Upload
oktaria-rezki
View
157
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KEBIJAKAN PELAYANAN EMERGENSI
Citation preview
PEDOMAN SURVEI AKREDITASI
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI
Standar Pelayanan Radiologi
Menurut KepMenKes No. 436/MenKes/SK/VI/1993
Tentang Standar Pelayanan RS dan STandar Pelayanan Medis di RS
1. Falsafah dan Tujuan
2. Administrasi dan Pengelolaan
3. Staf dan Pemimpin
4. Fasilitas dan Peralatan
5. Kebijakan dan Prosedur
6. Pengembangan staf dan Program Pddk
7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Std 1; Falsafah dan Tujuan
S1P1: PELAYANAN RADIOLOGI DISESUAIKAN DENGAN TUJUAN
PENGEMBANGAN RS
Definisi Operasional (OP) :
Pelayanan radiologi secara spesifik adalah pelayanan penunjang untuk mendukung
pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat sesuai dengan fasilitas yang tersedia.
Falsafah Instalasi Radiologi dapat mengacu pada falsafah dan tujuan sesuai yang
tercantum dalam standar 1.
Cara Penilaian (CP):
1. Ada falsafah dan tujuan tertulis
2. Mengacu pada falsafah dan tujuan RS
3. Dibuat oleh Ka Instalasi bersama-sama staf
4. Diberlakukan oleh Pimpinan RS
5. Dipahami oleh seluruh karyawan
Obyek (O) : Instalasi Radiologi
Wawancara (W) : 1. Ka Instalasi Radiologi, Ketua SMF Radiologi
2. Staf Instalasi Radiologi
S1P2: Pelayanan Radiologi dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan
DepKes dan standar profesi disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
DO :
1. Standar pelayanan radiologi tertulis
2. Standar profesi buatan Ikatan profesi
3. Standar buatan sendiri
3. SK pemberlakuan dari direksi
CP : Dokumen-dokumen sesuai DO
W : Dir RS, Man Div Rad, Ka SMF Radi, Staf Rad
S2 : Administrasi dan Pengelolaan.
Instalasi radiologi harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi
semua klassifikasi pegawai yang ada.
S1P3: INSTALASI RADIOLOGI MEMBERIKAN PELAYANAN RUTIN RS DAN
PELAYANAN GAWAT DARURAT UNTUK 24 JAM.
DO : Petugas adalah Radiografer
CP : D - Jadual dan absensi petugas
- Jadual jaga on call spesialis Radiologi
O -
W : - Manajer Radiologi
- Staf Radiologi
S.2.P.1 Struktur organisasi dan uraian tugas yang berlaku di instalasi radiologi
menunjukkan peran serta masing-masing petugas
DO : Cukup jelas
CP : D - Struktur Organisasi
- Uraian Tugas
- SK pemberlakuan dari direktur
W : Manajer Radiologi
Staf dan Tata Usaha
S.2.P.2 Administrasi Instalasi Radiologi harus dikelola dengan baik.
DO : Cukup jelas
CP : D - Buku register pasien
- Arsip tembusan hasil pemeriksaan
O : Petugas Tata Usaha
W : Petugas Tata Usaha
Std.3. STAF DAN PIMPINAN
Instalasi radiologi di pimpin oleh seorang dokter spesialis radiologi dan di bantu oleh staf
yang mampu sehingga tujuan pelayanan bisa tercapai.
S.3.P.1. KEPALA INSTALASI RADIOLOGI ADALAH DOKTER SPESIALIS
RADIOLOGI
DO : Radiografer adalah lulusan DIII pendidikan khusus Radiografi.
CP : D 1. SK Pengangkatan manager Divisi Radiologi.
2. Daftar nama Staf.
3. Ijazah Staf.
O : Pelaksana.
W : 1. Manager Divisi Radiologi.
2. Staf.
S.3.P.2. STAF MEDIK FUNGSIONAL RADIOLOGI
DO : Bidang sub spesialisasi antara lain:
- Radiologi anak, neuro radiologi, radiologi Intervensional, Kedokteran
Nuklir.
Bidang kekhususan antara lain :
- Mammografi adalah pesawat rontgen khusus payudara.
- Angiografi adalah pesawat rontgen khusus untuk pengambilan gambar.
- Helical CT adalah CT scan generasi terbaru dimana tabung radiasi berputar
360 derajat.
- MRI adalah Magnetic Resonance Imaging.
- USG Dopler adalah pesawat USG yang di lengkapi dengan kemampuan
visuailasipembuluh darah.
Pelaksana tindak medik radiologi dilakukan oleh dokter spesialis radiologi yang
masing-masing kemampuannya sesuai bidang sub spesialisasi / kekhususan
S.3.P.3. Skor = 5
Pelaksana adalah radiografer purna waktu dengan jumlah yang cukup memenuhi
kebutuhan.
Std.4. FASILITAS DAN PERALATAN
Ruangan peralatan radiologi imejing mempunyai ketebalan yang cukup, luas dan nyaman
agar seluruh pelayanan yang diberikan aman, baik bagi petugas maupun pasien serta
lingkungan.
S.4.P.1. RUANGAN PELAYANAN RADIOLOGI HARUS MEMENUHI STANDAR
MENGENAI PERSYARATAN LUAS DAN PROTEKSI RADIASI SERTA NYAMAN
BAGI PASIEN DAN PETUGAS
DO : Standar pelayanan radiologi tentang persyaratan luas dan proteksi radiasi (1993
untuk RS kelas C & D dan 1995 untuk RS kelas A & B). Ada ijin BATAN sesuai UU
No 10 tahun 1997 ttg Kedokteran Nuklir.
Skor S4P1 = 5
Ruangan memenuhi persyaratan, ada prasarana penunjang, nyaman, dilengkapi
dengan pendingin ruangan dan sistem komunikasi (tepon).
S.4.P.2 INTALASI RADIOLOGI MEMPUNYAI RUANGAN- RUANGAN DENGAN
FUNGSI- FUNGSI TERSENDIRI
DO : - Ruangan a adalah satu ruang periksa radiologi + Km.Gelap
- Ruang b adalah satu ruang periksa + Km Gelap + ruang tunggu pasien
- Ruang c adalah satu ruang periksa + Km Gelap + ruang tunggu pasien + ruang
petugas
- Ruang d adalah sama seperti c + ruang administrasi
- Ruang e adalah d + ruang ekspertise
- Ruang f adalah sama dengan ruang e tetapi ada beberapa ruang periksa
- Petugas adala radiografer
CP : D – Denah
O : Ruangan- ruangan sesuai standar pelayanan radiologi
DepKes : RS kelas C-D (1993),RS kelas B-A (1995)
W : Staf dan Pasien
S.4.P.3. JUMLAH JENIS DAN KEMAMPUAN PERALATAN RADIOLOGI HARUS
SESUAI KEBUTUHAN PELAYANAN RS DAN DIKEMBANGKAN MENGIKUTI
KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN
DO: Jumlah dan jenis adalah kuantitaas peralatan, misal:
- R/F table : adalah pesawat Rontgen dengan meja periksa yang dapat digunakan untuk
pemeriksaan fluoroscopy dan untuk mengambil foto .
- Image Intensifier adalah bagian dari alat Rontgen yang berguna khusus untuk
memperjelas gambar
- Bucky stand : alat dimana kaset film ditempatkan yang berfungsi untuk membantu
memperjelas foto.
- Mobile unit : Alat Rontgen yang bisa dengan mudah dipindah
- Kemapuan adalah kualitas X-ray peralatan, sesuai standar pelayanan
- Mengikuti teknologi kedokteran, contohnya : CT Scan, MRI, Color USG
S.4.P.4. Skor = 5
Ada obat, cairan infus, O2, dan peralatan
Std.5. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Agar pelayanan terhadap pasien bisa optimal maka perlu ada prosedur tertulis yang
didasarkan pada pengetahuan dalam bidang radiologi imejing.
