Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Draft Renstra 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
RENCANA STRATEGIS BISNIS
2020 – 2024
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL MENENGAH DAN ANEKA
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA SIDOARJO – 2019
Draft Renstra 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Kata Pengantar
i
KATA PENGANTAR
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2006 tentang
Tatacara penyusunan RPJM Nasional, Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Pemerintah, Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga, dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
maka setiap unit kerja/satuan kerja diwajibkan untuk membuat
Rencanan Strategis jangka waktu 5 tahun. Berdasarkan hal tersebut
maka Balai Pegembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
menyusun Rencana Strategis untuk menangkap peluang perubahan
yang terjadi pada sektor manufaktur industri alas kaki khususnya IKM.
Ragam perubahan media teknologi dan informasi menjadikan peta
industri alas kaki mengalami pergeseran. IKM alas kaki saat ini harus
punya orientasi penggunaan internet of Things (IoT) pada setiap rantai
nilai bisnisnya. Perubahan ini menjawab tantangan ke depan dengan
kebijakan Kementerian Perindustrian yang telah menyusun inisiasi
”Making Indonesia 4.0” sebagai implementasi peta jalan Indonesia
menuju revolusi industri 4.0.
Dalam draft dokumen rencara strategi (renstra) BPIPI periode 2020-
2024 terdapat beberapa tema yang menjadi variabel perubahan dalam
indikator kinerja organisasi dalam periode akhir 2019 ini. Beberapa tema
perubahan pada periode akhir renstra BPIPI 2015-2019 antara lain :
• Perkembangan teknologi dan media informasi
• Pergeseran ekonomi manufaktur menuju jasa
• Fenomena The Industry 4.0 (4IR) sudah di depan para pelaku
industri nasional
• Bonus demografi Indonesia
Draft Renstra 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Kata Pengantar
ii
Dalam kesempatan penyusunan draft dokumen dokumen rencana
strategis ini adalah momentum yang tepat untuk mendapatkan masukan
lebih teknis tentang beberapa isu utama dalam Rencana Strategis
(Renstra) Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
periode 2020 – 2024 sebagai acuan kegiatan dan pengembangan
organisasi. Harapan kami renstra ini dapat memberikan manfaat dalam
mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi BPIPI.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah
tersusun draft dokumen Rencana Strategis (Renstra) Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) periode 2020 –
2024 sebagai acuan kegiatan dan pengembangan organisasi. Kepada
semua pihak, baik dari komponen yang ada dilingkungan Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia yang terlibat maupun
yang memberikan masukan dalam proses penyusunan perubahan
dokumen, kami mengucapkan terimakasih. Harapan kami Renstra ini
dapat memberikan manfaat dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan
organisasi BPIPI.
Sidoarjo, Januari 2020
Kepala Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI)
(Heru Budi Susanto)
Draft Renstra 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Daftar Isi
iii
LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN KEPALA
BALAI BPIPI
NOMOR. 2 TAHUN /2020
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
BALAI PENGEMBANGAN
INDSUTRI PERSEPATUAN
INDONESIA TAHUN 2020-2024
BAB I PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
B. Capaian Kinerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan
indonesia Tahun 2015-2019
C. Potensi dan Permasalahan
1. Potensi
2. Permasalahan
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
D. Sasaran Strategis
1. Stakeholders Prespective
2. Customer Perspective
3. Internal Process Perspective
4. Learning and Growth Perspective
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
Draft Renstra 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Daftar Isi
iv
A. Arah Kebijakan Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Kecil, Menengah, dan Aneka
B. Strategi Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil,
Menengah, dan Aneka
1. Strategi Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil,
Menengah, dan Aneka
2. Sasaran Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
3. Kegiatan Prioritas dan Rencana Aksi Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah
C. Kerangka Regulasi
D. Kerangka Kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja
1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis
2. Indikator Kinerja Program
3. Indikator Kinerja Kegiatan
B. Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035
telah menetapkan penahapan capaian pembangunan Industri kedalam
tiga periode, yaitu tahap I (2015-2019) diarahkan pada peningkatan nilai
tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan
migas, yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan
andalan. secara selektif melalui penyiapan SDM (wirausaha industri,
tenaga kerja industri, pembina industri, dan konsultan industri) yang ahli
dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan
teknologi. Tahap II (2020 – 2024) diarahkan pada pencapaian
keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan
struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM
yang berkualitas, sedangkan tahap III (2025 – 2035) adalah visi
Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur
industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat
global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Fokus pengembangan
industri pada periode tahun 2020 – 2024 merupakan tahap II dari
pembangunan industri nasional dengan arah rencana pembangunan
industri nasional pada tahap ini dengan uraian sebagai berikut.
1. Penguatan Struktur Industri dilaksanakan melalui:
a. Perbaikan alur material melalui pembangunan industri hulu;
b. Memperkuat iklim investasi dan keterbukaan perdagangan dalam
rantai nilai produksi global;
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
2
c. Menarik investasi asing melalui insentif dan kolaborasi untuk
percepatan transfer teknologi;
d. Mendesain ulang zona industri nasional; dan
e. Pemberdayaan IKM melalui dukungan pengembangan
kompetensi internal, pengembangan ekosistem bisnis,
kelembagaan dan penyediaan fasilitas.
2. Penguasaan Teknologi
a. Pembentukan ekosistem inovasi melalui pengembangan pusat-
pusat inovasi teknologi oleh pemerintah, swasta, masyarakat dan
universitas;
b. Menerapkan insentif fiskal dan non fiskal untuk menarik investasi
teknologi;
c. Membangun infrastruktur digital nasional; dan
d. Pengembangan Industri Hijau.
3. Peningkatan Kualitas SDM
a. Peningkatan kompetensi SDM Industri melalui pendidikan vokasi
dan diklat berbasis kompetensi;
b. Pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri berbasis
kompetensi; dan
c. Pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan vokasi
dan diklat berbasis kompetensi
BPIPI sudah menjalani 3 (tiga) periode rencana strategis
Kementerian Perindustrian. Sejak tahun 2009, BPIPI disetujui menjadi
satuan kerja di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
merupakan periode awal masuk rencana strategi 2010 – 2014. Kemudian
masuk pada periode ke-2 tahun 2015 – 2019 yang akan dilewati sebentar
lagi untuk masuk pada periode ke-3 tahun 2020 – 2024 yang
merupakan babak baru BPIPI memasuki era disrupsi yang merupakan
periode yang tepat untuk melakukan perubahan.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
3
Fenomena revolusi industri 4.0, cepat atau lambat secara alamiah
akan menjalar di sektor alas kaki, khususnya IKM. BPIPI melihat dalam
periode 5 tahun terakhir tumbuh start up baru meskipun dengan jumlah
yang belum berarti muncul IKM alas kaki berbasis IoT (Internet Of
Things). IoT muncul sebagai konsekuensi dari fenomena 4IR.
Penggunaan teknologi dan media informasi yang semakin bervariasi,
semakin memberikan banyak pilihan bagi IKM untuk melakukan inovasi
pada proses bisnisnya. Fenomena IoT juga berdampak pada sisi
konsumen, beberapa perubahan antara laian, adanya kecenderungan
konsumen untuk belanja melalui media online sudah menujukkan
aktifitas yang tidak sedikit terutama generasi milenial. Praktek business
as usual mulai tergerus perlahan, toko-toko konvensional mulai
membuka diri dengan media online untuk memperluas jangkauan
pasarnya.
Internet of things (IoT) sangat erat kaitannya dengan revolusi
industri 4.0. IoT bekerja mencari dan mengumpulkan data yang
kemudian akan di olah menjadi informasi yang lebih bermanfaat. Pada
industri alas kaki manfaat IoT salah satunya dapat dapat digunakan
sebagai penghubung antara mesin produksi agar berjalan lebih efisien.
Tentu dapat pula dimanfaatkan pada sisi inventori, marketing, penjualan
yang tidak luput dari disrupsi industri 4.0. Tidak hanya industri skala
besar. Kemenrian Perindustrian juga mendorong industri skala
menengah kecil agar ikut menangkap peluang di era industri 4.0.
Dalam meningkatkan integritas organisasi, BPIPI secara khusus
menginisiasi program BPIPI Berprestasi. Program ini didorong sebagai
komitmen bentuk dukungan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik. Dalam jangka menengah 2020- 2024, program BPIPI Berprestasi
secara bertahap akan implementasikan sebagai budaya organisasi yang
secara konsisten meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Dengan paradigma baru, BPIPI sebagai organisasi yang melayani
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
4
kedepan akan mengoptimalkan berbagai media dan infrastruktur
teknologi sebagai yang menawarkan platform baru bagaimana BPIPI
melayani masyarakat industri dengan lebih baik, transparan, profesional
dan menegakkan integritas.
Dalam upaya BPIPI menuju era industri 4.0, BPIPI akan
mengembangan pilot project Alas Kaki 4.0 yang fokus pada
pendampingan industri menengah alas kaki mengimplementasikan
secara bertahap industri 4.0. Konsep fabrication laboratory (fablab)
yang berkolaborasi dengan sejumlah komunitas kreatif , inkubator
teknologi, media sosial dan yang mempunyai concern yang sama
kepada penumbuhan start up industri alas kaki.
Beberapa tema perubahan pada periode akhir renstra BPIPI 2015-
2019 antara lain :
• Perkembangan teknologi dan media informasi yang merubah
paradigm konsumen dalam memandang sebuah produk berubah dari
yang semula berorientasi pada transaksi semata menjadi transaksi
yang berorientasi pada pengalaman dan hal baru dalam
menggunakan produk. Saat ini Customer experience menjadi sangat
penting bagi produsen, sehingga banyak dari manufaktur
mendefinisikan kembali produk mereka sebelum dilepas ke pasar.
