207
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL PASURUAN

repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2846/2/KTI VILA Full revisi... · Web viewEpistaksis, petekie, dan lesi purpura tidak umum tetapi dapat terjadi pada derajat manapun

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL

PASURUAN

OLEH:VILA NURFIKA

161210043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG

2019

KARYA TULIS ILMIAH: STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL

PASURUAN

Diajukansebagaisalah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanInsan Cendekia

Medika Jombang

Oleh :VILA NURFIKA

161210043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG

2019

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini telah diajukan oleh :

Nama Mahasiswa : Vila Nurfika

NIM : 161210048

Program studi : D3 Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengue Hemorragic

Fever Grade II Dengan Masalah Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Asoka

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan

Telah berhasil diperahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan diterima

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pedidikan pada

Program Studi D III Keperawatan

Komisi Dewan Penguji,

Panitia Penguji.

1. Penguji Utama : Maharani Tri P., S.Kep.,Ns.M.M ( )

2. Penguji Anggota1 : H. Imam Fatoni, SKM., MM ( )

3. Penguji Anggota 2 : Endang Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( )

Ditetapkan di : Jombang

Pada Tanggal : ..... Juli 2019

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri dari keluarga bapak Tamaji dan ibu Mariati.

Penulis merupakan anak ke satu dari dua bersaudara. Tahun 2004 penulis lulus

dari TK Dharma Wanita Selopanggung 2, tahun 2010 penulis lulus dari SDN

Selopanggung 2, tahun 2013 penulis lulus dari SMPN Semen 2 dan tahun 2010

penulis lulus dari SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Kediri, tahun 2016

penulis lulus seleksi masuk STIKes ”Insan Cendekia Medika” Jombang melalui

jalur PMDK gelombang 1. Penulis memilih program Studi D3 Keperawatan dari

lima pilihan program studi yang ada di STIKes “ICME” Jombang. Demikian

riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang,12 Juli 2019

Penulis

Vila Nurfika

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Time Is Money”

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT. Atas

karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah

yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Aku persembahkan karya tulis ini untuk seseorang yang selalu

senantiasa merawatku, membesarkanku, memberikanku banyak pendidikan

mulai dari tidak mengerti sampai umurku sekarang terimakasih bapak ibu dan

suami tercintaku Zaenal karena selalu memanjatkan doa disetiap sujudmu

sehingga karya tulis ini terselesaikan.

Terima kasih untuk sahabat-sahabatku Elka, Devi, Winda, Octa, dan

Elma yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada ku sehingga

terselesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu.

Terima kasih juga teman-teman D3 Keperawatan yang aku cintai

sudah menjadi teman-teman yang luar biasa selama 3 tahun ini, tawa, canda,

tangis sudah pernah kita rasakan aku pasti akan rindu dengan kalian semua.

Terimakasih atas semuanya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Asuhan

Keperawatan Pada Anak Dengue Hemorragic Fever Grade II Dengan Masalah

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh” dapat selesai tepat

pada waktunya.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan

pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan

Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis

banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat H. Imam Fatoni, SKM., MM

selaku ketua STIKes ICMe Jombang dan pembimbing I, Endang Yuswatiningsih,

S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Ungkapan terimakasih juga

disampaikan kepada kedua orang tua dan teman-teman atas doa dan dukungannya.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna oleh karena

itu penulis sangat berharap saran dan kritik dari pembaca yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Jombang, 12 Juli 2019

Penulis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGUE HEMORRAGIC FEVER GRADE II DENGAN MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG ASOKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL

PASURUAN

Oleh : Vila Nurfika

Pendahuluan Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk Aedes Aegypty (Suciwati, 2015).

Tujuan studi kasus ini yaitu melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengue hemorragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Desain penelitian ini deskriptif dengan metode studi kasus dengan 2 klien pada anak usia 0-15 tahun dengan diagnosa medis DHF Grade II dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi.

Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut berdasarkan data pengkajian diketahui bahwa klien 1 dan klien 2 mengeluhkan mual muntah dan nafsu makan berkurang didukung dengan data objektif keadaan umum lemah, pasien tampak mual dan muntah saat makan dan wajah klien tampak pucat. Intervensi keperawatan disusun berdasarkan kriteria NIC NOC 2015 yang meliputi manajemen nutrisi dan status nutrisi. Implementasi kepada klien 1 dan klien 2 dilaksanakan berdasarkan dari intervensi selama 3 kali pertemuan, evaluasi dilaksankan setiap akhir implementasi.

Kesimpulan bahwa klien 1 pada evaluasi hari ketiga masalah sudah teratasi hal ini menunjukkan peningkatan dalam hal ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan pada klien 2 masalah belum teratasi.

Jadi asuhan keperawatan yang diberikan pada Klien 1 lebih efektif dibandingkan dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada Klien 2.

Kata kunci : Dengue hemorragic fever, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NURSING IN CHILDREN WITH HEART HEMORRAGIC FEVER GRADE II WITH THE PROBLEM OF NUTRITION LESS THAN

THE BODY NEEDS IN THE ASOKA SPACE BANGIL

REGIONAL GENERAL HOSPITAL PASURUAN

By:Vila Nurfika

Introduction Dengue Haemoragic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus and is transmitted by the vector of the Aedes Aegypty mosquito (Suciwati, 2015).

The purpose of this case study is to carry out nursing care for dengue children with hemorragic fever with problems with nutritional imbalances that are less than the body's needs.

Method the design of this study was descriptive with a case study method with 2 clients in children aged 0-15 years with a medical diagnosis of DHF Grade II with nursing problems nutritional imbalance was less than the body's needs. Collected from interviews, observation, documentation. Results the results of the study concluded as follows based on study data that client 1 and client 2 complained of nausea vomiting and reduced appetite supported by objective data weak general condition, the patient looked nauseous and vomited when eating and the client's face looked pale. Nursing interventions are prepared based on

the 2015 NIC NOC criteria which include nutrition management and nutritional status. Implementation for client 1 and client 2 is carried out based on interventions for 3 meetings, evaluations are carried out at the end of each implementation.

Conclusion the conclusion is that client 1 in the evaluation of the third day of the problem has been resolved, this shows an increase in terms of nutritional imbalances less than the body's needs. Whereas in the client 2 problems have not been resolved. So the nursing care given to Client 1 is more effective than nursing care given to Client 2.

Keywords: Dengue hemorragic fever, nutritional imbalance is less than the body's needs

DAFTAR ISI

Cover Luar........................................................................................................iCover Dalam....................................................................................................iiSurat Pernyataan.............................................................................................iiiLembar Persetujuan........................................................................................iv

Lembar pengesahan.........................................................................................vRiwayat hidup.................................................................................................viMoto dan kata persembahan..........................................................................viiKata pengantar...............................................................................................viiAbstak ........................................................................................................... ixDaftar Isi........................................................................................................ xiDaftar Tabel..................................................................................................xiiiDaftar Gambar............................................................................................. xivDaftar Lampiran.............................................................................................xvDaftar Lambang dan Singkatan....................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 41.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................. 41.3.2 Tujuan Khusus................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 51.4.1 Manfaat Teoritis............................................................................... 51.4.2 Manfaat Praktis................................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar DHF................................................................................... 7

2.1.1 Definisi............................................................................................. 72.1.2 Etiologi............................................................................................. 72.1.3 Patofisiologi..................................................................................... 82.1.4 Pohon Masalah................................................................................. 92.1.5 Klasifikasi...................................................................................... 102.1.6 Manifestasi Klinis.......................................................................... 102.1.7 Komplikasi .................................................................................... 112.1.8 Pemeriksaan Penunjang................................................................. 112.1.9 Penatalaksanaan ............................................................................ 12

2.2 Konsep Dasar Nutrisi.............................................................................. 142.2.1 Definisi........................................................................................... 14

2.2.2 Etiologi........................................................................................... 142.3 Konsep Dasar Ketidakseimbangan Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.......16

2.3.1 Definisi ...........................................................................................162.3.2 Batasan Karakteristik......................................................................162.3.3 Faktor Yang Berhubungan..............................................................172.3.4 Kekurangan Nutrisi.........................................................................172.3.5 Metode Menentukan Kekurangan Nutrisi.......................................182.3.6 Metode pemberian nutrisi...............................................................22

2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan....................................................... 242.4.1 Pengkajian........................................................................................... 24

2.4.2 Pemeriksaan Penunjang...................................................................... 322.4.3 Analisa Data........................................................................................ 322.4.4 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 332.4.5 Intervensi............................................................................................ 332.4.6 Implementasi .......................................................................................342.4.7 Evaluasi................................................................................................34

BAB 3 METODE PENELITIAN3.1 Desain Penelitian.................................................................................... 353.2 Batasan Istilah......................................................................................... 353.3 Partisipan .................................................................................................36

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................363.5 Pengumpulan Data ..................................................................................373.6 Analisa Data.............................................................................................373.7 Etika Penelitan ........................................................................................38

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil........................................................................................................ 404.2 Pembahsan.............................................................................................. 58

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan............................................................................................. 654.2 Saran....................................................................................................... 66

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan energi perhari...............................................................16

Tabel 2.2 Menentukan berat badan ideal........................................................23

Tabel 2.3 Intervensi keperawatan...................................................................36

Tabel 4.1 Identitas klien.................................................................................42

Tabel 4.2 Identitas Orang tua.........................................................................42

Tabel 4.3 Riwayat penyakit............................................................................43

Tabel 4.4 Riwayat kehamilan dan persalinan.................................................44

Tabel 4.5 imunisasi.........................................................................................44

Tabel 4.6 pertumbuh.......................................................................................44

Tabel 4.7 Perkembangan................................................................................44

Tabel 4.8 Riwayat spiritual............................................................................45

Tabel 4.9 Pengkajian dasar.............................................................................45

Tabel 4.10 pemeriksaan fisik head to to.........................................................46

Tabel 4.11 Tabel Pemeriksaan Penunjang.....................................................48

Tabel 4.12 Tabel Terapi.................................................................................48

Tabel 4.13 Tabel Analisa Data.......................................................................49

Tabel 4.14 Tabel Diagnosa Keperawatan.......................................................50

Tabel 4.15 Tabel Intervensi............................................................................50

Tabel 4.16 Tabel Implementasi......................................................................51

Tabel 4.17 Evaluasi........................................................................................54

DAFTAR GAMBAR

2.1 Pohon Masalah DHF (Dengue Hemorragic Fever)................................10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ː Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 ː Formulir Permohonan Responden

Lampiran 3 ː Formulir Persetujuan Responden

Lampiran 4 ː Format Pengkajian

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang

1. % : Persentase

2. 0 : Derajad

3. / : Atau

4. & : Dan

5. > : Lebih dari

Singkatan

1. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

2. ICMe : Insan Cendekia Medika

3. WHO : World Health Organization

4. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

5. DHF : Dengue Hemorragic Fever

6. DINKES ːDinas Kesehatan

7. NIC ːNursing Interventions Classification

8. NOC ːNursing Outcomes Classifications

9. BHK : Babby Homster Kidney

10. IV ː Intravena

11. TTV ː Tanda – tanda vital

12. HB ː Hemoglobin

13. HT ː Hematokrit

14. MRS ː Masuk rumah sakit

15. SPTK : Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

16. SP : strategi pelaksanaan

17. BHSP : Bina Hubungan Saling Percaya

18. RM : Rekam Medik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) serta

dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan

oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, nyeri sendi

yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis

hemoragik (Sudoyo Aru, dkk 2009 dalam Huda N. A & Kusuma H, 2015).

DHF dapat menyerang semua kelompok umur, namun DBD masih

merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak. DBD sering terjadi

pada anak berusia kurang dari 15 tahun, dengan tingkat serangan tertinggi

dalam umur 5-9 tahun (Fauziah H, 2017). Penyakit DHF menimbulkan respon

antibodi yang memicu terjadinya kompleks antigen antibodi menimbulkan

respon mual, muntah, anoreksia, yang menjadikan tubuh kehilangan cairan

serta elektrolit penting dalam tubuh terbuang termasuk juga nutrisi. Salah satu

masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Widartin,

2017).