S.5.P.1. ADA PROSEDUR TETAP ( PROTAP ) TEKNIS DAN ADMINISTRASIP YANG
MENJADI ACUAN DARI SEMUA STAF YANG TERKAIT.
DO : * Standar teknis terdiri atas :
1. Jadwal-jadwal pemeriksaan Khusus.
2. Pedoman / Protap persiapan pasien untuk pemeriksaan khusus, antara lain :
a. Pemeriksaan lambung dan usus.
b. Pemeriksaan Ginjal.
c. USG abdomen.
d. CT scan Abdomen.
Termasuk keterangan tertulis kepada pasien.
* Standar administrasi, misalnya :
- Prosedur pendaftaran.
- Prosedur pembayaran.
- Prosedur mengambil hasil.
- Posedur penyimpanan dokumen paparan radiasi sesuai SK Menkes dengan
Dirjen PPM & PLP tentang persyaratan lingkungan RS tahun 1994.
* Staf Rumah Sakit Terkait
- Dokter di Ruangan.
- Perawatan.
CP : * D : Standar-standar protap dan Pedoman.
O : Pemberian keterangan kepada pasien.
W : - Staf Radiologi.
- TU Radiologi.
- Staf Rumah Sakit di ruang rawat
S.5.P.2. Skor =5
Ada kebijakan tertulis bahwa pemeriksaan radiologi tanpa kontras oleh radiografer,
dan pemeriksaan dengan kontras oleh dokter spesialis purna waktu yang selalu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan radiologi imejing.
S.6.P.1. Skor = 5
Ada rencana tertulis program pendidikan bagi staf dokter ahli dan staf radiografer,
berdasarkan analisa kebutuhan dan ada evaluasi pelaksanaan program
Std. 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
Prosedur evaluasi akan menilai profesionalisme dalam pelayanan radiologi imejing
dan pengamalan etika profesi setiap staf.
Mekanisme dari prosedur ini akan mengumpulkan data-data evaluasi agar cara
bekerja di bagian radiologi imejing lebih efektif dan pelayanan lebih ditingkatkan
agar tujuan bisa tercapai.
S. 7. P.1. Skor = 5
Ad analisa dari evaluasi tertulis dari pasien, yang diketahui oleh semua staf RS
profesionalisme. Ada mekanisme evaluasi profesionalisme dari para dokter dan ada
tindak lanjut .
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI
TUJUAN
Setelah mengikuti pelajaran ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami:
1. Standar Falsafah dan Tujuan
2. Standar Administrasi & Pengelolaan
3. Standar Pimpinan & Staf
4. Standar Fasilitas & Peralatan
5. Standar Kebijakan & Prosedur
6. Standar pengembangan staf & program pendidikan
7. Standar evaluasi & pengendalian mutu
Definisi standar
Keadaan ideal / tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yg dipergunakan sbg batas
penerimaan minimal (clinical practice guideline, 1990)
Kisaran variasi yg masih dapat diterima (clinical practice guideline, 1990)
Rumusan ttg penampilan / nilai diinginkan yg mampu dicapai, berkaitan dg parameter
yg telah ditetapkan (Donabedian, 1980)
Standar adalah suatu tingkat mutu yang relevan terhadap sesuatu.
Standar menjelaskan:
apa yg hrs dicapai,
tingkat yg hrs dicapai,
persyaratan yg hrs dipenuhi agar dapat disebut bermutu
Standar eksternal
disusun diluar organisasi pemberi pelayanan
Standar internal
disusun oleh organisasi pemberi pelayanan itu sendiri
Tiga kelompok standar:
Standar struktur
Standar proses
Standar outcome (hasil)
Kebijakan (Policy)
merupakan aturan-aturan legal dan tertulis yg ditetapkan oleh otoritas suatu organisasi
Harus sejalan dg filosofi organisasi, mrpk cerminan nilai-nilai yg ada
Mrpk guide to action, misal pemeriksaan CT Scan / MRI harus ditangani minimal
oleh lulusan D-III plus sertifikasi/lulusan DIV?.
7 Standar Pelayanan menurut Depkes
Standar 1 : falsafah dan tujuan
Standar 2 : administrasi & pengelolaan
Standar 3 : staf & pimpinan
Standar 4 : fasilitas & peralatan
Standar 5 : kebijakan & prosedur
Standar 6 : pengembangan staf & program pendidikan
Standar 7 : evaluasi & pengendalian mutu
Standar Pelayanan Radiologi Landasan Yuridis
Keputusan Dirjenyamed no : Ym 00.03.2.5.414, tgl 15 Mei 1996, tentang Penyusunan
standarisasi pelayanan radiologi RSU klas A dan B di Jawa Barat
Standar Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Kelas C dan D oleh Dirjenyanmed
tahun 1993
Standar Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Kelas A, oleh Dirjenyanmed, tahun
1999
Standar Pelyanan Radiologi RSU kls D Standar 1 . Falsafah & tujuan
Falsafah : pelayanan radiologi di RS kelas D diselenggarakan bagi pelayanan rutin
maupun gawat darurat, meliputi pelayanan radiodiagnostik konvensional dan USG.
Tujuan : utk meningkatkan mutu pelayanan medik RS melalui pelayanan
radiodiagnostik dan radioterapi maupun pelayanan pencitraan lainnya bagi pasien-
pasien rujukan, baik yg berasal dari dalam RS maupun dari luar RS.
Konvensional meliputi radiografi polos abdomen, thorak, tulang & jaringan lunak.
USG meliputi abdominal & urogenital.
Standar Pelyanan Radiologi RSU kls D Standar 2 . Administrasi & pengelolaan
Agar pelayanan radiologi dapat berjalan dg baik & bermutu, mk UPF Radiologi harus
di dukung oleh ketatausahaan (administrasi) dan pengorganisasian yg baik.
Bagan pelayanan administrasi harus jelas dan dpt diketahui scr umum, meliputi
alur pelayanan pasien
alur pencatatan dan pelaporan
alur keuangan
Ketiga alur ini hrs dijabarkan dlm prosedur tetap (protap).
Hasil pemeriksaan radiologi dinyatakan secara tertulis dan jelas bersifat rahasia
ditujukan kepada dokter yg merujuk
Foto-foto rontgen mrpk dokumen yg milik UPF radiologi, jika dibutuhkan hasil
radiografi, dpt dipinjamkan kpd dokter yg merujuk berdasarkan surat pinjaman dan
dlm jangka waktu tertentu.
Bagan struktur organisasi hrs menunjukkan nama jabatan, hubungan kerja & fungsi
Ada uraian tugas bagi setiap petugas
Ada prosedur kerja tetap (protap)
Uraian tugas & protap hrs dinyatakan secara tertulis & jelas yg ditinjau kembali scr
berkala sesuai dg keadaan & kebutuhan
Harus ada protap pemeriksaan, protap pemeriksaan pada keadaan gawat darurat, & protap
penanggulangan terhadap shock.
Standar Pelyanan Radiologi RSU kls D Srandar 3. Staf dan pimpinan
Pemeriksaan radiologi hrs dilakukan oleh tenaga yg profesional
Kualifikasi tenaga yg hrs tersedia meliputi :
1. Tenaga medis, (Radiologist)
2. Tenaga para medis (radiografer)
3. Jika 1 & 2 belum tersedia, mk dpt dilakukan oleh tenaga non radiologist &
non radiografer yg telah mendapat pelatihan bidang radiologi
4. Tenaga administrasi (lulusan SLTA atau yg sederajat dan memiliki
pengetahuan administrasi)
Standar Pelyanan Radiologi RSU kls D Srandar 4. Fasilitas & peralatan
Bagian radiologi harus memiliki 2 unit menurut fungsi pelayanan
1. Unit utama utk semua jenis pemeriksaan rutin, baik dg ataupun tanpa kontras media.
2. Unit darurat utk pemeriksaan pasien yg memerlukan pelayanan segera.
Unit utama terdiri :
1. Satu ruangan utk fluorodiagnostik, dg ukuran ≥ 6m (p) x 4m (l) x 3m (t) serta WC
ukuran 2m (p) x 1,5m (l).