Tidak hanya industri skala menengah besar, pada skala kecil pun
mulai berubah cara pandang bagaimana berlomba membuat produk
dengan feature-feature tambahan yang membuat konsumen lebih
merasakan ada manfaat lain dari produk tersebu. Dan feature
tersebut banyak didapatkan industri manufaktur dengan
memanfaatkan teknologi dan media informasi. Pada industri alas kaki,
baik skala kecil dan menengah, perlu di intervensi dengan kebijakan
kemudahan penggunaan teknologi dan media informasi baik dari segi
infrastruktur dan biaya penggunaannya.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
5
• Pergeseran ekonomi manufaktur menuju jasa tidak teralakan lagi
Turunnya kontribusi industry manufaktur pada PDB nasional menjadi
indikator utama. Di sisi lain bonus demografi Indonesia pada tahun
2030 akan ada populasi usia produktif sebesar 30 juta dimana bisa
menjadi beban jika industri tidak mampu menyerap optimal tenaga
kerja produktif tersebut. Namun bonus demografi tersebut akan
berlaku jika intervensi kebijakan ekonomi nasional mampu
memberikan peluang pada tenaga kerja usia produktif untuk diserah
optimal oleh industri domestic khususnya IKM alas kaki.
• Fenomena The Industry 4.0 (4IR) sudah di depan para pelaku
industri nasional. Akan terjadi perubahan mendasar pada struktur
industri nasional dan saat ini 4IR sudah menjadi agenda nasional
dalam rangka peningkatan daya saing bangsa. Indonesia adalah salah
satu pasar ekonomi terkuat di dunia dengan jumlah populasi yang
mendekati 270 juta. Semua kekuatan ekonomi global tertuju ke
Indonesia sebagai pasar yang melimpah juga sebagai sumber tenaga
kerja produktif yang kompetitif. Dengan kontribusi serapan tenaga
kerja hingga 14 juta dan belanja konsumen nasional yang kuat
kedepan Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi duna yang
merubah dari berbasis sumber daya alam menjadi berbasis sektor
yang bernilai tambah.
Era Globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian baik nasional
maupun internasional. Dampak yang paling dirasakan saat ini adalah
persaingan di dunia industrI yang semakin ketat. Untuk itu sektor
industri harus dapat berkembang dalam arena persaingan dan sekaligus
menjadikanya sebagai motor penggerak perekonomian nasional di masa
depan. Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, diperlukan
upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya dan kemampuan yang
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
6
dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar negeri
maupun di dalam negeri.
Industri alas kaki (termasuk di dalamnya kulit dan barang jadi
kulit) merupakan salah satu sektor industri yang mempunyai peranan
penting sebagai penggerak perekonomian nasional. Dengan jumlah unit
usaha skala mikro dan menengah lebih dari 33.000 IKM dengan serapan
total tenaga kerja mencapai 113.907 jiwa, IKM alas kaki mempunyai
potensi besar penyerapan tenaga kerja pada skala ekonomi keluarga.
Sedangkan industri alas kaki skala menengah besar tercatat sebanyak
472 unit usaha dengan serapan total tenaga kerja sebesar 795.490 jiwa.
Dimana sebaran industri tersebut masih berada di pulau Jawa,
khususnya Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Jawa Tengah. Data di
atas menunjukkan karakteristik industri domestic alas yang padat karya
dan modal.
Eksistensi industri alas kaki nasional pada skala global saat ini
sangat kompetitif. Dalam persaingan industri kekinian menunjukkan
bahwa kendali pada penggunaan teknologi dan media informasi
berpengaruh pada tingkat daya saing suatu unit bisnis baik secara
individual maupuan kelompok. Begitu halnya dengan sektor industri alas
kaki, dimana teknologi merupakan hal yang paling dibutuhkan
mengingat alas kaki akan selalu berubah mengikuti perkembangan trend
fesyen. Desain, kualitas menjadi sisi utama oleh pengguna dalam
memilih alas kaki. Untuk itu diperlukan inovasi dan kreatifitas terus
menerus agar produksi alas kaki dapat bersaing di pasar global.
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
sebagai unit pelayanan teknis yang menangani pengembangan industri
persepatuan di Indonesia, memiliki peran dalam melaksanakan kebijakan
pengembangan industry nasional di bidang alas kaki melalui media
kreatif dan fesyen alas kaki di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas
tersebut maka diharapkan akan berkembang industri keratif alas kaki
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
7
sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendorong
percepatan pembangunan industri nasional.
Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya
industri kreatif alas kaki nasional, BPIPI secara internal mempunyai tugas
untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi
SDM serta mememberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil,
menengah dan besar. Semua hal tersebut dalam upaya peningkatan
kompetensi balai yang merupakan inti dan dapat meningkatkan peran
BPIPI dalam menunjang program pembangunan industri yang
berwawasan lingkungan dengan meningkatkan jasa pelayanan teknis
yang diberikan. Maka sangat perlu di buat kerangka kinerja perencanaan
hingga evaluasi untuk mendukung dan mempercepat kebijakan inisiatif
Making Indonesia 4.0.
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia dalam penjabaran kegiatan mengacu pada
Renstra Kementrian Perindustrian dan Sekretaris Direktorat Jendral IKM
yang kemudian diwujudkan dalam perjanjian kinerja BPIPI tahun 2019
dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Sasaran strategis dan indikator
kinerja pada IKU dan perjanjian kinerja organisasi sebagai langkah
organisasi sebagai tujuan dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
8
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
8
Capaian Rencana Strategis BPIPI
Target 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18,0
S1.1 Jumlah wirausaha
industri kecil yang
mendapatkan program
pengembangan usaha
Jumlah wirausaha IKM yang
potensial yang mendapat program
pengembangan usaha
IKM 20 20 - - - - 200 - - - - 1000,0
S1.2 Jumlah wirausaha
industri kecil baru
Jumlah WUB yang memperoleh ijin
usaha
IKM 145 20 20 25 50 30 20 20 35 13 30 81,4
T1.1 Jumlah Tenaga
Penyuluh Lapangan
(TPL)
Jumlah TPL yang mendapat bimtek
dan sertifikasi
TPL 60 20 20 20 - - 20 20 20 0 - 100,0
T.1.2 Jumlah Konsultan IKM Jumlah Konsultan yang mendapat
bimtek dan sertifikasi
Konsultan 15 5 5 - - - 5 5 - - - 100,0
T2.1 Penyerapan Jumlah
tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang terserap di
industri
TK 4900 200 200 1400 1500 1600 2000 1500 1500 1500 2391 181,4
T2.2 Jumlah Kerjasama Jumlah kerjasama bidang alas kaki KS 15 1 1 1 5 7 4 5 7 8 10 226,7
T2.3 Lembaga sertifikasi
persnel
pendirian LSP untuk fasilitasi uji
kompetensi alas kaki
LSP P1 2 1 1 - - - 1 1 - - - 100,0
T2.4 Perluasan ruang lingkup
LSP
perluasan lingkup LSP sesuai
kebutuhan dunia industri
RL 5 - - 1 2 2 - - 1 - 7 160,0
T.3 Meningkatnya kompetensi SDM dan
sertifikasi Kompetensi
peningkatan SDM alas kaki
yang bersertifikat kompetensi
T.3.1 Jumlah IKM/Tenaga
Kerja/Alumni yang
memperoleh sertifikat
kompetensi
jumlah IKM/TK yang tersertifikasi
dan dinyatakan kompeten
dibidangnya
Orang 4900 200 200 1400 1500 1600 2000 1500 1498 1498 2391 181,4
T.4 Terfasilitasinya bantuan bimbingan
teknis
Pemeberian Bimtek alas kaki
untuk peningkatan SDM alas
kaki
T.4.1 Jumlah IKM yang
mendapat pelatihan
Jumlah IKM mendapat bimtek alas
kaki untuk peningkatan SDM alas
kaki
IKM 780 300 240 240 - - 340 260 240 0 - 107,7
T.5.1 Jumlah IKM/ Peserta
yang mengikuti Lomba
Desain Alas Kaki
Nasional
Karya desain alas kaki yang tercipta
dari anak bangsa
Karya 1080 300 400 380 - - 571 423 435 0 - 132,3
T.5.2 Jumlah IKM/ Peserta
yang mengikuti Lomba
Fotografi Alas Kaki
Nasional
Karya fotografi alas kaki yang
tercipta dari anak bangsa
Karya 1400 - 300 380 - - - 522 515 0 - 103,4
T.5.4 Jumlah IKM/ Peserta
yang mengikuti Lomba
Videografi Alas Kaki
Nasional
Karya Videografi alas kaki yang
tercipta dari anak bangsa
Karya 25 - - 25 - - - - 38 - - 152,0
T.5.5 Jumlah Prototype Prototype hasil pengembangan dan
perekayasaan
Karya 60 20 20 20 - - 20 24 24 0 - 113,3
T.5.6 Jumlah prototype yang
diproduksi IKM
hasil pengembangan alas kaki BPIPI
yang diproduksi oleh IKM
Prototype 11 - - 2 4 5 - - 3 6 7 145,5
T.6.1 Jumlah IKM yang
difasilitasi ikut pameran
jumlah IKM yang difasilitasi kegiatan
promosi
IKM 60 - 60 - - - - 60 - 0 - 100,0
T.6.2 Jumlah Media Promosi jumlah IKM yang difasilitasi kegiatan
promosi
Paket 8 3 3 2 - - 3 3 3 - - 122,0
T.6 Peningkaan Segmen dan Peluasan
Pasar
peningkatan promosi IKM
T2 Meningkatnya kerjasama dengan
Lembaga Pendidikan, Lembaga
Penelitian dan Pengembangan serta
asosiasi industri dan asosiasi profesi
terkait
Peningkatan kerjasama
dengan Lembaga pendidikan,
penelitian, asosiasi dalam
bidang alas kaki
T.5 Peningkatan pengembangan produk peningkatan pengembangan
produk alas kaki secara
