10

Click here to load reader

Replating Pada Radius Bilga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

xbxbx

Citation preview

REPLATING PADA RADIUS BILGA

REPARASI KAPAL

Andri Firardi UtamaREPLATING RADIUS BILGANIM : L0G 007 010

REPLATING PELAT BILGA Setelah kapal naik dock dan seluruh badan kapal telah dibersihkan dari kotoran-kotoran laut serta karat, maka diadakan pemeriksaan badan kapal secara menyeluruh untuk mengetalui kerusakan-kerusakan yang terjadi. Pemeriksaan kerusakan badan kapal diikuti oleh pemilik kapal atau owner surveyor, pengawas atau kepala proyek galangan, dan dari Biro Klasifikasi Indonesia.I. PersiapanMerupakan tahapan awal dari replating pada bilga, yakni berupa pembersihan seluruh badan kapal dari kotoran-kotoran laut serta karat, marking pelat baru, pembersihan tangki-tangki dan persiapan alat-alat. Diawali dengan bagian kapal yang akan direplating dengan mencari letak kerusakannya. Jika berkaitan dengan ketebalan pelat maka diadakan Pemeriksaan Ketebalan Pelat (Actually Thinkness) pada bilga dan pelat-pelat lainnya. Pemeriksaan diukur dari satu sisi dengan menggunakan alat ultrasonik. Pelaksanaannya yaitu pada daerah yang diukur dicari pelat yang paling tipis, pelat diratakan, dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan gerinda kemudian permukaannya diberi vaselin. Kepala dan alat pengukur ultrasonik ditempelkan pada daerah tersebut maka pada alat tersebut akan terbaca tebal pelat yang dimaksud. Pengukuran ketebalan pada masing-masing pelat minimal dilakukan pada tiga titik terutama pada daerah yang dianggap paling tipis. Pengukuran dengan alat ini termasuk cukup tepat tapi kadang-kadang hasilnya tidak sesuai dengan tebal sebenarnya. Hal ini dapat terjadi bila alat tersebut kurang presisi atau pelatnya sendiri kurang rata, untuk itu diadakan percobaan berulang-ulang.

Kerusakan tersebut dapat timbul pada kulit kapal (shell plate), deck, sekat-sekat (bulkhead), gading-gading (framing), linggi butiran dan haluan, dan braket-braket pada stern tube dan lain- lain. Secara garis besar kerusakan yang terjadi antara lain sebagai berikut:

Penipisan-penipisan pada plat-plat dan profil (framing) akibat korosi, Buruknya kampuh-kampuh las pada sambungan pelat (seam) dan sambungan-sambungan lain yang menyebabkan kebocoran, Retaknya pengelasan, Retak dan timbulnya celah pada pelat dan bagian-bagian konstruksi lainnya, Terdapat pembengkokan atau deformasi, lengkung, bergelombang, peyok dan berlubang.Proses replating pada badan kapal pada akhir pekerjaan diakhiri dengan laporan gambar bukaan kulit, yang menggambarkan kondisi pelat kapal setelah dilaksanakan replating

II. Pembersihan Pelat1. PenyekrapanTujuannya untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada badan kapal, misalnya: binatang laut, tumbuh-tumbuhan laut, dan lain-lain. Alat yang digunakan adalah pisau sekrap, yaitu berupa pisau tipis tajam yang pangkalnya disambungkan dengan kayu yang fungsinya agar dapat menjangkau tempat-tempat yang tinggi. Penyekrapan merupakan pekerjaan awal untuk kapal yang masuk dock dan setiap untuk direparasi. Cara pembersihannya dengan memasukkan secara miring pisau sekrap pada kotoran yang menempel pada bagian lambung kapal. Bagian yang disekrap adalah bagian kapal yang berada di bawah garis air atau garis muat karena pada bagian tersebutlah yang banyak terdapat bintang laut dan tumbuhan laut yang menempel pada pelat kapal yang mengakibatkan korosi dan tahanan kapal akan bertambah.