2. Satu ruangan radiografi tanpa fluoroskopi dg ukuran sama dg 1, termasuk ruang panel
kontrol.
3. Satu ruangan USG dg ukuran 4m (p) x 3m (l) x 3m (t)
4. Satu ruangan utk konsultasi dokter ukuran 4x3x3 dan dilengkapi WC & kamar mandi
5. Satu ruangan gudang ukuran 3x2x3
6. Satu ruangan kamar gelap ≥ ukuran 3x2x3
7. Satu ruangan utk loket penerimaan dan
8. Pengambilan hasil radiografi, ukuran 4x3x3
9. Satu ruang tunggu pasien ukuran 5x3x3
10. Satu WC dan kamar mandi utk pasien
11. Semua ruangan pemeriksaan radiodiagnostik hrs memenuhi persyaratan proteksi
radiasi
Srandar 4. Fasilitas & peralatan
Utk menyelenggarakan pemeriksaan radiodiagnostik dan USG, maka peralatan yg dibutuhkan
adalah :
1. 1 X-ray unit, dg kapasitas 100-150 kV dan 300-500 mA dan 1 unit Mobile X-ray unit
dg kapasitas 100-125 kV, 100 mA (dg maksud dpt dimanfaatkan utk pelayanan ruang
perawatan maupun di bagian gawat darurat
2. Multi purpose USG, dg probe 3,5 – 5 MHz
3. Asesoris kelengkapan pemeriksaan radiografi
Standar Pelyanan Radiologi RSU kls D Srandar 5. Kebijakan dan Prosedur.
1. Kebijakan dan prosedur tata kerja di bagian radiologi harus tertulis.
2. Penuntun prosedur dlm bidang pelayanan radiologi diberikan kpd semua dokter.
3. Penuntun prosedur teknik dan pemeliharaan rutin diberikan kpd radiographer.
4. Penuntun prosedur administrasi diketahui oleh semua staf.
5. Kebijakan & prosedur akan dikembangkan oleh staf radiologi dan komite
pengamanan radiasi, bekerja sama dg profesi lain yg terkait.
6. Kebijakan & prosedur ini akan ditinjau paling tidak dalam 3 tahun.
7. Staf hrs menjalankan kebijakan dan prosedur ini dan mengikuti semua kegiatan yg
ada.
Standar Pelyanan Radiologi RSU kls D Srandar 6. Pengembangan staf & program pendidikan
Bagian radiologi hrs mempunyai program pengembangan staf dan pelayanan sesuai
dg tuntuan perkembangan
Staf bagian radiologi hrs senantiasa terlibat aktif dlm komite medik RS & turut aktif
mengikuti kegiatan pendidikan latihan berjenjang serta seminar yang ada
UPF radiologi hrs mempunyai rencana pengembangan jangka pendek dan jangka
panjang yg didokumenkan
Standar Pelyanan Radiologi RSU kls D Srandar 7. Evaluasi & pengendalian mutu
Hasil pelayanan radiologi hrs senantiasa dipantau dan dievaluasi secara periodik.
Evaluasi dan pengendalian bermanfaat utk mempertahankan dan meningkatkan mutu,
cakupan dan efektivitas serta efisiensi pelayanan
Hasil evaluasi dpt dijadikan dasar bagi perencanaan & pengembangan di bagian
radiologi, baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang
PERENCANAAN UNIT RADIOLOGI
PERENCANAAN BAGIAN RADIOLOGI
1. Hal-hal umum dlm perencanaan Bag.Radiologi
2. Tim perencanaan
3. Perencanaan awal
4. Data perencanaan
5. Lokasi bagian Radiologi
6. Tata letak Bagian radiologi
7. Pola lalu lintas
PERENCANAAN AWAL
Perencanaan awal difokuskan pada aktivitas staff dan fungsi-fungsi, yang meliputi :
Analisa waktu, ruang (space) dan sumber daya.
Fungsi-fungsi : jumlah dan jenis pemeriksaan radiologi, ruang pemeriksaan, metoda
penerimaan pasien, registrasi dan sistem pencatatan medik, dan fasilitas ruang
pengolahan film.
Keputusan awal dalam proses perencanaan radiologi adalah menentukan operasional masa
datang dari pelayanan radiologi :
Bagian radiologi cukup fleksibel untuk menga-komodir pengembangan seperti
teknik-teknik baru dan kenaikan beban pasien dsb.
Pertimbangan efisiensi
“Fungsi utama bagian radiologi adalah memberikan pelayanan kepada pasien yang dapat
memuaskan sekaligus terhadap pasien dan dokter yang merujuk”
DATA PERENCANAAN
Data yang paling aplikabel untuk perencanaan unit radiologi adalah data frekuensi berbagai
jenis pemeriksaan dan jumlah pemeriksaan yang diharapkan dapat dilayani
Contoh :
Frekuensi jenis pemeriksaan
pemeriksaan frekuensi
1. Non kontras 50%
2. dengan kontras 25%
3. USG 20%
4. Lain-lain 5%
LOKASI UNIT RADIOLOGI
Lokasi bagian radiologi harus memperhatikan faktor-faktor sbb :
1. Mudah diakses oleh pasien dan bagian lain yang memerlukan pelayanan radiologi
2. Berdekatan dengan bagian emerjensi
3. Dekat dengan bagian bedah
4. Hindari berdekatan dgn. laundry, dapur, ruang makan dan bengkel pemeliharaan
TATA LETAK BAGIAN RADIOLOGI
Dalam merencanakan bagian radiologi harus mempertimbangkan pola lalulintas, yang
dapat menjamin :
1. Semua personil dapat berfungsi paling efisien
2. Alur pasien dan waktu tunggu pasien harus sesingkat mungkin
3.
KONFIGURASI AREA UNIT RADIOLOGI
Bentuk bagian radiologi menentukan filosofi kerjanya.
Kunci utama dalam menetapkan bentuk desain bagian radiologi adalah untuk
kenyamanan dan efisiensi.
Konfigurasi yang terbaik bervariasi mulai bentuk bujur sangkar hingga persegi
panjang.
Harus berbatasan dengan area pengembangan fasilitas yang berada dimiliki bagian
radiologi.
Desain Koridor Tunggal (Single Corridor)
Bagian radiologi yang kecil sering menggunakan desain koridor tunggal.
Desain koridor tunggal merupakan desain fungsional jika merupakan jalan buntu,
walaupun sering bagian radiologi terletak disisi –sisi koridor lalu lintas rumah sakit.
Desain koridor tunggal akan bekerja terbaik jika lalu lintas penerimaan pasien pada
satu pintu, dan pasien keluar dari pintu yang lain.
Desain Koridor Ganda (Double Corridor)
Desain koridor ganda (double corridor) disebut juga desain sandwich.
Ruang pemeriksaan dan kamar gelap berada diantara area penunjang (support area),
koridor pada kedua sisi ruang pemeriksaan.
Satu koridor (belakang) untuk staf, dan koridor yang lain (depan) untuk pasien.
Kerugian :
Komunikasi dari satu ujung keujung yg.lain, dan tersebarnya tempat penanganan film
sulit memonitor QC.
Personil-personil yang berjalan dari satu lokasi ke lokasi yang lain merupakan kontra
produksi.
Desain Sayap (Wing)
Seksi-seksi terpisah khusus untuk jenis pemeriksaan dapat diatur sebagai sayap
berkelompok (cluster) disekitar area sentral,
è sayap GU, GI, special procedure, pemeriksaan rutin atau pediatric.