Data WHO terbaru menunjukkan dari tahun 2016-2018 ada 450 juta

infeksi dengue pertahun dimana 69 juta bermanifestasi klinis dengan berbagai

derajat dan revalensi Dengue Hemorrhagic Fever diperkirakan mencapai 3,9

milyar orang di 128 negara beresiko terinfeksi virus dengue (WHO 2018). Di

Indonesia kasus DHF pada tahun 2016 tercatat sebanyak 202.314 kasus,

dengan angka kematian 1.593 pada awal Januari hingga Mei pada tahun 2018

1

2

Kementrian kesehatan mencatat jumlah penderita DHF sebanyak 17.877

kasus, dengan 115 angka kematian (Kemenkes RI, 2018). Provinsi Jawa

Timur berada diposisi teratas sebaran penyakit Dengue Hemorrhagic Fever

tahun 2017- 2018 sebanyak 2.657 kasus tercatat di daerah Jawa Timur. Data

yang terlaporkan 13.683 (kasus) dari seluruh provinsi, 372 kabupaten/kota,

Jawa Timur memang yang paling tinggi, kemudian Jawa Barat. Data kematian

akibat Dengue Hemorrhagic Fever di Jawa timur juga paling banyak, yakni 47

pasien meninggal dunia. Data kematiannya secara nasional ada 133 (korban

meninggal) (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan survey data yang didapat dari

RSUD Bangil Pasuruan pada tahun 2017-2019 sebanyak 227 penderita dan di

Ruang Asoka RSUD Bangil Pasuruan pada tanggal 05 April rata-rata angka

kejadian Dengue Hemorragic Fever sebanyak 19 penderita di tahun 2019 (RM

RSUD Bangil).

DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah suatu penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina

lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia (NIC-NOC 2015). Hal ini

akan menyebabkan gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor

yaitu perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Setelah

virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan

gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal

seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang

mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-

kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena

kongesti pembuluh darah dibawah kulit (Nur Wakhidah A, 2015). Gejala

3

yang paling menonjol yang dialami oleh anak yaitu mual, muntah, dan

anoreksia hal tersebut menjadikan tubuh kehilangan cairan dikarenakan oleh

demam dan respon tubuh tersebut. Menjadikan banyak cairan tubuh serta

elektrolit penting dalam tubuh terbuang termasuk juga nutrisi dalam tubuh

(Widartin, 2017). Nutrisi yang kurang mencukupi tubuh untuk mengontrol

otot, kimia, darah, dan fungsi organ. Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever

menyebabkan anoreksia dan muntah dapat mengganggu pemenuhan nutrisi

klien terutama pada anak bisa pengaruhi begitu banyak aspek. Mulai dari

lambatnya perkembangan otak, perkembangan fungsi kognitif, motorik, dan

sosio emosional jangka panjang. Bahkan sebagian dampak tersebut tidak

dapat diperbaiki, sehingga muncul masalah keperawatan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh (Widartin, 2017).

Untuk mengatasi masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh akibat efek penyakit Dengue Hemorrhagic Fever tugas perawat,

menentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi

kebutuhan gizi, menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan,

mengatur diet yang diperlukan yaitu menyediakan makanan protein tinggi

(Gloria et al 2016). Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan

yang dimiliki klien, menentukan apa yang terjadi preferensi makanan bagi

klien, intruksikan klien mengenai kebutuhan nutrisi yaitu membahas pedoman

diet dan piramida makanan (Gloria et al 2016).

Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tertarik membuat karya tulis

ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada anak dengue hemorrhagic

fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4

di ruang Asoka Rumah Sakit Umum Daerah Pasuruhan tahun 2019” (Data

primer peneliti, 2019).

1.2 Rumusan masalah

Bagiaman asuhan keperawatan pada anak dengue hemorragic fever

dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di

ruang Asoka RSUD Bangil Pasuruhan?.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak Dengue

Hemorragic Fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh di Ruang Asoka RSUD Bangil Pasuruan Tahun

2019.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada anak dengue

hemoragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.

2. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengues

hemorragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.

3. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada anak dengue

hemoragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.

5

4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dengue

hemorragic fever dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.

5. Mampu melaksanakan evaluasi pada anak dengue hemorragic dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi

tentang dengue hemorragic fever sehingga menjadi masukan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kasus DHF dan sebagai referensi

peneliti selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Perawat

Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengkajian sampai

evaluasi keperawatan pada fokus permasalahan yang tepat sehingga

dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara tepat khususnya pada

Anak DHF (Dengue Hemorragic Fever).

2. Bagi Rumah Sakit

Agar dapat di gunakan sebagai masukan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada anak DHF (Dengue Hemoragic Fever),

serta dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan

pada pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit.

3. Bagi Institusi pendidikan

6

Agar dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang

perkembangan ilmu keperawatan anak dan medikal bedah, terutama

kajian pada anak dengan penyakit DHF (Dengue Hemorragic Fever).

4. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien

Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan,

perawatan, penyebab, tanda dan gejala, serta pertolongan pertama

yang dilakukan jika ada anggota kelurga yang mengalami penyakit

DHF (Dengue Hemorragic Fever).

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar DHF (Dengue Hemorragic Fever)

2.1.1 Definisi DHF (Dengue Hemorragic Fever)

Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) serta

dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue (Sudoyo Aru, , dkk 2009 dalam Huda N. A

& Kusuma H, 2015).

DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah penyakit demam akut yang

disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi

mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (widartin,

2017).

2.1.2 Etiologi DHF (Dengue Hemorragic Fever)

Virus dengue, termasuk genus flavivirus, kelurga flaviridae.

Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN - 1, DEN - 2, DEN – 3, dan DEN –

4, keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN – 3 serotype

terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi

terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antribodi yang terbentuk

terhadap serotipr lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan

perlindungan yang memadai terhadap serotipr lain tersebut. Seseorang

yang tinggal di daerah edemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4

serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat

ditemukan diberbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru, dkk 2009 dalam

Huda N. A & Kusuma H, 2015).

7

18

2.1.3 Patofisiologi DHF (Dengue Hemorragic Fever)

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk

aedes aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang

mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri

otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada

kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi

seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati

(Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali) (Widartin, 2017).

Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan

terbentuklah kompleks virus-antibody dalam sirkulasi akan mengaktivasi

system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan

C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan

merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas

dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya

perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Perembesan plasma ke ruang

ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi

hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan

(syok) (Widartin, 2017).

Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu

perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Setelah

virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan

gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,

pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan

kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti

19

pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa (Nur

Wakhidah A, 2015)

2.1.4 WOC

Gambar 2.1 Patofisiologi Sumber Huda N. A & Kusuma H, 2015)

Arbovirus (melaluli nyamuk aedes aegypti)

Beredar dalam aliran darah

Infeksi virus dengue (Viremia)

Mengaktifkan sistem komponen

Permebilitas membran meningkat

Resiko syok hipovolemik

Agregasi trombosit Kerusakan endotel pembuluh darah

TrombositopeniMerangsang faktor

pembekuanRenjatan hipovolemik

dan hipotensi

Kebocoran plasmaPerdarahanResiko perdarahan

Resiko perfusi jaringan tidak efektif

Hipoksia Jaringan

Kekurangan volume

cairan

Ke extravas

kulerAsidosis metabolik

Resiko syok hipovoemik

AbdomenParu-paru Hepar

Ascites

Mual mutah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Hepatomegali

Penekanan intraabomen

Nyeri

Efusi paru

Ketidakefektifan pola nafas

20

2.1.5 Klasifikasi DHF

Derajat penyakit DBD terbagi empat derajat menurut widartin, 2017) :

1. Derajat 1 : Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat

manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif)

2. Derajat II : Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan

perdarahan lain pada hidung (epistaksis)

3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi cepat

dan lemah, tekanan darah menurun (˂20 mm/Hg) / hipotensi disertai

kulit dingin dan lembab serta gelisah

4. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah

yang tidak dapat diukur, akral dingin dan akan mengalami syok.

2.1.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis DHF menurut Nur Wakhidah A, (2015) yaitu :

1. Mayor (Harus ada) : Suhu tubuh lebih tinggi dari 37,8 ͦC secara oral

atau 38,3 ͦC.

2. Minor (Mungkin ada)

a. Kulit kemerah-merahan

b. Hangat pada saat disentuh

c. Peningkatan frekuensi pernafasan

d. Takikardi

e. Menggigil atau merinding

f. Dehidrasi

g. Rasa sakit dan nyeri yang spesifik atau menyeluruh

h. Malaise atau keletihan atau kelemahan

21

2.1.7 Komplikasi

Komplikais pada DHF menurut Nur Wakhidah A, (2015) yaitu :

a. Infeksi primer pada demam dengue

b. Kehilangan cairan dan elektrolit

c. Hiperpireksia

d. Kejang demam adalah komplikasi paling sering pada bayi dan anak-anak

e. Epistaksis, petekie, dan lesi purpura tidak umum tetapi dapat terjadi pada

derajat manapun.

f. Keluarnya darah dari epistaksis, muntah atau keluar dari rektum, dapat

memberi kesan keliru perdarahan gastrointestinal.

Komplikasi akibat pelayanan yang tidak baik selama rawatan inap

juga dapat terjadi berupa menurut (Halstead, 2007).

a. Kelebihan cairan (fluid overload)

b. Hiperglikemia dan hipoglikemia

c. Ketidak seimbangan elektrolit dan asam-basa

d. Infeksi nosokomial

e. Praktik klinis yang buruk

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang demam berdarah dengue menurut (NANDA NIC

NOC 2015)

1. Pemeriksaan Laboratorium :

a. Trombosit menurun (˂20 mm/Hg)

b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih

c. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga

22

d. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara

e. Hipoproteinemia ( Protein darah rendah )

f. Hiponatremia ( NA rendah )

2. Pemeriksaan Radiologi

Pada foto trorax ( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II di

dapatkan efusi pleura.

2.1.9 Penatalaksanaan

Penatalaksanan demam berdarah dengue menurut Nur Wakhidah A,

(2015)

a. Grade Iː

1. Tirah baring

2. Pemberian makanan lunak

3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)

4. Pemberian cairan melalui infuse dapat di berikan antipiretik dan

cairan rumatan atau cairan oral apabila anak masih mau minum

5. Pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam

a. Grade II 

1. Pemberian cairan intra vena ( Biasanya RL )

2. Monitor tanda – tanda Vital tiap jam ( suhu,nadi ) tensi,

pernafasan jika kondisi pasien memburuk observasi tiap jam.

3. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari

4. Pemberian obat antipiretik

5. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam

b. Grade III

23

1. Cairan pe oral, cairan intravena rumatan per hari dan 5% defisit

2. Diberikan untuk 48 jam atau lebih

3. Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan

plasma, sesuai keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit

c. Grade IV

1. Bila selama pemantauan lebih dari 12 jam, keadaan klinis makin

memberat atau respons pemberian cairan minimal, maka penderita

dinyatakan untuk dirujuk (bila dirawat di Puskesmas atau klinik

atau rumah sakit daerah) atau dilakukan tindakan yang lebih

intensif, kalau perlu di rawat di ICU.

2. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit

yang menyolok disertai dengan tanda-tanda perdarahan masif. Bila

terjadi perdarahan yang masif dengan penurun kadar Hb dan Ht,

segera beri tansfusi Whole blood.

3. Bila keadaan syok masih belum teratasi dengan pemberian cairan

yang cukup sesuai perhitungan, tanda-tanda perdarahan tidak

nyata, dan pemantauan laboratorium tidak menunjukkan

perbaikan, maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen

Plasma) atau Plasma biasa.

4. Bila keadaan klinis stabil, pemeriksaan ulangan laboratorium pada

fase penyembuhan.