2. Pengetokan

Tujuannya untuk menghilangkan karat- karat dan cat yang harus dihilangkan sebelum dilakukan pengecatan yang baru, agar hasil pengecatan bisa bagus dan merata sehingga pengecatannya tahan lama. Alat yang digunakan adalah palu, yang digunakan untuk memalu permukaan yang telah dibersihkan pada proses penyekrapan. Cara kerjanya dengan memalukan palu secara berulang- ulang pada permukaan yang dibersihkan. Cara ini sangat lambat dan banyak menyita waktu serta tenaga yang ada. Bagian bagian yang biasanya menggunakan metode ini adalah bagian bollard, bulwark, jangkar dan rantai jangkar.3. Sand Blasting

Tujuannya untuk menghilangkan karat-karat yang menempel pada kapal sehingga kotoran tersebut hilang. Pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan proses pengetokan. Alat yang digunakan berupa: Kower yang dilengkapi dengan valve, Kompresor Udara yang dilengkapi dengan tekanan yang tidak boleh kurang dari 7 kg/cm2 dan debit udara 1,5 - 9,0 m3/min yang tergantung dan besarnya nozzle yang dipakai.

Cara pembersihannya dengan jalan menyemprotkan pasir kwarsa dengan tekanan tertentu ke pelat yang dibersihkan untuk dicat. Dimana tekanan harus diatur agar tidak terjadi deformasi plat lambung (bilga) yaitu terdapat cekungan-cekungan plat karena adanya pengurangan ketebalan plat.

Usahakan jarak penyemprotan dengan nozzle 0,5 meter sedang untuk mencapai dinding yang lebih tinggi digunakan alat yang ada. Pembersihan dengan cara ini jauh lebih baik dari pada menggunakan cara lain dan bisa meningkatkan kebersihan yang dikehendaki. Ukuran dan tingkat kebersihan setelah dilaksanakan sand blasting adalah sebagai berikut:

SA-1 yaitu hilang hanya karat dan cat saja, biasanya merupakan hasil 1 spot blasting. SA-2 yaitu hasil sand blasting pelat mendekati warna putih. SA-3 yaitu menghasilkan pelat yang benar-benar putih mengkilat. III. Perbaikan Pelat Bilga

Apabila pada bilga terjadi retak tetapi daerah sekitarnya masih tebal maka perbaikan dapat dilaksanakan dengan pengelasan pada daerah yang retak, dengan cara pengelasan sesuai dengan peraturan sebagai berikut:

Diujung-ujung keretakan dilubangi dulu dimana gunanya pada waktu pengelasan tidak menyebabkan menjalarnya keretakan tersebut.

Dibuat bavel las pasca bagian yang akan dilas

Diadakan pengelasan

Dipasang pelat rangkap untuk menutup keretakan serta memastikan jangan sampai terjadi keretakan lagiIV. Penggantian Pelat BilgaReplating pelat dilakukan apabila pelat mengalami penipisan akibat korosi, deformasi ataupun keretakan sesuai peraturan klasifikasi. Adapun urutan replating pelat adalah sebagai berikut:1. MarkingDiberikan tanda-tanda atau garis dengan kapur pada tempat-tempat yang akan dipotong dari pelat tersebut. Penempatan garis sambungan ini harus memperhatikan beberapa ketentuan yaitu: Panjang pelat yang akan diganti tidak boleh kurang dari dua kali jarak gading-gading.

Lebar belakang tidak boleh kurang dari 30 cm. Sambungan pelat diusahakan tidak boleh lebih dari jarak gading karena pada tempat tersebut momen yang terjadi paling minimum. Apabila ujung pelat yang akan diganti tidak tepat pada sambungan las maka pada bagian sudutnya dibuat tidak tajam. Hal ini dilakukan supaya pelat tidak mudah retak karena deformasi.2. Pemotongan

Pada bagian yang akan dipotong, pelat harus dibersihkan dari karat, kemudian pelat dipotong dengan cara memotong pinggir pelat, dilanjutkan dengan memotong bagian pelat yang berhubungan dengan gading. Berikut beberapa ketentuan pemotongan pelat yang berhubungan dengan gading:

Pemotongan dilakukan dari luar.

Pemotongan dilakukan di tengah-tengah pelat yang berhubungan dengan gading.

Pemotongan dilakukan dari atas dengan cara zig zag.