Diantara sayap-sayap ditempatkan area kontrol sentral dimana administrasi bagian
radiologi dilaksanakan.
Desain Cermin (Mirror)
Bagian radiologi konsep desain cermin merupakan kombinasi ide dasar dari desain
sayap.
Konfigurasi bagian bisa berbentuk semisirkular dengan area sentral didepan separoh
lingkaran.
Separoh lingkaran lainnya dalam bentul simetris menghadap sisi lain dari area sentral.
Konstruksi (separuh bangunan) dapat dibangun awal, baru bagian bayangan cermin
dibangun kemudian sebagai pengembangan, sehingga dapat dimiliki bagian yang besar,
teratur dan berfungsi dengan baik.
Desain Inti Sentral
Desain inti sentral dapat merupakan area bujur sangkar atau empat persegi panjang
Inti atau sentral dibentuk oleh satu aktivitas dan dikelilingi oleh aktivitas lainnya
Contoh : aktivitas ditengah (inti) bisa aktivitas pengolahan film dan sortir film
POLA LALULINTAS
Desain bagian radiologi menentukan pola lalu lintas bagi berbagai pihak yang
berkepen-tingan di bagian radiologi, dan harus ditata secara berurutan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terutama adalah : pasien, radiografer, radiolojis,
catatan medik pasien.
Pasien
Sejak tiba di rumah sakit, sebaiknya pasien sudah dapat dengan mudah dimana arah
dan letak bagian radiologi.
Pasien perlu mendapatkan pelayanan cara penerimaan yang cepat, sopan dan
menyenangkan.
Ruang tunggu harus dekat dengan meja/loket penerimaan pasien.
Dari tempat ruang tunggu pasien harus disertai menuju ruang pemeriksaan.
Radiografer
Radiografer harus dapat dengan mudah mengakses pasien, bahan-bahan, area
pengolahan dan pembacaan film.
Tugas-tugas pelaksanaan radiografi bersifat berulang-ulang dan melewati jalur yang
sama.
Pola lalulintas yang tidak teratur dan berurutan dapat menyebabkan waktu tunggu dan
waktu pemeriksaan yang menjadi lama.
Radiolojis
Radiolojis harus dapat dengan mudah menjangkau ruang pemeriksaan dan ruang
pembacaan.
Bagian radiologi yang kecil ruang baca/kantor radiologis dapat berdekatan dengan
ruang pemeriksaan.
Bagian radiologi yang besar (rumah sakit pendidikan) è ruang kantor radiolojis harus
dapat memenuhi keperluan lainnya : riset, persiapan mengajar dan menulis makalah.
Catatan Medik Pasien
Setiap pasien akan membutuhkan catatan medik permanen yang harus disimpan di
bagian radiologi.
Radiograf adalah bagian dari catatan medik, bersama-sama dengan laporan hasil
pembacaan dan amplop.
Catatan medik pasien dimulai dari meja penerimaan/pendaftaran dimana rekuisisi.
(surat permintaan pemeriksaan) dibaca, kemudian rekuisisi digunakan oleh
radiografer dan kemudian disertakan pada radiograf.
PERENCANAAN
PERALATAN RADIOLOGI
KLASIFIKASI PERALATAN RADIOLOGI
Klasifikasi peralatan yang yang digunakan oleh hampir semua bagian radiologi
Unit radiografi klasik, digunakan untuk peme-riksaan radiografi konvensional :
eksvertebrae, abdomen, thoraks.
Radiografi-flruoroskopi, fluoros memperlihatkan struktur organ dgn bahan kontras,
melihat fungsi & memstruktur anatomi yang superposisi.
Unit radiografi portabel, untuk pemotretan bedside bagi pasien yang tidak dapat
dibawa ke bagian radiologi, termasuk peralatan mobile yang didesain untuk
fluoroskopi jenis C – arm.
Klasifikasi peralatan yang meliputi : pemeriksaan prosedur khusus, CT-Scan, USG
dan MRI
Alat untuk pemeriksaan prosedur khusus dapat untuk single atau multipurpose
tergantung kebutuhan ( vascular atau neuroradiologi, kateterisasi atau
radiologi internensional)
CT Scan
USG
MRI
AKUISISI PERALATAN RADIOLOGI
Memilih peralatan radiologi dilakukan oleh tim yang terdiri dari : administrator
radiologi, administrator rumah sakit dan direktur medik
Tiap anggota dari tim pemilihan memiliki pendekatan dan sudut pandang yang
berbeda :
Radiolojis (radioloog)
Radiolojis cenderung memilih alat yang dapat memenuhi kebutuhan pasien, yaitu alat
yang dapat menghasilkan informasi diagnostik yang akurat.
Administrator rumah sakit
Administrator rumah sakit memandang dalam pembelian peralatan radiologi adalah
yang terbaik untuk kebutuhan seluruh rumah sakit, disamping kemampuan keuangan
yang dimiliki oleh rumah sakit.
Administrator Radiologi
Administrator Radiologi dalam pembelian peralatan radiologi memandang yang
terbaik adalah dari segi efisiensi bagi unit radiologi.
CARA AKUISISI (PEROLEHAN) PERALATAN RADIOLOGI
1.AKUISISI DENGAN CARA MEMBELI
Kelebihan
Akuisisi dengan cara membeli langsung adalah alternatif yang paling murah (tidak
membayar bunga).
Kekurangan
Umumnya rumah sakit kecil tidak memiliki sumber dana yang cukup, sementara
profesionalisme dan pelayanan yang kompetitif tetap dipinginkan.
2.AKUISISI DENGAN CARA LEASING
Kelebihan
Fleksibel dalam upgrading alat (dengan mengatur termin dan pembayaran
lease).
Tidak perlu menyediakan dana tunai dalam jumlah besar.
Arus dana rumah sakit tidak terpengaruh.
Memungkinkan bagi pembayaran kembali oleh fihak ketiga sebagai biaya
sewa è biaya sewa merupakan bagian dari biaya overhead rumah sakit.
Kekurangan
Akuisisi dengan cara leasing jatuhnya harga menjadi lebih mahal karena harus membayar
biaya bunga.
ISI DALAM KONTRAK LEASING ( antara lessee & lessor )
1. Periode lease dimana kontrak tidak dapat dibatal-kan
2. Waktu dan jumlah pembayaran sewa secara periodik selama periode kontrak
3. Opsi untuk memperbarui lease atau membeli aset diakhir periode kontrak
4. Provisi untuk pembayaran biaya pemeliharaan dan perbaikan, pajak, asuransi dan
biaya lainnya.
(pada net lease dibayar lessee, sedangkan pada maintenance lease dibayar oleh lessor)
Macam-macam leasing
1.Sale and Leaseback
Suatu perjanjian lease, dimana suatu perusahaan dapat mempergunakan aset yang semula
menjadi miliknya atas dasar perjanjian lease.
Perusahaan tersebut menjual aset yang dimilikinya kepada pihak ketiga dengan perjanjian
bahwa pihak ketiga itu bersedia me lease kan kembali kepada perusahaan.
2.Direct Leasing
Suatu perjanjian lease, dimana suatu perusahaan dapat mempergunakan suatu aset yang
semula tidak dimilikinya dengan pembayaran-pembayaran lease.
3.Leveraged Leasing
Suatu perjanjian lease, dimana pihak lessor membelanjai bagian terbesar dari harga aset yang
di lease kan dengan sumber dana hutang. Karena pihak lessor juga membelanjai sebagian
dari harga aset dengan modalnya sendiri, lessor dinamakan equity participant. Dengan
demikian leveraged leasing adalah perjanjian lease, dimana pihak lessor memanfaatkan
pemakaian sumber dana hutang.