2.2 Konsep Dasar Nutrisi

2.2.1 Definisi Nutrisi

24

Nutrisi merupakan zat gizi yang terdapat didalam makanan, yang

terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, mineral,vitamin, air (Hidayat,

Musrifatul & Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

2.2.2 Jenis-jenis nutrisi

Jenis –jenis nutrisi dalam tubuh menurut (Hidayat, Musrifatul &

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008) yaitu :

1. Karbohidrat: zat gizi yang terdapat didalam makanan berbentuk

amilum. Dimulut, amilum diubah menjadi maltosa oleh enzim ptialin

yang ada dalam air ludah. Zat tersebut kemudian diteruskan

kelambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus keusus dua belas

jari dan sisa amlium yang belum diubah menjadi maltosa oleh amilase

pankreas ini diubah seluruhnya menjadi maltosa (Hidayat, Musrifatul

& Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)

2. Lemak: penceranan lemak dimulai dalam lambung karena dalam mulut

tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengaturkan enzim lipase

untuk mengubah sebagaian kecil lemak menjadi asam lemak dan

gliserin (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

3. Kebutuhan Energi per hari

Tabel 2.1 Kebutuhan Energi per hari

25

Umur Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (cm)

Energi (Kkal)

0-6 bulan7-12 bulan1-3 tahun4-6 tahun7-9 tahun10-12 tahun13-15 tahun

5,58,5121823,53242

607189108120139153

56080012201720186017501900

(Sumber A. Aziz, 2006)

4. Protein: kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease

terdapat dalam lambung. Enzim protease yaitu berupa pepsin yang

mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton untuk selanjutnya

diubah menjadi asam amino dan diserap oleh dinding usus. Dalam usus

dua belas jari terdapat enzim tripsin yang berasal dari pankreas yang

berfungsi mengubah sisa protein yang belum sempurna untuk diubah

menjadi albuminosa dan pepton (Hidayat, Musrifatul & Hidayat,

A.Aziz Alimul, 2008)

5. Vitamin: proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi

sederhana. Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem

transpor aktif yang membawa lemak keseluruh tubuh, sedangkan

vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme

transpor aktif (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)

6. Mineral: mineral tidak butuh pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk

tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya

mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi

pasif maupun transpor aktif. Mekanisme transpor aktif terjadi jika

kebutuhan tubuh meningkat atau diet yang rendah kadar mineralnya.

26

Mekanisme aktif ini diatur oleh hormon (Hidayat, Musrifatul &

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

7. Air: zat gizi yang paling dasar. Tubuh manusia terdiri atas kira-kira

50% - 70% air. Asupan air secara teratur sangat penting dibandingkan

dengan asupan nutrisi lain (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz

Alimul, 2008). Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar di

bandingkan orang dewasa (Djoko Pekik Irianto, 2007 dalam widartin

R. el at, 2017).

2.3 Konsep dasar ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

2.3.1 Definisi

Kebutuhan asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh

untuk proses metabolik (Huda N, A & Kusuma H, 2015)

2.3.2 Batasan karakteristik

1. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal.

2. Bising usus hiperaktif.

3. Cepat kenyang setelah makan.

4. Diare.

5. Gangguan sensasi rasa.

6. Kehilangan rambut berlebihan.

7. Kelemahan otot pengunyah.

8. Kelemahan otot untuk menelan.

9. Kerapuhan kapiler.

27

10. Kesalahan informasi.

11. Kesalahan persepsi.

12. Ketidakmampuan memakan makanan.

13. Kram abdomen.

14. Kurang informasi.

15. Kurang minat pada makanan

16. Membran mukosa pucat.

17. Nyeri abdomen.

18. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat.

19. Penurunan berat badan dengna asupan makanan adekuat.

20. Sariawan rongga mulut.

21. Tonus otot menurun.

2.3.3 Faktor yang berhubungan

1. Faktor biologis.

2. Faktor ekonomi.

3. Gangguan psikososial.

4. Ketidakmampuan makan.

5. Ketidakmampuan mencerna makanan.

6. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.

7. Kurang asupan makanan

2.3.4 Kekurangan Nutrisi

28

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah

asupan yang tidak sesui dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah

berat badan rendah meskipun asupan makanannya cukup dari kebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, kulit pucat,

konjungtiva, dan lain - lain (Hidayat, Musrifatul & Hidayat, A.Aziz

Alimul. 2008).

1. Tanda Klinis :

a. Berat badan 10-20% di bawah normal.

b. Tinggi badan di bawah ideal.

c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran

standar.

d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.

e. Adanya penurunan albumin serum.

f. Adanya penurunan transferin.

2. Kemungkinan penyebab :

a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna

kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.

b. Disfagia karena adanya kelainan persyarafan.

c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi

laktosa.

d. Nafsu makan menurun.

29

2.3.5 Metode menentukan kekurangan nutrisi

1. Riwayat makanan

Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan

tentang pola makan, tipe makanan yang di hindari ataupun di

abaikan, makanan yang lebih di sukai, yang dapat di gunakan untuk

membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana

makanan untuk masa selanjutnya.

2. Kemampuan makan

Beberapa hal yang perlu di kaji dalam hal kemampuan

makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan

sendiri tanpa bantuan orang lain.

3. Pengetahuan tentang nutrisi

Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi

adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan

nutrisi.

4. Nafsu makan, jumlah asupan.

5. Tingkat aktifitas.

6. Pengonsumsian obat.

7. Penampilan fisik

3. Pengukuran Antropometrik

30

Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat

badan, dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat di gambarkan

pada suatu kurva atau grafik sehingga dapat terlihat pola

perkembanganya.

a. Menentukan berat badan ideal

Salah satu parameter untuk mengetahui keseimbangan energi

seseorang adalah melalui penentuan berat badan ideal dan indeks

masa tubuh. Rumus Brocca adalah cara untuk mengetahui berat badan

ideal, yaitu sebagai berikut:

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100]-[10% (tinggi

badan-100)

Keterangan hasil :

1. Bila berat badanya < 80%, di kategorikan sebagai kurus.

2. Bila berat badanya 80 – 120% di kategorikan berat badan ideal.

3. Bila berat badanya > 120% di kategorikan gemuk.

Cara lain untuk menentukan berat badan ideal adalah dengan

menggunakan indeks masa tubuh. Cara ini telah di tetapkan oleh

Departemen Kesehatan RI

Tabel 2.2 Batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di indonesa

Kategori IMTKurus Kekurangan berat

badan tingkat berat

<17

Kekurangan berat badan tingkat sedang

17,0-18,5

Normal 18,5-25,0

31

Gemuk Kelebihan berat badan

tingkat ringan

>25,0-27,0

Kelebihan berat badan

tingkat berat

>27,0

Sumber: Depkes 2018

Indeks masa tubuh = Berat badan (kg)

Tinggi badan2 (m)

Cara pengukuran kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori total di temukan oleh basal metabolisme rate,

aktifitas fisik, dan spesifik dynamik action (SDA). Sebelum menentukan

jumlah kebutuhan kalori total, maka tentukan basal metabolisme rate

(BMR). Ada beberapa cara untuk mengukur BMR di antaranya adalah

1) Rumus Harris Benedict yang di kenal dengan debutan rumus REE (Resting

Energi Expenditure). Caranya adalah

BMR (laki-laki) = 66.5 + {13,5 x BB (kg)} + {5,0 x TB (cm) – (6.75 x umur (th)}

BMR (wanita) = 65,1 + {9,56 x BB (kg)} + {1,85 x TB (cm) – (4,68 x umur (th)}

2) Metode faktorial. Caranya adalah

BMR (laki-laki) = BB (kg) x 1,0 x 24 kkalBMR (wanita) = BB (kg) x 0,9 x 24 kkal

a. Tentukan berat atau ringan jenis aktivitas yang di lakukan klien.

Klien dengan aktivitas ringan harus di kurangi 10-20% dari jumlah

kalori basal, sebaliknya klien dengan aktivitas berat harus

menambahkan 10-20% dari jumlah kalori basal. Patokan orang

32

yang tergolong aktivitas berat dalah pekerja kuli bangunan atau

pekerja kasar. Orang yang bekerja di kantor, yang sebagian besar

waktunya yang di habiskan untuk duduk, termasuk aktivitas

ringan. Pekerjaan rumah tangga termasuk ke dalam aktivitas

sedang (Suarthana 2007).

b. Menghitung besarnya SDA. Di perkirakan besarnya SDA adalah

10% jumlah energi basah dan energi aktivitas (Departemen Gizi

dan Kesehatan Masyarakat FKM UI 2007).

Rumus untuk menghitung jumlah kebutuhan kalori total :

Total energi = energi basal (BMR) + energi aktivitas + SDA

Sumber : Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI 2007

4. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb,

glukosa, elektrolit.

4.2.6 Metode pemberian nutrisi

1. Pemberian nutrisi melalui oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan

keperawatan yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu

memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu

memberikan makan atau nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan

memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera

makan pada pasien.

33

2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung

merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang

tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak

mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung

atau pipa penduga. Tujuanya adalah untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi pasien.

3. Pemberian Nutrisi melalui parenteral

Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian

nutrisi berupa cairan infus yang di masukkan ke dalam tubuh

melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral

total) ataupun vena periver (untuk nutrisi parenteral parsial).

Pemberian nutrisi melalui parenteral di lakukan pada pasien yang

tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan

untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian

kebutuhan nutrisi harian.

a. Metode pemberian nutrisi melalui parenteral :

1. Nutrisi parenteral parsial

Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena

yang di gunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan

nutrisi harian pasien karena pasien masih dapat

34

menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasanya

di gunakan dalam bentuk dextrose atau cairan asamino.

2. Nutrisi parenteral total

Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena di

mana kebutuhan nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus

karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak dapat di

gunakan. Cairan yang dapat di gunakan adalah cairan yang

mengandung karbohidrat seperti triofusin E 1000, cairan

yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan

cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.

3. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral

untuk jangka waktu lama dan melalui vena parifer.

(Hidayat, AAA & Uliyah, M, 2005)

2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Anak DHF Dengan Masalah

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

2.4.1 Pengkajian

a. Identitas klien ː Terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa

medis, tanggal MRS, keluarga yang dapat di hubungi, catatan

kedatangan, no MR.

b. Riwayat utama

1) Keluhan Utama

35

Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam

lebih dari 3 hari, tidak mau makan, terdapat bintik merah pada

tubuh.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang

menyebabkan sakit kepala.

a. Tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit saat menelan,

lemah.

b. Nyeri otot dan persendian.

c. Konstipasi dan bisa juga diare.

d. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.

e. Batuk ringan.

f. Mata terasa pegal, sering mengeluarkan air mata,

(Lakrimasi), foto fobia.

g. Ruam pada kulit (kemerahan).

h. Perdarahan pada kulit ptekie, ekimosis, hematoma, dan

perdarahan lain ː Epistaksis, hematemesis, hematuria, melena.

3) Riwayat kesehatan dahulu

a. Pernah menderita DHF

b. Riwayat kurang gizi

c. Riwayat aktivitas sehari – hari.

d. Pola hidup (life style)

e. Riwayat kesehatan keluarga, adanya penderita DHF dalam

keluarga

36

f. Pemeriksaan fisik

4) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

a) Riwayat pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah besarnya

sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat di

ukur (Asmadi, 2008). Pada riwayat pertumbuhan di nyatakan

bagaimana status pertumbuhan pada anak apakah pernah

terjadi gangguan dalam pertumbuhan dan terjadinya pada saat

umur berapa dengan menanyakan atau melihat catatan

kesehatan tentang ukuran berat badan, tinggi badan lingkar

lengan atas, lingkar dada dan lingkar kepala.

1. Berat badan

a. Berat badan hari ke – 10 ː BB lahir

b. 5 bulan ː 2x lahir

c. 1 tahun ː 3x lahir

d. 2 tahun ː 4x lahir

e. Prasekolah kenaikan berat badan rata-rata ː 2 kg/tahun.