desain,teknologi
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
T1 Meningkatnya Kemampuan sentra,
Unit Pelayanan Teknis, Tenaga
Penyuluh Lapangan serta Konsultan
Industri Kecil dan Menengah
Peningkatan kemampuan
sentra, UPT,TPL Konsultan
untuk fasilitator IKM alas kaki
Realisasi Capaian
tahun
berjalan (%)
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S1 Penumbuhkan wirausaha baru Menumbuhkan wirausaha
baru sektor alas kaki
Kode SS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode IKSS Indikator kinerja
sasaran Strategis
(IKSS)
Penjelasan IKSS Satuan Target Total Target
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
9
Target 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18,0
L.1 SDM yang kompeten SDM ASN di lingkungan BPIPI
yang mengikuti diklat dan
pejabat yang mengusulkan
kenaikan pangkat/ jabatan dan
sertifikasi kompetensi
L.1.1 Jumlah SDM yang
Kompeten
Jumlah SDM yang tersertifikasi
kompetensi
SDM 4 - 2 2 - - - 10 3 0 - 145,0
Jumlah aplikasi Sistem
informasi yang
dikembangkan
Jumlah aplikasi yang dikembangkan
dalam rangka pelayanan publik
Paket 9 5 2 2 - - 5 2 2 - - 100,0
Jumlah member sistem
informasi BPIPI
Jumlah member sistem informasi
BPIPI
orang 700 700 - 1514 - 150,1
Jumlah member sistem
informasi BPIPI
Jumlah member sistem informasi
BPIPI
% min 20 - - - - 20 18,69 93,5
tercapainya target dibidang
perencanaan akuntabilitas
kinerja di BPIPI
L.3.1 Tingkat kesesuaian
rencana kegiatan dengan
dokumen perencanaan
tingkat kesesuaian dokumen
perencanaan dengan realisasi
persen 95 95 95 95 95 - 90 90 100 100 - 95,0
tercapainya target keuangan
dalam pelaksanaan
akuntabilitas kineja lingkungan
BPIPI
L.3.2 Tingkat penyerapan
anggaran
persentase realisasi pelaksanan
anggaran BPIPI dengan pagu yang
ditetapkan
persen 95 95 95 93 95 97 96,78 98,91 97,22 98,01 98,24 97,7
L.5 Sistem Pengendalian internal yang
efektif
Terciptanya sistem
pengendalian yang efektif dan
efisien
L.5.1 Temuan Audit Eksternal temuan ketidaksesuaian audit
eksternal
LK mayor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100,0
L.5.2 Jumlah LHU yang
diterbitkan
jumlah LHU yang diterbitkan LHU 580 200 200 180 - - 250 187 196 0 0 109,1
L.5.3 Level kepuasan
pelanggan
indeks kepuasan pelanggan dalam
melayani pelayanan publik
nilai B B B A B B B B A B B 100,0
Indeks Kepuasan
Masyarakat
Indeks Kepuasan masayarakat
dalam skala angka
Nilai - - - - 3,3 3,4 - - - 3,42 3,58 103,6
Tingkat maturiutas
BPIPI
Nilai SPIP nilai 3,3 - - 3,2 3,3 3,4 - - 3,6 3,66 3,82 110,9
L.6 Meningkatnya kualitas laporan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Monitoring akuntabilitas yang
kontinue
L.6.1 Nilai SAKIP BPIPI penilaian sistem akuntabilitas BPIPI Nilai 75 70 60 75 75 75 70 60,22 85,18 90,91 81,33 100,0
L3 Sistem perencanaan dan
penganggaran yang berkualitas
sistem informasi yang dimiliki
oleh BPIPI dalam rangka
keterbukaan informasi
L.2.1
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
L.2 Sistem informasi yang andal
Realisasi Capaian
tahun
berjalan (%)
Kode SS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode IKSS Indikator kinerja
sasaran Strategis
(IKSS)
Penjelasan IKSS Satuan Target Total Target
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
10
Capaian kinerja hingga periode terakhir rencana strategis tahun 2015 –
2019 yang tidak terpenuhi adalah sebagia berikut :
1. Jumlah wirausaha baru baru mencapai 81,4% dari total target jangka
menengah sebanyak 145 IKM. Hingga akhir periode jangka
menangah Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia.
Realisasi indicator IKM yang mendapat ijin usaha hanya 118 IKM dari
total 145 yang ditargetkan BPIPI. Hal ini disebabkan kurang
kesadaran dari para IKM untuk mengurus ijin usaha. Target IKM
adalah bagaimana produk yang telah diproduksi terjual banyak dan
menguntungkan. Mereka merasa bahwa ijin usah tidak terlalu penting
dibandingkan harus mengurus dokumen legal.
Indikator kinerja ini akan tetap menjadi prioritas BPIPI pada periode
renstra berikutnya karena penumbuhan IKM masih menjadi target
prioritas Direktorat Indstri Kecil Menengah dan Aneka khususnya.
Kementrian perindustrian memfokusnya industri yang terus tumbuh
di Indonesia untuk menopang ekonomi Indonesia.
Selain itu BPIPI mendorong generasi muda untuk mengenal alas kaki
melalui IFCC (Indonesia Footwear Creative Competition) yang
diharapkan dapat membangun WUB pada generasi muda Indonesia.
Tindak lanjut periode renstra 2020 – 2024 :
• BPIPI melakukan kolaborasi dengan universitas untuk menjaring
generasi muda potensial di industri alas kaki
• Dalam upaya meningkatkan jumlah wirausaha baru BPIPI
mendorong IKM untuk mendapatkan ijin usaha dan memfasilitasi
dihubungkan dengan dinas terkait dengan BPIPI sebagai
endorsnya kepada IKM yang ingin mendapatkan ijin usaha.
• Selain itu BPIPI mendorong generasi muda untuk mengenal alas
kaki melalui IFCC (Indonesia Footwear Creative Competition)
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
11
yang diharapkan dapat membangun WUB pada generasi muda
Indonesia.
• BPIPI melalui kegiatan inkubator bisnis akan mendorong start up
untuk mendapatkan ijin usaha.
2. Pada sasaran strategis system informasi yang andal dengan
indicator kenaikan jumlah pelanggan BPIPI melalui system informasi
tercapai sebesar 93,5 % atau tercapai 18,69 dari target yang dingin
dicapai kenaikan jumlah pelanggan 20%. Tidak tercapainya indicator
tersebut karena adanya perubahan system informasi yang dikerjakan
oleh pihak ke tiga, dimana system yang lama dirubah menjadi
system yang baru. Namun dalam pelaksanaanya pihak ke 3 yang
mengerjakan tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga waktu
yang telah ditetapkan. Sehingga berpengaruh pada system layanan
pelanggan dan jumlah pelanggan BPIPI yang telah menjadi member
pada system infromasi tidak dapat termonitor.
Tindak lanjut periode renstra 2020 – 2024 :
• Pemilihan vendor untuk pengerjaan system informasi berdasarkan
hasil seleksi dan dibuat perjanjian terkait dengan pengerjaan
kegiatan tersebut.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
12
Alur Indikator kinerja BPIPI tahun 2019
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya , rencana aksi perjanjian
kinerja disusun sebagai pedoman pelaksanaan dalam mncapai target
kinerja. Dalam pelaksanaanya , setiap triwulan dilakukan monitoring dan
evaluasi terhadap realisasi capaian tersebut melalui Laporan Triwulan, e-
monitoring, dan aplikasi ALKI.
Adapun hasil capaian kinerja yang dilaksnakan dari masing – masing
sasaran strategis adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pencapaian Kinerja Sesuai dengan Perkin (Perjanjian Kinerja).
A. Perspektif Pemangku Kepentingan/ Stakeholder (S)
1. Meningkatnya Jumlah Wirausaha Industri Baru
a. Jumlah IKM yang Mendapatkan Ijin Usaha
Sasaran Startegis (SS) Indikator Kinerja Sasaran
Strategis (IKKS)
Sasaran
Program/indikator
Indikator Kinerja Sasaran Stategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 10
Meningkatnya peran IKM
dalam perekonomian
nasional
Pertumbuhan jumlah unit
usaha IKM;
Jumlah Wirausaha
Industri Kecil Baru
20.000 Orang Meningkatnya jumlah
wirusaha
baru/wirausaha
menengah baru
Jumlah wirausaha
indstri kecil baru
Meningkatnya jumlah
Wirausaha Industri
Baru
Jumlah wirausaha
indstri kecil baru
30
Penyerapan Jumlah
tenaga Kerja
Penyerapan Jumlah
tenaga Kerja
2391 TK
Jumlah Kerjasama Jumlah Kerjasama 10 KS
Jumlah prototype yang
diproduksi IKM
Jumlah prototype
yang diproduksi IKM
7 prototype
Meningkatnya penerapan
sistem informasi dan
teknologi dalam
pelaksanaan tugas
Tersusunnya Rencana
Induk pengembangan
teknologi informasi dan
komunikasi Kementerian
Perindustrian;
Sistem Informasi yang
Handal
4 aplikasi Meningkatnya layanan
dukungan manajemen
jumlah aplikasi sistem
informasi yang
dikembangkan
Sistem informasi
yang andal
Kenaikan member
pada sistem
informasi
283 member
Meningkatnya
transparansi, akuntabilitas,
dan kualitas tata kelola
keuangan
Meningkatnya transparansi,
akuntabilitas, dan kualitas
tata kelola keuangan
Sistem Tata Kelola
Keuangan dan Barang
Milik Negara (BMN)
yang Transparan dan
Akuntabel
100% persentase tingkat
penyerapan anggaran
Sistem tatakelola
keuangan dan BMN
yang transparan dan
akuntabel
Tingkat penyerapan
anggaran
98,24
Indeks Kepuasan
Pelanggan
Indeks Kepuasan
Pelanggan
3,58
Indeks Maturitas
BPIPI
Indeks Maturitas
BPIPI
3,82
Meningkatnya kualitas
pelaporan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
Nilai SAKIP Kementerian
Perindustrian
Sistem Pelaporan
yang Handal,dengan
indikator kinerja
Nilai Sakip 75 Nilai SAKIP Monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
kebijakan
pembangunan
industry
Nilai SAKIP 81,33
Sasaran Startegis (SS)/Sasaran Program IKK Renstra BPIPI Perjanjian Kinerja BPIPI
Meningkatnya kompetensi
tenaga kerja industri
melalui pendidikan dan
pelatihan
Jumlah tenaga kerja industri
yang bersertifikat
kompetensi.