Leasing VS meminjam
Memilih alternatif leasing atau meminjam tergantung pada : pola arus kas keluar
(cash-outflows) dan opportunity cost
Metoda analisa pemilihan :
1. Nilai Tunai (Present Value)
2. Internal Rate of Return ( IRR)
3. Bower-Herringer-Williamson (BHW)
SPESIFIKASI & PERFORMA STANDAR
Dengan semakin majunya teknologi dan semakin canggihnya seni dalam praktek
radiologi modern membuat praktek-praktek pengadaan alat menjadi semakin
kompleks.
Langkah awal adalah menetapkan apa yang dibutuhkan è elemen-elemen yang harus
dipertimbangkan : pasien, klinisi dan tatanan untuk pelayanan yang diinginkan.
Diperlukan pengalaman dan informasi yang cukup untuk memilih alat dengan
spesifikasi teknis yang tepat è melalui sales, brosur, dan dokumen spesifikasi dalam
penawaran (oleh bidder).
PEMELIHARAAN PERALATAN
Kemampuan (janji) vendor terhadap pelayan-an purna jual (after sales service) sangat
penting è selama masa garansi vendor harus melakukan service dan/atau perbaikan
bila terjadi kerusakan secara gratis.
Sekalipun ada perjanjian tertulis dalam kontrak, yang terbaik adalah bila dapat
dilaksanakan secara flesibel dan kekeluargaan.
PEMELIHARAAN OLEH PERSONIL SENDIRI (In House Service)
Memiliki keuntungan kemampuan perbaikan dengan segera ( at hand); dan dapat
bekerjasama dengan institusi lain yang dekat.
Kerugian :
RS tidak memperoleh manfaat dengan mengirimkan pelatihan berkelanjutan terhadap
personil dengan biaya mahal, tidak seperti pabrik melatih teknisinya.
Sulit mendapatkan teknisi yang kompeten.
Gaji yang dinginkan biasanya jauh lebih tinggi dari keinginan RS untuk
membayarnya.
KONTRAK PEMELIHARAAN( Service Contract)
Waktu dan cakupan kontrak yang diberikan oleh pabrik berbeda setiap perusahaan,
dan umumnya biayanya mahal.
Pemeliharaan penuh untuk tindakan prevent-ive biayanya bisa mencapai 10% dari
harga alat dalam setahun.
Kontrak pemeliharan mencakup tenaga kerja teknisi baik termasuk atau tidak
termasuk suku cadang.
Kontrak plus sukucadang biasanya tidak termasuk sukucadang yang mahal (mis.x-ray
tube dan ii tube) atau ditanggung bersama (biaya berdasar jml.exposure).
Biaya tenaga kerja teknisi yang bekerja pada waktu malam atau hari libur (weekend)
biasanya dibayar dengan sistem “pay as you go” dan dengan tarif biaya “at time and a
half” .
PERENCANAAN SDM (MANAJEMEN RADIOLOGI)
PERENCANAAN SDM
• Merupakan fungsi yang pertama dilaksanakan dlm organisasi.
• Merupakan langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna penjaminan.
• Tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan
pekerjaan yang tepat.
Perencanaan SDM terdiri atas 3 segi
• Permintaan terhadap SDM, yg dapat dikumpulkan dari rencana SDM strategik
• Penggunaan SDM secara cost efektif dan efisien.
• Penawaran SDM dimanifestasikan dalam jumlah karyawan saat ini.
PERMINTAAN THD SDM
• Didefinisikan sbg sejumlah staff yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
organisasi yg akan dating.
• Sebagaimana komposisi tenaga kerja dalam keterampilan yang diperlukan.
• Perluasan aktivitas organisasi memelukan rekruitmen staff ekstra dengan
keterampilan.
Contoh :
Instalasi Radiologi memerlukan tenaga yang menangani Mammografi, OPG,
Interventional Radiologi.
PENGGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA SECARA COST EFEKTIF DAN EFISIEN
• Pembentukan permintaan SDM dapat dicapai tanpa mempertimbangkan keterampilan
dan bakat.
• Beberapa bentuk kegiatan harus dilakukan dengan dalam jumlah massal atau proses
sederhana tetapi menghasilkan produk besar.
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERENCANAAN SDM
Faktor Eksternal
• Teknologi
• Sosial Budaya
• Politik
• Ekonomi
• Peraturan perundang-undangan
• Pesaing
Faktor Internal
• Anggaran
• Estimasi produksi dan penjualan
• Usaha atau kegiatan baru
• Rancangan organisasi dan tugas-tugas pekerjaan
• Sistem informasi manajemen dan organisasi
• Sistem marketing dan pasar
PRAKIRAAN SDM
Ada beberapa metode prakiraan SDM yang dapat disajikan
• Inkrementalisme
• Collective opinion
• Categorical and cluster forecasting
• Modeling
Collective Opinion
• Merupakan metode perkiraan yang secara luas dipakai.
• Teknik ini meliputi pengumpulan informasi dari berbagai sumber di dalam dan di luar
instansi.
• Mencapai kesepakatan-kesepakatan kelompok mengenai penafsiran data tersebut.
• Informasi dikaitkan dengan faktor-faktor luar seperti peraturan perundangan yang
mendukung, batas maksimum pegawai dan anggaran.
Analisis Pekerjaan
• Analisis pekerjaan merupakan proses pengumpulan informasi mengenai suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja.
• Dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan wawancara terhadap pekerja
dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.
Tujuan Analisis Pekerjaan
• Job Description, berisi informasi pengidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban-kewajiban pekerjaan dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau
informasi mengenai standar-standar pekerjaan.
• Job Classification, penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok-
kelompok atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu.
• Job Evaluation, suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan
masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait.
• Job desing restructuring, meliputi usaha-usaha untuk merealokasi dan
merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
• Personnel Requirement/specifications, berupa penyusunan persyaratan-persyaratan
atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti pengetahuan,
keterampilan, ketangkasan (aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri.
• Performance Appraisal. Merupakan suatu penilaian sistematis yang dilakukan oleh
para supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para pekerja.
• Worker training. Pelatihan merupakan proses sistematis yang sengaja dirancang dan
dilakukan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu dan
mempengaruhi perilaku dari para anggota organisasi sedemikian rupa sehingga
perilakunya memberikan kontribusi yang lebih besar bagi efektivitas organisasi.
• Worker Ability, untuk tujuan mobilitas pekerja (karir), yaitu dinamika masuk-
keluarnya seseorang dalam posisi – posisi, pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi
tertentu.
• Efficiency. Ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan-
rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan referensi tertentu
pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedur kerja, susunan kerja dan standar
kerja.
• Safety. Ini sama dengan efisiensi tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi
dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi fisik dan
kondisi-kondisi lingkungan.
• Human Resources Planning. Ini merupakan kegiatan-kegioatan antisipatif dan reaktif
melalui suatu organisasi untuk memastikan bahwa organisasi tersebut memailiki dan
akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang
tepat.
• Legal/ quasi legal requirements, aturan-aturan dari ketentuan-ketentuan lainnya yang
berkaitan dengan organisasi.
SISTEM KLASIFIKASI
Sistem klasifikasi didasarkan beberapa faktor,
• Masukan informasi, Di mana dan bagaimana pekerja memperoleh informasi yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
• Proses-proses mental, pertimbangan apa yang ditekankan dalam pembuatan
keputusan, perencanaan dan aktivitas-aktivitas proses informasi yang dilibatkan dlm
pelaksanaan pekerjaan.
• Ouput pekerjaan, aktivitas-cktivitas fisik apa yang dilakukan oleh para pekerjaan, dan
alat-alat apa yang dipakai oleh para pekerja.
• Relasi dengan orang, relasi dengan orang lain yang bagaimana yang dituntut dalam
pelaksanaan pekerjaan ?