2. Pertumbuhan tinggi badan

a. Tinggi badan lahir rata-rata ː 50 cm

b. 1 tahun ː 1,5x lahir

c. 4 tahun ː 2x lahir

d. 6 tahun ː 1,5 TB setahun

e. 13 tahun ː 3x TB lahir

f. Kenaikan tinggi badan rata-rata prasekolahː

37

6-8 cm/tahun

3. Proporsi kepala, badan dan anggota gerak, 2 bulan ː

a. Kepala besar dan dan panjang (janin) hampir sama

dengan panjang badan + anggota gerak

b. Lingkar kepala rata-rata 34 cm

c. 6 bulan - 44 cm ( 50%)

d. 1 tahun = 47 cm

e. 2 tahun = 49 cm

f. Dewasa = 54 cm

(Sudarti, 2010).

b) Riwayat perkembangan

Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya

fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh

kematangan dan belajar (asmadi, 2008). Riwayat ini dapat di

lihat dari proses perkembangan anak melalui penggunaan

perkembangan DDST II (Denver Development Skrening Test

II) ː

Adapun perkembangan yang di nilai antara lainː

1. Personal social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan

mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkunganya.

2. Fine motorik adaprive (gerakan motorik halus)

38

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan di lakukan

otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

cermat.

3. Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap

suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Grass motor (gerakan motorik kasar)

Gerakan yang berhubungan dengan pergerakan dan

sikap tubuh.

Prosedur DDST ada 2 tahap ː

Tahap I ː

a. Umur 3–6 bulan

b. Umur 9-12 bulan

c. Umur 18-24 bulan

d. Umur 3 tahun

e. Umur 4 tahun

f. Umur 5 tahun

Tahap II ː Bila di curigai (Sudarti, 2010)

c) Riwayat Imunisasi

Pada pengumpulan data tentang riwayat imunisasi dasar

sepertiː

A. Jenis-jenis imunisasi yang wajib

39

1. BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif

terhadap penyakit tuberculosis (TBC). BCG di berikan 1

kali sebelum anak berumur 2 bulan.

2. Difteri, pertusis, dan tetanus

Pemberian imunisasi ini akan memberikan

kekebalan aktif terhadap penyakit diferi, pertusis dan

tetanus dalam waktu bersamaan. Imunisasi di berikan

sebanyak 3 kali sejak bayi lahir berumur dua bulan

dengan penyuntikan satu-dua bulan.

d) Riwayat social

Siapa pengasuh klien, interaksi social, kawan bermain, peran

ibu, keyakinan agama/ budaya.

e) Kebutuha dasar

Makan, minum, penurunan intake, nutrisi dan cairan, diare,

penurunan BB, mual dan muntah

f) Aktifitas dan istirahat : Kelemahan, lesu, penurunan aktifitas,

banyak berbaring

g) BAK : Tidak begitu terganggu

h) Kenyamanan : Malgia, sakit kepala

i) Higiene : Penampilan kusut, kurang tenaga

j) Pemeriksaan tingkat perkembangan

40

a. Motorik kasar: setiap anak berbeda, bersifat familiar, dan

dapat dilihat dari kemampuan anak menggerakkan anggota

tubuh.

b. Motorik halus: gerakkan tangan dan jari untuk mengambil

benda, menggengggam, mengambil dengan jari,

menggambar, menulis dihubungkan dengan usia.

k) Data psikologis

a) Anak

Krisis hospitalisasi, mekanisme koping yang terbatas

dipengaruhi oleh: usia, pengalaman sakit, perpisahan,

adanya support, keseriusan penyakit.

b) Orang tua

Reaksi orang tua terhadap penyakit anaknya dipengaruhu

oleh:

(a) Keseriusan ancaman terhadap anaknya

(b) Pengalaman sebelumnya

(c) Prosedur medis yang akan dilakukan pada anaknya

(d) Adanya suportif dukungan

(e) Agama, kepercayaan dan adat

(f) Pola komunikasi dalam keluarga

5) Pengkajian umum

a) Tingkat Kesadaran ː Komposmentis, apatis, somnolen, sopor,

koma.

41

b) Keadaan umum ː Sakit ringan, sedang, berat.

c) Keadaan gizi ː Tinggi badan dan berat badan dengan gizi baik,

sedang, buruk.

d) Tanda-tanda fital ː Suhu meningkat, tekanan darah pada DF dan

DHF dapat meningkat, sedangkan pada DSS dapat menurun,

nadi pada DF dan DHF tkikardi, sedangkan pada DSS dapat

cepat dan lemah serta ada proses penyembuhan bradikardi,

pernafasan dapat normal dan meningkat, pada DSS cepat dan

dangkal.

6) Pemeriksaan Fisik Head to toeː

a) Keadaan umum: tampak lemah, sakit berat

b) Tanda- tanda vital

(TD menurun, nafas sesak, nadi lemah dan cepat, suhu

meningkat, distresss pernafasan, sianosis)

c) TB/ BB : Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan

d) Kulit (tampak pucat, siaonosis, biasanya turgor jelek)

e) Kepala (sakit kepala)

f) Mata (tidak ada yang begitu spesifik)

g) Hidung (nafas cuping hidung, sianosis)

h) Mulut (pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir kering

dan pucat.

i) Telinga ː Lihat secret, kebersihan, biasanya tidak ada spesifik

pada kasus ini.

j) Leher (tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.

42

k) Jantung (pada kasus komplikasi ke endokarditis, terjadi bunyi

tambahan.

l) Paru (infiltrasi pada lobus paru, perkusi pekak (redup), ronchi

(+), wheezing (+), sesak nafas istirahat dan bertambah saat

beraktifitas.

m) Punggung (tidak ada spesifik)

n) Abdomen (bising usus (+), distensi abdomen, nyeri biasanya

tidak ada.

o) Genitallia (tidak ada gangguan)

p) Ekstremitas (kelemahan, penurunan aktifitas, sianosis ujung jari

dan kaki.

q) Neurologis (terdapat kelemahan otot, tanda refleks spesifik

tidak ada.

2.4.2 Pemeriksaan Penunjang

a. Darah

1. Leukositopenia atau lekositosis (N ː 5000 – 10.000 ul)

2. Trombositopenia (N ː 150.000-400.000 ul)

3. Hematokrit meningkat (Nː laki-laki 14-16 gr/dl, perempuan 12-16

gr/dl)

4. Hiponatremia 135 – 147 meq/l)

5. SGPT/SGOT , ureum dan Ph darah meningkat

N ː SGPT / SGOT < 12 U/L

43

N ː ureum 20 – 40 mg / dl

N ː Ph 7, 38 – 7, 44

b. Urin

Albuminuria ringan (Nː 4-5, 2 g/dl)

c. Uji Serologis

1. Uji hemaglutinasi inhibisi (Hl Test)

2. Uji komplemen fiksasi (CF Test)

3. Uji neutralisasi (Nt Test)

4. Lgm ELISA ( Mac ELISA)

5. Lgm ELISA

2.4.3 Analisa data

Secara garis besar, analisa data meliputi tabulasi dan penerapan

data sesuai dengan pendekatan penelitian.

2.4.4 Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan

nafsu makan yang menurun (Huda N. A & Kusuma H, 2015).

2.4.5 Intervensi Keperawatan

Table 2.3 Intervensi keperawatan menurut NANDA NIC-NOC 2016

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Hasil

Intervensi

Ketidakseimbangan

Nutrisi kurang

NOC:Batasan penyelesaian

1) Status nutrisi bayi

1. NIC:2. Intervensi keperawatan

yang disarankan untuk

44

dari kebutuhan

tubuh.

Definisi: Asupan

nutrisi tidak

cukup untuk

memenuhi

kebutuhan

metabolik.

Faktor yang

berhubungan

dengan:

1) Faktor biologis2) Faktor ekonomi3) Gangguan psikososial4) Ketidakmampuan

makan5) Ketidakmampuan

mencerna makanan6) Ketidakmampuan

mengabsorbsi nutrien7) Kurang asupan

makananBatasan

karakteristik:1) Berat badan 20% atau

lebih di bawah rentang berat badan ideal.

2) Bising usus hiperaktif.

3) Cepat kenyang setelah makan.

4) Diare.5) Gangguan sensasi

rasa.6) Kehilangan rambut

berlebihan.7) Kelemahan otot

pengunyah.8) Kelemahan otot

untuk menelan.9) Kerapuhan kapiler.

2) Status nutrisi3) Status nutrisi: Asupan

nutrisiBatasan

Karakteristik:1) Nafsu makan2) Eliminasi usus3) Pengetahuan: Diet sehat4) Status nutrisi: energi5) Status nutrisi: asupan

makanan dan cairan6) Berat badan: massa

tubuhFaktor Outcome

Menengah:1) Perilaku diet : Diet

yang sehat.2) Perilaku diet: Diet yang

di sarankan.3) Kontrol diri terhadap

kelainan makan4) Pengetahuan:

Managemen kelainan makan

5) Pengetahuan: Diet yang di sarankan

6) Pengetahuan menejemen berat badan

7) Keparahan mual dan muntah

8) Perawatan diri Makan.

menyelesaikan masalah:3. Manajemen gangguan

makan1) Manajemen

elektrolit/cairan.2) Manajemen cairan.3) Monitor cairan.

4. Manajemen nutrisi.1) Terapi nutrisi.2) Konseling nutrisi.3) Monitor nutrisi.4) Bantuan perawatan

diri: Pemberian makan.

5) Monitor tanda-tanda vital.

5. Bantuan peningkatan berat badan1) Manajemen berat

badan.2) Pemberian makan.3) Pemasangan infus.4) Terapi intravena (IV).5) Interpretasi data

laboratorium.6) Manajemen

pengobatan.7) Phlebotomi: Sampel

darah vena.8) Pengajaran: peresepan

diet.9) Pemberian Nutrisi

Total

2.4.6 Implementasi Keperawatan

45

Implementasi yang merupakan komponen dari proses

keperawatan adalah kategori dari proses keperawatan dimana tindakan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari

asuhan keperawatan yang dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry,

2015).

2.4.7 Evaluasi Keperawatan

Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan rencana tentang kesehatan

pasien yang tujuannya telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

melibatkan pasien dan sesame tenaga kesehatan (Wijaya, 2013).

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam studi kasus ini adalah studi untuk

mengeksplor masalah asuhan keperawatan pada anak Dengue

Hemorragic Fiver dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di

ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan tahun 2019.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah :

a. DHF (Dengue Hemorragic Fever)

DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah suatu penyakit

yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes

aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia

(NIC NOC 2015).

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme

untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan

pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).

c. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan

kegiatan atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan

secara langsung kepada klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan

objektif klien sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang di

36

37

hadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan

kaidah-kaidah ilmu keperawatan.

3.3 Partisipan

Partisipan pada kasus ini adalah 2 klien anak Dengue

Hemorragic Fiver dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Dengan kriteria subjek:

1) 2 klien anak usia 0-15 tahun Dengue Hemorragic Fiver

2) 2 klien yang kooperatif.

3) 2 klien mengalami defisit perawatan diri.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi

Lokasi yang di gunakan dalam penyusunan KTI studi kasus

adalah di ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Lokasi

ini beralamat di Jl. Raya Raci-Bangil, Masangan, Bangil, Pasuruan,

Jawa Timur.

3.4.2 Waktu

Waktu yang di gunakan dalam penyusunan KTI studi kasus

adalah studi kasus individu (di rumah Sakit) lama waktu sejak klien

pertama kali MRS sampai pulang dan atau klien yang di rawat

minimal 3 hari.

38

3.5 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penyusunan studi kasus ini adalah :

a. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang-dulu-keluarga dll). Sumber data

dari klien, keluarga, perawat lainnya).

b. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA :

inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pada system tubuh klien.

c. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan

data lain yang relevan).

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam studi kasus ini dilakukan dengan :

a. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan.

b. Sumber informasi tambahan menggunakan triagulasi dari tiga sumber

data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan

masalah yang diteliti.

3.7 Analisa Data

Urutan dalam analisis adalah :

a. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumen).

b. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk

catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan

dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalis

39

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan

nilai normal.

c. Penyajian Data

Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar,

bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan

jalan mengaburkan identitas dari klien.

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan

dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara

teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan

dengan metode induksi.