Meningkatnya
kerjasama dengan
Lembaga Pendidikan,
Lembaga Penelitian
dan Pengembangan
serta asosiasi industri
dan asosiasi profesi
terkait,dengan
indikator kinerja
10 Kerjasama Meningkatnya
kerjasama dengan
lembaga pendidikan,
lembaga penelitian dan
pengembangan serta
asosiasi industri dan
asosiasi profesi terkait
Meningkatnya
kerjasama dengan
lembaga pendidikan,
lembaga penelitian
dan pengembangan
serta asosiasi industri
dan asosiasi profesi
terkait
Sistem Pengendalian
Internal yang Efektif
Jumlah satuan kerja
(satker) yang melaksanakan
sistem pengendalian internal
Sistem Pengendalian
Internal yang Efektif
2 Satker Sistem pengendalian
internal yang efektif
Peningkatan
pengembangan
Meningkatnya ketahanan
industri melalui pemberian
Jumlah perusahaan industri
yang diadvokasi dan
Terfasilitasinya
pengembangan produk
2.065 IKM Peningkatan
Pengembangan Produk
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
13
Jumlah Wirausaha Industri Kecil yang Mendapatkan
Program Pengembangan Usaha. Pada tahun 2019 target
indicator ini adalah 30 IKM dan realisasi sebanyak 30 IKM,
dengan pencapaian 100% Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada industri kecil alas kaki
untuk berkembang menjadi industri dengan skala yang
lebih besar melalui peningkatan kompetensi SDM Industri
alas kaki sehingga dapat meningkatkan jumlah wirausaha
baru. Pada tahun 2019 kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
yang sudah dilaksanakan untuk peningkatan SDM Industri
Alas Kaki, antara lain :
a. Pendidikan dan Pelatihan Desain dan Pola Alas Kaki
yang dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 22 februari 2019
di Sidoarjo
b. Pendidikan dan Pelatihan Operator Jahit Upper Alas
Kaki yang dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 22 februari
2019 di Sidoarjo.
1. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Produksi Alas
Kaki yang dilaksanakan pada tanggal 04 s.d.15 Maret
2019 di Sidoarjo.
2. Pendidikan dan Pelatihan Assembling Alas Kaki yang
dilaksanakan pada tanggal 04 s.d.15 Maret 2019 di
Sidoarjo.
3. Pendidikan dan Pelatihan Grading Alas Kaki yang
diselenggaran pada tanggal 18 s.d.29 Maret 2019 di
Sidoarjo.
Target Real %
1Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri
BaruJumlah IKM yang mendapatkan ijin usaha 30 30 100%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
14
4. Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Prototype Alas
Kaki yang diselenggarakan pada tanggal 18 s.d.29 Maret
2019 di Sidoarjo.
5. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 6 s.d.10 Mei 2019 di Singkawang, Kalimantan
Barat.
6. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 6 s.d.10 Mei 2019 di Rote Ndao, Nusa Tenggara
Timur.
7. Pendidikan dan Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan dan
Reptil yang diselenggarakan pada tanggal 17 s.d.28 Juni
2019 di Sidoarjo.
8. Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Produk Kulit yang
diselenggarakan pada tanggal 17 s.d.28 Juni 2019 di
Sidoarjo.
9. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 1 s.d.5 Juli 2019 di Yogyakarta.
10. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 23 s.d. 27 September 2019 di Yogyakarta.
B. Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)
1. Meningkatnya Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan,
Asosiasi Industri dan Asosiasi Profesi Terkait.
a. Jumlah Tenaga Kerja yang Memperoleh Sertifikat
Kompetensi.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
15
Indikator tersebut dicapai dengan pelaksanaan Program 3
in 1 yang merupakan kerjasama antara Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Kementerian Perindustrian (Pusdiklat
Kemenperin), Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia (BPIPI), asosiasi industri alas kaki dalam
mempersiapkan tenaga jahit terampil yang siap
dipergunakan oleh Industri besar atau pabrik sepatu di
wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Jombang (Jawa
Timur). Tahun 2019 jumlah calon tenaga kerja yang telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai operator jahit
sejumlah 2400 orang. Para calon tenaga kerja operator
jahit setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan menjalani
uji kompetensi operator jahit. Dari calon tenaga kerja
sejumlah 2400 yang menjalani uji kompetensi, jumlah calon
tenaga kerja yang dinyatakan kompeten sebanyak 2391
Orang.
b. Jumlah Kerjasama Teknis BPIPI
Pada tahun 2019, jumlah kerjasama teknis yang
dilaksanakan BPIPI sebanyak 10 perjanjian dari target 10
perjanjian teknis. Perjanjian teknis tersebut anatra lain
adalah:
Target Real %
1Meningkatnya kompetensi SDM dan
sertifikasi Kompetensi
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh
sertifikat kompetensi1600 2391 149%
Tahun 2019No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target Real %
1
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga
Pendidikan, Perusahaan dan Lembaga Profesi
terkait
Jumlah Kerjasama Teknis BPIPI 10 10 100%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
16
a. MOU BPIPI dengan PT. Panatrade Caraka di Jakarta
tentang Pemberdayaan dan Pengembangan Alas Kaki
Merk Lokal.
b. MOU BPIPI dengan PT. Sumber Citra Persada di
Jombang tentang Pelatihan Three In One
c. MOU BPIPI dengan Udin Jahit di Jombang tentang
Pelatihan Three In One
d. MOU BPIPI dengan PT. Pei Hai International Wiratama
Indonesia di Jombang tentang Pelatihan Three In One
e. MOU BPIPI dengan CV. Via Jaya di Sumenep tentang
Pelatihan Three In One.
f. MOU BPIPI dengan Universitas Petra di Surabaya
tentang penerapan kampus terapan.
g. MOU BPIPI dengan Universitas Maranata di Bandung
tentang penerapan kampus terapan.
h. MOU BPIPI dengan Panti Lepra Alverno di Singkawang
Kalimantan Barat tentang Bimbingan Teknis teknologi
Produksi Alas Kaki untuk Sentra IKM Alas Kaki.
i. MOU BPIPI dengan fakultas seni rupa dan desain IBT di
Bandung tentang penerapan kampus terapan
j. MOU BPIPI dengan SMK Negeri 5 Yogyakarta tentang
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah
Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link dan Match
dengan Industri.
2. Peningkatan Pengembangan Produk.
Target Real %
1 Peningkatan pengembangan produk Jumlah prototype yang diproduksi IKM 5 7 140%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
17
Pada tahun 2019, indikator ini memiliki capaian kinerja sebesar
140% dengan target antara sebesar 100%. Desain prototype
alas kaki yang sudah diserahkan ke IKM alas kaki untuk proses
produksi sebanyak 7 desain prototype. IKM yang bekerjasama
dengan BPIPI kegiatan ini adalah Zhylan Shoes (IKM Sidoarjo)
dengan 3 prototype dan IKM David 4 Protitype.
C. Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)
1. Sistem Informasi yang Andal
Tahun 2019, sistem informasi yang andal mempunyai capaian
kinerja sebesar 93,45% (persen). Capaian kerja sistem informasi
yang handal adalah prosentasi peningkatan jumlah
membership/anggota yang terdaftar dalam sistem informasi
BPIPI. Jumlah anggota yang terdaftar dalam sistem informasi
BPIPI sejumlah 1797 anggota per 31 Desember 2019 dimana per
31 Desember 2018 jumlah membership adalah 1.514 anggota
sehingga terjadi peningkatan anggota sebanyak 283 orang.
Capaian kinerja sasaran strategis sistem informasi yang andal
tidak sesuai dengan target disebabkan karena pengembangan
sistem informasi mengalami kendala dalam pengerjaan oleh
pihak ke tiga sehingga layanan BPIPI secara online terganggu.
Untuk mengatasi kendala tersebut Tim Pengelola Website BPIPI
akan memilih penyedia jasa pengembangan sistem informasi
tahun 2020 dengan lebih selektif.
Target Real %
1 Sistem informasi yang andalJumlah member pada sistem informasi
BPIPI20 18,69 93,45%
No Sasaran Strategis Indikator KinerjaTahun 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
18
2. Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang berkualitas
Tahun 2019, sistem tata kelola keuangan dan BMN yang
transparan dan akuntabel dengan indikator tingkat penyerapan
anggaran mempunyai capaian kinerja sebesar 100% (persen).
Capaian kinerja sebesar 100 % (persen) merupakan prosentase
realisasi anggaran Triwulan IV 2019 sebesar 98,24% (persen)
dibanding dengan target indikator penyerapan anggaran sebesar
97% (persen).
3. Tingkat Kepuasan Masyarakat.
Tahun 2019, capain indikator kinerja tingkat kepuasan
masyarakat sebesar 100%. Indeks tingkat kepuasan masyarakat
di ukur melalui pengisian kuisioner oleh masyarakat yang telah
menggunakan pelayanan BPIPI selama bulan Januari sampai
dengan Desember 2019. Dari hasil pengisian kuisioner yang telah
diterima dan ditabulasikan diperoleh indeks kepuasan
masyarakat sebesar 3,53, dengan rincian pada triwulan pertama
indeks kepuasan masyarakat sebesar 3,3; triwulan kedua sebesar
3,84; triwulan ketiga sebesar 3,42, dan triwulan keempat sebesar
3,58.
Target Real %
1Sistem Perencanaan dan Pengenggaran yang
berkualitasTingkat penyerapan anggaran 97 98,24 101%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
Target Real %
1 Tingkat Kepuasan Masyarakat Indeks Tingkat Kepuasan Pelanggan 3,4 3,58 105%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
19
4. Sistem pengendalian internal yang efektif.
Pada tahun 2019 sistem pengendalian internal yang efektif
mempunyai capaian kinerja sebesar 100% (persen). Capaian
kinerja sebesar 100 % diperoleh setelah APIP (Aparat pengawas
Intern Pemerintah) Kemenperin melakukan penilaian mandiri
tingkat maturitas SPIP (Sistem Pengendalian Instansi
Pemerintah) BPIPI dan diperoleh tingkat maturitas SPIP BPIPI
sebesar 3,82. Tingkat maturitas SPIP adalah sejauh mana kualitas
penerapan SPIP dalam suatu lembaga. Sistem Pengendalian
Intern merupakan proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
5. Meningkatnya Kualitas Laporan Pelaksanaan Kegiatan dan
Anggaran
Sampai akhir Triwulan IV Tahun 2019, meningkatnya kualitas
laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran dengan indikator
kinerja nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(SAKIP) dengan nilai minimal 77 memiliki capaian kinerja sebesar
100% (persen) karena evaluasi nilai SAKIP Tahun 2018 BPIPI telah
selesai dilaksanakan dan BPIPI memperoleh nilai sebesar 81,33.
Target Real %
1 Sistem pengendalian internal yang efektif Indeks Tingkat Maturitas SPIP 3,3 3,82 116%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
Target Real %
1Meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan
kegiatan dan anggaranNilai SAKIP BPIPI 77 80,33 104%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
20
SAKIP merupakan sebuah sistem yang terdiri dari perencanaan
kinerja, pengelolaan kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi
kinerja yang selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem
Akuntansi Pemerintah dan tata cara pengendalian serta evaluasi
rencana pembangunan dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas
keuangan.