Terak las yang menempel pada gading dibuang dengan cara dipalu.3. Perakitan

Pelat baru (pengganti) dipotong dimana bentuknya disesuaikan dengan bentuk yang akan diganti dengan ditambah kurang lebih 3 cm bentuk dari bagian yang dipotong. Ini dapat dilaksanakan dengan membuat mal dari helon nascr / batang-batang kayu dengan tebal 10-12 mm. Pelat kemudian dipasang braket-braket. Lalu menggunakan dongkrak untuk menahan / meletakkan pelat baru pada posisinya. Kemudian diatur pada posisinya dan diadakan cantuman-cantuman dengan las, baik antara pinggir-pinggir pelat dengan jarak antara 500-600 mm.4. PengelasanUrutan pengelasan adalah sebagai berikut : Cantuman antara pelat lama dengan pelat baru, Pengelasan antara pelat lama dengan gading, Pengelasan antara pelat lama dengan pelat baru pada satu sisi dengan urutan sesuai dengan petunjuk agar tidak terjadi deformasi. Apabila pada sambungan ini memotong gading maka harus dibuat lubang kampuh las (scalop) agar pengelasan terlihat sempurna. Pengelasan pada sisi lain.Pekerjaan pemasangan pelat pengganti dan pengelasan juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Menyiapkan peralatan pendukung seperti tackle, jig, dan peralatan pengelasan.

Membuat kaitan untuk dudukan tackle pada wrang dan pelat sisi.

Pemasangan pelat baru dengan peralatan pembantu tersebut.

Pengelasan dimulai pada bagian pelat yang menempel pada frame.

Pembendingan dilakukan dengan memanaskan pelat secara merata dengan brander las, kemudian pelat ditarik dengan tackle dan ditekan dengan jog yang sudah disiapkan.

Pengelasan pada pelat-pelat yang sudah menempel pada wrang.

Jika seluruh pelat sudah menempel pada wrang pengelasan pinggir-pinggir pelat dilaksanakan.

Dilakukan pemeriksaan hasil pengelasan.V. Pemeriksaan Kekedapan LasMacam-macam pemeriksaan untuk mengetahui kekedapan las:

1. Kerosin Test (Test Kapur Dengan Kerosin)Cara pelaksanaannya adalah mengolesi salah satu bagian pengelasan (kampuh las) dengan kapur, dan bagian lainnya dengan kerosin atau dengan solar. Apabila masih terjadi kebocoran pada kampuh las, setelah kurang lebih satu jam maka solar akan merembes dan menimbulkan bercak pada bagian yang diolesi dengan kapur. Apabila terjadi hal yang demikian maka pada bagian tesebut harus dibuat bevel las dan harus dilas kembali. Kerosin test ini yang paling banyak digunakan.2. Hose Test (Waterjet Test)

Cara kerja dari waterjet test ini adalah dengan cara menyemprotkan air pada salah satu sisi pengelasan dan sisi lain dapat diperiksa apakah ada kebocoran atau tidak. Tekanan air yang dipakai harus cukup kuat yaitu 75-125 kg/cm2 dan jarak ujung dari nozzle dan ujung pelat tidak boleh kurang dari 3 m. Penggunaan water jet test ini jarang dilakukan karena kurang efektif, terutama pada waktu repair kapal3. Loading Test (Dengan Pengisian Air)

Adapun cara pelaksanaannya adalah dengan mengisi tangki yang dites dengan memasukkan air sampai dengan ujung pipa udara. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada sambungan-sambungan las. Adapun keuntungan dari pemeriksaan ini adalah hasil pengetesan kebocoran lebih teliti, akan tetapi rnembutuhkan air yang cukup banyak dan akan menimbulkann beban pada stopblock dan bisa menyebabkan terjadinya deformasi pada pelat dasar.

4. Compressed Air Test (Dengan Tekanan Udara)

Cara ini biasanya dilakukan untuk menguji tangki-tangki yaitu tangki bahan bakar, tangki air tawar, tangki muatan. Cara kerjanya adalah dengan mengisi udara dengan tekanan 1,2625 bar pada tangki yang akan diuji, kemudian pada pengelasan yang ada pada tangki diberi sabun atau diolesi dengan sabun. Bila pada sambungan las terjadi kebocoran maka tekanan udara akan turun dalam waktu satu jam, dan pada bagian yang diolesi air sabun akan terlihat gelembung-gelembung.5. Vacuum TestMerupakan alat yang digunakan untuk memeriksa kekedapan las dengan cara rnenghisap udara. Sistem kerjanya adalah sebelum dihisap material yang akan diuji diolesi dengan sabun, kemudian jika terjadi kebocoran pada material tersebut akan timbul gelembung-gelembung sabun.PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO