dan memakai jas dop.

m. Pemasangan kabel diatas plafond harus disusun dan diklem pada papan khusus untuk papan

kabel (trunking) dan baja tempat yang tidak dimungkinkan pemasangan inbouw maka dikelm

pada beton dengan rapi.

Page 14: Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS) Rehab Gudang

Pasal 15

Penutup

Hal-hal yang belum ditetapkan atau tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini,

jika dianggap perlu akan disampaikan kemudian dengan berpedoman kepada Keputusan Peraturan

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 37 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Keputusan Gubernur Nomor 108 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran dan

Belanja Daerah Khusus Ibukota Jakarta.