Kendala – kendala yang dihadapi oleh Balai Pengembangan Industri
Persepatuan adalah:
1. Tidak tercapainya 1 sasaran strategis dalam rencana strategis BPIPI
maupun dalam perjanjian kinerja, dimana sasaran tersebut adalah
system informasi yang handal dengan indicator kinerja kenaikan
member pada system informasi. Tidak tercapainya indicator tersebut
karena adanya perubahan system informasi yang dikerjakan oleh
pihak ke tiga, dimana system yang lama dirubah menjadi system
yang baru. Namun dalam pelaksanaanya pihak ke 3 yang
mengerjakan tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga waktu
yang telah ditetapkan. Sehingga berpengaruh pada system layanan
pelanggan dan jumlah pelanggan BPIPI yang telah menjadi member
pada system infromasi tidak dapat termonitor.
2. Capaian PNBP BPIPI melebihi target yang telah ditetapkan dimana
target capaian tahun 2019 sebesar Rp 295.175.000 dan terealisasi
sebesar Rp 476.815.000. Akan tetapi penggunaan anggaran PNBP
maksimal hanya sesuai dengan target tidak boleh melebihi. Dapat
dilakukan revisi anggaran tetapi revisi tersebut harus persetujuan
eselon 1. Pendapatan mencapai nilai tersebut pada akhir bulan
sehingga tidak cukup waktu untuk revisi.
3. Penggunaan anggaran PNBP yang diijinkan oelh Kementrian
Keuangan hanya 48% saja dari pendapatan. Ini sangat tidak
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
21
proporsional apabila dibandingkan dengan pengeluaran operasional
layanan BPIPI
Realisasi Anggaran Tahun 2019
Pada Tahun Anggaran 2019, Balai Pengembangan Industri
Persepatuan indonesia memperoleh Pagu Anggaran dari APBN sebesar
Rp.11.758.234.000,- yang terdiri dari sumber anggaran rupiah murni
(RM) sebesar Rp.11.614.750.000,- dan sumber anggaran PNBP sebesar
Rp.143.484.000,-.
Dengan rincian sebagai berikut :
1. Pagu Rupiah Murni sebesar Rp. 11.614.750.000,- realisasi sebesar Rp.
11.462.690.000,- atau sebesar 98.69%
2. Pagu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp
143.484.000,- dan realisasi sebesar Rp. 143.064.000,- sebesar 99,70
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
22
Realisasi anggaran BPIPI
Kode URAIANPAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
9 Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM 11.758.234 11.605.754 98,70
1840
Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan
dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah, dan
Aneka
4.126.718 4.029.045 97,63
1.840.994 Layanan Perkantoran 4.126.718 4.029.045 97,63
1 Gaji dan Tunjangan 3.489.628 3.405.827 97,60
A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 3.489.628 3.405.827 97,60
2Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran 637.090 623.217 97,82
AK. Perawatan Sarana & Prasarana 132.120 123.663 93,60
AL. Perawatan Perkantoran 276.970 273.353 98,69
B. Administrasi Kegiatan 228.000 226.200 99,21
4921Penyusunan dan Evaluasi Peningkatan Kompetensi
SDM Industri Kecil, Menengah, dan Aneka 7.631.516 7.576.708 99,28
4.921.021Pengembangan Layanan IKM Persepatuan Melalui
BPIPI 7.631.516 7.576.708 99,28
1 Layanan Industri Persepatuan Indonesia 7.631.516 7.576.708 99,28
51 Layanan Industri Persepatuan Indonesia 7.631.516 7.576.708 99,28
A. Pembayaran Honorarium Kegiatan BPIPI (Tenaga
Bidang dan Operator)684.000 684.000 100,00
B. Belanja Penunjang Perkantoran 621.595 620.829 99,88
C. Perjalanan Dinas dalam Rangka Koordinasi
Pusat/Daerah 848.654 844.673 99,53
E. Operasional Pendukung PNBP 143.484 143.064 99,71
F. Pemeliharaan Sertifikasi ISO 9001-2015;
Surveillan ISO 17025-2005; Dan Akreditasi ISO
17065 : 2012
70.300 69.821 99,32
G. Temu Pelanggan BPIPI 43.850 40.740 92,91
H. Rekayasa Konstruksi Alas Kaki 32.375 30.302 93,60
J. Survaillance LSP dan TUK Alas Kaki 25.725 25.553 99,33
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
23
Kode URAIANPAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
K. Uji Coba Pasar Dalam Negeri 87.535 87.322 99,76
L. Perjalanan Dinas dalam Rangka
Koordinasi/Undangan/Studi Banding/Uji Coba Pasar
Luar Negeri
83.375 83.356 99,98
M. Media/Alat Promosi 138.530 137.642 99,36
N. Pelatihan Peningkatan Kompetensi SDM BPIPI 337.725 337.191 99,84
O. Rekruitmen Peserta Bimbingan Teknis Alas kaki 221.850 221.846 100,00
P. IFCC (Indonesian Footwear Creative Competition)
Lomba Desain, Photography & Videography Alas Kaki781.344 761.010 97,40
Q. Bimbingan Teknis Grading Alas Kaki 88.720 88.712 99,99
R. Persiapan/Identifikasi dan Pelaksanaan Bimbingan
Teknis IKM2.750 2.722 98,98
S. Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki 364.700 359.653 98,62
T. Bimbingan Teknis Jahit Upper Alas Kaki 207.860 202.679 97,51
U. Bimbingan Teknis Desain Alas Kaki 179.260 179.071 99,89
V. Bimbingan Teknis Manajemen Alas Kaki 90.830 90.805 99,97
W. Bimbingan Teknis Pembuatan Produk Kulit 106.860 106.836 99,98
X. Bimbingan Teknis Penyamakan Kulit Ikan dan
Reptil106.560 106.551 99,99
Y. Bimbingan Teknis Pembuatan Prototype Alas Kaki 111.200 111.192 99,99
Z. Bimbingan Teknis Teknologi Produksi Alas Kaki
(untuk IKM Sentra)403.300 402.619 99,83
AA. Bimbingan Teknis Assembling Alas kaki 91.530 91.521 99,99
AB. Rapat Kerja Pemantapan Kinerja Tahun 2019 47.030 47.030 100,00
AC. Pengadaan Kendaraan Dinas 304.761 296.950 97,44
AD. Pengadaan Alat Laboratorium Uji 322.000 319.264 99,15
AE. Peralatan Komputer dan Perlengkapannya 27.800 27.748 99,81
AF. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 19.200 18.734 97,57
AG. Operasional Pendukung 1.012.838 1.008.367 99,56
AH. Bimbingan Teknis Pengujian Laboratorium untuk
Alas Kaki7.475 7.425 99,33
AI. Bimbingan Teknis Pengujian Laboratorium untuk
Alas Kaki dan Pembuatan Prototype Sepatu16.500 16.466 99,79
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
24
Capaian anggaran BPIPI per triwulan
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi
(Rp) (Ribuan)Persentase
9Program Penumbuhan dan
Pengembangan IKM12.232.379 2.151.273 17,59 12.232.379 8.737.485 71,43 12.232.379 8.737.485 71,43 12.939.007 12.719.651 98,30
1840
Penyusunan dan Evaluasi Program
Penumbuhan dan Pengembangan
IKM
12.232.379 2.151.273 17,59 12.232.379 8.737.485 71,43 12.232.379 8.737.485 71,43 12.939.007 12.719.651 98,30
1.840.021Layanan Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia9.372.232 1.519.047 16,21 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 9.322.625 99,47
11Dokumen Layanan Industri
Persepatuan 9.372.232 1.519.047 16,21 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 9.322.625 99,47
53Dokumen Layanan Industri
Persepatuan9.372.232 1.519.047 16,21 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 9.322.625 99,47
A. Pembayaran Honorarium Kegiatan
BPIPI (Tenaga Ahli dan Operator)722.400 116.700 16,15 684.000 449.700 65,75 684.000 449.700 65,75 684.000 685.000 100,15
B. Belanja Penunjang Perkantoran 364.900 147.932 40,54 368.100 319.692 86,85 368.100 319.692 86,85 341.225 339.750 99,57
C. Perjalanan Dinas dalam Rangka
Koordinasi Pusat/Daerah 402.008 147.407 36,67 703.651 676.141 96,09 703.651 676.141 96,09 881.829 869.965 98,65
D. Administrasi Kegiatan 180.450 28.560 15,83 179.340 118.800 66,24 179.340 118.800 66,24 179.340 179.340 100,00
E. Operasional Pendukung Kegiatan
PNBP141.684 0 0,00 141.684 56.897 40,16 141.684 56.897 40,16 141.684 138.005 97,40
F. Pemeliharaan Sertifikasi ISO 9001-
2008 & Akreditasi 17025-200576.500 0 0,00 76.500 14.949 19,54 76.500 14.949 19,54 54.250 54.109 99,74
G. Temu Pelanggan BPIPI 104.200 0 0,00 104.200 31.316 30,05 104.200 31.316 30,05 102.688 100.882 98,24
H. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi
Internal Implementasi Program110.650 105.737 95,56 105.900 105.737 99,85 105.900 105.737 99,85 105.900 105.737 99,85
I. Pembuatan Sistem Informasi
Layanan Terpadu BPIPI100.000 20.801 20,80 100.000 20.801 20,80 100.000 20.801 20,80 100.000 99.341 99,34
J. Survaillance LSP dan TUK Alas Kaki 17.000 0 0,00 17.000 0 0,00 17.000 0 0,00 3.000 2.625 87,50
K. Uji Coba Pasar Dalam Negeri 90.000 0 0,00 40.000 23.300 58,25 40.000 23.300 58,25 23.300 23.300 100,00
Kode URAIAN
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi
(Rp) (Ribuan)Persentase
L. Perjalanan Dinas dalam Rangka
Koordinasi/Undangan/Studi
Banding/Uji Coba Pasar Luar Negeri
150.000 0 0,00 20.700 20.686 99,93 20.700 20.686 99,93 20.700 20.686 99,93
M. Media/Alat Promosi 120.000 0 0,00 120.000 0 0,00 120.000 0 0,00 118.500 118.260 99,80
N. Pelatihan Peningkatan Kompetensi
SDM BPIPI150.000 0 0,00 141.279 124.193 87,91 141.279 124.193 87,91 252.592 248.683 98,45
O. Rekruitmen Peserta Bimbingan
Teknis Alas kaki200.000 146.171 73,09 146.200 146.171 99,98 146.200 146.171 99,98 146.200 146.171 99,98
P. IFCC (Indonesian Footwear
Creative Competition) Lomba Desain,
Photography & Videography Alas Kaki
367.400 20.800 5,66 358.900 100.805 28,09 358.900 100.805 28,09 358.198 355.187 99,16
Q. Video Profil Alas Kaki 100.000 0 0,00 100.000 99.660 99,66 100.000 99.660 99,66 99.700 99.660 99,96
R. Peta Potensi Alas Kaki Nasional 430.000 0 0,00 384.500 0 0,00 384.500 0 0,00 384.500 384.120 99,90
S. Bimbingan Teknis Teknologi
Produksi (Kerjasama dengan Footwear
Forum)
351.900 294.425 83,67 106.450 96.421 90,58 106.450 96.421 90,58 96.450 96.421 99,97
T. Bimbingan Teknis Jahit Upper Alas
Kaki374.860 166.700 44,47 336.781 331.952 98,57 336.781 331.952 98,57 332.622 331.952 99,80
U. Bimbingan Teknis Desain Alas Kaki 172.600 0 0,00 347.116 336.317 96,89 347.116 336.317 96,89 338.716 338.511 99,94
V. Bimbingan Teknis Manajemen
Alas Kaki172.960 0 0,00 143.915 142.703 99,16 143.915 142.703 99,16 143.580 143.366 99,85
W. Bimbingan Teknis Pembuatan
Produk Kulit332.900 0 0,00 166.350 163.046 98,01 166.350 163.046 98,01 164.900 163.995 99,45
X. Bimbingan Teknis Teknisi Mesin
Jahit350.200 129.041 36,85 356.252 341.252 95,79 356.252 341.252 95,79 349.622 349.257 99,90
Y. Bimbingan Teknis Teknologi
Produksi Alas Kaki untuk IKM (WUB)
dan TPL
172.600 0 0,00 346.808 322.206 92,91 346.808 322.206 92,91 325.592 324.355 99,62
Z. Bimbingan Teknis Branding Alas
Kaki175.800 0 0,00 149.212 145.914 97,79 149.212 145.914 97,79 147.892 147.285 99,59
AA. Bimbingan Teknis Assembling
Alas kaki189.320 0 0,00 173.462 170.079 98,05 173.462 170.079 98,05 171.078 170.741 99,80
Kode URAIAN
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
25
Dalam kurun waktu tujuh tahun perkembangan realisasi anggaran BPIPI
menunjukan tren yang positif, semakin meningkat dari tahun ke tahun.