3.8 Etik Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :

a. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

b. Memberikan bentuk persetujuan antara dan responden studi kasus

dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan Informed consent

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan studi kasus.

c. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika studi kasus merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek studi kasus dengan

cara memberikan atau menempatkan nama responden dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil studi

yang akan disajikan.

40

d. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan peneliti studi kasus.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data

Lokasi yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah

studi kasus serta pengambilan data ini adalah di Ruang Asoka RSUD

Bangil Pasuruan yang terakreditasi Paripurna dengan kapasitas tempat

tidur 14 pasien. Lokasi ini beralamat di Jalan Raya Raci – Bangil

Pasuruan, Jawa Timur.

4.1.2 Pengkajian

1. Identitas klien

Tabel 4.1 Identitas klienIdentitas Klien Klien 1 Klien 2

NamaUmurJenis KelaminAgama PendidikanPekerjaanSuku / bangsaTanggal MRSTanggal PengkajianJam Masuk No. RMAlamat Diagnosa Masuk

An. C10 TahunPerempuanIslamSDPelajarJawa08 – 04 – 2019 10 – 04 – 201910.00 WIB004213xxBangil PasuruanDHF Grade II

An. D7 TahunLaki – laki IslamSDPelajarJawa09 – 04 – 2019 10 – 04 – 201908.00 WIB002223xxGanti PasuruanDHF Grade II

2. Identitas orang tua

Tabel 4.2 Identitas Orang tuaIdentitas Orang tua Klien I Klien II

Nama Ayah/IbuPekerjaanPendidikanSukPenanggung Jawab Biaya

Tn. ASwastaSMPJawaOrang tua

Tn. NSwastaSMAJawaOrang tua

41

42

3. Riwayat Penyakit

Tabel 4.3 Riwayat penyakitRiwayat Penyakit

Klien 1 Klien 2

Keluhan Utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat alergi

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat Lingkungan Rumah atau Komunitas

Keluarga pasien mengatakan, pasien muntah 5x, dan tidak mau makan

Keluarga pasien mengatakan panas sudah 7 hari, muntah 5x, gusi berdarah, nyeri perut, lalu oleh kedua oarang tua nya dibawa ke IGD RSUD Bangil Pasuruan.

Keluarga klien mengatakan, klien mempunyai riwayat penyakit kejang pada saat usia 12 bulan.

Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.

Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti HT, DM, dan Hepatitis

Ibu klien mengatakan keadaan rumah bersih, kamar mandi dikuras 1 minggu 1x, lingkungan di sekitar rumah kotor, banyak selokan yang jarang di bersihkan.

Keluarga pasien mengatakan, pasien muntah 5x, dan tidak mau makan

Keluarga pasien mengatakan panas 6 hari, muntah 5x, mimisan 3x, batuk, sakit perut, BAB hitam, lalu oleh keluarga di bawa ke IGD RSUD Bangil Pasuruan.

Keluarga klien mengatakan, klien tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu seperti Yang di derita klien saat ini.

Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.

Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti HT, DM, dan Hepatitis

Ibu klien mengatakan keadaan rumah bersih, kamar mandi dikuras 1 minggu 1x, lingkungan di sekitar rumah kotor, banyak selokan yang jarang di bersihkan.

43

4. Riwayat kehamilan dan persalinan

Tabel 4.4 Riwayat kehamilan dan persalinanRiwayat kehamilan

dan persalinanKlien 1 Klien 2

Penyakit yang pernah diderita selama hamil

Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan

Gestasi Jenis persalinanBB LahirKelainan Kongenital

Ibu klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit selama hamil.

Ibu klien mengatakan tidak ada obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan

9 bulanNormal3,0 kgTidak ada kelainan kongenital

Ibu klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit selama hamil.

Ibu klien mengatakan tidak ada obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan

9 bulanNormal3,1 kgTidak ada kelainan kongenital

5. Imunisasi

Tabel 4.5 imunisasiJenis Imunisasi Klien 1 Klien 2

BCGDPTHepatitisCampakPolio

1 kali, umur 1 bulan1 kali1 kali1 kali1 kali

3 kali, umur 1 bulan3 kali, umur 2, 3, 4 bulan1 kali, saat lahir1 kali, umur 8 bulan4 kali, umur 1,2,3,4 bulan

6. Tumbuh kembang

Tabel 4.6 pertumbuhPertumbuhan Klien 1 Klien 2

Berat BadanBB Sebelum SakitTinggi BadanLingkar Lengan Atas

25 kg25 kg30 cm9 cm

20 kg20 kg29 cm8 cm

Tabel 4.7 PerkembanganPerkembangan, Usia Anak

SaatKlien 1 Klien 2

Tengkurap

Duduk

Berdiri

BerjalanMengangakat kepala

Merangkak 9 bulan

Bisa bicara

4 bulan

9 bulan

1 tahun 2 bulan

11 bulan 1 bulan4 bulan

9 bulan

1,5 tahun

4 bulan

8 bulan

1 tahun, 1 bulan

1 tahun4 bulan

9 bulan

1,5 tahun

44

Perkembangan, Usia Anak Saat

Klien 1 Klien 2

Tumbuh gigi

Tahap perkembangan psikososial

Tahap Perkembangan Psikoseksual

Tahap Kognitif

3 tahun

Ibu klien mengatakan mengatakan teman di lingkungan sekolah maupun di rumah banyak.

Ibu klien mengatakan klien lebih senang bermain dengan wanita sebaya

Anak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat misal 1+ 1 = 2.

3 tahun, 1bulan

Ibu klien mengatakan mengatakan teman di lingkungan sekolah maupun di rumah banyak

Ibu klien mengatakan klien lebih senang bermain dengan teman cowok sebaya

Anak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat misal 1+ 1 = 2.

7. Riwayat spiritual

Tabel 4.8 riwayat spiritual Klien 1 Klien 2

Ibu klien mengatakan anaknya rajin ibadah dan mengaji saat di rumah

Ibu klien mengatakan anaknya ibadah tapi belom 5 waktu saat di rumah.

8. Pengkajian dasar

Tabel 4.9 pengkajian dasarData Klien 1 Klien 2

Nutrisi Di rumah ːKlien makan 3x sehari (Nasi, lauk, sayur)Di rumah sakitːKlien makan 3x sehari porsi sedikit (Nasi, lauk, sayur, buah), di tambah buah anggur yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan 4 biji.

Di rumah ː Klien makan 3x sehari (Nasi,lauk,sayur)Di rumah sakitːKlien tidak mau makan sama sekali Cuma minum air tapi sedikit, di tambah buah apel yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan ½ buah.

Eliminasi Di Rumah ːBAB 1x/hariBAK 6x/hariDi rumah sakitːSelama di Rumah sakit klien belum bisa BABBAKː 3x/hari

Di rumah ː BAB 1x/hariBAK 5x/hariDi rumah sakit ːSelama di Rumah sakit klien belom bisa BABBAKː 4x/hari.

Istirahat Tidur

Di rumahː Selama di rumah pasien istirahat siang 2 jam, malam 10 jamDi rumah sakitː Selama di RS pasien istirahat siang 3 jam, istirahat malam 8 jam

Di rumahː Selama di rumah pasien jarang tidur siang, tidur malam 8 jam.Di rumah sakitː Selama di RS pasien istirahat siang 2 jam, istirahat malam 7 jam

Aktivitas Di rumahː Bermain, belajar, sekolah, mengaji.Di rumah sakitː Selama di RS pasien hanya bermain di atas tidurnya.

Di rumahː Bermain, belajar, sekolah, mengaji.Di rumah sakit ːSelama di RS pasien hanya bermain di atas tidurnya.

45

9. Pemeriksaan fisik

Tabel 4.10 pemeriksaan fisik head to toKlien 1 Klien 2

1. Keadaan UmumKesadaranGCS (glasgow coma scale)Tanda-tanda VitalNadiSuhuRespiration Rate

LemahComposmentis4-5-6

100/70 Mmhg109x per menit37°C21x per menit

LemahComposmentis4-5-6

110/80 Mmhg124x per menit37,8 °C18x per menit

2. Kulit PucatSianosisTurgor KulitLesi

TidakTidakKurangTidak ada

TidakTidakKurangTidak ada

3. KepalaBentuk KepalaBentuk WajahKeluhan PusingBenjolanPertumbuhan Rambut

SimetrisSimetrisIyaTidak AdaMerata

SimetrisSimetrisIyaTidak AdaMerata

4. MataPergerakan Bola MataRefleks PupilKonjungtivaKornea

SimetrisNormalAnemisBening

SimetrisNormalAnemisBening

5. HidungBentukPernapasan Cuping HidungSepumnasiTerpasang NGT

SimetrisTidak

SimetrisTidak

SimetrisTidak

SimetrisTidak

6. MulutMukosa BibirPucatSianosisGigiLidah

KeringIyaTidakBersihBersih

KeringIyaTidakBersihBersih

7. Telinga Bentuk Daun TelingaKebersihanSekretFungsi Pendengaran

SimetrisBersihTidak AdaNormal

SimetrisBersihTidak AdaNormal

8. Leher BentukPembesaran Kelenjar TyroidPembesaran JVP

SimetrisTidak Ada

Tidak Ada

SimetrisTidak Ada

Tidak Ada9. Jantung

Keluhan Nyeri dadaIrama JantungCRT

Tidak AdaTeraturKurang dari 3 Detik

Tidak AdaTeraturKurang dari 3 Detik

46

Klien 1 Klien 2

10. Paru-paruKeluhanBentuk DadaPergerakan NafasIrama NapasSuara Napas

Tidak adaSimetrisSimetrisTeraturVesikuler

Tidak adaSimetrisSimetrisTeraturVesikuler

11. PunggungKeluhan NyeriLuka/Lesi

Tidak AdaTidak Ada

Tidak AdaTidak Ada

12. AbdomenBentukBising UsusNyeri tekanPembesaran HeparPembesaran LienAscitesMualMuntah

SimetrisNormal 17 x/menitTidak Tidak AdaTidak AdaTidak AdaIyaIya, pasien muntah 4x

SimetrisNormal 20 x/menitTidakTidak AdaTidak AdaTidak AdaIyaIya, pasien muntah 5x

13. GenataliaKeluhanAlat Bantu KateterKandung Kencing MembesarNyeri tekanLuka/LesiProduksi UrineWarnaBau

Tidak AdaTidakTidak

Tidak AdaTidak Ada200cc/24 jamKuningKhas

Tidak AdaTidakTidak

Tidak AdaTidak Ada150 cc/24 jamKuningKhas

14. EkstermitasKelainan EkstremitasKelemahanSianosis Ujung JariKekuatan Otot

Tidak AdaTidak AdaTidak

5 55 5

Tidak AdaTidak AdaTidak

5 55 5

15. NeurologisKesadaranGCSKeluhan Pusing

Composmentis4-5-6Iya

Composmentis4-5-6Iya

47

4.1.3 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Darah

Tabel 4.11 Tabel Pemeriksaan PenunjangJenis Pemeriksaan

Klien 1(Pemeriksaan tgl 08-02-2017)

Klien 2(Pemeriksaan tgl 08-02-2017)

NilaiNormal

HEMATOLOGI Darah LengkapLeukosit (WBC)NeutrofilLimfositMonositEosinofilBasofilNeutrofil %Limfosit %Monosit %Eosinofil %Basofil %Eritrosit (RBC)

Hemoglobin (HGB)Hematokrit (HCT)MCVMCHMCHCRDWPLTMPV

2,67

1,40,60,60,00,150,923,6H 23,0L 0,3H2,35,430

14,10

41,20

L 75,90L26,0034,30L10,60449,72

3,85

2,50,70,50,00,065,919,2H 13,4L 0,31,05,920

15,40

44,10

L 74,60L 26,0034,90L 10,50L 397,79

37,70-10,1

39,3-73,718,0-48,34,40-12,70,600-7,300,00-1,704,2-11,0

12,0-16,0

38-47

81,1-96,027,0-31,231,8-35,411,5-14,5155-3666,90-10,6

4.1.4 Terapi

Tabel 4.12 Tabel TerapiKlien 1 Klien 2

Infus asering 5 1000cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x12.5 mgInjeksi ondansentron 1x3,75 mgInjeksi antrain 3x250 mgProbiokid 1x1Vitamin c 1x1/2

Infus asering 5 1500 cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x20 mgInjeksi antrain 200 mgInjeksi ondansentron 1x2 mgProbiokid 1x1

4.1.5 Analisa data

Tabel 4.13 Tabel Analisa Data

48

Analisa Data Etiologi MasalahKlien 1Data Subyektif : Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 4x, dan nafsu makan berkurang.Data Objektif :

1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah 3. Pasien tidak nafsu makan.4. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 110/70 MmhgN ː 109x per menitS ː 37,7 °cRR ː 21x per menit

5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis

GCS ː 4-5-67. BB : 25 kg8. CRT < 3detik9. Tidak terpasang NGT10. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 44 103/uLHematokrit ː 41,20 %Leukosit ː 2,67Hemoglobin ː 14,10 g/dl

Intek : Klien makan 3x sehari porsi sedikit (Nasi, lauk, sayur, buah), di tambah buah anggur yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan 4 biji.Terapi : Infus asering 5 1000cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x12.5 mgInjeksi ondansentron 1x3,75 mgInjeksi antrain 3x250 mgProbiokid 1x1Vitamin c 1x1/2

Output : mutah 5 kali Selama di Rumah sakit klien belum bisa BABBAKː 3x/hari

Klien 2Data Subyektif :Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 5x, dan tidak mau makan.Data Obyektif :

1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah

saat makan3. Pasien tidak nafsu makan4. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 110/80 MmhgN ː 124x per menit

Virus Dengue

Ativasi C3 dan C5

Viremia

Hiperthermi

Anoreksia, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Virus Dengue

Ativasi C3 dan C5

Viremia

Hiperthermi

Anoreksia, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Klien 1 ː Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Klien 2 ː Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

49

S ː 37,8 °cRR ː 18x per menit

5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː

4-5-67. BB ː 20 kg8. Klien hanya mau minum air

mineral.9. CRT < 3detik10. Tidak terpasang NGT11. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 39 103/uLHematokrit ː 44,10 %Leukosit ː 3,85Hemoglobin ː 15,40 g/dl

Intek: Klien tidak mau makan sama sekali Cuma minum air tapi sedikit, di tambah buah apel yang di bawakan dari rumah klien menghabiskan ½ buah.Terapi:Infus asering 5 1500 cc/24 jamInjeksi omeprazole 2x20 mgInjeksi antrain 200 mgInjeksi ondansentron 1x2 mgProbiokid 1x1

Output: Mutah 5 kaliSelama di Rumah sakit klien belom

bisa BABBAKː 4x/hari

4.1.6 Diagnosa keperawatan

Tabel 4.14 Tabel Diagnosa KeperawatanKlien 1 Klien 2

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

4.1.7 Intervensi

50

Tabel 4.15 Tabel IntervensiDiagnosa Keperawatan

NOC(NURSING OUTCOME CALSSIFICATION)

NIC(NURSING INCOME CLASSIFICATION)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

Klien 1ː Tujuan ː Nutrisi klien terpenuhi setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.Kriteria hasilː

1. Mual berkurang.2. Nafsu makan

meningkat.3. Makan habis 1 porsi.4. Berat badan

tetap/bertambah.5. Tidak ada edema

pada tungkai.

Klien 2 ː Tujuan ː Nutrisi klien terpenuhi setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.Kriteria hasilː

1. Mual berkurang.2. Nafsu makan

meningkat.3. Makan habis 1 porsi.4. Berat badan

tetap/bertambah.5. Tidak ada edema pada

tungkai

Klien 1ː4. Intervensi keperawatan yang

disarankan untuk menyelesaikan masalah:

5. Manajemen nutrisi.1. Monitor nutrisi.2. Monitor tanda-tanda vital.Bantuan peningkatan berat badan1. Manajemen berat badan.2. Pemberian makan.3. Terapi intravena (IV).4. Interpretasi data

laboratorium.

Klien 2ːIntervensi keperawatan yang disarankan untuk menyelesaikan masalah:

6. Manajemen nutrisi.1) Monitor nutrisi.2) Monitor tanda-tanda vital.Bantuan peningkatan berat badan1) Manajemen berat badan.2) Pemberian makan.3) Terapi intravena (IV).4) Interpretasi data

laboratorium.

4.1.8 Implementasi

51

Tabel 4.16 Tabel Implementasi

Diagnosa Keperawatan Tanggal Waktu Implementasi

Klien 1 10-04-2019 Dinas PagiKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

08.00

08.15

10.00

10.15

12.00

12.05

Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 25 kg berat badan sesudah sakit 25 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1000cc/24 jam, Injeksi omeprazole 12.5 mg, Injeksi ondansentron 3,75 mg, Injeksi antrain 250 mg, Probiokid 1x1, Vitamin c 1/2.Memberikan makan nasi lunak pasien menghabisan 2-3 sendok makan. dan jus jambu pasien menghabiskan ½ gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien : nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien hanya menghabiskan 3 sendok makan saja.Memonitor tanda-tanda vitalTD ː 110/70 MmhgN ː 109x per menitS ː 37,7 °cRR ː 21x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː44 103/uLHematokritː 41,20 %Leukosit ː2,67Hemoglobinː 14,10 g/dl

Klien 1 11-04-2019 Dinas Pagi Implementasi08.10

10.00

10.15

11.00

11.10

12.00

Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 25 kg berat badan sesudah sakit 25 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1000cc/24 jam, Injeksi omeprazole 12.5 mg, Injeksi ondansentron 3,75 mg, Injeksi antrain 250 mg, Probiokid 1x1, Vitamin c 1/2.Memberikan makan nasi lunak pasien menghabiskan 4 sendok makan dan buah semangka pasien menghabiskan ½ gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien : nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien hanya menghabiskan 3 sendok makan saja.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,6 °cRR ː 22x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 145 103/uLHematokrit ː 46,50%Leukosit ː 2,64Hemoglobin ː 14,90 g/dl

Klien 1 12-04-2019 Dinas Pagi Implementasi

52

08.00

08.15

10.00

10.15

12.00

12.05

Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan.Memberikan terapi Infus asering 5 1000cc/24 jam, Injeksi omeprazole 12.5 mg, Injeksi ondansentron 3,75 mg, Injeksi antrain 250 mg, Probiokid 1x1, Vitamin c 1/2.Memberikan makan nasi lunak pasien menghabiskan 1 porsi yang di sediakan oleh rumah sakit dan buah semangka pasien menghabiskan 1 gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien membaik sehingga pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang di sediakan rumah sakit.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 100/70 MmhgN ː 88x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 250 103/uLHematokrit ː 46,50 %Leukosit ː 3,90Hemoglobin ː 14,90 g/dl

Diagnosa Keperawatan Tanggal Waktu Implementasi

Klien 2 10-04-2019 Dinas PagiKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

08.00

08.15

10.00

10.15

11.20

12.00

Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 20 kg berat badan sesudah sakit 20 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1500 cc/24 jam, Injeksi omeprazole 20 mg, Injeksi antrain 200 mg, Injeksi ondansentron 2 mg, Probiokid 1x1Memberikan makan nasi lunak, pasien tidak mau makan sama sekali dan jus jambu pasien menghabiskan ½ gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien tidak mau makan sama sekali.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 110/70 MmhgN ː 124x per menitS ː 37,5 °cRR ː 18x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 39 103/uLHematokrit ː 44,10 %Leukosit ː 3,85Hemoglobin ː 15,40 g/dl

Klien 2 11-04-2019 Dinas Pagi Implementasi08.00

08.15

Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan : berat badan sebelum sakit 20 kg berat badan sesudah sakit 20 kgMemberikan terapi Infus asering 5 1500 cc/24 jam, Injeksi omeprazole 20 mg, Injeksi antrain 200 mg, Injeksi ondansentr 2 mg, Probiokid 1x1

53

10.00

10.15

11.15

12.00

Memberikan makan nasi lunak pasien menghabisan 2 sendok makan dan jus jambu pasien menghabiskan ½ gelas..Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien berkurang sehingga pasien Cuma menghabiskan 2 sendok makan saja.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 90/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 145 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,95Hemoglobin ː 17,70 g/dl

Klien 2 21-04-2019 Dinas Pagi Implementasi08.00

08.15

10.00

10.15

12.00

13.00

Menimbang berat badan apakah ada perubahan berat badan.Memberikan terapi Infus asering 5 1500 cc/24 jam, Injeksi omeprazole 20 mg, Injeksi antrain 200 mg, Injeksi ondansentron 2 mg, Probiokid 1x1Memberikan makan nasi lunak pasien menghabisan 1 porsi yang di sediakan rumah sakit. dan jus jambu pasien menghabiskan 1 gelas.Melihat perkembangan nafsu makan pasien, nafsu makan pasien membaik sehingga pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang di sediakan rumah sakit.Memonitor tanda-tanda vitalːTD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 21x per menitMemonitor hasil laboratoriumːTrombosit ː 290 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,90Hemoglobin ː 17,80 g/dl

54

4.1.9 Evaluasi

Tabel 4.17 EvaluasiDiagnosa

keperawatanTanggal Evaluasi

Klien 1Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

10-04-2019 Subjektif ː Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 4x, dan nafsu makan berkurang

Objektif ː 1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah saat makan.3. Pasien tidak nafsu makan.4. CRT < 3detik5. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 110/70 MmhgN ː 109x per menitS ː 37,7 °cRR ː 21x per menit

6. Wajah klien tampak pucat7. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-68. BB : 25 kg9. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 44 103/uLHematokrit ː 41,20 %Leukosit ː 2,67Hemoglobin ː 14,10 g/dl

A ː Masalah belum teratasiP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1,2,3,4,5,6, 7,8,9.

Klien 1Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

11-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan pasien tidak nafsu makanOː 1. Keadaan umum cukup2. Pasien sudah tidak mual dan muntah3. Pasien tidak nafsu makan.4. CRT < 3detik5. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,6 °cRR ː 22x per menit

6. Wajah klien tampak pucat7. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-68. BB : 25 kg9. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 145 103/uLHematokrit ː 46,50%Leukosit ː 2,64Hemoglobin ː 14,90 g/dl

A ː Masalah teratasi sebagianP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1,3,4, 6, 7, 8, 9.

Diagnosa Tanggal Evaluasi

55

keperawatan

Klien 1Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

12-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan pasien sudah nafsu makanOː 1. Keadaan umum baik2. Pasien tidak mual dan muntah3. Pasien nafsu makan.4. CRT < 2detik5. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 100/70 MmhgN ː 88x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menit

6. Wajah klien tidak pucat7. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-6

8. BB : 25 kg9. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 250 103/uLHematokrit ː 46,50 %Leukosit ː 3,90Hemoglobin ː 14,90 g/dl

A ː Masalah teratasiP ː Intervensi di hentikan

Klien 2Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

10-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 5x, dan tidak mau makanOː 1. Keadaan umum lemah2. Pasien tampak mual dan muntah saat makan3. Pasien tidak nafsu makan4. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 110/70 MmhgN ː 124x per menitS ː 37,5 °cRR ː 18x per menit

5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-67. BB ː 20 kg8. Klien hanya mau minum air mineral.9. CRT < 3detik10. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 39 103/uLHematokrit ː 44,10 %Leukosit ː 3,85Hemoglobin ː 15,40 g/dl

A ː Masalah belum teratasiP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8,

9,10

Diagnosa Tanggal Evaluasi

56

keperawatan

Klien 2Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

11-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan, pasien mual, muntah 3x, dan tidak nafsu makanOː 1. Keadaan umum cukup2. Pasien tampak mual dan muntah saat makan3. Pasien tidak nafsu makan4. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 90/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 22x per menit

5. Wajah klien tampak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-67. BB ː 20 kg8. Klien hanya mau minum air mineral.9. CRT < 3detik10. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 154 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,95Hemoglobin ː 17,70 g/dl

A ː Masalah teratasi sebagianP ː Intervensi di lanjutkan nomer 1, 2, 3, 5, 8, 9, 10.