• Konteks pekerjaan, dalam konteks fisik dan sosial apa pekerjaan dilaksnakan ?
• Metode-metode kerja, metode-metode teknik apa yang digunakan untuk pelaksnaan
pekerjaan.
• Ciri-ciri pekerja, ciri-ciri kepribadian atau kemampuan-kemampuan apa yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
REKRUTMEN
• Merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk
dipekerjakan dalam dan oleh suatu orgnaisasi.
• Maksud rekrutmen adalah untuk mendapatkan pesediaan sebanyak mungkin calon-
calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar
• Untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar
kualifikasi organisasi.
Alasan-alasan Rekrutmen
• Berdirinya organisasi baru
• Adanya perluasan kegiatan organisasi
• Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
• Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain
• Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat
• Ada pekerja pensiun
• Adanya pekerja meninggal dunia
PERSYARATAN REKRUTMEN
.1. ANALISIS PEKERJAAN
• Dilakukan melalui proses analisis untuk mencari hal-hal yg berkaitan dengan
pekerjaan yg lowong
• Memberikan informasi dasar yang selanjutnya akan digunakan dlm merumusakan
deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
• Informasi mengenai tugas-tugas yang dilakukan dan keahlian-keahlian dan atribut-
atribut yg diperlukan untuk mencapai kinerja yg baik.
. 2.DESKRIPSI PEKERJAAN
• Merupakan dasar utama bagi sejumlah praktek sumber daya manusia yg disusun dari
seleksi yg akan berguna bagi pelatihan.
• Terdiri dari pokok pekerjaan, tugas-tugas yang ada didalamnya, tanggung jawab dan
kondisi-kondisi.
3. SPESIFIKASI PEKERJAAN
• Spesifikasi pekerjaan digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan informasi yang
terdapat pada deskripsi pekerjaan.
• Untuk membantu menggambarkan tipe seseorang.
• Yang mampu menjalankan tugas-tugas yang dibebankan dalam pekerjaan dengan
sukses.
SUMBER REKRUTMEN
• Pusat Pekerjaan
• Agen Perekrutan
• Casual Callers (responden yg membaca tulisan lowongan)
• Teman atau saudara pegawai
• Institusi Pendidikan
• Iklan
• Jalur Telepon
Manajemen Sumber Daya Manusia Penyusunan Personalia (Staffing)
Pengertian
Staffing : Fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan (rekrutmen), penempatan,
pemberian pelatihan, dan pengembangan angota-anggota organisasi.
Langkah-langkah Staffing:
1. Perencanaan SDM
2. Penarikan (rekrutmen)
3. Seleksi
4. Pengenalan dan orientasi
5. Latihan dan Pengembangan
6. Penilaian pelaksanaan kerja
7. Pemberian balas jasa dan penghargaan
8. Perencanaan dan pengembangan karier
Perencanaan SDM
Ada tiga bagian perencanaan personalia:
Penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yg dibutuhkan karyawan utk
melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yg dibutuhkan;
Pemahaman tenaga kerja di mana karyawan potensial ada;
Pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
Penentuan kebutuhan jabatan
1. Penentuan tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi;
2. Penentuan spesifikasi jabatan (Job spesifications) dan deskripsi jabatan (job descripton)
melalui kegiatan analisis jabatan
3. Estimasi jumlah karyawan yang dibutuhkan selama periode tertentu;
4. Menginventarisir jumlah karyawan tersedia;
5. Estimasi jumlah karyawan yang harus ditarik;
6. Menetapkan program kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan;
Deskripsi jabatan
Merupakan pernyataan tertulis yang meliputi tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab
dan hubungan-hubungan lini (baik keatas maupun kebawah);
Dilakukan melalui proses analisa jabatan (Job analysis):
1. Keterampilan-keterampilan;
2. Tanggung jawab;
3. Pengetahuan;
4. Wewenang;
5. Lingkungan dan antar hubungan yg terlibat dalam setiap jabatan.
Penentuan tujuan dan Rencana
Untuk menentukan jumlah dan jenis karyawan yang dibutuhkan, diperlukan :
Arah kemana organisasi akan berjalan (Tujuan);
Menetapkan rencana pelaksanaan;
Produk-produk baru yang akan dihasilkan.
Penentuan kebutuhan karyawan keseluruhan:
Dalam menentukan jumlah karyawan secara keseluruhan harus meliputi:
1. Spesialisasi pekerjaan
2. Keterampilan jabatan
3. Karakteristik karyawan
4. Jumlah karyawan yang dibutuhkan
Penentuan kebutuhan personalia bersih
Selisih antara kebutuhan karyawan keseluruhan dan persediaan sekarang adalah
kebutuhan bersih akan karyawan yang harus dipenuhi melalui penarikan.
Dalam hal ini faktor-faktor yang perlu didata adalah pengalaman, umur, jenis
kelamin, perkiraan jumlah tenaga yang akan pensiun.
Penetapan program kegiatan staffing
Program kegiatan mencakup semua fungsi-fungsi personalia yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan personalia dan tujuan organisasi, termasuk dalam hal ini:
penarikan, seleksi, orientasi, Latihan & pengembangan, penilaian, pemeliharaan,
pemberian balas jasa personalia, dan pengembangan karier.
SELEKSI PERSONALIA
Prosedur Seleksi
1. Wawancara pendahuluan;
2. Pengumpulan data-data pribadi;
3. Pengujian (testing);
4. Wawancara mendalam;
5. Pemeriksaan refrensi prestasi;
6. Pemeriksaan kesehatan;
7. Keputusan pribadi dari calon karyawan;
Faktor-faktor yang diseleksi
1. Latar belakang pribadi;(pendidikan, pengalaman kerja di waktu yag lalu)
2. Bakat dan minat;(untuk memperkirakan minat dan kapasiras / kemampuan)
3. Sikap dan kebutuhan;(untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang)
4. Kekemampuan analitis dan manipulatif; (untuk mempelajari kemampuan pemikiran
dan penganalisaan)
5. Keterampilan dan kemampuan teknik; untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan
aspek teknik perkerjaan)
Metoda-metoda pelatihan dan pengembangan
1. On the job:
Coaching (pembimbingan dan arahan dari atsan sewaktu melaksanakan
pekerjaan)
Planned progression (pemindahan karyawan dalam saluran-saluran yang
ditentukan melalui tingkatan – tingkatan organissi yang berbeda)
Rotasi jabatan (pemindahan karyawan melalui jabatan yang berbeda-beda
Penugasan sementara (ditempatkan pada posisi manajemen tertentu dala waktu
tertentu)
Sistem-sistem penilaian prestasi formal
2. Off the job:
Program pengembangan eksekutif (di Universitas /lembaga penddkn ttt)
Latihan laboratorium (melatih seseorang menjadi lebih lebih peka terhadap
lingkungan, orang lain dsb
Pengembangan organisasi; (menekankan perubahan, pertumbuhan dan
pengembangan keseluruhan organisasi)
Perencanaan SDM di RS
Perencanaan SDM di RS adl proses estimasi terhadap jumlah SDM berdasarkan
tempat, keahlian, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan di RS;
Memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan
berapa jumlahnya.
Hal-Hal yang perlu dipelajari untuk perencanaan tenaga di RS
1. Mempelajari aspek tujuan dan target RS;
2. Mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada tingkat makro RS seperti: landasan
hukum, target area, populasi dan data statistik kesehatan;
3. Mempelajari hal-hal yang bersifat mikro RS seperti: analisis situasi tenaga, beban
kerja, dan kinerja personil yang merupakan bagian dari langkah-langkah perencanaan
SDM.