BPIPI menerima anggaran pertama kali pada tahun 2011 anggaran
berasal dari rupiah murni sebesar Rp.11.000.000.000,-.
alokasi anggaran BPIPI dari tahun ke tahun
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi (Rp)
(Ribuan)Persentase
PAGU (Rp)
(Ribuan)
Realisasi
(Rp) (Ribuan)Persentase
AB. Bimbingan Teknis Penyamakan
Kulit387.500 0 0,00 190.232 185.476 97,50 190.232 185.476 97,50 189.532 189.395 99,93
AC. Bimbingan Teknis E-Smart IKM
Alas Kaki1.300.000 0 0,00 386.108 316.907 82,08 386.108 316.907 82,08 362.940 361.578 99,62
AD. Revitalisasi Sarana Workshop &
Pendukung Perkantoran250.000 0 0,00 1.300.000 529.190 40,71 1.300.000 529.190 40,71 1.300.000 1.291.727 99,36
AE. Implementasi Produksi,
Pemasaran dan Promosi230.400 38.400 16,67 250.000 0 0,00 250.000 0 0,00 147.000 146.866 99,91
AF. Operasional Creative Development
Centre1.084.000 156.370 14,43 230.400 153.600 66,67 230.400 153.600 66,67 230.400 230.400 100,00
AG. Operasional Pendukung 2.860.147 632.225 22,10 1.097.192 828.531 75,51 1.097.192 828.531 75,51 1.074.302 1.066.944 99,32
994 Layanan Perkantoran 2.472.697 577.887 23,37 2.860.147 2.365.034 82,69 2.860.147 2.365.034 82,69 3.566.775 3.397.026 95,24
A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 133.450 24.795 18,58 2.472.697 2.143.588 86,69 2.472.697 2.143.588 86,69 3.179.325 3.011.701 94,73
AK. Perawatan Sarana & Prasarana 254.000 29.541 11,63 133.450 77.646 58,18 133.450 77.646 58,18 160.670 158.760 98,81
AL. Perawatan Perkantoran 226.780 226.564 99,90 254.000 143.799 56,61 254.000 143.799 56,61 226.780 226.564 99,90
Kode URAIAN
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
TA Total Pagu Realiasai Pagu RM PNBP Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal % Realisasi
2011 11.000.000.000 9.292.616.272 9.292.616.272 - 257.827.148 5.768.731.624 3.266.057.500 84,48
2012 10.781.494.000 10.091.423.497 10.091.423.497 - 592.047.592 6.436.358.405 3.063.017.500 93,60
2013 9.400.000.000 8.690.334.617 8.690.334.617 - 994.658.497 6.883.780.344 1.115.652.000 92,45
2014 9.150.000.000 8.800.078.217 8.800.078.217 - 1.042.826.927 6.914.713.502 878.691.000 96,18
2015 13.825.000.000 13.374.154.060 13.374.154.060 - 1.274.892.728 7.130.273.632 4.968.987.700 96,74
2016 9.460.050.000 9.357.359.750 9.365.048.000 77.354.250 1.300.172.217 7.447.527.533 609.660.000 98,91
2017 10.500.000.000 10.208.208.000 10.133.269.396 74.938.604 1.300.172.217 7.447.527.533 609.660.000 97,22
2018 12.909.007.000 12.719.651.000 12.581.646.000 138.005.000 3.179.325.000 8.459.682.000 1.300.000.000 98,30
2019 11.758.324.000 11.605.754.000 11.614.750.000 143.484.000 3.489.628.000 7.594.845.000 673.761.000 98,24
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
26
Grafik Anggaran BPIPI tahun ke tahun
Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak
Pada tahun 2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan merupakan
tahun ketiga dari Kementrian Keuangan untuk menarik biaya pada jasa
layanan yang dimiliki oleh BPIPI. Pada tahun 2018 capaian PNBP adalah
sebagai berikut
Capaian Pagu PNBP
Pagu Realisasi PNBP TA 2019 Persen (%)
Penerimaan Penggunaan Penerimaan Penggunaan Penerimaan Penggunaan
295.175.000 143.484.000 476.815.000 143.064.000 161,53 99,70
Dapat dilihat bahwa penerimaan PNP Balai Pengembangan Persepatuan
Indonesia terealisasi sebesar 161,53%, namun tidak semua dapat
digunakan secara maksimal dikarenakan revisi anggaran PNBP untuk
penerimaan yang melampui target tidak bisa dilakukan karena
pencapaian pendapatan pada akhir tahun sehingga tidak cukup waktu
untuk merevisi anggaran selain itu, revisi anggaran tidak bisa di lakukan
di KPPN Sidoarjo melainkan harus ke eselon I Kementrian Perindustrian
82,00
84,00
86,00
88,00
90,00
92,00
94,00
96,00
98,00
100,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
27
Kendala - kendala kendala terkait dengan penerimaan negara bukan
pajak diantaranya :
1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
387/KMK.02/2015 tentang persetujuan penggunaan sebagian dana
Penerimaaan Negara Bukan Pajak pada Balai Pengembangan Industri
Persepatua Indonesia , Direktorat Jendral Industri Kecil dan
Menengah, Kementrian Perindustrian maka ijin penggunaan
penerimaan Negara dari total pendapatan Negara sebesar 48%.
Besaran ini tidak sebanding dengan dana operasioal yang harus
dikeluarkan dengan jenis layanan yang diberikan. Sehingga seringkali
dalam melaksanakan kegiatan jasa layanan harus subsidi silang dari
dana RM BPIPI. Masa transisi dari jasa layanan yang sebelumnya
gratis menjadi berbayar sedikit banyak sangat berpengaruh pada
pendapatan penerimaan PNBP yang sekaligus berbanding lurus
dengan LHU yang diterbitkan laboratorium uji Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).
2. Capaian PNBP BPIPI melebihi target yang telah ditetapkan dimana
target capaian tahun 2019 sebesar Rp 295.175.000 dan terealisasi
sebesar Rp 476.815.000. Akan tetapi penggunaan anggaran PNBP
maksimal hanya sesuai dengan target tidak boleh melebihi. Dapat
dilakukan revisi anggaran tetapi revisi tersebut harus persetujuan
eselon 1. Pendapatan mencapai nilai tersebut pada akhir bulan
sehingga tidak cukup waktu untuk revisi.
3. Banyak parameter pengujian lab uji yang ada dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 47 tahun 2011 tentang jenis dan tariff atas jenis
penerimaan bukan pajak yang berlaku di Kementrian Perindustrian
yang menyebabkan BPIPI tidak dapat menerima pengujian.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
28
4. Kurangnya promosi pada layanan pelatihan BPIPI mempengaruhi
penerimaan PNBP.
5. Belum optimalnya penetapan jasa layanan di BPIPI
Penerimaan PNBP Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
berasal dari :
1. Jasa pelayanan teknis pengujian dari kalibrasi
2. Pelatihan kontraktual
Apabila diprosentase dari masing – masing pendapatan PNBP BPIPI
adalah sebagai berikut :
Persentase penerimaan PNBP setiap jasa layanan
Target dan Realisasi Penerimaan 2 tahun terakhir
TARGET TARGET
Rp RP % Rp RP %
1 2 6 7 8 6 7 8
247952
BALAI PENGEMBANGAN
INDUSTRI PERSEPATUAN
INDONESIA
IDR 295.175.000 IDR 304.443.000 103,1398323 IDR 295.175.000 IDR 476.815.000 161,5363767
KODE/NO SATKER
TAHUN 2018 TAHUN 2019
REALISASI REALISASI
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
29
Realisasi Anggaran berdasarkan Perjanjian Kinerja
Realisasi
30 IKM
Jumlah tenaga kerja yang
memperoleh sertifikat
kompetensi
1600 TN 2391TN 25.725 25.553 99,33
Jumlah Kerjasama Teknis
BPIPI
10
Kerjasama
10.