Klien 2Dx: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

12-04-2019 Sː Keluarga pasien mengatakan, pasien sudah nafsu makan tapi sedikit, mual, muntah 2x.

Oː 1. Keadaan umum cukup2. Pasien masih tampak mual dan muntah3. Pasien nafsu makan tapi sedikit4. Tanda-Tanda Vitalː

TD ː 100/70 MmhgN ː 80x per menitS ː 36,5 °cRR ː 21x per menit

5. Wajah klien tidak pucat6. Kesadaran composmentis GCS ː 4-5-67. BB ː 20 kg8. CRT < 2detik9. Hasil laboratoriumː

Trombosit ː 290 103/uLHematokrit ː 48,70 %Leukosit ː 7,90Hemoglobin ː 17,80 g/dl

A ː Masalah teratasi sebagianP ː Intervensi di lanjutkan nomer 2 dan 3.

57

4.2 Pembahasan

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang laporan kasus asuhan

keperawatan anak dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh pada kasus DHF (Dengue Hemorragic Fever) di ruang

anak RSUD Bangil Pasuruan. Di sini peneliti akan membahas diagnosis

prioritas utama yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan proses penyakit. DHF (Dengue Hemorragic

Fever) dengan alasan, bahwa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh merupakan masalah utama yang harus segera di atasi.

Ruang lingkup pembahasan ini meliputiː Pengkajian, diagnose, Intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

4.2.1 Pengkajian

1. Data Subjektif

Pada data subjektif dari pengkajian antara 2 klien didapatkan

keluhan yang sama yaitu panas, penurunan nafsu makan, mual dan

muntah disertai lemas, tetapi penurunan nafsu makan klien 2 lebih

parah daripada klien 1.

DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah suatu penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti

betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia. Anak

merupakan yang paling rentan yang biasanya banyak terjadi pada anak

usia 0-12 tahun. Penyakit ini berhubungan erat dengan higiene

perorangan dan sanitasi lingkungan. Kebersihan yang buruk dapat

58

berdampak buruk apabila penderita mengalami ketidakseimbangan

nutrisi akibat mual muntah. (NIC NOC 2018).

Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut terdapat

kesenjangan antara teori dan praktek karena peneliti menemukan

perbedaan pada keluhan utama yang dialami oleh kedua klien dengan

gejala yang muncul dikarenakan respon dalam penerimaan nutrisi yang

ditunjukkan oleh klien yang berbeda. Adapun pada klien 2 lebih

melakukan penolakan dalam penerimaan nutrisi daripada klien 1.

2. Data Obyektif

Pemeriksaan fisik pada data obyektif antara klien 1 dan klien 2

didapatkan pemeriksaan fisik dengan tanda gejala yang tidak sama

yakni pada klien 1 ditemukan TD : 110/70mmHg, N : 109x/menit, S :

37,7°C, RR : 21x/menit, kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, mau

makan nasi 2-3 sendok sedangkan pada klien 2 TD : 110/80 mmHg,

N :124x/menit, S : 37,8 oC, RR : 18x/menit, kesadaran composmentis,

GCS 4-5-6, klien hanya mau minum air putih dan tidak mau makan.

DHF (Dengue Hemorragic Fever) disebabkan oleh gigitan

nyamuk betina yang mengandung virus dengue, nyamuk tersebut

menyebabkan infeksi arbovirus akut. Penyakit ini sering menyerang

anak, remaja, dan dewasa yang menimbulkan respon antibodi, respon

antibodi memicu terjadinya kompleks antigen antibodi menimbulkan

respon mual, muntah, anoreksia, hal tersebut menjadikan tubuh

kehilangan cairan dikarenakan oleh demam oleh respon tubuh tersebut.

Menjadikan banyak cairan tubuh serta elektrolit penting dalam tubuh

59

terbuang termasuk juga nutrisi. Nutrisi yang kurang mencukupi tubuh

untuk mengontrol otot, kimia, darah, dan fungsi organ, selain itu

penyakit DHF menyebabkan anoreksia dan muntah dapat mengganggu

pemenuhan nutrisi klien terutama pada anak bisa pengaruhi begitu

banyak aspek. "Mulai dari lambatnya perkembangan otak,

perkembangan fungsi kognitif, motorik, dan sosio emosional jangka

panjang. Bahkan sebagian dampak tersebut tidak dapat diperbaiki.

(Andra dan Yessie 2013).

Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut ditemukan data

yang sama klien 1 dan klien 2 masing-masing mengalami penurunan

nafsu makan dan muntah ketika makan serta badan lemas. Hanya saja

klien 1 masih mau makan 2-3 sendok, dibandingkan dengan klien 2

yang hanya mau minum air putih saja.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan pada klien 1 dan klien 2 berdasarkan hasil

pengkajian, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostic

yang didapatkan menunjukkan masalah yang dialami kedua klien adalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anorexia, mual dan muntah.

Klien dengan riwayat DHF (Dengue Hemorragic Fever) dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh akan

rentan dengan nutrisi yang kurang mencukupi tubuh untuk mengontrol

otot, kimia, darah, dan fungsi organ, selain itu penyakit DHF

menyebabkan anoreksia dan muntah dapat mengganggu pemenuhan

60

nutrisi klien terutama pada anak bisa pengaruhi begitu banyak aspek.

"Mulai dari lambatnya perkembangan otak, perkembangan fungsi

kognitif, motorik, dan sosio emosional jangka panjang. Bahkan sebagian

dampak tersebut tidak dapat diperbaiki," sehingga muncul Masalah

Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

(Andra dan Yessie 2013).

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien 2

adalah NOC status nutrisi dan nafsu makan. Pada klien 1 diberikan infus

asering 5 1000cc/24 jam, injeksi omeprazole 2x12.5 mg, injeksi

ondansentron 1x3,75 mg, injeksi antrain 3x250 mg, probiokid 1x1,

vitamin c 1x1/2. Sedangkan pada klien 2 diberikan infus asering 5 1500

cc/24 jam, injeksi omeprazole 2x20 mg, injeksi antrain 200 mg, injeksi

ondansentron 1x2 mg, probiokid 1x1.

NIC-NOC (2017) menjelaskan bahwa pada NOC nafsu makan

menurun dengan NIC monitor nutrisi : Timbang berat badan pasien,

monitor adanya penurunan berat badan, monitor turgor kulit, monitor

kulit kering, monitor adanya mual muntah, identifikasi abnormalitas

eliminasi bowel, monitor diet dan asupan makanan, monitor tipe dan

banyaknya aktivitas yang biasa yang dilakukan, identifikasi perubahan

nafsu makan, monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah,

monitor adanya warna pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva yang

kering, monitor kadar albumin, total protein, trombosit, leukosit,dan

61

kadar Hematokrit, monitor makanan kesukaan, monitor pertumbuhan dan

perkembangan.

Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut intervensi

keperawatan digunakan sesuai dengan keluhan utama dan tanda gejala

yang dialami oleh klien 1 dan klien 2. Intervensi keperawatan menurut

NIC-NOC (2017) dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh menggunakan NOC status nutrisi dengan NIC

Manajemen nutrisi : Mengkaji adanya alergi makanan dan jika klien

didapat mempunyai alergi makanan dapat dicegah dalam pemberian

makanan, melakukan perawatan mulut sebelum makan, pastikan diet

mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk mencegah konstipasi,

berikan kalori tentang kebutuhan nutrisi, beri obat-obatan sebelum makan

jika diperlukan, Monitor kalori dan asupan makanan, monitor

kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan, ajarkan

pasien bagaimana membuat catatan makanan harian, kaji kemampuan

pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, tawarkan makanan

yang padat gizi.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang diberikan pada klien 1 dan klien

2 sudah sesuai dengan apa yang ada pada intervensi keperawatan, tetapi

untuk kolaborasi pemberian terapi pada klien 1 diberikan infus asering 5

1000cc/24 jam, injeksi omeprazole 2x12.5 mg, injeksi ondansentron

1x3,75 mg, injeksi antrain 3x250 mg, probiokid 1x1, vitamin c 1x1/2.

Sedangkan pada klien 2 diberikan infus asering 5 1500 cc/24 jam, injeksi

62

omeprazole 2x20 mg, injeksi antrain 200 mg, injeksi ondansentron 1x2

mg, probiokid 1x1. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua klien dengan

masalah keperawatan yang sama tapi tidak sama dalam pemberian terapi.

Implementasi yang merupakan komponen dari proses

keperawatan adalah kategori dari proses keperawatan dimana tindakan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari

asuhan keperawatan yang dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry,

2005). Implementasi merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi.

Menurut Debora (2011) perlakuan yang dilakukan pada klien akan

berbeda, disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang

paling dibutuhkan klien. Pelaksanaan pengelolaan dari perwujudan

intervensi meliputi kegiatan yaitu validasi, rencana keperawatan,

mendokumentasikan rencana, memberikan askep dalam pengumpulan

data, serta melaksanakan adusa dokter dan ketentuan RS.

Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut implementasi yang

dilakukan pada studi kasus pada kedua klien dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh sudah sesuai

dengan intervensi. Jika ada penambahan pada implementasi untuk

kolaborasi dengan tim dokter itu dilakukan untuk mempercepat

kesembuhan klien dalam pemenuhan nutrisi.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 yang dilakukan

selama 3 hari, pada hari pertama dan hari kedua yang belum mencapai

criteria hasil karena keluhan dan tanda gejala yang dialami klien masih

63

teratasi sebagian dan masih sama dengan saat pengkajian dilakukan yakni

kedua klien masih mengalami penurunan nafsu makan. Pada hari ketiga

klien 1 dan klien 2 mengalami perubahan evaluasi keperawatan yang

menunjukkan adanya peningkatan nafsu makan, pada klien 1 tidak lagi

mual dan muntah saat makan dan pada klien 2 masih mengalami mual

dan muntah saat makan, keadaan umum pada klien 1 baik dan klien 2

cukup. Bahkan klien 1 menurut visite dokter sudah diperbolehkan pulang,

sedangkan klien 2 masih terjadi muntah, keadaan umum cukup dan mau

makan tapi sedikit.

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan

yang merupakan perbandingan yang sistematis dan rencana tentang

kesehatan pasien yang tujuannya telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (Wijaya, 2013). Evaluasi

merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan

perbandingan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat

pada tahap perencanaan (Nikmatur &Saiful, 2012).

Berdasarkan keterangan data dan teori tersebut pada hari kedua,

kedua klien menunjukkan hasil yang berbeda karena masih mengeluh

penurunan nafsu makan tetapi klien 1 sudah menunjukkan peningkatan

nafsu makan yang baik dibandingkan dengan klien 2.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada An. C dan An. D dengan

kasus DHF (Dengue Hemorragic Fever), keluarga dan klien

menginginkan perawatan yang lebih intensif di Rumah Sakit dan

menginginkan lekas sembuh.

2. Diagnosa keperawatan aktual yang muncul pada klien 1 dan klien 2

yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

3. Intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan NIC

2018 mengenai ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Hal tersebut disesuaikan dengan keadaan klien, sehingga diharapkan

mendapatkan pencapaian yang optimal.

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan secara observasi, mandiri,

edukasi dan kolaborasi, disesuiakan dengan intervensi yang telah

diambil dari NIC 2018 agar mencapai tujuan yang diharapkan. Peneliti

melakukan implementasi disesuaikan dengan kondisi klien selama 3

hari.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada klien dengan masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menunjukan

bahwa keluarga dan klien mampu menerapkan aturan-aturan dari dokter

maupun perawat yang bertugas.

64

65

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran antara

lain :

1. Bagi pasien dan keluarga

Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat dan

peneliti selama proses pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien

dan keluarga mandiri dalam mencegah, meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan baik bagi diri, keluarga maupun lingkungan,

sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.

2. Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan sebagai tempat menempuh ilmu keperawatan

diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai acuhan dalam penelitian

yang selanjutnya, yang terkait dengan masalah seperti ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan

refrensi dan acuan untuk peneliti selanjutnya serta dapat memanfaatkan

waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan

kepada klien secara maksimal dengan hasil sesuai yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Andra F,S & Yessie M.P. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta :

Nuha Medika

Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta ː Salemba Medika

Asmadi. 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta ː Salemba

Medika

Bulechek, Gloria M Et Al.2016. Nursing Interventions Classifications (Nic). 6th

Edition. Elsevier:Indonesia

Djoko Pekik Irianto, 2007, Panduan Gizi Lengkap Keluarga Dan Olahragawan.

Yogyakarta: Cv. Andi Offset.Elizabeth, Dkk. 2015. Nursing Outcomes

Classifications. Singapore

Fauziah Hikmatul, 2017, Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam

Berdarah Dengue (Dbd) Di Ruang Rawat Inap Rsi Ibnu Sina Padang

Tahun 2017, Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Halstead, S.B., 2007. Dengue Fever And Dengue Hemorragic Fever. Nelson

Textbook Of Pediatrics. Philadelphia ː Saunders Elsevier

Hidayat, A.A., & Uliyah, M 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakartaː

Salemba. Medika

Hindra Satari. 2014. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue Petunjuk Praktis

Terapi Cairan

Huda N. A & Kusuma H, 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda (North American Nursing Diagnosis

Association) Nic-Noc, Edisi Revisi Jilib 2, Jogjakarta : Mediaaction

ICME STIKES, 2016, Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah,

Jombang : Stikes Icme.

66

67

Junaidi. 2017. Diagnosis Terapi Pasien Dhf. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran Egc.

Kemenkes RI, 2016, Situasi DBD Di Indonesia.

Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Pusdatin/Infodatin/Inf

odatin Dbd 2016.Pdf.

Kemenkes RI ,2017, Profil Kesehatan Indonesia 2016.

Http://Www.Depkes.Go.Id

/Resources/Download/Pusdatin/Lain-Lain/Data Dan Informasi

Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016 - Smaller Size - Web.Pdf –

Diakses Agustus 2017.

Mubin. 2008. Panduan Praktis Ilmu Penakit Dalam Diagnosis Dan Terapi, Edisi

2. Egc : Jakarta

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ː Pendekatan Praktis

Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Profil Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, [email protected] , Journal

2019

Perry, Potter. 2006. Fundamental Keprawatan: Konsep,Proses, Dan Praktik.

Jakarta: Egc.

Soedarto. 2015. Perawatan Medikal Bedah. Volume I. Bandung : Yayasan Ikatan

Alumni Pendidikan Keperawatan

Soedarto. 2012, Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Salemba Medika

Suciwati, 2015, Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai Pengendalian

Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Dalam Rangka

Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat,Di Kota Semarang.

Http://Ejournal.Stikestelogorejo.Ac.Id/Index.Php/ Ilmukeperawatan/

Article/Viewfile/289/313

68

Rekam Medik Rsud Bangil Pasuruan, 2019, Angka Kejadian Dengue

Hemorragic Fever, Bangil Pasuruan

Tanjung. 2015, Laporan Pendahuluan Dan Askep Demam Berdarah (Dhf)

Aplikasi Nanda Nic Noc

Wagner, Dkk. 2015. Nursing Interventions Classification. Singapore

Widartin Ririn, Ruliati, Muslim Agus, 2017, Asuhan Keperawatan Pada Anak

Dengue Hemorragic Fever Grade II Dengan Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Anak Rumah Sakit

Umum Daerah Bangil Pasuruan, Stikes Icme Jombang

69

JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2019

No Jadwal Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persamaan persepsi

2 Pengumuman bimbingan

3Bimbingan proposal & konfrimasi

4Bimbingan proposal & studi pendahuluan

5 Bimbingan proposal

6 Seminar proposal

7 Revisi seminar proposal

8 Pengurusan izin

9Pengambilan data & pengumpulan data

10 Analisa data

11 Bimbingan hasil

12 Ujian hasil

13 Revisi KTI seminar hasil

Lampiran 1

70

14 Pengumpulan dan penggandaan KTI

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Vila Nurfika

NIM : 161210043

Adalah mahasiswa DIII Keperawatan STIKes ICMe Jombang

yang akan melakukan karya tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus tentang

“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengue Hemorragic Fiver Dengan

Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di

Ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun 2019” sebagai

upaya dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.

Tugas akhir ini bermanfaat sebagai meningkatkan mutu pelayanan dan

perawatan pada klien anak Dengue Hemorragic Fiver Masalah

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan.

Untuk itu saya mohon partisipasi Bapak/Ibu menjadi responden

dalam karya tulis ilmiah ini. Semua data yang telah dikumpulkan akan

dirahasiakan. Data responden disajikan untuk keperluan karya tulis ilmiah

ini. Apabila dalam penelitian ini responden merasa tidak nyaman dengan

kegiatan yang dilakukan, maka responden dapat mengundurkan diri.

Apabila Bapak/Ibu bersedia menjadi responden, silahkan

menandatangani pada lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas

perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Vila Nurfika

71

Lampiran 3

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertan datangan dibawah ini :Nama :.........................................................................Umur :..........................................................................Jenis Kelamin :.........................................................................Pekerjaan :.........................................................................Alamat :.........................................................................Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :

1. Judul karya tulis ilmiah “Asuhan Keperawatan pada Anak Dengue Hemorragic Fiver Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Asoka RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun 2019”

2. Tujuan karya tulis ilmiah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Anak Dengue Hemorragic Fiver Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.

3. Manfaat yang akan diperoleh hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pengetahuan dan manfaat kepada klien dan keluarga untuk dapat mengetahui cara pemenuhan nutrisi yang benar pada klien Anak Dengue Hemorragic Fiver.

Responden mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai

segala sesuatu yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah tersebut. Oleh

karena itu saya bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek

penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari

pihak manapun.

Jombang, April 2019

Peneliti, Responden,

(………………..) (…………………)

Saksi Pertama

(……………………)

72

PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES ICME JOMBANG2019

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Pengkajian tgl. : Jam :MRS tanggal : No. RM :Diagnosa Masuk :

A. IDENTITAS PASIENNama : Penanggung jawab biaya :Usia : Nama :Jenis kelamin : Alamat :Suku : Hub. Keluarga :Agama : Telepon :Pendidikan :Alamat :B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama :2. Riwayat Penyakit Sekarang :

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU1. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak2. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak3. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGAya : ........................................ tidak

jelaskan :E. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI

POLA KEGIATAN DI RUMAH DI RUMAH SAKIT

Makanan Frekuensi .........................

x/hrJenis..................................Diit ..................................Pantangan ..........................

..Alergi ................................

.....makanan yang disukaiMinumFrekuensi............ x/hariJenis....................Alergi .................

Eliminasi BAB

Lampiran 4

73

Frekuensi .......x/hariwarna .............konsistensiBAKFrekuensi .......X/HariWarna .......Alat bantuKebersihan DiriMandi......................X/hariKeramas .................x/hariSikat Gigi

................X/HariMemotong Kuku..........Ganti Pakaian ............ToiletingIstirahat/TidurTidur

siang.........................jam

Tidur Malam .....................jam

Kebiasaan Merokok/Jamu

F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda-tanda vitalS : ºC N : x/mnt TD : mmHgRR : x/mnt2. Sistem Pernafasan (B1)

a. Hidung:Pernafasan cuping hidung ada tidakSeptum nasi simetris tidak simetrisLain-lain

b. Bentuk dada simetris asimetris barrel chestFunnel chest Pigeons chest c. Keluhan sesak batuk nyeri waktu napasd. Irama napas teratur tidak terature. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S

Lain-lain:3. Sistem Kardiovakuler (B2)

a. Keluhan nyeri dada ya tidakb. Irama jantung teratur tidak teraturc. CRT < 3 detik > 3 detikd. Konjungtiva pucat ya tidake. JVP normal meningkat menurun

Lain-lain :4. Sistem Persarafan (B3)

a. Kesadaran composmentis apatis somnolen sopor koma

GCS :b. Keluhan pusing ya tidak

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

74

c. Pupil isokor anisokord. Nyeri tidak ya, skala nyeri : lokasi :

Lain-lain :5. Sistem Perkemihan (B4)

a. Keluhan : kencing menetes inkontinensia retensigross hematuri disuria poliuri oliguri anuri

b. Alat bantu (kateter, dll) ya tidakc. Kandung kencing : membesar ya tidaknyeri tekan ya tidakd. Produksi urine :................ ml/hari warna : ................. bau :..................e. Intake cairan :oral :.............cc/hr parenteral : ...................cc/hr

Lain-lain :6. Sistem Pencernaan (B5)

a. TB : cm BB : kgb. Mukosa mulut : lembab kering merah stomatitisc. Tenggorokan nyeri telan sulit meneland. Abdomen supel tegang nyeri tekan, lokasi :

Luka operasi jejas lokasi :Pembesaran hepar ya tidakPembesaran lien ya tidakAscites ya tidakMual ya tidakMuntah ya tidakTerpasang NGT ya tidakBising usus :..........x/mnte. BAB :........x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah

konstipasi inkontinensia kolostomif. Diet padat lunak cairFrekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : ......................

7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)a. Pergerakan sendi bebas terbatasb. Kelainan ekstremitas ya tidakc. Kelainan tl. belakang ya tidakd. Fraktur ya tidake. Traksi/spalk/gips ya tidakf. Kompartemen sindrom ya tidakg. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasih. Akral hangat panas dingin kering basahi. Turgor baik kurang jelekj. Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor

Lain-lain :8. Sistem Endokrin

a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidakb. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak

Lain-lain :G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

1. Persepsi klien terhadap penyakitnyacobaan Tuhan hukuman lainnya

2. Ekspresi klien terhadap penyakitnyamurung gelisah tegang marah/menangis

3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga4. Gangguan konsep diri ya tidak

Masalah

Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Masalah

Keperawatan :

75

Lain-lain :H. PENGKAJIAN SPIRITUALKebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak pernahLain-lain :I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)J. TERAPI ....................., .................................

Mahasiswa

(.............................................)

76

ANALISA DATA

Nama :………………………. No.RM:

…………….

Data Etiologi Masalah KeperawatanData subyektif :Data Obyektif :

SESUAI DENGAN NANDA 2014

Diagnosa Keperawatan yang muncul (Tipe PES minimal 3)

1. ……………………………………………….2. ……………………………………………….3. ……………………………………………….4. ……………………………………………….5. ……………………………………………….

77

Intervensi Keperawatan

Hari/tanggalNo.

diagnosa

Tujuan & kriteria hasil

Waktu Rencana tindakan Rasional

Mengandung SMART

78

Implementasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM : ………………………..

Hari/Tanggal

No.

Diag

nosa

Waktu

Implementasi keperawatan Paraf

79

Evaluasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM : ………………………..

Hari/Tanggal

No.

Diag

nosa

Waktu

Perkembangan Paraf

S :

O :

A :

P :

80

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STKES ICME JOMBANG

RUANG ………………….. RSUD BANGIL PASURUHAN

DICHARGE PLANNING

No. Reg :Nama :Jenis Kelamin :Alamat :

Tanggal MRS:Tanggal KRS:

Tanggal/Tempat Kontrol :

Dipulangkan dari RSUD JOMBANG dengan keadaan :Sembuh Pulang paksaPindah RS lain MeninggalMeneruskan dengan obat jalan

Aturan Diet :

Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

Cara perawatan luka di rumah :

Aktivitas dan Istirahat :

Lain-lain :

Yang di bawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG) : Lab ....................lembarFoto................... lembarUSG ...................lembar

EKG ......................lembarCT Scan ................lembarlain-lain ..................lembar

Saya selaku keluarga menyatakan telah mendapat penyuluhan hal-hal tersebut di atas oleh mahasiswa D3 KEPERAWATAN STIKES ICME dan telah mengerti.

Jombang , ...................... .20…

Pasien/Keluarga Perawat( ................................. ) ( ........................)

81

82