Langkah-langkah Perencanaan Tenaga Di RS
1. Analisis situasi tenaga di RS
Beban kerja, jumlah dan jenis tenaga yang ada
Kompetensi yang dimiliki karyawan
Kesenjangan keahlian SDM yang ada dengan tuntutan kerja di RS
Kebutuhan 3-5 tahun mendatang
Perubahan permintaan pelayanan kesehatan
Inventarisasi keahlian personil
Analisis model kerja (solo praktik atau tim/kelompok)
2. Kasus kurangnya tenaga RS
Dapat dilakukan wawancara dengan unit-unit yang ada di RS;
Contoh hasil wawancara:
“….. Kendala yang kami hadapi selama ini adalah sikap dan perilaku pegawai di
bagian penunjang medis yg tdk ramah kepada pasien, teledor, dan sering
mementingkan pekerjaan sampingan di luar RS ini….”
“ ……Kami disini cuma berdua di bagian logistik, tapi hanya saya yang bisa
mengoperasikan komputer ini…..”
“ …Di unit kami ini ada tiga tenaga pengolah data, tetapi satu orang sudah
menggunakan kacamata +7…..”
Aktivitas yang dilakukan dalam Perencanaan Tenaga RS
1. Pembentukan tim perencana tenaga RS td.: unsur pimpinan, Bagian, Instalasi dan Unit
lain.
2. Mempelajari visi dan misi RS yang menentukan jati diri RS, perubahan bentuk
organisasi, rencana perubahan perilaku personil RS.
3. Menentukan atau menetapkan ulang tujuan, dapat dilakukan dengan metoda
Management By Objective ( Tujuan oleh unit-unit, rincian kegiatan unit-unit, beban
kerja unit-unit, tenaga yg dibutuhkan utk menyelesaikan beban kerja tersebut)
PENGEMBANGAN SDM RADIOLOGI
I.PENGEMBANGAN
• Kegiatan yang biasanya diasosiasikan dengan para manajer yang mempunyai
pandangan tentang masa depan.
• Pengembangan (development) menunjuk kepada kesempatan-kesempatan belajar
(learning opportunities) yang didesain guna membantu pengembangan para pegawai.
Pelatihan
• Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerjaan pada suatu
pekerjaan tertentu yang sering menjadi tanggungjawabnya atau satu pekerjaan yang
ada kaitannya dengan pekerjaannya.
• Pelatihan sering dipakai sebagai solusi atas persoalan kinerja organisasi.
• Ketika para pekerja kurang terampil dan organisasi perlu mengadakan pelatihan
• Pekerja terjadi penurunan keterampilannya.
II.METODA PELATIHAN
• Metoda yang tepat tergantung pada tujuannya.
• Kaitan antara tujuan dan metode pelatihan dapat dilihat pada table.
III.PENGEMBANGAN KARIR
• Career : the sequence of a persons, values and aspirations over the span of one’s life
• (urutan dari kegiatan dan perilaku – perilaku yang terkait dengan kerja dan sikap, nilai
dan aspirasi-aspirasi yang terkait sepanjang masa hidup seseorang).
Karir mengandung dua fokus utama yaitu :
• Fokus internal dan fokus eksternal.
• Fokus internal menunjuk kepada cara seseorang memandang karirnya.
• Sedangkan fokus eksternal; menunjuk kepada rangkaian kedudukan yang secara
aktual diduduki oleh seorang pekerja.
Dua proses utama dlm pengembangan karir
• Career Planing : Bagaimana seseorang merencanakan dan mewujudkan tujuan-tujuan
karirnya sendiri.
• Agar menyadari dan tahu akan keterampilannya sendiri, kepentingan, nilai, peluang,
hambatan, pilihan dan akibat-akibatnya.
• Career Management
Proses ini menunjuk kepada bagaimana organisasi mendesain dan melaksanakan program
pengembangan karirnya.
• Proses ini lebih merupakan usaha formal, terorganisir, dan terencana untuk mencapai
keseimbangan antara keinginan karir individu dengan persyaratan tenaga kerja
orgnisasi.
• Merupakan suatu mekanisme untuk mewujudkan kebutuhan sumber daya manusia
masa kini masa yang akan dating.
MOTIVASI KERJA DAN SISTEM REWARD
Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa memperoleh pemahaman tentang Motivasi.
• Mahasiswa dapat mengidentifikasi hubungan kepuasan dan motivasi.
• Mahasiswa dapat memahami sistem rewards.
• Mahasiswa dapat mengidentifikasi type-type rewards.
MOTIVASI
Performansi kerja akan berkaitan dengaqn dua faktor :
1. Motivasi dari pegawai untuk bekerja yang menimbulkan usaha pegawai
2. Kemampuan pegawai untuk melaksanakannya.
• Performansi merupakan fungsi dari motivasi kerja dan kemampuan
MOTIVASI DAN KEPUASAN
Seringkali kepuasan dan motivasi digunakan secara bergantian.
Kepuasan seseorang dengan pekerjaan merupakan keadaan yang sifatnya subyektif, yang
merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang
secara nyata diterima oleh pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang
diharapkan.
KESIMPULANNYA
• Para pekerja yang puas tidak perlu mereka yang produktif dan sebaliknya.
• Menciptakan situasi kerja yang ditandai oleh produktivitas yang tinggi dan kualitas
kehidupan kerja yang memuaskan.
• Hal ini suatu usaha yang sulit.
FAKTOR- FAKTOR MOTIVASI KERJA
Faktor yang sifatnya individual
• Kebutuhan ( Needs )
• Tujuan-tujuan (Goals)
• Sikap (Attitudes)
• Kemampuan (Abilities)
Faktor dari organisasi
• Gaji
• Keamanan pekerjaan (job security)
• Sesama pekerja (co-workers)
• Pengawasan (supervision)
• Pujian
• Pekerjaan itu sendiri
Kebutuhan – kebutuhan pekerja
Teori Maslow
• Kebutuhan fisik
• Kebu
• tuhan Keamanan
• Kebutuhan akan cinta kasih
• Kebutuhan harga diri
• Kebutuhan Aktualisasi Diri
REWARDS
• Untuk mempertahankan jasa-jasa karyawan dan menjaga tingkat prestasi tinggi maka
motivasi dan komitmen mereka perlu ditingkatkan.
• Organisasi berkeinginan untuk melakukan penyejajaran melalui rewards.
Type- type sistem rewards
• Nilai Waktu
• Penggajian berdasarkan hasil-hasilnya
• Penggajian berdasarkan Prestasi individu
• Penggajain berdasarkan Keterampilan dan Kompetensi
• Sistem Fleksibel
STRATEGI BERSAING GENERIK (cost leadership, diffrentiation, focus)
&
KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI UNIT PELAYANAN RUMAH SAKIT
(RADIOLOGI)
I.Pendahuluan
► Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu industri mempunyai strategi bersaing
► Strategi itu dapat dikembangkan secara eksplisit melalui proses perencanaan strategis
yang mempunyai manfaat untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan semua unit
atau departemen-departemen akan terkoordinasi dan terarah ke seperangkat tujuan
bersama.
ANALISIS STRUKTURAL INDUSTRI
Persaingan dalam industri dipengaruhi oleh 5 (lima) kekuatan:
Masuknya pendatang baru
Ancaman produk pengganti
Kekuatan tawar menawar pembeli
Kekuatan tawar menawar pemasok
Persaingan di antara pesaing yang ada
Gabungan dari ke lima kekuatan ini menentukan laba potensi akhir dalam industri, di
mana potensi laba diukur dalam bentuk laba atas modal yang ditanamkan (ROI Capital)
jangka panjang.
Dalam perumusan strategi bersaing dipertimbangkan 4 faktor utama sbb :
Kekuatan dan kelemahan yang merupakan profil kekayaan dan keterampilan
perusahaan terhadap pesaing al. s.d. keu, teknologi, identifikasi merek dll.
Nilai-nilai pribadi dari organisasi ( Motvasi dan kebutuhan para eksekutif
kunci dan personil lain yang harus menerapkan strategi yang sudah dipilih).