Kerjasama848.654 844.673 99,53
3,58
4Meningkatnya Penerepan
Reformasi Birokrasi
Indeks Tingkat Maturitas
SPIP3,3 3,82
337.725 337.191 99,84
5Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan Nilai SAKIP BPIPI Min 77 81,33
47.030 47.030 100,00
Pagu Total Realisasi Total (%)
Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1.964.207 99,43
1
Meningkatnya kerjasama
dengan Lembaga
Pendidikan, Lembaga
Penelitian dan
Pengembangan serta
asosiasi industri dan
asosiasi profesi terkait
2 Peningkatan
pengembangan produk
Jumlah prototype yang
diproduksi IKM
5
prototype
653.970 651.131
1 Meningkatnya jumlah
Wirausaha Industri Baru
Jumlah IKM yang
mendapatkan ijin usaha
30 IKM 1.975.420
596.780 98,87
2 Sistem tatakelola keuangan
dan BMN yang transparan
dan akuntabel
Tingkat penyerapan
anggaran
97 persen 6.175.317 6.064.842
3 Sistem pengendalian
internal yang efektif
Indeks Tingkat Kepuasan
Pelanggan
3,4 603.609
Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)
Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)
18,35%
98,24
Persen
98,21
99,57
1 Sistem informasi yang andal Jumlah member pada
sistem informasi BPIPI
20% 1.090.784 1.069.330 98,03
7
Prototype
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
30
E = ((1.975.420x1)- 1.964.207)) + ((25.725x1,49)-25.553)) + ((848.654x1)-844.673)) +
((653970x1,4)-651.131))+ ((1.090.784x0.9)-1.069.330) + ((6.175.317x1.01)-6.064.842)) +
((603.609x1.02)-596.780)) + ((337.725 x1.15)-337.191))+ ((47.030x1.05) -47.030))
(1.975.420x1)+(25.725x1.49)+ (848.654x1)+ (653970x1,4)+ (1.090.784x0.9)+
(6.175.317x1.01)+ (603.609x1.02)+ (337.725 x1.15)+ (47.030x1.05)
E= 3,6%
Berdasarka data dari system monitoring dan evaluasi kinerja terpadu
Kementrian Keuangan PMK Nomor 214/PMK.02/2017 efisiensi sumber
daya kinerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
sebesar 3,6%
PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 DAN TAHUN ANGGARAN 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
31
Perbandingan kinerja periode 5 tahun
T R % T R % T R % T R % T R %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jumlah wirausaha industri kecil
yang mendapatkan program
pengembangan usaha
IKM 20 200 1000 - - - - - - - - - - - -
Jumlah wirausaha industri kecil
baru
IKM 20 20 100 20 20 100 35 35 100 50 13 26 30 30 100
Peningkatan jumlah tenant baru IKM - - - - - - - - - - - - 4 4 100
Jumlah WUB BPIPI yang
startup revolusi 4.0
IKM - - - - - - - - - - - - 3 3 100
Jumlah Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL)
TPL 20 20 100 20 20 100 20 20 100 - - - - - -
Jumlah Konsultan IKM Konsultan 5 5 100 5 5 100 - - - - - - - - -
Penyerapan Jumlah tenaga
Kerja
TK 200 2000 1000 200 1500 750 1400 1500 107,14286 1500 1600 106,66667 - - -
Jumlah Kerjasama KS 1 4 400 1 5 500 1 7 700 5 8 160 10 10 100
Lembaga sertifikasi persnel LSP P1 1 1 100 1 1 100 - - - - - - - - -
Perluasan ruang lingkup LSP RL - - - - - - 1 1 100 - - - - - -
T.3 Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi
Kompetensi
Jumlah IKM/Tenaga
Kerja/Alumni yang memperoleh
sertifikat kompetensi
Orang 200 2000 1000 200 1500 750 1400 1498 107 1500 1498 99,866667 1600 2391 149,4375
T.4 Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis Jumlah IKM yang mendapat
pelatihan
IKM 300 340 113,33333 240 260 108,33333 240 240 100 - - - - - -
Jumlah IKM/ Peserta yang
mengikuti Lomba Desain Alas
Kaki Nasional
Karya 300 571 190,33333 400 423 105,75 300 459 153 - - - - - -
Jumlah IKM/ Peserta yang
mengikuti Lomba Fotografi Alas
Kaki Nasional
Karya - - - 300 522 174 300 747 249 - - - - - -
Jumlah IKM/ Peserta yang
mengikuti Lomba Videografi
Alas Kaki Nasional
Karya - - - - - - 50 38 76 - - - - - -
Jumlah Prototype Karya 20 24 120 20 24 120 20 24 120 - - - - - -
Jumlah prototype yang
diproduksi IKM
Prototype - - - - - - 2 3 150 4 6 150 5 7 140
Jumlah IKM yang difasilitasi ikut
pameran
IKM - - - 60 60 100 - - - - - - - - -
Jumlah Media Promosi Paket 3 3 100 3 3 100 2 3 150 - - - - - -
T.6 Peningkaan Segmen dan Peluasan Pasar
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
T1 Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit
Pelayanan Teknis, Tenaga Penyuluh Lapangan
serta Konsultan Industri Kecil dan Menengah
T2 Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga
Pendidikan, Lembaga Penelitian dan
Pengembangan serta asosiasi industri dan
asosiasi profesi terkait
T.5 Peningkatan pengembangan produk
2019
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S1 Penumbuhkan wirausaha baru
S2 meningkatnya perumbuhan perusahaan pemula
/tenant menjadi perusahaan yang mandiri dan
berkelanjutan
Kode SS Sasaran Strategis (SS) Indikator kinerja sasaran
Strategis (IKSS)
Satuan Periode Renstra 2015 - 2019
2015 2016 2017 2018
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
32
T R % T R % T R % T R % T R %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jumlah aplikasi Sistem
informasi yang dikembangkan
Paket 5 5 B 2 2 100 2 2 100 3 3 100 - - -
Jumlah member Sistem
informasi BPIPI
orang - - - - - - - - - 700 1514 216,28571 - - -
Jumlah member Sistem
informasi BPIPI
% - - - - - - - - - - - - 20 18,6 93,45
L3 Sistem perencanaan dan penganggaran yang
berkualitas
Tingkat kesesuaian rencana
kegiatan dengan dokumen
perencanaan
persen 95 90 94,736842 95 90 94,736842 93 100 107,52688 - - - - - -
L.4 Sistem perencanaan dan penganggaran yang
berkualitas
Tingkat penyerapan anggaran persen 95 96,78 101,8 95 98,91 104,11579 93 97,22 104,53763 95 98,22 103,38947 97 98,24 101,27835
L.5 Sistem Pengendalian internal yang efektif Temuan Audit Eksternal LK mayor 0 0 100 0 0 100 0 0 100 0 0 100 0 0 100
Jumlah LHU yang diterbitkan LHU 200 250 125 200 187 93,5 180 196 108,88889 - - - - - -
Perluasan ruang lingkup Lab Uji Parameter 5 5 100 5 5 100 5 21 420 - - - - - -
Tingkat maturiutas BPIPI Nilai 3,2 3,6 112,5 3,3 3,66 110,90909 3,4 3,82 112,35294
Level kepuasan pelanggan nilai B B B B B B B B B - - - - - -
Indek Kepuasan Masyarakat nilai - - - - - - - - - 3,3 3,6 109 3,3 3,6 109
L.6 Meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
Nilai SAKIP BPIPI Nilai 70 70 100 70 60,22 86,028571 75 85,18 113,57333 75 90,91 121,21333 75 90,91 121,21333
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
L.2 Sistem informasi yang andal
2019
Kode SS Sasaran Strategis (SS) Indikator kinerja sasaran
Strategis (IKSS)
Satuan Periode Renstra 2015 - 2019
2015 2016 2017 2018
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
33
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya evaluasi indicator kinerja
rencana Strategis adalah sebagai berikut :
Pada dasarnya realisasi indicator kinerja yang tercapai cukup baik,
namun ada beberapa indicator yang mengalami penurunan persentasi
realisasi kinerja diantaranya :
1. Pada sasaran strategis system informasi yang handal dengan
indicator kinerja kenaikan member pada system informasi.
Penurunan indicator tersebut karena adanya perubahan system
informasi yang dikerjakan oleh pihak ke tiga, dimana system yang
lama dirubah menjadi system yang baru. Namun dalam
pelaksanaanya pihak ke 3 yang mengerjakan tidak menyelesaikan
pekerjaan tersebut hingga waktu yang telah ditetapkan. Sehingga
berpengaruh pada system layanan pelanggan dan jumlah pelanggan
BPIPI yang telah menjadi member pada system infromasi tidak dapat
termonitor.
Tindak lanjut 2020 – 2024 : Pemilihan vendor untuk pengerjaan
system informasi berdasarkan hasil seleksi dan dibuat perjanjian
terkait dengan pengerjaan kegiatan tersebut.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
34
Perbandingan Data Kinerja berdasarkan dengan Perjanjian Kinerja
Berdasarkan perbandingan kinerja BPIPI berdasarkan perjanjian kinerja
terdapat 4 sasaran strategis dengan dua indiaktor yang mengalami
penurunan persentase pada tahun 2019, yaitu
1. Jumlah kerjasama teknis , dimana tahun 2018 persentase sebesar
160% pada tahun 2019 turun menjadi 100%. Pada tahun 2019 BPIPI
melakukan kerjasama sesuai dengan target yaitu 10 kerjasama teknis.
Penurunan persentase ini dikarenakan koordinasi yang masih dalam
kesepakatan penentuan kerjasama.
2. Peningkatan pengembangan produk dengan indicator jumlah
prototype yang diproduksi oleh IKM. Walaupun secara jumlah
kenaikan sama namun secara persentase berbeda 10%
3. Tingkat penyerapan anggaran dimana tahun 2018 persentase
sebesar 102% namun terjadi penurunan di persentase di 2019 yaitu
101%. Penurunan ini dikarenakan kurangnya perencanaan yang
Target Real % Target Real %
1Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri
BaruJumlah IKM yang mendapatkan ijin usaha 50 13 26% 30 30 100%
Penyerapan jumlah tenaga kerja industri 1500 1500 100% - - -
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh
sertifikat kompetensi- - - 1600 2391 149%
Jumlah Kerjasama Teknis BPIPI 5 8 160% 10 10 100%
2 Peningkatan pengembangan produk Jumlah prototype yang diproduksi IKM 4 6 150% 5 7 140%
1 Sistem informasi yang andalJumlah member pada sistem informasi
BPIPI400 1514 379% - - -
Jumlah member pada sistem informasi
BPIPI- - - 20% 18,69% 93,5%
2Sistem Perencanaan dan Pengenggaran yang
berkualitasTingkat penyerapan anggaran 96 98,3 102% 97 98,24 101%
Indeks Tingkat Kepuasan Pelanggan 3,3 3,42 104% 3,4 3,58 105%
Indeks Tingkat Maturitas SPIP 3,2 3,6 113% 3,3 3,82 116%
4Meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan
kegiatan dan anggaranNilai SAKIP BPIPI 75 90,91 121% 77 80,33 104%
Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)
Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)
1
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga
Pendidikan, Perusahaan dan Lembaga Profesi
terkait
Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)
3 Sistem pengendalian internal yang efektif
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kinerja 2019
Tahun 2018 Tahun 2019
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
35
matang atau lambatnya kegiatan – kegiatan yang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditargetkan. Sehingga penyerapan tidak
maksimal
4. Nilai sakip BPIPI turun berdasarkan perbandingan persentase tahun
2018 yaitu sebesar 121% dan pada tahun 2019 turun 104%. Hal ini
karena system penilaian berubah lebih detail dan lebig spesifik
Berdasarkan Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015 – 2019
Yang Terkait Dengan Kementerian Perindustrianpenumbuhan sector
industri menjadi domain Kementrian Perindustrian. Sesuai dengan tujuan
rencana strategis BPIPI 2015 – 2019 bahwa indikator tujuan utama
adalah sebagai berikut :
• Kontribusi pertumbuhan IKM persepatuan terhadap IKM keseluruhan
di Indonesia
Dengan indikator kinerja :
1. Target pertumbuhan alas kaki hingga dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019 adalah 0,0020%. Sampai dengan tahun 2019
2. Kenaikan rata – rata ekspor alas kaki dari tahun 2015 – 2019 adalah
1,5%
Target pertumbuhan hingga tahun 2019 adalah 0,0020% dan hingga
tahun 2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
berkontribusi pada penumbuhan industri sebanyak 0,0025% dari target
pencapai Dirjen IKM. Nilai ini lebih tinggi dari nilai yang ditargetkan oleh
BPIPI. Pengambilan data indikator ini adalah berdasarkan penumbuhan
wirausaha baru industri alas kaki tahun 2015 – 2019 yang dikumpulkan
oleh BPIPI berdasarkan legalitas usaha yang dimiliki IKM tersebut
sebagai binaan BPIPI.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
36
C. POTENSI DAN PERMASALAHAN
POTENSI Sesuai dengan peta roadmap industri di Indonesia industri Alas kaki
merupakan salah satu industri yang menjadi prioritas utama pemerintah
Indonesia untuk terus dikembangkan karena mampu memberikan
kontribusi cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Hal ini
karena industri alas kaki merupakan industri padat karya dan
berorientasi ekspor. Industri alas kaki Indonesia mampu menapak di
kancah global, dengan menghasilkan beragam produk yang berkualitas
dan inovatif. Pada tahun 2018 tercatat produksi alas kaki mencapai 1,41
miliar pasang sepatu atau berkontribusi sebanyak 4,6 persen dari total
produksi sepatu dunia. Dari capaian tersebut, Indonesia menduduki
posisi ke 4 sebagai produsen alas kaki di dunia setelah China, India dan
Vietnam. . Konsumsi alas kaki di ASIA sebanyak 54% dari total komsumsi
alas kaki di dunia. Indonesia menempati peringkat ke 4 dengan
mengkonsumsi 886 juta pasang dengan perkiraan jumlah penduduk
Indonesia sekitar 265 juta jiwa . Periode tahun 2018 Indonesia sudah
mengeksport alas kaki sebanyak $ 5,11 milyar. Amerika serikat menjadi
negara utama tujuan eksport alas kaki Indonesia dengan porsi 28%.
Sedangkan Republik Rakyat China berada pada peringkat kedua dengan
Apabila dilihat dari proyeksi pertambahan penduduk Indonesia maka
alas kaki merupakan peluang bisnis yang cukup bagus.
Hal ini mendorong produsen alas kaki untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat kini. Karena pentingnya peranan alas kaki yang merupakan
produk konsumsi masyarakat, maka banyak industry alas kaki yang
berkembang di Indonesia. Data yang masuk di BPIPI jumlah IKM alas
kaki yang ada di Indonesia sebesar 32.562 IKM sedangkan perusahaan
besar yang bergerak dibidang menurut data dari Aprisindo 2018
sebanyak 473 perusahaan. Industry alas kaki termasuk dalam klasifikasi
industry padat karya sehingga dapat dijadikan industry unggulan dalam
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
37
penyerapan tenaga kerja dan pemasukan devisa Negara. Selain itu,
industri ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan eksport. Kebutuhan
akan produk alas kaki baik dalam negeri maupun luar negeri terus
meningkat.
Untuk itu Industri alas kaki terus didorong perkembangannya oleh
Pemerintah Indonesia. Sudah terbukti bahwa alas kaki Indonesia mampu
menembus pasar dunia.
Dengan adanya peluang tersebut maka dalam rangka meningkatkan
daya saing industry persepatuan pemerintah dalam hal ini Kementrian
Perindustrian memasukan pengembangan industry persepatuan sebagai
industry prioritas dala Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 – RPJM). Kementrian
Perindustrian RI pun sudah menetapkan Road Map tersebut 3 milestone
dalam upaya mencapai visi industri persepatuan nasional sebagai
negara industri persepatuan berkualitas dunia. Dengan sasaran-sasaran
strategis (kuantitatif & kualitatitif) dan action plan yang sudah
disepakati bersama semua stakeholders diharapkan target jangka
panjang industri persepatuan nasional dapat tercapai.
Fokus pembangunan industri persepatuan nasional mempunyai tujuan
utama:
• Penyerapan Tenaga Kerja
• Pertumbuhan Ekonomi & Investasi
• Peningkatan Devisa dengan mengurangi import dan meningkatkan
ekspor
• Meningkatnya daya saing industri alas kaki
Secara generik maka strategi industri nasional kedepan harus diarahkan
kepada upaya memperkuat rantai nilai industri dalam negeri serta
menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah.
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
38
Dengan peluang tersebut maka Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia yang merupakan satuan kerja dibawah Direktorat
Jenderal IKM , Kementrian Perindustrian sesuai dengan tugas dan
fungsinya memiliki berbagai layanan dibidang persepatuan dengan
anggaran dari Rupiah murni maupun dari Pendapatan Negara Bukan
Pajak diantaranya : (1) Layanan pengujian alas kaki, (2) Layanan
konsultasi teknis, (3) Layanan pendidikan dan pelatihan, (4)
Pengembangan desain alas kaki. Untuk itu Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) telah memiliki saranan dan prasarana
yang mendukung layanan tersebut.
a) Kelembagaan
BPIPI memiliki program utama yang merupakan pilar utama yaitu
Kowledge, Training dan Design. Dimana pilar pertama yaitu
Kowledge, BPIPI akan melakukan pengelolaan pengetahuan sampai
dengan distribusinya untuk kepentingan stakeholder program,
industri, Pemerintah, dan lembaga Pendidikan serta masyarakat luas.
Pilar kedua yaitu Training, BPIPI akan berperan sebagai center of
human development for footwear Industry dengan
menyelengggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk
memenuhi kebutuhan industri dan stakeholder alas kaki lainya.
Sedangkan pilar ke tiga yaitu Design, BPIPI akan menjadi design
center for footwear industry. Ketiga pilar tersebut dapat membantu
industri yang mengelola bahan baku (Industri hulu) hingga industri
yang menghasilkan produk akhir (industry hilir). Industri hulu alas
kaki terletak pada bagaimana proses dan kualitas produk bahan baku
alas kaki terjamin dan menunjang produk jadi alas kaki. Di pusat
rantai nilai industri alas kaki, BPIPI bertanggungjawab pada
penyiapan SDM dan standardisasi proses produksi. Sedangkan di
sektor hilir, BPIPI mampu memberikan jaminan bahwa poduk akhir
Rencana Strategis 2020–2024 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
39
alas kaki berkualitas, mampu diterima pasar dengan baik dan menjadi
produk unggulan nasional.
Jika dilihat dari aspek kelembagaan Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia sudah cukup memadai dalam melaksanakan
tugas dan fungsi serta visi dan misi yang sudah ditetapkan. BPIPI
secara tidak langsung mempunyai peran yang sangat besar dalam
mendukung RIPIN yang menempatakan industry alas kaki sebagai
industry prioritas dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Aspek kelembagaan Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia perlu ditingkatkan dalam memperkuat peran BPIPI dalam
mendukung perekonomian Negara.
Dalam peranya Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI) mempunyai 3 pilar yang menjadi Training, Knowledge dan
Design. Dalam meningkatkan program 3 pilar Balai Pengembangan
Industri Persepatuan didukung oleh kegiatan design dan
pengembangan bidang alas kaki, pendidikan dan pelatihan alas kaki,
laboratorium pengujian, Lembaga sertifikasi personel, Ba Balai
Pengembangan Industri Persepatuan dalam organisasinya sudah
menerapkan ISO 9001 : 2015 untuk memantau kinerja organisasi
BPIPI
• Design dan Pengembangan
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
mempunyai program dinataranya: (1) Prototype design, dimana
BPIPI mendesain alas kaki hingga menjadi prototype dimana
prototype karya BPIPI dapat di produksi oleh Industri Kecil dan
Menengah. Selain itu, sasaran dari pengembangan prototype
design adalah kolaborasi pengembangan desain alas kaki
dengan industry yang nantinya output dari kegiatan tersebut
adalah hasil prototype dapat diproduksi oleh industry baik