Peluang dan ancaman bagi perusahaan yang menentukan lingkungan
persainga.
Harapan masyarakat (mencerminkan dampak dari hal-hal seperti kebijakan
pemerintah, kepentingan sosial dll).
Komponen diagnostik untuk suatu analisis pesaing
► Tujuan masa depan
► Strategi saat ini
► Asumsi
► Kemampuan
Strategi generik Bersaing
► Dalam konsep RS sebagai lembaga usaha, instalasi-instalasi dapat disebut sebagai
unit bisnis strategis.
► Di tingkat unit pelayanan suatu RS, dibutuhkan strategi agar pengguna tertarik
(disebut strategi generik).
► Strategi generik merup alternatif strategi yg digunakan perusahaan /industri dalam
menanggulangi persaingan yang dihadapi.
Strategi Keunggulan Biaya (Cost leadership)
► Cirinya adalah perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan
dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah sehingga biaya produksi,
promosi maupun riset harus ditekan, bila perlu produk yang dihasilkan hanya meniru
perusahaan lain.
II.Syarat penggunaan
a. Sumber daya
Memiliki kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal:
► Pemasaran produk
► Kreatifitas dan bakat
► Perekayasaan produk
► Riset pasar
► Reputasi korporat pada produk
► Distribusi dan keterampilan kerja
b. Organisasi
Kuat atau mampu dalam hal:
Koordinasi antara fungsi manajemen yang terkait
Merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi
Mengukur insentif yang subyektif selain yang obyektif
Risiko Difrensiasi
Perbedaan biaya antara pesaing biaya rendah dengan perusahaan terdifrensiasi
menjadi terlalu besar akibat difrensiasi untuk mempertahankan merek. Akibatnya,
pembeli mengorbankan beberapa karakteristik, pelayanan atau citra yang dimiliki
perusahaan terdifrensiasi demi penghematan yang lebih besar
Kebutuhan pembeli akan faktor-faktor difrensiasi hilang. Ini dapat terjadi bila pembeli
makin canggih.
Imitasi memperkecil kesan adanya difrensiasi, suatu kejadian yang lajim bila industri
telah matang (dewasa).
Strategi focus
► Memusatkan (fokus) pada kelompok pelanggan tertentu, melayani target tertentu
secara baik.
► Dasar pemikiran: Perusahaan akan mampu melayani target strategisnya yang sempit
secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang bersaing lebih luas.
► Strategi fokus dapat berarti bahwa perusahaan punya posisi biaya rendah dengan
target strategisnya, difrensiasi, atau kedua-duanya.
Contoh strategi fokus di RS
► Pelayanan lanjut usia.
► Pelayanan “home care” bagi orang tua (rawat jalan).
Risiko Fokus
Perbedaan biaya antara pesaing berdaerah luas (broad range competitors) dengan
perusahaan yang berfokus melebarsehingga menghilangkan keunggulan biaya dengan
melayani targetyang sempit atau menghilangkan difrensiasi yang dicapai oleh fokus;
Perbedaan dalam hal produk atau jasa yang diinginkan antara target strategis dengan
pasar secara keseluruhan menyempit;
Pesaing menemukan subpasar dalam target strategi dan menyisihkan perusahaan yang
menerapkan strategi fokus.
VISI & MISI ORGANISASI
VISI
Merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan.
Pernyataan “ Want to be “ organisasi. (Wibisono, 2006)
KESIMPULAN
Visi merupakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
MISI (Mission)
Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi
organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat
baik berupa produk ataupun jasa.( Wheelen cit. Wibisono, 2006)
KESIMPULAN
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
usahanya mewujudkan Visi.
Perumusan missi secara eksplisit
Berisi : garis besar tentang tujuan organisasi.
Missi merupakan titik awal dari sasaran –sasaran spesifik organisasi selanjutnya.
Sasaran perlu dirumuskan secara konsisten dengan missi organisasi.
MISSI & MANAJEMEN
Missi hrs dikomunikasikan ke dalam organisasikpd seluruh karyawan organisasi.
Apabila diakui dan diterima maka missi akan menjadi acuan umum dalam
pengambilan keputusan dan menetapkan prioritas organisasi.
MISSI & nama ORGANISASI
Nama organisasi perlu dipertimbangkan mudah tidaknya dibaca dan diungkapkan,
mudah diingat bersifat informatif serta memberikan spirit anggotanya.
Perubagan missi dpt terjadi krn perluasan produk atau teknologi batu.
PERUMUSAN MISSI
Mencakup unsur-unsur :
-Produk/ jasa inti yang dihasilkan
-Target pelanggan dan pasar
-Teknologi atau fungsi inti yg dilaksanakan
-Tujuan perusahaan
-Filosofi organisasi
-Konsep diri organisasi (Pearce and David)
PERUMUSAN VISI
Merupakan proses yang melelahkan bahkan sering menjadi perdebatan sendiri antar
anggota organisasi.
Tetapi pada saat visi dan misi sudah terbentuk pelaksanaannya menjadi tidak sesuai.
Jd sangat disayangkan jika proses perumusan visi misi yang melelhkan pada akhirnya
hanya menjadi hiasan didnding semata.
Seringkali pernyataan visi misi organisasi kurang tepat menggambarkan tujuan
orgnaisasi.
sehingga sering dijumpai adanya kesulitan pada saat melakukan deploy visi misi
menjadi set of action.
Yang akan digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan
metoda balance scorecard.
12 kriteria mengenai visi dan misi yang hidup dan efektif
Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan organisasi.
Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang mampu
memikat hati orang.
Visi-misa harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi.
Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan sehingga mampu
menjadi panduan taktis dan strategis.
Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan harapn,
aspirasi, sentimen, penderitaan para stakeholder organisasi.
Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan menyarikan
kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati dirinya dan apa yang
mampu dilakukannya.
Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkristalkan keindahan, ideal
kemajuan dan sosok organisasi dambaan masa depan, sehingga mampu meminta
pengorbanan dan investasi emosional dari segenap stakeholder organisasi.
ORGANISASI YANG EFEKTIF
KINERJA ORGANISASI
Tantangan besar dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan diantaranya,
Menempatkan bersama suatu organisasi dalam produktivitas yang maksimal.
Berkualitas.
Merketable tetapi tidak kehilangan missinya dalam melayani kebutuhan pelayanan
kesehatan masyrakat.
Tantangan lain oleh karena keterbatasan sumber daya.
Akibatnya keterbatasan program pelayanan.
Akhirnya sampai pada pemasaran pelayanan lainnya.
BEBERAPA FAKTOR YANG MENGGAMBARKAN KINERJA DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
Efficacy menunjukkan kemampuan pelayanan kesehatan, di bawah kondisi ideal dan
banyaknya masalah tetapi menghasilkan effek sesuai kebutuhan.
Appropriateness berfokus pada apakah perlakuan efficacy diterapkan pada pasien
yang tepat dan waktu yang tepat pula.
Effectiveness dalam konteks ini termasuk kualitas pelayanan yang dilaksanakan dan
diasumsikan adalah efficacy dan appropriate.
Productivity didefinisikan sebagai rasio output ke input. Misal produktivitas pekerja
RS adalah jumlah total masuk kerja dibagi jumlah jam dalam melayani pasien.
Efficiency didefinisikan sebagi biaya per unit output.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KINERJA EFFEKTIF
Kualitas tenaga profesional
Standard yang tinggi.
Berpengalaman dengan kasus-kasus yang lain pada jenis yang ama.
Lebih formal diorganisir oleh tenaga profesional dengan selalu koordinasi dan proses
manajemen konflik.
Budaya organisasi partisipatif dan menmepatkan budaya team.
Tepat waktu dan akurat feedback kinerja.
Active dalam pengelolaan pada kekuatan lingkungan.